Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti Pembelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin masih sering menggunakan cara yang konvensional. Padahal di sekolah tersebut sudah dilengkapi dengan jaringan internet, namun hal tersebut belum dimanfaatkan dengan baik terutama dalam kegiatan pembelajaran IPA Biologi. LKS (worksheet) merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP) yang berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soalsoal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran pada konsep sistem gerak manusia dengan menggunakan worksheet berbasis web dan meningkatkan aktivitas guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang sebanyak 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan worksheet berbasis web pada konsep sistem gerak manusia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Secara umum, kualitas aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 juga mengalami peningkatan. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 terjadi peningkatan dari 43,48% menjadi 62,5%, sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan dari 87,5% menjadi 95,83%. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan yaitu dari 88,17 menjadi 92,59 dengan kategori baik. Penggunaan worksheet berbasis web dalam kegiatan pembelajaran mendapatkan respon positif dari siswa. Sebanyak 64,17% siswa menyatakan setuju dengan pembelajaran, sangat setuju sebanyak 19,16%, ragu-ragu sebanyak 15% dan tidak setuju sebanyak 1,67%. Kata Kunci: worksheet berbasis web, aktivitas dan hasil belajar, sistem gerak manusia 23 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Selain itu, IPA juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan (Anonim a, 2010). Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan pemecahan masalah dirasakan cocok untuk diterapkan pada pembelajaran IPA Biologi. Salah satu materi pelajaran IPA Biologi di SMP/MTs kelas VIII Semester ganjil adalah sistem gerak manusia. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) di SMP kelas VIII, konsep mengenai Sistem Gerak Manusia diajarkan pada semester ganjil dengan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai yaitu mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas VIII di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin ternyata pembelajaran IPA Biologi masih sering menggunakan cara yang konvensional melalui ceramah, mencatat materi pelajaran, serta belajar berkelompok (diskusi) untuk menjawab LKS sehingga ketuntasan klasikal pada mata pelajaran ini hanya mencapai 57,89%. Padahal di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin sudah dilengkapi dengan jaringan internet, namun sayangnya hal tersebut belum dimanfaatkan dengan baik terutama dalam kegiatan pembelajarannya, khususnya pembelajaran IPA Biologi. 24 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 Salah satu solusi pembelajaran yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan pembelajaran dengan woorksheet berbasis web, khususnya pada materi sistem gerak pada manusia. Apalagi di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin sudah dilengkapi dengan jaringan internet yang dapat membantu siswa untuk menemukan materi pelajaran yang mereka perlukan. Penelitian dengan menggunakan worksheet berbasis web ini belum pernah dilakukan di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin. Oleh sebab itu, pembelajaran ini dirasakan perlu untuk diperkenalkan dalam proses pembelajaran, terutama IPA Biologi agar dapat menambah keragaman pembelajaran di sekolah. Penelitian tentang pembelajaran berbasis web pernah dilakukan oleh Rahmah (2011) dengan hasil penelitian menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dari 80% menjadi 100%. Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan adalah memperhatikan penjelasan guru dan siswa lain, mengunduh (download) materi penjelasan dari situs web yang telah disediakan, membaca materi dari situs web, berdiskusi antar siswa atau kelompok. Sedangkan untuk aktivitas gurunya mengalami penurunan dalam membimbing siswa mengunduh materi pelajaran dengan media powerpoint dari web, membimbing siswa membuat atau menulis rangkuman pelajaran dan memberikan evaluasi. Respon siswa dalam pembelajaran yaitu 87,1% yang berarti menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran. Rajiyah (2010) juga menunjukkan keberhasilan dalam penggunaan pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dengan efektivitas sebesar 70,67%. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa secara klasikal setelah menggunakan pemecahan masalah mengalami peningkatan dari 78,00% menjadi 92,59%. Keterampilan sosial siswa saat melakukan aktivitas pembelajaran meningkat dari kategori baik (76%) menjadi sangat baik (96,88%). 25 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 Atas dasar pertimbangan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin pada Konsep Sistem Gerak Manusia dengan Menggunakan Worksheet Berbasis Web”. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kasihani (1999) dalam Sukayati (2008) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin yang beralamat di Jl. Veteran Gg. Sempati RT. 30 No. 6 Banjarmasin yang dilaksanakan pada semester ganjil, dengan waktu penelitian pada bulan Nopember sampai Desember 2012. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII B SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa pada kelas tersebut adalah 24 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Teknik Pengumpulan Data Hasil penelitian yang berupa data kuantitatif adalah data yang diambil dari nilai postest, hasil penilaian LKS, aktivitas guru, observasi kinerja proses, kinerja psikomotor, keterampilan sosial dan perilaku berkarakter siswa. Sedangkan penelitian data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. 26 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang telah dikumpulkan sebagai berikut: a. Analisis data hasil observasi yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif dari hasil postest dengan cara menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan Individual = Ketuntasan Klasikal = Jumlah skor Jumlah skor maksimal x 100% Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah seluruh siswa x 100% Keterangan: Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 75%. Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 75% . b. Analisis data hasil belajar siswa yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif dari hasil nilai postest dan LKS dengan cara menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan menggunakan rumus yag sama dengan analisis data proses belajar siswa. Penilaian LKS menggunakan kategori yakni baik (76100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (< 40%). c. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif seperti aktivitas siswa dilakukan secara deskriptif. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen indikator kuantitatif dan indikator kualitatif (Arikunto, dkk. 2010). Kedua indikator di atas dilihat dari pergeseran hasil siklus 1 dan siklus 2. a. Indikator kuantitatif terdiri atas: 1) Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor ≥ 75) dan ketuntasan secara klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa telah mencapai ketuntasan. 27 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 2) Hasil selama proses pembelajaran berdasarkan pada kategori Arikunto, yakni baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (< 40%). b. Indikator kualitatif adalah apabila aktivitas siswa telah menunjukkan peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 atau dominasi aktivitas guru menunjukkan penurunan dari siklus 1 ke siklus 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan 2 Pada siklus 1 aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah tergolong baik, namun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan adapula yang asyik dengan pekerjaan lain, misalnya bermain dengan laptop mereka. Hampir semua kelompok juga sudah membawa laptop dan flashdisk seperti yang diinstruksikan oleh guru. Aktivitas siswa dalam mendengarkan penjelasan guru tentang masalah yang akan dipecahkan sudah bagus meskipun pada siklus 1 ini masih ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga aktivitas ini masih harus ditingkatkan lagi pada siklus 2. Aktivitas siswa dalam perumusan hipotesis sudah cukup bagus. Pada siklus 1, ditemukan beberapa siswa yang tidak membaca website yang telah dibagikan oleh guru dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Pada aktivitas terakhir (pembuatan kesimpulan), hanya ada sedikit siswa yang mampu menyampaikan kesimpulan yang diperolehnya tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa merasa malu atau kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat mereka atau merasa jika kesimpulan yang mereka punya sama saja dengan kesimpulan yang sudah dikemukakan oleh teman mereka. Sehingga hal ini menyebabkan hanya ada sedikit siswa saja yang berpartisipasi dalam aktivitas pembuatan kesimpulan. 28 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 Berdasarkan penelitian yang dilaporkan oleh Rifki (2008) menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar. Artinya, semakin kuat atau tinggi rasa percaya diri siswa, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Pada siklus 2 aktivitas siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran sudah lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah lebih baik. Tidak ada lagi kelompok yang tidak membawa laptop dan flashdisk. Pada saat guru menjelaskan masalah yang akan dipecahkan, semua siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Aktivitas siswa dalam berdiskusi untuk merumuskan hipotesis juga sudah lebih baik dari siklus 1. Tidak hanya aktivitas-aktivitas tersebut yang mengalami peningkatan, pada aktivitas membaca website yang telah dibagikan oleh guru dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan juga lebih baik dari siklus 1, dan pada aktivitas pembuatan kesimpulan juga sudah mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran sudah bagus dan siswa juga terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dengan rasa senang. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, tetapi dapat juga dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan (Djamarah, 2011). 29 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2 2.1 Hasil Belajar yang diperoleh dari Nilai Postest Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai postest terdapat pada Gambar 1. 100 87,5 62,5 80 60 95,83 43,48 40 Pertemuan 1 20 Pertemuan 2 0 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal yang diperoleh dari nilai postest Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus 1 pertemuan 1, ketuntasan klasikalnya sebesar 43,48%, kemudian meningkat menjadi 62,5% pada pertemuan kedua. Pada siklus 2, ketuntasan klasikal siswa juga mengalami peningkatan. Pada pertemuan 1, ketuntasan klasikalnya sebesar 87,5 % dan meningkat menjadi 95,83% pada pertemuan kedua. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan bahwa siswa sudah mengalami proses belajar. Menurut Hamalik (2011) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Peningkatan hasil belajar ini juga dilaporkan pada penelitian sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Selviana (2007), Hasbi (2008) dan Rajiyah (2010) dan terjadi peningkatan hasil belajar yang didapat dari hasil postest. 30 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 2.2 Hasil Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 Data kuantitatif juga diperoleh dari hasil selama kegiatan pembelajaran yang diambil dari nilai LKS (worksheet) yang dikerjakan secara berkelompok. Nilai LKS (worksheet) selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 2. 100 92,59 95 88,17 90 Siklus 1 85 Siklus 2 80 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 2. Hasil selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2 Peningkatan hasil belajar proses selama kegiatan pembelajaran tergolong dalamn kategori baik. Pada siklus 1, skor rata-rata dari keenam kelompok adalah sebesar 88,17 dan meningkat pada siklus 2 menjadi 92,59. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu, peningkatan ini juga disebabkan karena siswa dapat memahami LKS (worksheet) yang diberikan oleh guru dengan baik, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan pada saat mengerjakan LKS tersebut. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai yang mereka dapatkan. Menurut Hamdani (2011) LKS yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. 31 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 2.3 Kinerja Proses pada Siklus 1 dan Siklus 2 Pada lembar penilaian proses, terdapat rincian tugas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran terutama pada saat melakukan diskusi. yang dinilai oleh siswa itu sendiri serta oleh guru yang diwakilkan oleh observer Ringkasan data kinerja proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. 100 80,1 82,29 86,04 88,44 80 60 40 Pertemuan 1 20 Pertemuan 2 0 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 3. Rata-rata Kinerja Proses pada Siklus 1 dan 2 Rata-rata kinerja proses siswa selama kegiatan pembelajaran meningkat pada setiap siklus. Pada siklus 1 terjadi peningkatan dari 80,1% menjadi 82,29% dan pada siklus 2 terjadi peningkatan dari 86,04% menjadi 88,44%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa dengan tugas yang diberikan dan juga pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hal ini berpengaruh terhadap nilai kinerja proses yang mereka dapatkan. Menurut Rusman (2011) keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Pada tahap ini siswa mengalami proses pembelajaran, dari yang awalnya tidak tahu menjadi tahu seperti yang dikatakan dalam Trianto (2011) bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, 32 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. 2.4 Kinerja Psikomotor pada Siklus 1 dan Siklus 2 Pada lembar penilaian psikomotor berisi tugas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Secara singkat rata-rata kinerja psikomotornya seperti tercantum pada Gambar 4. 100 95 90 84,9 86,04 88,02 90,73 85 Pertemuan 1 80 Pertemuan 2 75 Siklus 1 Siklus 2 Gambar 4. Rata-rata Kinerja Psikomotor pada Siklus 1 dan 2 Rata-rata kinerja psikomotor meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 pertemuan 1, rata-rata kinerja psikomotor siswa sebesar 84,9 dan kemudian mengalami peningkatan pada menjadi 86,04. Pada siklus 2, meningkat dari 88,02 menjadi 90,73. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan kinerja psikomotor yang mereka laksanakan dan mereka ulang pada setiap pertemuan, sehingga pada saat pertemuan berikutnya siswa sudah tidak mengalami melaksanakan tugas kinerja tersebut. 33 kesulitan lagi dalam Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 2.5 Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2 Perilaku berkarakter siswa yang diamati meliputi bekerja sama maupun bertanggung jawab. Rata-rata hasil pengamatan terhadap perilaku berkarakter siswa dapat dilihat pada Gambar 5. 300 250 200 150 100 50 0 267,66 A 94,2 B 38,13 C 0 D Gambar 5. Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus 1 dan 2 Perilaku berkarakter siswa baik bekerja sama maupun bertanggung jawab pada kedua siklus tergolong dalam kategori A (sangat baik) dengan jumlah 94,2. Kategori B (memuaskan) dengan jumlah 267,66. Kategori C (menunjukkan kemajuan) dengan jumlah 38,13 dan tidak ada perilaku berkarakter siswa yang memperoleh nilai D (memerlukan perbaikan). Namun secara umum, perilaku berkarakter siswa berada pada kategori B atau memuaskan dengan jumlah 267,66 untuk kedua siklus. 34 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 2.6 Keterampilan Sosial pada Siklus 1 dan Siklus 2 Keterampilan sosial siswa pada siklus 1 dan 2 meliputi menyumbang ide atau pendapat dan menjadi pendengar yang baik. Ratarata hasil pengamatan terhadap keterampilan sosial siswa dapat dilihat pada Gambar 6. 276,26 300 200 A 85,43 38,33 100 0 B 0 C D Gambar 6. Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus 1 dan 2 Keterampilan sosial siswa yang meliputi menyumbang ide atau pendapat dan menjadi pendengar yang baik berada pada kategori A (sangat baik) dengan jumlah 85,43. Kategori B (memuaskan) dengan jumlah 276,26, kategori C (menunjukkan kemajuan) dengan jumlah 38,33 dan tidak ada perilaku berkarakter siswa yang memperoleh nilai D (memerlukan perbaikan). Namun secara umum, perilaku berkarakter siswa berada pada kategori B atau memuaskan dengan jumlah 276,26 untuk kedua siklus. 35 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 3. Aktivitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran merupakan salah satu aspek yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Ringkasan data hasil observasi aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 7. 20 18 18,5 15 10 4 3,5 5 Siklus 1 3 3,5 4 3,5 3,5 4 0 1 6 2 3 4 Siklus 2 3,5 4 5 Gambar 7. Rata-Rata Aktivitas Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2 Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa ada beberapa aktivitas guru yang mengalami peningkatan dan adapula beberapa aktivitas guru yang mengalami penurunan dari siklus 1 ke siklus 2. Pada aktivitas 1 (melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai dengan RPP) terjadi peningkatan rata-rata aktivitas dari 18 menjadi 18,5. Pada aktivitas 2 dan 4 (menginstruksikan kepada siswa untuk menyiapkan laptop sebagai alat pembantu dalam memecahkan permasalahan dan membimbing siswa merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dalam memecahkan masalah) terjadi penurunan rata-rata aktivitas guru dari 4 menjadi 3,5. Pada aktivitas 3 (menjelaskan secara umum masalah yang dipecahkan) memiliki peningkatan rata-rata aktivitas yang sama, yaitu dari 3 menjadi 3,5. Pada aktivitas 5 dan 6 (membimbing siswa menguji hipotesis atau berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dengan data yang diperoleh dari website yang dibagikan oleh guru dan membimbing membuat kesimpulan) mengalami peningkatan selama siklus 1 ke siklus 2 dari 3,5 menjadi 4. 36 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 Dalam sistem belajar mengajar yang sifatnya klasikal (bersamasama dalam satu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Oleh karena itu, proses belajar mengajar di kelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Dalam menyajikan bahan pelajaran, guru harus mengikutsertakan para siswanya secara aktif baik individual maupun kelompok (Suryosubroto, 2009). 4. Respon Siswa Terhadap Pembalajaran Ringkasan data respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat dilihat pada Gambar 8. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 64,17 Sangat Setuju 19,16 Setuju 15 1,67 0 Ragu-Ragu Tidak Setuju Gambar 8. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan worksheet berbasis web Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web mendapatkan respon positif dari siswa. Respon positif dari siswa juga dapat kita lihat dari angket yang dibagikan. 19,16% siswa menyatakan sangat setuju dengan pembelajaran melalui penggunaan worksheet berbasis web dan 64,17% dari seluruh siswa menyatakan setuju. Hal ini diduga disebabkan oleh komponen pembelajaran yang digunakan dapat membantu berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web ini merupakan hal baru bagi siswa dan belum pernah digunakan oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran biologi. Selain itu, masih ada 15% yang ragu-ragu dengan 37 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 pembelajaran ini dan 1,67% siswa yang tidak setuju dengan pernyataan yang terdapat di dalam angket. Adanya respon negatif yang diberikan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web disebabkan karena siswa masih memiliki minat yang rendah terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguhsungguh karena ada daya tarik baginya (Djamarah, 2002). 5. Tahap Refleksi pada siklus 1 terdapat beberapa kekurangan dan menjadi pertimbangan untuk memasuki siklus 2. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus 1 pertemuan 1, masih ada aktivitas siswa yang rendah, salah satunya adalah aktivitas membuat kesimpulan dan diharapkan akan mengalami peningkatan pada siklus 2, sehingga pada siklus 2 guru akan lebih menekankan lagi kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru juga dituntut untuk menumbuhkan keberanian siswa agar tidak takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan berani mengambil keputusan untuk mengacungkan tangan untuk bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru ataupun pertanyaan dari temannya (Rusman, 2011), sama halnya dengan pembuatan kesimpulan guru juga dituntut untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat mereka. Selain aktivitas membuat atau menyampaikan kesimpulan, masih ada beberapa aktivitas yang perlu ditingkatkan lagi pada siklus 2. Aktivitas tersebut adalah menyiapkan peralatan pendukung yang digunakan dalam pembelajaran 38 (laptop dan flashdisk), Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 memperhatikan penjelasan guru, membaca isi website yang dibagikan oleh guru dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan. Sedangkan untuk penilaian terhadap kinerja proses dan psikomotor pada siklus 1, keduanya sudah bagus dengan kategori memuaskan. Untuk aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2, diharapkan guru mengurangi dominasinya dalam kegiatan pembelajaran, misalnya mengurangi dominasinya pada kegiatan menginstruksikan siswa untuk menyiapkan laptop, membimbing siswa merumuskan hipotesis, membimbing siswa menguji hipotesis dan membimbing siswa membuat kesimpulan. Dengan pengurangan dominasi aktivitas guru ini diharapkan pembelajaran pada siklus 2 akan membuat siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara itu, untuk hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai postest serta nilai LKS (worksheet) juga mengalami peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Meskipun demikian, pada siklus 1 ini indikator keberhasilan penelitian belum mampu tercapai karena tingginya ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal masih belum mencapai 85%, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus 2 dan semua kekurangan yang terdapat pada siklus 1 diharapkan tidak terjadi lagi pada siklus 2. Untuk mengatasi hal ini, salah satu cara yang dilakukan guru adalah memotivasi siswa dan lebih menekankan lagi kepada siswa untuk benarbenar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik agar mereka memperoleh hasil yang baik pula. 39 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 6. Kendala dan Solusi Selama Penelitian Kendala yang ditemukan selama kegiatan penelitian yaitu kegiatan pembelajaran pada saat penelitian belum berjalan secara efektif dan efisien, hal ini disebabkan karena guru kurang memperhatikan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran seperti yang tertulis di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi kendala ini yaitu hendaknya guru lebih memperhatikan lagi alokasi waktu yang telah ditetapkan di dalam RPP sehingga kegiatan pembelajaran dapat terorganisasi dengan baik. PENUTUP Kesimpulan 1. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat meningkatkan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Aktivitasaktivitas tersebut adalah: mengikuti kegiatan pembelajaran dan memperhatikan penjelsana guru, menyiapkan laptop dan flashdisk, mendengarkan penjelasan guru tentang masalah yang akan dipecahkan, berdiskusi untuk merumuskan hipotesis, membaca website yang telah dibagikan oleh guru dan mengumpulkan data dari website yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan dan membuat kesimpulan. 2. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 terjadi peningkatan dari 43,48% menjadi 62,5%, sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan dari 87,5% menjadi 95,83%. 3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara umum adalah positif. Siswa menyatakan setuju sebesar 64,17%, sangat setuju sebesar 19,16%, ragu-ragu sebesar 15% dan tidak setuju sebesar 1,67%. 40 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 4. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat meningkatkan kualitas aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2. Saran 1. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran biologi, mengingat pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia. 2. Kegiatan pembelajaran pada saat penelitian sepenuhnya belum berjalan secara efektif dan efisien, oleh sebab itu guru hendaknya memperhatikan alokasi waktu yang digunakan agar kegiatan pembelajaran terorganisasi dengan baik. 3. Pada saat melakukan apersepsi dan motivasi, guru dapat mengkolaborasikan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan video atau media pembelajaran yang lainnya agar siswa merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Agar siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru mengurangi dominasi atau perannya dalam proses belajar mengajar. 5. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, sebaiknya website yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dibuat atau dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru. 41 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 DAFTAR PUSTAKA Anonim a. 2009. http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/ipa-smpmts.pdf. Diakses pada tanggal 21 September 2012. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Djamarah, Syaiful B. 2002. Psikologi Belajar Edisi. PT Rineka Cipta. Jakarta. . 2011. Psikologi Belajar Edisi. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung. Hasbi, Rusdi. 2008. Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa Kelas XI IPA1 SMA PGRI 6 Banjarmasin pada Materi Ajar Teori Kinetik Gas dan Termodinamika dengan menerapkan Metode Problem Solving dalam Setting Direct Instruction. PMIPA FKIP Banjarmasin. Skripsi tidak dipublikasikan. Rajiyah. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Materi Ajar Peralatan Optik di SMA Negeri 8 Banjarmasin. PMIPA FKIP UNLAM. Banjarmasin. Skripsi tidak dipublikasikan. Rifki, Mustofa. 2008. Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Islam Almaarif Singosari Malang. Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta. mengembangkan Selviana, Rika. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Diklat Kewirausahaan di SMK Ardjuna 01 Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. 42 Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015 Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Yogyakarta. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 43 Inovatif-Progresif.