ISSN 0216-3942 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi Di RS Koja Tahun 2015 Fatimah dan Siti Nurhasiyah Jamil Hubungan Faktor Risiko Dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015 Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016. Hamidah dan Riri Alviani Cyntia Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita Terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun 2016 Hirfa Turrahmi Faktor – faktor yang memengaruhi status kelengkapan imunisasi pada ibu yang memiliki bayi umur 10-12 bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016 Fakhriah dan Patmawati Hapandri Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil Terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri Emping Di Banten Maria Eka Putri Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal Sugiarto Penyakit Kulit Frambusia Heryanto Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Safira Laundry Saprita Aliance dan Maria Eka Putri J. Kedokteran. Kesehatan. Vol. 12 No. 3 Hlm. 1-83 Edisi Jakarta Suplemen November 2016 Jurnal KEDOKTERAN DAN KESEHATAN ISSN 0216-3942 Daftar Isi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Bayi di RS Koja Tahun 2015 Fatima dan Siti Nurhasiyah Jamil 1-6 Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2016. Hamidah dan Riri Alviani Cyntia 7-12 Hubungan Faktor Risiko dengan Kelahiran Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Koja, Jakarta Utara Periode Tahun 2013-2015 13-22 Elli Hidayati dan Retno Mulyaningsih Faktor – Faktor yang memengaruhi Status Kelengkapan Imunisasi pada Ibu yang memiliki Bayi Umur 10-12 Bulan di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara tahun 2016 23-28 Fakhriah dan Patmawati Hapandri Pengaruh Pemahaman Ibu Tentang Gizi Balita terhadap Tumbuh Kembang Balita Tahun 2016 29-36 Hirfa Turrahmi Pengaruh Perubahan Alat Pemipih Tangkil terhadap Nyeri Tangan Pada Pekerja Industri Emping Di Banten 37-47 Maria Eka Putri Penyakit Kulit Frambusia Heryanto 48-59 Hubungan Inflammatory Bowel Disease dengan Kanker Kolorektal Sugiarto 60-73 Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Safira Laundry Saprita Aliance dan Maria Eka Putri 74-83 Volume 12, Nomor 3 November 2016 Susunan Redaksi Penanggung Jawab dr. Slamet Sudi Santoso, M.Pd.Ked (Dekan FKK UMJ) Penasehat dr. Amir Syafruddin, M.Med.Ed (Wakil Dekan I) Pimpinan Redaksi Tria Astika Endah Permatasari, SKM, MKM. Redaksi Pelaksana Asry Novianty, SST., MKM. Anggota Redaksi Lukman Effendi, S.Sos., M.Kes dr. Jekti Teguh Rochani, Sp.MK, MS Staf Pemasaran Yuanita Sinta, SKM Mitra Bestari pada edisi ini: Prof. Dr. dr. Armen Muchtar, Sp.FK (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc (FKM Universitas Hasanuddin) Dr.dr. Ferial Hadipoetro Idris, Sp.RM (K)., M.Kes.(FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Dr. Suherman, S.Pi, M.Sc (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) dr. Nur Asikin, MD.Ph.D (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) dr. Muhammad Fachri, Sp.P (FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta) Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan frekuensi penerbitan setiap 6 bulan sekali, dimaksudkan sebagai wadah publikasi hasil penelitian dan tulisan ilmiah sivitas akademika Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK-UMJ). Redaksi berhak memeriksa dan mengedit tulisa yang akan dimuat tanpa merubah maksud dan isinya. Tulisan diketik 1,5 spasi dengan minimal 8 halaman dan maksimal 15 halaman. PEDOMAN BAGI PENULIS 1. Jurnal kedokteran dan kesehatan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang memuat naskah di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan. 2. Naskah yang diajukan dapat berupa artikel peelitian, artikel telaah, laporan kasus, editorial, dan surat kepada redaksi 3. Jenis Naskah: a. Artikel Penelitian Artikel penelitian asli dalam ilmu kedokteran dan kesehatan.Format artikel penelitian terdiri judul, abstrak, pendahuluan, metode, hasil, diskusi, simpulan, saran, dan daftar pustaka. Komponennya sebagai berikut: Judul dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ditulis maksimal 15 patah kata Identitas penulis ditulis dibawah judul memuat nama, alamat korespondensi, nomor telepon, dan email. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris maksimal 250 kata, dalam satu alinia mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, disertai dengan 3-5 kata kunci. Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta tujuan penelitian Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrument pengumpulan data, dan prosedur analisis data. Hasil adalah temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat. Diskusi menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan teori dan temuan terdahulu yang relevan. Simpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan. Saran mengacu pada tujuan dan simpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna. b. Artikel Telaah Artikel yang mengulas berbagai hal mutakhir.Format yang digunakan untuk artikel telaah terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, isi, dan daftar pustaka. c. Laporan Kasus Artikel mengenai kasus dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan yang perlu disebarluaskan.Format laporan kasus terdiri atas judul, abstrak, pendahuluan, kasus, diskusi, dan daftar pustaka. d. Editorial Membahas berbagai masalah kedokteran dan kesehatan yang menjadi topik hangat di kalangan kedokteran dan kesehatan. e. Surat kepada Redaksi Sarana komunikasi pembaca dengan redaksi dan pembaca lain yang dapat berisi komentar, sanggahan, atau opini mengenai isi artikel Jurnal Kedokteran dan Kesehatan sebelumnya atau usulan untuk selanjutnya. 4. Halaman Judul Halaman Judul berisi judul artikel, nama penulis dengan gelar lengkap, lembaga afiliansi penulis, nama dan alamat korespondensi, nomor telepon, nomor faksimili, serta alamat email. Judul artikel singkat dan jelas. 5. Abstrak dan Kata Kunci Abstrak untuk setiap artikel ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak maksimal 200 kata, dalam satu alinea mencakup masalah, tujuan, metode, hasil, dan diskusi, 6. 7. 8. 9. disertai 3-5 kata kunci. Tabel Tabel diketik 1 spasi dan diberi nomor urut sesuai penampilan dalam teks.Jumlah maksimal 6 tabel dengan judul singkat. Gambar Gambar yag pernah dipublikasi harus diberi acuan. Gambar harus diberi nomor urut sesuai dengan pemunculan dalam teks.Jumlah gambar maksimal 6 buah. Petunjuk Umum Naskah maksimal 20 halaman A4 spasi ganda, ditulis dengan program komputer Microsoft Word dan pdf, softcopy artikel dikirim via email atau dalam CD dan 1 (satu) eksemplar dokumen tertulis melalui pos disertai surat pengantar, biodata, dan surat bebas plagiat yang ditandatangani penulis bermaterai 6000 dan artikel akan dikembalikan jika ada permintaan tertulis. Daftar Pustaka Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam keseluruhan teks, dibatasi 25 rujukan dari terbitan maksimal 10 tahun terakhir dan diutamakan rujukan jurnal terkini. Rujukan diupayakan dari jurnal dan maksimal 20% dari buku ajar. Cantumkan nama belakang penulis dan inisial depan. Maksimal 6 orang, selebihnya diikuti “dkk (et al)”. Huruf pertama judul acuan ditulis dengan huruf capital, selebihnya dengan huruf kecil, kecuali nama orang, tempat, dan waktu. Judul tidak boleh digaris bawah dan ditebalkan hurufnya. Contoh bentuk referensi: Artikel Ilmiah Penulis Individu: Naftassa Z. Patogenitas entamoeba pada penderita amebiasis dengan dan tanpa HIV/AIDS.Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2012; 8 (1): 16-23 Artikel Jurnal Penulis Organisasi: Diabetes Prevention Program Research Group. Hypertension, insulin, and proinsulin in participant with inpaired glucose tolerance, Hypertension. 2002; 40 (5): 679-86. Buku yang ditulis Individu: Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA.Medical microbiology. 4th ed. St. Lois: Mosby; 2002. Buku yang ditulis Organisasi dan Penerbit: Royal Adelaide Hospital; University of Adelaide, Departement of Clinical Nursing.Compendium of nursing research and practice development, 1999-2000. Adelaide (Australia): Adelaide University; 2001. Bab dalam Buku: Meltzer PS, Kallioniemi A, Trent JM. Chromoso-me alterations in human solid tumor. In: Vogelstein B, Kinzler KW, editors. The genetic basis of human cancer. New York: McGrawHill; 2002.p.93-113. Materi Hukum atau Peraturan: Regulated Health Professions Act, 1991, Stat. Of Ontario, 1991 Ch.18, as amended by 1993, Ch. 37: office consolidation. Toronto: Queen’s Printer for Ontario; 1994. CD-ROM: Anderson SC, Poulsen KB. Anderson’s electronic atlas of hematology [CD-ROM]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2002. Artikel Jurnal di Internet: Abood s. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. Am J Nurs [serial on the Internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102 (6); [about 3 p.]. available from: http://www.nursingword.org/AJN/2002/june/Wawatch.htm. Buku di Internet: Foley KM, Gelband H, editors. Improving palliative care for cancer [monograph on the Internet]. Washington: National Academy Press; 2001 [cited 2002 Jul 9]. Available from: http://www. nap.edu/books/0309074029/html/. Ensiklopedia di Internet: A.D.A.M. medical encyclopedia [Internet]. Atlanta; A.D.A.M., Inc.; c2005 [cited 2007 Mar 26]. Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyclopedia.html. Situs Internet: Canadian Cancer Society [homepage on the Internet]. Toronto: the Society; 2006 [ update 2006 May 12; cited 2006 Oct 17]. Available from: http://www.cancer.ca/. Alamat Redaksi: Unit Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat Tangerang Selatan, 15419 Telp: (021) 90523980, Mobile: 081291837183 e-mail: [email protected] atau [email protected] Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal Sugiarto Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak Penyakit radang kronik sering dikaitkan dengan peningkatan resiko terkena kanker. Resiko ini terlihat nyata pada salah satu penyakit inflamasi kronik dari system digestive yaitu Inflammatory Bowel Disease (IBD) dimana colitis kronik atau radang kolon menetapa berhubungan erat dengan resiko terjadinya keganasan di region kolorektal. Resiko kanker kolorektal ini terjadi pada setiap kasus Kolitis Ulseratif dengan besar factor resiko menjadi sebesar 2 % setelah 10 tahun, 8% setelah 20 tahun dan 18 % setelah terkena penyakit selama 30 tahun. Perubahan mikroskopik berupa dysplasia merupakan akibat lebih lanjut dari proses peradangan kronik yang selanjutnya menjadi pencetus terjadinya Adenokarsinoma atau Karsinoma pada penderita colitis ulseratif dan penyakit Crohn. Perubahan pada tingkat molekuler merupakan dasar dari pathogenesis mutasi gen pada tingkat inti sel dimana melalui reaksi yang rumit dan cukup lama sehingga terjadi perubahan menjadi tidak normal (dysplasia), misalkan pada penyakit IBD (inflammatory Bowel disease) sehingga perubahan dysplasia epithelial menjadi tonggak pengetahuan yang mengikuti perkembangan lebih terfokus secata patologi omolekuler. Kata kunci : IBD, penyakit Crohn, Kolitis ulseratif, sitokin inflammasi, TNF-α, NF-ⱪB Relations Inflammatory Bowel Disease with Colorectal Cancer Abstract Chronic inflammatory diseases are often associated with an increased risk of cancer. This risk is evident in one of the chronic inflammatory disease of the digestive system that is Inflammatory Bowel Disease (IBD) in which chronic colitis or inflammation of the colon menetapa closely associated with the risk of malignancy in colorectal region. The risk of colorectal cancer occur in every case of Ulcerative Colitis with major risk factors amounted to 2% after 10 years, 8% after 20 years and 18% after exposure to the disease for 30 years. Microscopic changes in the form of dysplasia is a further consequence of chronic inflammatory process which then trigger the occurrence of adenocarcinoma or carcinoma in patients with ulcerative colitis and Crohn's disease. Changes at the molecular level is the basis of pathogenesis gene mutations at the level of the cell nucleus where through a complicated reaction and long enough so that there is a change to be abnormal (dysplasia), eg in inflammatory bowel disease (inflammatory bowel disease) so that changes dysplasia epithelial milestone knowledge to follow more focused development secata omolekuler pathology. Keywords: IBD, Crohn's disease, ulcerative colitis, inflammatory cytokines, TNF-α, NF-ⱪB Korespondensi: Sugiarto, Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalan KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan 15419, Mobile : 081310823074, Email : [email protected] 61 Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 62 Pasien-pasien dengan IBD mempunyai Pendahuluan Inflammatory Bowel Disease (IBD) resiko lebih tinggi menjadi suatu malignansi berdasarkan kepustakaan yang ada dibagi atau keganasan kolorektal. menjadi 2 penyakit ini ditemukan di seluruh menunjukkan dunia,terutama di negara-negara barat. Di kejadian IBD 2%, 8% dan 18% setelah kurun negara-negara Eropa (Barat), Insiden penyakit waktu 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun untuk ini mencapai 4-12 per 100.000 penduduk/ menjadi keganasan kanker kolorektal pada tahun. Di Amerika insiden penyakit ini kasus-kasus colitis ulseratif.2 mencapai angka kesankitan / prevalensi penelitian oleh Jess et .al menemukan sebesar 1.4 juta orang dengan estimasi biaya peningkatan insiden kanker kolorektal dengan yang dikeluarkan sebesar 2 milyar Dollar ratio 1;9 jika diperbandingkan antara colitis Amerika. ulseratif dengan Crohn’s Disease. adanya Eaden peningkatan et.al angka Sedangkan Di Indonesia belum didapatkan angka Meskipun angka kejadian IBD yang pasti dari kejadian IBD karena kasus-kasus berkembang menjadi kanker kolorektal hanya penyakit ini jarang ditemukan dan kurang mencapai1-2 mendapat perhatia oleh para tenaga medis. kolorektal, akan Hal sering ini mengakibatkan terapi terhadap % penderitanya.4 yang berkembang kesalahan dalam semua karsinoma tetapi penyakit IBD lebih menyebabkan penyakit ini juga tidak efektif atau tidak tepat disebabkan dari kematian Penyakit menjadi pada IBD kanker yang kolorektal mendiagnosis penyakit IBD. Akan tetapi memiliki karakteristik dan gambaran yang dalam decade terakhir ini sudah mulai lebih mengarah sering ditemukan kasus-kasus yang termasuk serangkaian kejadian berupa “ inflammasi----- dalam kelompok IBD dimana masyarakat displasia------karsinoma” yang berobat ke Dokter dengan gejala dan dengan kejadian dengan proses kejadian tanda-tanda yang termasuk dalam kategori kanker sporadic dengan jenis karsinoma biasa penyakit IBD meningkat disertai fasilitas yang ditandai oleh timbulnya lesi yang peralatan diagnostic maupun prasarana yang disebut “Adenoma----Karsinoma. pada perkembangan yang melalui berbeda lebih memadai atau lebih modern yang telah Terminology dari dysplasia keras atau tersedia ata lebih baik. Penyakit IBD lebih multifocal dysplasia ringan merupakan tanda sering diderita oleh kaum wanita daripada yang terdapat pada seluruh permukaan epitel laki-laki dan ditemukan pada semua usia mukosa kolon atau saluran cerna yang tetapi biasanya lebih dominan pada usia terpapar oleh proses inflamasi kronik dan dewasa muda. memiliki peningkatan resiko kejadian yang berkembang menjadi keganasan/kanker. Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal 63 Oleh karena itu untuk pencegahan A. Faktor Genetik kejadian dari penyakit IBD yang berkembang Penderita menjadi penyakit Inflammatory Bowel kanker/karsinoma Disease mempunyai faktor predisposisi kolorektal ini maka perlu sekali dilakukan genetik yang berkisar 5-10% individu pengawasan / kontrol rutin dan berkala yang akan diturunkan diturunkan pada anggota bertujuan mendeteksi secara dini kejadian keluarganya. Sebesar 75% pada seluruh perkembangan atau anggota akan menderita penyakit Crohn prekanker / awal kanker kolorektal disertai dan/atau semuanya menderita penyakit usaha yang colitis ulseratif. Penelitian epidemiologi berkaitan dengan penyebab-penyebab yang lain menunjukkan bahwa 25% penderita berpengaruh pada penanganan klinis. IBD memiliki riwayat keluarga dengan menjadi peningkatan dysplasia pemahaman IBD. (penulis lain 10-25%). Pada kembar monozigot peluang untuk Penyakit Crohn Etiologi Patofisiologi penyakit IBD melibatkan sekitar 42%-58% dan peluang untuk interkasi yang kompleks antara factor genetic, Kolitis Ulserativa sekitar 6%-17%. Pada lingkungan dan factor imunologik. Beberapa kembar dzigot hanya 4% menderita faktor predisposisi terjadinya IBD adalah: penyakit Crohn sedangkan yang terkena Kolitis ulseratif lebih dominan. Gambar 1. Mekanisme patofisiologi terjadinya inflammatory Bowel Disease. Sampai saat ini telah ditemukan beberapa kelainan kromosom yang Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 berhubungan dengan Penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa atau keduanya. 64 Beberapa penelitian telah menemukan pemberian sejumlah lokus genetic yang rentan dan mempengaruhi perjalanan penyakit IBD. berpotensial menjadi IBD. Kromosom 16 Sampai ini belum ada data mengenai (gen CARD15 transmisi secara epidemik agen infeksius berhubungan dengan Penyakit Crohn. pada IBD. Faktor lingkungan lain yang Perinuclear diduga IBDI) atau gen antinetrophil antibody antibiotika pencetus IBD faktor tidak adalah makanan, stres (pANCA) ditemukan pada 70% penderita psikososial, seperti Kolitis Ulserativa. Kromosom 5 (5q31), 6 pajanan susu sapi atau food additives, (6p21 dan 19p) sering ditemukan pada asupan serat kurang dan zat toksin penderita IBD. lingkungan. Factor host itu sendiri berperan B. Faktor Lingkungan pada Sejumlah penelitian membuktikan ketahanan ketahanan mukosa permeabelitas melalui membrane bahwa lingkungan memegang peranan intestinal itu sendiri yang selanjutnya penting berpengaruh dalam perkembangan dan pada pathogenesis dari pertumbuhan penyakit IBD yang kronik penyakit Crohn. Misalkan kasus yang menjadi kanker pernah menjalani apendiktomi usia lebih kolorektal. Perubahan lingkungan akan muda(sebelum usia 20 tahun, sering menyebabkan menunjukkan penurunan resiko menjadi prekanker sampai perkembangan system kekebalan mukosa atau melibatkan flora colitis ulseratif. enteral termasuk perubahan higienis, mengkomsumsi makananan yang tidak C. Faktor Imunologi terkontaminasi bakteri, vaksinasi pada Kelainan respon kekebalan telah anak-anak serta peningkatan usia pada diduga anak-anak saat pertama sekali terpapar patogenesis IBD. Pada IBD, setelah bakteri pathogen intestinal. pajanan primer oleh antigen, sistem Beberapa agen infeksius diduga mempunyai kekebalan akan peranan mengalami dalam kelainan sebagai penyebab IBD. Akan tetapi, regulasi isolasi agen infeksius dari jaringan IBD bertindak sebagai lingkaran setan yang tidak hubungan mengakibatkan proses inflamasi. Sel T antara agen infeksius sebagai etiologi helper/CD4+ mempunyai peran penting IBD karena pada IBD sering disertai dalam kelainan regulasi sistem kekebalan koloni bakteri oportunistik pada mukosa pada yang mengalami inflamasi. Selain itu interleukin (IL)-2, interferon (INF)-g, dan dapat membuktikan yang bersifat menetap dan IBD. Sel Th1 menghasilkan Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal 65 tumor necrosis factor (TNF)-a yang kekebalan tersebut mempunyai peranan merangsang reaksi hipersensitifitas tipe primer atau sekunder pada patogenesis lambat. Sel Th1 dan sitokin yang IBD. dihasilkan akan merangsang aktivasi poligenik, yang menjelaskan manifestasi makrofag dan pembentukan granuloma, klinis yang beragam pada IBD. Sistem merupakan kekebalan gambaran histologi yang Diduga, kelainan humoral kekebalan lokal saluran pada IBD diduga kelainan. Pada periode sering ditemukan pada Penyakit Crohn.. gastrointestinal Sebaliknya, sel Th2 menghasilkan sitokin mempunyai seperti IL-4. IL-5, Il-6 dan Il-10, akan neonatus, defisiensi immunoglobulin A merangsang antibody-mediated immune (IgA) sekretori atau fungsi barier mukosa respons. Hal ini akan mengakibatkan yang kerusakan jaringan oleh aktivasi antibodi meningkatnya dan komplemen lebih sering ditemukan protein-protein di lumen usus yang pada Kolitis Ulserativa. bersifat Beberapa penelitian telah imatur akan permeabilitas antigenik, peningkatan menyebabkan sehingga pajanan terjadi terhadap membuktikan kelainan autoimun dengan makromolekul adanya kekebalan saluran pencernaan terhadap antibodi, complement atau immune-complex aktifitas dan terhadap sensitasi sistem limfosit antigen, bakteri atau alergen makanan terhadap mukosa kolon, namun semua dan perubahan sekresi dan komposisi fenomena ini tidak berlangsung secara mukus. Pendapat lain mengatakan bahwa konsisten dan tidak berhubungan dengan local gut associated lymphoid tissue perjalanan penyakit. Selain itu, adanya mengalami sensitasi terhadap antigen, kerusakan sel mukosa tanpa disertai kemudian membentuk tahapan/dasar yang adanya agen eksogen spesifik, dan respon kemudian hari teraktivasi oleh pajanan terhadap pemberian kortikosteroid dan cross-reacting antigents melalui respon obat imun antibody-dependent cell-mediated. imunosupresif kemungkinan kekebalan. mekanisme Pada Kolitis mendukung kelainan Ulserativa ternyata berhubungan dengan prevalens D. Integritas Epitel Kelainan barier epitel mukosa akan atopi keluarga, dan umumnya disertai menyebabkan peningkatan pajanan dengan kelainan ekstraintestinal seperti antigen terhadap sistem kekebalan traktus eritema nodusum, artritis, dan uveitis. gastrointestinal diduga sebagai faktor Akan tetapi, sampai saat ini masih inisial pada IBD. Pada Penyakit Crohn belum dapat dibuktikan apakah kelainan dijumpai adanya gangguan integritas Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 66 mukosa yang meningkatnya menyebabkan permeabilitas protein-protein sulit buang air besar, kadang disertai tidak terjadi nafsu makan, berat badan menurun, dan perubahan sekresi dan komposisi mukus. pendarahan dari anus yang disebabkan radang Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan kolon. antigenik, usus perut yang berulang, diare atau sebaliknya yang bersifat dilumen terhadap Pasien sering mengeluh sakit pada sehingga antibodi spesifik terhadap protein susu sapi, produk-produk bakteri enterik, dan Mikroskopik protein luminal pada penderita Penyakit Crohn. Perubahan arsitektur menjadi gambaran yang khas pada colitis Crhon, terdapat fokusfokus kelenjar, Penyakit Crohn Penyakit atau Crohn merupakan segmental bercabang ulserasi, ataupun distorsi memendek suatu sehingga tidak mencapai muskularis mukosa, penyakit radang kronik idiopatik dan sering peningkatan jumlah sel plasma, limfosit, mengenai ileum terminal dan sekum tetapi makrofag, eosinophil dan neutrophil pada dapat mengenai bagian lain dari traktus dinding gastrointestinal mulai dari mulut sampai anus. melebar dengan limfangiektasis. usus. Mukosa dan submukosa Penyakit Crohn banyak ditemukan di negara- Terdapat fisura dalam dengan celah negara Barat dan sedikit di negara Asia dan knife-like sepanjang dinding usus, sinus yang Afrika.Biasanya diderita oleh usia dewasa dalam meluas mencapai lapisan muskularis muda dan lebih banyak mengenai wanita propria disertai peradangan pada bagian daripada pria. Kolitis Crohn sering terlambat superfisialis menunjukkan adanya penyakit didiagnosis sampai setelah gejala Crohn. Peradangan transmural, penebalan yang terkena dinding hingga fibrotik, hiperplasia neuronal, beberapa segmen yang terpisah-pisah (skip serta peradangan serosal (granuloma tanpa lesion). perkejuan dan nodul limfoid). Nampak.Biasanya daerah Peradangan pada penyakit ini terdapat pada seluruh stenosis,periintestinal otot abses disertai atau Kolitis Ulseratif fistula. Kolitis ulseratif merupakan penyakit Pembagian penyakit Crohn dalam klasifikasi radang kronik usus dan terbtas pada kolon. menjadi peradangan,striktura,dan sub tipe Peradangan bersifat menyeluruh dan terus perforasi dapat memprediksi pengobatan yang menerus pada seluruh bagian tetapi terbatas akan diberikan. pada mukosa. Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal 67 Colitis ulseratif kebanyakan mengenai Pada permukaan dalam terdapat pola usia muda tetapi saat ini terdapat peningkatan cosbblestoned, jalur railroad yang panjang. dimana penyakit ini dapat ditemukan pada Perubahan arsitektur menjadi gambaran yang segala usia dan berbagai kelompok suku. khas pada kolit Kejadian ini dihubungkan dengan merokok dan colitis ulseratif yang berulang juga Mikroskopik disebabkan karena merokok. Karakteristik kolitis ulseratif ditandai Pasien mengeluhkan gejala diare yang dengan perdangan primer terbatas pada disertai rasa keram perut pada saat defekasi, mukosa, tetapi kadang kala meluas sampai kotoran mengandung darah dan lender. Sering submukosa. ada nyeri di perut bagian kiri, hilang setelah peradangan (neutrofilik) akan berlebihan pada defakasi dan penderita mengeluh karena keadaan kronik pada lamina propria, dan tenesmus. Pada diare akut yang berdarah menyebabkan pola arsitektur yang tidak dapat disertai suatu colitis berat dengan suhu normal seperti kripta bercabang, jarak yang tubuh yang meningkat, anoreksia, mual dan melebar vomitus. muskularis Derajat antara variasi dasar mukosa. aktivitas kelenjar dengan Ditemukan ulserasi permukaan, infiltrasi neutrophil pada epitel kelenjar, deplesi musin dan metaplastik sel Makroskopik Perluasan penyakit colitis ulseratif dimulai di rectum sebagai radang yang difus panet. Komplikasi Kanker Pada Idb (distal) dan terus berlanjut naik ke bagian Pasien dengan IDB memiliki resiko proksimal dan seluruh kolon akan terkena. untuk Daerah ileum secara umum tidak terkena gastrointestinal, kecuali daerah kecilnya “backwash ileitis”. kolorektal. Pada permukaan dalam berkembang menjadi termasuk Angka karsinoma adenokarsinoma kejadian karsinma mukosa diperkirakan 10-20 kali lebih banyak pada tampak hiperemis secara menyeluruh terlihat usus kecil dan 4-20 kali lebih banyak pada pada keadaan ringan, sedangkan mukosa usus besar dari keseluruhan populasi. Kanker ulseratif ditemukan pada keadaan mengenai 4,8% pasien penyakit Crohn dan yang sedang atau berat, dinding usus menjadi tipis 11,2 % pasien Kolitis ulseratif. dan dapat menyebabkan perforasi. Pada Kebanyakan kanker berkembang setelah daerah non ulseratif, mukosa akan terlihat 8 tahun menderita penyakit IDB (75% pada seperti multiple pseudopolip (terbentuk dari penyakit Crohn, 90% pada colitis ulsertaif). suatu proses regeneratif). Rata-rata waktu didiagnosis karsima diatas Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 68 10-20 tahun lebih awal daripada karsinoma Keterlibatan sejumlah genetic yang terdapat tanpa IDB. pada dysplasia dan karsinoma meningkat pada pasien IDB. Abnormalitas molekuler juga Dysplasia sebagai suatu petanda dari terjadi pada mukosa tetapi terlalu jelas pada karsinoma keadaan dysplasia, didugaidentifikasi tersebut Telah dikatakan sejak awal melalui beberapa penelitian bahwa akan dapat lebih memprediksi peningkatan dysplasia resiko kanker pada pasien IDB. Hal ini meurpakan pencetus terjadinya kanker pada melibatkan banyak gen yang sama seperti penderita colitis ulseratif dan penyakit Crohn. pada kolorektal sporadik. Gambaran histologiknya pada lesi polipid, Perubahan molecular terjadi pada delesi dysplasia juga dapat ditemukan pada sediaan alel, instabilitas mikrosatelit, pemendekan biopsy. Hubungan yang kuat dapat terjadi telomere, mutasi SMAD2, SMAD4 dan gene pada dysplasia keras dengan kejadian kanker p53. Mutasi K-ras, gen APC, ekspresi kolorektal, semakin keras dysplasia semakin berlebih dari myc dan DPC4 lebih sering pada dekat hubungannya untuk menjadi karsinoma IDB berhubungan dengan neoplasia daripada invasive. Karsinoma jarang terjadi pada area sporadik kanker kolorektal. Gambaran kanker dengan dysplasia ringan. kolorektal pada penderita IDB sama dengan Penemuan dysplasia dysplasia keras ringan mengindikasikan atau kolon kanker koloraktal non colitis. Stimulus inflamasi kronik, seperti berada pada resiko tinggi berubah menjadi inflammatory bowel disease (IDB) awalnya ganas, meskipun waktu perubahannya dapat menghasilkan bervariasi. DALM/Dysplasia-associated proinflamtorik. Tumor necrosis factor (TNF- Lessions or Masses sudah pasti menjadi α) merupakan suatu sitokin pro inflamatorik indikasi untuk suatu karsinoma. Pada gambar yang penting pada inflamasi yang disekresi 7 diperlihatkan dysplasia ringan dan dysplasia terutama oleh makrofag.9,11 TNF mempunyai keras. kemampuan untuk inisiasi apoptosis tumor, namun terdapat respons banyak Th1 bukti sitokin yang Berhubungan menunjukkan bahwa TNF juga diproduksi Dengan Perkembangan Kanker Kolorektal oleh kanker dan dapat berfungsi sebagai Pada Idb promoter tumor endogen. Perubahan Molekular Perkembangan kanker pada IDB TNF dapat menyebabkan sinyal survival melewati banyak langkah dan molecular yang pada sel kanker, meningkatkan konsentrasi tidak normal telah ditemukan dengan baik regulator siklus sel dan menurunkan level pada penyakit Crhn dan colitis ulseratif. inhibitor CDK, meningkatkan jalur sinyal Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal 69 reseptor komponen factor pertumbuhan (ras nekrosis, termasuk sitokin, yang dilepaskan atau c-myc), menyebabkan kerusakan DNA oleh sel tumor yang berdegnerasi. Sitokin, dan melalui misalnya IL-1, TNF, IFN tipe-1, GMCSF dan upregulating jalur nitrit oksida (non-cGMP). IL-15 dapat meningkatkan promosi dan Walaupun TNF dapat menginduksi kolaps aktivasi DC melalui beberapa mekanisme, pembuluh diantaranya inhibisi perbaikan darah DNA tumor, juga dapat menyebabkan angiogenesis. TNF dapat juga berperan dapat pembentukan jaringan untuk dengan meningkatkan ko- stimulasi antara sel dendritic dan sel T. TAA (antigen tumor) ditangkap oleh sel pertumbuhan dan metastasis tumor serta dendritik menginduksi sitokin lain, factor angiogenik termasuk ingesti sel tumor apoptosis/badan dan MMP menghasilkan kerusakan DNA dan nekrotik. Sel dendrtik selanjutnya menjadi meningkatkan tumor melalui Fenotip yang sangat aktif, dank arena stimulasi aktivitas fibroblast, motilitas sel tereksposure oleh kemokin tertentu/sitokin, tumor dan ivasi tumor. selanjutnya bermigrasi ke KGB dimana TAA Sitokin remodeling berperan beberapa mekanisme, pada disajikan ke sel T CD4 atau CD8 pada MHC pathogenesis kanker. Pada satu sisi berperan kelas II atau I. terjadi juga aktivasi sel B. pada aktivasi mekanisme efektor imun yang Pengaruh membatasi pertumbuhan tumor, pada sisi lain menyebabkan toleransi atau imunitas respons berperan dan imun. Sitokin tipe I (TNF dan IFN gama) transformasi keganasan, pertumbuhan tumor, terlibat pada respons imun Th1 dan terutama invasi dan metastasis. Sitokin diproduksi oleh imunitas sel-induksi, sebaliknya tipe II sitokin stroma da sel imun, sebagai respons sekresi (IL-4, IL-5, IL-6, IL-10 dan IL-13) terlibat molekul oleh sel kanker, atau sebagai bagian pada respons imun Th2 dan menyebabkan inflamasi yang sering menyertai pertumbuhan imunitas humoral melawan tumor dan atau tumor. Sel ganas juga menghasilkan sitokin deviasi imun pada non respons (toleransi). pada penting melalui karsinogenesis pada lingkungan yang sama. sitokin pada lokasi tumor Pada kasus imunitas antitumor yang Sel dendritik merupakan sel yang efektif, sel T, CD4 dan CD8 bermigrasi ke berfungsi memantau kerusakan jaringan dan lokasi tumor dan menyerang sel tumor atau melalui respons seluler dan humoral.17 Pada transformasi memodulasi respons yang selanjutnya imun. Prekursornya lingkungan mikro tumor, terdapat adalah sinyal bahaya, yang akan mempromosi keseimbangan antara imunitas antitumor dan diferensiasi dan aktivasi sel denderitik. Sinyal aktivitas proinflamatorik tumor. Aktivitas ini bahaya ini dapat berupa heat shock protein tergantung pada mediator yang dilepaskan yang dilepaskan akibat kerusakan sel atau oleh sel inflamatorik, sel kanker dan sel lain Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 70 yang berhubungan dengan tumor (fibroblast inflamasi, kemokin, factor pertumbuhan dan dan sel endotel). Saat aktivitas antitumor lebih nitrogen oksida, mediator-mediator ini terlibat lemah daripada aktivitas imunosupresi, sel dengan HIF-1α dan NF-kB (Nuclear Factor- tumor tumbuh lebih cepat. Sebaliknya, bila kB) imunitas antitumor lebbih kuat daripada dihubungkan dengan karsinogenesis karena aktivitas pernannya pada inflamasi, diferensiasi dan imunosupresif, sel tumor dieleminasi. Sehingga dapat dikatan bahwa merupakan factor transkripsi yang perkembangan sel. lingkungan mikro dengan inflamsi yang NF-kB meregulasi beberapa gen yang menetap dapat meningkatkan promosi tumor, terlibat pada transformasi sel, proliferasi dan akselerasi progresi tumor, invasi ke jaringan angiogenesis.1,14-16 TNF-α merupakan inducer sekitar, angiogenesis dan metastasis. utama NF-kB. Aktivasi NF-kB menyebabkan Melalui aktivasi COX-2 produksi ekspresi sitokin inflamatorik, kemokin, sitokin Th2 meningkat dan terjadi inhibisi reseptor imun, dan molekul adhesi permukaan balik terhadap respons Th1. Adanya COX-2 sel.1,15 dan perubahan Th2 mengahsilkan promosi proliferasi seluler dan menghambat apoptosis. angiogenesis. COX-2 menstimulasi factor Kedua efek NF-kB tersebut berlawanan pertumbuhan angiogenik, khususnya VEGF dengan p53 (menghambat progresi siklus sel, yang juga distimulasi oleh berbagai mediator proliferasi inflamasi termasuk oksida nitrat (NO) dan apoptosis) sitokin tertentu. Semuanya diaktivasi melalui perkembangan kanker. factor transkripsi hypoxia-inducible factor-1α Aktivasi NF-kB seluler, Ekspresi menyebabkan replikasi sehingga NF-kB DNA dan mendukung menyebabkan (HIF-1α) yang diatur oleh NO, sitokin tertentu proliferasi sel sementara inhibisi aktivasi NF- dan factor pertumbuhan dan pada saatnya kB menghambat proliferasi sel.20 Selama akan berikatan pada region promoter VEGF respons inflamasi, sitokin dan berbagai sel dan menyebabkan aktivasinya. mengaktifkan TNF-α yang juga mengaktifkan Interaksi kompleks antara mediator inflamasi dan proses seluler umum dapat NF-kB yang selanjutnya menyebabkan progresi sel berproliferasi menjadi tumor. menyebabkan kanker. Lapisan terluar dinding Lapisan di dalam gambar 10 merupakan lumen kolon adalah lingkungan saluran cerna. mediator yang secara bersama-sama atau Substansi tersendiri menyebabkan aktivasi COX-2. eksogen pada mukosa yang berproliferasi dan peningkatan jumlah bakteri Sikloooksigenase kaya LPS merupakan lingkungan ideal untuk inflamtorik yang diinduksi sitokin yang inflamasi dalamnya merupakan enzim utama yang diperlukan merupakan mediator berupa sitokin pro untuk sintesis asam arakhidonat menjadi kronik. Lapisan di (COX) adalah enzim Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal 71 protagladin (PG) yang merupkan mediator dan status ploidi DNA. Factor-faktor lain pada inflamasi akut dan kronik.22-24 Sitokin yang berhubungan dengan prognosis buruk proinflamtorik yang menginduksi COX-2 lebih adalah besar-ukuran tumor, infiltrasi dan adalah IL-1α, IL-1β dab TNF-α.15 Sedikitnya ulserasi serta banyaknya cairan musin. diketahui dua isoenzim berbeda, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 terdapat pada jaringan Proses Perkembangan Inflamasi Menjadi normal dan mempunyai fungsi fisiologis. Kanker COX-2 aktif pada inflamasi dan Terdapat lima mekanisme utama karsinogenesis dengan mekanisme inhibisi infeksi yang dapat menyebabkan keganasan, apoptosis, modulasi dan yaitu stimulasi proferasi seluler (kerusakan motilitas, promosi dan DNA), inhibisi apoptosis, kegagalan imunitas, metastasis.24 dan stimulasi angiogenesis. Sebagai tambahan Peningkatan COX-2 meningkatkan invasi yang melengkapi, stimuli dan mediator tumor dan metastasis dengan peningkatan inflamasi produksi IL-6, IL-8, VEGF, iNOS, MMP-2 transformasi seluler. dan MMP-9.24 Pusatnya adalah 5 mekanisme Stimulus kemampuan adhesi ivasi seluler angiogenesis dan kronik dapat inflamasi menyebabkan kronik, seperti seluler yang membentuk jalur tranformasi inflammatory bowel disease (IBD) awalnya keganasan. menghasilkan respon Th1 sitokin proinflammatorik. Tumor necrosis factor (TNF-α) Prognosis Kanker yang berasal dari colitis ulseratif mempunyai sifat dan karakteristik yang lebih merupakan sutatu sitokin pro inflammatorik yang penting pada inflamasi yang disekresi terutama oleh makrofag. agresif daripada kanker kolon sporadic. TNF mempunyai kemampuan untuk Prognosis buruk dapat dihasilkan dari pasien- inisiasi apoptosis tumor, tetapi belakangn pasien ini bila terdapat kesulitan diagnosis bukti-bukti menunjukkan bahwa TNF-α juga awal, usia pasien yang seringkali muda dan diproduksi oleh kanker dan dapat berfungsi kankernya sangat ganas. Tidak ada perbedaan sebagai promoter tumor endogen.17 TNF-α bermakna pada ketahanan hidup 5 tahun dapat menyebabkan sinyal survival pada sel diantara pasien kanker kolorektal yang berasal kanker, meningkatkan konsentrasi regulator dari saat siklus sel dan menurunkan level inhibitor dihubungkan dengan stadium kaner tersebut. CDK, meningkatkan jalur sinyal reseptor Pada multicariat analisis menunjukkan bahwa komponen faktir pertumbuhan (ras tau c-myc stadium kanker suatu indicator prognosis ), menyebabkan kerusakan DNA dan inhibisi yang terbaik diikuti oleh diferensiasi tumor perbaikan DNA melalui upregulating jalur colitis maupun nonkolitis Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 72 nitrit oksida (non-CGMP). Walaupun TNF-α nekrosis, termasuk sitokin, yang dilepaskan dapat kolaps oleh sel tumor yang berdegenerasi. Sitokin pembuluh darah massa tumor, juga dapat misalnya IL-1, TNF-α TNF-α, IFN tipe-1, menimbulkan GMCSF menginduksi TNF-α terjadinya pembentukan diketahui juga angiogenesis. berperan dalam dan IL5 dapat promosi dan aktivasi DC melalui beberapa pembentukkan jaringan untuk pertumbuhan mekanisme, diantaranya dan metastasis tumor serrta menginduksi meningkatkan ko-stimulasi sitokin lain, factor angiogenik dendritic dan sel T. menghasilkan petumbuhan kerusakan dan MMP DNA tumor. TNF-α juga menginduksi MMP menghasilkan proses Remodelling tumor melalui stimulus aktivitas fibroblast, motilitas sel tumor dan invasi sel tumor. berperan mekanisme antara sel disertai maupun pertahanan sel –sel Sitokin meningkatkan Kesimpulan 1. Penyakit Crohn dan colitis ulseratif dapat berkembang menjadi kanker kolorektal. 2. Proses pathogenesis perjalanan IBD menjadi kanker kolorektal berbada dengan pada dengan kanker yang timbul sporadic pathogenesis kanker. Pada satu sisi berperan karena kanker kolorektal terjadi melalui pada aktifitas mekanisme efektor imun yang serangkaian proses “ inflmasi-displasia- membatas karsinoma”. Sedangkan berperan karsinogenesis dan transformasi kolorektal sporadic keganasan, pertumbuhan tumor, invasi dan “adenoma-karsinoma”. pertumbuhan penting tumor, metastasis. Istokin diproduksi oleh selalin stroma 3. Perubahan dysplasia pada kanker berupa jalur molekuler dan sel imun, sebagai respon sekresi molekul menunjukkan bahwa proses IBD melalui oleh sel kanker atau sebagai bagian inflamasi serangkaian kejadian tidak normal pada yang sering menyertai pertumbuhan tumor. jaringan dinding kolon berupa reaksi Sel ganas juga menghasilkan sitokin pada radang dari sel-sel infitrat radang kronik lingkungan yang sama. dan Sel dendritic merupakan sel yang NO atau memodulasi respon disertai mediator sitokin, proinflammatori, kemokin, TNF-α, dan berfungsi memantau kerusakan jaringan , dan transformasi akuta adalah mediator-mediator yang yang selanjutnya terlibat dengan HIF- 1α dan NF-kB imun. Prekursornya (nuclear factor –kB) merupakan factor adalah sinyal bahaya yang akan mempromosi transkripsi diferensiasi dan aktivasi sel denritik. Sinyal dengankarsinogenesis Karena peranannya bahaya ini dapat berupa heat shock protein pada reaksi inflamasi , differensiasi dan yang dilepaskan perkembangn sel. akibat kerusakan sel atau yang dihubungkan Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal 73 4. Lima mekanisme utama infeksi yang dapat menyebabkan keganasan, PG, inflammatory bowel disease in : yaitu Pathology.3rd gastrointestinal ed. stimulasi proliferasi seluler (kerusakan Philadelpphia,PA:Lipincott Williams & DNA), Wilkins.2008.p593-689 imunitas inhibisi dan apoptosis, stimulasi Sebagian tambahan kegagalan angiogenesis. 6. Noffsinger A, Fenoglip-Preisser C, Maru yang melengkapi D, Gillinsky N. Inflammatory bowel dalah stimuli dan mediator inflamasi disease in : Gastro intestinal Disease. kronik dapat menyebabkan transformasi American seluler. 2008.p.675-728. 5. Perubahan molekular yang terjadi dapat 7. Registry of Pathology. Van der Woude CJ, Moshage H, dibuat suatu targeting terapi untuk kanker Kleibeuke JH, jansen PLM, Van Dekken kolorektal yang disebabkan penyakit IBD. H.Expression of apoptosis related protein during malignant progression in chronic Daftar Pustaka ulcerative 1. 2005;58:811-14. Burstein E, Fearon ER. Colitis dan Cancer : a tale of inflammatory cells and 2. 4. Clin Pathol Braun J, Wei B. Body Traffic: Etilogy, Genetics and iimmunity in inflammatory :464-7 bowel disease. Annu.Rev.Pathol.Mech. Eaden J. Colorectal carcinoma and Dis 2007;2:401-29. 9. Connel WR, Sheffield JP, Kamn MA, Pharmacolo Ther 2004 ;20:24-30. Ritchie JK, Hawley PR, Lennard-Jones Lutgens MWMD, Vlegger Fp, Schipper JE. Lower gastrointestinal malignancy in MEI, Stokkers PCF, Van de Woude Cj, Crohn disease. Gut 1994;35:347-52. Homes DW et al. High frequency early 10. Munkholm colorectal cancer inflammatory bowel prevalence disease. Gut 2008:57:1246-51. inflammatory bowel disease. Aliment Masala G, Bagnali S, Ceroti M, Saieva Pharmacol Ther 2004:20(suppl.4):31-35. C, Trallori G, Zanna I et al. Divergent 11. Dobbine WO. Dysplasia and malignancy pattern of total and cancer mortality in in inflammatory bowel disease. Ann. ulcerative colitis and crrohn’s diasease Rev. Med 1984;35:33-48. paient : The Florence IBD study 1978- 5. J their cytokines. J.Cln. Invest 2008 ; 113 Inflammatory Bowel Diasease. Aliment 3. 8. colitis. P. of The incidens colorectal cancer and in 12. Wilson Jap. Tumor necrosis factor -α and 2001. Gut 2004; 53:1309-13. colitis-associated colon cancer. N Engl J Fenoglio-Praiser CM, Noffsinger Ae, Med 2008;358:25. Stemmermann GN, Lantz P, Isaccson Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Edisi Suplemen 2016 74 13. Fleisher AS, Esteller M, harpaz N, Leytin A, Roshid A, Xu Y et al. Microsatelite instability in Inflammatory bowel disease-associated neoplastic lesion in associated with hypermetilation and diminished expression of the DNA mismatch repair gene,hMLH1. Can Res 200;60:60:4864-8. Kondo T, Kagaya T, Kaneko S et al. TNF-α 2004; 14:433-9. 21. Skalla K. The interferons. Semin Oncol Nurs 1996; 12(2):97-105. 22. Paul AG. NG-kb: A novel therapeutic target for cancer. Eukaryon 2005; 1:4-5. 23. Coussens LM, Werb Z. Inflammatory cells and cancer: think different!. J Exp 14. Papinova BK. Kitamura K, Wu Y, Blocking cancer induction. Semin in Cancer Biol in mice reduce Med 2001; 193(6):F23-6. 24. Ling FC, Baldus SE, Khochfar J. Association of COX-2 expression with colorectal carcinogenesis associated with corresponding active and chronic chronic inflammatory reactions in Barret’s colitis. J. Clin.Invest 2008;118:560-70. metaplasia and progressiaon to cancer. 15. Macarthur M,Hold GL, El-Omar EM. Histopatology 2007; 20:2 Inflammation and cancer. Am J Physiol gastrointest Liver pyhsiol 2004;286:G515-20. 16. Kuper H, Adami HO, Trichopoulos D. Infections as amajor prevenTabel cause of human cancer. J Int Med 2000; 248:171-83. 17. Jonasch E, Hluska FG. Interferon in oncological practice: Review of interferon biology, clinical applications, and toxicities. Oncologist 2001; 6:34-55. 18. Wheeler VS. interleukins: The search for an anticancer therapy. Semin Oncol Nurs, 1996; 12(2):106-14. 19. Coussens LM, Web b Z. inflammation and cancer. Nature 2002; 420(19):860-6. 20. Philp M, Rowley DA, Schreiber H. inflammation as a tumor promoter in Sugiarto, Hubungan Inflammatory Bowel Disease Dengan Kanker Kolorektal