PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN TEMA PEREDARAN SARI MAKANAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP INTERNASIONAL LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG Silvia Nur Imamiasih, Hadi Suwono, dan Umie Lestari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 05 Malang E-mail: [email protected]; [email protected]; [email protected] Abstract: The Research and Development of Science Learning Integrative Module for 8th grade student of Secondary International Laboratory School University of Malang to learn human digestive and circulatory system had been conducted on August-September 2013. The integration of these system was connected by nutrient distribution system theme. The Research and Development by using modification development model of 4-D Thiagarajan, define, design, develop and disseminate. The first prototipe was validated by contents and education experts and also practician. The result of product validation showed the content was valid with percentage of 100%. Validation result from education expert and practician showed valid criteria with percentage of 88,31% for teacher’s module and 85,98% for student’s module. The revised prototipe after validated then was tried out in 8th grade student of Secondary International Laboratory School University of Malang. Based on the tried out data, the average of student cognitive test score was 83,88; average of student affective test score was 74,28 in good criteria; and average of student psychomotor score was 87,50 also in good criteria. Learning by using connected science learning module has been made meaningful learning and also use learning time efficiently. Key Words : Learning Material, Learning Module, Connected Science Secara umum IPA di tingkat pendidikan jenjang SMP/MTs meliputi mata pelajaran fisika, kimia dan biologi yang membantu siswa memahami fenomena dan gejala alam. Perolehan keutuhan belajar IPA tentang kehidupan dunia nyata dan fenomena alam dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPA terpadu (BSNP, 2006). Menurut Shoemaker (1989) dalam Forgaty (1991), kurikulum terpadu merupakan pendidikan yang diorganisasikan sedemikian rupa antar bidang ilmu, menggabungkan berbagai bidang ilmu/mata pelajaran sekolah dalam hubungan yang bermakna. Pengertian ini melihat belajar mengajar secara holistik dan merefleksikan dunia nyata yang bersifat interaktif. 1 2 Sesuai dengan pedoman pendidikan yang ada dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), seharusnya substansi matapelajaran IPA di SMP/MTs merupakan IPA terpadu. Namun berdasarkan fakta hasil observasi penulis pada beberapa sekolah menengah pertama di kota Malang, belum keseluruhan sekolah menengah pertama menggunakan kurikulum IPA terpadu. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru mata pelajaran IPA di Secondary International Laboratory School University of Malang (UM Lab School) diketahui bahwa siswa masih belum menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Artinya, kedalaman dan keluasan materi bahan ajar yang digunakan oleh siswa belum sesuai dengan tingkat kognitif siswa di sekolah tersebut. Siswa di UM Lab School menggunakan worksheet yang didesain khusus untuk siswa namun bahan ajar penunjang worksheet masih belum ada. Alternatif solusi yang diajukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengembangkan perangkat pembelajaran serta bahan ajar, salah satunya yaitu dengan mengembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA terpadu. Hal ini didasarkan pada belum adanya bahan ajar penunjang worksheet di UM Lab School serta dibuat pembelajaran IPA terpadu dengan alasan bahwa pembelajaran IPA terpadu dengan memadukan topik-topik yang saling berkaitan akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena selama ini pembelajaran sistem dalam kehidupan manusia masih terkesan terpisah-pisah antara sistem yang satu dengan yang lain sehingga seakan-akan tidak ada hubungan di dalamnya. Kompetensi dasar yang akan dikembangkan dalam pengembangan modul IPA terpadu merupakan kompetensi dasar hasil pemaduan yang bertemakan ”peredaran sari makanan”. Sesuai dengan kurikulum terpadu connected, pengajaran dilakukan dengan mengintegrasikan dua kompetensi dasar yang saling berkaitan (Forgaty, 1991). Pemilihan tema sudah diusahakan dipilih secara berhati-hati agar nantinya bisa relevan, bermakna dan dengan isi/pengetahuan yang tepat. Dalam tema peredaran sari makanan ini peneliti mengintegrasikan materi sistem pencernaan dan peredaran darah. Tema peredaran sari makanan dipilih peneliti dengan alasan bahwa 3 makanan merupakan sesuatu yang dekat dengan kehidupan riil siswa sehingga diharapkan siswa langsung bisa memahami kedua materi yang diintegrasikan. Setelah pemilihan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan akhirnya penentuan tema materi yang berjudul peredaran sari makanan, peneliti kemudian merancang indikator dan tujuan pembelajaran yang nantinya diharapkan tercapai. Setelah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam pembelajaran dirancang, kemudian dibuat kerangka penyusunan modul IPA terpadu. Materi yang dikembangkan dalam modul IPA terpadu disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Selanjutnya menyusun kegiatan belajar siswa berupa worksheet dan evaluation sheet yang digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. Sebelumnya juga pernah dilakukan pengembangan modul oleh Kumalasari (2011) dan hasil validasi modul menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan tersebut memperoleh kriteria sangat valid pada modul guru sebesar 88,04% dan modul siswa sebesar 87,6%. Selain itu, pengembangan modul tentang keterpaduan IPA juga pernah dilakukan oleh Setyorini (2009) dan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan guru terhadap modul tersebut memperoleh nilai 78,14349%; 60,7153%; dan 88,93%. Data menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan bersifat valid dan tidak perlu direvisi. Uji terapan dengan responden siswa kelas IX MTs Hidayatul Mubtadi’in Malang mendapatkan nilai 85,46%. METODE Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D Thiagarajan. Menurut model pengembangan yang diusulkan oleh Thiagarajan (1974), tahap pertama yaitu penentuan (define) dimana kegiatan pengembangan yang dilakukan adalah menganalisis permasalahan, serta kebutuhan yang diperlukan dengan sebelum penyusunan draft modul. Tahap kedua yaitu perancangan (design) dimana kegiatan yang dilakukan adalah merumuskan rancangan pembelajaran dan perangkat sehingga diperoleh garis besar/draft awal 4 pembelajaran. Tahap ketiga yaitu pengembangan (develop) dimana di dalamnya dilakukan pengembangan dan penulisan produk yang dikembangkan yaitu modul IPA terpadu itu sendiri, validasi modul, ujicoba produk, revisi dan dihasilkan produk akhir hasil pengembangan modul IPA terpadu. Tahap pengembangan yang terakhir yaitu tahapan disseminate tidak dilakukan oleh pengembang karena pengembang hanya mengembangkan produk awalnya saja. Untuk penyebarluasan produk bisa dilakukan oleh pengembang selanjutnya dengan ujicoba lebih lanjut tentunya dalam skala luas yang lebih luas. Validasi modul meliputi penilaian modul oleh ahli materi, ahli pendidikan, dan ahli penerapan lapangan serta siswa. Validasi yang dilakukan oleh ahli materi yaitu Umie Lestari adalah untuk menguji isi/materi yang ada di dalam modul apakah kedalaman dan keluasan materi yang disajikan sudah sesuai dengan tingkat kognitif siswa, sedangkan validasi yang dilakukan oleh ahli pendidikan I yaitu Hadi Suwono dan ahli pendidikan II yaitu Herawati Susilo dilakukan untuk menguji bagaimana kesesuaian modul dengan kebutuhan siswa, komponen-komponen modul, serta penggunaan bahasa dalam modul. Validasi oleh ahli penerapan lapangan yaitu Ndaru Restyana dan siswa dilakukan untuk melihat keterpakaian modul dalam pembelajaran di kelas. Uji coba dilakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan modul IPA terpadu yang telah dirancang kepada responden yakni sebanyak 6 siswa kelas VIII UM Lab School dengan kemampuan akademis yang hampir sama. Proses uji coba dilakukan melalui kegiatan pembelajaran secara langsung sesuai dengan yang tertera dalam RPP yaitu sebanyak tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap jam pelajarannya yaitu 40 menit. Pada akhir pembelajaran, responden diminta mengisi angket penilaian modul pembelajaran IPA terpadu. Ujicoba pertama berlangsung selama 60 menit dan peneliti bertindak sebagai guru. Pada pertemuan pertama guru meminta siswa untuk mengerjakan worksheet 1 yang berisi kegiatan observasi tentang organ peredaran sari makanan. Guru membagi kelas menjadi dua kelompok dalam pengamatan, namun dalam mengerjakan soal-soal diskusi siswa bekerja secara individual. Setelah mengerjakan kegiatan observasi, 5 siswa langsung mengerjakan Activity 1 yang berisi pertanyaan tentang struktur dan fungsi organ peredaran sari makanan. Ujicoba kedua berlangsung selama 120 menit, peneliti juga bertindak sebagai guru. Pada awal pembelajaran guru memberikan penjelasan disertai review materi pertemuan sebelumnya, kemudian siswa melanjutkan mengerjakan Activity 2. Selanjutnya pada pertemuan ketiga berlangsung selama 80 menit. Siswa mengerjakan wosksheet di Activity 3 dan apabila selesai berlanjut pada evaluation sheet. Setelah dilakukan validasi dan ujicoba maka diperoleh data kuantitatif berupa skor angket penilaian dari validator, skor angket penilaian sikap siswa, dan nilai worksheet siswa; serta data kualitatif berupa saran dan komentar dari validator dan siswa sebagai pengguna modul. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket validasi produk, lembar kegiatan siswa, dan angket sikap siswa. Teknik analisis data yang digunakan untuk data kuantitatif dari hasil validasi adalah dengan menghitung presentase jawaban. Rumus yang digunakan untuk mengolah data adalah jumlah jawaban responden dalam 1 ikon dibagi dengan jumlah nilai ideal dalam 1 item, kemudian dikali dengan 100% (Arikunto, 2008). Prosentase yang telah diperoleh tersebut lalu dicocokkan dengan kriteria kevalidan. Bila skala nilai berkisar 85,94% - 100%, maka termasuk kategori valid. Kriteria 67,19% 85,93% termasuk cukup valid, kriteria 48,44% - 67,18% termasuk kurang valid, dan kriteria 25% - 48,43% termasuk tidak valid (Suryabrata (1983) dalam Ismail, 2007). Apabila nilai kevalidan termasuk valid dan cukup valid maka produk yang dihasilkan tidak perlu direvisi. Namun, bila termasuk kurang valid dan tidak valid maka perlu direvisi. Sedangkan hasil belajar kognitif dianalisis dengan rumus jumlah skor yang dicapai siswa dibagi dengan jumlah skor maksimum, kemudian dikali dengan 100%. Kriteria keberhasilan belajar dapat dilihat dari perbandingan dengan KKM perseorangan dan klasikal. Secara perseorangan siswa telah tuntas belajar apabila nilainya mencapai ≥ 80. Sedangkan kriteria ketuntasan klasikal mencapai ≥ 80% (≥ 80% siswa memperoleh nilai ≥ 80). 6 Ketercapaian hasil belajar afektif siswa dalam pembelajaran diukur dengan menggunakan tes skala likert. Sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran IPA terpadu dengan membagi skor yang diperoleh dengan skor maksimum dan dikalikan 100% seperti pada rumus berikut (Arikunto, 2008). Penentuan kategori hasil pengukuran sikap atau minat menurut Suryabrata (1983) dalam Ismail (2007) adalah skala nilai 80,0-100 termasuk baik (A), skala nilai 56,3-79,9 termasuk cukup baik (B), skala nilai 37,5-56,2 termasuk kurang baik (C), dan skala nilai 18,75-37,4 termasuk tidak baik (D). Hasil belajar psikomotor siswa didapatkan dari hasil kegiatan observasi siswa terhadap organ-organ beserta saluran sistem peredaran sari-sari makanan. Dari hasil kegiatan observasi tersebut kemudian didapatkan skor yang kemudian dibandingkan dengan kategori psikomotor siswa yang diadaptasi dari Sugiyono (2011). Apabila didapatkan prosentase nilai 85,00-100,0 maka termasuk dalam kriteria sangat tinggi/sangat baik, untuk rentang skala 70,00-84,00 termasuk dalam kriteria tinggi/baik, skala nilai 55,00-69,00 termasuk dalam kriteria cukup, skala nilai 40,0054,00 termasuk dalam kategori rendah/kurang dan jika skala nilai yang diperoleh berkisar antara 25,00-39,00 maka termasuk dalam kategori sangat rendah/sangat kurang. HASIL PENELITIAN Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dijadikan pedoman dalam pengembangan modul pembelajaran IPA terpadu ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2006 tentang Standar isi. SK yang dipilih adalah SK 1 mata pelajaran IPA/Biologi untuk SMP kelas VIII, yaitu memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. KD yang dipilih untuk dipadukan yaitu KD 1.4 mendeskripsiakan sistem pencernaan makanan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan dan KD 1.6 mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Pada pengembangan modul IPA terpadu yang dilakukan, materi antara kedua sistem pencernaan dan sistem peredaran darah dipadukan dengan model pemaduan 7 connected dalam satu bidang kajian. Untuk memudahkan siswa memahami materi perpaduan tersebut, maka dipilih satu tema materi yaitu ”human nutrient distribution system”. Karena materi yang akan disajikan dalam modul IPA terpadu ini hanya materi keterpaduannya saja, maka materi yang dibahas akan menyempit. Hasil pengembangan berupa modul IPA terpadu yang terdiri dari modul guru sebagai petunjuk guru dan modul siswa yang digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Komponen modul guru yang dikembangkan terdiri dari: halaman sampul (cover); kata pengantar; daftar isi; pendahuluan; petunjuk penggunaan modul; silabus; RPP; kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi; uraian materi; lembar kegiatan siswa; kunci jawaban lembar kegiatan siswa, serta lembar evaluasi yang terdiri dari kisi-kisi soal, soal evaluasi, dan kunci jawaban evaluasi. Sedangkan komponen modul siswa terdiri dari: halaman sampul (cover); kata pengantar; daftar isi; pendahuluan; petunjuk penggunaan modul untuk siswa; kompetensi yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi; uraian materi; lembar kegiatan siswa yag berisi tujuan pembelajaran dan kegiatan belajar; lembar evaluasi beserta kunci jawaban evaluasi; lembar umpan balik, serta kunci jawaban lembar kegiatan siswa. Proses validasi modul pembelajaran IPA terpadu ini dilakukan lebih dari sekali kemudian direvisi berulang-ulang hingga nilai yang diperoleh pada tiap-tiap komponen penyusun modul menunjukkan kriteria valid atau cukup valid sehingga layak digunakan. Pelaksanaan validasi yang dilakukan oleh ahli pendidikan dan ahli penerapan lapangan masing-masing dilakukan sebanyak dua kali hingga diperoleh kriteria valid untuk masing-masing komponen penyusun modul IPA terpadu. Validasi oleh ahli materi dilakukan sebanyak lima kali hingga konsep materi dalam modul IPA terpadu tersebut dikatakan valid. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data hasil validasi produk dan data hasil uji coba. Proses validasi dilakukan lebih dari sekali hingga nilai yang diperoleh menunjukkan kriteria valid atau cukup valid. Data hasil validasi yang diperoleh terbagi menjadi dua macam yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa persentase yang didapatkan dari perhitungan skor angket penilaian 8 oleh validator. Hasil validasi modul guru dan modul siswa oleh ahli pendidikan, ahli penerapan lapangan, dan ahli materi serta penilaian produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul Guru oleh Ahli Pendidikan dan Ahli Penerapan Lapangan Rata-rata (%) Aspek yang Dinilai Kriteria Validasi pertama Validasi kedua 1. Cover 66,67 80,56 Cukup valid 2. Kata pengantar 83,33 91,67 Valid 3. Daftar isi/table 83,33 94,44 Valid 4. Panduan penggunaan modul 83,33 83,33 Cukup valid 5. Pendahuluan 75,00 79,17 Cukup valid 6. Kompetensi 88,89 88,89 Valid 7. Uraian materi 91,67 100 Valid 8. Alokasi waktu 75,00 83,33 Cukup valid 9. Silabus 86,11 87,50 Valid 10. Rencana Pelaksanaan 87,50 87,50 Valid Pembelajaran (RPP) 11. Lembar penilaian 94,44 94,44 Valid 12. Kunci jawaban 88,89 88,89 Valid Jumlah 1004,16 1059,72 Rata-rata 83,68 88,31 Valid Tabel 2 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul Siswa oleh Ahli Pendidikan dan ahli Penerapan Lapangan Rata-rata (%) Aspek yang Dinilai Kriteria Validasi pertama Validasi kedua Komponen Kelayakan Isi 1. Cover 69,44 80,56 Cukup valid 2. Kata pengantar 87,50 87,50 Cukup valid 3. Daftar isi/tabel 83,33 94,44 Valid 4. Panduan penggunaan modul 83,33 83,33 Cukup valid 5. Kompetensi 86,11 94,44 Valid 6. Tujuan pembelajaran 91,67 91,67 Valid 7. Uraian materi 87,50 87,50 Valid 8. Kegiatan belajar siswa 88,20 88,20 Valid (worksheet) 9. Gambar 91,67 91,67 Valid 10. Uji kompetensi 83,33 83,33 Cukup valid 11. Daftar rujukan 75,00 83,33 Cukup valid Komponen Kebahasaan 1. Sesuai dengan tingkat 83,33 83,33 Cukup valid perkembangan peserta didik 2. Komunikatif dan interaktif 83,33 83,33 Cukup valid 3. Lugas 80,56 80,56 Cukup valid 4. Kesesuaian dengan bahasa 75,00 79,17 Cukup valid Inggris 5. Penggunaan istilah 79,17 83,33 Cukup valid Jumlah 1328,47 1375,69 Rata-rata 83,03 85,98 Valid 9 Tabel 3 Ringkasan Data Hasil Validasi Modul pembelajaran IPA terpadu oleh Ahli Materi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Aspek yang Dinilai Tujuan dan indikator pembelajaran dinyatakan secara jelas Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan indikator kompetensi Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan indikator kompetensi Kesesuaian keterpaduan KD 1.4 (Sistem Pencernaan) dan KD 1.6 (Sistem Peredaran Darah) Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan rumusan indikator Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran Keluasan dan kedalaman isi materi yang disajikan sesuai dengan indikator kompetensi Kejelasan materi yang disajikan Ketepatan judul bab dengan isi materi Kebenaran substansi materi Kebenaran teori dan konsep dalam bidang keilmuan Kesesuaian gambar dengan isi materi Ketepatan gambar dalam memperjelas materi Pengorganisasian materi menggambarkan satuan materi yang utuh dan saling terpadu Materi tersusun secara sistematis Pembelajaran memiliki kesesuaian dengan kebutuhan siswa kelas VIII SMP Tugas worksheet yang diberikan relevan dengan cakupan materi Soal evaluasi relevan dengan cakupan materi Tingkat kesulitan soal relevan dengan kemampuan siswa SMP Kelas VIII Jumlah Rata-rata Rata-rata (%) 100 100 Kriteria Valid Valid 100 Valid 100 Valid 100 Valid 100 Valid 100 Valid 100 100 100 100 100 100 100 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 100 100 Valid Valid 100 Valid 100 100 Valid Valid 1900 100 Valid Berdasarkan hasil validasi modul oleh ahli pendidikan dan penerapan lapangan, secara umum modul pembelajaran IPA terpadu dengan tema peredaran sari makanan untuk guru sudah termasuk dalam kategori valid dengan prosentase 88,31%, sedangkan untuk modul pembelajaran IPA terpadu untuk siswa termasuk dalam kategori valid dengan prosentase 85,98%. Validasi modul oleh ahli materi menunjukkan bahwa materi keterpaduan antara sistem pencernaan dan peredaran sari makanan ini menunjukkan hasil yang valid dengan presentase 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa materi keterpaduan dalam modul tersebut sudah sesuai untuk siswa kelas VII SMP SBI. 10 Meskipun secara menyeluruh komponen modul pembelajaran IPA terpadu untuk guru dan siswa ini tergolong valid, namun tetap perlu dilakukan perbaikan pada beberapa komponen berdasarkan saran dan komentar dari ahli pendidikan, ahli penerapan lapangan, ahli materi dan juga penilaian dari pengguna modul yang dalam hal ini adalah siswa kelas VIII UM Lab School. Komentar dan saran dari validator serta dari pengguna modul pembelajaran IPA terpadu (siswa) selanjutnya akan menjadi pertimbangan dalam perbaikan dan revisi produk akhir hasil pengembangan. Tabel 4 Komentar dan Saran Validator Ahli Pendidikan dan Ahli Lapangan untuk Modul Guru Aspek yang Dinilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Komentar dan Saran Ganti gambar cover dengan gambar yang berhubungan Cover dengan materi/bahasan Gambar sampul worksheet tidak sesuai dengan bahasan Perlu perbakan grammar Kata pengantar Perbaiki struktur kalimat sesuai dengan kaidah kalimat bahasa Inggris Urutan daftar isi apa sudah pas atau belum Daftar isi/tabel Ada judul daftar isi yang perlu diperbaiki Perlu diperbaiki bahasa dan grammarnya Panduan penggunaan modul Cari contoh Panduan yang dalam bahasa Inggris asli Perbaiki struktur kalimat Pendahuluan Lihat contoh asli yang ditulis dalam bahasa Inggris Kompetensi Perbaiki bahasa dan grammar dalam penulisannya Perlu diujicoba dulu Alokasi waktu Alokasi waktu disesuaikan dengan JP Silabus Perbaiki grammar RPP Waktu disesuaikan dengan JP Tabel 5 Komentar dan Saran Validator Ahli Pendidikan dan Ahli Lapangan untuk Modul Siswa Aspek yang Dinilai 1. Cover 2. 3. Kata pengantar Panduan penggunaan modul 4. Kegiatan belajar siswa (worksheet) 5. Gambar Komentar dan Saran Gambar kurang menarik karena tidak sesuai dengan yang dibahas Cover worksheet disesuaikan dengan bahasan Perbaiki grammar Susunan kalimat diperjelas Pertanyaan kurang konstruktivis di bagian awal pembelajaran Beri tambahan angka/huruf Berdasarkan saran dan komentar dari ahli pendidikan dapat diketahui bahwa pemilihan kata, susunan kalimat dan grammar yang digunakan dalam modul guru dan 11 modul siswa masih perlu diperbaiki. Begitu juga saran dan komentar dari siswa tentang bahasa yang digunakan terutama pada evaluation sheet. Bahasa yang digunakan banyak terdapat istilah biologi sehingga siswa sulit menangkap maksud dari soal yang disajikan. Namun, secara keseluruhan kegiatan siswa dalam modul ini sudah dapat membantu siswa memahami materi yang disajikan. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi banyak hal yang masih perlu diperbaiki, diantaranya: uraian materi jangan terlalu luas dan terlalu dalam, sederhanakan materi agar bisa dengan mudah dipahami oleh siswa, Penjelasan materi langsung dibuat proses peredaran sari makanan dengan sederhana, tidak perlu dibuat perbagian organ, fungsi, proses, dan kelainan/gangguan, Penjelasan proses pencernaan makanan dikaitkan dengan peredaran sari makanan melalui pembuluh darah di vili usus halus, prosesnya jangan dipisah sendiri-sendiri antar sistem pencernaan dan peredaran darah karena keterpaduan konsep materi menjadi tidak begitu jelas serta Gambar-gambar dari sumber online harus jelas dan tidak terlalu banyak keterangan bagiannya, usahakan memakai sumber dari textbook atau ebook yang relevan dengan materi yang diuraikan, gambar lebih dari satu beri kode A, B, C, dst.. Setelah dilakukan revisi terhadap komentar dan saran dari ahli materi, didapatkan hasil yang sangat valid dan sudah sesuai keterpaduannya dengan level kognitif siswa SMP SBI. Penggunaan bahasa dan struktur kalimat dalam modul ini menurut ahli pendidikan dan ahli penerapan lapangan perlu dilakukan revisi. Saran dan komentar dari validator dan penilaian dari siswa digunakan sebagai acuan dalam merevisi produk demi tercapainya kesempurnaan modul pembelajaran IPA terpadu yang dikembangkan. Setelah dilakukan validasi, selanjutnya dilakukan tahap revisi modul pembelajaran IPA terpadu berdasarkan saran dan komentar validator. Setelah itu dilakukan uji coba di kelas VIII UM Lab School dengan subjek penelitian berjumlah 6 orang. Proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang yaitu sebanyak tiga kali pertemuan. Berikut ini hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor siswa setelah dilakukan ujicoba kelas riil (nyata) sebanyak tiga kali pertemuan. 12 Tabel 6 Ringkasan Data Nilai Kognitif Siswa No 1 2 3 4 5 6 Nama A B C D E F Jumlah Rerata Worksheet Unit 1 80 80 85 81 90 91 Worksheet Unit 2 83 81 80 81 90 90 Worksheet Unit 3 80 80 80 80 85 80 Evaluation sheet 84 88 80 84 92 88 Rerata 81,75 82,25 81,25 81,50 89,25 87,25 503,25 83,88 Berdasarkan data di atas, persentase siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebesar 100% dengan rata-rata nilai kelas yaitu 83,88. Kriteria ketuntasan minimal siswa yang diterapkan di UM Lab School adalah ≥ 80. Bila nilai worksheet yang diperoleh siswa <80, maka siswa mengulang kembali materi dalam worksheet dengan menggunakan bantuan materi dalam modul dan sumber pustaka lain yang mendukung. Bila nilai worksheet siswa ≥80, siswa dapat mengerjakan worksheet selanjutnya. Pada akhir pembelajaran, apabila siswa sudah mengerjakan semua worksheet dan tuntas secara keseluruhan maka siswa diperbolehkan meminta evaluation sheet kepada guru. Hasil belajar afektif siswa dilihat dari hasil tes sikap skala Likert. Tes sikap ini diberikan setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Berdasarkan data hasil skor tes sikap, diketahui bahwa siswa menunjukkan kriteria sikap baik dengan ratarata sebesar 74,28 dengan kriteria A. Tabel 7 Ringkasan Data Hasil Angket Sikap/Afektif Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama A B C D E F Rata-rata Total Skor Afektif Kriteria 71,42 87,14 65,71 81,42 85,71 54,28 74,28 B A B A A C A 13 Hasil data afektif siswa yang diperoleh berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan modul pembelajaran IPA terpadu dapat meningkatkan sikap/minat siswa. Rata-rata nilai sikap siswa yaitu sebesar 74,28%. Setelah dilakukan ujicoba, komentar dan saran siswa terhadap modul pembelajaran IPA terpadu berbahasa Inggris ini yaitu banyak bahasa/istilah Biologi sehingga siswa kesulitan untuk memulai mengerjakan modul, namun demikian pembelajaran menggunakan modul IPA tepadu berbahasa Inggris ini menurut siswa menantang untuk dipelajari. Nilai psikomotor siswa diperoleh dari kegiatan observasi pada pertemuan pertama. Rata-rata siswa memperoleh nilai psikomotor sebesar 87,50. Nilai psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Ringkasan Data Nilai Psikomotorik Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama A B C D E F Jumlah Rata-rata A 3 3 3 3 3 3 Skor siswa B C 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 D 2 2 2 3 3 3 Total skor 83,33 83,33 83,33 91,67 91,67 91,67 525 87,50 PEMBAHASAN Produk akhir dari penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA terpadu dengan tema peredaran sari makanan. Pembuatan modul pembelajaran IPA terpadu ini didasarkan pada hasil observasi kelas dan wawancara guru Biologi SBI di UM Lab School yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA belum dilakukan secara terpadu dan bahan ajar yang sesuai dengan siswa belum ada dan yang ada hanyalah penggalan-penggalan worksheet. Pembelajaran IPA secara terpadu seperti pada materi sistem pencernaan dan sistem peredaran daurah dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap kedua materi yang dianggap sulit tersebut. Dengan adanya pembelajaran IPA terpadu, 14 materi yang saling berhubungan dalam suatu bidang kajian dibahas secara terpadu sehingga tidak terkesan terpisah-pisah antar sistem dalam tubuh manusia karena pada dasarnay memang saling berhubungan satu sama lain. Dengan modul pembelajaran IPA terpadu ini materi yang saling berhubungan dibahas saling terkait sehingga dapat lebih bermakna. Dengan adanya modul pembelajaran IPA terpadu berbahasa Inggris, siswa maupun guru dapat lebih mudah memahami materi IPA terpadu sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Modul pembelajaran IPA terpadu dengan tema peredaran sari makanan ini telah melalui proses validasi dari ahli materi, ahli pendidikan, dan ahli penerapan lapangan. Berdasarkan hasil validasi dari ahli materi diperoleh nilai sebesar 100%. Artinya uraian materi penyusun modul pembelajaran ini termasuk kriteria valid. Sedangkan berdasarkan hasil validasi dari ahli pendidikan dan ahli penerapan lapangan, modul untuk guru memperoleh prosentase kevalidan sebesar 88,31% yang termasuk dalam kriteria valid dan untuk modul siswa mendapatkan prosentase kevalidan sebesar 85,98% dengan kriteria valid. Sebelumnya juga pernah dilakukan pengembangan modul oleh Kumalasari (2011). Validasi modul sebagai hasil pengembangan bahan ajar menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan tersebut memperoleh kriteria sangat valid pada modul guru sebesar 88,04% dan modul siswa sebesar 87,6%. Selain itu, pengembangan modul tentang keterpaduan IPA juga pernah dilakukan oleh Setyorini (2009). Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan guru terhadap modul tersebut memperoleh nilai 78,14349%; 60,7153%; dan 88,93%. Data menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan bersifat valid dan tidak perlu direvisi. Uji terapan dengan responden siswa kelas IX MTs Hidayatul Mubtadi’in Malang mendapatkan nilai 85,46%. Revisi produk dilakukan atas dasar penilaian, saran dan komentar dari validator ahli dan dari penilaian pengguna produk yaitu siswa itu sendiri. Produk yang telah valid kemudian diujicobakan di kelas VIII UM Lab School. Revisi yang dilakukan setelah uji coba menghasilkan produk yang sudah jadi dan valid. Komponen dari modul pembelajaran IPA terpadu untuk guru terdiri dari: halaman 15 sampul (cover), kata pengantar, daftar isi, panduan penggunaan modul guru, pendahuluan (introduction), kompetensi, materi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), soal evaluasi beserta kisi-kisi soal, lembar penilaian beserta kunci jawabannya. Sedangkan komponen penyusun modul pembelajaran IPA terpadu untuk siswa tidak jauh beda dengan modul guru. Komponen penyusun modul siswa terdiri dari: halaman sampul (cover), kata pengantar, daftar isi, panduan penggunaan modul, kompetensi, uraian materi, glosarium, kegaitan belajar siswa (worksheet), evaluation sheet, beserta kunci jawaban worksheet. Banyak sekali kelebihan modul dalam pembelajaran. Adapun kelebihan pembelajaran dengan modul menurut Widiyastutik (2008) antara lain: memberikan umpan balik (feed back) secara langsung, segera setelah siswa menyelesaikan sebuah modul sehingga siswa mengetahui sesegera mungkin tingkat taraf penguasaannya terhadap suatu modul; penguasaan tuntas (mastery learning) yang merupakan suatu standar penguasaan minimal yang akan menentukan diperbolehkan atau tidaknya seorang siswa melanjutkan ke modul berikutnya; modul memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik, artinya dalam modul telah disusun suatu tujuan yang jelas yang akan dicapai siswa sehingga siswa akan lebih terarah pembelajarannya; pembelajaran dengan modul merupakan suatu bentuk dari pengajaran individual yang sangat menghargai perbedaan individu. Setiap siswa memiliki cara belajar, tingkat kecerdasan dan kecepatan yang berbeda sehingga setiap siswa memiliki kesempatan untuk menyelesaikan studinya dengan waktu yang lebih pendek; mengurangi rasa persaingan karena setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatan hasil yang maksimal; adanya program remidial yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki hasil belajaranya dan lebih mendalami materi yang dicapai dalam sebuah modul; serta memberikan rasa kepuasan kepada siswa karena mereka mampu menemukan kesalahan dan kekurangannya sendiri melalui evaluasi yang telah ditetapkan. Keunggulan dari produk yang dikembangkan ini merupakan bahan ajar berupa modul yang di dalamnya berisi materi yang memadukan materi pencernaan dengan sistem peredaran darah. Selain itu, produk ini dirancang dengan menggunakan bahasa 16 Inggris karena modul pembelajaran IPA terpadu ini ditujukan kepada siswa SBI. Modul pembelajaran IPA terpadu ini telah diujicobakan di kelas nyata yaitu kelas VIII UM Lab School dan terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan memadukan keterkaitan materi sistem pencernaan dan sistem peredaran darah yang disajikan dalam modul pembelajan ini memudahkan siswa dalam menguasai konsep keterkaitan antara fisiologi tubuh manusia yang saling terkait. Tanpa adanya pemaduan sistem organ maka pemahaman tentang fungsional tubuh secara menyeluruh kurang bermakna. Pokok-pokok bahasan lain yang penting diketahui oleh siswa namun tidak termuat dalam modul ini bisa dijadikan sebagai bahan pengayaan di akhir materi. Pada umumnya siswa SMP SBI menggunakan buku ajar Biologi Cambridge IGCSE, namun pada sekolah tempat ujicoba digunakan buku Cambridge Secondary Lower yang susah didapatkan di lapangan. Modul IPA terpadu dengan tema peredaran sari makanan ini dikembangkan untuk mengatasi ketidaktersediaan modul berbahasa Inggris yang menggabungkan kurikulum KTSP dan kurikulum Cambridge IGCSE. KESIMPULAN Hasil validasi produk menunjukkan kriteria valid dari segi pendidikan dan penerapan lapangan dengan skor 88,31% untuk modul guru dan skor 85,98% untuk modul siswa, begitu pula dari segi materi menunjukkan kriteria yang valid dengan skor 100%. Berdasarkan data uji coba, rerata nilai kognitif siswa secara klasikal adalah 83,88; rerata nilai hasil belajar afektif siswa secara klasikal adalah 74,28 dengan kriteria A (sangat baik); dan rerata hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal adalah 87,50. Pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran IPA terpadu dapat mengefisiensikan waktu pembelajaran dan membuat pembelajaran lebih bermakna. 17 DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik pEdisi Revisi VI. Yogyakarta: Rineka Cipta. BSNP. 2006. Standar Isi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Forgaty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. Pallatine Illionis: IRI/Skylight Publising Inc. Ismail, T. 2007. Pengembangan Modul Ekosistem untuk Pembelajaran Sains di SMP kelas VII dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) yang Berorientasikan Konstruktivisme. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Kumalasari, Dewi. 2011. Pengembangan Modul Biologi Sistem Reproduksi Manusia Model Siklus Belajar (Learning Cycle) 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universtas Negeri Malang. Setyorini, O. 2009. Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Model Direct Instruction melalui Teknik QUEST (Questions that Stimulate Thinking) untuk Siswa SMP/MTs dengan Tema Benda Optik. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Thiagarajan, et al.,1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana University Widiyastutik, Sischa. 2008. Studi Tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Modul SD Labratoium Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.