jurnal kedokteran dan kesehatan

advertisement
ISSN 0216-3942
JURNAL
KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi Di RS Koja Tahun 2015
Fatimah dan Siti Nurhasiyah Jamil
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit
Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016.
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita Terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun
2016
Hirfa Turrahmi
Faktor – faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki bayi
umur 10-12 bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil Terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri
Emping Di Banten
Maria Eka Putri
Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
Sugiarto
Penyakit Kulit Frambusia
Heryanto
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Safira Laundry
Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
J. Kedokteran.
Kesehatan.
Vol. 12
No. 3
Hlm. 1-83
Edisi
Jakarta
Suplemen
November 2016
Jurnal
KEDOKTERAN
DAN KESEHATAN
ISSN 0216-3942
Daftar Isi
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi di RS Koja Tahun 2015
Fatima dan Siti Nurhasiyah Jamil
1-6
Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016.
Hamidah dan Riri Alviani Cyntia
7-12
Hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit
Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015
13-22
Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih
Faktor – Faktor yang memengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi pada Ibu yang memiliki
Bayi Umur 10-12 Bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016
23-28
Fakhriah dan Patmawati Hapandri
Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun
2016
29-36
Hirfa Turrahmi
Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri
Emping Di Banten
37-47
Maria Eka Putri
Penyakit Kulit Frambusia
Heryanto
48-59
Hubungan Inflammatory Bowel Disease dengan Kanker Kolorektal
Sugiarto
60-73
Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Safira Laundry
Saprita Aliance dan Maria Eka Putri
74-83
Volume 12, Nomor 3
November 2016
Susunan Redaksi
Penanggung Jawab
dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked (Dekan FKK UMJ)
Penasehat
dr. Amir Syafruddin, M.Med.Ed (Wakil Dekan I)
Pimpinan Redaksi
Tria Astika Endah Permatasari, SKM, MKM.
Redaksi Pelaksana
Asry Novianty, SST., MKM.
Anggota Redaksi
Lukman Effendi, S.Sos., M.Kes
dr. Jekti Teguh Rochani, Sp.MK, MS
Staf Pemasaran
Yuanita Sinta, SKM
Mitra Bestari pada edisi ini:
Prof. Dr. dr. Armen Muchtar, Sp.FK (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc (FKM Universitas Hasanuddin)
Dr.dr. Ferial Hadipoetro Idris, Sp.RM (K)., M.Kes.(FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Dr. Suherman, S.Pi, M.Sc (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
dr. Nur Asikin, MD.Ph.D (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
dr. Muhammad Fachri, Sp.P (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta)
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan frekuensi
penerbitan setiap 6 bulan sekali, dimaksudkan sebagai wadah publikasi hasil penelitian dan tulisan ilmiah
sivitas akademika Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK-UMJ).
Redaksi berhak memeriksa dan mengedit tulisa yang akan dimuat tanpa merubah maksud dan isinya. Tulisan
diketik 1,5 spasi dengan minimal 8 halaman dan maksimal 15 halaman.
PEDOMAN BAGI PENULIS
1. Jurnal kedokteran dan kesehatan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang memuat naskah di
bidang ilmu kedokteran dan kesehatan.
2. Naskah yang diajukan dapat berupa artikel peelitian, artikel telaah, laporan kasus, editorial,
dan surat kepada redaksi
3. Jenis Naskah:
a. Artikel Penelitian
Artikel penelitian asli dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.Format artikel penelitian
terdiri judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, simpulan, saran, dan daftar
pustaka. Komponennya sebagai berikut:
 Judul dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ditulis maksimal 15 patah kata
 Identitas penulis ditulis dibawah judul memuat nama, alamat korespondensi, nomor
telepon, dan email.
 Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris maksimal 250 kata, dalam
satu alinia mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, disertai dengan 3-5 kata kunci.
 Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta
tujuan penelitian
 Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrument
pengumpulan data, dan prosedur analisis data.
 Hasil adalah temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
 Diskusi menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan teori dan
temuan terdahulu yang relevan.
 Simpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan.
 Saran mengacu pada tujuan dan simpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna.
b. Artikel Telaah
Artikel yang mengulas berbagai hal mutakhir.Format yang digunakan untuk artikel
telaah terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, isi, dan daftar pustaka.
c. Laporan Kasus
Artikel mengenai kasus dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan yang perlu
disebarluaskan.Format laporan kasus terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, kasus,
diskusi, dan daftar pustaka.
d. Editorial
Membahas berbagai masalah kedokteran dan kesehatan yang menjadi topik hangat di
kalangan kedokteran dan kesehatan.
e. Surat kepada Redaksi
Sarana komunikasi pembaca dengan redaksi dan pembaca lain yang dapat berisi
komentar, sanggahan, atau opini mengenai isi artikel Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
sebelumnya atau usulan untuk selanjutnya.
4. Halaman Judul
Halaman Judul berisi judul artikel, nama penulis dengan gelar lengkap, lembaga afiliansi
penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat email. Judul artikel singkat dan jelas.
5. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak untuk setiap artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak
maksimal 200 kata, dalam satu alinea mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, dan diskusi,
6.
7.
8.
9.
disertai 3-5 kata kunci.
Tabel
Tabel diketik 1 spasi dan diberi nomor urut sesuai penampilan dalam teks.Jumlah maksimal
6 tabel dengan judul singkat.
Gambar
Gambar yag pernah dipublikasi harus diberi acuan. Gambar harus diberi nomor urut sesuai
dengan pemunculan dalam teks.Jumlah gambar maksimal 6 buah.
Petunjuk Umum
Naskah maksimal 20 halaman A4 spasi ganda, ditulis dengan program komputer Microsoft
Word dan pdf, softcopy artikel dikirim via email atau dalam CD dan 1 (satu) eksemplar
dokumen tertulis melalui pos disertai surat pengantar, biodata, dan surat bebas plagiat yang
ditandatangani penulis bermaterai 6000 dan artikel akan dikembalikan jika ada permintaan
tertulis.
Daftar Pustaka
Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks,
dibatasi 25 rujukan dari terbitan maksimal 10 tahun terakhir dan diutamakan rujukan jurnal
terkini. Rujukan diupayakan dari jurnal dan maksimal 20% dari buku ajar. Cantumkan nama
belakang penulis dan inisial depan. Maksimal 6 orang, selebihnya diikuti “dkk (et al)”.
Huruf pertama judul acuan ditulis dengan huruf capital, selebihnya dengan huruf kecil,
kecuali nama orang, tempat, dan waktu. Judul tidak boleh digaris bawah dan ditebalkan
hurufnya.
Contoh bentuk referensi:
Artikel Ilmiah Penulis Individu:
Naftassa Z. Patogenitas entamoeba pada penderita amebiasis dengan dan tanpa
HIV/AIDS.Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2012; 8 (1): 16-23
Artikel Jurnal Penulis Organisasi:
Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in
participant with inpaired glucose tolerance, Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86.
Buku yang ditulis Individu:
Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA.Medical microbiology. 4th ed. St.
Lois: Mosby; 2002.
Buku yang ditulis Organisasi dan Penerbit:
Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Departement of Clinical
Nursing.Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000. Adelaide
(Australia): Adelaide University; 2001.
Bab dalam Buku:
Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM. Chromoso-me alterations in human solid tumor. In:
Vogelstein B, Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGrawHill; 2002.p.93-113.
Materi Hukum atau Peraturan:
Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993,
Ch. 37: office consolidation. Toronto: Queen’s Printer for Ontario; 1994.
CD-ROM:
Anderson SC, Poulsen KB. Anderson’s electronic atlas of hematology [CD-ROM].
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.
Artikel Jurnal di Internet:
Abood s. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role.
Am J Nurs [serial on the Internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6); [about 3 p.].
available from: http://www.nursingword.org/AJN/2002/june/Wawatch.htm.
Buku di Internet:
Foley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the
Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from:
http://www. nap.edu/books/0309074029/html/.
Ensiklopedia di Internet:
A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet]. Atlanta; A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar
26]. Available from:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyclopedia.html.
Situs Internet:
Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: the Society; 2006 [ update
2006 May 12; cited 2006 Oct 17]. Available from: http://www.cancer.ca/.
Alamat Redaksi:
Unit Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan, 15419
Telp: (021) 90523980, Mobile: 081291837183
e-mail: [email protected] atau [email protected]
Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
Sugiarto
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Abstrak
Penyakit radang kronik sering dikaitkan dengan peningkatan resiko terkena kanker. Resiko ini
terlihat nyata pada salah satu penyakit inflamasi kronik dari system digestive yaitu Inflammatory
Bowel Disease (IBD) dimana colitis kronik atau radang kolon menetapa berhubungan erat dengan
resiko terjadinya keganasan di region kolorektal. Resiko kanker kolorektal ini terjadi pada setiap
kasus Kolitis Ulseratif dengan besar factor resiko menjadi sebesar 2 % setelah 10 tahun, 8% setelah
20 tahun dan 18 % setelah terkena penyakit selama 30 tahun. Perubahan mikroskopik berupa
dysplasia merupakan akibat lebih lanjut dari proses peradangan kronik yang selanjutnya menjadi
pencetus terjadinya Adenokarsinoma atau Karsinoma pada penderita colitis ulseratif dan penyakit
Crohn. Perubahan pada tingkat molekuler merupakan dasar dari pathogenesis mutasi gen pada
tingkat inti sel dimana melalui reaksi yang rumit dan cukup lama sehingga terjadi perubahan
menjadi tidak normal (dysplasia), misalkan pada penyakit IBD (inflammatory Bowel disease)
sehingga perubahan dysplasia epithelial menjadi tonggak pengetahuan yang mengikuti
perkembangan lebih terfokus secata patologi omolekuler.
Kata kunci : IBD, penyakit Crohn, Kolitis ulseratif, sitokin inflammasi, TNF-α, NF-ⱪB
Relations Inflammatory Bowel Disease with Colorectal Cancer
Abstract
Chronic inflammatory diseases are often associated with an increased risk of cancer. This risk is
evident in one of the chronic inflammatory disease of the digestive system that is Inflammatory
Bowel Disease (IBD) in which chronic colitis or inflammation of the colon menetapa closely
associated with the risk of malignancy in colorectal region. The risk of colorectal cancer occur in
every case of Ulcerative Colitis with major risk factors amounted to 2% after 10 years, 8% after 20
years and 18% after exposure to the disease for 30 years. Microscopic changes in the form of
dysplasia is a further consequence of chronic inflammatory process which then trigger the
occurrence of adenocarcinoma or carcinoma in patients with ulcerative colitis and Crohn's disease.
Changes at the molecular level is the basis of pathogenesis gene mutations at the level of the cell
nucleus where through a complicated reaction and long enough so that there is a change to be
abnormal (dysplasia), eg in inflammatory bowel disease (inflammatory bowel disease) so that
changes dysplasia epithelial milestone knowledge to follow more focused development secata
omolekuler pathology.
Keywords: IBD, Crohn's disease, ulcerative colitis, inflammatory cytokines, TNF-α, NF-ⱪB
Korespondensi: Sugiarto, Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalan KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan 15419,
Mobile : 081310823074, Email : [email protected]
61
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
62
Pasien-pasien dengan IBD mempunyai
Pendahuluan
Inflammatory Bowel Disease (IBD)
resiko lebih tinggi menjadi suatu malignansi
berdasarkan kepustakaan yang ada dibagi
atau
keganasan
kolorektal.
menjadi 2 penyakit ini ditemukan di seluruh
menunjukkan
dunia,terutama di negara-negara barat. Di
kejadian IBD 2%, 8% dan 18% setelah kurun
negara-negara Eropa (Barat), Insiden penyakit
waktu 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun untuk
ini mencapai 4-12 per 100.000 penduduk/
menjadi keganasan kanker kolorektal pada
tahun. Di Amerika insiden penyakit ini
kasus-kasus colitis ulseratif.2
mencapai angka kesankitan / prevalensi
penelitian oleh Jess et .al menemukan
sebesar 1.4 juta orang dengan estimasi biaya
peningkatan insiden kanker kolorektal dengan
yang dikeluarkan sebesar 2 milyar Dollar
ratio 1;9 jika diperbandingkan antara colitis
Amerika.
ulseratif dengan Crohn’s Disease.
adanya
Eaden
peningkatan
et.al
angka
Sedangkan
Di Indonesia belum didapatkan angka
Meskipun angka kejadian IBD yang
pasti dari kejadian IBD karena kasus-kasus
berkembang menjadi kanker kolorektal hanya
penyakit ini jarang ditemukan dan kurang
mencapai1-2
mendapat perhatia oleh para tenaga medis.
kolorektal, akan
Hal
sering
ini
mengakibatkan
terapi
terhadap
%
penderitanya.4
yang
berkembang
kesalahan
dalam
semua
karsinoma
tetapi penyakit IBD lebih
menyebabkan
penyakit ini juga tidak efektif atau tidak tepat
disebabkan
dari
kematian
Penyakit
menjadi
pada
IBD
kanker
yang
kolorektal
mendiagnosis penyakit IBD. Akan tetapi
memiliki karakteristik dan gambaran yang
dalam decade terakhir ini sudah mulai lebih
mengarah
sering ditemukan kasus-kasus yang termasuk
serangkaian kejadian berupa “ inflammasi-----
dalam kelompok IBD dimana masyarakat
displasia------karsinoma”
yang berobat ke Dokter dengan gejala dan
dengan kejadian dengan proses kejadian
tanda-tanda yang termasuk dalam kategori
kanker sporadic dengan jenis karsinoma biasa
penyakit IBD meningkat disertai fasilitas
yang ditandai oleh timbulnya lesi yang
peralatan diagnostic maupun prasarana yang
disebut “Adenoma----Karsinoma.
pada
perkembangan
yang
melalui
berbeda
lebih memadai atau lebih modern yang telah
Terminology dari dysplasia keras atau
tersedia ata lebih baik. Penyakit IBD lebih
multifocal dysplasia ringan merupakan tanda
sering diderita oleh kaum wanita daripada
yang terdapat pada seluruh permukaan epitel
laki-laki dan ditemukan pada semua usia
mukosa kolon atau saluran cerna yang
tetapi biasanya lebih dominan pada usia
terpapar oleh proses inflamasi kronik dan
dewasa muda.
memiliki peningkatan resiko kejadian yang
berkembang menjadi keganasan/kanker.
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
63
Oleh karena itu untuk pencegahan
A. Faktor Genetik
kejadian dari penyakit IBD yang berkembang
Penderita
menjadi
penyakit
Inflammatory
Bowel
kanker/karsinoma
Disease mempunyai faktor predisposisi
kolorektal ini maka perlu sekali dilakukan
genetik yang berkisar 5-10% individu
pengawasan / kontrol rutin dan berkala yang
akan diturunkan diturunkan pada anggota
bertujuan mendeteksi secara dini kejadian
keluarganya. Sebesar 75% pada seluruh
perkembangan
atau
anggota akan menderita penyakit Crohn
prekanker / awal kanker kolorektal disertai
dan/atau semuanya menderita penyakit
usaha
yang
colitis ulseratif. Penelitian epidemiologi
berkaitan dengan penyebab-penyebab yang
lain menunjukkan bahwa 25% penderita
berpengaruh pada penanganan klinis.
IBD memiliki riwayat keluarga dengan
menjadi
peningkatan
dysplasia
pemahaman
IBD. (penulis lain 10-25%). Pada kembar
monozigot peluang untuk Penyakit Crohn
Etiologi
Patofisiologi penyakit IBD melibatkan
sekitar 42%-58% dan peluang untuk
interkasi yang kompleks antara factor genetic,
Kolitis Ulserativa sekitar 6%-17%. Pada
lingkungan dan factor imunologik. Beberapa
kembar dzigot hanya 4% menderita
faktor predisposisi terjadinya IBD adalah:
penyakit Crohn sedangkan yang terkena
Kolitis ulseratif lebih dominan.
Gambar 1. Mekanisme patofisiologi terjadinya inflammatory Bowel Disease.
Sampai saat ini telah ditemukan
beberapa
kelainan
kromosom
yang
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
berhubungan dengan Penyakit Crohn dan
Kolitis
Ulserativa
atau
keduanya.
64
Beberapa penelitian telah menemukan
pemberian
sejumlah lokus genetic yang rentan dan
mempengaruhi perjalanan penyakit IBD.
berpotensial menjadi IBD. Kromosom 16
Sampai ini belum ada data mengenai
(gen
CARD15
transmisi secara epidemik agen infeksius
berhubungan dengan Penyakit Crohn.
pada IBD. Faktor lingkungan lain yang
Perinuclear
diduga
IBDI)
atau
gen
antinetrophil
antibody
antibiotika
pencetus
IBD
faktor
tidak
adalah
makanan,
stres
(pANCA) ditemukan pada 70% penderita
psikososial,
seperti
Kolitis Ulserativa. Kromosom 5 (5q31), 6
pajanan susu sapi atau food additives,
(6p21 dan 19p) sering ditemukan pada
asupan serat kurang dan zat toksin
penderita IBD.
lingkungan.
Factor host itu sendiri berperan
B. Faktor Lingkungan
pada
Sejumlah penelitian membuktikan
ketahanan
ketahanan
mukosa
permeabelitas
melalui
membrane
bahwa lingkungan memegang peranan
intestinal itu sendiri yang selanjutnya
penting
berpengaruh
dalam
perkembangan
dan
pada
pathogenesis
dari
pertumbuhan penyakit IBD yang kronik
penyakit Crohn. Misalkan kasus yang
menjadi
kanker
pernah menjalani apendiktomi usia lebih
kolorektal. Perubahan lingkungan akan
muda(sebelum usia 20 tahun, sering
menyebabkan
menunjukkan penurunan resiko menjadi
prekanker
sampai
perkembangan
system
kekebalan mukosa atau melibatkan flora
colitis ulseratif.
enteral termasuk perubahan higienis,
mengkomsumsi makananan yang tidak
C. Faktor Imunologi
terkontaminasi bakteri, vaksinasi pada
Kelainan respon kekebalan telah
anak-anak serta peningkatan usia pada
diduga
anak-anak saat pertama sekali terpapar
patogenesis IBD. Pada IBD, setelah
bakteri pathogen intestinal.
pajanan primer oleh antigen, sistem
Beberapa agen infeksius diduga
mempunyai
kekebalan
akan
peranan
mengalami
dalam
kelainan
sebagai penyebab IBD. Akan tetapi,
regulasi
isolasi agen infeksius dari jaringan IBD
bertindak sebagai lingkaran setan yang
tidak
hubungan
mengakibatkan proses inflamasi. Sel T
antara agen infeksius sebagai etiologi
helper/CD4+ mempunyai peran penting
IBD karena pada IBD sering disertai
dalam kelainan regulasi sistem kekebalan
koloni bakteri oportunistik pada mukosa
pada
yang mengalami inflamasi. Selain itu
interleukin (IL)-2, interferon (INF)-g, dan
dapat
membuktikan
yang bersifat menetap dan
IBD.
Sel
Th1
menghasilkan
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
65
tumor necrosis factor (TNF)-a yang
kekebalan tersebut mempunyai peranan
merangsang reaksi hipersensitifitas tipe
primer atau sekunder pada patogenesis
lambat. Sel Th1 dan sitokin yang
IBD.
dihasilkan akan merangsang aktivasi
poligenik, yang menjelaskan manifestasi
makrofag dan pembentukan granuloma,
klinis yang beragam pada IBD. Sistem
merupakan
kekebalan
gambaran
histologi
yang
Diduga,
kelainan
humoral
kekebalan
lokal
saluran
pada
IBD
diduga
kelainan.
Pada
periode
sering ditemukan pada Penyakit Crohn..
gastrointestinal
Sebaliknya, sel Th2 menghasilkan sitokin
mempunyai
seperti IL-4. IL-5, Il-6 dan Il-10, akan
neonatus, defisiensi immunoglobulin A
merangsang antibody-mediated immune
(IgA) sekretori atau fungsi barier mukosa
respons. Hal ini akan mengakibatkan
yang
kerusakan jaringan oleh aktivasi antibodi
meningkatnya
dan komplemen lebih sering ditemukan
protein-protein di lumen usus yang
pada Kolitis Ulserativa.
bersifat
Beberapa
penelitian
telah
imatur
akan
permeabilitas
antigenik,
peningkatan
menyebabkan
sehingga
pajanan
terjadi
terhadap
membuktikan kelainan autoimun dengan
makromolekul
adanya
kekebalan saluran pencernaan terhadap
antibodi,
complement
atau
immune-complex
aktifitas
dan
terhadap
sensitasi
sistem
limfosit
antigen, bakteri atau alergen makanan
terhadap mukosa kolon, namun semua
dan perubahan sekresi dan komposisi
fenomena ini tidak berlangsung secara
mukus. Pendapat lain mengatakan bahwa
konsisten dan tidak berhubungan dengan
local gut associated lymphoid tissue
perjalanan penyakit. Selain itu, adanya
mengalami sensitasi terhadap antigen,
kerusakan sel mukosa tanpa disertai
kemudian membentuk tahapan/dasar yang
adanya agen eksogen spesifik, dan respon
kemudian hari teraktivasi oleh pajanan
terhadap pemberian kortikosteroid dan
cross-reacting antigents melalui respon
obat
imun antibody-dependent cell-mediated.
imunosupresif
kemungkinan
kekebalan.
mekanisme
Pada
Kolitis
mendukung
kelainan
Ulserativa
ternyata berhubungan dengan prevalens
D. Integritas Epitel
Kelainan barier epitel mukosa akan
atopi keluarga, dan umumnya disertai
menyebabkan
peningkatan
pajanan
dengan kelainan ekstraintestinal seperti
antigen terhadap sistem kekebalan traktus
eritema nodusum, artritis, dan uveitis.
gastrointestinal diduga
sebagai faktor
Akan tetapi, sampai saat ini masih
inisial pada IBD. Pada Penyakit Crohn
belum dapat dibuktikan apakah kelainan
dijumpai adanya gangguan integritas
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
66
mukosa
yang
meningkatnya
menyebabkan
permeabilitas
protein-protein
sulit buang air besar, kadang disertai tidak
terjadi
nafsu makan, berat badan menurun, dan
perubahan sekresi dan komposisi mukus.
pendarahan dari anus yang disebabkan radang
Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan
kolon.
antigenik,
usus
perut yang berulang, diare atau sebaliknya
yang
bersifat
dilumen
terhadap
Pasien sering mengeluh sakit pada
sehingga
antibodi spesifik terhadap protein susu
sapi, produk-produk bakteri enterik, dan
Mikroskopik
protein luminal pada penderita Penyakit
Crohn.
Perubahan arsitektur menjadi gambaran
yang khas pada colitis Crhon, terdapat fokusfokus
kelenjar,
Penyakit Crohn
Penyakit
atau
Crohn
merupakan
segmental
bercabang
ulserasi,
ataupun
distorsi
memendek
suatu
sehingga tidak mencapai muskularis mukosa,
penyakit radang kronik idiopatik dan sering
peningkatan jumlah sel plasma, limfosit,
mengenai ileum terminal dan sekum tetapi
makrofag, eosinophil dan neutrophil pada
dapat mengenai bagian lain dari traktus
dinding
gastrointestinal mulai dari mulut sampai anus.
melebar dengan limfangiektasis.
usus.
Mukosa
dan
submukosa
Penyakit Crohn banyak ditemukan di negara-
Terdapat fisura dalam dengan celah
negara Barat dan sedikit di negara Asia dan
knife-like sepanjang dinding usus, sinus yang
Afrika.Biasanya diderita oleh usia dewasa
dalam meluas mencapai lapisan muskularis
muda dan lebih banyak mengenai wanita
propria disertai peradangan pada bagian
daripada pria. Kolitis Crohn sering terlambat
superfisialis menunjukkan adanya penyakit
didiagnosis
sampai
setelah
gejala
Crohn. Peradangan transmural, penebalan
yang
terkena
dinding hingga fibrotik, hiperplasia neuronal,
beberapa segmen yang terpisah-pisah (skip
serta peradangan serosal (granuloma tanpa
lesion).
perkejuan dan nodul limfoid).
Nampak.Biasanya
daerah
Peradangan pada penyakit ini terdapat
pada
seluruh
stenosis,periintestinal
otot
abses
disertai
atau
Kolitis Ulseratif
fistula.
Kolitis ulseratif merupakan penyakit
Pembagian penyakit Crohn dalam klasifikasi
radang kronik usus dan terbtas pada kolon.
menjadi peradangan,striktura,dan sub tipe
Peradangan bersifat menyeluruh dan terus
perforasi dapat memprediksi pengobatan yang
menerus pada seluruh bagian tetapi terbatas
akan diberikan.
pada mukosa.
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
67
Colitis ulseratif kebanyakan mengenai
Pada permukaan dalam terdapat pola
usia muda tetapi saat ini terdapat peningkatan
cosbblestoned, jalur railroad yang panjang.
dimana penyakit ini dapat ditemukan pada
Perubahan arsitektur menjadi gambaran yang
segala usia dan berbagai kelompok suku.
khas pada kolit
Kejadian ini dihubungkan dengan merokok
dan colitis ulseratif yang berulang juga
Mikroskopik
disebabkan karena merokok.
Karakteristik kolitis ulseratif ditandai
Pasien mengeluhkan gejala diare yang
dengan perdangan primer terbatas pada
disertai rasa keram perut pada saat defekasi,
mukosa, tetapi kadang kala meluas sampai
kotoran mengandung darah dan lender. Sering
submukosa.
ada nyeri di perut bagian kiri, hilang setelah
peradangan (neutrofilik) akan berlebihan pada
defakasi dan penderita mengeluh karena
keadaan kronik pada lamina propria, dan
tenesmus. Pada diare akut yang berdarah
menyebabkan pola arsitektur yang tidak
dapat disertai suatu colitis berat dengan suhu
normal seperti kripta bercabang, jarak yang
tubuh yang meningkat, anoreksia, mual dan
melebar
vomitus.
muskularis
Derajat
antara
variasi
dasar
mukosa.
aktivitas
kelenjar
dengan
Ditemukan
ulserasi
permukaan, infiltrasi neutrophil pada epitel
kelenjar, deplesi musin dan metaplastik sel
Makroskopik
Perluasan penyakit colitis ulseratif
dimulai di rectum sebagai radang yang difus
panet.
Komplikasi Kanker Pada Idb
(distal) dan terus berlanjut naik ke bagian
Pasien dengan IDB memiliki resiko
proksimal dan seluruh kolon akan terkena.
untuk
Daerah ileum secara umum tidak terkena
gastrointestinal,
kecuali daerah kecilnya “backwash ileitis”.
kolorektal.
Pada
permukaan
dalam
berkembang
menjadi
termasuk
Angka
karsinoma
adenokarsinoma
kejadian
karsinma
mukosa
diperkirakan 10-20 kali lebih banyak pada
tampak hiperemis secara menyeluruh terlihat
usus kecil dan 4-20 kali lebih banyak pada
pada keadaan ringan, sedangkan mukosa
usus besar dari keseluruhan populasi. Kanker
ulseratif ditemukan pada keadaan
mengenai 4,8% pasien penyakit Crohn dan
yang
sedang atau berat, dinding usus menjadi tipis
11,2 % pasien Kolitis ulseratif.
dan dapat menyebabkan perforasi. Pada
Kebanyakan kanker berkembang setelah
daerah non ulseratif, mukosa akan terlihat
8 tahun menderita penyakit IDB (75% pada
seperti multiple pseudopolip (terbentuk dari
penyakit Crohn, 90% pada colitis ulsertaif).
suatu proses regeneratif).
Rata-rata waktu didiagnosis karsima diatas
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
68
10-20 tahun lebih awal daripada karsinoma
Keterlibatan sejumlah genetic yang terdapat
tanpa IDB.
pada dysplasia dan karsinoma meningkat pada
pasien IDB. Abnormalitas molekuler juga
Dysplasia sebagai suatu petanda dari
terjadi pada mukosa tetapi terlalu jelas pada
karsinoma
keadaan dysplasia, didugaidentifikasi tersebut
Telah dikatakan sejak awal melalui
beberapa
penelitian
bahwa
akan dapat lebih memprediksi peningkatan
dysplasia
resiko kanker pada pasien IDB. Hal ini
meurpakan pencetus terjadinya kanker pada
melibatkan banyak gen yang sama seperti
penderita colitis ulseratif dan penyakit Crohn.
pada kolorektal sporadik.
Gambaran histologiknya pada lesi polipid,
Perubahan molecular terjadi pada delesi
dysplasia juga dapat ditemukan pada sediaan
alel, instabilitas mikrosatelit, pemendekan
biopsy. Hubungan yang kuat dapat terjadi
telomere, mutasi SMAD2, SMAD4 dan gene
pada dysplasia keras dengan kejadian kanker
p53. Mutasi K-ras, gen APC, ekspresi
kolorektal, semakin keras dysplasia semakin
berlebih dari myc dan DPC4 lebih sering pada
dekat hubungannya untuk menjadi karsinoma
IDB berhubungan dengan neoplasia daripada
invasive. Karsinoma jarang terjadi pada area
sporadik kanker kolorektal. Gambaran kanker
dengan dysplasia ringan.
kolorektal pada penderita IDB sama dengan
Penemuan
dysplasia
dysplasia
keras
ringan
mengindikasikan
atau
kolon
kanker koloraktal non colitis.
Stimulus
inflamasi
kronik,
seperti
berada pada resiko tinggi berubah menjadi
inflammatory bowel disease (IDB) awalnya
ganas, meskipun waktu perubahannya dapat
menghasilkan
bervariasi.
DALM/Dysplasia-associated
proinflamtorik. Tumor necrosis factor (TNF-
Lessions or Masses sudah pasti menjadi
α) merupakan suatu sitokin pro inflamatorik
indikasi untuk suatu karsinoma. Pada gambar
yang penting pada inflamasi yang disekresi
7 diperlihatkan dysplasia ringan dan dysplasia
terutama oleh makrofag.9,11 TNF mempunyai
keras.
kemampuan untuk inisiasi apoptosis tumor,
namun
terdapat
respons
banyak
Th1
bukti
sitokin
yang
Berhubungan
menunjukkan bahwa TNF juga diproduksi
Dengan Perkembangan Kanker Kolorektal
oleh kanker dan dapat berfungsi sebagai
Pada Idb
promoter tumor endogen.
Perubahan
Molekular
Perkembangan
kanker
pada
IDB
TNF dapat menyebabkan sinyal survival
melewati banyak langkah dan molecular yang
pada sel kanker, meningkatkan konsentrasi
tidak normal telah ditemukan dengan baik
regulator siklus sel dan menurunkan level
pada penyakit Crhn dan colitis ulseratif.
inhibitor CDK, meningkatkan jalur sinyal
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
69
reseptor komponen factor pertumbuhan (ras
nekrosis, termasuk sitokin, yang dilepaskan
atau c-myc), menyebabkan kerusakan DNA
oleh sel tumor yang berdegnerasi. Sitokin,
dan
melalui
misalnya IL-1, TNF, IFN tipe-1, GMCSF dan
upregulating jalur nitrit oksida (non-cGMP).
IL-15 dapat meningkatkan promosi dan
Walaupun TNF dapat menginduksi kolaps
aktivasi DC melalui beberapa mekanisme,
pembuluh
diantaranya
inhibisi
perbaikan
darah
DNA
tumor,
juga
dapat
menyebabkan angiogenesis. TNF dapat juga
berperan dapat pembentukan jaringan untuk
dengan
meningkatkan
ko-
stimulasi antara sel dendritic dan sel T.
TAA (antigen tumor) ditangkap oleh sel
pertumbuhan dan metastasis tumor serta
dendritik
menginduksi sitokin lain, factor angiogenik
termasuk ingesti sel tumor apoptosis/badan
dan MMP menghasilkan kerusakan DNA dan
nekrotik. Sel dendrtik selanjutnya menjadi
meningkatkan
tumor melalui
Fenotip yang sangat aktif, dank arena
stimulasi aktivitas fibroblast, motilitas sel
tereksposure oleh kemokin tertentu/sitokin,
tumor dan ivasi tumor.
selanjutnya bermigrasi ke KGB dimana TAA
Sitokin
remodeling
berperan
beberapa
mekanisme,
pada
disajikan ke sel T CD4 atau CD8 pada MHC
pathogenesis kanker. Pada satu sisi berperan
kelas II atau I. terjadi juga aktivasi sel B.
pada aktivasi mekanisme efektor imun yang
Pengaruh
membatasi pertumbuhan tumor, pada sisi lain
menyebabkan toleransi atau imunitas respons
berperan
dan
imun. Sitokin tipe I (TNF dan IFN gama)
transformasi keganasan, pertumbuhan tumor,
terlibat pada respons imun Th1 dan terutama
invasi dan metastasis. Sitokin diproduksi oleh
imunitas sel-induksi, sebaliknya tipe II sitokin
stroma da sel imun, sebagai respons sekresi
(IL-4, IL-5, IL-6, IL-10 dan IL-13) terlibat
molekul oleh sel kanker, atau sebagai bagian
pada respons imun Th2 dan menyebabkan
inflamasi yang sering menyertai pertumbuhan
imunitas humoral melawan tumor dan atau
tumor. Sel ganas juga menghasilkan sitokin
deviasi imun pada non respons (toleransi).
pada
penting
melalui
karsinogenesis
pada lingkungan yang sama.
sitokin
pada
lokasi
tumor
Pada kasus imunitas antitumor yang
Sel dendritik merupakan sel yang
efektif, sel T, CD4 dan CD8 bermigrasi ke
berfungsi memantau kerusakan jaringan dan
lokasi tumor dan menyerang sel tumor
atau
melalui respons seluler dan humoral.17 Pada
transformasi
memodulasi
respons
yang
selanjutnya
imun.
Prekursornya
lingkungan
mikro
tumor,
terdapat
adalah sinyal bahaya, yang akan mempromosi
keseimbangan antara imunitas antitumor dan
diferensiasi dan aktivasi sel denderitik. Sinyal
aktivitas proinflamatorik tumor. Aktivitas ini
bahaya ini dapat berupa heat shock protein
tergantung pada mediator yang dilepaskan
yang dilepaskan akibat kerusakan sel atau
oleh sel inflamatorik, sel kanker dan sel lain
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
70
yang berhubungan dengan tumor (fibroblast
inflamasi, kemokin, factor pertumbuhan dan
dan sel endotel). Saat aktivitas antitumor lebih
nitrogen oksida, mediator-mediator ini terlibat
lemah daripada aktivitas imunosupresi, sel
dengan HIF-1α dan NF-kB (Nuclear Factor-
tumor tumbuh lebih cepat. Sebaliknya, bila
kB)
imunitas antitumor lebbih kuat daripada
dihubungkan dengan karsinogenesis karena
aktivitas
pernannya pada inflamasi, diferensiasi dan
imunosupresif,
sel
tumor
dieleminasi. Sehingga dapat dikatan bahwa
merupakan
factor
transkripsi
yang
perkembangan sel.
lingkungan mikro dengan inflamsi yang
NF-kB meregulasi beberapa gen yang
menetap dapat meningkatkan promosi tumor,
terlibat pada transformasi sel, proliferasi dan
akselerasi progresi tumor, invasi ke jaringan
angiogenesis.1,14-16 TNF-α merupakan inducer
sekitar, angiogenesis dan metastasis.
utama NF-kB. Aktivasi NF-kB menyebabkan
Melalui
aktivasi
COX-2
produksi
ekspresi
sitokin
inflamatorik,
kemokin,
sitokin Th2 meningkat dan terjadi inhibisi
reseptor imun, dan molekul adhesi permukaan
balik terhadap respons Th1. Adanya COX-2
sel.1,15
dan perubahan Th2 mengahsilkan promosi
proliferasi seluler dan menghambat apoptosis.
angiogenesis. COX-2 menstimulasi factor
Kedua efek NF-kB tersebut berlawanan
pertumbuhan angiogenik, khususnya VEGF
dengan p53 (menghambat progresi siklus sel,
yang juga distimulasi oleh berbagai mediator
proliferasi
inflamasi termasuk oksida nitrat (NO) dan
apoptosis)
sitokin tertentu. Semuanya diaktivasi melalui
perkembangan kanker.
factor transkripsi hypoxia-inducible factor-1α
Aktivasi
NF-kB
seluler,
Ekspresi
menyebabkan
replikasi
sehingga
NF-kB
DNA
dan
mendukung
menyebabkan
(HIF-1α) yang diatur oleh NO, sitokin tertentu
proliferasi sel sementara inhibisi aktivasi NF-
dan factor pertumbuhan dan pada saatnya
kB menghambat proliferasi sel.20 Selama
akan berikatan pada region promoter VEGF
respons inflamasi, sitokin dan berbagai sel
dan menyebabkan aktivasinya.
mengaktifkan TNF-α yang juga mengaktifkan
Interaksi kompleks antara mediator
inflamasi dan proses seluler umum dapat
NF-kB
yang
selanjutnya
menyebabkan
progresi sel berproliferasi menjadi tumor.
menyebabkan kanker. Lapisan terluar dinding
Lapisan di dalam gambar 10 merupakan
lumen kolon adalah lingkungan saluran cerna.
mediator yang secara bersama-sama atau
Substansi
tersendiri menyebabkan aktivasi COX-2.
eksogen
pada
mukosa
yang
berproliferasi dan peningkatan jumlah bakteri
Sikloooksigenase
kaya LPS merupakan lingkungan ideal untuk
inflamtorik yang diinduksi sitokin yang
inflamasi
dalamnya
merupakan enzim utama yang diperlukan
merupakan mediator berupa sitokin pro
untuk sintesis asam arakhidonat menjadi
kronik.
Lapisan
di
(COX)
adalah
enzim
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
71
protagladin (PG) yang merupkan mediator
dan status ploidi DNA. Factor-faktor lain
pada inflamasi akut dan kronik.22-24 Sitokin
yang berhubungan dengan prognosis buruk
proinflamtorik yang menginduksi COX-2
lebih adalah besar-ukuran tumor, infiltrasi dan
adalah IL-1α, IL-1β dab TNF-α.15 Sedikitnya
ulserasi serta banyaknya cairan musin.
diketahui dua isoenzim berbeda, yaitu COX-1
dan COX-2. COX-1 terdapat pada jaringan
Proses Perkembangan Inflamasi Menjadi
normal dan mempunyai fungsi fisiologis.
Kanker
COX-2
aktif
pada
inflamasi
dan
Terdapat
lima
mekanisme
utama
karsinogenesis dengan mekanisme inhibisi
infeksi yang dapat menyebabkan keganasan,
apoptosis,
modulasi
dan
yaitu stimulasi proferasi seluler (kerusakan
motilitas,
promosi
dan
DNA), inhibisi apoptosis, kegagalan imunitas,
metastasis.24
dan stimulasi angiogenesis. Sebagai tambahan
Peningkatan COX-2 meningkatkan invasi
yang melengkapi, stimuli dan mediator
tumor dan metastasis dengan peningkatan
inflamasi
produksi IL-6, IL-8, VEGF, iNOS, MMP-2
transformasi seluler.
dan MMP-9.24 Pusatnya adalah 5 mekanisme
Stimulus
kemampuan
adhesi
ivasi
seluler
angiogenesis
dan
kronik
dapat
inflamasi
menyebabkan
kronik,
seperti
seluler yang membentuk jalur tranformasi
inflammatory bowel disease (IBD) awalnya
keganasan.
menghasilkan
respon
Th1
sitokin
proinflammatorik. Tumor necrosis factor
(TNF-α)
Prognosis
Kanker yang berasal dari colitis ulseratif
mempunyai sifat dan karakteristik yang lebih
merupakan
sutatu
sitokin
pro
inflammatorik yang penting pada inflamasi
yang disekresi terutama oleh makrofag.
agresif daripada kanker kolon sporadic.
TNF mempunyai kemampuan untuk
Prognosis buruk dapat dihasilkan dari pasien-
inisiasi apoptosis tumor, tetapi belakangn
pasien ini bila terdapat kesulitan diagnosis
bukti-bukti menunjukkan bahwa TNF-α juga
awal, usia pasien yang seringkali muda dan
diproduksi oleh kanker dan dapat berfungsi
kankernya sangat ganas. Tidak ada perbedaan
sebagai promoter tumor endogen.17 TNF-α
bermakna pada ketahanan hidup 5 tahun
dapat menyebabkan sinyal survival pada sel
diantara pasien kanker kolorektal yang berasal
kanker, meningkatkan konsentrasi regulator
dari
saat
siklus sel dan menurunkan level inhibitor
dihubungkan dengan stadium kaner tersebut.
CDK, meningkatkan jalur sinyal reseptor
Pada multicariat analisis menunjukkan bahwa
komponen faktir pertumbuhan (ras tau c-myc
stadium kanker suatu indicator prognosis
), menyebabkan kerusakan DNA dan inhibisi
yang terbaik diikuti oleh diferensiasi tumor
perbaikan DNA melalui upregulating jalur
colitis
maupun
nonkolitis
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
72
nitrit oksida (non-CGMP). Walaupun TNF-α
nekrosis, termasuk sitokin, yang dilepaskan
dapat
kolaps
oleh sel tumor yang berdegenerasi. Sitokin
pembuluh darah massa tumor, juga dapat
misalnya IL-1, TNF-α TNF-α, IFN tipe-1,
menimbulkan
GMCSF
menginduksi
TNF-α
terjadinya
pembentukan
diketahui
juga
angiogenesis.
berperan
dalam
dan
IL5
dapat
promosi dan aktivasi DC melalui beberapa
pembentukkan jaringan untuk pertumbuhan
mekanisme,
diantaranya
dan metastasis tumor serrta menginduksi
meningkatkan
ko-stimulasi
sitokin lain, factor angiogenik
dendritic dan sel T.
menghasilkan
petumbuhan
kerusakan
dan MMP
DNA
tumor. TNF-α juga menginduksi
MMP
menghasilkan proses Remodelling tumor
melalui stimulus aktivitas fibroblast, motilitas
sel tumor dan invasi sel tumor.
berperan
mekanisme
antara
sel
disertai
maupun pertahanan sel –sel
Sitokin
meningkatkan
Kesimpulan
1. Penyakit Crohn dan colitis ulseratif dapat
berkembang menjadi kanker kolorektal.
2. Proses
pathogenesis
perjalanan
IBD
menjadi kanker kolorektal berbada dengan
pada
dengan kanker yang timbul sporadic
pathogenesis kanker. Pada satu sisi berperan
karena kanker kolorektal terjadi melalui
pada aktifitas mekanisme efektor imun yang
serangkaian proses “ inflmasi-displasia-
membatas
karsinoma”.
Sedangkan
berperan karsinogenesis dan transformasi
kolorektal
sporadic
keganasan, pertumbuhan tumor, invasi dan
“adenoma-karsinoma”.
pertumbuhan
penting
tumor,
metastasis. Istokin diproduksi oleh
selalin
stroma
3. Perubahan
dysplasia
pada
kanker
berupa
jalur
molekuler
dan sel imun, sebagai respon sekresi molekul
menunjukkan bahwa proses IBD melalui
oleh sel kanker atau sebagai bagian inflamasi
serangkaian kejadian tidak normal pada
yang sering menyertai pertumbuhan tumor.
jaringan dinding kolon berupa reaksi
Sel ganas juga menghasilkan sitokin pada
radang dari sel-sel infitrat radang kronik
lingkungan yang sama.
dan
Sel dendritic merupakan sel
yang
NO
atau
memodulasi
respon
disertai
mediator
sitokin,
proinflammatori, kemokin, TNF-α, dan
berfungsi memantau kerusakan jaringan , dan
transformasi
akuta
adalah
mediator-mediator
yang
yang
selanjutnya
terlibat dengan HIF- 1α dan NF-kB
imun.
Prekursornya
(nuclear factor –kB) merupakan factor
adalah sinyal bahaya yang akan mempromosi
transkripsi
diferensiasi dan aktivasi sel denritik. Sinyal
dengankarsinogenesis Karena peranannya
bahaya ini dapat berupa heat shock protein
pada reaksi inflamasi , differensiasi dan
yang dilepaskan
perkembangn sel.
akibat kerusakan sel atau
yang
dihubungkan
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
73
4. Lima mekanisme utama infeksi yang
dapat menyebabkan keganasan,
PG, inflammatory bowel disease in :
yaitu
Pathology.3rd
gastrointestinal
ed.
stimulasi proliferasi seluler (kerusakan
Philadelpphia,PA:Lipincott Williams &
DNA),
Wilkins.2008.p593-689
imunitas
inhibisi
dan
apoptosis,
stimulasi
Sebagian tambahan
kegagalan
angiogenesis.
6.
Noffsinger A, Fenoglip-Preisser C, Maru
yang melengkapi
D, Gillinsky N. Inflammatory bowel
dalah stimuli dan mediator inflamasi
disease in : Gastro intestinal Disease.
kronik dapat menyebabkan transformasi
American
seluler.
2008.p.675-728.
5. Perubahan molekular yang terjadi dapat
7.
Registry
of
Pathology.
Van der Woude CJ, Moshage H,
dibuat suatu targeting terapi untuk kanker
Kleibeuke JH, jansen PLM, Van Dekken
kolorektal yang disebabkan penyakit IBD.
H.Expression of apoptosis related protein
during malignant progression in chronic
Daftar Pustaka
ulcerative
1.
2005;58:811-14.
Burstein E, Fearon ER. Colitis dan
Cancer : a tale of inflammatory cells and
2.
4.
Clin
Pathol
Braun J, Wei B. Body Traffic: Etilogy,
Genetics and iimmunity in inflammatory
:464-7
bowel disease. Annu.Rev.Pathol.Mech.
Eaden J. Colorectal carcinoma and
Dis 2007;2:401-29.
9.
Connel WR, Sheffield JP, Kamn MA,
Pharmacolo Ther 2004 ;20:24-30.
Ritchie JK, Hawley PR, Lennard-Jones
Lutgens MWMD, Vlegger Fp, Schipper
JE. Lower gastrointestinal malignancy in
MEI, Stokkers PCF, Van de Woude Cj,
Crohn disease. Gut 1994;35:347-52.
Homes DW et al. High frequency early
10. Munkholm
colorectal cancer inflammatory bowel
prevalence
disease. Gut 2008:57:1246-51.
inflammatory bowel disease. Aliment
Masala G, Bagnali S, Ceroti M, Saieva
Pharmacol Ther 2004:20(suppl.4):31-35.
C, Trallori G, Zanna I et al. Divergent
11. Dobbine WO. Dysplasia and malignancy
pattern of total and cancer mortality in
in inflammatory bowel disease. Ann.
ulcerative colitis and crrohn’s diasease
Rev. Med 1984;35:33-48.
paient : The Florence IBD study 1978-
5.
J
their cytokines. J.Cln. Invest 2008 ; 113
Inflammatory Bowel Diasease. Aliment
3.
8.
colitis.
P.
of
The
incidens
colorectal
cancer
and
in
12. Wilson Jap. Tumor necrosis factor -α and
2001. Gut 2004; 53:1309-13.
colitis-associated colon cancer. N Engl J
Fenoglio-Praiser CM, Noffsinger Ae,
Med 2008;358:25.
Stemmermann GN, Lantz P, Isaccson
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016
74
13. Fleisher AS, Esteller M, harpaz N,
Leytin A, Roshid A, Xu Y et al.
Microsatelite instability in Inflammatory
bowel
disease-associated
neoplastic
lesion in associated with hypermetilation
and diminished expression of the DNA
mismatch repair gene,hMLH1. Can Res
200;60:60:4864-8.
Kondo T, Kagaya T, Kaneko S et al.
TNF-α
2004; 14:433-9.
21. Skalla K. The interferons. Semin Oncol
Nurs 1996; 12(2):97-105.
22. Paul AG. NG-kb: A novel therapeutic
target for cancer. Eukaryon 2005; 1:4-5.
23. Coussens LM, Werb Z. Inflammatory
cells and cancer: think different!. J Exp
14. Papinova BK. Kitamura K, Wu Y,
Blocking
cancer induction. Semin in Cancer Biol
in
mice
reduce
Med 2001; 193(6):F23-6.
24. Ling FC, Baldus SE, Khochfar J.
Association of COX-2 expression with
colorectal carcinogenesis associated with
corresponding
active
and
chronic
chronic
inflammatory
reactions
in
Barret’s
colitis.
J.
Clin.Invest
2008;118:560-70.
metaplasia and progressiaon to cancer.
15. Macarthur M,Hold GL, El-Omar EM.
Histopatology 2007; 20:2
Inflammation and cancer. Am J Physiol
gastrointest
Liver
pyhsiol
2004;286:G515-20.
16. Kuper H, Adami HO, Trichopoulos D.
Infections as amajor prevenTabel cause
of human cancer. J Int Med 2000;
248:171-83.
17. Jonasch E, Hluska FG. Interferon in
oncological
practice:
Review
of
interferon biology, clinical applications,
and toxicities. Oncologist 2001; 6:34-55.
18. Wheeler VS. interleukins: The search for
an anticancer therapy. Semin Oncol
Nurs, 1996; 12(2):106-14.
19. Coussens LM, Web b Z. inflammation
and cancer. Nature 2002; 420(19):860-6.
20. Philp M, Rowley DA, Schreiber H.
inflammation as a tumor promoter in
Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal
Download