Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (SIKLUS BELAJAR) Oleh : Zayuk Novita Fasha1, St. Wahidah Arsyad2, Noor Ichsan Hayani3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin1,2,3 Berdasarkan informasi guru Biologi SMA PGRI 6 Banjarmasin sistem ekskresi kurang dipahami oleh siswa karena pembelajaran masih berpusat pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan proses belajar siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin, serta mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran melalui Learning Cycle pada konsep Sistem Ekskresi. Penelitian ini merupakan PTK yang dirancang dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 34 orang. Analisis data dilakukan dengan teknik persentase ketuntasan individual (≥ 75) dan ketuntasan klasikal (≥ 85%) dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal dari pretes ke postes pada siklus 1 pertemuan 1 sebesar 62,50% dan 76,47% pada pertemuan 2, sementara pada siklus 2, baik pertemuan 1 maupun 2 memiliki peningkatan yang sama yaitu 78,79%. Hasil penilaian LKS menunjukkan peningkatan sebesar 13,44% dengan kategori baik sekali. Aktivitas siswa dapat dikatakan baik karena terdapat 7 dari 13 parameter yang diamati mengalami peningkatan pada kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Pembelajaran menggunakan model Learning Cycle mendapatkan respon positif dimana 48,48% siswa sangat setuju, serta 51,52% siswa setuju. Kata kunci : Hasil dan Proses Belajar, Sistem Ekskresi, Learning Cycle (Siklus Belajar) 61 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 PENDAHULUAN UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pembelajaran yang berkualitas yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yaitu yang memberdayakan pada kemampuan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin, pembelajaran pada Sistem Ekskresi proses pembelajaran siswa cenderung bersifat pasif. Hal tersebut disebabkan metode pembelajaran yang digunakan masih berorientasi pada guru dan kurang menyediakan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam memperoleh pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar sehingga juga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi adalah model pembelajaran Learning Cycle (Agustyaningrum, 2010). Penggunaan model Learning cycle sudah dilaporkan pada Program Studi Pendidikan Biologi, namun belum pernah dilakukan pada konsep sistem ekskresi, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pelaksanaan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. 62 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 2. Subjek, Waktu dan Tempat Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa pada kelas XI IPA sebanyak 34 orang yang terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 34 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan yaitu dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2013. Tempat penelitian yaitu pada sekolah SMA PGRI 6 Banjarmasin, alamat di Jl. Simpang anem Komplek antaluddin, RT. 29 No. 26 Banjarmasin. 3. Teknik Pengumpulan Data Hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif terhadap kegiatan pembelajaran. Data kuantitatif diambil dari postes dan hasil selama proses pembelajaran berupa nilai kelompok dari hasil mengerjakan LKS. Sementara data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran, pengamatan kinerja proses, pengamatan kinerja psikomotor, pengamatan perilaku berkarakter, pengamatan perilaku keterampilan sosial dan respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang diberikan pada akhir pertemuan (Pertemuan 2 Siklus 2). 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan yaitu sebagai berikut: a. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dianalisis melalui teknik persentase yakni dengan menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan Individual = Jumlah skor Jumlah skor maksimal 63 x 100% Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 Ketuntasan Klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah seluruh siswa x 100% Keterangan: Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 75%. Ketuntasan klasikal: Jika > 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 75% . b. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil selama proses pembelajaran (penilaian LKS) menggunakan kategori yakni baik sekali (76-100%), baik (51-75%), cukup (26-50%), kurang baik (1-25%) dan tidak baik (0%) (Arikunto, 2010). c. Analisis data kualitatif dilakukan dengan teknik persentase dan dianalisis secara deskriptif tentang penilaian observasi aktivitas siswa, penilaian kinerja proses, penilaian kinerja psikomotor, penilaian perilaku berkarakter, penilaian perilaku keterampilan sosial dan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan pada akhir pertemuan siklus 2. 5. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen indikator kuantitatif dan indikator kualitatif. Kedua indikator di atas dilihat dari pergeseran hasil siklus 1 ke siklus 2. a. Indikator kuantitatif terdiri atas: 1) Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor ≥ 75) dan ketuntasan secara klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual (skor ≥ 75). 2) Hasil selama proses pembelajaran tergolong baik sekali, berdasarkan kategori, yaitu baik sekali (76-100%) (Arikunto, 2010). b. Indikator kualitatif adalah: 1) Apabila aktivitas siswa selama proses menunjukkan kenaikan dari siklus 1 ke siklus 2. 64 pembelajaran telah Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 2) Respon siswa menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran yang diberikan pada akhir pertemuan (Pertemuan 2 Siklus 2). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Hasil belajar siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 a) Hasil ketuntasan belajar siswa Hasil belajar siswa berupa hasil tes yang diperoleh dari nilai postes. Sementara peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari peningkatan ketuntasan klasikal pretes dan postes. Hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 serta peningkatannya terdapat disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1. Siklus Tes pretes 1 postes pretes postes pretes 2 postes pretes postes Pertemuan Tabel 1. Ringkasan Data Ketuntasan Individual dan Klasikal yang diperoleh dari Hasil Pretes dan Postes Siklus 1 dan Siklus 2 1 2 1 2 Hasil Belajar ∑ Siswa Hadir % Ketunta san Klasikal Tuntas (org) Tidak Tuntas (org) 3 29 32 9,38% 23 9 32 71,88% 1 27 33 7 34 34 2,94% 79,41% 2 31 33 6,06% 28 4 8 29 33 33 84,85% 12,12% 30 5 33 90,91% % Peningka tan dari pretes ke postes Ratarata Pening katan per pertem uan Rata-rata Peningka tan persiklus 62,50% 69,49% 76,47% 74,14% 78,79% 78,79% 78,79% Keterangan : Ketuntasan individual: Jika siswa mencapai nilai ≥ 75 Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual ≥75 65 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 90,91% 84,85% 79,41% 71,88% Pretes P1 Postes P1 Pretes P2 9,38% 2,94% 6,06% Siklus 1 12,12% Postes P2 Siklus 2 Gambar 1. Peningkatan Ketuntasan Klasikal dari pretes ke postes pada Siklus 1 dan siklus 2 Berdasarkan Tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah terjadi peningkatan ke siklus II. b) Hasil Belajar Selama Proses Pembelajaran Hasil belajar kemampuan siswa selama proses melaksanakan pembelajaran proses diperoleh pembelajaran dari dengan mengerjakan LKS yang dikerjakan secara berkelompok, peningkatannya dapat dilihat pada Gambar 2. 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 76,88 63,44 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 2. Peningkatan Hasil Selama Proses Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 66 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 b. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 a) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: 120 100 100 100 100 100 96,88 93,75 93,93 80 100 98,48 96,97 87,88 100 96,88 89,25 60 40 16,67 18,18 18,18 20 18,47 11,95 9,01 16,67 3,03 0 0 3,03 4,60 0 1 2 3 4 5 6 7 Siklus 1 8 9 10 11 12 13 Siklus 2 Gambar 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 Keterangan: 1. Mengerjakan pretes 2. Memperhatikan guru saat memberikan apersepsi 3. Membaca bahan ajar yang dibagikan oleh guru 4. Mengerjakan LKS secara berkelompok (diskusi kelompok) 5. Mengerjakan tugas sesuai peranan masing-masing 6. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 7. Aktif bertanya saat diskusi kelas 8. Aktif menjawab saat diskusi kelas 9. Aktif menyanggah saat diskusi kelas 10. Menyimpulkan hasil diskusi kelas 11. Memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran untuk meluruskan hasil diskusi kelas 12. Menyimpulkan pelajaran yang diterima 67 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 13. Mengerjakan postes secara individu dalam waktu yang telah ditentukan b) Hasil Pengamatan Kinerja Proses Data pengamatan kinerja proses pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini: Tabel 2. Ringkasan hasil Pengamatan Kinerja Proses Ratarata Kategor i siklus 2 Perte muan 1 97,06 89,71 Baik Sekali 100 79,41 100 89,71 Baik Sekali 79,41 100 89,71 26,47 11,76 17,65 Siklus 1 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Rincian Tugas Kinerja Memahami petunjuk yang ada di LKS Memahami bahan ajar yang telah dibagikan Berdiskusi dengan anggota kelompoknya Mempresentas ikan hasil diskusi kelompok Pertanyaan yang diajukan telah dipikirkan secara seksama dan ada kaitannya dengan materi diskusi Menjawab pertanyaan sesuai dengan tujuan pertanyaan Membuat kesimpulan dari diskusi kelas Ratarata Kategor i 100 100 Baik Sekali 100 100 100 Baik Sekali Baik Sekali 96,97 87,88 92,42 Baik Sekali 19,12 Kurang Baik 24,24 15,15 19,70 Kurang Baik 20,59 19,12 Kurang Baik 27,27 33,33 30,30 Cukup 20,59 11,76 16,18 Kurang Baik 30,30 36,36 33,33 Cukup 2,94 0,00 1,47 Kurang Baik 9,09 9,09 9,09 Kurang Baik Perte muan 1 Perte muan 2 82,35 Keterangan: Baik Sekali (76-100%) Baik (51-75%) Cukup (26-50%) Perte muan 2 Kurang Baik (1-25%) Tidak Baik (0%) 68 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 c) Hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor Data pengamatan kinerja psikomotor siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dapat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Ringkasan hasil Pengamatan Kinerja Psikomotor Siklus 1 No. 1. 2. 3. Rincian Tugas Kinerja Siswa membaca bahan ajar untuk membuat soal dan jawaban Siswa memfokuskan perhatian pada materi diskusi Siswa mengikuti kegiatan diskusi secara aktif Siklus 2 Ratarata Perte muan 1 Perte muan 2 87,50 100 93,75 87,50 94,12 84,38 70,59 Ratarata Pert emu an 1 Perte muan 2 Baik Sekali 100 100 100 Baik Sekali 90,81 Baik Sekali 93,9 4 90,91 92,42 Baik Sekali 77,48 Baik Sekali 78,7 9 60,61 69,70 Baik Ratarata Kategori Kategori Kategori Tabel 3 Lanjutan Siklus 1 No. 4. 5. Rincian Tugas Kinerja Siswa menuliskan soal sesuai petunjuk LKS Siswa menuliskan jawaban dari soal yang dibuat Kategori Perte muan 1 Perte muan 2 40,63 41,18 40,90 40,63 41,18 40,90 Keterangan: Baik Sekali (76-100%) Baik (51-75%) Cukup (26-50%) Siklus 2 Ratarata Pert emu an 1 Perte muan 2 Cukup 39,3 9 30,30 34,85 Cukup Cukup 36,3 6 30,30 33,33 Cukup Kurang Baik (1-25%) Tidak Baik (0%) 69 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 d) Hasil Pengamatan Perilaku Berkarakter Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter pada saat proses pembelajaran yang meliputi perilaku kerjasama dan menghargai pendapat teman terlihat keduanya termasuk dalam kategori baik sekali. Data pengamatan perilaku berkarakter terdapat pada Tabel 4. Tabel 4. Ringkasan Pengamatan Perilaku Berkarakter Siklus 2 Siklus 1 No. 1. 2. Perilaku Berkarakter Kerjasama Menghargai Pendapat Teman Ratarata Kategori 94,12 88,20 99,02 96,91 Perte muan 1 Perte muan 2 82,29 94,79 Keterangan: Baik Sekali (76-100%) Baik (51-75%) Cukup (26-50%) RataRata Kategori 97,98 95,45 Baik Sekali 97,98 97,47 Baik Sekali Perte muan 1 Perte muan 2 Baik Sekali 92,93 Baik Sekali 96,97 Kurang Baik (1-25%) Tidak Baik (0%) e) Hasil Pengamatan Perilaku Keterampilan Sosial Data pengamatan perilaku keterampilan sosial yang berupa perilaku bertanya dan menyumbang ide/pendapat dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Pengamatan Perilaku Keterampilan Sosial Siklus 1 No. Perilaku Berkarakter 1. 2. Siklus 2 Ratarata Kategori Perte muan 1 Perte muan 2 Perte muan 1 Perte muan 2 Bertanya 54,17 64,71 59,44 Baik 58,59 Menyumbang ide/pendapat 73,96 76,47 75,21 Baik 56,57 Keterangan: Baik Sekali (76-100%) Baik (51-75%) RataRata Kategori 50,51 54,55 Baik 57,58 57,07 Baik Kurang Baik (1-25%) Tidak Baik (0%) 70 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 c. Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) mendapatkan respon positif dari siswa, respon tersebut diperoleh setelah proses pembelajaran berakhir. Data respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4. 60,00% 48,48% 50,00% 51,52% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 0,00% Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Respon Siswa 0,00% 0,00% Tidak setuju Sangat tidak setuju Gambar 4. Respon Siswa terhadap Pembelajaran 2. Pembahasan a. Hasil Ketuntasan Belajar Berdasarkan data yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa semakin meningkat pada tiap pertemuan. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan penelitian telah tercapai dengan terpenuhinya indikator keberhasilan untuk ketuntasan belajar karena ketuntasan belajar dianggap berhasil jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu ≥ 75. Terjadinya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dijadikan sebagai indikator bahwa proses pembelajaran tersebut cukup efektif, sebab menurut Trianto (2009) 71 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 untuk mengetahui keefektifan mengajar dapat dilakukan melalui pemberian tes, karena hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran. Pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 sudah cukup baik, dimana dalam pembelajaran telah terjadi peningkatan hasil yang dilihat dari nilai postes pertemuan 1 ke pertemuan 2. Hal ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman siswa meningkat dengan baik. Namun, jika dilihat dari nilai individual siswa masih ada beberapa siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Hal itu dikarenakan pada saat diskusi siswa yang bersangkutan terlihat tidak fokus, kurang aktif dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru, serta kurang berminat membaca bahan ajar yang dibagikan. Kurangnya minat siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti halnya menurut Slameto (2010) beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yaitu perhatian dan minat. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab siswa akan bosan dan tidak lagi suka belajar jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa dan bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik. Secara keseluruhan dari siklus 1 dan siklus 2 hasil belajar siswa meningkat baik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle dari siklus 1 dan siklus 2. Dimana pada setiap pertemuan baik siklus 1 maupun siklus 2 terjadi peningkatan ketuntasan klasikal dari pretes ke postes. Hal ini dipengaruhi oleh adanya pemberian tugas oleh guru untuk berdiskusi. Melalui diskusi siswa dapat saling membantu untuk meningkatkan pengetahuan mengenai hal-hal yang baru yang didapatkan dari satu siswa ke siswa lainnya dalam diskus dan siswa akan meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi. Selain pemberian 72 tugas untuk berdiskusi Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa juga disebabkan oleh adanya perbaikan atau tahap refleksi. b. Hasil belajar selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 LKS yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran, sehingga keaktifan siswa selama pembelajaran ikut mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan dengan karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011), salah satunya yaitu kemauan untuk bekerja sama. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Berdasarkaan Gambar 2, hasil penilaian LKS mengalami kenaikan pada setiap siklusnya. Secara keseluruhan hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan dari kategori baik menjadi kategori baik sekali. Sesuai dengan (Soeprodjo, 2008), bahwa setiap tahap yang terstruktur dalam Learning Cycle 5E memiliki manfaat yang positif bagi siswa karena mengindikasikan pembelajaran yang bersifat student centered. c. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 Berdasarkan Gambar 3, ada aktivitas yang cenderung mengalami peningkatan dan penurunan dari siklus 1 ke siklus 2. Aktivitas siswa yang dominan meningkat ada 7 parameter pengamtan aktivitas dan aktivitas yang cenderung menurun ada 2 parameter. Menurunnya aktivitas kemungkinan disebabkan pada proses pembelajaran siklus 2 siswa saling bekerjasama sehingga siswa sering mengabaikan peranan yang mereka perankan. 73 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 Sementara aktivitas yang cenderung tetap antara siklus 1 dan siklus 2 adalah mengerjakan pretes dan postes, aktif menyanggah saat diskusi kelas dan menyimpulkan hasil diskusi kelas. Hal ini disebabkan semua siswa sangat antusias dalam mengerjakan pretes dan postes. Namun pada saat diskusi kelas tidak ada satupun siswa yang menyanggah pendapat temannya. Hal ini diduga karena siswa segan terhadap teman yang lain dan tidak memiliki keberanian untuk menyanggah. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah berpusat pada siswa dan berjalan dengan cukup baik, karena 7 dari 13 parameter yang diamati menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas siswa ini menunjukkan bahwa dominasi guru dalam proses pembelajaran sudah berkurang dan berdampak positif pada siswa dalam pembelajaran. d. Kinerja Proses Selama Proses Pembelajaran Berdasarkan data Tabel 2, dapat diketahui dari hasil pengamatan kinerja proses bahwa setiap rincian tugas kinerja proses mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dengan cukup baik. Dengan meningkatnya kinerja proses dari siklus 1 ke siklus 2 dapat menunjukkan kinerja siswa yang semakin membaik dari pertemuan ke pertemuan selanjutnya. Hal ini juga dapat terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. e. Kinerja Psikomotor Selama Proses Pembelajaran Data dari hasil pengamatan kinerja psikomotor seperti pada Tabel 3, pada siklus 1 dan siklus 2 terlihat bahwa rata-rata hasil penilaian kinerja psikomotor pada setiap rincian tugas kinerjanya mengalami peningkatan dan penurunan. Menurunnya kinerja psikomotor siswa dapat disebabkan karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru. Sebagaimana halnya bahwa siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. 74 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 Kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. f. Perilaku Berkarakter selama Proses Pembelajaran Data pengamatan perilaku berkarakter siswa pada siklus 1 dan siklus 2 yang diamati adalah pada karakter bekerjasama dan menghargai pendapat teman. Berdasarkan hasil pengamatan perilaku berkarakter selama proses pembelajaran seperti yang terlihat pada Tabel 4, perilaku pada karakter kerjasama dapat diketahui bahwa rata-rata dari karakter ini meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Sama halnya seperti karakter kerjasama, karakter menghargai pendapat teman juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan aktivitas belajar siswa meningkat dalam proses pembelajaran dan karena mereka juga sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain itu karakter mereka dalam bekerjasama dan menghargai pendapat teman yang mereka miliki telah mengalami peningkatan. g. Perilaku Keterampilan Sosial selama Proses Pembelajaran Data pengamatan perilaku keterampilan sosial dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami penurunan seperti yang terlihat pada Tabel 5. Hal ini berarti siswa menunjukkan penurunan dalam keterampilan sosial yang meliputi bertanya dan menyumbang ide/pendapat. Penurunan perilaku keterampilan sosial terjadi karena beberapa siswa atau sebagian besar siswa masih terlihat ragu-ragu untuk bertanya dan menyumbangkan idenya, hal itu dapat saja dipengaruhi karena siswa yang ingin bertanya atau menyumbang ide merasa malu atau juga karena merasa malas. Oleh karena itu, dibutuhkan motivasi yang baik untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Seperti pendapat Suprijono (2012) yang menjelaskan mengenai fungsi motivasi, salah satunya yaitu mendorong 75 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 siswa untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar. 4.2.1 Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan gambar 4, data yang diperoleh menunjukkan bahwa respon siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle tergolong positif. Dengan perhitungan hasil angket siswa yang diberikan kepada 33 orang siswa pada akhir pertemuan diketahui bahwa 48,48% siswa sangat setuju dengan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Learning Cycle ini. Dan sebesar 51,52% siswa menyatakan setuju dengan kegiatan pembelajaran Learning Cycle. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle dapat menarik minat belajar siswa, seorang siswa dapat belajar dengan baik apabila kondisi diri dan lingkungan sekitarnya menunjang untuk belajar dengan baik. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penggunaan model pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) untuk meningkatkan hasil dan proses belajar siswa kelas XI IPA SMA PGRI 6 Banjarmasin pada konsep Sistem Ekskresi dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥85%. Pada siklus 1 pertemuan 1 peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 62,50% (dari 9,38% pada pretes menjadi 71,88 pada postes), sementara pada siklus 1 pertemuan 2 peningkatannya sebesar 76,47% (pada pretes 2,94% menjadi 79,41% pada postes). Pada siklus 2 pertemuan 1 dan 2 memiliki hasil peningkatan yang sama, yaitu sebesar 78,79%. Dimana pada pertemuan 1 peningkatannya terjadi dari pretes 6,06% menjadi 84,85% pada postes, sementara pada pertemuan 2 terjadi peningkatan dari 76 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 12,12% pada pretes menjadi 90,91% pada postes. Hasil dari penilaian LKS tergolong dalam kategori baik pada siklus 1 (63,44%) meningkat pada siklus 2 menjadi 76,88% dan termasuk dalam kategori baik sekali. Peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 13,44%. 2. Terjadi peningkatan dan penurunan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran telah berpusat pada siswa. Dari 13 parameter pengamatan terdapat 7 parameter yang meningkat yaitu memperhatikan guru saat memberikan apersepsi (3,13%), membaca bahan ajar yang dibagikan oleh guru (6,25%), mengerjakan LKS secara berkelompok (diskusi kelompok) (3,04%), aktif bertanya saat diskusi kelas (6,23%), aktif menjawab saat diskusi kelas (9,17%), memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran untuk meluruskan hasil diskusi kelas (1,60%) dan menyimpulkan pelajaran yang diterima (12,07%). Begitu pula pada kinerja proses dan perilaku berkarakter yang juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 pada setiap rincian kinerja tugasnya. 3. Siswa memberikan respon positif dengan dilaksanakannya model pembelajaran Learning Cycle (Siklus Belajar) pada konsep sistem ekskresi. Respon siswa menyatakan sangat setuju sebesar 48,48% dan menyatakan setuju sebesar 51,52%. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dilakukan terdapat kelemahan yang terjadi saat melakukan penelitian, maka disarankan sebagai berikut: 1. Peneliti sebaiknya melakukan evaluasi pada setiap akhir siklus, baik siklus 1 maupun siklus 2, agar keberhasilan pada tiap siklus dapat diketahui. 2. Peneliti sebaiknya melakukan wawancara secara spesifik pada siswa yang terlihat kurang aktif dan kurang minat dalam belajar, agar dapat 77 Jurnal Wahana-Bio Volume XV Juni 2016 diketahui apa yang menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang minat dalam belajar. 3. Guru sebaiknya memperhatikan alokasi waktu dan pembagian kelompok dalam melalukan pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. 4. Guru harus selalu memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi selama pembelajaran, baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas sehingga kemampuan siswa khususnya dalam bertanya dan menyumbangkan ide/pendapat dapat semakin berkembang. 5. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berupa membuat soal dan jawaban dalam LKS, tujuan pembelajaran harusnya lebih diarahkan agar siswa lebih mendalami materi saat menjawab LKS. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran MengembangkanProfesionalisme Guru. Rajawali Pers, Bandung. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta. Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar, Yogyakarta. Trianto. 2009. Mendesain Kencana: Jakarta Model 78 Pembelajaran Inovatif-Progresif.