27 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Studi kasus diawali dengan pengumpulan literatur atau pustaka. Data-data kasus diambil dari klinik My Vets Bumi Serpong Damai Tanggerang dan Kemang Selatan Jakarta Selatan. Klinik tersebut beralamat Jl. Kalimantan E-2 no 4 Nusa Loka Serpong Tanggerang dan jln. Kemang Selatan 8 No. 7A Bukit Kemang. Pengambilan data kasus tersebut dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2010. Bahan Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data rekam medis dan gambaran radiografi thoraks pada anjing yang didapat dari klinik My Vets. Data yang diambil berupa hasil foto Röntgen radiografi dan rekam medis anjing yang mengalami kelainan pada regio thoraks dari tahun 2008 hingga tahun 2010. Data foto Röntgen yang terkumpul berjumlah 7 dari 17 data radiografi thoraks pada anjing. Metode Pada ke 7 data foto Röntgen yang terkumpul dilakukan evaluasi radiografi dan interpretasi radiografi menggunakan 4 metode dengan illuminator, ke 4 metode tersebut: 1) pengukuran nilai VHS (Vertebrae Heart Size) dan pengukuran nilai besar jantung anjing terhadap rongga thoraks secara radiografi pada posisi DV/VD, 2) pengukuran pembesaran pembuluh darah utama, 3) pengukuran pembesaran ruang jantung, 4) penilaian lapang paru-paru secara radiografi. Akurasi diagnosa yang didapat berasal dari data rekam medis, hasil evaluasi radiografi, dan perbandiangan pustaka. Pada metoda 1) VHS banyak dilakukan pada anjing dengan kasus penyakit pada jantung (Adrian & Lamb 2002; Kraetschmer et al 2008; Buchanan, J. W. & Bucheler 1995; Ljubica et al 2006). Vertebrae Heart Size (VHS) penghitungannya dengan penjumlahan dari long axis dan short axis (VHS= long axis + short axis) (Litster et al 2005; Ghadiri et al 2007; O'Sullivan & O'Grady 2010). Long axis merupakan pengukuran dari carina sampai kepuncak jantung dan short axis 28 merupakan pengukuran luas bagian jantung pada sumbu tegak lurus terhadap sumbu panjang, selanjutnya yaitu mulai dari cranial os vertebral thoracalis 4 dan mengukur panjang sumbu dengan jumlah vertebral thoracalis (Gambar 22). Gambar 22 Perhitungan vertebrae heart size (VHS) pada posisi radiografi lateral hewan anjing. T4 (vertebral thorachalis ke 4), VHS (Vertebrae Heart Size) (O'Sullivan & O'Grady 2010). Gambar 23 Skema pengukuran luas jantung dan rongga thoraks pada posisi dorsoventral atau ventrodorsal dengan keterangan yaitu R (luas rongga thoraks sebelah kanan dari sisi kanan jantung sampai dinding rongga thoraks sebelah kanan), L (luas rongga thoraks sebelah kiri dari sisi kiri jantung sampai dinding rongga thoraks sebelah kiri), A (luas jantung dari sisi kanan jantung sampai sisi kiri jantung), dan B (luas rongga thoraks dari dinding rongga thoraks kanan sampai dinding rongga thoraks kiri) (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Pada pengukuran nilai besar jantung anjing terhadap rongga thoraks secara radiografi pada posisi DV/VD, terdapat 2 penilaian yaitu perbandingan luas rongga thoraks kiri dan rongga thoraks kanan jantung dan nilai ukuran besar 29 jantung terhadap rongga thoraks pada posisi DV/VD. Pada perbandingan luas rongga thoraks kiri dan rongga thoraks kanan jantung dapat di ukur dari perbandingan besar nilai luas rongga thoraks kanan (R) dan nilai luas rongga thoraks kiri (L) yang dapat di lihat pada Gambar 23. Menurut O'Sullivan & O'Grady (2010) nilai ukuran besar jantung terhadap rongga thoraks pada posisi DV/VD yaitu luas jantung (B) harus lebih kecil 2/3 dari luas rongga thoraks (A) pada Gambar 23. Gambar 24 Skema radiografi thoraks pada posisi lateral dengan pembesaran pada ruang jantung dan beberapa pembuluh utama (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Metode 2) pengukuran pembesaran pembuluh darah utama terdiri dari aorta, main pulmonary artery (MPA), dan caudal vena cava. Pengukuran pembesaran pembuluh darah utama menggunakan metode analogi jam. Pada evaluasi radiografi thoraks posisi lateral, posisi normal radiografi letak pembuluh darah utama aorta berada di jam 09.00-11.00, main pulmonary artery (MPA) berada di jam 08.00-09.00, caudal vena cava (CVC) berada di jam 03.00-04.00 (O'Sullivan & O'Grady 2010). Pada posisi DV/VD, pembesaran aorta berada di jam 11.00-01.00, main pulmonary artery (MPA) berada di jam 01.00-02.00, caudal vena cava (CVC) berada di jam 07.00 (Owens & Biery 1999). Evaluasi radiografi pada posisi lateral akan terlihat bayangan pembesaran pada aorta pada bagian craniodorsal aurikel kanan dan pembesaran ke arah lateral dari tepi jantung aurikel kanan dengan tanda panah merah tua (Gambar 21). Pada posisi DV/VD aorta akan nampak terlihat di sebelah kiri dan bersebelahan dengan jalur 30 vertebral dan ditandai dengan arah panah warna merah tua (Gambar 25). Pada pembesaran main pulmonary artery (MPA) pada posisi lateral akan naik ke arah dorsal (O'Sullivan & O'Grady 2010) yang di tandai garis berwarna orange (Gambar 24) dan menurut Owens dan Biery (1999) MPA tidak dapat terlihat pada posisi lateral karena bayangan hitam pangkal jantung, sedangkan pada posisi DV/VD akan mengarah ke lateral didaerah sebelah kiri (Owens & Biery 1999) dengan tanda garis berwarna orange (Gambar 25). Pada pembesaran caudal vena cava secara radiografi pada posisi lateral maka akan terlihat bila besar caudal vena cava lebih besar dari aorta desending (O'Sullivan & O'Grady 2010) yang ditandai diantara arah panah berwarna putih pada posisi DV/VD Gambar 25. Gambar 25 Radiografi thoraks pada posisi DV/VD dengan pembesaran pada ruang jantung dan beberapa pembuluh utama. Warna biru tua (pembesaran atrium kanan), warna merah cerah (pembesaran ventrikel kanan), warna biru muda (pembesaran ventrikel kiri), warna hijau cerah (pembesaran aurikel kiri), warna orange (pembesaran main pulmonary arteri, dan anak panah berwarna merah tua (pembesaran aorta) (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Pada metode 3) yaitu evaluasi pembesaran ruang jantung. Evaluasi pembesaran ruang jantung menggunakan metode analogi jam. Pada posisi radiografi normal lateral, letak aurikel kanan berada di jam 07.00-08.00, ventrikel kanan di jam 05.00-07.00, atrium kiri di jam 01.00-03.00, dan ventrikel kiri 04.00-05.00 (O'Sullivan & O'Grady 2010). Pada posisi radiografi DV normal, atrium kanan berada di jam 09.00-11.00, ventrikel kanan di jam 06.00-09.00, aurikel kiri di jam 02.00-03.00, dan ventrikel kiri di jam 02.00-06.00 (Owens 31 &Biery 1999). Pada pandangan lateral secara radiografi (Gambar 24) terdapat tanda arah panah sebagai arah pembesaran dan warna sebagai tanda pembesaran jantung. Pada posisi ini pembesaran yang terlihat yaitu warna merah cerah merupakan pembesaran ventrikel kanan, warna ungu pembesaran aurikel kanan, warna biru muda pembesaran ventrikel kiri, dan warna hijau tua pembesaran atrium kiri. Pada evaluasi radiografi pembesaran ventrikel kanan dan aurikel kanan secara radiografi akan terlihat peningkatan kontak pada sternum, peninggian bagian apex jantung dari sternum, dan peninggian ke arah dorsal pada caudal vena cava (CVC). Pada pembesaran ventrikel kiri (warna biru muda) akan terlihat bagian caudal jantung lebih vertikal, peninggian ke arah dorsal (trachea, carina, dan mainstem bronchi), sedangkan pada atrium kiri (warna hijau tua) yang dapat terlihat yaitu pembesaran dan penebalan pada bagian atrium kiri, peninggian ke arah dorsal pada bagian caudal trachea, carina, dan mainstem bronchi. Pada posisi DV/VD dapat dilihat pada Gambar 25, pada posisi ini yang terlihat yaitu pembesaran atrium kanan yang ditandai warna biru tua dengan arah pembesaran pada tanda panah putih. Pembesaran pada ventrikel kanan ditandai warna merah cerah dapat ditemukan dengan arah pembesaran pada tanda panah putih dan pada bagian apex jantung ke arah sebelah kiri membenyuk huruf “d”. Pembesaran pada ventrikel kiri ditandai warna biru muda dengan arah pembesaran pada tanda panah putih dan pada bagian apex jantung mengarah kesebelah kanan, selain itu pembesaran pada aurikel kiri ditandai warna hijau cerah dengan arah pembesaran pada tanda panah putih. Metode 4) merupakan penilaian lapang paru-paru secara radiografi. Penilaian lapang paru-paru secara radiografi untuk melihat perubahan patologis yang ditemukan yaitu perubahan patologis pola vascular berupa dilatasi pada vena pulmonal, pola interstitial berupa peribronchial pattern, pola alveolar berupa air bronchogram, cotton like density, lobar sign, fissure line, leafing of lung lobes, dan pulmonary edema. Pada dilatasi vena pulmonal akan terlihat secara radiografi yaitu vena akan nampak lebih besar dari pada arteri yang ditunjukan anak panah berwarna kuning. Vena pulmonal pada lobus paru-paru kranial lebih besar 75% dari lebar 1/3 proksimal tulang rusuk ke 4 yang ditunjukan pada Gambar 26 (O'Sullivan & O'Grady 2010). Pada kejadian peribronchial pattern secara 32 radiografi maka akan terlihat adanya penebalan pada dinding bronchus yang lebih radioopaque. Pada penampang melintang peribronchial pattern terlihat berbentuk donat dengan garis lebih radoopaque dan bagian tengah yang radiolucent pada Gambar 27. Pada potongan longitudinal maka akan nampak terlihat dua garis pararel yang radioopaque seperti jalan kereta api pada Gambar 27 dan Gambar 28 (O'Sullivan & O'Grady 2010). Gambar 26 A Skema sisi lateral sistem pembuluh darah paru-paru. Anak panah berwarna kuning merupakan letak dilatasi vena pulmonal dan T4 adalah vertebral thorachalis ke 4 (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). B Gambar 27 Skema kejadian peribronchial pattern. Pada penampang melintang (A) dan posisi lateral (B). peribronchial pattern di tujukan pada kepala panah hitam (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Gambar 28 Skema bentuk tampilan peribronchial pattern yang terlihat pada gambar radiografi, bentuk donat dan jalan kereta (O'Sullivan & O'Grady 2010). 33 Pada kejadian air bronchogram secara radiografi akan terlihat lebih radioopaque atau suatu gambaran kontras yang tajam di antara daerah alveoli. Pada paru-paru terisi dengan cairan (pulmonary edema) dengan daerah yang berisi udara yang ditunjukan pada kepala panah berwarna merah hati (Gambar 29). Cotton like density disebabkan karena lanjutan dari kejadian edema alveolar (air bronchogram) dimana cairan yang berasal dari kapiler terakumulasi dalam ruang interstisial perivascular dan peribronchial sehingga secara radiografi akan terlihat seperti kapas (Gambar 30). Gambar 29 Kejadian radiografi air bronchogram pada posisi lateral yang di tujunkan kepala panah merah hati (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Gambar 30 Radiografi kejadian cotton like density pada posisi lateral yang di tandai dengan lingkaran elips berwarna hitam (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Kejadian lobar sign secara radiografi merupakan garis demarkasi yang tajam yang terlihat di antara lobus paru-paru yang buram dan bersebelahan dengan yang lainnya (Gambar 31). Pada kejadian lobar sign secara radiografi dengan 34 kejadian fissure line tidak jauh berbeda, hanya pada fissure line terlihat garis yang nampak lebih radioopaque (Gambar 32). Pada evaluasi radiografi kejadian leafing of lung lobes A B Gambar 31 Radiografi kejadian lobar sign pada posisi DV/VD (A) dan posisi lateral (B) yang di tandai dengan arah panah hitam (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). tidak berbeda jauh dengan fissure line, pada leafing of lung lobes pembentukan garis lebih luas dan hampir di seluruh tepi paru-paru (Gambar 33), sedangkan pada fissure line hanya beberapa. Gambar 32 Radiografi fissure line pada posisi DVVD (A) dan posisi lateral (B) dengan di tandai kepala panah coklat (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). 35 Gambar 33 Radiografi leafing of lung lobes yang di tandai dengan arah panah berwarna ping pada posisi dorsoventral (O'Sullivan & O'Grady 2010) (modifikasi). Pada ke 7 data foto Röntgen yang terkumpul dilakukan dokumentasi dengan cara memfoto hasil Röntgen dengan menggunakan camera single lens reflect (SLR) tipe Sony®, SLR tipe Canon®, dan juga menggunakan program CorelDRAW® 12.