PERSEPSI DAN EKSPEKTASI GURU BAHASA INDONESIA SMP KABUPATEN BANYUMAS TERHADAP PERAN MGMP Sugiyanti SMP PGRI Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia Pos-el: [email protected] Abstrak: Jika kegiatan MGMP bagi guru Bahasa Indonesia dilaksanakan secara terus menerus dan terprogram maka diharapkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan tugas akan semakin meningkat yang pada akhirnya akan mencapai hasil yang maksimal dalam setiap pembelajaran khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya. Tujuan penelitian survei ini adalah untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi para guru Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Banyumas terhadap peran MGMP dalam meningkatkan profesionalisme. Data penelitian dihimpun melalui angket dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan menggunakan statistik deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki pandangan atau persepsi positif mengenai peran MGMP. Guru memandang MGMP memiliki peran yang sangat strategis karena menjadi salah satu forum ilmiah guru yang memberikan kesempatan bagi guru untuk mendapatkan dan menambah pengetahuan dalam rangka mengembangkan kompetensinya. Kegiatan MGMP yang dilakukan secara rutin dirasakan guru mampu mendorong kinerja guru. Guru memiliki harapan yang cukup tinggi terkait dengan optimalisasi peran MGMP, yaitu MGMP dapat menjadi jembatan komunikasi antara guru dengan pengambil kebijakan sehingga segala bentuk persoalan yang dihadapi oleh guru dapat terselesaikan dengan baik. Guru juga berharap MGMP dapat lebih intensif menyelenggarakan pelatihan bagi guru dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan hasil belajar siswa dapat lebih optimal. Kata kunci: persepsi, ekspektasi, peran MGMP. PERCEPTION AND EXPECTATION OF THE JUNIOR HIGH SCHOOL INDONESIAN LANGUAGE TEACHERS IN BANYUMAS TOWARD THE ROLES OF MGMP Abstract: If the MGMP (association for teachers of the same school subject) activity is continually carried out and well-planned, the teachers’ professionalism in teaching in specific is expected to increase at its best and at the end achieve maximum quality in education throughout the nation. This survey research aimed to describe perception and expectation of Junior High School Indonesian language teachers in Banyumas Regency toward the role of the association for teachers of the same school subject in promoting the teachers’ professionalism. Data was gathered through questionnaire and documentaries. Data analysis was done using inductive procedure and descriptive statistic. Results have shown that majority of the respondent teachers had positive perception in relation with the roles of MGMP. They perceive that the MGMP had very strategic roles because it is one of teachers’ scientific forums that provides teachers with opportunities for obtaining and improving knowledge for their own competency development. Its routine activities were thought to have supported their performance. The teachers highly expected that the roles of MGMP be optimalised in such a way that it becomes the communication bridge between teachers and policy makers, so that any problems facing them are solved well. They also expected that the MGMP more intensively hold trainings for teachers for professional development. Key words: perception, expectation, roles of MGMP akademik yang memadai dan memiliki PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional seperti kompetensi sebagai agen pembelajaran Pembukaan untuk mewujudkan kualitas pendidikan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Kompetensi yang harus dikuasai oleh Indonesia tahun 1945, yaitu mencerdaskan pendidik sebagaimana ketentuan yang kehidupan bangsa. Di dalam Undang- ditentukan undang Nomor 20 tahun 2003 tentang pedagogik, kepribadian, professional, dan Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sosial. disebutkan bahwa Pendidikan nasional misalnya, berfungsi mengembangkan kemampuan tindakan dan memanfaatkan teknologi dan membentuk watak serta peradaban informasi bangsa yang bermartabat dalam rangka berkomunikasi. yang tercantum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan meliputi kompetensi Dalam kompetensi profesional guru melakukan penelitan dan Guru komunikasi sebagai dalam pendidik yang untuk berkembangnya potensi peserta mengajar pada satuan pendidikan di didik agar menjadi manusia yang beriman Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha memiliki Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kompetensi cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga diperoleh melalui kegiatan-kegiatan ilmiah negara yang demokratis dan bertanggung seperti menempuh studi lanjut, penataran, jawab. seminar, Lahirnya Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi pedagogik professional workshop Musyawarah Guru yang dan dapat serta kegiatan Mata Pelajaran (MGMP). merupakan bentuk nyata pengakuan atas Agar proses pembelajaran Bahasa profesi guru dengan segala dimensinya. Di Indonesia dapat mencapai hasil yang dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 maksimal, ini disebutkan bahwa guru adalah pendidik kegiatan ilmiah yang dapat menjadi forum profesional dengan tugas utama mendidik, tukar pikir dan evaluasi bersama. Kegiatan mengajar, ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan membimbing, mengarahkan, maka diupayakan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta Musyawarah didik pada pendidikan anak usia dini jalur (MGMP). pendidikan formal, pendidikan dasar, dan Indonesia SMP yang dilaksanakan secara pendidikan menengah. terprogram Pendidik sebagai pelaku pendidikan disyaratkan harus memiliki kualitas Guru Kegiatan dan Mata adanya MGMP Pelajaran Bahasa berkesinambungan. Kegiatan bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan oleh forum MGMP di Kabupaten Banyumas SMP Kabupaten Banyumas terhadap peran dikembangkan dalam zona dan sub zona MGMP wilayah kerja yang disebut Klaster. profesionalisme ini adalah: Bagaimanapun yang menjadi 1. dalam Untuk meningkatkan mengetahui persepsi guru persoalan adalah masih banyak guru yang Bahasa Indonesia SMP Kabupaten belum Banyumas terhadap peran MGMP mampu memenuhi kualitas dalam meningkatkan profesionalisme. kompetensi minimal yang dipersyaratkan dengan hasil uji kompetensi guru. 2. Untuk mengetahui ekspektasi guru Sebagian besar guru masih memperoleh Bahasa Indonesia SMP Kabupaten skor uji kompetensi guru dibawah tujuh Banyumas terhadap peran MGMP puluh. Dengan peran MGMP seperti dalam meningkatkan profesionalisme. disebutkan di atas dan kondisi guru yang Persepsi seperti ini, perlu kiranya kita mengkaji Persepsi merupakan salah satu bagaimana sebenarnya guru mempersepsi aspek psikologis yang sangat penting bagi MGMP manusia dan apa harapan mereka yang dalam menilai, merespon sebenarnya. Karena alasan itulah sebuah berbagai hal yang ada di sekelilingnya. penelitian yang diselenggarakan mencari Banyak ahli telah mendefinisikan makna tahu tentang persepsi dan harapan guru yang tentang dalam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perlu (KBBI, 2008: 1061) terbitan Depdiknas, peran meningkatkan MGMP profesionalisme beragam dari istilah persepsi. persepsi berarti a) tanggapan langsung dari diselenggarakan. Dengan dilaksanakannya kegiatan sesuatu, b) proses seseorang mengetahui MGMP bagi guru Bahasa Indonesia yang beberapa secara terus menerus dan terprogram ini, Dalam maka kemampuan profesional guru dalam (Chaplin, 2011: 358) persepsi berarti a) melaksanakan semakin proses mengetahui atau mengenali objek meningkat yang pada akhirnya akan dan kejadian objektif dengan bantuan mencapai hasil yang maksimal dalam indera, b) kesadaran dari proses-proses setiap Peningkatan organis, c) satu kelompok penginderaan kemampuan guru dalam melaksanakan dengan penambahan arti-arti yang berasal tugas dari pengalaman masa lalu. tugas pembelajaran. diharapkan akan akan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya. hal melalui pancainderanya. Kamus Lengkap Psikologi Walgito (2010: 99) menyatakan Tujuan penelitian tentang persepsi bahwa persepsi merupakan suatu proses dan ekspektasi guru Bahasa Indonesia yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya tinggi dapat merusak motivasi. Sedangkan stimulus oleh individu melalui alat indera Atkinson atau juga disebut proses sensoris. Proses berpendapat bahwa ada hubungan antara itu tidak berhenti begitu saja, melainkan probabilitas keberhasilan dan nilai insentif stimulus tersebut diteruskan dan proses atas selanjutnya merupakan proses persepsi. keberhasilan tugas yang mudah tidak sama Menurut Atkinson (2010: 276) persepsi nilainya dengan keberhasilan tugas yang adalah penelitian tentang bagaimana kita sulit. Oleh sebab itu, manusia memiliki mengintegrasikan kesenangan diantara sejumlah hasil yang percepts objek, sensasi dan ke dalam bagaimana kita (1985) menjelaskan keberhasilan, seperti dengan bahwa diharapkan. selanjutnya menggunakan percepts itu Menurut Vroom dalam Usman untuk mengenali dunia. Persepsi menurut (2004: 266) intensitas motif seseorang Carole (2008: 193) yaitu sekumpulan untuk melaksanakan sesuatu adalah fungsi tindakan mental yang mengatur implus- nilai atau kegunaan dari setiap hasil yang implus mungkin dapat dicapai dengan persepsi sensorik menjadi suatu pola bermakna. kegunaan suatu tindakan dalam upaya mencapai tujuan. Harapan merupakan kadar kekuatan dan keyakinan bahwa Ekspektasi Teori dalam ekspektasi praktik dikembangkan untuk memberikan usaha kerja yang dilakukan akan menghasilkan penyelesaian tugas. Harapan memiliki dinyatakan sebagai kemungkinan prestasi asumsi bahwa manusia memiliki kebiasaan kerja seseorang terhadap usaha kerja yang menempatkan sesuatu nilai kepada sesuatu telah dilakukannya. Senada dengan hal yang diharapkan. Menurut Slavin (2011: tersebut Vroom (dalam Uno 2007: 48) 110) mengembangkan teori yang didasarkan motivasi. Teori teori theory) ekspektasi pengharapan (expectancy yang pada apa yang digambarkan sebagai didasarkan pada keyakinan bahwa upaya kemampuan bersenyawa (valence), alat orang untuk berhasil bergantung pada perantara (instrumentality), dan harapan harapan (expectancy) yang akan menghasilkan adalah mereka teori motivasi terhadap imbalan. Sementara Atkinson dalam Slavin (2011: produktivitas tinggi. Wilujeng (2007: 159) menyebutkan 110) menambahkan aspek terpenting ke tentang bahwa, mengatakan bahwa sebelum seseorang dalam probabilitas lingkungan keberhasilan yang tertentu, terlalu teori exspectancy teori pengharapan dengan mengungkapkan mengeluarkan upaya (effort) yang yang diperlukan untuk tugas/pekerjaan, melakukan kita akan sebagai petugas Pengembangan profesional. atau peningkatan mempertimbangkan tiga hal, yaitu: effort- kemampuan profesional harus bertolak performance expectancy (penilaian tentang pada kebutuhan atau permasalahan nyata probablilitas yang dihadapi oleh guru. bahwa usaha kita akan menghasilkan kerja atau performance yang Untuk memberikan kesempatan yang performance-outcome tepat bagi guru untuk meningkatkan expectancy (penilaian tentang probabilitas profesionalismenya secara berkelanjutan bahwa kerja kita akan menghasilkan hasil dilakukan kita atau harapkan), outcome tertentu), dan valence kegiatan keprofesionalan peningkatan melalui pelatihan, (penilaian tentang nilai dari hasil atau penelitian, penulisan karya ilmiah, dan imbalan yang kita peroleh). kegiatan profesional lainnya. Kegiatan Berdasarkan pendapat-pendapat di tersebut sangat mungkin untuk atas dapat disimpulkan bahwa ekspektasi dilaksanakan di Musyawarah Guru Mata atau harapan merupakan suatu kekuatan Pelajaran (MGMP), mengingat wadah ini dan keyakinan bahwa usaha atau kerja dijadikan yang dilakukan akan menghasilkan, selain pertemuan bagi guru mata pelajaran yang effort- sejenis. Berkaitan dengan peran kegiatan performance- pertemuan guru di MGMP yang sangat outcome expectancy, valence, sertakuatnya strategis untuk peningkatan kompetensi kecenderungan guru itu juga mempertimbangkan performance expectancy, seseorang bertindak sebagai dan tempat kinerja melakukan guru, maka dengan cara tertentu tergantung pada pemberdayaan MGMP merupakan hal kekuatan harapan. mendesak yang harus segera dilakukan. Pelaksanaan kegiatan musyawarah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pengembangan sumber daya manusia pengembangan pendidik, khususnya profesional guru, merupakan usaha untuk mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya guru mata pelajaran harus memiliki landasan yuridis yang kuat agar dapat berjalan dengan lancar dan mempunyai kekuatan hukum dipertanggungjawabkan. yang dapat Dasar hukum yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan musyawarah guru mata pelajaran meliputi: 1) Undang-undang Republik Indonesia 2) Memberi kesempatan kepada para Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem guru untuk berbagi pengalaman serta Pendidikan Nasional. saling 2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru memberikan dan umpan balik. 3) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan Dosen. bantuan dan sikap serta Republik mengadopsi pendekatan pembelajaran Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 yang lebih kreatif dan inovatif bagi tentang Standar Nasional Pendidikan. guru. 3) Peraturan Pemerintah 4) Peraturan Pemerintah Republik 4) Indikator keberhasilan guru kegiatan Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 musyawarah mata pelajara tentang Guru. adalah terwujudnya peningkatan mutu Pendidikan pelayanan pembelajaran yang Nasional Nomor 16 Tahun 2007 mendidik, menyenangkan, dan tentang Standar Kualifikasi Akademik bermakna bagi siswa. Pelaksanaan dan Kompetensi Guru. kegiatan 5) Peraturan Menteri Kegiatan musyawarah guru mata saling diharapkan tukar akan terjadi pengalaman dan pelajaran diharapkan mampu memberikan pemberian umpan balik antar guru kontribusi anggota besar dalam rangka MGMP. Kegiatan meningkatkan mutu pendidikan. Oleh memberikan karena itu kegiatan ini mendapat perhatian meningkatnya bagi kalangan pendidik. Dengan adanya keterampilan, revitalisasi kegiatan di MGMP hasil yang anggota MGMP dalam melaksanakan diharapkan dari kegiatan ini adalah agar proses dapat: profesional yang ditunjukkan dengan 1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, seperti penyusunan pengembangan kontribusi ini pengetahuan, sikap dan pembelajaran yang lebih lebih baik di dalam kelas. dan 5) Memberdayakan dan membantu guru perangkat dalam melaksanakan tugas‐tugas guru di Program meningkatkan pembelajaran (RPP), menyusun bahan pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). kinerja perubahan perilaku mengajar yang pembelajaran seperti silabus, Rencana Pembelajaran dalam sekolah dalam rangka sesuai dengan standar. 6) Mengubah budaya mengembangkan kerja dan profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu fungsional pendidikan. pengakuan hasil belajar. 7) Meningkatkan mutu proses guru, dan d) Terfasilitasinya menjadi pendidikan dan pembelajaran yang anggota tercermin hasil organisasi profesi guru yang belajar peserta didik dalam rangka sesuai dengan bidang yang mewujudkan pelayanan pendidikan diampunya. dari peningkatan yang berkualitas. atau pengurus 3) Bagi Sekolah a) Adanya kaitan antara pendidikan dan pelatihan guru Manfaat Kegiatan MGMP di MGMP dengan pembenahan 1) Bagi Siswa a) Siswa berpeluang memperoleh untuk proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan b) Tersedia guru yang profesional dan mampu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. c) Kemudahan dalam pengelolaan menyenangkan. b) Akumulasi pembelajaran di sekolah. dari proses keikutsertaan guru dalam pembelajaran tersebut di atas, pendidikan dan pelatihan di diharapkan berdampak MGMP dengan meminimalisasi prestasi dampak negatif akibat guru pada akan peningkatan sering belajar siswa. tugas mengajar karena keikutsertaan 2) Bagi Guru a) Meningkatnya kompetensi guru dalam meninggalkan menyiapkan dalam pelatihan‐pelatihan. rencana 4) Bagi MGMP pembelajaran, bahan ajar, dan Terwujudnya perangkat penilaian. wadah b) Meningkatnya dalam kompetensi menyelenggarakan Pembelajaran yang Aktif, MGMP komunikasi, guru yang terpercaya. 5) Bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Menyenangkan (PAIKEM). Kabupaten/Kota dokumen portofolio untuk proses sertifikasi, kenaikan jabatan pembinaan, dan peningkatan profesi dan karier Inovatif, Kreatif, Efektif, dan c) Terhimpunnya sebagai Tersedianya organisasi model profesi pembinaan guru yang profesional untuk meningkatkan METODE PENELITIAN mutu pembelajaran. Penelitian ini merupakan survei. Guru profesional adalah guru yang Sumber data penelitian ini adalah para dapat memiliki kompetensi pedagogik, guru kompetensi kepribadian, kompetensi sosial Indonesia yang tergabung dalam wadah dan kompetensi profesional. Salah satu Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa kompetensi harus Indonesia tingkat SMP di Kota Banyumas. dimiliki oleh guru adalah kemampuan Berikut gambaran responden penelitian mengembangkan keprofesionalan melalui ini: tindakan profesional yang yang reflektif responden, yaitu guru untuk meningkatkan kinerja. Guru Bahasa Indonesia Klaster 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Klaster 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Asal Sekolah SMPN 1 Pekuncen SMPN 2 Pekuncen SMPN 3 Pekuncen SMP Maarif Pekuncen SMP Dipo 10 Pekuncen SMPN 1 Gumelar SMPN 2 Gumelar SMPN 3 Gumelar SMP PGRI Gumelar SMP Dipo Gumelar Jumlah Jumlah Peserta 4 5 2 2 1 4 4 2 1 1 26 Daftar Guru Peserta MGMP Bahasa Indonesia Klaster 7 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Klaster 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 Asal Sekolah SMPN 1 Wangon SMPN 2 Wangon SMPN 1 Lumbir SMPN 2 Lumbir SMP Satu Atap Wangon SMP Satu Atap Lumbir SMP PGRI Wangon SMP PGRI Lumbir SMP Muh. Wangon SMP Maarif Wangon SMP Dipo Wangon Jumlah Jumlah Peserta 3 4 3 2 1 1 3 2 2 3 3 27 bahasa Daftar Guru Peserta MGMP Bahasa Indonesia Klaster 10 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Klaster 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Asal Sekolah SMPN 1 Somagede SMPN 2 Somagede SMP PGRI 1 Somagede SMP PGRI 2 Somagede SMPN 1 Banyumas SMPN 2 Banyumas SMPN 3 Banyumas SMPN 4 Banyumas SMPN 1 Kebasen SMPN 2 Kebasen SMPN 3 Kebasen SMPN 1 Patikraja SMPN 2 Patikraja SMP Muh. Kebasen SMP PGRI Kebasen Jumlah Jumlah Peserta 3 2 1 1 4 4 5 2 1 2 1 2 2 1 1 32 Data penelitian survei ini dihimpun guru bahasa Indonesia SMP Kabupaten melalui angket. Teknik angket atau skala Banyumas terhadap peran MGMP dalam dilakukan meningkatkan dengan cara memberi profesionalisme. Semua seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden menjawab pertanyaan untuk responden mengetahui persepsi dan ekspektasi guru yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal tentang memilih untuk menjawab (Arikunto, 2010: penelitian ini adalah dihimpun melalui 195). Dalam penelitian ini, disamping angket yang berisi deskripsi pertanyaan- peneliti menggunakan angket pertanyaan tentang pelaksanaan kegiatan peneliti juga teknik MGMP dan dokumen-dokumen tentang teknik menggunakan dokumentasi. pertanyaan MGMP. Data dalam kegiatan MGMP bahasa Indonesia SMPdi Angket pengumpulan peran merupakan data yang melalui diajukan teknik daftar Kabupaten Banyumas. Dokumentasi merupakan teknik kepada pengumpulan data dengan cara merekam responden. Angket tersebut berupa daftar data yang terseleksi secara tertulis maupun pertanyaan untuk mengungkapkan persepsi dalam format digital. Menurut Sugiyono dan ekspektasi guru Bahasa Indonesia (2010: 329) dokumen merupakan catatan SMP di Kabupaten Banyumas, terhadap peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen peran MGMP. Data yang dikumpulkan bisa berbentuk tulisan, bisa berbentuk merupakan data persepsi dan ekspektasi gambar. Adapun prosedur yang dilalui dalam survei secara deskriptif, d) menyimpulkan hasil ini adalah sebagai berikut: pengolahan data. 1. 3. Tahap Persiapan Tahap Penyelesaian Pada Kegiatan yang dilakukan pada tahap penyelesaian ini, tahap persiapan, antara lain: a) menyusun kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rancangan penelitian, b) mengkaji sumber simpulan penelitian dan menulis laporan pustaka yangg relevan dengan masalah penelitian. penelitian, c) menentukan responden, d) membuat instrumen untuk mengumpulkan Persepsi Guru Terhadap Peran MGMP data. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Pelaksanaan Dalam penelitian Persepsi dan Pada tahap pelaksanaan, dilakukan pengolahan data yang meliputi: a) Ekspektasi Guru Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Banyumas Terhadap Peran membagikan angket kepada responden, b) MGMP mengumpulkan Profesionalisme masalah data penelitian, sesuai c) dengan melakukan interpretasi data, yaitu memberi makna Dalam ini, Meningkatkan hasil penelitian tentang persepsi dapat dipaparkan dalam tabel berikut ini. terhadap data yang telah dikumpulkan Persepsi Guru terhadap Kegiatan MGMP Aspek 1 2 3 4 5 Indikator Kegiatan MGMP sangat penting diikuti oleh guru. Kegiatan MGMP membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalitasnya. MGMP mengupayakan kegiatan peningkatan keprofesionalan guru terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Kegiatan MGMP dapat mendorong guru dalam meningkatkan kinerja. Melalui kegiatan MGMP, guru mampu menyusun dan melaksanakan perangkat pembelajaran sesuai dengan Klaster/Skor Persentase 4 7 10 Persentase 85,58 85,58 82,95 84,70 90,38 92,31 92,05 91,58 97,12 96,15 84,09 92,45 83,65 85,58 90,91 86,71 91,35 90,38 82,95 88,22 Aspek 6 7 8 9 10 Indikator ketentuan. Pengurus MGMP mampu menghadirkan narasumber kegiatan yang berkualitas untuk meningkatkan kemampuan guru. Melalui kegiatan MGMP, guru memiliki pengetahuan terbaru untuk mendukung kemampuan melaksanakan tugas. Kegiatan MGMP memiliki peranan penting dalam menyampaikan materi dan strategi pembelajaran terbaru. Melalui kegiatan MGMP, guru mampu melaksanakan tugas yang harus diselesaikan. Melalui kegiatan MGMP, guru memiliki kesempatan untuk belajar dari teman sejawat. Klaster/Skor Persentase 4 7 10 Persentase 95,19 95,19 90,91 94 87,50 89,42 85,23 87,38 92,31 88,46 93,18 91,31 94,23 97,12 86,36 93 85,58 86,54 92,05 88,05 Ekspektasi Guru Terhadap Peran MGMP Sedangkan dalam penelitian Persepsi dan Ekspektasi Guru Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Banyumas Terhadap Peran MGMP Dalam Meningkatkan Profesionalisme tentang Ekspektasi ini, hasil penelitian dapat dipaparkan dalam tabel berikut in Hasil Data Tentang Ekspektasi Guru Terhadap Kegiatan MGMP. Aspek 1 2 3 Indikator MGMP mampu menjadi jembatan bagi guru dan pemerintah. Dimasa yang akan datang MGMP mampu menyelenggarakan kegiatan workshop atau pelatihan yang lebih rutin bagi guru. MGMP selalu dapat menginformasikan Klaster/Skor Persentase 4 7 10 79,81 Persentase 81,73 80,68 80,74 98,08 95,19 97,73 97 88,46 95,19 86,36 90 Aspek 4 5 6 7 8 9 10 Indikator perubahan dan pengembangan kurikulum kepada guru. MGMP mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran. MGMP mampu mengupayakan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan dalam menguasai perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi. MGMP mampu mengupayakan kegiatan yang berhubungan dengan proses penilaian hasil belajar. MGMP dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. MGMP dapat mengupayakan kegiatan keprofesian yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. MGMP dapat mengupayakan kegiatan untuk memahami konsep, teori dan materi pembelajaran bahasa. MGMP mampu memberikan pelatihan tentang model pembelajaran sesuai perkembangan peserta didik. Klaster/Skor Persentase 4 7 10 Persentase 90,38 84,62 92,05 89,01 90,38 90,38 89,77 90,17 89,42 90,38 87,50 89,10 90,38 87,50 92,05 90 91,35 93,27 92,05 92,23 95,19 91,31 94,32 93,60 84,62 85,58 85,23 85,14 Berdasarkan hasil angket mengenai maka dapat diketahui bahwa sebagian persepsi guru terhadap peran MGMP, besar guru menyatakan jika kegiatan maka dapat MGMP merupakan kegiatan yang penting disampaikan pembahasan bahwa guru memiliki persepsi positif diikuti oleh guru. terhadap peran dan keberadaan MGMP. disajikan dalam bentuk grafik, maka Data menunjukkan bahwa guru memiliki hasilnya sebagai berikut. persepsi positif mengenai kegiatan MGMP. Dari hasil penghitungan angket, Persepsi Guru terhadap Pentingnya MGMP 86 85.5 85 84.5 84 83.5 83 82.5 82 81.5 Klaster 4 Klaster 7 Klaster 10 Hasil penelitian Pentingnya kegiatan MGMP untuk diikuti oleh guru dilatarbelakangi atau didasarkan pada persepsi guru bahwa kegiatan MGMP dapat membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme. Hasil angket terkait dengan persepsi guru juga menunjukkan bahwa guru menyatakan jika kegiatan MGMP penting bagi guru dengan mengacu pada alasan bahwa melalui kegiatan MGMP guru dapat mengembangkan profesionalismenya. Kegiatan MGMP merupakan menjadi forum pertemuan yang rutin dilakukan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang dapat dijadikan forum sharing, diskusi dan bertukar informasi yang dapat saling melengkapi dan menambah informasi yang sudah dimiliki oleh guru. Melalui kegiatan MGMP guru memiliki kesempatan untuk saling belajar (peer learning) dengan teman sejawat. MGMP mengupayakan kegiatan peningkatan keprofesionalan guru terutama dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Persepsi guru yang menyatakan bahwa MGMP merupakan forum yang sangat penting bagi guru dan bahwa guru memiliki persepsi yang positif mengenai keberadaan forum ini juga dilandasi oleh keyakinan sebagian besar guru yang menyatakan bahwa forum MGMP selama ini telah membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaraan. Hal ini dapat dipahami karena selama ini MGMP memiliki rencana kegiatan yang memang dilakukan dalam rangka pengembangan kualitas pembelajaran di kelas. Beberapa kegiatan pengembangan kualitas pengajaran telah dilakukan seperti penyelenggaraan pelatihan (workshop) dengan mengundang ahli yang bertujuan untuk menambah pengetahuan guru dan kemampuan praktis mereka dalam pengajaran. Melalui kegiatan MGMP, guru mampu menyusun dan melaksanakan perangkat pembelajaran sesuai dengan ketentuan. Guru memiliki persepsi bahwa melalui kegiatan MGMP guru akan lebih cepat dan mudah mendapatkan informasi terbaru terkait dengan dunia pendidikan, pengajaran dan kebijakan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dari hasil angket sebagian guru menyatakan bahwa melalui kegiatan MGMP guru dapat saling belajar untuk menyusun perangkat pembelajaran yang baik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Di samping itu guru juga memiliki persepi bahwa kegiatan MGMP memiliki peranan penting dalam menyampaikan informasi atau perkemabangan terbaru terkait dengan metode pembelajaran dan juga materi pembelajaran. Pada subbab ini juga dibahas mengenai harapan guru terhadap kegiatan MGMP. Dari hasil angket dapat diketahui bahwa guru memiliki harapan-harapan terhadap kegiatan MGMP ini diantaranya: 1. MGMP mampu menjadi jembatan bagi guru dan pemerintah. 2. MGMP selalu dapat menginformasikan perubahan dan pengembangan kurikulum kepada guru. 3. MGMP dapat mengupayakan kegiatan keprofesian untuk memahami konsep, teori, dan materi pembelajaran bahasa. SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar guru memiliki pandangan atau persepsi positif mengenai peran MGMP. Guru memandang MGMP memiliki peran yang sangat strategis karena menjadi salah satu forum ilmiah guru yang memberikan kesempatan bagi guru untuk mendapatkan dan menambah pengetahuan dalam rangka mengembangkan kompetensinya. Kegiatan MGMP yang dilakukan secara rutin dirasakan guru mampu mendorong kinerja guru. Guru memiliki harapan yang cukup tinggi terkait dengan optimalisasi peran MGMP yaitu MGMP dapat menjadi jembatan komunikasi antara guru dengan pengambil kebijakan sehingga segala bentuk persoalan yang dihadapi oleh guru dapat terselesaikan dengan baik. Guru juga berharap MGMP dapat lebih intensif menyelenggarakan pelatihan bagi guru dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan hasil belajar siswa dapat lebih optimal. Beberapa saran terkait dengan hasil survei ini: 1) sekolah di bawah pembinaan kepala sekolah sebaiknya mengembangkan sistem pembinaan profesional bagi para guru dengan mengikuti kegiatan peningkatan profesional yaitu kegiatan MGMP. Guru lebih aktif mengikuti kegiatan MGMP dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti workshop, diklat, seminar serta melalui kegiatan pertemuan ilmiah yang lainnya yang direncanakan dan dilaksanakan oleh MGMP; 2) perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap pelaksanaan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); dan perlu dilakukan evaluasi secara mendalam tentang kegiatan MGMP terutama bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga hasil evaluasi tersebut akan menjadi dasar dalam penyusunan program yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penlitian: Yogyakarta: Rineka Cipta. Jakarta Rineka Cipta. Atkinson, R. L, et al. 2010. Pengantar Psikologi. Tangerang: Interaksara. Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi (edisi terjemahan oleh Kartini Kartono). Jakarta: Rajagrafindo Persada. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan, Teori dan Praktek (edisi terjemahan). Jakarta: Indeks. tentang Guru dan Dosen Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 -------- 2009. Rambu‐rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (buku 1). Jakarta: Dirjen PMPTK. -------- 2009. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP (buku 2). Jakarta: Dirjen PMPTK. Uno, H. B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Usman, H. 2004. Manajemen Pendidikan. Aksara. Yogyakarta: Bumi Aksara. Wade, C. & Tavris, C. 2007. Psikologi. Jakarta: Erlangga Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Wilujeng, S. 2007. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu