STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR BANK SYARIAH

advertisement
STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR
BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA
(Tinjauan Dari Segi Marketing Mix)
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi DIII Perbankan Syariah
Oleh
ISQI ZAHRINA
NIM. 20108009
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2011
i
TUGAS AKHIR
STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR
BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA
(Tinjauan Dari Segi Marketing Mix)
DISUSUN OLEH
ISQI ZAHRINA
NIM. 20108009
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Agustus 2011
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh sebutan
Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md E.Sy)
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Dra. Siti Zumrotun M.Ag
NIP. 196701151998032002
.....................
Sekretaris Penguji : Evi Ariyani, SH, MH
NIP. 197311172000032002
.....................
Penguji I
: Anton Bawono, SE, M.Si
NIP. 197403202003121001
.....................
Penguji II
: Nafis Irkhami, M.Ag
NIP. 197310262003121002
.....................
Penguji III
: H. Agus Waluyo, M.Ag
NIP. 197502112000031001
.....................
Salatiga,
Agustus 2011
Ketua STAIN Salatiga
Dr. IMAM SUTOMO, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1 002
ii
NOTA DINAS
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka Tugas Akhir (TA) Saudari:
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Judul
:
:
:
:
:
Izqi Zahrina
20108009
Syariah
DIII Perbankan Syariah
STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR BANK
SYARIAH MANDIRI SALATIGA (Tinjauan Dari Segi
Marketing Mix)
Dapat diajukan ke sidang munaqosah
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Salatiga, Agustus 2011
Pembimbing,
H. Agus Waluyo, M.Ag.
NIP. 19750211200003 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Izqi Zahrina
NIM
: 20108009
Jurusan
: Syariah
Program Studi
: DIII Perbankan Syariah
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
Salatiga, Agustus 2011
Saya yang menyatakan,
Isqi Zahrina
NIM. 20108009
iv
MOTTO

Kemarin sudah berlalu, besok segera akan datang dan sekarang adalah
waktu yang harus kita perjuangkan.

Ilmu membikin hidup jadi mudah, seni membuat hidup jadi indah dan
iman membuat hidup jadi terarah.

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada:
Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendukung, mendoakan,
membimbing penuh kasih sayang, cinta, serta ketulusan
sebagai ungkapan rasa kasih sayangku
Kakak dan adikku untuk kekuatan dan Inspirasi hidup
Teman-teman seperjuangan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas yang
telah memberikan kekuatan iman, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dan
kemudahan
serta Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta Keluarga, Sahabat, dan Umatnya, sehingga Tugas Akhir
dengan judul “Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri
Salatiga, Tijauan Dari Segi Marketing Mix” dapat penulis selesaikan.
Dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini penulis mendapat bantuan
dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga, Bapak Abdul
Aziz NP, S.Ag, MM selaku Kaprodi Keuangan dan Perbankan Islam.
2. Bapak H. Agus Waluyo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk dalam penulisan Tugas
Akhir ini.
3. Segenap staf pengajar dan karyawan STAIN Salatiga yang secara langsung
dan tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis selama masa
studi dan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
vii
4. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan
bantuan kepada penulis.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang sifatnya
membangun selalu penulis harapkan.
Akhirnya penulis mohon maaf setulus-tulusnya apabila ada kesalahan dan
kekhilafan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Salatiga,
Agustus 2011
Penulis,
Isqi Zahrina
viii
ABSTRAK
Zahrina, Isqi, 2011. Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri
Salatiga, Tinjauan Dari Segi Marketing Mix, Tugas Akhir Jurusan
Syariah, Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam, Sekolah Tinggi
Agama Islam Salatiga, Pembimbing H. Agus Waluyo, M.Ag
Kata kunci: Strategi Marketing Mix
Salah satu aspek untuk meningkatkan pasar bank syariah adalah melalui
strategi pemasaran. Pemasaran dalam bank syariah bukan hal yang bisa dianggap
sepele, namun banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank
syariah. Dalam ilmu marketing kita mengenal konsep marketing mix untuk dapat
meningkatkan pasar, di mana untuk menembus pasar diperlukan beberapa strategi
terhadap masing-masing komponen yang terdiri atas product (produk), price
(harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi).
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui strategi
peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi
marketing mix dan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi
strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga.
Produk yang dihasilkan BSM Salatiga sama dengan produk bank
konvensional yaitu jasa, namun keunikan produk yang ditawarkan adalah
produk/jasa yang mengacu kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan
dalam Al-quran. Strategi produk, sistem bagi hasil, lokasi pengembangan lokasi
unit pelayanan syariah, pelaksanaan kegiatan promosi yang terpadu beserta
pelayanan yang bersifat agamis didukung oleh teknologi yang bertujuan untuk
memudahkan operasional perusahaan, memudahkan pelayanan dan berorientasi
kepada kepuasan nasabah merupakan strategi yang dapat dilakukan oleh BSM
Salatiga dalam memperluas pasar.
ix
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................
iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .......................................
iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK .........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan dan Kegunaan ..................................................................... 6
D. Metode Penulisan............................................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Telaah Pustaka ................................................................................. 11
B. Kerangka Teoritik ........................................................................... 12
x
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum............................................................................. 33
B. Data-data Deskriptif......................................................................... 45
BAB IV ANALISIS
A. Strategi Marketing Mix ................................................................... 54
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran................. 60
C. Perkembangan Pendanaan dan Pembiayaan ....................................61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................ 66
xi
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1 Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga ......................................... 48
Tabel 3.2 Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga ....................................... 49
Tabel 4.1 Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga ......................................... 62
Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga ....................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Kombinasi Pemasaran (Marketing Mix) ........................................ 27
Gambar 3.1 Logo Bank Syariah 1 ...................................................................... 37
Gambar 3.1 Logo Bank Syariah 1 ...................................................................... 38
Gambar 3.3 Struktur Organisasi BSM Salatiga ................................................. 46
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
perkembangan
perbankan
di
Indonesia,
bank
syariah
diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat,
khususnya masyarakat menengah ke bawah. Perbankan syariah sebagai sarana
intermediasi (perantara) di bidang investasi dan bisnis harus dapat
menciptakan pengaruh yang positif bagi pengembangan dunia usaha. Dari
posisi yang dimiliki oleh perbankan syariah saat ini membuat peranan
perbankan syariah dalam pembangunan ekonomi nasional semakin diperlukan
untuk dapat menjadi perekat nasionalisme baru, memberdayakan ekonomi
umat dan beroperasi secara transparan, mendorong penurunan spekulasi di
pasar keuangan, mendorong pemerataan pendapatan dan uswatun hasanah
implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha perbankan.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam
produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan
yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan
1
2
yang
kredibel
Indonesia
tanpa
dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat
terkecuali
(Sekilas
Perbankan
Syariah
Indonesia,
http://www.bi.go.id).
Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, lembaga
keuangan syariah berpeluang besar dikembangkan. Pengembangan bank
syariah di Indonesia saat ini terkendala oleh minimnya wawasan atau
pengetahuan masyarakat. Di mana kita ketahui bahwa penduduk Indonesia
adalah beragama Islam, maka bank syariah memiliki potensi pengembangan
yang cukup besar. Namun potensi yang besar tersebut harus dikelola dengan
baik, di mana diperlukan strategi dan cara untuk dapat memberikan informasi
produk bank syariah kepada masyarakat dengan cara yang mudah untuk
dipahami.
Menurut Yunnokusumo, strategi pengembangan bank syariah terus
diperbaiki, tiga program terakhir yang menjadi andalan, yaitu positioning atau
meyakinkan masyarakat bahwa sistem yang digunakan saling menguntungkan.
Selanjutnya differentiation atau menyiapkan produk bank yang variatif namun
mengedepankan transparasi kepada nasabah, dan branding untuk setiap bank
syariah. (Suara Merdeka, 21 Juli 2011)
Masih banyak masyarakat yang belum paham benar mengenai lembaga
keuangan syariah, jenis produk, serta keunggulannya dibandingkan dengan
lembaga keuangan konvensional. Masyarakat harus diberi bukti bahwa
perbankan syariah memberi ketenangan dan kenyamanan dari sisi nurani serta
keuntungan dari sisi bisnisnya. Perlu ditekankan bertransaksi dengan pola bagi
3
hasil akan mendatangkan dua misi sekaligus, yakni keuntungan dan misi
sosial. Kedua, terus berusaha meningkatkan layanan karena kunci sukses
bisnis jasa adalah kepercayaan yang akan terbentuk secara solid jika
layanannya memuaskan para pelanggan atau pengguna. Meningkatkan
layanan bisa ditempuh melalui banyak cara. Antara lain memperbanyak
jaringan kantor, selalu meng-up grade sumber daya manusia (SDM), serta
menciptakan produk-produk inovatif yang tetap mengacu pada prinsip syariah.
Sistem bagi hasil yang diterapkan di bank-bank syariah hingga saat ini
kurang sosialisasi. Padahal, dengan sistem tersebut nasabah lebih diuntungkan
dibandingkan dengan bunga bank konvensional. Muhlis menyampaikan,
selama ini hanya nasabah yang menaruh kepercayaan saja yang memanfaatkan
layanan bank syariah. Kondisi itu karena kurang sosialisasinya sistem bagi
hasil yang diterapkan bank tersebut. Pada umumnya nasabah yang
menggunakan jasa bank syariah mempertimbangkan bahwa sistem bunga di
bank konvensional adalah riba dan diharamkan oleh kalangan religius.
Namun, berdasarkan tipe nasabah bank, ternyata ada juga nasabah non muslim
yang memanfaatkan bank syariah, karena menilai sistem bagi hasil lebih
kompetitif dibandingkan dengan sistem bunga (Suara Merdeka, 23 Juli 2011).
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah, BI, dan
pelaku perbankan syariah untuk meningkatkan pangsa pasar seperti
melakukan kampanye. Kampanye syariah tidak lagi menekankan pada aspek
pengenalan (awareness), tetapi meningkat kepada pemahaman masyarakat
akan produk-produk perbankan syariah (knowledge). Langkah tersebut untuk
4
meningkatkan ketertarikan masyarakat sehingga menggunakan produk-produk
perbankan syariah. Selain itu, pencitraan perbankan syariah harus lebih
menekankan pada aspek fungsionalitas dari produk-produk perbankan yang
ditawarkan melalui pengembalian yang memadai dan kemudahan bagi
nasabah ataupun debitor (Bank Syariah Agresif Kembangkan Pasar,
http://economy.okezone.com).
Jaringan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang sejak
dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992
tentang Perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut
dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah.
Perundang-undangan
tentang
sistem
perbankan
syariah
kemudian
disempurnakan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan, untuk memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi
operasional perbankan syariah nasional. Dikeluarkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, serta
dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003 tentang
haramnya bunga bank membuat perkembangan perbankan syariah semakin
pesat. Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat meunjukkan bahwa
sistem perbankan syariah mendapatkan tempat yang baik di kalangan
masyarakat Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah kaum
muslim.
5
Perkembangan industri perbankan di Indonesia serta terbukanya era
teknologi dan informasi yang bebas menyebabkan semakin tingginya
persaingan antar bank, baik bank konvensional maupun bank yang syariah.
Persaingan tersebut membuat pihak manajemen bank berusaha menciptakan
strategi untuk meraih pangsa pasar yang besar. Salah satunya adalah strategi
yang digunakan adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang dilakukan
dapat dengan mengimplementasikan marketing mix (bauran pemasaran) ke
dalam program program pemasaran yang dibuat. Taktik pemasaran yang tepat
akan dapat menciptakan demand masyarakat terhadap perusahaan (menjaring
nasabah).
Masyarakat adalah pasar potensial bagi perbankan syariah di
Indonesia, oleh karenanya diperlukan penanganan khusus untuk mengelola
pasar tersebut dengan baik. Perusahaan perlu membuat program pemasaran
yang tepat, menarik dan tepat sasaran.
Aspek strategi pemasaran melalui marketing mix memang perlu
diperhatikan untuk karena di dalam strategi pemasaran kita kenal adanya
strategi produk harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat berfungsi
meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat. Pemasaran dalam bank
syariah bukan hal yang bisa dianggap sepele, namun banyak hal yang harus
dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank syariah. Dalam ilmu marketing
kita mengenal konsep klasik marketing mix untuk dapat meningkatkan pasar,
di mana untuk menembus pasar diperlukan beberapa strategi terhadap masing-
6
masing komponen yang terdiri atas product (produk), price (harga), place
(tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penulisan tugas akhir dengan judul “Strategi Peningkatan Pangsa Pasar
Bank Syariah Mandiri Salatiga, Tijauan Dari Segi Marketing Mix”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka didapatlah rumusan masalah
yang akan dikaji dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1.
Bagaimana strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri
Salatiga ditinjau dari segi marketing mix?
2.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah
Mandiri Salatiga?
C. Tujuan Dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
a. Untuk mengetahui strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah
Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi
pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga.
2. Kegunaan
Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
7
a. Bagi Penulis.
Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
tentang Bank Syariah khususnya yang berkaitan dengan marketing mix
dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank
Syariah Mandiri Salatiga.
b. Bagi pengambil kebijakan
Penulisan Tugas Akhir ini dapat dijadikan referensi pengambilan
keputusan dalam rangka peningkatan pangsa pasar Bank Syariah
khususnya dari segi marketing mix.
c. Bagi Pembaca
Sebagai tambahan wawasan tentang strategi pemasaran produk, faktorfaktor yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri
Salatiga dan sebagai bahan referensi serta informasi bagi yang
membutuhkan.
D. Metode Penulisan
1. Studi Pustaka
Membaca materi dari beberapa sumber antara lain surat kabar, majalah,
buku dan internet yang membahas tentang bank, bank syariah, pemasaran
dan pemasaran bank syariah.
2. Pengamatan (observasi)
Melakukan pengamatan secara langsung yaitu dengan cara mengamati
secara langsung kegiatan Bank Syariah Salatiga khususnya dalam rangka
8
peningkatan pangsa pasar yang berhubungan dengan konsep marketing
mix.
3. Wawancara
Dengan mengajukan pertanyaan langsung (bertatap muka) dengan
responden yang terkait dengan obyek penulisan, sehingga dapat diperoleh
data yang akurat.
4. Dokumentasi
Mencari data-data mengenai hal yang berupa referensi buku atau catatan
yang berupa dokumen atau data tentang Bank Syariah Mandiri Salatiga
5. Analisis
Menganalisis kondisi dan permasalahan yang ada pada Bank Syariah
Mandiri Salatiga pada waktu magang, khususnya yang berkaitan dengan
peningkatan pangsa pasar yang berhubungan dengan konsep marketing
mix dan faktor-faktor yang menjadi peluang untuk pemasaran produknya.
E. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah menyajikan uraian tentang kondisi perbankan
syariah dan aspek untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pangsa pasar
bank syariah adalah melalui strategi pemasaran dan alasan yang
menjadikan masalah tersebut dipandang menarik dan penting untuk ditulis.
9
2. BAB II KAJIAN TEORITIS
Kajian teoritis merupakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam
rangka mencari landasan teoritis serta melihat dan menelaah masalah tugas
akhir yang diajukan. Dalam subbab ini disampaikan bagaimana landasan
teoritis mengenai perbankan, bank syariah, pemasaran, marketing mix dan
faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran. Sumber telaah
pustaka diperoleh dari buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang
memiliki kandungan
relevan dan dapat dipertanggung jawabkan
keabsahannya
3. BAB III LAPORAN OBJEK
Dalam bab ini disajikan informasi umum mengenai objek penulisan tugas
akhir yaitu Bank Syariah Mandiri Salatiga. Sejarah berdirinya, dasar
pendirian, struktur organisasi, produk dan kegiatan Bank Syariah Mandiri
Salatiga yang berkaitan dengan pemasaran.
4. BAB IV ANALISIS
Dalam bab ini dipaparkan hasil telaah terhadap masalah yang telah
dirumuskan yaitu berkaitan dengan strategi pemasaran/marketing mix yang
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga yang meliputi: product,
price, place dan promotion serta faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga dilandaskan pada kajian teoritis
dan informasi-informasi yang terfokus pada permasalahan.
10
5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini diuraikan secara singkat tentang kesimpulan dari analisis
strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga yang
ditinjau dari aspek marketing mix yang meliputi strategi produk, harga,
tempat/saluran distribusi dan promosi yang dilakukan serta faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Telaah Pustaka
Widiyastuti (2009) dengan Judul Teknik Pemasaran : Marketing Mix
Produk BMT Tumang Cabang Ampel disimpulkan bahwa: 1) strategi yang
dilakukan meliputi strategi product (produk), strategi price (harga), strategi
promosi (promotion) dan strategi tempat (place) untuk menciptakan kepuasan
akan produk, sehingga menghasilkan keuntungan bagi suatu perusahaan atau
lembaga keuangan dalam jangka panjang, 2) Faktor-faktor yang menjadi
kendala dalam memasarkan produknya terletak pada lingkungan mikro antara
lain, manajemen BMT dan pesaing di wilayah Ampel.
Tunjungsari (2008) dengan judul Strategi Pemasaran Produk Pada
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Slamet Riyadi Solo, dengan hasil dari
penelitian ini adalah bahwa PT. BRI Syariah Solo menggunakan marketing
mix yang terdiri dari place (tempat), product (produk), price (harga), dan
promotion
(promosi)
sebagai
cara
untuk
memasarkan
produknya.
Permasalahan pemasaran yang dihadapi oleh PT. BRI Syariah Solo adalah
kurangnya efektifnya promosi yang dilakukan, kurangnya pemahaman
nasabah tentang sistem Syariah, persaingan yang ketat antar bank-bank yang
ada, dll. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu dengan meningkatkan kualitas promosi, mengadakan pelatihan selling
11
12
skills, dll Saran yang dapat penulis berikan bagi PT. BRI Syariah Solo adalah
meningkatkan variabel price dalam marketing mix, meyakinkan target market
agar mau menggunakan jasa perbankan lebih cepat dari waktu yang target
market inginkan.
Dari hasil tinjauan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa 1)
Perusahaan harus merencanakan suatu strategi bauran pemasaran (marketingmix) yaitu suatu strategi yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi
untuk dapat meningkatkan pangsa pasar. 2) Adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi pemasaran yaitu faktor mikro dan faktor makro. Dalam
penulisan Tugas Akhir ini akan dititikberatkan pada strategi peningkatan
pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran produk Bank Syariah
Mandiri Salatiga.
B. Kerangka Teoritik
1. Perbankan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa, “Perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.
13
Segala bentuk praktek perbankan haruslah berdasarkan pada prinsipprinsip yang terkandung di dalam Ideologi Negara Indonesia yakni Pancasila
dan tujuan Negara Indonesia dalam UUD 1945. Kekhususan ini menurut
Djumhana (1999: 3) dapat dilihat dalam kehidupan perbankan Indonesia, di
antaranya adalah :
a. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama bank
sebagai penghimpun dan pengatur dana masyarakat yang bertujuan
menunjang
pelaksanaan
pembangunan
nasional
dalam
rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
dalam peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
b. Perbankan Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional, juga guna
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, pelaksanaan perbankan Indonesia harus banyak
memperhatikan keselarasan, kesinambungan dan unsur-unsur Trilogi
Pembangunan.
c. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya
senantiasa bergerak cepat guna menghadapi tantangan-tantangan yang
semakin luas dalam perkembangan perekonomian nasional maupun
internasional
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
14
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
2. Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan pada Bab II tentang asas, fungsi dan
tujuan, pada Pasal 2, pasal 3 dan pasal 4 disebutkan sebagai berikut:
a. Asas
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
b. Fungsi
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat.
c. Tujuan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak.
3. Pengertian Bank
Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan, pada Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
15
dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank
merupakan
lembaga
intermediatory
yang
berfungsi
menyalurkan uang dari unit surplus kepada unit defisit. Pengertian bank
menurut Kasmir (2004: 2), adalah sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasajasa bank lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan
yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dan memberikan jasa-jasa bank lainnya.
4. Jenis Bank
Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada
Pasal 5 Ayat (2) disebutkan, menurut jenisnya, bank terdiri dari: Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
a. Bank Umum.
Pengertian mengenai bank umum sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada Pasal
1 Ayat 3, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
16
secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran;
Sedangkan menurut Komaruddin (2001 : 17) bank umum, yaitu bank
yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”
b. Bank Perkreditan Rakyat.
Pengertian bank perkreditan rakyat menurut Komaruddin (2001 : 17),
yaitu bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu, memberikan kredit, menyediakan biaya bagi nasabah
berdasarkan prinsip bagi hasil, dan menempatkan dananya dalam
bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Sedangkan menurut
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Perkreditan Rakyat
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran;
5. Bank Syariah
Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud Bank Syariah
adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
17
Bank Syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasionalnya
dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan Hadis Nabi
Saw (Muhammad, 2004:94). Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas
pembayaran
serta
peredaran
uang
yang
pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariah.
Esensi Bank Syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam
seluruh transaksinya, tetapi di dalamnya terdapat sistem yang membawa
manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri
utama Bank Syariah (Muhammad, 2002:99) di antaranya :
a. Beban Biaya
Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar-menawar
dalam batasan-batasan yang wajar. Beban biaya hanya dikenakan
sampai batas waktu yang telah disepakati bersama. Dalam suatu kontrak
baru untuk menyelesaikannya.
b. Tidak Menggunakan Persentase
Pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank syariah
selalu dihindarkan penggunaan persentase, karena akan mempunyai
potensi untuk melipatgandakan.
c. Menciptakan rasa kebersamaan
Bank Syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal
dengan peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi resiko secara
18
adil, dan rasa kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam
merasa tenang sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan baik.
d. Tidak ada keuntungan yang pasti
Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan muamalah adalah
mencantumkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan pada waktu
pengikatan kontrak pembiayaan. Sedangkan yang diperkenankan dalam
sistem muamalah adalah kontrak yang dilakukan yang hakikatnya
merupakan sistem yang didasarkan pada penyertaan dengan sistem bagi
hasil.
e. Jual beli uang yang sama dilarang
Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi
bank syariah adalah seolah-olah melakukan jual beli atau sewamenyewa uang dari bentuk mata uang yang sama dengan memperoleh
keuntungan darinya.
f. Jaminan kebendaan terhadap utang
Pada bank konvensional bahwa jaminan kebendaan terhadap utang dari
peminjam merupakan hal yang sangat menentukan dalam persetujuan
pemberian pinjaman. Sebaliknya, dalam bank syariah pemberian
pinjaman
dalam
bentuk
talangan
dana
untuk
pembelian
barang/aktiva/barang modal tersebut, maka pada dasarnya tidak
mengutamakan jaminan kebendaan dari peminjam. Sebab barang yang
ditalangi pembeliannya oleh bank masih menjadi milik bank
sepenuhnya selama utang peminjam belum lunas.
19
Sebagai lembaga bisnis, Bank Syariah, seperti bank-bank lainnya
harus memiliki daya tarik ekonomi. Namun pertimbangan ekonomi bukan
merupakan pertimbangan dasar, ada hal lain yang lebih penting, yaitu
moral. Karena itu produk-produk yang diberikan Bank Syariah tidak
pernah lepas dari aturan syariah. Selalu ada pertimbangan yang bersifat
ukhrawi, yaitu pertimbangan halal dan haram.
Keberadaan perbankan syariah di tanah air telah mendapatkan
pijakan kokoh setelah adanya Paket derelugasi, yaitu yang berkaitan
dengan lahirnya Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang
direvisi melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Dengan demikian
bank ini adalah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Bagi hasil
adalah prinsip yang berdasarkan syariah dalam melakukan kegiatan usaha
bank.
Bank syariah di dalam operasionalisasinya harus mengikuti dan
berpedoman kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman
Rasulullah SAW, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi
tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil
ijtihad para ulama/cendikiawan muslim yang tidak menyimpang dari
ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. (Sumitro, 1997:6)
6. Jenis Bank Syariah
Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
20
a. Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 1 ayat 8 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008).
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal
1 ayat 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008)
7. Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional
Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki
persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme
transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat yang umum
memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan
dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan mendasar di
antara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur
organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja (Antonio, 2001:29)
a. Akad Dan Aspek Legalitas
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku
transaksi, maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad,
seperti hal-hal berikut ini:
1) Rukun menurut Al-Jazairi (2003: 279) :
a) Penjual, penjual haruslah punya hak kepemilikan atas barang
yang dijualnya atau dia diizinkan oleh pemilik barang untuk
menjualnya serta berakal dan tidak bodoh.
21
b) Pembeli, pembeli haruslah individu yang boleh bertransaksi, tidak
bodoh, dan bukan anak kecil yang tidak diizinkan untuk
bertransaksi.
c) Barang, barang yang diperjualbelikan haruslah barang yang
mubah, suci, dapat diserahkan, dan diketahui oleh pembeli meski
hanya sifatnya.
d) Akad, yaitu ijab dan qabul dengan ucapan.
e) Kesepakatan/Ridho, tidak sah jual beli tanpa ridho/sepakat dua
belah pihak,
2) Syarat menurut Sabiq, (2006: 840,):
Di antara beberapa syarat di dalam transaksi sebagai berikut :
a) Syarat bagi subyek transaksi, disyaratkan subyek transaksi
berakal dan mumayyiz (dapat membedakan), maka tidak sah
transaksi yang dilakukan oleh orang gila, orang yang sedang
mabuk, dan anak kecil yang belum mumayyiz.
b) Syarat bagi obyek transaksi, disyaratkan bagi obyek transaksi
enam hal : suci zatnya, memiliki manfaat, dimiliki oleh subyek
transaksi, dapat diserahkan, diketahui kondisinya, wujud barang
dimiliki..
b. Lembaga Penyelesaian Sengketa
Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan
syariah terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan
nasabahnya, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya di peradilan
22
negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi
syariah. Lembaga yang mengatur hukum dan atau berdasarkan prinsip
syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah
Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh kejaksaan
Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
c. Struktur Organisasi
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank
konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur
yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional
adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas
mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan
garis-garis syariah.
d. Bisnis Dan Usaha Yang Dibiayai
Pada industri perbankan syariah, bisnis dan usaha yang
dilaksanakan tidak terlepas dari saringan Syariah. Karena itu, bank
syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang terkandung di
dalamnya hal-hal yang diharamkan.
Sesuatu pembiayaan tidak akan disetujui oleh perbankan syariah
sebelum dipastikan beberapa hal pokok, di antaranya sebagai berikut:
1) Status hukum obyek pembiayaan (halal atau haram).
2) Kemungkinan proyek tersebut menimbulkan mudharat bagi
masyarakat.
3) Keterkaitan proyek dengan perbuatan mesum/asusila.
23
4) Keterkaitan proyek dengan perjudian
5) Keterkaitan industri senjata ilegal dan pengembangan senjata
pemusnahan massal
6) Kemungkinan proyek tersebut merusak syiar islam, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
8. Pemasaran
Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas
dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan
definisi pemasaran adalah: Suatu proses sosial dan manajerial di mana
individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu
yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Assauri (1999:4)
mendefinisikan
pemasaran:
“Sebagai
usaha
menyediakan
dan
menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang
tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi
dan komunikasi yang tepat”.
Pemasaran menurut Sunarto,(2003:6,7) adalah proses sosial
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Sunarto (2002:2), pemasaran merupakan pemenuhan
kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan.
24
Dharmaseta dan Handoko (2004:4) mendefinisikan manajemen
pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan
program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan
pasaran yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Angipora,
(2002:
45)
mengutip
pengertian
pemasaran
yang
dikemukakan oleh para ahli:
a. Menurut Phillip Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia
melalui proses pertukaran.
b. Menurut William J Stanton mendefinisikan pemasaran adalah:
a. Dalam arti Kemasyarakatan
Pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang
bertujuan memuaskan keinginan manusia.
b. Dalam arti Bisnis
Pemasaran adalah sistem dari sebuah sistem dari kegiatan
bisnis
yang
direncanakan,
mempromosikan,
dan
mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan
besar.
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran
merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target
market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang
25
dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan
laba bagi perusahaan.
9. Bauran Pemasaran/Marketing Mix
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah
Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan
perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan
menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang
merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variabel
mana
dapat
dikendalikan
oleh
perusahaan
untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel
atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh
perusahaan
seefektif
mungkin,
dalam
melakukan
kegiatan
pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar
memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat
mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif. Menurut William J.
Stanton dalam Angipora, (2002) pengertian marketing mix secara
umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang
dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti
sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah
penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi.
26
Menurut Kotler (2000: 17) bauran pemasaran (marketing mix)
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Berdasarkan definisi tersebut marketing mix adalah kombinasi dari
empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan, yakni produk (product), harga (price), tempat
(place) dan promosi (promotion). Dalam pelaksanaannya unsur-unsur
yang membentuk marketing mix tidak dapat dipisahkan agar
pemasaran yang dilakukan lebih efektif pelaksanaannya. Marketing
mix digunakan dalam strategi pemasaran sebagai suatu cara untuk
mempengaruhi konsumen agar mau bertindak membeli suatu produk
atau service, termasuk produk perbankan.
Kombinasi pemasaran/bauran pemasaran (marketing mix)
adalah kumpulan alat-alat pemasaran yang dipergunakan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya di dalam pasar
sasaran. Alat-alat marketing mix digolongkan ke dalam empat
kelompok besar yang disebut 4P pemasaran, yaitu: produk (product),
penetapan harga (price), penempatan (distribution) dan promosi
(promotion) (Kotler, 2000, 15).
Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal.
Faktor eksternal yaitu faktor di luar jangkauan perusahaan yang antara
27
lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan
perekonomian, dan lingkungan sosial budaya.
MARKETING MIX
PRODUCT
 Variasi Produk
 Kualitas
 Desain
 Kelengkapan
 Merek
 Kemasan
 Ukuran
 Layanan
 Garansi
 Penggantian
PRICE
 Harga resmi
 Potongan
Harga
 Pengganti
 Periode
Pembayaran
 Ketentuan
Kredit
PROMOTION
 Promosi
 Penjualan
 Iklan
 Tenaga
Penjualan
 Hubungan
Masyarakat
 Pemasaran
Langsung
PLACE
 Saluran
 Jangkauan
 Pengelompokan
 Lokasi
 Persediaan
 Transportasi
Sumber : Philip Kotler (hal 15: 2000)
Gambar 2.1
Kombinasi Pemasaran (Marketing Mix)
Keputusan
kombinasi
pemasaran
harus
dibuat
untuk
mempengaruhi saluran dagang dan konsumen akhir. Perusahaan
merencanakan suatu strategi kombinasi pemasaran (marketing-mix
strategy) yaitu suatu strategi yang meliputi produk, harga, tempat dan
promosi untuk mencapai pasar.
Menurut Kotler (2000) keempat bauran pemasaran tersebut
secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
a. Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Produk di sini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud
fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
28
potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide.
Produk ialah barang dan atau jasa yang
ditawarkan di pasar untuk dikonsumsi oleh konsumen. Pengolahan
produk termasuk di dalamnya perencanaan dan pengembangan
produk dan atau jasa yang baik untuk dapat dipasarkan oleh
perusahaan. Beberapa elemen dari produk tadi antara lain ialah
kualitas, bentuk fisik, kemasan, merek dagang, servis dan lain-lain.
b. Price (Harga)
Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat
diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang
konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya
harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
c. Place (tempat/saluran distribusi)
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat di mana produk tersedia
dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan
konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
Merupakan upaya agar produk yang ditawarkan berada pada tempat
dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan
biaya wajar.
29
Beberapa unsur yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Saluran distribusi;
b. Jangkauan distribusi;
c. Persediaan barang;
d. Lokasi dan transportasi
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu variabel yang penting dalam
pemasaran, yang merupakan suatu proses yang berlanjut. Adanya
promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam
pemasaran untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan
konsumen. Promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi
Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat.
Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan
dalam rangka menjual produk ke konsumen.
10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi
beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran) :
a. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan
masyarakat.
b. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik
dan sosial/budaya.
Menurut Wahjono (2010: 54) lingkungan pemasaran dapat
diartikan sebagai kekuatan yang ada di sekitar pemasaran perbankan baik
yang berada di dalam (lingkungan mikro) maupun yang berada di luar
30
(lingkungan makro) yang dapat mempengaruhi kemampuan bank
merencanakan, dan menjual produk dan jasanya ke pelanggan.
Lingkungan pemasaran juga dapat diartikan sebagai lingkungan di mana
manajemen bank mampu untuk mengembangkan dan mempertahankan
keberadaannya dalam memenuhi dan memuaskan pelanggannya.
a.
Lingkungan Mikro Bank.
Lingkungan mikro bank menurut Wahjono (2010: 54) terdiri dari:
1) Serikat pekerja, merupakan karyawan bank yang tergabung dalam
serikat pekerja. Manakala serikat pekerja bank bisa bersatu dan
memiliki misi yang sama dengan manajemen bank, maka sinergi
dalam memajukan bank akan tercipta, dan ini memungkinkan
untuk menambah kecepatan perkembangan bank.
2) Pemerintah, dalam komponen lingkungan mikro mempengaruhi
bank dalam hal kebijakan peraturan perbankan dan dalam hal
regulasi baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bank.
3) Pesaing, dalam hal ini adalah pesaing sesama bank yang termasuk
pesaing dekat, dan pesaing jauh yaitu sesama perusahaan jasa
keuangan.
4) Pemasok, dalam hal ini adalah orang atau lembaga yang mensuplai
semua keperluan bank, termasuk di antaranya nasabah dana
masyarakat seperti penabung, deposan, dan giran. Pemasok alat
tulis dan keperluan bank lainnya juga termasuk dalam kelompok
pemasok.
5) Media, adalah media massa termasuk koran, majalah, televisi,
radio, dan perusahaan periklanan. Bagi bank yang dapat
31
memanfaatkan publisitas dengan memanfaatkan media, bisa
berharap dapat menghemat biaya iklan.
b. Lingkungan Makro Bank
Lingkungan makro bank menurut Wahjono (2010: 55) terdiri dari:
1) Ekonomi. Lingkungan ekonomi yang berpengaruh terhadap bank
di antaranya adalah suku bunga, tingkat inflasi, jumlah uang yang
beredar, tingkat pengangguran, daya beli masyarakat, termasuk
juga lingkungan ekonomi global.
2) Teknologi. Dalam hal perbankan teknologi mempengaruhi
perilaku kas transaksi misalnya. Dengan adanya mesin Automated
Teller Machine (ATM), masyarakat saat ini memiliki kebebasan
dalam membayar dan mentransfer dananya tanpa tergantung pada
jam kerja kantor bank.
3) Politik. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa lingkungan
politik mempengaruhi perbankan, beberapa kasus yang muncul ke
media massa menunjukkan bahwa perbankan memerlukan politik
dalam menunjang usahanya.
4) Sosial.
Lingkungan
sosial
bank
juga
mempengaruhi
perkembangan bank. Semenjak lahirnya Undang-Undang tahun
1992 yang memungkinkan beroperasinya bank syariah, bank tanpa
bunga, maka semenjak itu banyak berdirinya bank syariah atau
cabang
syariah.
Gejala
sosial
seperti
ini
akan
banyak
mempengaruhi lingkungan perbankan.
11. Pangsa Pasar
Definisi pangsa pasar menurut Assauri (1999: 95) pangsa pasar merupakan
besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu
32
perusahaan yang biasanya dinyatakan dengan persentase“ Sedangkan
menurut Douglas W. Foster dalam Kusriyanto (2001: 45) pangsa pasar
adalah memecah-mecah suatu keseluruhan yang heterogen menjadi bagian
yang homogen yang mencakup para pelanggan yang mempunyai
kepentingan yang sama untuk tujuan yang berbeda-beda.
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan pangsa pasar adalah
besarnya bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan. Dengan kata
lain penguasaan suatu produk terhadap pasar atau besarnya jumlah produk
yang diminta yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan
jumlah permintaan di pasar. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut
wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan,
tipe pelanggan, dan teknologinya. Pangsa pasar ini biasanya dinyatakan
dalam bentuk persentase (%), perhitungan untuk pangsa pasar (market
share)
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Salatiga
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri
(BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi
dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan
moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi
termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam
dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan
dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
berusaha
keluar
dari
situasi
tersebut
dengan
melakukan
upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
33
34
Pada
saat
bersamaan,
pemerintah
melakukan
penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut
juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya UU Nomor 10 tahun 1998, yang memberi peluang
bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan
usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, Nomor 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
35
Nomor 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/
1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
H atau tanggal 1 November 1999.
Pada tahun-tahun selanjutnya mulai didirikan Kantor Cabang,
Kantor Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri di berbagai kota di
Indonesia. Bank Syariah Mandiri Salatiga berdiri dan beroperasi pada
tanggal 10 Januari 2011 dengan beralamat kantor di di Ruko Diponegoro
A6 A7 Jl. Diponegoro 77 Salatiga.
Bank Syariah Mandiri Salatiga hadir, tampil dan tumbuh sebagai
bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha
dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri.
2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
a. Visi
Menjadi Bank Syariah Tepercaya Pilihan Mitra Usaha.
b. Misi
1) Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan
2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
36
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.
3. Nilai Perusahaan
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared
Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
a. Excellence:
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinambungan.
b. Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c. Humanity:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
d. Integrity:
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e. Customer Focus:
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank
Syariah
menguntungkan.
Mandiri
sebagai
mitra
yang
terpercaya
dan
37
4. Logo Bank Syariah
a. Logo 1
Gambar 3.1
Logo Bank Syariah 1
b. Logo 2
Gambar 3.2
Logo Bank Syariah 2
5. Filosofi perbankan syariah
Perbankan syariah merupakan bagian dari ekonomi syariah, di
mana ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara
manusia dengan manusia). Oleh karena itu, perbankan syariah tidak bisa
dilepaskan dari Al-Qur`an dan as sunnah sebagai sumber hukum Islam.
Perbankan syariah juga tidak dapat dilepaskan dari paradigma ekonomi
syariah.
38
Berikut beberapa paradigma ekonomi syariah:
a. Tauhid. Dalam pandangan Islam, salah satu misi manusia diciptakan
adalah untuk menghambakan diri kepada Allah SWT: ”Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (51:56). Pengembangan diri ini merupakan realisasi tauhid
seorang hamba kepada Pencipta-Nya. Konsekuensinya, segenap
aktivitas ekonomi dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk
mendekatkan diri kepada-Nya.
b. Allah SWT sebagai pemilik harta yang hakiki. Prinsip ekonomi
syariah memandang bahwa Allah SWT adalah pemilik hakiki dari
harta. ” Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi…” (2:284). Manusia hanya mendapatkan titipan
harta dari-Nya, sehingga cara mendapatkan dan membelanjakan harta
juga harus sesuai dengan aturan dari pemilik hakikinya, yaitu Allah
SWT.
c. Visi global dan jangka panjang. Ekonomi syariah mengajarkan
manusia untuk bervisi jauh ke depan dan memikirkan alam secara
keseluruhan. Ajaran Islam menganjurkan ummatnya untuk mengejar
akhirat yang merupakan kehidupan jangka panjang, tanpa melupakan
dunia:
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (28: 77).
39
Risalah Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW pun
mengandung rahmat bagi alam semesta: ”Dan tiadalah Kami mengutus
kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”
(23:107). Dengan demikian dalam dimensi waktu, ekonomi syariah
mempertimbangkan dampak jangka panjang, bahkan hingga kehidupan
setelah dunia (akhirat). Sedangkan dalam dimensi wilayah dan
cakupan, manfaat dari ekonomi syariah harus dirasakan bukan hanya
oleh manusia, melainkan alam semesta.
d. Keadilan. Allah SWT telah memerintahkan berbuat adil:
”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil” (4:
48).
Bahkan, kebencian seseorang terhadap suatu kaum tidak boleh
dibiarkan sehingga menjadikan orang tersebut menjadi tidak adil:
”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (5:8).
e. Akhlaq mulia. Islam menganjurkan penerapan akhlaq mulia bagi
setiap manusia. bahkan Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa:
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang
mulia” (HR. Malik). Termasuk saat mereka beraktivitas dalam
ekonomi. Akhlaq mulia semisal ramah, suka menolong, rendah hati,
amanah, jujur sangat menopang aktivitas ekonomi tetap sehat. Contoh
40
terbaik dalam akhlaq adalah Muhammad SAW, sehingga Allah SWT
memuji beliau: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung” (68:4). Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad
sangat dipercaya oleh kaumnya sehingga diberi gelar ’al Amin’ (yang
terpercaya). Hasilnya, beliau menjadi pengusaha yang sukses.
f. Persaudaraan. Islam memandang bahwa setiap orang beriman adalah
bersaudara: ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara..”
(49:10). Konsep persaudaraan mengajarkan agar orang beriman
bersikap egaliter, peduli terhadap sesama dan saling tolong menolong.
Islam juga mengajarkan agar perbedaan suku dan bangsa bukanlah
untuk dijadikan sebagai pertentangan, melainkan sebagai sarana untuk
saling mengenal dan memahami:
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa –
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”
(49:13).
6. Operasional Bank Syariah Mandiri Salatiga
Bank Syariah Mandiri Salatiga sejak berdiri dan sejak mulai
beroperasi (10 Januari 2011) menjalankan fungsi yang sama dengan
perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi (penyaluran),
dari nasabah pemilik dana (shahibul mal) dengan nasabah yang
membutuhkan dana. Namun, nasabah dana dalam bank syariah
diperlakukan sebagai investor dan/atau penitip dana. Dana tersebut
disalurkan perbankan syariah kepada nasabah pembiayaan untuk beragam
keperluan, baik produktif (investasi dan modal kerja) maupun konsumtif.
41
Dari pembiayaan tersebut, bank syariah akan memperoleh bagi
hasil/marjin yang merupakan pendapatan bagi bank syariah. Jadi, nasabah
pembiayaan akan membayar pokok + bagi hasil/marjin kepada bank
syariah. Pokok akan dikembalikan sepenuhnya kepada nasabah dana
sedangkan bagi hasil/marjin akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan
nasabah dana, sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Artinya dalam
bank syariah, dana dari nasabah pendanaan harus diusahakan terlebih
dahulu untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan itulah yang akan
dibagi hasilkan untuk keuntungan bank syariah dan nasabah dana.
7. Skema-skema produk Bank Syariah Mandiri Salatiga
Dalam operasionalnya, bank syariah menggunakan beberapa skema yang
bersesuaian dengan syariah sebagaimana dijelaskan sbb.:
a. Pendanaan/Penghimpunan dana: Wadiah dan mudharabah.
1) Wadiah (titipan)
Dengan skema wadiah, nasabah menitipkan dananya kepada bank
syariah. Nasabah memperkenankan dananya dimanfaatkan oleh
bank syariah untuk beragam keperluan (yang sesuai syariah).
Namun bila nasabah hendak menarik dana, bank syariah
berkewajiban untuk menyediakan dana tersebut. Umumnya skema
wadiah digunakan dalam produk giro dan sebagian jenis tabungan.
BSM
menggunakan
skema
ini
untuk
BSM
Giro,
BSM
TabunganKu dan BSM Tabungan Simpatik.
2) Mudharabah (investasi)
Dengan skema mudharabah, nasabah menginvestasikan dananya
kepada bank syariah untuk dikelola. Dalam skema ini, BSM
42
berfungsi sebagai manajer investasi bagi nasabah dana. Nasabah
mempercayakan pengelolaan dana tersebut untuk keperluan bisnis
yang menguntungkan (dan sesuai syariah). Hasil keuntungan dari
bisnis tersebut akan dibagi hasilkan antara nasabah dana dengan
BSM
sesuai
nisbah
yang
telah
disepakai
di
muka.
BSM menggunakan skema ini untuk BSM Deposito, Tabungan
BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Mabrur, BSM
Tabungan Investa Cendekia dan BSM Tabungan Kurban.
b. Pembiayaan/
penyaluran
dana:
Murabahah,
ijarah,
istishna,
mudharabah, musyarakah .
1) Murabahah
Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah.
Bank syariah akan membeli barang kebutuhan nasabah untuk
kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan marjin
yang telah disepakati. Harga jual (pokok pembiayaan + marjin)
tersebut akan dicicil setiap bulan selama jangka waktu yang
disepakati antara nasabah dengan bank syariah. Karena harga jual
sudah disepakati di muka, maka angsuran nasabah bersifat tetap
selama jangka waktu pembiayaan. Hampir seluruh pembiayaan
konsumtif BSM (BSM Griya, BSM Oto) menggunakan skema ini.
Skema ini juga banyak dipergunakan BSM dalam pembiayaan
modal kerja atau investasi yang berbentuk barang. Sekitar 70%
pembiayaan bank syariah menggunakan skema murabahah.
43
2) Ijarah
Merupakan akad sewa antara nasabah dengan bank syariah. Bank
syariah membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang
untuk kemudian disewakan kepada nasabah. Umumnya, nasabah
membayar sewa ke bank syariah setiap bulan dengan besaran yang
telah disepakati di muka. BSM mengaplikasikan skema ini pada
BSM Pembiayaan Eduka (pembiayaan untuk kuliah) dan BSM
Pembiayaan
Umrah.
Beberapa
pembiayaan
investasi
juga
menggunakan skema ijarah, khususnya skema ijarah muntahiya
bit tamlik (IMBT).
3) Istishna
Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah,
namun barang yang hendak dibeli sedang dalam proses pembuatan.
Bank syariah membiayai pembuatan barang tersebut dan
mendapatkan pembayaran dari nasabah sebesar pembiayaan barang
ditambah dengan marjin keuntungan. Pembayaran angsuran pokok
dan marjin kepada bank syariah tidak sekaligus pada akhir periode,
melainkan dicicil sesuai dengan kesepakatan. Umumnya bank
syariah memanfaatkan skema ini untuk pembiayaan konstruksi.
4) Mudharabah
Merupakan akad berbasis bagi hasil, di mana bank syariah
menanggung sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi.
44
5) Musyarakah
Merupakan akad berbasis bagi hasil, di mana bank syariah tidak
menanggung
sepenuhnya
kebutuhan
modal
usaha/investasi
(biasanya sekitar 70% sampai dengan 80%).
6) Lainnya
c. Jasa: Wakalah, rahn, kafalah, sharf .
1) Wakalah
Wakalah berarti perwalian/perwakilan. Artinya BSM bekerja untuk
mewakili
nasabah
dalam
melakukan
suatu
hal.
BSM
mengaplikasikan skema ini pada beragam layanannya semisal
transfer uang, L/C, SKBDN dsb.
2) Rahn
Rahn bermakna gadai. Artinya bank syariah meminjamkan uang
(qardh) kepada nasabah dengan jaminan yang dititipkan nasabah
ke bank syariah. Bank syariah memungut biaya penitipan jaminan
tersebut untuk menutup biaya dan keuntungan bank syariah.
BSM mengaplikasikan skema ini pada BSM Gadai Emas iB.
3) Kafalah
Dengan skema kafalah, bank syariah menjamin nasabahnya. Bila
terjadi sesuatu dengan nasabah, bank syariah akan bertanggung
jawab
kepada
pihak
ke-3
sesuai
kesepakatan
awal.
BSM mengaplikasikan skema ini pada produk BSM Bank Garansi.
45
4) Sharf
Merupakan jasa penukaran uang. BSM mengaplikasikan skema ini
untuk layanan penukaran uang Rupiah dengan mata uang negara
lain, semisal US$, Malaysia Ringgit, Japan Yen dsb.
B. Data-Data Deskriptif
1. Susunan Organisasi.
Struktur organisasi BSM Salatiga disesuaikan dengan keragaman
layanan yang ditawarkan, keahlian personilnya dan peraturan-peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. BSM Salatiga mengorganisasikan
fungsi-fungsinya untuk melayani nasabahnya atau menempatkan karyawan
yang ada atau karyawan baru sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Struktur organisasi BSM Salatiga mencerminkan pandangan manajemen
tentang cara yang paling efektif untuk mengoperasikan bank.
Struktur organisasi BSM Salatiga sebagaimana berikut ini:
46
KEPALA CABANG
DPK
(Sri Wiyono Aji
Nugroho)
PKP pelaksana
Marketing Manager
Fanding
officer
Operation Manager
(Arief Yanuar)
KCP
Pembantu
Kantor
kas
Fanding
officer
Kantor
kas
Fanding
officer
CS
(Johan
Anton
Permadi)
Teller
(reni
Mayasari)
Admin
Pembiayaan
(Haryanto)
Pelaksana
Marketing
Support
Yosep
Sapari
Rifqi
aditya
Ganis
Dewi
Gambar 3.3
Struktur Organisasi BSM Salatiga
Pelaksana D
&C
(Miranti Tyas
Utami)
Pelaksana SDI
& GA
(Miranti Tyas
Utami)
47
2. Ruang Lingkup Kegiatan BSM Salatiga
a. Budaya Bank Syariah Mandiri
Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip
syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada
sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam
lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :
1) Siddiq (Integritas), menjaga martabat dengan integritas. Awali
dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap
terpuji dan perilaku teladan.
2) Istiqamah (Konsistensi), konsisten adalah kunci menuju sukses.
Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah,
kesabaran dan percaya diri.
3) Fathanah (Profesionalisme), profesional adalah gaya kerja kami.
Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.
4) Amanah (tanggung jawab), terpercaya karena penuh tanggung
jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, objektif, akurat dan
disiplin.
5) Tabligh
(Kepemimpinan),
kepemimpinan
berlandaskan
Kasihsayang selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif
dan memberdayakan.
b. Prinsip-Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri
1) Keadilan
Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari
mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai dengan fitrah alam.
48
2) Kemitraan
Posisi nasabah investor, pengguna dana bank berada dalam
hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan
dan bertanggung-jawab, di mana bank syariah “X” benar-benar
berfungsi sebagai intermediary institusion lewat skim-skim
pembiayaan yang dimilikinya.
3) Keterbukaan
Melalui
laporan
keuangan
bank
yang
terbuka
secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan
dana dan kualitas manajemen bank.
4) Universalitas
Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak
membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan dalam
masyarakat dengan prinsip islam sebagai rahmatan lil alamin.
3. Perkembangan Pendanaan/Dana Pihak Ketiga/Nasabah
Perkembangan pendanaan BSM Mandiri Salatiga dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1
Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga
No
Keterangan
1. Giro
2. Tabungan Simpatik
3. Tabungan Mudharabah
4. Tabungan Mabrur
5. Tabungan Investa Cendikia
6. Tabungan Berencana
7. Deposito
Jumlah
Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Per-30 Juni 2011
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.274.125.314
282.126.291
9.361.539.930
163.132.906
5.516.997
26.821.354
998.525.403
12.111.788.195
49
4. Perkembangan Pembiayaan
Tabel 3.2
Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga
No
Keterangan
Per-30 Juni 2011
1. Murabah
2. Mudharabah
3. Musyarakah
4. Talangan Haji
Jumlah
Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Rp. 3.415.228.417
Rp. 3.685.606.392
Rp. 1.173.270.986
Rp. 2.102.000.000
Rp. 10.376.105.795
5. Strategi Pemasaran BSM Salatiga
Dari hasil pengamatan pada obyek, wawancara dan membaca literatur,
brosur, leaflet serta internet dapat disajikan data-data deskriptif Bank Syariah
mandiri Salatiga yang berkaitan dengan strategi pemasaran, marketing mix dan
faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran sebagai berikut:
a. Produk-produk Bank Syariah Mandiri Salatiga
Dari wawancara dengan Ibu Dewi (Bagian Marketing) dikatakan
bahwa, “Sama halnya dengan bank konvensional, produk yang dihasilkan
dalam perbankan syariah bukan berupa barang, melainkan berupa jasa.
Ciri khas jasa yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai syariah
atau yang diperbolehkan dalam Al-quran”.
Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Johan Anton Permadi (CS)
faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran produk BSM Salatiga antara
lain kondisi lapisan masyarakat yang sebagian besar adalah muslim
menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan,, karena
kegiatan perusahaan antara lain pengenalan produk baru, gerai produk, dan
50
promosi penjualan mempengaruhi minat kelompok lain, dapat sebagai
pendorong kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya. Yang
pada akhirnya mereka tahu bahwa produk BSM Salatiga mempunyai
keunikan dibandingkan dengan produk bank konvensional.
b. Harga dan Prinsip Bagi Hasil
Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Arief Yanuar
selaku Operation Manager diketahui bahwa perbedaan dengan bank
konvensional adalah adanya prinsip bagi hasil bukannya dengan metode
bunga bank. Faktor inilah yang menjadikan Bank Syariah Mandiri Salatiga
unggul dari bank konvensional, yang perlu dijadikan ujung tombak strategi
pemasarannya adalah faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan
dengan agama Islam dan prinsip bagi hasil merupakan solusi masalah
perbankan di Indonesia yang sebagian besar adalah muslim.
Seperti juga dikatakan oleh Miranti Tyas Utami (Pelaksana D&C)
bahwa keunikan BSM yaitu prinsip bagi hasil merupakan keunikan BSM
yang harusnya menjadikan keunggulan bagi pemasaran BSM jika dilihat
dari
faktor
demografis/kependudukan
dan
lingkungan
kehidupan
bermasyarakat yang menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat
mempunyai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat dan agama. Apabila kita melihat dari faktor ini, maka
dari segi prinsip keagamaan BSM Salatiga peluang pengembangan pasar
yang luas.
51
c. Tempat/Distribusi Produk BSM Salatiga
“Mendirikan unit pelayanan perbankan syariah hingga ke pelosok desa
adalah sebuah keharusan jika ingin memperoleh pasar yang baru,”
sebagaimana di kemukakan oleh Ibu Ganis (marketing). Selanjutnya juga
dikatakan bahwa, “Pelayanan Bank Syariah Mandiri Salatiga dengan
dukungan peralatan teknologi dan komunikasi yang semakin canggih, bisa
dilakukan di mana saja, kapan saja, tanpa harus mendatangi kantor
pelayanan, yaitu cukup melalui mesin ATM, Internet, Telepon maka
nasabah akan lebih tertarik menggunakan jasa BSM Salatiga.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kemudahan
memperoleh/penggunaan produk dalam kaitannya dengan lokasi dan
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, dapat dijadikan
sebagai faktor untuk mendukung pemasaran Bank Syariah Mandiri
Salatiga.
d. Promosi
Seperti dikatakan oleh Ibu Dewi (bagian marketing), kegiatan promosi
yang dilakukan BSM Salatiga meliputi: penyebaran leaflet, brosur, iklan di
surat kabar, melakukan promosi door to door ke instansi-instansi/lembagalembaga, gerai produk pada acara-acara tertentu, lebih lanjut promosi
merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mengenalkan produk
BSM Salatiga dan memberikan informasi kepada masyarakat, yang
bertujuan untuk meningkatkan jumlah nasabah BSM Salatiga.
52
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Rifqi Aditya (staf marketing)
bahwa kegiatan promosi BSM Salatiga merupakan kegiatan untuk
menjaring konsumen baru dari berbagai kalang, misalnya untuk kalangan
PNS dilakukan melalui sale promotion seperti pemberian bonus terhadap
nasabah baru dengan setoran minimal yang telah ditentukan, hal itu
dilakukan melalui kunjungan instansi oleh tim marketing BSM Salatiga.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran
Dari wawancara dengan Ibu Dewi (Bagian Marketing) disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran produk BSM
terdiri dari:
a. Faktor pesaing, dalam hal ini adalah produk dari bank konvensional, di
mana BSM Salatiga dituntut untuk dapat memberikan produk dan
layanan yang mempunyai keunggulan dibanding dengan produk
pesaing.
b. Faktor masyarakat/nasabah, BSM Salatiga juga memperhatikan
sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu menaruh perhatian
terhadap kegiatan-kegiatan BSM, karena kegiatan perusahaan pasti
mempengaruhi minat masyarakat dalam pertimbangan untuk menjadi
nasabah.
c. Faktor penduduk, jumlah penduduk dan komposisi penduduk menurut
agama sangat mempengaruhi pemasaran BSM Salatiga, karena sampai
saat ini masyarakat masih mempunyai pemikiran bahwa Bank Syariah
Salatiga adalah bank bagi orang Islam, pendapat tersebut tidak benar
53
100%, karena BSM Salatiga terbuka untuk umum dari golongan, suku
dan agama apapun.
d. Faktor teknologi, teknologi yang berkembang sangat cepat menuntut
kita memperkenalkan produk-produk BSM Salatiga yang sudah
mengaplikasikan teknologi, seperti penggunaan ATM, Internet, Mobile
Banking dan SMS Banking.
BAB IV
ANALISIS
Dalam bab ini dipaparkan hasil telaah terhadap informasi-informasi obyek
(Bank Syariah Mandiri Salatiga) pada bab III dan menganalisisnya berdasarkan
Kajian Pustaka pada Bab II, khususnya terfokus pada obyek permasalahan yaitu
strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi
marketing mix (product, price, place dan promotion).
A. Strategi Marketing Mix
Sebagai sarana peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri
Salatiga dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan konsep marketing
mix (bauran pemasaran) untuk melakukan meningkatkan pangsa pasar. Dalam
bauran pemasaran diperlukan beberapa strategi terhadap masing-masing
komponen yang terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat atau
saluran distribusi), dan promotion (promosi). Dari keempat komponen tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Product (produk)
Persamaan dengan bank konvensional, produk yang dihasilkan di
Bank Syariah Mandiri Salatiga berupa jasa, namun ciri khas produk/jasa
dari Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah produk/jasa yang mengacu
kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-quran. Agar
dapat lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang
54
55
dihasilkan, maka produk tersebut harus memaksimalkan karakteristik yang
dimiliki Perbankan Syariah.
Dalam
persaingan
yang
semakin
tajam,
program-program
pengembangan kualitas produk bagi pengembangan kualitas untuk kepuasan
nasabah menjadi hal yang bersifat fardlu ’ain (wajib secara individual).
Dalam situasi tersebut, sikap dan perilaku nasabah kritis dan cerdas. Bank
Syariah Mandiri berpandangan bahwa produk akan semakin bermakna
apabila dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi
nasabah.
Kesamaan produk Bank Syariah Mandiri Salatiga dengan bank
konvensional adalah sama-sama menjual jasa. Namun keunikan produk dari
Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah nilai-nilai syariah yang terkandung di
setiap produknya. Dengan keunikan/perbedaan dengan jasa perbankan
konvensional sudah seharusnya menjadikan daya tarik tersendiri bagi
nasabah. Hal penting yang harus diperhatikan dalam produk jasa Bank
Syariah Mandiri Salatiga adalah atribut yang menyertai, seperti:
kemudahan, sistem, prosedur dan pelayanan yang menyertai produk
tersebut.
2. Price (Harga)
Pengertian harga dalam Bank Syariah Mandiri dapat diartikan dengan
melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan sebuah manfaat dalam bentuk jasa yang setimpal atas
pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh konsumen. Jasa yang ditawarkan
56
oleh Bank Syariah Mandiri mampu memberikan sebuah nilai tambah
(keuntungan) dibandingkan dengan Perbankan Konvensional. Nilai tersebut
antara lain adalah adanya prinsip bagi hasil bukannya dengan metode bunga
(faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama). Faktor
inilah yang menjadikan Bank Syariah Mandiri unggul dari bank
konvensional, sehingga sudah semestinya prinsip bagi hasil ini perlu
ditindaklanjuti dengan strategi informasi dan sosialisasi kepada masyarakat,
di mana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar adalah
muslim.
Penerapan prinsip-prinsip syariah yang mengutamakan cara-cara
yang diperkenankan (halal), serta menjauhi cara-cara yang meragukan
(subhat), apalagi yang dilarang dalam Islam (haram). Bank Syariah Mandiri
Salatiga menggunakan sistem bagi hasil, berbeda dengan bank konvensional
dalam bentuk suku bunga, baik untuk produk simpanan maupun pinjaman.
Hal ini menjadikan keunggulan Bank Syariah Mandiri Salatiga, namun
masih diperlukan kegiatan sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat
agar lebih mengetahui, memahami dan akhirnya tertarik untuk menjadi
nasabah di Bank Mandiri Salatiga.
3. Place (saluran distribusi/tempat)
Tempat/saluran distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh
produk di pasar dan tersedia saat nasabah mencarinya. Saluran distribusi
Bank Syariah Mandiri memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan
untuk menjadikan produk atau jasa dapat diperoleh dan tersedia bagi
57
nasabah. Menjadi hal yang sangat penting mengenai tempat produk tersebut
mudah ditemukan/digunakan oleh nasabah.
Bank Syariah Mandiri tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh
tempat atau saluran distribusi yang baik untuk menjual jasa yang ditawarkan
kepada nasabah. Salah satu caranya adalah unit pelayanan perbankan
syariah di daerah-daerah, ATM di berbagai tempat, lokasi kantor bank yang
mudah dijangkau/strategis, kondisi dan suasana kantor/gedung, fasilitas
tempat parkir dan sebagainya.
Dari segi place (saluran distribusi/tempat) yang merupakan efek dari
timbulnya bermacam-macam tuntutan dan kebutuhan nasabah dalam
menggunakan jasa bank, Bank Syariah Mandiri tidak hanya mengandalkan
distributor konvensional (dalam hal ini hanya melalui/harus datang ke
kantor bank untuk melakukan transaksi perbankan), namun telah
memberikan berbagai pilihan bagi konsumen dalam mendapatkan/
menggunakan jasanya.
Saluran distribusi produk dan jasa Bank Syariah Mandiri, berupa
strategi lokasi kantor bank, ATM di tempat yang strategis, sehingga
nasabah dapat melakukan berbagai transaksi, seperti pengambilan uang
tunai, pembayaran rekening listrik, telepon dan lain-lain. Dengan semakin
majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran
telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet tanpa harus mendatangi
kantor bank.
58
Masyarakat yang lebih berpikiran maju dan didukung oleh teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin canggih, merupakan celah bagi
Bank Syariah Mandiri Salatiga dalam pengembangan strategi layanan dan
pemasaran dengan penggunaan teknologi dan informasi seperti: ATM,
BSM Net Banking, BSM Mobile Banking dan BSM SMS Banking.
4. Promotion (promosi)
Aspek penting dari marketing mix lainnya adalah mengenai promosi.
Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar nasabah tertarik
untuk membelinya/menggunakan jasanya. Salah satu cara berpromosi
efektif adalah dengan beriklan. Untuk mendapatkan efektivitas beriklan
sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan
karakter target pasar dari produk. Promotion (promosi) harus menjadi salah
satu faktor pendukung kesuksesan Bank Syariah Mandiri.
Fakta yang ada saat ini adalah sering kali kita menemui bahwa masih
adanya anggota masyarakat tidak mengetahui dengan jelas apakah yang
dimaksud Bank Syariah. Oleh karena itu sosialisasi atau promosi yang
sudah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga harus lebih
ditingkatkan agar dapat meningkatkan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri
Salatiga. Kegiatan promosi yang dilakukan adalah menyampaikan berbagai
informasi produk yang ditawarkan untuk dapat diketahui oleh nasabah,
antara lain meliputi: nama produk, manfaat produk, keunggulan produk, ciri
59
khas dari produk, bagaimana cara memperolehnya, di mana bisa didapat,
dan apa yang menjadi daya tarik produk tersebut.
Kegiatan promosi pada produk dan jasa Bank Syariah Mandiri Salatiga yang
dilakukan telah memberikan hasil yang baik, yang masih perlu dilakukan
secara berkesinambungan adalah:
a. Advertising/periklanan, melalui media cetak dan elektronik.
b. Sales promotion/promosi penjualan, melalui pemberian bonus/hadiah
kepada nasabah baru dengan jumlah setoran awal tertentu.
c. Personal selling/penjualan perorangan, melakukan promosi door to door
ke lembaga-lembaga, instansi pemerintah dan lokasi-lokasi tertentu,
disesuaikan dengan produk Bank Syariah mandiri Salatiga yang ada,
misalnya:
-
promosi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilakukan dengan
mendatangi koperasi-koperasi.
-
Promosi produk BSM Pembiayaan Haji kepada kelompok-kelompok
pengajian.
d. Publicity/publisitas, dengan penyebaran brosur, leaflet kepada pasar
sasaran yang dituju, gerai produk pada event (waktu) tertentu yang
melibatkan banyak orang.
Dari kegiatan promosi tersebut, yang harus lebih ditingkatkan adalah
Personal selling/penjualan perorangan, melakukan promosi door to door dan
publisitas dengan gerai produk, karena dari pengamatan kedua cara promosi
tersebut dapat memberikan hasil yang dapat diukur secara langsung.
60
Namun kegiatan promosi Bank Syariah Mandiri Salatiga yang lain
(seperti: iklan dan sales promotion) bukannya tidak penting, karena kegiatan
promosi tersebut dapat dipergunakan untuk menginformasikan keberadaan
bank beserta produknya, serta mempromosikan produk-produk unggulan.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran produk BSM
terdiri dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor pesaing
Memonitor segala kegiatan pesaing dalam kegiatan pemasaran yang
dilaksanakannya sangat diperlukan, hal ini sangat diperlukan agar BSM
Salatiga mengetahui apakah strategi mereka akan mempunyai dampak
terhadap pasar BSM Salatiga. Dengan memonitor strategi pemasaran
pesaing, BSM Salatiga dapat merumuskan strategi pemasaran yang baru
dalam menghadapi pesaing.
2. Faktor masyarakat/nasabah
BSM Salatiga harus memperhatikan faktor nasabah, dengan melakukan
survey terhadap nasabah berkaitan dengan kegiatan-kegiatan BSM, produk
BSM Salatiga dan pelayanan, sehingga BSM Salatiga dapat mengetahui
apa yang dikehendaki masyarakat/nasabah dari produk BSM Salatiga.
3. Faktor penduduk
Jumlah penduduk dan komposisi penduduk menurut agama sangat
mempengaruhi pemasaran BSM Salatiga, karena sampai saat ini sebagian
61
besar masyarakat masih belum mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai Bank Syariah Salatiga, di mana BSM Salatiga adalah bank yang
terbuka serta diperuntukkan hanya bagi umum dari semua golongan, suku
dan agama apapun.
4. Faktor teknologi,
Peran teknologi dalam dunia Bank Syariah Mandiri Salatiga sangatlah
mutlak diperlukan, dimana kemajuan suatu sistem perbankan dengan
penggunaan teknologi informasi yang maju. Di Bank Syariah Mandiri
Salatiga penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan
operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan
pelayanan terhadap nasabah. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam
dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada nasabah
serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat, antara
lain dengan penggunaan teknologi, seperti penggunaan ATM, Internet,
Mobile Banking dan SMS Banking.
C. Perkembangan Pendanaan dan Pembiayaan
1. Perkembangan Pendanaan/Dana Pihak Ketiga/Nasabah
Perkembangan pendanaan BSM Mandiri Salatiga dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
62
Tabel 4.1
Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga
No
Keterangan
1. Giro
2. Tabungan Simpatik
3. Tabungan Mudharabah
4. Tabungan Mabrur
5. Tabungan Investa Cendikia
6. Tabungan Berencana
7. Deposito
Jumlah
Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Per-30 Juni 2011
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.274.125.314
282.126.291
9.361.539.930
163.132.906
5.516.997
26.821.354
998.525.403
12.111.788.195
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan perkembangan yang baik dari segi
pendanaan, hal ini ditunjukkan dari dana pihak ketiga/nasabah di BSM
Salatiga selama 6 bulan beroperasi sejumlah Rp. 12.111.788.198,-. Dana
nasabah yang paling banyak pada Tabungan BSM Mudharabah sebesar
9.361.539.930,- atau sebesar 77,29% dari jumlah pendanaan di BSM
Salatiga, pada posisi ini perlu dipertahankan dan usaha peningkatan ke
depan. Sedangkan paling sedikit dana nasabah terdapat pada Tabungan
Investa Cendikia sebesar Rp. 5.516.997,- atau sebesar 0,05% dari jumlah
pendanaan di BSM Salatiga, hal ini diperlukan strategi pemasaran yang
lebih intensif dan berkelanjutan dan didukung oleh sosialisasi mengenai
kegunaan dan manfaat dari Tabungan Investa Cendikia.
63
2. Perkembangan Pembiayaan
Tabel 4.2
Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga
No
Keterangan
1. Murabah
2. Mudharabah
3. Musyarakah
4. Talangan Haji
Jumlah
Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Per-30 Juni 2011
Rp. 3.415.228.417
Rp. 3.685.606.392
Rp. 1.173.270.986
Rp. 2.102.000.000
Rp. 10.376.105.795
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan perkembangan yang baik dari segi
pembiayaan, hal ini ditunjukkan dari pembiayaan yang dikelola di BSM
Salatiga selama 6 bulan beroperasi sejumlah Rp. 10.376.105.795,-.
Pembiayaan yang paling besar pada Pembiayaan Mudharabah sebesar
3.685.606.392,- atau sebesar 35,52% dari jumlah pembiayaan di BSM
Salatiga, pada posisi ini perlu usaha peningkatan ke depan melalui strategi
peningkatan pemasaran yang lebih intensif . Sedangkan paling sedikit
pembiayaan nasabah terdapat pada musyarakat yaitu sebesar Rp.
1.173.270.986,- atau sebesar 11,31% dari jumlah pembiayaan di BSM
Salatiga, hal ini diperlukan strategi pemasaran yang berkelanjutan guna
meningkatkan pangsa pasar.
Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga
melalui Strategi marketing mix dan didukung dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran selain akan meningkatkan jumlah
nasabah/peningkatan pangsa pasar juga diharapkan dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat:
64
1.Hubungan antara perusahaan dan nasabahnya menjadi harmonis.
2.Memberikan dasar yang baik bagi nasabah untuk melakukan transaksi
perbankan ulang.
3.Membentuk rekomendasi yang baik mengenai Bank Syariah mandiri dari
mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
4.Mendorong terciptanya loyalitas nasabah.
5.Membangun reputasi baik perusahaan di mata nasabah
6.Meningkatkan laba perusahaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah
Mandiri Salatiga, Tinjauan Dari Segi Marketing Mix dan faktor-faktor apa
yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga dapat
disimpulkan:
1. Strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau
dari segi marketing mix:
a. Produk
yang
dihasilkan
adalah
sama
dengan
produk
bank
konvensional yaitu jasa, namun keunikan produk Bank Syariah
Mandiri Salatiga yang ditawarkan adalah produk/jasa yang mengacu
kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-quran.
Keunikan produk beserta pelayanan yang bersifat agamis dapat
dijadikan strategi pemasaran.
b. Bank Syariah Mandiri Salatiga menggunakan sistem bagi hasil,
berbeda dengan bank konvensional dalam bentuk suku bunga, baik
untuk produk simpanan maupun pinjaman. Hal ini dapat menjadikan
strategi pemasaran, di mana kita mayoritas masyarakat Indonesia
adalah muslim dengan dukungan faktor keyakinan bahwa bunga bank
bertentangan dengan agama Islam.
65
66
c. Salah satu cara peningkatan pangsa pasar dari elemen pemasaran yang
berupa place (tempat/saluran distribusi) adalah dengan pengembangan
unit pelayanan perbankan syariah di daerah-daerah, ATM di berbagai
tempat, lokasi kantor bank yang mudah dijangkau/strategis, kondisi
dan suasana kantor/gedung, fasilitas tempat parkir.
d. Promosi dan sosialisasi yang sudah dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri Salatiga harus lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan
pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga. Kegiatan promosi yang
dapat dilakukan adalah menyampaikan berbagai informasi produk
yang ditawarkan untuk dapat diketahui oleh nasabah, antara lain
meliputi: jenis produk, manfaat produk, keunggulan produk, ciri khas
dari produk, bagaimana cara memperolehnya, di mana bisa didapat,
dan apa yang menjadi daya tarik produk tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah
Mandiri Salatiga harus dikelola dengan baik dan disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen serta perkembangan teknologi yang bertujuan selain
untuk memudahkan operasional perusahaan, semakin memudahkan
pelayanan terhadap nasabah dan kepuasan nasabah.
B. Saran
1. Sosialisasi dan komunikasi harus lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat
yakin terdapat keunikan pada produk Bank Syariah Mandiri Salatiga.
67
2. Mengadakan pengajian rutin antar nasabah, pengelola, dan pengurus
sebagai media promosi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan
Anonim, 2008,Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 21 Tahun 2008.
Tentang. Perbankan Syariah
Al-Jaza’iri, Abu Bakr Jabir, 2005, Minhajul Muslim, Beirut: Darul Fikr.
Angipora, Marius P. 2002, Dasar-dasar Pemasaran, PT. Raja Larafindo Persada.
Jakarta
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema
Insani Press, Jakarta.
Assauri, 1999, Manajemen Pemasaran, Raja Grafindo Persada; Jakarta
Dharmesta, Swastha Basu, Handoko Hani, 2000, Manajemen Pemasaran, Analisa
Perilaku Konsumen, Edisi Pertama BPFE, Yogyakarta.
Djumhana, Muhammad, 1999, Hukum Perbankan Indonesia, PT. citra Aditya
Bakti, Bandung.Kasmir. 2005, Pemasaran Bank, Prenada Media, Jakarta.
Komaruddin, Sastradipotra, 2004, Strategi Manajeman Bisnis Perbankan, Kappa
Zigma, Bandung
Kotler,
Philip. 2000, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol, terjemahan. Edisi kedelapan, jilid I,
Prenhallindo, Jakarta.
Kusriyanto. Bambang, 2001, Manajemen Produk dan Pasar, Erlangga, Jakarta
Sayyid Sabiq, 2006, Fiqih Sunnah, Jilid 1-2, PT Al-Ma’arif, Bandung.
Sumitro, Warkum. 1997, Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga
Terkait (BAMUI & TAKAFUL) Di Indonesia, RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Tjiptono, Fandi, 2002, Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta.
Tunjungsari, Ratih Tri, 2008, Strategi Pemasaran Produk Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Syariah Slamet Riyadi Solo, TA Pada UNS Surakarta
Wahjono, Sentot Imam, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Widiyastuti, 2009, Teknik Pemasaran: Marketing Mix Produk BMT Tumang
Cabang Ampel, TA pada STAIN Salatiga
Download