krida kuliner wisata - Saka Pariwisata Sleman

advertisement
DAFTAR ISI
MATERI AJAR KRIDA – III
KRIDA KULINER WISATA
I.
I
PESERTA PELATIHAN
Halaman
II
WAKTU PELATIHAN
2
III
IV
V
PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI
PESERTA PELATIHAN
TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI
PELATIHAN
TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI
PELATIHAN
3
3.2. SKK Makanan Ringan Khas Lokal
13
PESERTA PELATIHAN
Peserta Diklat Saka Pariwisata adalah :

Pengurus KWARDA

Anggota Pramuka Pandega

Staff di lingkungan Dinas Pariwisata Kota dan Daerah.
2
II.
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
2
VII
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
2
VIII
INDIKATOR KEBERHASILAN
2
IX
RANCANGAN MATERI TOT
3
1.
PENGERTIAN KRIDA PEMANDU WISATA
3
2.
LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
KRIDA PEMANDU WISATA
3
MATERI AJAR SKK KRIDA PEMANDU WISATA
3
WAKTU PELATIHAN
2 hari (Krida Pemandu Wisata dibagi ke dalam 4 Sesi )
2
VI
3.
3.1. SKK Masakan Khas Lokal
III.
PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA
PELATIHAN
1) Mereka yang memenuhi persyaratan sebagai peserta
(butir ke 1)
2) Mereka yang telah memiliki pengetahuan dasar tentang
Pariwisata dan atau Pramuka
3) Bersedia mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir
4) Bersedia menjadi tutor dalam kegiatan pengembangan
Saka Pariwisata di daerahnya
IV.
TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN
Kemampuan yang diharapkan peserta setelah selesai mengikuti
pelatihan ini adalah:
1) Peserta mampu memahami Konsep Krida Kuliner Wisata
1
2)
3)
V.
Peserta memiliki kecakapan Kepramukaan dalam
penyajian dan pembuatan di bidang Kuliner Wisata,
Peserta memahami dan menguasai 2 SSK dalam Krida
Kuliner Wisata yaitu: SKK Masakan Khas Lokal dan SKK
Makanan Ringan Khas Lokal
MATERI AJAR KRIDA –
KRIDA KULINER WISATA
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
3.1.
Peserta pelatihan Saka Pariwisata Krida Kuliner Wisata cakap
dan terampil untuk berperan dalam pembuatan dan penyajian
kuliner khas daerah.
VI.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
3.2.
Khas Lokal daerahnya
2) Mampu bertindak sebagai pembuat dan penyaji Makanan
Ringan Khas Lokal daerahnya
LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA KULINER
WISATA
Krida Kuliner Wisata, terdiri atas 2 (dua) SKK, yaitu :
1) SKK Masakan khas Lokal
2) SKK Makanan ringan khas lokal
INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah menyelesaikan mata pendidikan dan latihan dalam
acara pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu :
1) Mempraktekkan peran sebagai pembuat dan penyaji
Masakan Khas Lokal
2) Mempraktekkan peran sebagai pembuat dan penyaji
Makanan Ringan Khas Lokal
VIII.
PENGERTIAN
Krida kuliner wisata adalah salah satu krida Saka Pariwisata,
yang bertujuan untuk memberikan kecakapan bagi Pramuka
untuk dapat membuat, menyajikan dan melestarikan
makanan khas lokal sebagai salah satu daya tarik wisata.
1) Mampu bertindak sebagai pembuat dan penyaji Masakan
VII.
III
3.3.
RANCANGAN MATERI TOT
2
MATERI AJAR SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA
KULINER WSATA
PENJABARAN MATERI AJAR
3.3.1.
SKK MASAKAN KHAS LOKAL
Pendahuluan
3.3.1.1.
Pengertian
Masakan Indonesia mencerminkan keanekaragaman masyarakat
yang menghuni sekitar 6.000 pulau yang membentuk negara
Indonesia. Mungkin sebenarnya tidak ada satu bentuk tunggal
"masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman
masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan
Indonesia serta pengaruh asing.
SKK Masakan Khas Lokal adalah syarat kecakapan khusus
yang berkaitan dengan kemampuan individu anggota
pramuka untuk dapat memasak dan menyajikan masakan
(kuliner) khas lokal sebagai bagian dari upaya
mempromosikan keunikan potensi kepariwisataan daerah
3.3.1.2.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan
dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan
bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian
dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan
akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa
berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum
Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang
termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga
menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni
kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip
dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.
Tujuan
Agar pramuka dapat memiliki bekal dan materi mengenai
masakan khas / lokal di daerahnya
3.3.1.3.
Materi Kecakapan SKK Masakan Khas Lokal
Materi ajar SKK Masakan Khas Lokal mencakup:
A. Pengetahuan tentang peran kuliner wisata sebagai
keunikan lokal dalam pengembangan pariwisata
B. Pengetahuan tentang jenis-jenis makanan setempat
C. Pengetahuan
setempat
tentang
bahan
dasar
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di
beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate,
rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura.
Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu
dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai
penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis
lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip
makanan
D. Pengetahuan tentang cara pengolahan makanan khas
setempat
E.
Pengetahuan tentang cara dan momen penyajian
makanan khas setempat
3
dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom
sangat populer di Jawa Barat.
Dapat menjelaskan peran kuliner sebagai daya tarik
wisata di suatu daerah disertai contoh (minimal 2).
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Makanan Indonesia umumnya dinikmati atau disantap dengan
menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan
dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat
(seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati makan
langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga
tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran
seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda
Pecel Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini
biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan
irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar.
Dapat menjelaskan peran kuliner sebagai daya tarik
wisata dan manfaatnya terhadap pencitraan daerah dan
pemberdayaan masyarakat.
A.2.
Materi
A.
PENGETAHUAN TENTANG PERAN KULINER WISATA
SEBAGAI KEUNIKAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN
PARIWISATA
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menjelaskan
tentang pengertian makanan umum tradisional, ciri utama
makanan tradisional, aspek yang terkait dalam makanan
tradisional, potensi makanan tradisional dalam
meningkatkan ekonomi, dan peran makanan tradisional
dalam pengembangan pariwisata.
A.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Berikut ini pengertian masing-masing materinya:
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
1) Pengertian makanan tradisional
Definisi
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Makanan tradisional merupakan makanan yang paling
banyak memiliki ciri-ciri dimana seseorang dilahirkan
dan tumbuh (Winarno, 1994). Secara lebih
spesifik,kepekatan tradisi-tradisi itu dicirikan antara
lain :
Dapat menyebutkan pengertian kuliner wisata
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan peran kuliner wisata sebagai daya
tarik wisata.
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
4

Makanan tradisional dikonsumsi oleh golongan
etnik dalam wilayah tertentu.

Makanan tradisional pada umumnya lebih banyak
dikonsumsi oleh masyarakat yang menjadi daerah
asal tersebut yang kemudian diperkenalkan
kepada orang lain atau orang pendatang

Makanan tradisional diolah mengikuti ketentuan
(resep) yang diberikan secara turun-temurun.
Pada umumnya resep dalam makanan tradisional
yang dibuat oleh penduduk asli tersebut
merupakan hasil resep turun-temurun dan
biasanya lebih banyak diturunkan didalam
keluarga. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya
citarasa khas makanan tersebut dapat tetap
terjaga.

Tradisional itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu
proses yang menggambarkan tidak berubah, namun
juga bisa menggambarkan dinamika dalam cara
berbagi pengetahuan dan belajar (Empat Dewan Arah,
1996). Kuhlein dan Receveur mendefinisikan sistem
pangan masyarakat adat menyiratkan proses sosial
budaya berbagi: “sistem makanan tradisional
masyarakat adat dapat didefinisikan ke sistem yang
berasal dari lokal, lingkungan alam yang secara
kultural dapat diterima dan juga mencakup makna
sosiokultural,
akuisisi/
teknik
pemrosesan,
penggunaan, komposisi, dan sizi konsekuensi bagi
orang yang menggunakan makanan (Kuhlein dan
Receveur,1996:417).
Makanan tradisional adalah makanan dan minuman,
termasuk makanan jajanan serta bahan campuran
yang digunakan secara tradisional dan telah lama
berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat
Indonesia. Biasanya makanan tradisional diolah dari
resep yang sudah dikenal masyarakat setempat
dengan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber lokal
yang memiliki citarasa yang relatif sesuai dengan
selera masyarakat setempat. Disadari atau tidak
banyak makanan tradisional yang berkhasiat bagi
kesehatan. Dilihat dari sifatnya yaitu mempunyai
karakteristik sensori, bergizi, dan mempunyai sifat
fisiologis berkhasiat bagi kesehatan, maka seharusnya
banyak makanan tradisional yang dapat dikategorikan
sebagai makanan fungsional.
Makanan tradisional terbuat dari bahan-bahan
yang diperoleh secara lokal dan disajikan sesuai
selera dan tradisi setempat. Bahan-bahan untuk
membuat makanan tradisional bisa dikatakan
dapat mudah untuk diperoleh karena pada
dasarnya bahan-bahan tersebut dapat dengan
mudah dibeli di pasar-pasar daerah penghasil
makanan tradisional tersebut dan biasanya
disesuaikan dengan selera yang diinginkan
sehingga ada makanan tradisional yang terasa
pedas, manis, dan lain-lain.
5

2) Ciri utama makanan tradisional Indonesia:
a.
Banyak mengandung rempah-rempah sebagai bumbu;
b.
Mengandung banyak sayuran;
c.
Daging dan ikan;
d.
Sumber protein nabati lebih tinggi dibanding protein
hewani.
4) Makanan Tradisional Sebagai Pangan Fungsional
Makanan Tradisional bukan hanya sekedar makanan
yang dikonsumsi oleh sekelompok masyarakat
tertentu dimana daerah asal makanan tersebut, tetapi
makanan tradisional juga bisa berperan sebagai
pangan fungsional. Orang-orang yang bijaksana sering
mengatakan bahwa “kesehatan adalah harta yang
paling berharga dalam hidup ini”. Untuk
mewujudkannya antara lain dapat kita lakukan melalui
pengaturan makanan (Made Astawan dalam situs
www.pdgi-online.com).
Perkembangan kuliner di Indonesia masih bersifat
sporadik karena sangat luas wilayahnya dan beragam
jenisnya selain itu belum ada satu lembaga yang
langsung dibina oleh pemerintah dengan pendanaan
yang konsisten dalam melakukan penelitian,
pendataan, penyuluhan, dan melakukan kegiatan seni
kuliner antar daerah secara silang.
Pangan fungsional dapat berupa makanan dan
minuman yang berasal dari hewani atau nabati.
Contoh pangan tradisional Indonesia yang memenuhi
persyaratan pangan fungsional adalah : minuman
beras-kencur, temulawak, kunyit-asam, dadih (susu
fermentasi khas Sumatera Barat, dali ni horbo (susu
kerbau hasil fermentasi khas Sumatera Utara), tempe,
tape, dan lain-lain. Pangan fungsional dapat
dikonsumsi tanpa dosis tertentu. Konsumsi pangan
fungsional dapat dilakukan oleh semua kelompok
umur (kecuali bayi). Makanan tradisional juga dapat
mencegah terjadinya penyakit kanker.
Lembaga-lembaga pendidikan dan pariwisata, masih
belum jelas mengarah ke pengembangan dalam seni
kuliner Indonesia.
3) Aspek yang terkait di Makanan tradisional

aspek budaya meliputi kebiasaan makan meliputi
selera, kepercayaan, agama, seremonial, bukti
peninggalan kuno;

aspek ekologi meliputi biologis, geografi;

aspek teknologi meliputi substansi makanan, gizi,
pengolahan, pengawetan, pengemasan, estetika;
aspek ekonomi meliputi produksi, konsumsi, nilai
tambah, harga (pricing policy), dan kesejahteraan.
Kematian yang disebabkan penyakit kanker akan terus
meningkat, jika tidak ada perubahan pola makan,
6
perilaku, gaya hidup di masyarakat. Satu upaya
bermakna yang bisa mengurangi penyakit kanker
adalah lebih banyak mengonsumsi makanan
tradisional (lokal). "Globalisasi mendorong terjadinya
perubahan radikal dalam sistem retail pangan, yang
ditandai dengan menjamurnya "hypermarket",
restoran cepat saji, waralaba, "food court" dari
berbagai penjuru dunia, yang sebagian besar
meyajikan "junk food" (makanan sampah) dengan
risiko terkena kanker sangat tinggi," kata Prof dr
Muhammad Sulchandalam pidato pengukuhannya
sebagai Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
ekonomi campuran diartikan sebagai sebuah sistem
yang mengambil kebaikan liberalisme dan nilai
filosofis dari sosialisme. Inilah yang sering disebut
sebagai sistem ekonomi Pancasila dalam spirit
demokrasi ekonomi.
Peran usaha kecil sangat penting dalam
menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi
rakyat dan merupakan sektor usaha yang strategis dan
potensial dalam menciptakan lapangan kerja,
mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat
proses pemerataan dan memberikan pelayanan
ekonomi kepada masyarakat luas. Hal ini memberikan
legitimasi tentang perlunya jaminan hak hidup, hak
untuk berkembang, dan hak untuk dibina bagi usaha
kecil agar dapat berkembang menjadi usaha yang
tangguh, sehat, dan mandiri serta dapat berkembang
menjadi usaha besar (Prawirokusumo, 2001).
Pengawetan dan pengolahan makanan dengan
menggunakan garam, pengasapan bersifat inisiator
dan promotor kanker. Makanan cepat saji
menggunakan proses pengolahan dan pematangan
yang berisiko menyebabkan kanker. Untuk
mengurangi risiko kanker, Sulchan menyarankan agar
masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan lokal
yang menggunakan bahan baku alami dan diolah
secara tradisional. Selain itu, harus mengkonsumsi
banyak sayuran dan buah-buahan segar, karena pada
keduanya terdapat banyak zat yang bersifat
antioksidan.
5) Potensi Makanan Tradisional Bagi Peningkatan
Perekonomian Rakyat
Potensi yang dikandung dari makanan tradisional
sesungguhnya sangat besar. Beragam budaya adalah
modal dasar yang tak ternilai karena mengangkatnya
secara ekonomi dalam wujud sajian makanan
tradisional diharapkan dapat
pula
menarik
keuntungan-keuntungan social yang lebih besar dari
yang diperkirakan yaitu meningkatnya kontrak,
transaksi, dan investasi dalm wujud munculnya
organisasi-organisasi ekonomi yang baru.
Sistem perekonomian Indonesia menganut sistem
ekonomi campuran (mixed economy sistem). Sistem
Namun upaya menghasilkan makanan tradisional
sekaligus menyaingi dan mempersandingkannya
7
dengan makanan produk impor senantiasa
menghadapi kendala, misalnya, sanitasi yang buruk,
proses
pengolahan
yang
overcook,
kurang
memperhatikan gizi, lemahnya unsur teknologi atau
kendala budaya lainnya. Industri fast food memaksa
penduduk dunia menyantap makanan yang seragam.
Dapat menjelaskan contoh masakan khas lokal
(minimal 3 )
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan kekhasan yang dimiliki masakan
khas lokal (minimal 3)
Selanjutnya, dalam perkembangannya, makanan
tradisional tersebut dipilih dan dikreasikan sehingga
dapat
menjadi aset
ekonomi
yang
baik.
Memanfaatkan potensi daerah adalah salah satu
langkah yang dapat ditempuh, yaitu dengan
mengembangkan apa yang menjadi kekhasan daerah
untuk dijadikan sebagai usaha yang menopang
kesejahteraan rakyat. Makanan tradisional adalah
salah satu peluang usaha yang dapat menopang
kesejahteraan rakyat.
B.
PENGETAHUAN
SETEMPAT
TENTANG
JENIS-JENIS
B.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan kekhasan yang dimiliki masakan
khas lokal (minimal 6 menu masakan khas / lokal
daerah)
B.2.
Materi
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menyebutkan
beberapa macam makanan lokal daerah masing-masing
yang menjadi ciri khas daerah tersebut, sejarah, kategori
makanan dan dimana wisatawan dapat menemukan dan
berapa harga makanan tersebut. Berikut ini contoh
makanan tradisional di Indonesia.
MAKANAN
1)
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
Rendang (Padang)
Rendang daging adalah
masakan
tradisional
bersantan
dengan
daging sapi sebagai
bahan
utamanya.
Masakan khas dari
Sumatera
Barat,
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan jenis-jenis masakan khas lokal
(minimal 3)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
8
Indonesia ini sangat digemari di semua kalangan
masyarakat baik itu di Indonesia sendiri ataupun di luar
negeri.
2)
Pempek atau Empekempek adalah makanan
khas Palembang yang
terbuat dari ikan dan
sagu. Sebenarnya sulit
untuk
mengatakan
bahwa pempek pusatnya
adalah
Palembang
karena hampir di semua
daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Selain daging sapi, rendang juga menggunakan
kelapa(karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas
Indonesia di antaranya Cabai (lado), lengkuas, serai,
bawang dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut
sebagai (Pemasak).
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya
masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi
tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu
musyawarah, yang berangkat dari 4 bahan pokok, yaitu:
1.
Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang dari
Niniak Mamak (para pemimpin Suku adat)
2.
Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak
Pandai (Kaum Intelektual)
3.
Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama
yang pedas, tegas untuk mengajarkan syarak
(agama)
4.
Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari
keseluruhan masyarakat Minang.
Pempek / Empek-empek (Sumatera Selatan)
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam
kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa
Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan,
kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit
tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli
Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah
nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar
pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko
dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko
dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email
dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek
biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam
menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu
timun segar dan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam",
yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek
dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain
seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan
9
nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya
irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek
telur kecil, dan pempek keriting.
sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya
dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena
singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia
pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal
di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan
Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong
sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman
penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara
komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin
pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti
baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero
Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di
Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang
dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin
sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual
pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1
keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota
Palembang jalan kaki menjajakan makanannya. Pempek
sekarang ada dua jenis yaitu Pempek biasa dan Parempek,
campuran antara Pare dan Pempek.
Sejarah
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun,
dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida,
ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya
lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak
masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar
abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di
kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek
atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu
sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan
sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk.
Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah,
parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah
ada yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta ikan
tuna putih.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek
berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian
Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan
yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya
dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan
dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan
lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung
tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru
tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda
keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan
10
3)
Soto Betawi(Jakarta)
4)
Soto Betawi merupakan
soto yang populer di
daerah Jakarta. Seperti
halnya soto Madura dan
soto sulung, soto Betawi
juga
menggunakan
jerohan. Selain jerohan,
seringkali organ-organ
lain juga disertakan,
seperti mata, penis, dan
juga hati.
Empal Gentong (Jawa Barat)
Empal gentong adalah
makanan
khas
masyarakat
Cirebon,
Jawa Barat. Makanan
ini mirip dengan gulai
(gule) dan dimasak
menggunakan
kayu
bakar (pohon mangga)
di
dalam
gentong
(periuk tanah liat). Daging yang digunakan adalah usus,
babat dan daging sapi. Empal gentong berasal dari desa
Battembat, kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.
Sejarah
Selain menggunakan kayu bakar dan gentong, makanan ini
disajikan menggunakan kucai (Chlorella sorokiniana) dan
sambal berupa cabai kering giling. Empal gentong dapat
disajikan dengan nasi atau juga lontong. lontong menurut
orang cirebon hanyalah beras yang dimasukan kedalam
daun pisang yang sudah dibentuk silinder, tidak ada
campuran lainnya, kemudian direbus selama 4 jam.
Istilah soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia
sekitar tahun 1977-1978, namun bukan bearti tidak ada
soto sebelum tahun tersebut. Yang memopulerkan dan
yang pertama memakai kata soto Betawi adalah penjual
soto di THR Lokasari / Prinsen Park, tentunya dengan ciri
khas cita rasa sendiri.
Banyak penjual soto pada masa tahun-tahun tersebut,
biasanya menyebut dengan soto kaki Pak "X" atau sebutan
lainnya. Istilah soto Betawi mulai menyebar menjadi istilah
umum ketika penjual soto tersebut tutup sekitar tahun
1991.
[
5)
Nasi Liwet (Solo-Jawa Tengah)
Nasi liwet adalah makanan khas kota
Solo. Nasi liwet adalah nasi gurih
(dimasak dengan kelapa) mirip nasi
uduk, yang disajikan dengan sayur
labu siam, suwiran ayam (daging ayam
dipotong kecil-kecil) dan areh
(semacam bubur gurih dari kelapa).
11
 Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna
Penduduk kota Solo biasa memakan nasi liwet setiap waktu
mulai dari untuk sarapan, sampai makan malam. Nasi liwet
biasa dijajakan keliling dengan bakul bambu oleh ibu-ibu
yang menggendongnya tiap pagi atau dijual di warung
lesehan (tanpa kursi). Tempat paling terkenal untuk
penjualan nasi liwet (warung lesehan) adalah di daerah
Keprabon yang hanya berjualan pada malam hari.
6)
putih.
7)
Sate Madura (Madura)
Sate Madura adalah
sate khas Madura. Sate
Madura
biasanya
terbuat dari ayam.
Madura selain terkenal
sebagai pulau garam,
juga terkenal dengan
satenya. Sate madura
sudah
terkenal
di
seluruh Nusantara, Sate Madura dapat ditemukan hampir
di semua daerah khususnya di kota besar seperti Medan,
Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Konon di Madura sendiri
sate susah dicari. Tetapi selain ayam sebagai bahan utama
sate juga ada yang menggunakan kambing yang ditandai
dengan digantungnya bagian kaki belakang si kambing di
rombong sang penjual sate. Bumbunya adalah campuran
kacang yang ditumbuk halus petis dan sedikit bawang
merah. Memanggangnya dengan api dari batok kelapa yang
dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok
kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka
yang berkolesterol tinggi dan yang pengidap asam urat
akut.
Gudeg (Yogyakarta)
Gudeg (bahasa Jawa
gudheg)
adalah
makanan
khas
Yogyakarta dan Jawa
Tengah yang terbuat
dari nangka muda yang
dimasak dengan santan.
Perlu waktu berjam-jam
untuk
membuat
masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun
jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi
dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam
kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:
 Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan
areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada
masakan padang.
Sate Madura umumnya adalah sate ayam yang diberi
sambal berupa saus kacang. Namun di Madura sendiri
kadangkala yang dipakai bukanlah saus kacang namun saus
atau sambal kemiri. Selain itu seringkali arang pembakaran
sate ini sering ditaburi dengan jeruk limau.
 Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan
areh encer.
12
Untuk meraup lebih banyak keuntungan, pedagang sate
sering mencampur bumbu kacang dengan nasi kering yang
telah dihaluskan. Nasi kering ini, dalam bahasa Bali disebut
senggauk, merupakan nasi sisa yang dijemur di bawah terik
matahari. Di beberapa daerah di Jawa, seperti pesisir utara,
sepanjang pantura (pantai utara) meliputi daerah
Indramayu, Brebes, nasi semacam itu disebutnya nasi
aking. Umumnya dimakan orang-orang miskin yang tidak
mampu membeli beras yang termurah sekalipun
8)
Ada juga yang mengatakan tinutuan adalah makanan khas
Minahasa,Sulawesi Utara. Tinutuan merupakan campuran
berbagai macam sayuran, tidak mengandung daging,
sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan
antar kelompok masyarakat di Manado. Tinutuan biasanya
disajikan untuk sarapan pagi beserta berbagai pelengkap
hidangannya.
Kata tinutuan tidak diketahui asalnya. Sejak kapan tinutuan
menjadi makanan khas kota Manado tidak diketahui
dengan jelas. Ada yang mengatakan tinutuan mulai ramai
diperdagangkan di beberapa tempat di sudut kota Manado
sejak tahun 1970. Ada juga yang mengatakan sejak tahun
1981.
Ayam Betutu (Bali)
Betutu adalah lauk yang
terbuat dari ayam atau
bebek yang utuh yang
berisi bumbu, kemudian
dipanggang dalam api
sekam. Betutu ini telah
dikenal
di
seluruh
kabupaten di Bali. Salah
satu produsen betutu
adalah desa Melinggih, kecamatam payangan kabupaten
Gianyar. Ayam betutu juga merupakan makanan khas
Gilimanuk. Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara
keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di
jual. Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tapi juga
tamu manca negara yang datang ke Bali, khususnya pada
tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah
makan/restoran. Betutu tidak tahan disimpan lama.
9)
Tinutuan dipakai menjadi motto Kota Manado sejak
kepemimpinan walikota Jimmy Rimba Rogi dan wakil
walikota Abdi Wijaya Buchari periode 2005-2010,
menggantikan motto Kota Manado sebelumnya yaitu
Berhikmat.
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata
setempat pada tahun 2004 (ada juga yang mengatakan
pada pertengahan tahun 2005) menjadikan kawasan
Wakeke, Kecamatan Wenang, Kota Manado sebagai lokasi
wisata makanan khas Tinutuan.
10) Sup Konro (Makasar)
Sup Konro adalah masakan
sup iga sapi khas Indonesia
yang berasal dari tradisi Bugis
dan Makassar. Sup ini
biasanya dibuat dengan
bahan iga sapi atau daging
Bubur Manado (Manado)
Tinutuan atau Bubur Manado
adalah makanan khas Indonesia
dari Manado,Sulawesi Utara.
13
sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa
dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong
terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek
yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat"
akibat digunakannya ketumbar.
C.
PENGETAHUAN TENTANG BAHAN DASAR MAKANAN
SETEMPAT
C.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
Konro aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang
kaya rempah, akan tetapi kini terdapat variasi kering yang
disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar dengan bumbu
khas konro.
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menjelaskan arti bahan dasar masakan khas
lokal
11) Soto Banjar (Kalimantan Selatan)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Soto Banjar adalah soto
khas
suku
Banjar,
Kalimantan
Selatan
dengan bahan utama
ayam dan beraroma
harum rempah-rempah
seperti kayu manis, biji
pala, dan cengkeh.
Soto berisi daging
ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan
perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.
Dapat menyebutkan bahan dasar masakan khas lokal
(minimal 3 bahan dasar menu masakan khas lokal
suatu daerah)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan fungsi/ kegunaan masing-masing
bahan dasar untuk masakan khas lokal tersebut
(minimal 2 jenis masakan)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat membuat rincian dan menyiapkan kebutuhan
bahan dasar masakan khas lokal di daerahnya.
Seperti halnya soto ayam, bumbu Soto Banjar berupa
bawang merah, bawang putih dan merica, tapi tidak
memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit
minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum
dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah
nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk
sewaktu dihidangkan.
14
C.2.
Materi
makanan pedas semakin diperkaya dengan
diperkenalkannya cabai dari benua Amerika oleh
pedagang Spanyol sejak abad ke-16. Sejak saat itu
sambal menjadi bagian penting dalam masakan
Indonesia.
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menyebutkan
bahan dasar makanan lokal daerah tersebut, bagaimana
cara mendapatkan bahan-bahan tersebut dan bagaimana
membudidayakannya.
1)
Campuran rempah sebagai bumbu dasar masakan
Indonesia, diantaranya kombinasi kayu manis, bunga
lawang, biji ketumbar, jintan putih, lada hitam,
kapulaga dan cabai merah, dengan komposisi rempah
sesuai variasi regional.
Pengertian Bumbu Makanan Khas Indonesia
Indonesia termahsyur di seluruh dunia sebagai "Pulau
Rempah-rempah",
kepulauan
Maluku
menyumbangkan tanaman rempah aslinya bagi seni
kuliner dunia. Rempah atau bumbu seperti pala,
cengkeh, laos adalah tanaman asli Indonesia;
sementara lada hitam, kunyit, sereh, bawang merah,
kayu manis, kemiri, ketumbar, dan asam jawa
diperkenalkan dari India sebagaimana jahe, daun
bawang, dan bawang putih yang diperkenalkan dari
China. Tanaman bumbu dari benua Asia itu telah
dikembangkan sejak zaman dahulu kala, dan telah
menjadi bagian integral seni kuliner Indonesia.
2)
Bahan Dasar Masakan Tradisional Indonesia
a) Rendang (Padang)
Bahan untuk membuat rendang terdiri dari 4 bahan
pokok, yaitu:
1. Dagiang (Daging Sapi), merupakan lambang
dari Niniak Mamak (para pemimpin Suku adat)
2. Karambia (Kelapa), merupakan lambang Cadiak
Pandai (Kaum Intelektual)
Pada masa kuna, Kerajaan Sunda dan kemudian
Kesultanan Banten terkenal di seluruh dunia sebagai
penghasil utama lada hitam dengan kualitas terbaik.
Kemaharajaan bahari seperti Sriwijaya dan Majapahit
juga berkembang dan makmur berkat perdagangan
rempah-rempah antara pulau rempah Maluku di
Nusantara dengan India dan China. Kemudian VOC
juga meraih keuntungan besar dari perdagangan
rempah dunia. Kegemaran orang Indonesia akan
3. Lado (Cabai), merupakan lambang Alim Ulama
yang pedas, tegas untuk mengajarkan syarak
(agama)
4. Pemasak (Bumbu), merupakan lambang dari
keseluruhan masyarakat Minang.
15
b)
Pempek / Empek-empek (Sumatera Selatan)
Babat rebus, limpa rebus, daging sapi, kaldu sapi,
daun salam, serai, garam, gula pasir, santan kelapa,
minyak untuk menumis.
1. Daging ikan giling halus( yg paling baik adalah
ikan Gabus atau Tenggiri, jika tidak ada, dapat
diganti dengan ikan apa saja yg dagingnya lebih
banyak seperti Salmon,Tuna, Toman, Tongkol
Kecil, Gurame, Sepat Besar, buang tulang nya
giling sampe halus dan jangan pake ikan yg
banyak lemaknya seperti Lele, Patin dsb )
e)
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat Nasi
Liwet Solo adalah terdiri dari Nasi gurih, Opor ayam,
Resep Telur Dadar Tim / Kukus, Kumut.
Bahan membuat Nasi Gurih: sereh, garam, daun
salam, beras, santan.
2. Tepung SAGU atau tepung kanji (tapioka), Air,
garam
halus
secukupnya,
penyedap
secukupnya.
Catatan:
perbandingan antara Ikan dan sagu bisa 1:1
atau 1:3/4 atau 1:1/2, semakin banyak ikan
semakin enak, tapi maksimal ikan 1 kg tepung
sagu 0,5 kg.
c)
Bahan membuat Opor Ayam: 1 ekor ayam kampung,
telur bebek di rebus, kupas kulitnya (atau telur
pindang), ampela ati rebus, Uritan (telur muda),
minyak goreng untuk menumis, santan kelapa. Selain
itu juga dibutuhkan bawang merah, bawang putih,
garam, lengkuas, daun salam.
Soto Betawi (Jakarta)
Bahan membuat Kumut: santan kental (daur ulang
bekas opor biar ada gurihnya ayam), telur kocok
sampai kaku.
Bahan bahan dasar untuk membuat soto betawi
adalah:
Tulang iga, sandung lamur, daun salam, serai, kelapa
sangrai dan diluskan, mata asam jawa, belimbing
wuluh,
d)
Nasi Liwet (Jawa Tengah)
Bahan membuat Telur Dadar Tim / Kukus: santan
kental bekas opor (atau sisanya), telur, kuning telur
(sisa kumut)
Empal Gentong (Jawa Barat)
Cara Penyajian :
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat Empal
Gentong adalah:
Letakkan nasi di piring saji ( bisa dialasi dengan pincuk
/ alas dari daun pisang ). Tuangkan Sambal goreng labu
siam dan kuah diatas atau di sebelahnya. Taruh ayam
opor suwir, telur opor yang di belah. Taruh satu-dua
16

sendok makan telur dadar tim. Tuangkan kumut
diatasnya. Sajikan hangat.
f)
Bumbu yang dihaluskan:















Gudeg (Yogyakarta)
Bahan dasar untuk membuat masakan gudeg adalah:
Nangka muda, santan kelapa, air teh, telur rebus
nya), tahu putih/tahu kulit (sesuai selera), gula merah,
minyak goreng, daun salam
Bumbu Yang Dihaluskan :
Bawang putih, red onion, ketumbar, jintan, lengkuas
sereh (ambil bagian putihnya)
g)
Sate Madura (Madura)
i)
Bahan dasar pembuatan Sate Ayam Madura terdiri
dari, ayam, kecap, jeruk, tusuk, Bumbu Kacang,
bawang putih, bawang merah, cabe merah, daun
jeruk, garam
Ayam Betutu (Bali)
j)
Sup Konro (Makasar)
Bubur Manado/Tinutan (Manado)
Bahan pembuatan tinutuan sederhana. Tinutuan
merupakan campuran berbagai macam sayuran yaitu
labu kuning yang juga disebut sambiki, beras,
singkong,
bayam,
kangkung,
daun
gedi,
jagung,kemangi.
Bahan dasar membuat ayam betutu adalah:



cabai merah dan rawit
buah kemiri
bawang merah
terasi
bawang putih
ketumbar, disangrai
serai,
merica bulat
lengkuas
pala bubuk
kunyit dicincang
daun jeruk purut
jahe dicincang
kencur dicincang
garam dan gula
Bahan dasar membuat Sup Konro adalah:
Iga sapi, kayu manis, cengkeh, lengkuas, daun salam,
air asam jawa, minyak untuk menumis, bawang merah
garam, siung bawang putih, merica bulat, pala, kluwek
kacang merah.
Pelengkap Sate Ayam Madura: lontong atau ketupat
h)
daun pisang/aluminium foil, untuk pembungkus
ayam besar
daun singkong muda,
minyak, untuk menumis
17
k)
Soto Banjar (Kalimantan Selatan)
Bahan pembuatan Soto Makasar adalah:ayam, susu
cair, pala, kayu manis, cengkeh bawang merah,
bawang putih, merica bulat, minyak goreng.
D.
PENGETAHUAN TENTANG CARA PENGOLAHAN MAKANAN
KHAS SETEMPAT
D.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
D.2.
Materi
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menyebutkan
proses cara pengolahan, waktu yang dibutuhkan, dan
peralatan yang digunakan untuk membuat makanan khas
daerah tersebut. Selanjutnya pramuka juga diharapkan
mampu mengolah sendiri atau membantu pembuatan
makanan tersebut. Berikut ini contoh pengolahan makanan
khas Indonesia.,
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut:
a)
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menjelaskan arti pengolahan masakan khas
lokal
Rendang (Padang)
1.
Panaskan minyak 1 sendok sayur, tumis bumbu halus,
masukkan rempah daun,kayu manis, dan asam kandis
tumis sampai harum.
2.
Masukkan daging, tumis sampai bumbu meresap ke
daging.
3.
Masukkan santan, garam, penyedap rasa, dan masako,
aduk rata. setelah mendidih masukkan kacang merah,
aduk terus sampai matang (hingga kuah kering dan
kacang lunak).
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan bentuk/ teknik pengolahan
masakan khas lokal suatu daerah (minimal 2 jenis
masakan khas suatu daerah)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan bentuk / teknik pengolahan
masakan khas lokal suatu daerah (minimal 3 jenis
masakan khas lokal suatu daerah
b)
Pempek / Empek-empek (Sumatera Selatan)
1.
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan pengolahan masakan khas lokal
di daerahnya (minimal 2)
18
Keluarkan daging ikan giling dari freezer, cairkan.
Masukkan air es, vetsin, dan garam. Aduk sampai
lengket.
c)
2.
Tambahkan tepung sagu atau kanji sedikit demi sedikit
sambil diuleni/diuli hingga tidak menempel lagi
ditangan.
3.
Uleni/Uli adonan sampai rata, ambil sedikit adonan
dasar dan dibentuk sesuai dengan jenis pempek.
Masukkan potongan jeroan dan daging, lalu santan
cair, masak hingga mendidih.
3.
Tambahkan santan kental, setelah mendidih taburkan
potongan daun bawang, potongan daun kucai dan
cengkeh. Setelah matang angkat dan sajikan dengan
taburan bawang goreng.
Soto Betawi (Jakarta)
e)
1.
2.
3.
4.
d)
2.
Rebus daging sapi dalam 2 lt air sampai empuk,
kemudian potong daging sesuai dengan selera,
disarankan untuk memotongnya dengan ukuran dadu.
Jangan buang kaldunya.
Nasi Liwet (Jawa Tengah)
Cara Memasak Nasi Gurih :
Panaskan sedikit minyak, kemudian setelah panas
tumis bumbu yang telah dihaluskan sampai
mengeluarkan aroma yang harum. Setelah harum
masukan daging yang telah dipotong-potong
sebelumnya.
Aduk-aduk sampai rata kemudian tambahkan
lengkuas, daun jeruk, sereh, dan yang terakhir garam
dan gula.
1.
Beras dicuci bersih.
2.
Santan, garam, sereh dan daun salam dicampur
kemudian direbus sampai mendidih,
3.
Sesudah mendidih masukkan beras sambil diaduk
hingga santan kering
4.
Angkat, diamkan sebentar lalu kukus sampai matang
5.
Angkat, sisihkan
Cara memasak Opor Ayam
Masukkan tumisan bumbu dan daging tersebut ke
dalam kaldu rebusan daging. Kemudian tambahkan
santan kental dan aduk sesekali. 5. Masak sampai
daging empuk dan kuah sedikit menyusut.
1.
Tumis bumbu halus dan bumbu lain dengan sedikit
minyak sampai harum,
2.
Masukkan ayam, telur rebus dan ampela ati,
tambahkan santan
3.
Masak sambil di aduk2 / di timba-timba agar santan
tidak pecah, sampai ayam matang dan empuk
4.
Pisahkan santan dan isinya. (tiriskan ayam dan bahan
lainnya)
5.
Ampela ati di potong2, di tusuki dengan tusuk sate
Empal Gentong (Jawa Barat)
1.
Tumis bumbu halus, masukkan daun salam dan sereh,
tumis terus hingga baunya harum.
19
6.
Uritan di tusuki dengan tusuk sate.
7.
( nanti hasil tusukan ini di celup di kumut )
8.
Ayam di suwir2
9.
kuah opor : pisahkan yang kental dengan yang bening,
sisihkan untuk membuat kumut dan telur tim
2.
Tutup rata dasar panci dengan 6 lembar daun jati.
Masukkan nangka muda dan cakar ayam ke dalam
panci. Tuang santan cair, masukkan bumbu halus,
daun salam, lengkuas dan daun singkong.
3.
Tutup bagian atasnya dengan 2 lembar daun jati,
lalu tutup panci. Masak dengan api sedang sampai
mendidih, lalu kecilkan api. Masak + 6 jam atau
sampai nangka berwarna kecokelat-cokelatan
sambil sesekali di aduk. (jika suka, masak terus
hingga gudeg kering sesuai selera).
4.
Areh: campur garam dengan santan kental. Masak
dengan api kecil + 30 menit hingga areh
berminyak dan mengental. Yuang ke atas gudeg
yang sudah matang.
5.
Sajikan dengan sambal krecek, opor campur dan
sambal terasi goreng.
Cara Memasak Kumut :
1.
Didihkan santan, masukkan telur putih, sambil tetap
diatas api kecil,
2.
Aduk secukupnya, asal busa telur menggumpal dan
matang.
Cara Memasak Telur Dadar Tim / Kukus:
f)
1.
Campurkan santan dengan telur dan kuning telur sisa
kumut
2.
Aduk sampai bercampur rata.
3.
Tambahkan garam bila perlu.
4.
Buat takir dari daun pisang, tuang telur
5.
Kukus hingga matang.
g)
Cara membuat sate Madura adalah:
Gudeg (Yogyakarta)
Cara memasak makanan gudeg adalah:
1.
Sate Madura (Madura)
Olesi pisau dengan minyak goreng. Kupas nangka
dan bersihkan getahnya, lalu cacah kasar. Rebus
daun singkong hingga setengah matang, tiriskan,
peras airnya.
20
1.
Potong 2 x 3 cm daging ayam (atau sesuai selera)
2.
Susun daging dan 1 potong lemak atau kulit per
tusuk sate nya.
3.
Campur bawang putih dan 2 sdm air lemon lalu
lumurin ke daging yang sudah di tusuk, biar kan
kurang lebih 1 jam.
4.
Panaskan lemak ayam di wajan, biarkan sampe
keluar minyak, lalu masukan minyak.
5.
Setelah panas, masukan bumbu yang sudah
dihaluskan, aduk rata.
6.
Setelah wangi, masukan bahan tumis-an yang lain,
biarkan sampai matang.
7.
Campur rata 2 sdm bumbu kacang + 2 sdm kecap
manis + 2 sdm air jeruk limau, lalu lumurin rata di
daging, lalu bakar.
8.
Untuk kuah atau saos sate, campur 3 sdm bumbu
kacang + 1 sdm kecap manis dan perasan jeuk
limau.
9.
h)
4.
i)
Ayam Betutu (Bali)
j)
Cara membuat makanan ayam betutu adalah:
Tumis bumbu halus sampai harum dan kering.
Angkat dan dinginkan. Bagi menjadi dua bagian.
2.
Campur satu bagian bumbu dengan daun
singkong. Masukkan dalam rongga badan ayam,
semat lubangnya dengan tusuk gigi. Lumuri sisa
bumbu pada permukaan ayam dan di bawah kulit.
3.
Bungkus dengan beberapa lapis daun pisang, ikat
erat dengan tali. Panggang dalam oven dengan
panas 180°C, selama 2-3 jam sampai matang.
Sup Konro (Makasar)
Rebus iga dengan kayumanis, lengkuas, cengkeh, salam, air
asam dan garam hingga empuk. Tumis irisan bawang merah
dan bumbu halus hingga harum dan masukkan kedalam
kaldu iga. Masak hingga mendidih dan sajikan panas
dengan sambal terasi.
Sajikan sate yang sudah dibakar dengan kuah atau
saos nya dan pelengkap lainnya.
1.
Angkat, potong-potong dan hidangkan. Catatan:
sebelum dipanggang, bisa juga dikukus lebih dulu
± 45 menit, kemudian dipanggang selama 1 jam.
Betutu adalah masakan kebanggaan masyarakat
Bali. Biasanya dibuat dari bebek yang dibungkus
daun pisang, lalu dibungkus lagi dengan pelepah
pinang sehingga rapat. Bebek ditanam dalam
lubang di tanah dan ditutup dengan bara api
selama 6-7 jam sampai matang.
21
Bubur Manado/Tinutan (Manado)
1.
Didihkan air dalam panci, masukkan beras, serai,
dan jahe. Masak hingga mendidih. Tambahkan
garam dan masukkan jagung, aduk rata.
2.
Masak terus hingga matang, baru masukkan
ubi/labu kuning. Tambahkan daun melinjo dan
kacang panjang. Masak hingga ubi lunak,
masukkan bayam, kangkung, dan daun kemangi.
Aduk rata.
3.
Masak kembali beberapa menit hingga sayuran
matang tetapi tidak lembek. Angkat.
4.
k)
Hidangkan dengan pelengkap sambal tomat dan
ikan asin goreng atau ikan tongkol goreng.
Soto Banjar (Kalimantan Selatan)
1.
2.
Di dalam panci masukkan 2 liter air, ayam dan
garam secukupnya. Rebus sampai ayam matang
dan empuk.
Angkat, lepaskan daging ayam dari tulangnya.
Potong ayam berbentuk dadu atau disuwir-suwir.
Sisihkan. Sisakan air perebus ayam kurang lebih
1¾ liter.
3.
Di dalam wajan, masukkan sedikit minyak goreng.
Panaskan dengan api sedang.
4.
Tumis bumbu yang sudah dihaluskan dalam wajan
sampai harum.
5.
Masukkan tumis bumbu ke dalam kuah ayam.
Masukkan juga kayu manis, pala dan cengkeh,
didihkan. Tambahkan susu cair, aduk rata supaya
tidak pecah.
E.1.

100 gr soun direndam air panas sampai lunak, tiriskan

4 sdm bawang merah goring

2 batang daun bawang, iris tipis

1 batang daun seledri, iris halus

kecap manis secukupnya

jeruk nipis

sambal soto banjar
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menjelaskan arti penyajian masakan khas lokal
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan bentuk/ teknik penyajian
masakan khas lokal suatu daerah (minimal 1 jenis
masakan khas lokal)
Soto Banjar biasa dihidangkan dengan beberapa bahan
pelengkap:
12 buah perkedel kentang
6 butir telur rebus, potong-potong
PENGETAHUAN TENTANG CARA DAN MOMEN PENYAJIAN
MAKANAN KHAS SETEMPAT
Catatan:


22
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
renyah dan berbagai sambal Penyajiannya sering
dijumpai menggunakan daun pisang sebagai alas
(menu nasi kuning, tumpeng, hidangan non kuah, dll)
diatas piring rotan, bambu, tembikar atau keramik.
Untuk hiasan biasanya digunakan hiasan daun kelapa
(janur). Untuk makanan berkuah biasanya digunakan
wadah (tempat) dari tembikar (gerabah). Gambar
diatas adalah penyajian makanan Nasi Tumpeng sesuai
adat Jawa.
Dapat menjelaskan bentuk/ teknik penyajian masakan
khas lokal suatu daerah (minimal 3 jenis masakan khas
lokal)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan bentuk/ teknik penyajian
masakan khas lokal di daerahnya (minimal 3 jenis
masalan khas lokal)
E.2.
Di beberapa daerah
tradisi makan bersama
masih
dilakukan
dengan cara yang lebih
sederhana. Seperti di
Desa Tenganan Bali
pada
acara
adat
Megibung masyarakat
melaksanakan
acara
ritual makan bersama
di ruang
terbuka.
Makanan berupa nasi
dagng sapi atau ayam,
sayuran dan buahbuahan disajikan diatas
piring bamboo beralaskan daun pisang. Cara makan
adalah dihidangkan di atas tikar pandan dan warga
mengguakan pakaian adat untuk bersama-sama
Materi
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu:
1)
menyebutkan teknik / cara dan momen penyajian
makanan khas daerah tersebut, yang disesuaikan
dengan kebiasaan dan tradisi daerah setempat.
Contoh, misalnya di
daerah
Jawa
penyajian makanan
tradisional
Nasi
Tumpeng
disajikan
pada saat acara adat
Kenduri
atau
Selametan, dengan
lauk daging, ayam,
ikan atau sayuran
ditambah
garnis
23
menikmatinya. Gambar disamping adalah penyajian
makan bersama menurut adat Desa Tenganan, Bali
2)
3)
Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan Penyajian dan
Makanan.
Kebersihan
Faktor utama yang sangat penting diperhatikan dalam
penyajian makanan adalah kebersihan, baik tempat,
ruangan, lingkungan, peralatan maupun makanan dan
petugas pelayanan.
Fungsi penyajian dan pelayanan makanan adalah:
a)
Memenuhi selera tamu agar puas terhadap makanan
dan minuman.
b)
Mendapatkan keuntungan yang wajar (tamu puas
hingga mau menjadi pelanggan tetap).
c)
Memelihara dan meningkatkan nama baik daerah
setempat.
Mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar
Penataan dan Pelayanan Makanan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
Keserasian
Tujuan dari penyajian dan pelayanan makanan adalah:
a)
Membangkitkan selera makan
Suasana tempat makan, peralatan dan dekorasinya harus
serasi yang akan membuat selera makan wisatawan
menjadi meningkat dan loyal.
b)
Memberikan kepuasan
Keseimbangan
c)
Memberikan kenyamanan
d)
Mencerminkan tata cara makan yang baik
e)
Mempererat hubungan kekeluargaan
Pusat perhatian
f)
Mempertinggi efisiensi kerja (mencegah pemborosan
tenaga dan hidangan)
Display makanan yang tertata rapi dan bersih merupakan
salah satu daya tarik. Disamping itu tatanan rangkaian
bunga di atas meja makan juga menjadi pusat perhatian
yang membuat semarak dan gairah nafsu makan.
Luasnya ruangan dan kecermatan pemilihan perabot yang
digunakan akan menciptakan keseimbangan dan
mempengaruhi suasana yang nyaman sehingga menambah
loyalitas pelanggan.
Ketepatan
24
Penempatan perabot yang tepat akan memberikan
kenyamanan bekerja bagi petugas pelayanan. Tepat juga
dalam menciptakan suasana yang diinginkan pelanggan,
termasuk dalam penyajian makanan dan peralatan yang
digunakan.
3.3.2.
Keindahan
3.3.2.1.
Penataan yang rapi tidak saja menjadikan kenyamanan
tetapi juga menciptakan keindahan, apalagi bila ditambah
dengan sebuah rangkaian bunga ditengah meja, sehingga
memberikan kesegaran alami dan membuat kesan
romantisme.
4)
E.
SKK MAKANAN RINGAN KHAS LOKAL
PENGERTIAN
SKK makanan ringan khas lokal adalah syarat kecakapan
khusus yang berkaitan dengan kemampuan individu
anggota pramuka untuk dapat memasak dan menyajikan
makanan ringan khas lokal sebagai bagian dari upaya
mempromosikan keunikan potensi kepariwisataan
daerah.
Mampu menerapkan atau membantu mempraktekkan
prinsip-prinsip tersebut di atas.
PENGALAMAN PEMBINAAN
3.3.2.2.
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
TUJUAN
Agar pramuka dapat memiliki bekal dan materi mengenai
makanan Ringan / Jajanan Pasar khas lokal di daerahnya
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
3.3.2.3.
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
MATERI KECAKAPAN SKK MAKANAN RINGAN KHAS
LOKAL
Materi ajar SKK Makanan ringan khas lokal mencakup:
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penggalang
untuk memperoleh TKK Masakan khas lokal
A. Pengetahuan tentang jenis-jenis makanan ringan
setempat
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
B. Pengetahuan tentang keunikan makanan ringan
setempat
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penegak
untuk memperoleh TKK masakan khas lokal
C. Pengetahuan tentang bahan-bahan dasar makanan
ringan setempat.
25
D. Pengetahuan tentang cara pengolahan makanan
ringan setempat
E.
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan lokasi/ sentra produksi makanan
ringan khas lokal di suatu daerah (minimal 6 jenis
makanan ringan khas lokal)
Pengetahuan tentang cara penyajian makanan ringan
setempat
A.2.
PENJABARAN MATERI AJAR
A.
PENGETAHUAN TENTANG JENIS-JENIS MAKANAN RINGAN
SETEMPAT
A.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Materi
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menjelaskan
tentang Jenis-jenis makanan ringan setempat, ciri utama,
aspek yang terkait, potensi dalam meningkatkan ekonomi,
dan peran makanan ringan tersebut dalam pengembangan
pariwisata.
Pengertian makanan ringan
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
Makanan ringan (Inggris: Snack) adalah istilah bagi
makanan yang bukan merupakan menu utama (makan
pagi, makan siang atau makan malam). Makanan yang
dianggap makanan ringan adalah: sesuatu yang
dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang
sementara waktu, memberi sedikit suplai energi ke tubuh,
atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Mengetahui yang dimaksud dengan jenis makanan
ringan khas lokal
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan contoh makanan ringan khas lokal
di suatu daerah (minimal 3 jenis makanan ringan khas
lokal)
B.
PENGETAHUAN TENTANG KEUNIKAN MAKANAN RINGAN
SETEMPAT
B.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan contoh makanan ringan khas lokal
di suatu daerah (minimal 6 jenis makanan ringan khas
lokal)
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
26
Spekkoek atau lapis legit adalah sejenis kue yang terbuat
dari adonan tepung dan telur. Umumnya spekkoek
berwarna kuning dan coklat. Spikoek dapat dihias dan
dihidangkan sebagai kue tart untuk acara-acara tertentu.
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Mengetahui yang dimaksud dengan keunikan
makanan ringan khas lokal
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
2)
Dapat menyebutkan keunikan makanan ringan khas
lokal suatu daerah (minimal 3 jenis makanan ringan
khas lokal)
adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari
bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon
umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga
tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat.
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan keunikan makanan ringan khas
lokal suatu daerah (minimal 6 jenis makanan ringan
khas lokal)
Asal-muasal bika ambon tidak diketahui dengan jelas.
Walaupun namanya mengandung kata "ambon", bika
ambon justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan,
Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah
Medan Petisah merupakan kawasan penjualan bika ambon
yang paling terkenal. Di sana terdapat sedikitnya 40 toko
yang menjual kue ini.
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan latar belakang sejarah keunikan
dan teknik perwujudan keunikan makanan ringan khas
lokal
B.2.
Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik
selama sekitar empat hari karena setelah itu kue tersebut
mulai mengeras.
Materi
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menjelaskan
tentang ciri khas dan keunikan masing-masing makanan
ringan tersebut dibanding dengan makanan ringan daerah
lainnya.
3)
Karupuak Sanjai (Sumatera Barat)
adalah sejenis peganan kerupuk dari singkong yang diparut
tipis lalu digoreng dan diberi garam sebagai penyedapnya.
Kerupuk ini amat populer sebagai makanan oleh-oleh khas
kota Bukitinggi, Sumatra Barat. Kerupuk sanjai terdiri dari
tiga rasa :
Berikut ini contoh makanan ringan di beberapa daerah di
Indonesia:
1)
Bika ambon (Sumatera Utara)
Lapis Legit (Sumatera Utara)
27
4)
5)

Karupuak Sanjai Tawar adalah kerupuk sanjai yang
tidak menggunakan lado(cabai)ataupun Gula merah
melainkan hanya diberi garam.

Karupuak Sanjai Saka adalah Kerupuk sanjai yang
diberi/dioleskan Gula merah.

Karupuak Balado adalah Kerupuk sanjai yang diberi
bumbu balado.
Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa antara
Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh
seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang
Indonesia dan menetap di Semarang, Jawa Tengah.
Makanan ini mulai dijajakan dan dikenal di Semarang ketika
pesta olahraga GANEFO diselenggarakan pada masa
pemerintahan Presiden Soekarno.
Variasi
Merupakan makanan khas dari kota Garut provinsi Jawa
Barat. Terdapat banyak jenis dari dodol Garut ini,
diantaranya adalah dodol wijen, dodol nanas, dodol tomat,
dodol durian, dodol coklat, dan masih banyak lagi jenisjenisnya. Dodol ini termasuk kepada makanan camilan
karena rasanya yang manis.
Dewasa ini, terdapat lima jenis lumpia semarang dengan
cita rasa yang berbeda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem
Swie Kiem), kedua aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem
Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram (almarhumah
Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga
Siem Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan
putri tunggal pencipta lumpia Semarang, Tjoa Thay Yoe–
Wasih.
Terdapat banyak sekali toko-toko atau warung-warung
yang menyajikan dodol sebagai jualannya. Di sepanjang
jalan kota Garut banyak penjual yang menjajakan dodol
garut, terutama di jalan-jalan yang sebagai pintu gerbang
ke daerah lain di sekitar kota Garut.
Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia
Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang
dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia
dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah
beredar.
Orang banyak yang menyukai dodol Garut ini karena rasanya
yang khas, sehingga membedakan dengan dodol-dodol yang
berasal dari daerah lainnya di Indonesia.
Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie
Kiem (68), tetap setia melayani konsumennya di kios
warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11.
Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah
penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah
racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan
udangnya tidak amis.
Dodol Garut (Garut-Jawa Barat)
Lumpia (Semarang-Jawa Tengah)
Lumpia semarang adalah makanan semacam rollade yang
berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang.
28
Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios
lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda
dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios
almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang
dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen)
sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.
Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden
Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.
6)
Bakpia (Yogyakarta)
Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran
kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung
lalu dipanggang. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan
yang terasa legit jika dimakan ini dikenal dengan nama pia
atau kue pia. Isi bakpia bisa menyesuaikan dengan
keinginan konsumen di antaranya cokelat, keju, kumbu
hijau, dan kumbu hitam. Bakpia yang cukup dikenal salah
satunya berasal dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta.
Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang
ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula
meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien
membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang,
lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia
spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena
merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka
yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu
macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung
dicampur udang dan ayam.
Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari dialek Hokkian
(Hanzi: 肉餅), yang secara harfiah berarti roti berisikan
daging, yaitu kata "Bak" yang berarti daging (umumnya
daging babi) dan "Pia" yang berarti kue. Karena masyarakat
Jogja mayoritas beragama Islam, maka barulah isi bakpia
yang semula daging babi diubah menjadi kacang hijau.
Kemudian rasa-rasa dari bakpia dikembangkan menjadi
cokelat, keju, kumbu hijau, dan kumbu hitam.
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari
almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie
Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT
Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa
tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum
Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di
Jakarta. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai
generasi kelima membuka kios lumpia sendiri di Semarang.
Di desa Pathok, dulunya penduduk tidak mengenal istilah
"merek", sehingga bakpia yang dijual hingga saat ini
berlabel "nomor rumah produsen". Kemudian barulah
muncul beberapa merek-merek pathok seperti Djava dan
lain-lain.
Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang
tersebut, sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang
membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan
karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner
juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan
membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa
29
C.
PENGETAHUAN
TENTANG
BAHAN-BAHAN
MAKANAN RINGAN SETEMPAT
C.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
C.2.
DASAR
Materi
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menyebutkan
bahan-bahan dasar makanan ringan lokal daerah tersebut,
bagaimana cara mendapatkan bahan-bahan tersebut dan
bagaimana membudidayakannya. Berikut ini contoh
bahan-bahan dasar pebuatan makanan ringan:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
1)
Dapat menjelaskan arti bahan dasar makanan ringan
khas lokal
Lapis Legit (Sumatera Utara)
Bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat
makanan Lapis Legit adalah:
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Bahan Kue Lapis Legit Spesial :
Dapat menyebutkan bahan dasar masakan khas lokal
(minimal 3 bahan dasar menu makanan ringan khas
lokal suatu daerah)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan fungsi/ kegunaan masing-maisng
bahan dasar untuk makanan ringan khas lokal tersebut
(minimal 3 jenis makanan ringan khas lokal)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)

30 butir kuning telur

250 gram gula halus

3 sendok makan susu bubuk

50 gram tepung terigu protein sedang, ayak

350 gram mentega

150 gram margarin
Cara membuat Kue Lapis Legit Spesial :
Dapat menyusun dan menyiapkan kebutuhan bahan
dasar makanan ringan khas lokal suatu daerah
(minimal 3 jenis makanan ringan)
30
1.
Campur mentega, margarin dan gula halus. Kocok
hingga lembut.
2.
Masukkan kuning telur satu per satu sambil terus
kocok adonan hingga putih dan mengembang.
3.
Masukkan susu bubuk dan terigu sedikit demi
sedikit sambil terus dikocok rata.
4.
5.
6.
7.
2)
Tuangkan satu sendok sayur adonan dalam loyang
yang telah dilapisi kertas roti dan diolesi margarin.
Panggang dalam oven dengan api atas selama 5
menit.
Keluarkan loyang dari oven, tekan-tekan kue
menggunakan alat khusus hingga permukaan kue
rata.
Tuangkan lagi 1 sendok sayur adonan di atas
lapisan pertama. Panggang kembali selama 5
menit dengan api atas. Lakukan proses yang sama
hingga adonan habis.
3)
Jika adonan telah habis dan proses pelapisan
selesai, panggang kue dalam oven dengan api atas
dan api bawah hingga matang. Angkat, sajikan.
1.
Campur adonan dasar bika dengan keju
tua/parmesan
cheese,
aduk
rata.
Diamkan/istirahatkan adonan selama 10 menit.
2.
Panaskan cetakan kue lumpur, tuang adonan
hingga 3/4 tinggu cetakan. Masak hingga 3/4
matang.
3.
Taburi permukaan bika dengan keju cheddar,
tutup. Masak hingga matang. Angkat dan hias
sesuai selera. Sajikan.
Dodol Garut (Garut – Jawa Barat)
Bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat
makanan Lapis Legit adalah:
Bahan Membuat Dodol Garut :

Tepung ketan 500 gram
Bika Ambon (Sumatera Utara)
Bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat
makanan Lapis Legit adalah:

Tepung beras 50 gram

Garam 1/2 sendok teh
Bahan Kue Bika Ambon Keju :

Gula merah 250 gram

adonan dasar Bika Ambon panggang 1 resep

Gula pasir 250 gram

keju cheddar 100 gram, parut

Santan cair 750 ml dari 1/2 butir kelapa

Santan kental 250 ml dari 1 butir kelapa

keju tua/parmesan cheese 50 gram, parut halus
Cara Membuat Kue Bika Ambon Keju :
31
Cara Membuat Dodol Garut :
1. Campur tepung ketan, tepung beras dan garam.
Sisihkan
3.
50 gram udang, dicincang kasar
4.
50 gram ayam, dicincang kasar
5.
2 butir telur, dikocok lepas
6.
200 gram rebung kaleng, diiris korek api
Masukkan ke dalam campurna tepung ketan.
Aduk terus hingga menjadi bubur.
7.
1 sendok makan kecap manis
8.
1/2 sendok teh garam
4.
Tuang santan kental sedikit demi sedikit. Aduk
terus hingga kental dan keluar minyak. Angkat.
9.
1/4 sendok teh merica bubuk
5.
Cetak dalam loyang. Dinginkan dan potong
potong.
11. 2 sendok makan minyak untuk menumis
2.
3.
4)
Masak gula merah, gula pasir dan santan cair.
Saring
10. 1/2 sendok teh gula pasir
Resep saus lumpia semarang :
Lumpia (Semarang-Jawa Tengah)
Bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat
makanan Lapis Legit adalah:
Resep lumpia semarang :

1 siung bawang putih, dihaluskan

300 ml air

50 gram gula merah, disisir halus

1/4 sendok teh merica bubuk

15 lembar kulit lumpia

25 gram gula pasir

2 sendok makan tepung terigu dan 1 sendok
makan air, dilarutkan untuk perekat

3 sendok makan tepung sagu dan 1 sendok makan
air, dilarutkan untuk pengental

Minyak untuk menggoreng
Cara membuat lumpia semarang :
1.
Resep isi lumpia semarang :
1.
3 siung bawang putih, dicincang halus
2.
1 sendok teh ebi sangrai, dihaluskan
32
Isi : panaskan minyak. Tumis bawang putih dan
ebi sampai harum. Tambahkan udang dan ayam.
Aduk sampai berubah warna.
2.
3.
4.
5.
5)
Sisihkan di pinggir wajan. Masukkan telur. Aduk
sampai berbutir. Tambahkan rebung. aduk sampai
layu.
BAHAN B :

250 gr tepung terigu cakra

100 gr minyak goring
Masukkan kecap manis, garam. merica bubuk, dan
gula pasir. Masak sampai meresap.

1/4 sdt garam
Ambil selembar kulit lumpia. Beri isi. Lipat dan
gulung. Rekatkan dengan larutan tepung terigu.
Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan
hingga matang.

100 gr kacang hijau kupas, rendam 1 jam

150 ml santan dari 1/2 butir kelapa

1/4 sdt garam

2 lembar daun pandan

100 gr gula pasir
BAHAN ISI :
Saus : rebus bawang butih dan air sampai
mendidih. Masukkan gula merah, merica bubuk,
dan gula pasir. Aduk sampai larut.
6.
Kentalkan dengan larutan tepung sagu. Masak
sampai meletup-letup.
7.
Sajikan lumpia semarang dengan sausnya.
Cara Membuat
Isi :
Bakpia (Yogyakarta)
Bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat
makanan Lapis Legit adalah:
1.
Kukus kacang hijau selama 15 menit.Angkat.
2.
Masak bahan-bahan lainnya bersama kacang hijau
yang sudah dikukus sampe kalis. Sisihkan, bentuk
bulat.
Adonan A:
BAHAN A :

250 gr tepung terigu cakra
uleni bahan A sampai kalis.

1 sdm mentega putih
Adonan B :

50 gr gula tepung
1.

140 ml susu cair
33
aduk semua bahan B sampe bergumpal.
2.
Timbang adonan A masing-masing 20 gram dan
adonan B masing-masing 10 gr.
3.
Pipihkan adonan A, masukkan adonan B di
dalamnya, bentuk bulat, demikian seterusnya
sampai adonan habis.
4.
Pipihkan Adonan A yang sudah bercampur dengan
adonan B, isi dengan adonan isi, bulatkan.
5.
Letakkan di loyang tanpa dioles margarin.
6.
Oven dengan suhu 180 derajat Celcius selama 10
menit, lalu keluarkan dari oven dan balik,
masukkan lagi ke dalam oven selama 10 menit.
keluarkan lagi dan balik lagi masukkan ke oven
dan biarkan 5 menit, keluarkan lagi dan balik lagi,
lalu masukkan ke dalam oven selama 5 menit lagi.
7.
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan bentuk/ teknik pengolahan
makanan ringan khas lokal suatu daerah (minimal 2
jenis makanan khas suatu daerah)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan bentuk / teknik pengolahan
makanan ringan khas lokal suatu daerah (minimal 3
jenis makanan ringan khas lokal suatu daerah)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan pengolahan makanan ringan
khas lokal di daerahnya (minimal 2)
D.2.
Materi
Sajikan
D.
PENGETAHUAN TENTANG CARA PENGOLAHAN MAKANAN
RINGAN SETEMPAT
D.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu menyebutkan
proses cara pengolahan, waktu yang dibutuhkan, dan
peralatan yang digunakan untuk membuat makanan ringan
khas daerah tersebut. Selanjutnya pramuka juga
diharapkan mampu mengolah sendiri atau membantu
pembuatan makanan tersebut. Contoh pengolahan
makanan ringan telah disebutkan diatas bersama bahanbahan pembuatan.
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menjelaskan arti pengolahan makanan ringan
khas lokal
34
E.
PENGETAHUAN TENTANG CARA DAN MOMEN PENYAJIAN
MAKANAN RINGAN SETEMPAT
E.1.
Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
E.2.
Materi
Pada materi ini pramuka diharapkan mampu:
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
menyebutkan teknik / cara dan momen penyajian
makanan ringan tersebut. Penyajian makanan ringan
bisa dilakukan menggunakan:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
a)
1)
Tampah dan hiasan daun pisang
Dapat menjelaskan arti penyajian makanan
ringankhas lokal
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan bentuk/ teknik penyajian
makanan ringan khas lokal suatu daerah (minimal 1
jenis makanan ringan khas lokal)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan bentuk/ teknik penyajian makanan
ringan khas lokal suatu daerah (minimal 3 jenis
makanan khas lokal)
b)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan bentuk/ teknik penyajian
makanan ringan khas lokal di daerahnya (minimal 3
jenis makanan ringan khas lokal)
35
Kotak Plastik
c)
Piring
d) Wadah Rotan
e) Piring Susun
3)
a)
Membangkitkan selera makan
b)
Memberikan kepuasan
c)
Memberikan kenyamanan
d)
Mencerminkan tata cara makan yang baik
e)
Mempererat hubungan kekeluargaan
f)
Mempertinggi efisiensi kerja (mencegah pemborosan
tenaga dan hidangan)
Mampu mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar
Penataan dan pelayanan makanan ringan. Prinsipprinsip tersebut adalah:
Kebersihan
2)
Faktor utama yang sangat penting diperhatikan dalam
penyajian makanan ringan adalah kebersihan, baik tempat,
ruangan, lingkungan, peralatan maupun makanan dan
petugas pelayanan.
Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan penyajian dan
makanan ringan tersebut.
Keserasian
Fungsi penyajian dan pelayanan makanan adalah:
a)
Memenuhi selera tamu agar puas terhadap makanan
dan minuman.
Suasana tempat makan, peralatan dan dekorasinya harus
serasi yang akan membuat selera makan wisatawan
menjadi meningkat dan loyal.
b)
Mendapatkan keuntungan yang wajar (tamu puas
hingga mau menjadi pelanggan tetap).
Keseimbangan
c)
Memelihara dan meningkatkan nama baik daerah
setempat.
Luasnya ruangan dan kecermatan pemilihan perabot yang
digunakan akan menciptakan keseimbangan dan
mempengaruhi suasana yang nyaman sehingga menambah
loyalitas pelanggan.
Tujuan dari penyajian dan pelayanan makanan adalah:
36
Pusat perhatian
Display makanan ringan yang tertata rapi dan bersih
merupakan salah satu daya tarik. Disamping itu tatanan
rangkaian bunga di atas meja makan juga menjadi pusat
perhatian yang membuat semarak dan gairah nafsu makan.
F.
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan
Pramuka adalah sebagai berikut
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Ketepatan
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Penempatan perabot yang tepat akan memberikan
kenyamanan bekerja bagi petugas pelayanan. Tepat juga
dalam menciptakan suasana yang diinginkan pelanggan,
termasuk dalam penyajian makanan dan peralatan yang
digunakan.
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penggalang
untuk memperoleh TKK Makanan ringan khas lokal
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Keindahan
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penegak
untuk memperoleh TKK makanan ringan khas lokal
Penataan yang rapi tidak saja menjadikan kenyamanan
tetapi juga menciptakan keindahan, apalagi bila ditambah
dengan sebuah rangkaian bunga ditengah meja, sehingga
memberikan kesegaran alami dan membuat kesan
romantisme.
4)
PENGALAMAN PEMBINAAN
Mampu menerapkan atau membantu mempraktekkan
prinsip-prinsip tersebut di atas.
37
Download