Berita Pers Makassar, Kota Pertama di Sulawesi Yang Menjadi Target Sosialisasi Makassar, 30 Oktober 2014 - Menyusul rangkaian kegiatan sosialisasi Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) di Banjarmasin, Padang dan Solo, kali ini PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) singgah ke Sulawesi, untuk penyelenggaraan sosialisasi Fasilitas AKSes berikutnya. Dalam rangkaian sosialisasi yang diselenggarakan kali ini oleh KSEI, Makassar menjadi kota pertama di Sulawesi yang menjadi tujuan sosialisasi. Pernah dikenal sebelumnya sebagai kota Ujung Pandang, Makassar berada di lokasi yang cukup strategis, yaitu berada di persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara di Sulawesi, dari wilayah Barat ke Timur Indonesia dan dari wilayah Utara ke Selatan Indonesia. Melihat dari letak geografisnya tersebut, kota Makassar identik sebagai kota pusat perdagangan, khususnya di abad ke-16, serta kota dengan beragam latar belakang etnis. Sebagai kota terbesar di pulau Sulawesi, sektor jasa khususnya di bidang pariwisata dan bisnis restauran menjadi penyumbang terbesar perekonomian masyarakat Makassar, dengan persentase yang mencapai sekitar 30%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kota Makassar yang dikutip dari laman makassarkota.bps.go.id, jumlah dana yang tersimpan pada Bank Pemerintah dan dan Bank Swasta di Makassar per tahun 2013 tercatat sebesar Rp 41.071.740, dengan rincian Giro sebesar Rp. 5.736.006, Deposito Rp 20.114.221, dan tabungan Rp. 15.221.513. Namun demikian, dari jumlah tersebut ternyata sektor jasa keuangan belum seluruhnya dikenal dengan baik oleh masyarakat Makassar, termasuk industri pasar modal. Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI menyampaikan banyak wilayah di Indonesia yang masyarakatnya mampu secara ekonomi dan berpotensi sebagai basis investor. Namun berdasarkan data yang ada, berdasarkan wilayah atas secara nasional masih kurang dari setengah persen saja masyarakat yang telah memanfaatkan dananya di modal sebagai pilihan sarana penanaman modal atau investasi. Masyarakat masih merasa lebih nyaman untuk melakukan kegiatan investasi secara konvensional, diantaranya yang paling populer adalah tanah/properti dan emas. Bahkan bagi sebagian masyarakat, masih umum yang menggangap penempatan dana dalam bentuk deposito di bank sebagai bentuk investasi. Masih kurangnya pemahaman mengenai pentingnya investasi dan juga keterbatasan informasi maupun sarana yang tersedia untuk melakukan investasi merupakan salah satu kendala utama mengapa masyarakat belum banyak mengenal cara dan pilihan berinvestasi, khususnya investasi di pasar modal. “Program sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai investasi di pasar modal merupakan menjadi program rutin yang diselenggarakan secara berkesinambungan, hal ini perlu didukung dengan pengembangan infrastruktur yang mempermudah akses masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal,” ungkap Alec. Terobosan paling anyar yang telah diimplementasikan KSEI adalah sinergi pasar modal dan industri perbankan melalui kerja sama pengembangan Co-Branding Fasilitas AKSes dengan ATM Bank, salah satunya dengan PT Bank Permata Tbk (PermataBank). Program ini merupakan langkah konkrit KSEI dalam membangun infrastruktur bagi masyarakat agar dapat dengan mudah melakukan investasi di pasar modal. Melalui mesin ATM, investor dapat melakukan pengecekan investasinya di pasar modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan oleh Perusahaan Efek di KSEI. 1/2 Kemudahan untuk memantau dan memastikan keberadaan aset investasi di pasar modal ini juga diharapkan dapat menjawab keraguan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Masih enggannya masyarakat untuk berinvestasi di pasar karena dianggap tidak nyata atau berwujud diharapkan dapat ditepis, karena seperti halnya dana di bank atau investasi konvensional berupa tanah dan properti, investasi di pasar modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan di KSEI juga jelas dan nyata keberadaannya serta dapat dicek kapan saja secara mudah. Luasnya jaringan ATM Bank serta kemudahan penggunaannya diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan jumlah investor pasar modal., tambah Alec. Berdasarkan data KSEI per akhir September 2014, jumlah investor yang login secara nasional hanya sekitar 13% dari sekitar 340.000 investor. Sementara itu, Sabrina Sidabutar, Head of Cash Product PermataBank menyampaikan, "Kami berkomitmen untuk senantiasa mendukung pasar modal Indonesia, baik dalam mendukung kebijakan dan program dari Regulator, maupun kebutuhan pelaku pasar modal. Apa yang kami lakukan saat ini dengan meluncurkan Co-Branding PermataATM dan AKSes KSEI merupakan wujud nyata PermataBank dalam mendukung secara penuh perkembangan pasar modal Indonesia,” imbuhnya. Berdasarkan data KSEI per 28 Oktober 2014, terdapat peningkatan sekitar 15% atau sebanyak 3.195 investor di kota Makassar dibandingkan dengan akhir Oktober tahun sebelumnya yang berjumlah 2.777 investor. Total nilai aset investor provinsi Sulawesi Selatan di pasar modal berdasarkan data yang ada di KSEI adalah sekitar Rp 2,2 triliun. Angka-angka ini tentunya masih sangat kecil dibanding potensi yang ada. Jumlah investor misalnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Makassar yang telah mencapai sekitar 1,4 juta jiwa atau masih kurang dari 1%. Demikian juga dengan nilai investasi bila dibandingkan dengan dana yang tersimpan dalam bentuk tabungan di bank yang mencapai Rp 24,61 triliun. Sabrina menambahkan, “Sebagai pionir untuk proyek Co-Branding dengan AKSes KSEI, PermataBank melalui PermataATM juga menawarkan fitur tambahan yaitu fasilitas untuk penyampaian instruksi penarikan dana. Sehingga investor dapat dengan mudah memasukkan instruksi penarikan dana investasinya kepada Perusahaan Efek, tanpa perlu mengisi dan mengirimkan formulir melalui fax”. PermataBank memberikan kemudahan bagi nasabahnya apabila ingin menggunakan fasilitas ini, investor cukup menjadi nasabah dan memiliki rekening tabungan di PermataBank agar memperoleh kartu ATM, serta memiliki RDN yang dibukakan di PermataBank oleh Perusahan Efeknya. Penggunaannya pun mudah, tidak perlu mengganti kartu ATM dan tetap menggunakan nomor PIN yang sama, Jika investor menginginkan agar kartu ATMnya dibuat khusus dengan design Co-Branding PermataBank & KSEI, investor dapat memesannya. Selanjutnya investor dapat melakukan satu kali saja registrasi untuk dapat melakukan cek saldo Efek dan dana melalui ATM. Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang senantiasa terus dilakukan diharapkan masyarakat mendapat kemudahan untuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan dukungan pengembangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target peningkatan jumlah investor di pasar modal dapat dicapai khususnya di kota Makassar, dimana hal ini sejalan dengan visi OJK untuk pendalaman pasar. ---***--Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Unit Komunikasi Perusahaan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Media Contact: Zylvia Thira Phone: (021) 5299 1062 Fax : (021) 5299 1199 2/2