61 abstrak meningkatkan hasil dan proses belajar

advertisement
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI
IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (SIKLUS
BELAJAR)
Oleh : Zayuk Novita Fasha1, St. Wahidah Arsyad2, Noor Ichsan Hayani3
Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin1,2,3
Berdasarkan informasi guru Biologi SMA PGRI 6 Banjarmasin sistem
ekskresi kurang dipahami oleh siswa karena pembelajaran masih berpusat
pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan proses
belajar siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin, serta mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran melalui Learning Cycle pada konsep
Sistem Ekskresi. Penelitian ini merupakan PTK yang dirancang dalam 2
siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6
Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 34 orang. Analisis
data dilakukan dengan teknik persentase ketuntasan individual (≥ 75) dan
ketuntasan klasikal (≥ 85%) dan dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal dari pretes ke
postes pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 62,50% dan 76,47% pada
pertemuan 2, sementara pada siklus 2, baik pertemuan 1 maupun 2
memiliki peningkatan yang sama yaitu 78,79%. Hasil penilaian LKS
menunjukkan peningkatan sebesar 13,44% dengan kategori baik sekali.
Aktivitas siswa dapat dikatakan baik karena terdapat 7 dari 13 parameter
yang diamati mengalami peningkatan pada kegiatan pembelajaran siklus
1 dan siklus 2. Pembelajaran menggunakan model Learning Cycle
mendapatkan respon positif dimana 48,48% siswa sangat setuju, serta
51,52% siswa setuju.
Kata kunci : Hasil dan Proses Belajar, Sistem Ekskresi, Learning Cycle
(Siklus Belajar)
61
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
PENDAHULUAN
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 Ayat (1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pembelajaran yang berkualitas yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yaitu yang
memberdayakan pada kemampuan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas XI IPA
SMA PGRI 6 Banjarmasin, pembelajaran pada Sistem Ekskresi proses
pembelajaran siswa cenderung bersifat pasif. Hal tersebut disebabkan
metode pembelajaran yang digunakan masih berorientasi pada guru dan
kurang menyediakan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung
dalam memperoleh pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara
belajar
dan
mengembangkan
daya
nalar
sehingga
juga
dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi adalah model pembelajaran
Learning Cycle (Agustyaningrum, 2010).
Penggunaan model Learning cycle sudah dilaporkan pada
Program Studi Pendidikan Biologi, namun belum pernah dilakukan pada
konsep sistem ekskresi, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini.
METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Pelaksanaan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas 2 siklus dengan
4 kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
62
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
2. Subjek, Waktu dan Tempat Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6
Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa pada kelas XI IPA
sebanyak 34 orang yang terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 34 orang
siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dimulai pada
bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013. Tempat penelitian yaitu
pada sekolah SMA PGRI 6 Banjarmasin, alamat di Jl. Simpang anem
Komplek antaluddin, RT. 29 No. 26 Banjarmasin.
3. Teknik Pengumpulan Data
Hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif terhadap
kegiatan pembelajaran. Data kuantitatif diambil dari postes dan hasil
selama
proses
pembelajaran
berupa
nilai
kelompok
dari
hasil
mengerjakan LKS. Sementara data kualitatif berupa data hasil observasi
terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran, pengamatan kinerja
proses, pengamatan kinerja psikomotor, pengamatan perilaku berkarakter,
pengamatan perilaku keterampilan sosial dan respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran yang diberikan pada akhir pertemuan (Pertemuan
2 Siklus 2).
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang
dikumpulkan yaitu sebagai berikut:
a. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dianalisis
melalui teknik persentase yakni dengan menghitung ketuntasan
individual
dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan Individual =
Jumlah skor
Jumlah skor maksimal
63
x 100%
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
Ketuntasan Klasikal =
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah seluruh siswa
x 100%
Keterangan:
Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 75%.
Ketuntasan klasikal: Jika > 85% dari seluruh siswa yang mencapai
ketuntasan ≥ 75% .
b. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil selama proses pembelajaran
(penilaian LKS) menggunakan kategori yakni baik sekali (76-100%),
baik (51-75%), cukup (26-50%), kurang baik (1-25%) dan tidak baik
(0%) (Arikunto, 2010).
c.
Analisis data kualitatif dilakukan dengan teknik persentase dan
dianalisis secara deskriptif tentang penilaian observasi aktivitas siswa,
penilaian kinerja proses, penilaian kinerja psikomotor, penilaian
perilaku berkarakter, penilaian perilaku keterampilan sosial dan respon
siswa terhadap pembelajaran yang diberikan pada akhir pertemuan
siklus 2.
5. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua
komponen indikator kuantitatif dan indikator kualitatif. Kedua indikator di
atas dilihat dari pergeseran hasil siklus 1 ke siklus 2.
a. Indikator kuantitatif terdiri atas:
1) Siswa
mencapai
ketuntasan
secara
individual (skor ≥ 75) dan
ketuntasan secara klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan individual (skor ≥ 75).
2) Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik sekali, berdasarkan
kategori, yaitu baik sekali (76-100%) (Arikunto, 2010).
b. Indikator kualitatif adalah:
1) Apabila
aktivitas
siswa
selama
proses
menunjukkan kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2.
64
pembelajaran
telah
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
2) Respon siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran yang
diberikan pada akhir pertemuan (Pertemuan 2 Siklus 2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Hasil belajar siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
a) Hasil ketuntasan belajar siswa
Hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diperoleh dari nilai postes.
Sementara peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan
ketuntasan klasikal pretes dan postes. Hasil belajar siswa pada siklus 1
dan siklus 2 serta peningkatannya terdapat disajikan pada Tabel 1 dan
Gambar 1.
Siklus
Tes
pretes
1
postes
pretes
postes
pretes
2
postes
pretes
postes
Pertemuan
Tabel 1. Ringkasan Data Ketuntasan Individual dan Klasikal yang
diperoleh dari Hasil Pretes dan Postes Siklus 1 dan Siklus 2
1
2
1
2
Hasil Belajar
∑
Siswa
Hadir
%
Ketunta
san
Klasikal
Tuntas
(org)
Tidak
Tuntas
(org)
3
29
32
9,38%
23
9
32
71,88%
1
27
33
7
34
34
2,94%
79,41%
2
31
33
6,06%
28
4
8
29
33
33
84,85%
12,12%
30
5
33
90,91%
%
Peningka
tan dari
pretes ke
postes
Ratarata
Pening
katan
per
pertem
uan
Rata-rata
Peningka
tan
persiklus
62,50%
69,49%
76,47%
74,14%
78,79%
78,79%
78,79%
Keterangan :
Ketuntasan individual: Jika siswa mencapai nilai ≥ 75
Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
individual ≥75
65
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
90,91%
84,85%
79,41%
71,88%
Pretes P1
Postes P1
Pretes P2
9,38%
2,94%
6,06%
Siklus 1
12,12%
Postes P2
Siklus 2
Gambar 1. Peningkatan Ketuntasan Klasikal dari pretes ke postes pada
Siklus 1 dan siklus 2
Berdasarkan Tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa hasil
belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah terjadi peningkatan ke
siklus II.
b) Hasil Belajar Selama Proses Pembelajaran
Hasil
belajar
kemampuan
siswa
selama
proses
melaksanakan
pembelajaran
proses
diperoleh
pembelajaran
dari
dengan
mengerjakan LKS yang dikerjakan secara berkelompok, peningkatannya
dapat dilihat pada Gambar 2.
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
76,88
63,44
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 2. Peningkatan Hasil Selama Proses Pembelajaran Siklus 1 dan
Siklus 2
66
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
b. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan
Siklus 2
a) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2
Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:
120
100
100
100
100
100
96,88
93,75 93,93
80
100
98,48
96,97
87,88
100
96,88
89,25
60
40
16,67 18,18 18,18
20
18,47
11,95 9,01
16,67
3,03
0 0 3,03
4,60
0
1
2
3
4
5
6
7
Siklus 1
8
9
10
11
12
13
Siklus 2
Gambar 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan
Siklus 2
Keterangan:
1. Mengerjakan pretes
2. Memperhatikan guru saat memberikan apersepsi
3. Membaca bahan ajar yang dibagikan oleh guru
4. Mengerjakan LKS secara berkelompok (diskusi kelompok)
5. Mengerjakan tugas sesuai peranan masing-masing
6. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
7. Aktif bertanya saat diskusi kelas
8. Aktif menjawab saat diskusi kelas
9. Aktif menyanggah saat diskusi kelas
10. Menyimpulkan hasil diskusi kelas
11. Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran untuk
meluruskan hasil diskusi kelas
12. Menyimpulkan pelajaran yang diterima
67
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
13. Mengerjakan postes secara individu dalam waktu yang telah
ditentukan
b) Hasil Pengamatan Kinerja Proses
Data pengamatan kinerja proses pada siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Ringkasan hasil Pengamatan Kinerja Proses
Ratarata
Kategor
i
siklus
2
Perte
muan
1
97,06
89,71
Baik
Sekali
100
79,41
100
89,71
Baik
Sekali
79,41
100
89,71
26,47
11,76
17,65
Siklus 1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rincian Tugas
Kinerja
Memahami
petunjuk yang
ada di LKS
Memahami
bahan ajar
yang telah
dibagikan
Berdiskusi
dengan
anggota
kelompoknya
Mempresentas
ikan hasil
diskusi
kelompok
Pertanyaan
yang diajukan
telah dipikirkan
secara
seksama dan
ada kaitannya
dengan materi
diskusi
Menjawab
pertanyaan
sesuai dengan
tujuan
pertanyaan
Membuat
kesimpulan
dari diskusi
kelas
Ratarata
Kategor
i
100
100
Baik
Sekali
100
100
100
Baik
Sekali
Baik
Sekali
96,97
87,88
92,42
Baik
Sekali
19,12
Kurang
Baik
24,24
15,15
19,70
Kurang
Baik
20,59
19,12
Kurang
Baik
27,27
33,33
30,30
Cukup
20,59
11,76
16,18
Kurang
Baik
30,30
36,36
33,33
Cukup
2,94
0,00
1,47
Kurang
Baik
9,09
9,09
9,09
Kurang
Baik
Perte
muan
1
Perte
muan
2
82,35
Keterangan:
Baik Sekali (76-100%)
Baik (51-75%)
Cukup (26-50%)
Perte
muan
2
Kurang Baik (1-25%)
Tidak Baik (0%)
68
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
c) Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor
Data pengamatan kinerja psikomotor siswa pada siklus 1 dan siklus
2 dapat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Ringkasan hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor
Siklus 1
No.
1.
2.
3.
Rincian
Tugas Kinerja
Siswa
membaca
bahan ajar
untuk
membuat soal
dan jawaban
Siswa
memfokuskan
perhatian
pada materi
diskusi
Siswa
mengikuti
kegiatan
diskusi
secara aktif
Siklus 2
Ratarata
Perte
muan
1
Perte
muan
2
87,50
100
93,75
87,50
94,12
84,38
70,59
Ratarata
Pert
emu
an 1
Perte
muan
2
Baik
Sekali
100
100
100
Baik
Sekali
90,81
Baik
Sekali
93,9
4
90,91
92,42
Baik
Sekali
77,48
Baik
Sekali
78,7
9
60,61
69,70
Baik
Ratarata
Kategori
Kategori
Kategori
Tabel 3 Lanjutan
Siklus 1
No.
4.
5.
Rincian
Tugas Kinerja
Siswa
menuliskan
soal sesuai
petunjuk LKS
Siswa
menuliskan
jawaban dari
soal yang
dibuat
Kategori
Perte
muan
1
Perte
muan
2
40,63
41,18
40,90
40,63
41,18
40,90
Keterangan:
Baik Sekali (76-100%)
Baik (51-75%)
Cukup (26-50%)
Siklus 2
Ratarata
Pert
emu
an 1
Perte
muan
2
Cukup
39,3
9
30,30
34,85
Cukup
Cukup
36,3
6
30,30
33,33
Cukup
Kurang Baik (1-25%)
Tidak Baik (0%)
69
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
d) Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter
Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter pada saat
proses pembelajaran yang meliputi perilaku kerjasama dan menghargai
pendapat teman terlihat keduanya termasuk dalam kategori baik sekali.
Data pengamatan perilaku berkarakter terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Ringkasan Pengamatan Perilaku Berkarakter
Siklus 2
Siklus 1
No.
1.
2.
Perilaku
Berkarakter
Kerjasama
Menghargai
Pendapat
Teman
Ratarata
Kategori
94,12
88,20
99,02
96,91
Perte
muan
1
Perte
muan
2
82,29
94,79
Keterangan:
Baik Sekali (76-100%)
Baik (51-75%)
Cukup (26-50%)
RataRata
Kategori
97,98
95,45
Baik
Sekali
97,98
97,47
Baik
Sekali
Perte
muan
1
Perte
muan
2
Baik
Sekali
92,93
Baik
Sekali
96,97
Kurang Baik (1-25%)
Tidak Baik (0%)
e) Hasil Pengamatan Perilaku Keterampilan Sosial
Data pengamatan perilaku keterampilan sosial yang berupa
perilaku bertanya dan menyumbang ide/pendapat dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Ringkasan Pengamatan Perilaku Keterampilan Sosial
Siklus 1
No.
Perilaku
Berkarakter
1.
2.
Siklus 2
Ratarata
Kategori
Perte
muan
1
Perte
muan
2
Perte
muan
1
Perte
muan
2
Bertanya
54,17
64,71
59,44
Baik
58,59
Menyumbang
ide/pendapat
73,96
76,47
75,21
Baik
56,57
Keterangan:
Baik Sekali (76-100%)
Baik (51-75%)
RataRata
Kategori
50,51
54,55
Baik
57,58
57,07
Baik
Kurang Baik (1-25%)
Tidak Baik (0%)
70
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
c. Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Learning Cycle (Siklus Belajar) mendapatkan respon positif dari siswa,
respon tersebut diperoleh setelah proses pembelajaran berakhir. Data
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar
4.
60,00%
48,48%
50,00%
51,52%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0,00%
Sangat Setuju Setuju
Ragu-ragu
Respon Siswa
0,00%
0,00%
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Gambar 4. Respon Siswa terhadap Pembelajaran
2. Pembahasan
a. Hasil Ketuntasan Belajar
Berdasarkan data yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa
semakin meningkat pada tiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa
tujuan
penelitian
telah
tercapai
dengan
terpenuhinya
indikator
keberhasilan untuk ketuntasan belajar karena ketuntasan belajar dianggap
berhasil jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual
yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu ≥ 75. Terjadinya peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai indikator bahwa
proses pembelajaran tersebut cukup efektif, sebab menurut Trianto (2009)
71
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
untuk
mengetahui
keefektifan
mengajar
dapat
dilakukan
melalui
pemberian tes, karena hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi
berbagai aspek proses pengajaran.
Pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 sudah cukup baik,
dimana dalam pembelajaran telah terjadi peningkatan hasil yang dilihat
dari nilai postes pertemuan 1 ke pertemuan 2. Hal ini menunjukkan
pengetahuan dan pemahaman siswa meningkat dengan baik. Namun, jika
dilihat dari nilai individual siswa masih ada beberapa siswa yang belum
mencapai nilai ketuntasan. Hal itu dikarenakan pada saat diskusi siswa
yang
bersangkutan
terlihat
tidak
fokus,
kurang
aktif
dan
tidak
memperhatikan penjelasan dari guru, serta kurang berminat membaca
bahan ajar yang dibagikan.
Kurangnya minat siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti halnya menurut Slameto (2010) beberapa faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu perhatian dan minat. Kedua faktor
tersebut sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab siswa akan bosan
dan tidak lagi suka belajar jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian
siswa dan bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya
daya tarik.
Secara keseluruhan dari siklus 1 dan siklus 2 hasil belajar siswa
meningkat baik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dari siklus 1 dan siklus
2. Dimana pada setiap pertemuan baik siklus 1 maupun siklus 2 terjadi
peningkatan ketuntasan klasikal dari pretes ke postes. Hal ini dipengaruhi
oleh adanya pemberian tugas oleh guru untuk berdiskusi. Melalui diskusi
siswa
dapat
saling
membantu
untuk
meningkatkan
pengetahuan
mengenai hal-hal yang baru yang didapatkan dari satu siswa ke siswa
lainnya dalam diskus dan siswa akan meningkatkan kemampuannya
dalam
berkomunikasi.
Selain
pemberian
72
tugas
untuk
berdiskusi
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa juga disebabkan oleh
adanya perbaikan atau tahap refleksi.
b. Hasil belajar selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus
2
LKS yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui
keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sehingga keaktifan siswa
selama pembelajaran ikut mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa.
Berdasarkan dengan karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif
menurut Rusman (2011), salah satunya yaitu kemauan untuk bekerja
sama. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama
perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
Berdasarkaan Gambar 2, hasil penilaian LKS mengalami kenaikan
pada setiap siklusnya. Secara keseluruhan hasil selama proses
pembelajaran
pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan dari
kategori baik menjadi kategori baik sekali. Sesuai dengan (Soeprodjo,
2008), bahwa setiap tahap yang terstruktur dalam Learning Cycle 5E
memiliki manfaat yang positif bagi siswa karena mengindikasikan
pembelajaran yang bersifat student centered.
c. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan Gambar 3, ada aktivitas yang cenderung mengalami
peningkatan dan penurunan dari siklus 1 ke siklus 2. Aktivitas siswa yang
dominan meningkat ada 7 parameter pengamtan aktivitas dan aktivitas
yang cenderung menurun ada 2 parameter. Menurunnya aktivitas
kemungkinan disebabkan pada proses pembelajaran siklus 2 siswa saling
bekerjasama sehingga siswa sering mengabaikan peranan yang mereka
perankan.
73
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
Sementara aktivitas yang cenderung tetap antara siklus 1 dan
siklus 2 adalah mengerjakan pretes dan postes, aktif menyanggah saat
diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi kelas. Hal ini disebabkan
semua siswa sangat antusias dalam mengerjakan pretes dan postes.
Namun pada saat diskusi kelas tidak ada satupun siswa yang
menyanggah pendapat temannya. Hal ini diduga karena siswa segan
terhadap teman yang lain dan tidak memiliki keberanian untuk
menyanggah. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran sudah berpusat pada siswa dan berjalan dengan cukup
baik, karena 7 dari 13 parameter yang diamati menunjukkan peningkatan
pada setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas siswa ini menunjukkan bahwa
dominasi guru dalam proses pembelajaran sudah berkurang dan
berdampak positif pada siswa dalam pembelajaran.
d. Kinerja Proses Selama Proses Pembelajaran
Berdasarkan data Tabel 2, dapat diketahui dari hasil pengamatan
kinerja proses bahwa setiap rincian tugas kinerja proses mengalami
peningkatan
pada
setiap
siklusnya
dengan
cukup baik. Dengan
meningkatnya kinerja proses dari siklus 1 ke siklus 2 dapat menunjukkan
kinerja siswa yang semakin membaik dari pertemuan ke pertemuan
selanjutnya. Hal ini juga dapat terbukti dengan meningkatnya hasil belajar
siswa.
e. Kinerja Psikomotor Selama Proses Pembelajaran
Data dari hasil pengamatan kinerja psikomotor seperti pada Tabel
3, pada siklus 1 dan siklus 2 terlihat bahwa rata-rata hasil penilaian kinerja
psikomotor pada setiap rincian tugas kinerjanya mengalami peningkatan
dan penurunan. Menurunnya kinerja psikomotor siswa dapat disebabkan
karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru. Sebagaimana
halnya bahwa siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya.
Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita.
74
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
Kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai
motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku
belajar.
f. Perilaku Berkarakter selama Proses Pembelajaran
Data pengamatan perilaku berkarakter siswa pada siklus 1 dan
siklus 2 yang diamati adalah pada karakter bekerjasama dan menghargai
pendapat teman. Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter
selama proses pembelajaran seperti yang terlihat pada Tabel 4, perilaku
pada karakter kerjasama dapat diketahui bahwa rata-rata dari karakter ini
meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Sama halnya seperti karakter
kerjasama, karakter menghargai pendapat teman juga mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan aktivitas belajar siswa meningkat dalam
proses pembelajaran dan karena mereka juga sudah terbiasa dengan
model pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu karakter mereka
dalam bekerjasama dan menghargai pendapat teman yang mereka miliki
telah mengalami peningkatan.
g. Perilaku Keterampilan Sosial selama Proses Pembelajaran
Data pengamatan perilaku keterampilan sosial dari siklus 1 ke
siklus 2 mengalami penurunan seperti yang terlihat pada Tabel 5. Hal ini
berarti siswa menunjukkan penurunan dalam keterampilan sosial yang
meliputi
bertanya dan menyumbang ide/pendapat. Penurunan perilaku
keterampilan sosial terjadi karena beberapa siswa atau sebagian besar
siswa masih terlihat ragu-ragu untuk bertanya dan menyumbangkan
idenya, hal itu dapat saja dipengaruhi karena siswa yang ingin bertanya
atau menyumbang ide merasa malu atau juga karena merasa malas. Oleh
karena
itu,
dibutuhkan
motivasi
yang
baik
untuk
meningkatkan
keterampilan sosial siswa. Seperti pendapat Suprijono (2012) yang
menjelaskan mengenai fungsi motivasi, salah satunya yaitu mendorong
75
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
siswa untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap
kegiatan belajar.
4.2.1 Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan gambar 4, data yang diperoleh menunjukkan bahwa
respon siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle tergolong positif. Dengan perhitungan hasil
angket siswa yang diberikan kepada 33 orang siswa pada akhir
pertemuan diketahui bahwa 48,48% siswa sangat setuju dengan kegiatan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle ini. Dan
sebesar 51,52% siswa menyatakan setuju dengan kegiatan pembelajaran
Learning Cycle. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran Learning Cycle dapat menarik minat belajar siswa, seorang
siswa dapat belajar dengan baik apabila kondisi diri dan lingkungan
sekitarnya menunjang untuk belajar dengan baik.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penggunaan
model pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) untuk meningkatkan
hasil dan proses belajar siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin
pada konsep Sistem Ekskresi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas
ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥85%. Pada siklus 1 pertemuan 1
peningkatan ketuntasan klasikal sebesar
62,50% (dari 9,38% pada
pretes menjadi 71,88 pada postes), sementara pada siklus 1 pertemuan
2 peningkatannya sebesar 76,47% (pada pretes 2,94% menjadi 79,41%
pada postes). Pada siklus 2 pertemuan 1 dan 2 memiliki hasil
peningkatan yang sama, yaitu sebesar 78,79%. Dimana pada
pertemuan 1 peningkatannya terjadi dari pretes 6,06% menjadi 84,85%
pada postes, sementara pada pertemuan 2 terjadi peningkatan dari
76
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
12,12% pada pretes menjadi 90,91% pada postes. Hasil dari penilaian
LKS tergolong dalam kategori baik pada siklus 1 (63,44%) meningkat
pada siklus 2 menjadi 76,88% dan termasuk dalam kategori baik sekali.
Peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 13,44%.
2. Terjadi peningkatan dan penurunan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran, aktivitas siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran
telah berpusat pada siswa. Dari 13 parameter pengamatan terdapat 7
parameter yang meningkat yaitu memperhatikan guru saat memberikan
apersepsi (3,13%), membaca bahan ajar yang dibagikan oleh guru
(6,25%), mengerjakan LKS secara berkelompok (diskusi kelompok)
(3,04%), aktif bertanya saat diskusi kelas (6,23%), aktif menjawab saat
diskusi kelas (9,17%), memperhatikan guru saat menjelaskan materi
pelajaran
untuk
meluruskan
hasil
diskusi
kelas
(1,60%)
dan
menyimpulkan pelajaran yang diterima (12,07%). Begitu pula pada
kinerja proses dan perilaku berkarakter yang juga mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 pada setiap rincian kinerja
tugasnya.
3. Siswa memberikan respon positif dengan dilaksanakannya model
pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) pada konsep sistem
ekskresi. Respon siswa menyatakan sangat setuju sebesar 48,48% dan
menyatakan setuju sebesar 51,52%.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dilakukan terdapat
kelemahan yang terjadi saat melakukan penelitian, maka disarankan
sebagai berikut:
1. Peneliti sebaiknya melakukan evaluasi pada setiap akhir siklus, baik
siklus 1 maupun siklus 2, agar keberhasilan pada tiap siklus dapat
diketahui.
2. Peneliti sebaiknya melakukan wawancara secara spesifik pada siswa
yang terlihat kurang aktif dan kurang minat dalam belajar, agar dapat
77
Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016
diketahui apa yang menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang minat
dalam belajar.
3. Guru sebaiknya memperhatikan alokasi waktu dan pembagian
kelompok dalam melalukan pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan efektif dan efisien.
4. Guru harus selalu memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi
selama pembelajaran, baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas
sehingga
kemampuan
siswa
khususnya
dalam
bertanya
dan
menyumbangkan ide/pendapat dapat semakin berkembang.
5. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berupa membuat soal
dan jawaban dalam LKS, tujuan pembelajaran harusnya lebih
diarahkan agar siswa lebih mendalami materi saat menjawab LKS.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010.Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta. Jakarta
Rusman.
2011.
Model-model
Pembelajaran
MengembangkanProfesionalisme Guru. Rajawali Pers, Bandung.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta: Jakarta.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Trianto.
2009. Mendesain
Kencana: Jakarta
Model
78
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Download