analisis kenyamanan termal penggunaan material

advertisement
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PENGGUNAAN MATERIAL
MODERN PADA RUMAH BADUY DALAM DENGAN TEKNIK
COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC
SKRIPSI
RENDY PRAYOGI
F44080013
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ANALYSIS OF THERMAL COMFORT USING MODERN BUILDING MATERIAL
IN BADUY DALAM HOUSE WITH COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC
Rendy Prayogi1, Meiske Widyarti2
1
Department of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor
Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia.
ABSTRACT
Eco-house is the applying of an ecological design on building. In Indonesia, Baduy Dalam
community are examples of people who still have and perform local knowledge in their lifestyle
including implementing ecological design in their homes. In this research, has been performed an
analysis of thermal comfort in Baduy Dalam homes. The analysis had been performed by using three
combinations of roof, wall and floor materials in Baduy Dalam’s house which are ceramic- brickceramic; concrete-brick- ceramic and asbestos cement-brick-ceramic. The analysis performed by a
simulation techniques using a computer program Computational Fluid Dynamic (Solidworks 2011) to
get a distribution model of air temperature, air movement, and relative humidity(RH) in the building.
The input of environmental data such as temperature, RH, solar radiation, and wind speed used a 13
November 2010’s datas. The simulations carried out at 11:00, 13:00, 15:00, 19:00, 21:00, and 23:00.
The simulation results of the most unsatisfied thermal comfort conditions using a combination 1
materials are; temperature 55.52°C, RH 20.71%, air flow 0.064 m/s, combination 2 are temperature
59.58°C, RH 17.10%, air flow 0.085 m/s, and combination 3 are; temperature 50.56°C, RH 24.14%,
and air flow 0.065 m/s. The simulation results show that the worst conditions are combination 2
(concrete roof, brick walls and cement floor). The highest temperature is 59.58 ° C at 13:00.
Modifications is made to the worst house condition by adding vents on the Baduy Dalam house and
the results are temperature was -22.07°C lower at Imah and -22.24°C lower at Tepas.
Keyword: Baduy Dalam house, building materials, Eco-house modern, Simulation.
Rendy Prayogi. F44080013. 2012. Analisis Kenyamanan Termal Penggunaan Material Modern
Pada Rumah Baduy Dalam Dengan Teknik Computational Fluid Dynamic. Di bawah bimbingan
Meiske Widyarti.
RINGKASAN
Penerapan desain ekologis pada hunian bagi manusia disebut dengan Ecological House (Ecohouse). Di Indonesia rumah masyarakat Baduy Dalam merupakan satu contoh masyarakat yang
memiliki kearifan lokal dan desain ekologis. Desain rumah Baduy Dalam dengan material yang
digunakan menjamin terjadinya pergerakan udara agar pertukaran udara bersih terus berlangsung. Hal
ini juga berdampak pada terjaganya suhu ruangan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kenyamanan
termal rumah Baduy Dalam yang menggunakan material bangunan modern. Penelitian dilakukan
menggunakan teknik Computational Fluid Dynamics (CFD) yang memodelkan pola pergerakan dan
distribusi suhu udara di dalam bangunan. Simulasi pola aliran udara, RH, dan distribusi suhu udara
dibuat menggunakan program Solidworks 2011 dengan data masukan berupa data kondisi lingkungan
seperti suhu, radiasi matahari, kelembaban relatif, dan kecepatan angin pada tanggal 13 November
2009. Simulasi dilakukan pada denah rumah Baduy Dalam dengan menggunakan 3 kombinasi
material modern yaitu kombinasi 1 berupa atap keramik, dinding bata, dan lantai semen, kombinasi 2
berupa atap beton, dinding bata, dan lantai semen, serta kombinasi 3 berupa atap asbes, dinding bata,
dan lantai semen.
Simulasi di dalam rumah menggunakan kombinasi material yang berbeda mendapatkan
perbedaan pada kondisi pengudaraannya antara lain suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban
relatif. Simulasi dilakukan pada saat kondisi udara terpanas yaitu jam 11:00, 13:00, 15:00 serta pada
saat malam hari yaitu jam 19:00, 21:00, dan 23:00. Pada penelitian ini nilai pengudaraan hasil
simulasi diambil pada 3 titik berbeda di dalam rumah yaitu di dekat atap, di ruang Imah dan Tepas
dengan jarak 1 m dari lantai.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa kombinasi material 1, 2, dan 3 memiliki kondisi nilai
pengudaraan yang tinggi pada siang hari. Hasil simulasi suhu, RH, dan kecepatan udara tertinggi
ketiga kombinasi material adalah suhu 52°C, RH 20.71%, kecepatan aliran 0.064 m/s untuk kombinasi
1, kombinasi 2 diperoleh suhu 59.58°C, RH 17.10%, kecepatan aliran 0.085 m/s, dan 50.56°C, RH
24.14%, kecepatan aliran 0.065 m/s untuk kombinasi 3, sedangkan pada malam hari suhu udara
berkisar antara 23°C-24°C, RH 90%-95%, dan kecepatan aliran udara 0.004 m/s - 0.02 m/s untuk
semua kombinasi material. Kondisi pengudaraan tertinggi di dalam rumah diperoleh pada material
kombinasi 2. Suhu tertinggi diperoleh pada jam 13:00 sebesar 59.58°C dengan RH 17.10%.
Modifikasi denah rumah Baduy Dalam dilakukan pada material modern kombinasi 2 karena
hasil simulasi suhu yang lebih tinggi dari material kombinasi lainnya. Modifikasi berupa penambahan
ventilasi pada bagian depan, belakang, serta samping kanan dan kiri rumah. Hasil simulasi suhu
sebesar 37.51°C di Imah dan 36.61°C di Tepas. Penurunan suhu terjadi cukup signifikan dengan
sebelum modifikasi yaitu turun 22.07°C di Imah dan 22.24°C di Tepas. Hasil setelah modifikasi lebih
baik dari sebelum modifikasi namun masih berada diatas suhu normal ruangan.
ANALISIS KENYAMANAN TERMAL PENGGUNAAN MATERIAL
MODERN PADA RUMAH BADUY DALAM DENGAN TEKNIK
COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNIK
Pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
RENDY PRAYOGI
F44080013
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul Skripsi
: Analisis Kenyamanan Termal Penggunaan Material Modern Pada Rumah Baduy
Dalam Dengan Teknik Computational Fluid Dynamic
Nama
: Rendy Prayogi
NIM
: F44080013
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng
NIP. 19520209 198903 2 001
Mengetahui:
Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, M.Sc
NIP. 19561025 198003 1 003
Tanggal lulus:
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Analisis
Kenyamanan Termal Penggunaan Material Modern Pada Rumah Baduy Dalam Dengan
Teknik Computational Fluid Dynamic adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen
Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
ini.
Bogor, November 2012
Yang membuat pernyataan
Rendy Prayogi
F44080013
© Hak cipta milik Rendy Prayogi, tahun 2012
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan meperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak,
fotocopi, microfilm, dan sebagainya.
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 19 Oktober 1990 dari
pasangan Bapak Mat Rohim dan Ibu Martini. Penulis
melaksanakan pendidikannya dari SD Negeri 1 Sukarame
Bandar Lampung dilanjutkan ke SMP Negeri 4 Prabumulih dan
kemudian ke SMA Negeri 2 Prabumulih. Penulis diterima di IPB
melalui jalur USMI tahun 2008 dan masuk Departemen Teknik
Sipil dan Lingkungan IPB angkatan 45 dibagian Teknik Struktur
dan Infrastruktur. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis telah
mengikuti organisasi kampus serta berbagai kepanitian untuk
menambah pengalaman, baik yang menunjang pendidikan dan
keprofesian maupun yang memperkaya pengalaman terutama softskill yang tidak didapatkan di
bangku perkuliahan. Diantaranya adalah Staf Depertemen Keprofesian HIMATESIL 2010, Staf
Departemen Pengembangan Sumber Daya SIL HIMATESIL 2011. Dan beberapa kepanitian,
diantaranya Panitia Pemilihan Raya KM IPB 2008 dan Panitia SIL EXPO 2011. Penulis juga berhasil
memperoleh prestasi selama menjadi mahasiswa IPB baik akademik dan non akademik, diantaranya
penerima beasiswa Coca-Cola Foundation tahun 2012, Peserta Lomba Eco-house Design Competition
II di UGM 2011. Penulis melaksanakan Praktik Lapang di CV. Gupeta Wira Utama dan berhasil
menyelesaikan laporan praktik lapangannya dengan judul “Mempelajari Manajemen Proyek CV.
Gupeta Wira Utama Pada Proyek Pelebaran Jalan Bukit Kemuning-Padang Tambak” dan pada
tahap terakhir strata 1, penulis dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan judul “Analisis
Kenyamanan Termal Penggunaan Material Modern Pada Rumah Baduy Dalam Dengan
Teknik Computational Fluid Dynamic” untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di bawah
bimbingan Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng.
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan
iman sehingga bisa mengotimalkan potensi-potensi yang telah Allah berikan. Skripsi yang berjudul
Analisis Kenyamanan Termal Penggunaan Material Modern Pada Rumah Baduy Dalam Dengan
Teknik Computational Fluid Dynamic dapat diselesaikan karena nikmat Allah berupa akal untuk
berfikir, ilmu yang bermanfaat, serta hati yang tergerak untuk melakukan hal yang bermanfaat.
Sholawat serta salam saya tujukan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya,
hingga umatnya hingga akhir zaman, dan semoga kita bisa mengikuti sunah beliau sehingga selamat
dunia akhirat.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan karena dukungan dan doa dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Orang tua tercinta, Bapak Mat Rohim dan Ibu Martini, Ibu Ria Sukma serta adik-adik saya
Riyan Prayoga, Reza Agustian, M. Yuzril Rori, dan M. Mahardika Putra Rori. Semoga Allah
membalas kebaikan serta doa-doa kalian.
Ibu Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng selaku dosen pembimbing tugas akhir. Terima kasih atas
kesabaran serta ilmu yang diberikan, semoga Allah mencatatnya sebagai amalan kebaikan.
Bapak Dr. Satyanto K Saptomo, S.TP, M.Si dan Sutoyo, S.TP, M.Si selaku dosen penguji
pada ujian skripsi. Semoga saya bisa segera memperbaiki tulisan ini dari masukan yang
bapak berikan.
Teman seperjuangan satu bimbingan Oki, Bayu, dan Agus. Terima kasih kerjasama dan
dukungannya.
Sahabat-sahabat satu perjuangan SIL’45. Semoga kita tetap istiqomah menggapai ridho Ilahi.
Tetap berjuang dan terus berkarya. SIL WOW
Teman-teman IKAMUSI dan KIB. Terima kasih.
Seluruh staf Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB yang telah banyak membantu
baik selama perkuliahan maupun selama penelitian.
Penulis meminta maaf karena menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal karena keterbatasan penulis. Penulis
berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat.
Bogor, November 2012
Rendy Prayogi
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1
1. 2 Tujuan ................................................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................... 3
2.1 Rumah Masyarakat Baduy ...................................................................................................... 3
2.2 Eco-house ............................................................................................................................... 3
2.3 Kenyamanan Termal Dalam Ruangan ..................................................................................... 3
2.4 Suhu Udara ............................................................................................................................. 4
2.5 Aliran Udara ........................................................................................................................... 4
2.6 Radiasi Matahari ..................................................................................................................... 6
2.7 Perpindahan Panas .................................................................................................................. 6
2.8 Ventilasi ................................................................................................................................. 7
2.9 Kelembaban Relatif Udara ...................................................................................................... 8
2.10 Computational Fluid Dynamic (CFD) .................................................................................... 8
2.11 Solidworks 2011 ................................................................................................................. 11
III. METODOLOGI ........................................................................................................................ 12
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................................................................... 12
3.2 Alat Dan Bahan .................................................................................................................... 12
3.3 Tahapan Penelitian ................................................................................................................ 12
3.3.1. Penggambaran geometri rumah Baduy Dalam ......................................................... 13
3.3.2. Input data lingkungan dan data yang diambil pada simulasi rumah Baduy Dalam
dengan material tradisional................................................................................... 13
iv
3.3.3. Material Bangunan .................................................................................................. 13
3.3.4 Simulasi CFD ........................................................................................................... 13
3.3.5 Hasil Simulasi .......................................................................................................... 19
3.3.6 Membandingkan Hasil Simulasi ................................................................................ 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................. 20
4.1 Iklim Lingkungan disekitar miniatur Rumah Baduy Dalam .................................................... 20
4.2 Penggambaran Geometri ....................................................................................................... 20
4.3 Hasil Simulasi....................................................................................................................... 21
4.3.1 Hasil simulasi kombinasi 1........................................................................................ 21
4.3.2 Hasil Simulasi Kombinasi 2 ...................................................................................... 29
4.3.3 Hasil Simulasi Kombinasi 3 ...................................................................................... 37
4.4 Perbandingan Hasil Simulasi dengan Simulasi Material Tradisional ....................................... 44
4.5 Modifikasi dan Simulasi Rumah Baduy Dalam Material Kombinasi 2.................................... 46
V. PENUTUP ................................................................................................................................. 49
5.1 KESIMPULAN .................................................................................................................... 49
5.2 SARAN ................................................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 50
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 51
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Arah aliran udara yang melewati bangunan (Boutet, 1987) ............................................... 5
Gambar 2. Gerakan udara pada beberapa bentuk bangunan ................................................................ 5
Gambar 3. Diagram alir penelitian................................................................................................... 12
Gambar 4. Tipe analisis dan input nilai radiasi untuk kasus kombinasi 1. ......................................... 15
Gambar 5. Tipe analisis dan input fluida untuk kasus kombinasi 1. .................................................. 16
Gambar 6. Pengaturan material padat untuk kasus kombinasi 1 ........................................................ 16
Gambar 7. Kondisi dinding pada kasus kombinasi 1 ........................................................................ 17
Gambar 8. Kondisi lingkungan untuk kasus kombinasi 1 ................................................................. 17
Gambar 9. Titik-titik pengambilan data iklim hasil simulasi............................................................. 19
Gambar 10. Tampak piktorial domain dan geometri rumah Baduy Dalam ........................................ 21
Gambar 11. Tampak depan distribusi suhu udara jam 11:00 ............................................................. 21
Gambar 12. Tampak depan kontur dan vektor kecepatan aliran udara jam 11:00 .............................. 21
Gambar 13. Tampak atas kontur dan vektor kecepatan aliran udara jam 11:00 ................................. 22
Gambar 14. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 11:00 ........................................... 22
Gambar 15. Tampak depan distribusi suhu udara jam 13:00 ............................................................. 22
Gambar 16. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara jam 13:00................................................ 23
Gambar 17. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara jam 13:00 ................................................... 23
Gambar 18. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 13:00 ........................................... 23
Gambar 19. Tampak depan distribusi suhu udara jam 15:00 ............................................................. 24
Gambar 20. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara jam 15:00................................................ 24
Gambar 21. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara jam 15:00 ................................................... 25
Gambar 22. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 15:00 ........................................... 25
Gambar 23. Tampak depan distribusi suhu udara jam 19:00 ............................................................. 25
Gambar 24. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara jam 19:00................................................ 26
Gambar 25. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara jam 19:00 ................................................... 26
Gambar 26. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 19:00 ........................................... 26
Gambar 27. Tampak depan distribusi suhu udara jam 21:00 ............................................................. 27
Gambar 28. Vektor kecepatan aliran udara jam 21:00 ...................................................................... 27
Gambar 29. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 21:00 ........................................... 27
Gambar 30. Tampak depan distribusi suhu udara jam 23:00 ............................................................. 27
Gambar 31. Vektor kecepatan aliran udara jam 23:00 ...................................................................... 28
Gambar 32. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 23:00 ........................................... 28
Gambar 33. Grafik simulasi suhu dan RH material kombinasi 1 ....................................................... 29
Gambar 34. Grafik kecepatan aliran udara hasil simulasi kombinasi 1 .............................................. 29
vi
Gambar 35. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 pada jam 11:00 .......................................... 30
Gambar 36. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 11:00 .............. 30
Gambar 37. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 11:00 .................. 30
Gambar 38. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 2 jam 11:00 .......................................... 30
Gambar 39. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 13:00 .................................................. 31
Gambar 40. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 13:00 ................. 31
Gambar 41. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 13:00 .................. 31
Gambar 42. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 13:00 ........................................... 32
Gambar 43. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 15:00 .................................................. 32
Gambar 44. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 15:00 .............. 32
Gambar 45. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 15:00 ........................................... 33
Gambar 46. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 19:00 .................................................. 33
Gambar 47. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 19:00 ..................................... 33
Gambar 48. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 19:00 ........................................... 34
Gambar 49. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 21:00 .................................................. 34
Gambar 50. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 21:00 ..................................... 34
Gambar 51. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 21:00 ........................................... 35
Gambar 52. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 23:00 .................................................. 35
Gambar 53. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 23:00 ..................................... 35
Gambar 54. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 23:00 ........................................... 35
Gambar 55. Grafik simulasi suhu dan RH material kombinasi 2 ....................................................... 36
Gambar 56. Grafik simulasi aliran udara material kombinasi 2 ........................................................ 36
Gambar 57. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 11:00 .................................................. 37
Gambar 58. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 11:00 .............. 37
Gambar 59. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 11:00 .......................................... 37
Gambar 60. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 13:00 .................................................. 38
Gambar 61. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 13:00 .............. 38
Gambar 62. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 13:00 .................. 38
Gambar 63. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 13:00 .......................................... 39
Gambar 64. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 15:00 .................................................. 39
Gambar 65. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 15:00 .............. 39
Gambar 66. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 15:00 .......................................... 40
Gambar 67. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 19:00 .................................................. 40
Gambar 68. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 19:00 ..................................... 40
Gambar 69. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 19:00 .......................................... 41
Gambar 70. Suhu udara hasil simulasi kombinasi 3 jam 21:00 ......................................................... 41
Gambar 71. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 21:00 ..................................... 41
Gambar 72. Kontur kelembaban relatif kombinasi simulasi 3 jam 21:00 .......................................... 42
Gambar 73. Suhu udara hasil simulasi kombinasi 3 jam 23:00 ......................................................... 42
vii
Gambar 74. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 23:00 ..................................... 42
Gambar 75. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 23:00 .......................................... 42
Gambar 76. Grafik hasil simulasi suhu dan RH material kombinasi 3............................................... 43
Gambar 77. Grafik hasil simulasi aliran udara material kombinasi 3 ................................................ 43
Gambar 78. Grafik perbandingan suhu udara rumah Baduy Dalam material tradisional dan modern . 44
Gambar 79. Grafik perbandingan aliran udara rumah Baduy Dalam material tradisional dan modern45
Gambar 80. Grafik perbandingan RH antara rumah Baduy Dalam material tradisional dan modern .. 46
Gambar 81. Denah modifikasi rumah Baduy Dalam dengan penambahan ventilasi........................... 46
Gambar 82. Hasil simulasi distribusi suhu udara rumah modifikasi .................................................. 47
Gambar 83. Hasil simulasi vektor kecepatan udara rumah modifikasi .............................................. 47
Gambar 84. Hasil simulasi RH rumah modifikasi ............................................................................ 47
Gambar 85. Grafik perbandingan suhu dan RH rumah modifikasi .................................................... 48
Gambar 86. Grafik perbandingan kondisi aliran udara rumah modifikasi .......................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil penelitian batas-batas kenyamanan dinyatakan dalam temperatur efektif ...................... 4
Tabel 2. Contoh input kondisi awal dan kondisi batas simulasi pada siang hari................................. 14
Tabel 3. Data material rumah yang dimasukkan ke Engineering Database Solidworks ..................... 18
Tabel 4. Koordinat titik pengukuran hasil simulasi kondisi pengudaraan .......................................... 19
Tabel 5. Dimensi ventilasi rumah Baduy Dalam modifikasi ............................................................. 19
Tabel 6. Data kondisi lingkungan penelitian sebagai data masukkan simulasi ................................... 20
Tabel 7. Hasil simulasi iklim mikro rumah Baduy Dalam kombinasi 1 ............................................. 28
Tabel 8. Hasil simulasi kondisi pengudaraan material kombinasi 2 .................................................. 36
Tabel 9. Hasil Simulasi kondisi pengudaraan material kombinasi 3 .................................................. 43
Tabel 10. Hasil simulasi kondisi pengudaraan rumah Baduy Dalam material tradisional ................... 44
Tabel 11. Perbandingan hasil simulasi rumah sebelum dan setelah modifikasi .................................. 47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data kondisi iklim lingkungan penelitian tanggal 13 November 2009. .......................... 52
Lampiran 2. Tampak depan denah rumah Baduy Dalam. ................................................................. 53
Lampiran 3. Tampak samping denah rumah Baduy Dalam............................................................... 54
x
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan pembangunan begitu pesat, hal ini dapat dilihat dari pembangunan
gedung bertingkat yang meningkat jumlahnya dengan pesat di berbagai belahan dunia termasuk di
Indonesia. Sangat disayangkan banyaknya pembangunan sekarang ini tanpa disertai dengan
pengetahuan mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
Penggunaan sumber daya alam yang sedemikian besar karena pola pembangunan dan
penggunaan material saat ini dari masyarakat, dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas
lingkungan jika kondisi ini terus berlangsung. Maka dari itu harus dimulai suatu pembangunan yang
ekonomis, efisien, dan efektif serta berwawasan lingkungan. Setiap aktifitas manusia harus
terintegrasi dengan alam, dimana pembangunan yang dilakukan mendukung kesehatan manusia serta
menjaga kelestarian alam. Masyarakat harus mengutamakan gaya hidup yang berdampak rendah
terhadap lingkungan, dengan cara antara lain membuat bangunan ekologis, produksi organik, dan
penggunaan energi alternatif. Desain bangunan yang harus dilakukan ialah desain ekologis dan
mengutamakan kehidupan yang harmoni dengan semua ekosistem yang ada di bumi. Penerapan
desain ekologis pada rumah hunian bagi manusia disebut dengan Ecological House (Eco-house). Ecohouse merupakan sistem membangun rumah yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan
sumber daya seperti mengurangi biaya operasional dengan menggunakan material yang ada di daerah
tertentu dan jumlahnya banyak, kemudian mengurangi penggunaan energi dan air, dan mengelola
kualitas udara dalam bangunan agar kesehatan penghuninya terjaga.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai budaya dan adat-istiadat,
banyak warisan budaya yang ada di setiap daerah di Indonesia. Salah satunya adalah warisan berupa
rumah adat yaitu rumah tinggal bagi masyarakat asli, contohnya Rumah Kesepuhan dari Jawa Barat,
Rumah Limas dari Sumatera Selatan, Rumah Kebaya dari Jakarta, Rumah Gadang dari Sumatera
Barat dan lain-lain. Selain itu terdapat pula suku-suku di berbagai tempat di Indonesia yang juga
memiliki warisan budaya berupa rumah hunian seperti Suku Baduy Dalam. Masyarakat Baduy Dalam
merupakan suku asli Indonesia yang sejak berabad-abad silam hidup tanpa bantuan dari manapun.
Masyarakat Baduy Dalam dikenal dengan kearifan lokalnya yang mengutamakan konservasi dan gaya
hidup terintegrasi dengan alam. Hingga saat ini sebagian masyarakat Baduy Dalam masih tetap
mempertahankan adat dan budayanya. Rumah adat tersebut diduga kebanyakan telah memiliki konsep
desain ekologis seperti sirkulasi udara di dalam rumah juga material bangunannya dari material alami.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap rumah Baduy Dalam tentang rekonstruksi
konsep eco-house Baduy Dalam oleh Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng merupakan salah satu dosen
pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, IPB. Hasil penelitian yang berjudul Kajian dan
Rekonstruksi Konsep Eco-village dan Eco-house Pada Permukiman Baduy Dalam Berdasarkan
Community Sustainability Assesment dilakukan analisis aliran udara, suhu, dan kelembaban bangunan
rumah Baduy Dalam dengan hasil yang baik dan mendapatkan bahwa rumah Baduy Dalam berdesain
ekologis. Pada penelitian ini dilakukan analisis lanjutan tentang kenyamanan termal rumah Baduy
Dalam, lalu hasil penelitian ini akan dibandingkan dengan bangunan yang menggunakan material
tradisional.
Apabila tingkat kenyamanan pada rumah Baduy Dalam yang bermaterial modern lebih
rendah maka akan dilakukan modifikasi desain seperti penambahan ventilasi agar terjadi sirkulasi
udara yang baik di dalam ruangan. Metode yang digunakan untuk menganalisis dan memodelkan pola
1
pergerakan dan distribusi suhu udara di dalam bangunan adalah teknik Computational Fluid Dynamics
(CFD). Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah cabang ilmu dinamika fluida yang memberikan
nilai efektif untuk simulasi aliran-aliran nyata dengan menggunakan solusi numerik dari persamaan
yang terlibat (Sayma, 2009).
1. 2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan modifikasi material dinding dan atap pada denah rumah Baduy Dalam.
2. Melakukan analisis dinamika pola aliran udara, suhu, dan kelembaban rumah Baduy Dalam
yang menggunakan material modern dengan teknik simulasi CFD.
3. Melakukan analisis simulasi pola aliran udara, kelembaban relatif, dan distribusi suhu udara
di dalam rumah Baduy Dalam dengan kondisi pengudaraan terburuk setelah modifikasi
dengan menambahkan ventilasi.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Masyarakat Baduy
Rumah bagi masyarakat Baduy hanya berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat pada
malam hari atau ketika sakit ataupun saat ada keperluan yang mengharuskan mereka untuk tetap
tinggal. Rumah Baduy berupa panggung sederhana dari bahan kayu ringan dan bambu. Rumah pada
umumnya berukuran antara 3 m, 4,5 m, 6 m dan 9 m. Besar kecil ukuran rumah tergantung pada
kemampuan pemilik dan kesedian lahan (Widyarti, 2011).
Struktur bangunan rumah Baduy adalah sistem rangka yang terbuat dari kayu berupa balok
dan tiang persegi empat. Penutup dinding terbuat dari anyaman bambu, yang dibiarkan pada warna
dan karakter aslinya. Detail pengakhiran anyaman bambu untuk penutup dinding adalah bambu yang
dibelah. Konstruksi bangunan disambung dengan sistem ikatan, tumpuan, pasak, tumpuan berpaut,
dan sambungan berkait. Bahan bangunan yang dipergunakan untuk mengikat suatu sambungan adalah
ijuk dan bambu. Menurut Permana (2006) struktur penutup lantai menggunakan bambu yang disebut
dengan palupuh, sementara itu penutup atap menggunakan rumbia, yang didukung dengan konstruksi
bambu dan diikat dengan menggunakan rotan. Pembagian ruang di dalam rumah Baduy Dalam antara
lain Imah yaitu ruang pusat atau inti rumah, Sosoro yaitu ruang depan setelah pintu masuk dan Tepas
yaitu ruang tanpa sekat dan lantai sejajar dengan Sosoro (Widyarti, 2011).
2.2 Eco-house
Eco-house adalah sistem membangun rumah yang ramah lingkungan dan efisien dalam
penggunaan sumber daya (Widyarti, 2011). Eco-house dikenal juga dengan bangunan yang
berkelanjutan, maksudnya pembangunan yang mengarah pada keuntungan dalam mengurangi biaya
operasional, memperbaiki kesehatan penghuni rumah dengan memperbaiki kualitas udara dan
mengurangi buangan limbah baik cair maupun padat ke lingkungan dengan cara melakukan
pengolahan (treatment plan). Beberapa arsitek melihat proses desain sebagai jalur produksi dengan
bangunan sebagai produk yang akan dibangun pada suatu tempat dan tentunya memperhatikan aspek
terhadap kualitas lingkungan akibat adanya pembangunan tersebut. Eco-house menerapkan konsep
desain ekologis dimana dalam membangun harus terikat pada tempat (memanfaatkan hasil alam
dengan bijak), mengelola air, angin serta denyut kehidupan alam dan sejarah lokal. Selain itu, prilaku
sederhana juga akan berkontribusi pada budaya berkelanjutan seperti terwujudnya kesehatan manusia
dan ekosistem. Desain eco-house yang berkelanjutan adalah desain yang memastikan bahwa
dilakukan penelusuran terhadap dampak lingkungan dari desain yang dibuat.
2.3 Kenyamanan Termal Dalam Ruangan
Di daerah iklim tropis, kenyamanan termal dalam suatu ruang dapat dicapai apabila fluktuasi
suhu didalam bangunan relatif sama dengan fluktuasi suhu diluar ruangan (Givoni, 1989). Menurut
Mangun Wijaya Y.B (1994) secara umum suhu ruangan yang ideal ialah antara 20°C-25°C
kelembaban 40%-50% dan gerak udara yang sedang 5 cm/detik-20 cm/detik.
Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan oleh manusia yang
dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya. Kenyamanan termal dalam
suatu ruangan tergantung dari banyak hal, seperti temperatur udara, kelembaban udara, temperatur
radiasi rata-rata dari dinding dan atap, kecepatan gerakan udara, serta tingkat pencahayaan dan
3
distribusi cahaya pada dinding pandangan (Frick, 1998). Berikut beberapa hasil penelitian batas-batas
Kenyamanan yang dinyatakan dalam temperatur efektif:
Tabel 1. Hasil penelitian batas-batas kenyamanan dinyatakan dalam temperatur efektif
Pengarang
Tempat
Kelompok Manusia
Batas Kenyamanan
ASHRAE
Rao
Webb
Mom
Ellis
USA selatan (30o LU)
Calkutta (22o LU)
Singapura Khatulistiwa
Jakarta (6o LS)
Singapura Khatulistiwa
Peneliti
India
Malaysia, Cina
Indonesia
Eropa
20,5-24,5oC TE
20-24,5oC TE
25-27oC TE
20-26oC TE
22-26oC TE
(Lippsmeier 1980)
2.4 Suhu Udara
Suhu udara merupakan salah satu faktor atau parameter lingkungan yang sangat penting bagi
kenyamanan di dalam eco-house. Suhu udara dalam ruang dipengaruhi oleh energi radiasi dari
matahari, pindah panas konveksi, intensitas radiasi matahari, kecepatan dan arah angin, serta suhu
udara lingkungan dilihat secara umum.
Bangunan didirikan untuk melindungi penghuni dari kondisi iklim luar bangunan dengan
lingkungan dalam yang aman dan nyaman. Perlu dirancang bangunan yang mampu menanggapi
kondisi-kondisi iklim lingkungan luar dan dalam maupun persyaratan kenyamanan penghuni
bangunan. Pada desain eco-house perlu adanya ruang gerak udara agar pertukaran udara bersih terus
berlangsung, hal ini juga bertujuan agar terjaganya suhu ruangan dimana suhu ruang yang sehat
berkisar antara 20oC-25oC. Tingkat kenyamanan termal untuk orang Indonesia yang memakai pakaian
harian biasa, batas atas nyaman optimal adalah 28oC dan kelembaban udara relatif 70% atau 25,8oC
temperatur efektif, dan batas bawah adalah 24oC dengan kelembaban udara relatif 80% atau 22,8oC
temperatur efektif (Lippsmeier, 1980).
2.5 Aliran Udara
Angin dalam bentuk sederhana dapat dibatasi sebagai gerak horizontal udara relatif terhadap
permukaan bumi. Angin merupakan penghantar yang sangat efektif dalam proses pemindahan energi
dan massa udara secara konveksi dibanding proses difusi dan konduksi. Angin memindahkan panas,
uap air serta amoniak dari permukaan tanah atau tanaman ke atmosfer (Handoko, 1994). Angin juga
diartikan sebagai aliran udara yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan
tekanan udara di sekitarnya. Angin pada daerah iklim tropis-lembab cenderung minim, biasanya
berhembus agak kuat di siang hari atau pada musim pancaroba. Udara bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke udara bertekanan rendah. Udara yang masuk ke dalam rumah memiliki laju
kecepatan yang tergantung pada luas ventilasi.
Pergerakan udara adalah aspek yang penting untuk kenyamanan termal, terlebih di daerah
panas, seperti halnya di daerah tropis. Aliran udara merupakan faktor perencanaan yang penting
karena sangat mempengaruhi kondisi iklim, baik untuk setiap rumah ataupun kota. Gerakan aliran
udara menimbulkan pelepasan panas dari permukaan kulit oleh penguapan. Semakin besar kecepatan
udara, semakin besar panas yang hilang. Tetapi ini hanya terjadi selama temperatur udara lebih rendah
daripada temperatur kulit. Sehingga arah angin sangat menentukan orientasi bangunan. Jika di daerah
lembab diperlukan sirkulasi udara yang terus-menerus, di daerah kering cenderung membiarkan
sirkulasi udara hanya pada waktu dingin atau malam hari. Karena itu di daerah tropika basah, dinding-
4
dinding luar sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar daripada yang dibutuhkan
untuk pencahayaan. Sedangkan di daerah kering, lubang cahaya biasanya dibuat lebih kecil dari pada
yang diperlukan. Cara yang baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara alami adalah
dengan sistem ventilasi silang (cross ventilation). Pada sistem ventilasi silang, sirkulasi udara telah
diatur sedemikian rupa agar bisa mengalirkan udara dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi
udara lainnya (Mannan, 2007). Dengan adanya perbedaan tekanan di dalam dan di luar bangunan,
maka aliran udara tidak terjebak di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas.
Orientasi bangunan terhadap arah angin yang paling menguntungkan bila memilih arah tegak lurus
terhadap arah angin itu (Frick, 1998). Artinya bahwa penempatan jendela dan lubang ventilasi
menghadap ke arah aliran angin. Kenyamanan di daerah tropis lembab hanya dapat dicapai dengan
bantuan aliran angin yang cukup pada tubuh manusia.
Struktur bangunan dapat menangkis, menghalangi, dan membelokkan arah gerakan udara
serta menurunkan dan meningkatkan kecepatan aliran udara. Struktur, ketinggian, lebar, panjang, dan
bentuk bangunan akan berpengaruh pada gerakan udara. Udara yang bergerak kebagian atas bangunan
dan sebagian lagi bergerak kebagian sisi lain, seperti terlihat pada Gambar 1. Struktur bangunan akan
menghalangi aliran udara yang melewatinya dan dapat mengakibatkan penurunan kecepatan aliran
udara (Boutet, 1987).
Gambar 1. Arah aliran udara yang melewati bangunan (Boutet, 1987)
Bentuk struktur dan fungsi suatu bangunan juga dapat mempengaruhi arah, kecepatan, dan gerakan
udara disekitar bangunan.
Gambar 2. Gerakan udara pada beberapa bentuk bangunan
5
2.6 Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah penyebab semua ciri umum iklim, radiasi matahari sangat
berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Kekuatan efektifnya ditentukan oleh energi radiasi
(insolasi) matahari, pemantulan pada permukaan bumi, berkurangnya radiasi oleh penguapan, dan arus
radiasi di atmosfir. Semuanya membentuk keseimbangan termal pada bumi. Dalam perjalanannya
menuju permukaan bumi, radiasi matahari harus melewati atmosfir yang sebagian mengandung debu
dan uap air. Jarak terpendek adalah radiasi vertikal. Secara teoritis, insolasi tertinggi akan terjadi jika
sampai di permukaan bumi tegak lurus yaitu antara tropis cancer dan capricorn.
Lamanya penyinaran matahari setiap hari dapat diukur dengan otogral sinar matahari secara
fotografis dan termoeleksis. Lama penyinaran maksimum dapat mencapai 90%. Salah satu cirri khas
daerah tropis adalah waktu remang pagi dan senja yang pendek, semakin jauh sebuah tempat dari
khatulistiwa, semakin panjang waktu remangnya. Cahaya siang bermula dan berakhir bila matahari
berada sekitar 18o di bawah garis horison. Panas tertinggi dicapai kira-kira 2 jam setelah tengah hari,
karena pada saat itu radiasi matahari langsung bergabung dengan temperatur udara yang sudah tinggi.
Sebanyak 43% radiasi matahari dipantulkan kembali, 57% diserap, yaitu 14% oleh atmosfir dan 43%
oleh permukaan bumi. Persyaratan-persyaratan panas di dalam suatu konstruksi terutama tergantung
pada pertukaran panas antara dinding-dinding luar dan daerah di dekatnya, sedangkan penyinaran
langsung dari sebuah dinding tergantung pada orientasinya terhadap matahari. Beberapa jenis bahan
menyerap sebagian dari radiasi matahari, jenis kain memantulkan panas yang besar. Ini terjadi
terutama pada dinding-dinding yang dicat dengan kapur putih. Dinding yang baru dicat menyerap
tidak lebih dari 20% radiasi matahari. Di daerah tropis kering, dinding yang dicat putih, pada kasuskasus tertentu member panas ke sekelilingnya sama atau hamper sama banyaknya dengan panas yang
diterimanya dari radiasi matahari. Sebagian besar bahan-bahan menyerap sekitar 50%-95% radiasi
matahari.
2.7 Perpindahan Panas
Indonesia yang berada di daerah tropis panas-lembab mempunyai karakteristik iklim sebagai
berikut : tanah yang basah dengan muka air tanah yang tinggi, gerakan udara yang lambat dan hujan
yang lebat, resiko korosi yang tinggi untuk logam (terutama pada kawasan pantai), kelembaban tinggi.
Sehingga bahan bangunan pada kawasan tropis panas-lembab harus menyerap air, tahan terhadap
korosi, dan mempunyai time lag perpindahan panas yang pendek.
Salah satu elemen bangunan yang mempunyai fungsi penting dan harus dapat merespon
kondisi tersebut adalah dinding. Lippsmeier (1980) menyatakan bahwa dinding bangunan berfungsi
sebagai : stabilitas bangunan, perlindungan terhadap hujan, angin dan debu, perlindungan terhadap
radiasi matahari secara langsung, perlindungan terhadap dingin, perlindungan terhadap kebisingan,
pengaman terhadap gangguan manusia dan hewan.
Berdasarkan media perantaranya, perpindahan panas dari suatu tempat ke tempat lain dapat terjadi
melalui tiga cara :
 Konduksi
 Konveksi
 Radiasi
Konduksi adalah perpindahan atau penyabaran panas di dalam suatu obyek atau dari suatu obyek ke
obyek lain karena hubungan (kontak) langsung, melalui suatu medium perantara. Dalam hal ini obyek
tidak berpindah hanya panasnya saja yang berpindah. Arus perpindahan panas secara konduksi pada
suatu benda dipengaruhi oleh :
6




Luas benda (obyek) yang tegak lurus pada arah perpindahan panas.
Ketebalan obyek atau jarak antar obyek.
Perbedaan temperatur antara dua titik yang diukur (umumnya antara temperatur di luar
bangunan dengan di dalam bangunan).
Karakteristik material atau konduktivitas bahan dari obyek atau medium.
Eb = σ(T/100)4…………………………………………………………………………..…( 1 )
Eb = Rapat pancaran panas
σ = Konstanta Stefan-Boltzman (5,67 W/m2K4)
T = Temperatur absolute (oK)
2.8 Ventilasi
Kualitas udara harus dijaga untuk kepentingan kesehatan dan kenyamanan. Kualitas udara di
dalam ruangan diatur dengan menyingkirkan komponen pengotor atau dengan memasukkan udara
segar. Ventilasi memegang peranan penting dalam kedua proses tersebut. ventilasi didefinisikan
sebagai kegiatan pemasukan udara segar secara alamiah atau mekanis ke dalam ruangan. Biasanya
ventilasi udara diambil dari udara luar dan udara yang didaurkan (Mannan, 2007). Secara umum,
fungsi atau tujuan dari sistem ventilasi pada bangunan adalah untuk mendinginkan ruangan,
memurnikan kembali udara di dalam ruangan dan menghilangkan gas-gas beracun yang terakumulasi
dalam suatu ruangan (Suhardiyanto, 2009). Sistem ventilasi yang sering digunakan yaitu sistem
ventilasi alamiah dan ventilasi mekanis (buatan). Ventilasi alamiah adalah pertukaran udara di dalam
suatu bangunan dengan udara di luarnya tanpa menggunakan kipas atau peralatan mekanik lainnya
(Lindley dan Whitaker, 1996 diacu Suhardiyanto, 2009). Efek aliran udara dan perbedaan suhu
lingkungan, bergerak sendiri atau bersama, dapat dimanfaatkan untuk pergerakan udara ventilasi
khususnya laju ventilasi alami yang masuk dan melalui struktur bangunan. Aliran udara ventilasi
alami disebabkan oleh perbedaan tekanan yang melalui lubang, ditimbulkan oleh efek angin dan
thermal. Pada sistem ventilasi alamiah akibat faktor termal, pergerakan aliran udara disebabkan akibat
adanya efek buoyansi. Efek buoyansi terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara di dalam dan di
luar rumah yang menyebabkan perbedaan kerapatan udara. Tekanan udara di dalam lebih rendah
dibandingkan tekanan udara di luar rumah, sehingga udara luar akan masuk ke dalam rumah melalui
bukaan ventilasi dan mendorong udara di dalam ke luar. Sistem ventilasi akibat faktor angin terjadi
karena adanya pergerakan angin yang menerpa rumah sehingga menyebabkan perbedaan kerapatan
udara antara posisi di dalam dan di luar rumah.
Setiap bangunan harus dilengkapi dengan ventilasi alami berupa jendela, kisi-kisi, atau
bukaan lainnya yang dapat mengalirkan udara. Lebih lanjut diisyaratkan bahwa luas bersih dari
jendela atau lubang hawa harus sekurang-kurangnya sama dengan 1/10 dari luas lantai ruangan dan
setengah jumlah luas jendela atau lubang itu harus dibuka. Ventilasi mekanis relatif dapat memberikan
efek pengendalian suhu yang lebih baik karena dapat dikendalikan sesuai dengan keinginan. Namun,
sistem ini memerlukan biaya investasi dan operasional yang harus dipertimbangkan secara ekonomis
apabila akan diterapkan pada usaha komersial. Pada prinsipnya, aliran yang diperlukan untuk
pertukaran udara di dalam bangunan digerakkan oleh tenaga mekanis dengan peralatan yang disebut
kipas angin atau fan (Suhardiyanto, 2009). Gardjito (2002) menyatakan sistem ventilasi alamiah yang
baik adalah sistem yang sanggup menurunkan suhu di dalam ruangan sampai sama dengan suhu udara
luar yang sangat bergantung pada faktor iklim setempat dan faktor rancang bangunan eco-house
dengan sistem ventilasinya.
7
2.9 Kelembaban Relatif Udara
Kelembaban udara relatif (relative humidity, RH) dalam ruangan adalah perbandingan antara
jumlah uap air yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan dengan jumlah kandungan uap air
pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut. RH dipengaruhi oleh suhu udara dalam
rumah dan laju migrasi uap air dari tanah ke udara karena adanya perbedaan tekanan uap diantara
tempat-tempat tersebut.
Kelembaban relatf dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan
parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban
relatif menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:
𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 ℎ𝑢𝑚𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
× 100%..............................................................( 2 )
Manusia sangat sensitif terhadap kelembaban, terutama kulit yang sangat sensitif terhadap
ingkat kelembaban. Proses berkeringat adalah upaya tubuh untuk tetap tenang dan menjaga suhu saat
ini. Jika udara berada pada 100% kelembaban relatif, keringat tidak akan menguap ke udara.
Akibatnya, kita merasa jauh lebih panas daripada suhu sebenarnya ketika kelembaban relatif tinggi.
Jika kelembaban relatif rendah, kita bisa terasa lebih sejuk daripada suhu yang sebenarnya karena
keringat menguap dengan mudah. Di daerah tropis, kelembaban udara relatif berkisar antara 40%70%, kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyakit jamur, karat, dan kondensasi.
2.10 Computational Fluid Dynamic (CFD)
Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah cabang dari dinamika fluida yang memberikan
nilai efektif untuk simulasi aliran-aliran nyata oleh solusi numerik dari persamaan yang mengatur
(Sayma, 2009). Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan suatu sistem simulasi yang berbasis
komputer. Program CFD dapat memprediksi aliran fluida pada kondisi tertentu menggunakan
penyelesaian persamaan-persamaan diferensial parsial. Dalam simulasi pola aliran udara, udara
digambarkan secara kuantitatif dalam besaran suhu dan kecepatan menggunakan persamaan
diferensial.
Penelitian menggunakan CFD sudah banyak dilakukan sebelumnya, misalnya simulasi pada
Rumah Tanaman Standard Peak oleh Nurianingsih (2011) dan single span green house di Cikabayan
oleh Hidayat (2006). Penelitian menggunakan CFD lebih ditujukan untuk menganalisis dan
mengetahui pola aliran serta distribusi suhu iklim mikro di dalam suatu bangunan atau material.
Computational Fluid Dynamics atau CFD adalah suatu sistem dari konsep dasar aliran fluida dan
pindah panas yang menggunakan simulasi berbasis komputer (Wulandani et al. 2001). CFD dapat
melakukan analisis aliran fluida pada suatu bangunan dengan terlebih dahulu menyelesaikan
persamaan-persamaan fluida yang mengatur aliran fluida. Persamaan pengatur (governing equations)
ini dibangun dari suatu model aliran fluida berdasarkan prinsip kekekalan massa dan prinsip
kekekalan momentum atau persamaan Navier-Stokes. Komputer digital tidak akan dapat digunakan
untuk menyelesaikan persamaan tersebut secara langsung. Dalam simulasi pola aliran udara, udara
digambarkan secara kuantitatif dalam besaran suhu dan kecepatan dalam persamaan diferensial,
koordinat kartesian dan dipecahkan menggunakan teknik CFD tiga dimensi yang didasarkan pada
analisis numerik. CFD terdiri dari 6 elemen utama, yaitu:
1) Pre-Processor
8
Elemen pre-processor terdiri dari input masalah aliran ke dalam program CFD dengan
menggunakan interface yang memudahkan operator dan transformasi input berikutnya
menjadi bentuk yang sesuai dengan pemecahan solver. Input yang diberikan ini berupa :
a. Pendefinisian geometri dari daerah yang dianalisis.
b. Penentuan jenis aliran (eksternal atau internal)
c. Pemilihan fenomena fisik yang diperlukan seperti gravitasi, kecepatan angin, dan jenis
material.
d. Penentuan sifat-sifat fluida (konduktivitas, massa jenis, viskositas, panas jenis, dan
sebagainya).
e. Penentuan mesh.
f. Penentuan domain.
g. Penentuan kondisi batas yang sesuai.
h. Penentuan goal atau keluaran yang ingin dicapai.
Pemecahan masalah aliran (kecepatan, tekanan, suhu udara, dan lain-lain) didefinisikan pada
titik (nodal) di dalam tiga sel. Ketepatan CFD dibentuk oleh sejumlah sel dalam grid. Secara
umum semakin besar jumlah sel maka ketelitian hasil pemecahan akan semakin baik (Tuakia
2008).
2) Solver
Solver adalah pemecahan model persamaan dasar aliran fluida (model persamaan
konservasi massa atau kontinuitas, momentum dan energi) menggunakan analisa numerik.
Persamaan dasar aliran fluida (persamaan diferensial parsial) ditransformasikan ke dalam
persamaan aljabar yang sederhana yang disebut dengan metoda diskritisasi. Diskritisasi adalah
proses transformasi persamaan diferensial parsial menjadi persamaan matematik yang lebih
sederhana. Umumnya persamaan diskrit yang dihasilkan dari integrasi persamaan diferensial
parsial pada volume kontrol adalah dalam bentuk persamaan implisit. Salah satu cara untuk
menyelesaikan persamaan implisit yang terdiri dari banyak persamaan individual dihasilkan
adalah dengan metode iterasi. Proses iterasi adalah membuat sebuah tebakan terhadap nilai
variabel- variabel yang terdapat pada persamaan implisit. Proses iterasi terus dilakukan sampai
selisih antara ruas kiri dan ruas kanan persamaan (residual error) mencapai nilai tertentu yang
mendekati nol atau dapat dikatakan dengan konvergen.
3) Kekekalan Massa 3 Dimensi
Keseimbangan massa fluida menyatakan laju kenaikan (pertambahan) massa elemen
fluida sama dengan laju aliran net aliran massa ke dalam elemen fluida. Karena semua elemen
fluida merupakan fungsi dari ruang dan waktu, maka massa jenis fluida ρ ditulis dalam bentuk ρ
(x, y, z, t) dan komponen kecepatan fluida ditulis sebagai dx/dt=u, dy/dt=v, dan dz/dt=w. dalam
bentuk persamaan matematika untuk fluida yang tidak terkompresi dinyatakan sebagai berikut
(Versteeg dan Malalasekera, 1995):
𝜕(𝜌𝑢 )
𝜕𝑥
+
𝜕(𝜌𝑣 )
𝜕𝑦
+
𝜕(𝜌𝑤 )
𝜕𝑧
= 0…………………………………………………………………( 3 )
dimana ρ adalah massa jenis fluida (kg/m3) dan x, y, z adalah arah koordinat kartesian.
4) Persamaan Momentum 3 Dimensi
Persamaan momentum dikembangkan dari persamaan Navier-Strokes dalam bentuk
sesuai dengan metode finite volume (Versteeg dan Malalasekera, 1995).
Momentum x:
𝜕𝑢
𝜕𝑢
𝜕𝑢
𝜕𝑝
𝜌 𝑢 𝜕𝑥 + 𝑣 𝜕𝑦 + 𝑤 𝜕𝑧 = 𝜕𝑥 + 𝜇
𝜕 2𝑢
𝜕𝑥 2
𝜕 2𝑢
𝜕 2𝑢
+ 𝜕𝑦 2 + 𝜕𝑧 2 + 𝑆𝑀𝑋 ………………………………..( 4 )
Momentum y:
9
𝜕𝑣
𝜕𝑣
𝜕𝑣
𝜕𝑝
𝜌 𝑢 𝜕𝑥 + 𝑣 𝜕𝑦 + 𝑤 𝜕𝑧 = 𝜕𝑦 + 𝜇
𝜕 2𝑣
𝜕𝑥 2
𝜕 2𝑣
𝜕 2𝑣
+ 𝜕𝑦 2 + 𝜕𝑧 2 + 𝑆𝑀𝑌 ………………………………...( 5 )
Momentum z:
𝜕𝑤
𝜕𝑤
𝜕𝑤
𝜕𝑝
𝜌 𝑢 𝜕𝑥 + 𝑣 𝜕𝑦 + 𝑤 𝜕𝑧 = + 𝜇
𝜕𝑧
𝜕 2𝑤
𝜕2𝑤
+ 𝜕𝑦 2 +
𝜕𝑥 2
𝜕 2𝑤
𝜕𝑧 2
+ 𝑆𝑀𝑍 ……………………………...( 6 )
dimana µ adalah viskositas dinamik fluida (kg/m.s) dan SMX,SMY, SMZ adalah momentum yang
berasal dari body per unit volume per unit waktu, masing-masing untuk koordinat x, y, dan z.
5) Persamaan Energi 3 Dimensi
Persamaan energi diturunkan dari Hukum I Termodinamika yang menyatakan bahwa:
Laju perubahan energy partikel fluida = Laju penambahan panas ke dalam partikel fluida
ditambah dengan laju kerja yang diberikan pada partikel. Secara matematik dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut (Versteeg dan Malalasekera, 1995):
𝜕𝑇
𝜕𝑇
𝜕𝑇
𝜌 𝑢 𝜕𝑥 + 𝑣 𝜕𝑦 + 𝑤 𝜕𝑧 = 𝑝
𝜕𝑢
𝜕𝑥
𝜕𝑣
+ 𝜕𝑦 +
𝜕𝑤
𝜕𝑧
+𝑘
𝜕 2𝑇
𝜕𝑥 2
𝜕 2𝑇
𝜕 2𝑇
+ 𝜕𝑦 2 + 𝜕𝑧 2 + 𝑆𝑙 …………………..( 7 )
dimana:
𝜌 𝑢
𝜕𝑢
𝜕𝑥
+𝑣
𝜕𝑢
𝜕𝑦
+𝑤
𝜕𝑢
𝜕𝑧
=
𝜕𝑝
𝜕𝑥
+𝜇
𝜕 2𝑢
𝜕𝑥 2
+
𝜕 2𝑢
𝜕𝑦 2
+
𝜕 2𝑢
𝜕𝑧 2
+ 𝑆𝑀𝑋 ................................................( 8 )
dimana p adalah tekanan fluida (Pa), k adalah konduktivitas termal fluida (W/moC), T adalah
suhu fluida (oC), dan Sl adalah energi yang ditambahkan per unit volume per unit waktu.
Persamaan-persamaan tersebut diselesaikan dengan metode iterasi. Nilai solusi awal umumnya
merupakan nilai dugaan (a guessed solution), dibutuhkan di awal proses perhitungan. Persamaan
numerik digunakan untuk menghasilkan nilai pendekatan yang lebih akurat dimana semua
variabel telah memenuhi ketiga persamaan aliran fluida. Nilai baru yang diperoleh tersebut
kemudian digunakan sebagai nilai awal dalam perhitungan selanjutnya. Proses ini terus berulang
sampai nilai error atau disebut juga residual variation, cukup kecil atau konvergen. Setiap
pengulangan dalam proses mendapatkan solusi inilah yang disebut iterasi.
6) Post-Processor
Setelah persamaan tersebut kovergen, maka properti fluida dan aliran yang menjadi
variabel pada persamaan dapat ditampilkan. Properti fluida dan aliran yang ditampilkan berupa
model pindah panas yang dihasilkan dalam distribusi suhu udara, vektor dan distribusi kecepatan
angin menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Tampilan geometri domain dan grid
b. Plot vektor
c. Plot permukaan 2D dan 3D
d. Tracking partikel
e. Manipulasi pandangan
f. Output berwarna
10
2.11 Solidworks 2011
Perkembangan teknologi CAD terus berkembang dengan pesat seiring tuntutan industri yang
menginginkan kemudahan dalam pembuatan gambar yang diperuntukkan bagi proses produksi.
Software CAD yang pada awalnya berupa teknologi 2D, kini telah beralih ke teknologi 3D.
SolidWorks salah satunya, SolidWorks adalah software CAD 3D yang sangat mudah digunakan (easy
to use). Solidworks dikeluarkan oleh Dassault Systemes Solidworks Corporation. Software tersebut
adalah software automasi desain yang berbasis parametrik yang memudahkan penggunaannya dalam
mengedit file-file gambar yang sudah dibuat. SolidWorks biasa digunakan untuk membuat gambar
sederhana maupun gambar yang kompleks atau rumit (Prabowo, 2009).
11
III. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Komputer Departemen Teknik Sipil dan
Lingkungan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei-Juni 2012.
3.2 Alat Dan Bahan
a.
b.
c.
Software SolidWorks 2011
Software SolidWorks yang digunakan dalam penelitian ini adalah SolidWorks versi tahun
2011.
Personal Computer (PC)
Personal Computer (PC) digunakan untuk mengoperasikan program CFD dengan
menggunakan software SolidWorks 2011.
Gambar denah rumah Baduy Dalam (Widyarti, 2011).
Denah Rumah Baduy Dalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar denah yang
dibuat dalam Software SolidWork 2011. Model Rumah Baduy Dalam ini digunakan untuk
melakukan simulasi suhu dan aliran udara dengan Computational Fluid Dynamic (CFD).
3.3 Tahapan Penelitian
Mulai
Penggambaran
Geometri
Suhu, Kecepatan
Angin,dan Kelembaban
Relatif
Input Data
Lingkungan
(data sekunder)
Ubah Material Bangunan
Material Kombinasi 1
Material Kombinasi 2
Material Kombinasi 3
Simulasi
Bandingkan Hasil
Suhu antara
20oC-26oC
Berhasil?
N
Y
Modifikasi
Bangunan
Selesai
Gambar 3. Diagram alir penelitian
12
3.3.1. Penggambaran geometri rumah Baduy Dalam
Gambar dan dimensi rumah Baduy Dalam yang telah dibuat dengan menggunakan program
SolidWorks 2011.
3.3.2. Input data lingkungan dan data yang diambil pada simulasi rumah
Baduy Dalam dengan material tradisional
Data lingkungan yang digunakan merupakan data sekunder berupa suhu lingkungan, ruang,
dinding, dan atap, kecepatan angin, dan kelembaban relatif pada miniatur rumah Baduy Dalam
sebagai data masukan untuk simulasi Computational Fluid Dynamic dengan menggunakan program
SolidWorks 2011 (Lampiran 1).
Pada penelitian ini digunakan juga data hasil simulasi rumah Baduy Dalam dengan material
tradisional sebagai data sekunder. Sumber data diperoleh dari Disertasi dengan judul “Kajian dan
Rekonstruksi Konsep Eco-house pada Permukiman Baduy Dalam Berdasarkan Community
Sustainability Assesment” oleh Dr. Ir. Meiske Widyarti, M.Eng.
3.3.3. Material Bangunan
Material bangunan yang digunakan dalam proses simulasi adalah material yang umum
digunakan pada rumah antara lain:
a) kombinasi 1 atap keramik-dinding bata-lantai ubin.
b) kombinasi 2 atap beton-dinding bata-lantai ubin.
c) kombinasi 3 atap asbes-dinding bata-lantai ubin.
3.3.4. Simulasi CFD
Simulasi kondisi kenyamanan termal pada model menggunakan program SolidWorks Office
Premium 2011 dengan flow simulation. Pada penelitian ini digunakan komputer portable dengan
spesifikasi CPU Intel® CoreTM 2 Duo CPU T9300 @ 2.50 GHz; 4.00 GB RAM; dan 32-bit Windows
Operating System.
Analasis berupa analisis 3 dimensi terhadap distribusi aliran fluida, kelembaban dan termal
pada kondisi tetap (3-dimensional steady state analysis). Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
simulasi adalah sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Udara bergerak dalam keadaan steady.
Udara tidak terkompresi.
Panas jenis, konduktivitas, dan viskositas udara konstan.
Udara lingkungan dianggap konstan selama simulasi.
Distribusi suhu udara pada tiap atap dan lantai seragam.
Kondisi rumah dalam keadaan kosong.
Simulasi dilakukan setiap jam pada siang hari pukul 11.00-15.00 yang merupakan kondisi
terpanas dan malam hari pukul 19.00-21.00 dimana kondisi lingkungan sudah tidak berubah. Dalam
penelitian ini, simulasi dilakukan terhadap 3 kombinasi material rumah yang berbeda dengan input
kondisi awal dan kondisi batas berbeda untuk tiap jamnya. Adapun kombinasi material bangunan yang
digunakan yaitu kombinasi 1; atap keramik-dinding bata-lantai ubin, kombinasi 2; atap beton-dinding
bata-lantai ubin, dan kombinasi 3; atap asbes-dinding bata-lantai ubin. Data contoh input kondisi awal
dan kondisi batas simulasi disajikan pada Tabel 2. Data tersebut merupakan data sekunder hasil
pengukuran kondisi lingkungan penelitian pada tanggal 13 November 2009.
13
Tabel 2. Contoh input kondisi awal dan kondisi batas simulasi pada siang hari
Kasus Kombinasi 1
Input Data
1
2
Kondisi Awal
Suhu lingkungan (oC)
Suhu material padat (oC)
RH lingkungan (%)
Kecepatan angin (m/dt)
Latitude (LS)
Waktu (WIB)
Kondisi Batas
Suhu atap Barat (oC)
Suhu atap Timur (oC)
Suhu jurai (oC)
3
33.00
32.00
61
0.9
06o34' LS
11.00
34.00
32.00
60
0.4
06o34' LS
13.00
33.00
32.00
63
0.9
06o34' LS
15.00
49.00
49.00
32.00
45.00
45.00
32.00
24.00
24.00
25.00
Langkah-langkah proses simulasi menggunakan software SolidWorks Office Premium 2011
adalah sebagai berikut.
a) General Setting.
Setelah dilakukan pembuatan geometri rumah, kemudian dilakukan pengaturan tipe analisis,
fluida, material padat, kondisi batas, dan kondisi awal simulasi secara umum. Gambar 4 sampai
Gambar 8 merupakan tampilan interface general setting untuk kasus kombinasi 1 jam 11.00.
Analisis aliran dipilih tipe aliran eksternal tanpa memasukkan cavities, dalam hal ini rumah
Baduy Dalam karena bagian yang dianalisis adalah bagian luar geometri rumah dan pengaruhnya
terhadap internal geometri rumah. Berdasarkan proses pindah panas yang terjadi di dalam rumah,
maka proses konduksi yang terjadi pada material padat diperhitungkan. Pada interface ini nilai radiasi
matahari dan environment temperature dimasukkan (Gambar 4). Fluida yang dianalisis adalah udara
(air) dengan tipe aliran laminar dan turbulen serta memperhitungkan kelembaban udara (Gambar 5).
Default material padat dalam simulasi adalah genteng keramik, genteng beton, dan genteng asbes
(Gambar 6).
14
Gambar 4. Tipe analisis dan input nilai radiasi untuk kasus kombinasi 1.
15
Gambar 5. Tipe analisis dan input fluida untuk kasus kombinasi 1.
Gambar 6. Pengaturan material padat untuk kasus kombinasi 1
16
Gambar 7. Kondisi dinding pada kasus kombinasi 1
Gambar 8. Kondisi lingkungan untuk kasus kombinasi 1
17
Sebagai kondisi batas, permukaan dinidng terluar (default wall radiative surface) merupakan
Brick, red, and rough dengan solid material berupa dinding bata (brick). Kekasaran (roughness) diset
sebesar 0 µm (Gambar 7). Nilai suhu udara pada initial and ambient condition dan tekanan masingmasing sebesar 33oC dan 101458 Pa (Gambar 8).
b) Mesh pada awal perhitungan diatur pada level 4.
c) Daerah perhitungan (Computational Domain) dibuat untuk daerah di luar dan di dalam rumah.
d) Pendefinisian material rumah
Atap rumah Baduy Dalam didefinisikan dengan 3 macam material berbeda dalam perlakuan
untuk simulasi. Material atap tersebut antara lain atap dari bahan tanah liat (keramik), atap beton, dan
asbes. Selain itu didefinisikan pula material dinding dan lantai, dinding menggunakan pasangan bata
dan lantai menggunakan lantai semen yang diubin. Karena material tersebut tidak ada dalam data
teknik Solidworks, maka data sifat bahan perlu dimasukkan secara manual. Data material tersebut
antara lain.
Tabel 3. Data material rumah yang dimasukkan ke Engineering Database Solidworks
Sifat Bahan
Satuan Atap Keramik Atap Beton
Asbes
Brick
3
Kerapatan (ρ)
Kg/m
1900
500
1920
2100
Panas Jenis (Cp)
J/kg K
800
840
840
900
Konduktivitas
W/m K
0.84
0.16
0.58
1.4
Panas (k)
Tipe
Isotropik
Isotropik
Isotropik Isotropik
Konduktivitas
Melting
K
1700
4000
1500
1900
Temperature
Lantai
2000
1000
1.13
Isotropik
4000
e)
Set kondisi batas
Komponen rumah yang merupakan sumber panas terbesar adalah atap. Kondisi batas dalam
analisis distribusi suhu dan pola aliran udara ini adalah atap. Permukaan atap yang menjadi kondisi
batas adalah yang berhubungan langsung dengan udara di dalam rumah.
f) Set tujuan (Goal) dari analisis
Goal dalam simulasi ini adalah global goal temperature dari fluid (maximum, average, and
minimum) dan global goal velocity (maximum, average, and minimum).
g) Proses running atau perhitungan
Persamaan-persamaan konservasi diselesaikan dengan metode iterasi SIMPLER (SemiImplicit Method for Pressure-Linked Equations Revised). Proses perhitungan dimulai dengan
memecahkan variabel kecepatan fluida dan tekanan. Proses perhitungan akan diperlihatkan kepada
user berupa grafik konvergenitas residual variation. Jika proses perhitungan menghasilkan residual
yang menurun dari satu iterasi ke iterasi berikutnya, maka tebakan nilai terhadap variabel-variabel
cukup baik dan solusi akan diperoleh. Proses iterasi akan berhenti saat kondisi konvergen tercapai.
Untuk analisis termal kondisi tunak, Solidworks secara otomatis mengatur time step sama
dengan 0.5. Karena simulasi dilakukan pada steady flow dimana udara tidak terkompresi, maka nilai
massa jenis konstan selama iterasi.
Pada tahap post-processor ditentukan tampilan yang akan disajikan oleh CFD, misal dalam
bentuk mesh yang dihasilkan, kontur suhu dan RH, vektor kecepatan aliran udara serta animasi
tampilan tersebut.
18
3.3.5 Hasil Simulasi
Hasil simulasi suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan aliran udara diambil di 3 titik
berbeda pada denah rumah yaitu di atap sebelah dalam dan 2 titik di dalam rumah dengan titik 1 meter
diatas permukaan lantai. Denah titik pengukuran hasil simulasi diperlihatkan pada Gambar 9. Titik 1
di bagian sebelah dalam atap, titik 2 di ruang Imah, dan titik 3 di ruang Tepas.
Tabel 4. Koordinat titik pengukuran hasil simulasi kondisi pengudaraan
Titik Pengukuran
X (m)
Y (m)
Z (m)
Titik 1 (atap)
-16.0
-5.2
-13.0
Titik 2 (Imah)
-17.5
2.0
-16.7
Titik 3 (Tepas)
-14.3
2.0
-16.7
Gambar 9. Titik-titik pengambilan data iklim hasil simulasi
3.3.6 Membandingkan Hasil Simulasi
Melakukan perbandingan hasil simulasi kenyamanan termal antara model rumah Baduy
Dalam yang menggunakan material modern dengan model rumah yang menggunakan material
bangunan konvensional seperti rumbia dan bambu. Bila hasil simulasi kenyamanan termal pada model
rumah berbahan modern tidak sesuai dengan standar kenyamanan termal maka dilakukan modifikasi
model rumah dengan menambahkan ventilasi kemudian dilakukan simulasi ulang.
Modifikasi dilakukan dengan membuat ventilasi pada bagian depan dan belakang rumah
serta samping kanan dan kiri rumah. Berikut dimensi ventilasi yang akan dibuat pada denah rumah
Baduy Dalam.
Tabel 5. Dimensi ventilasi rumah Baduy Dalam modifikasi
Lokasi Ventilasi
Panjang (mm)
Lebar (mm)
Depan dan Belakang
2801
401
Samping Kanan dan Kiri
3636
485
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Iklim Lingkungan disekitar miniatur Rumah Baduy Dalam
Kondisi iklim lingkungan di sekitar miniatur rumah Baduy Dalam yang diambil di
Laboratorium Lapang Leuwikopo Dept. TMB Fateta IPB dari tanggal 12 November sampai dengan 14
November 2009. Dari data penelitian yang diambil dipilih data tanggal 13 November 2009 merupakan
input penelitian yang ditampilkan pada Lampiran 1. Suhu udara terendah terjadi pada pukul 05:00 dan
06:00 sebesar 22oC, hal ini karena pada pukul tersebut terjadi proses kondensasi di sekitar rumah.
Suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 13:00 sebesar 34oC.
Menurut Lippsmeier (1980), panas tertinggi dicapai kira-kira 1-2 jam setelah tengah hari,
karena pada saat itu radiasi matahari langsung bergabung dengan suhu udara yang sudah tinggi,
sedangkan suhu terendah sekitar 1-2 jam sebelum matahari terbit. Berikut data sekunder yang
digunakan sebagai input pada proses simulasi.
Tabel 6. Data kondisi lingkungan penelitian sebagai data masukkan simulasi
Jam
Suhu (°C)
Kec. Aliran udara (m/s) RH (%)
11
33
0.9
61
13
34
0.9
63
15
24
0.9
92
19
23
0
96
21
23
0
96
23
23
0
96
Data kondisi lingkungan pada Tabel 6 merupakan data masukkan untuk simulasi. Jam 11:00,
13:00, dan 15:00 mewakili suhu tertinggi pada siang hari dan jam 19:00, 21:00, 23:00 mewakili
kondisi lingkungan pada malam hari.
Dilihat pada Tabel 6 kelembaban pada malam hari cenderung konstan dan pada siang hari
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pada malam hari kecepatan aliran udara disekitar
bangunan konstan. RH akan mengalami penurunan pada waktu siang hari dimana suhu udara
meningkat, sehingga dapat dikatakan suhu dan kelembaban udara berbanding terbalik. Titik jenuh
akan naik dengan meningkatnya suhu sehingga menyebabkan RH menurun (Lippsmeier, 1980).
Kombinasi suhu udara dan kelembaban udara mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kualitas udara
di dalam ruangan (Priyanto, 1988).
Data radiasi matahari yang digunakan pada penelitian ini merupakan input data yang ada
pada Solidworks. Data radiasi diinput melalui general setting pada menu Flow Simulation dengan tipe
analisis External. Pada tree Radiation dipilih Solar Radiation yang didefinisikan berdasarkan waktu
dan tempat. Lokasi berada di laboratorium Wageningen IPB dengan latitude 06o34' LS, waktu
pengambilan data pada 13 November 2009 seperti terlihat pada Gambar 4.
4.2 Penggambaran Geometri
Penggambaran model simulasi rumah Baduy Dalam menggunakan program Solidworks
2011. Model rumah kemudian dikondisikan dengan keadaan sekitar bangunan lalu dilakukan proses
simulasi dengan flow simulation. Model rumah yang digambarkan berukuran 60×60×24 cm dalam
koordinat kartesian, lebar mengarah pada sumbu x, panjang mengarah pada sumbu z, dan tinggi
20
mengarah pada sumbu y. model rumah dan computational domain dapat dilihat pada Gambar 10
dengan sumbu z sebagai arah utara.
Gambar 10. Tampak piktorial domain dan geometri rumah Baduy Dalam
4.3 Hasil Simulasi
4.3.1 Hasil simulasi kombinasi 1
Hasil simulasi suhu dan pola aliran udara pada Model rumah Baduy Dalam dengan
komponen kombinasi 1 antara lain komponen atap keramik, dinding bata, dan lantai semen yang
dilakukan selama 6 waktu, 3 di saat siang hari dan 3 di waktu malam hari. Waktu siang yaitu jam
11:00 pada Gambar 11-14 , jam 13:00 pada Gambar 15-18, jam 15:00 pada Gambar 19-22 . Suhu di
dalam rumah terlihat lebih tinggi dibandingkan suhu sekitar lingkungannya. Perpindahan panas secara
konveksi terjadi pada atap dan dinding ke udara, hal ini diperlihatkan dengan suhu yang lebih tinggi di
ruang antara atap dan dinding.
Gambar 11. Tampak depan distribusi suhu udara jam 11:00
Gambar 12. Tampak depan kontur dan vektor kecepatan aliran udara jam 11:00
21
Gambar 13. Tampak atas kontur dan vektor kecepatan aliran udara jam 11:00
Gambar 14. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 11:00
Gambar 11, 12, 13 memperlihatkan distribusi suhu dan vektor kecepatan aliran udara pada
jam 11:00. Suhu udara di dalam ruangan sebesar 46.84°C pada titik 2 dan 46.06°C pada titik 3
sedangkan pada bagian di dekat atap titik 1 suhu hasil simulasi sebesar 48.26°C. Penyebaran suhu ini
hampir merata diseluruh bagian dalam rumah. Hal ini disebabkan oleh volume ruang yang relatif kecil
dan atap serta dinding yang masih menyimpan panas akibat radiasi matahari pada siang hari.
Pergerakan aliran udara yang ditunjukan pada Gambar 12 bergerak lurus ke belakang bagian rumah,
kecepatan angin tertinggi berada di bagian atas dan samping kanan dan kiri rumah, hal ini karena
aliran udara yang datang bertabrakan langsung dengan bagian muka bangunan yang berada dalam
keadaan tertutup sehingga aliran udara disebarkan dan hanya sedikit yang masuk ke dalam rumah.
Hasil simulasi sebesar 0.133 m/s di titik 1, 0.053 m/s di titik 2, 0.042 m/s titik 3. Aliran udara di
dalam ruang lebih kecil dari aliran udara di sekitar lingkungan yaitu sebesar 0.9 m/s, hal ini
disebabkan oleh kondisi rumah dalam keadaan tertutup hanya terdapat lubang-lubang kecil di bagian
atas dinding dekat atap sehingga kurang terjadi sirkulasi udara di dalam rumah. Kelembaban relatif
hasil simulasi jam 11:00 diperoleh sebesar 27.09% di titik 1, 29.11% di titik 2, dan 30.29% di titik 3.
RH lingkungan sebesar 61%. Dengan tingginya suhu dalam rumah maka kelembaban semakin kecil,
hal ini juga karena pengaruh aliran udara yang hampir tidak ada di dalam ruangan.
Gambar 15. Tampak depan distribusi suhu udara jam 13:00
22
Gambar 16. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara jam 13:00
Gambar 17. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara jam 13:00
Gambar 18. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 13:00
Gambar 15 sampai Gambar 17 memperlihatkan distribusi suhu dan pola aliran udara pada
jam 13:00. Suhu udara merata di dalam ruangan pada titik 1 sebesar 55.31°C, titik 2 sebesar 55.52°C,
dan titik 3 sebesar 55.04°C. Nilai ini sangat tinggi jauh diatas nilai kenyamanan rumah pada
umumnya, hal ini karena suhu lingkungan sebesar 34°C yang merupakan suhu tertinggi pada hari itu
dan rumah tidak memiliki tempat sirkulasi udara. Radiasi matahari yang besar menyebabkan panas
tersimpan pada atap dan dinding sehingga ruangan dalam rumah menjadi panas. Faktor material
bangunan juga sangat berpengaruh pada suhu di dalam ruang. Pergerakan arah angin bergerak lurus ke
bagian belakang rumah dari utara sebesar 0.9 m/s. RH pada hasil simulasi jam 13:00 memiliki nilai
antara 20% - 22% dengan nilai RH lingkungan sebesar 63%. Dengan kondisi suhu udara yang tinggi
dan adanya radiasi matahari menyebabkan atap dan dinding bangunan menyerap panas dan terjadi
konveksi ke bagian dalam bangunan sehingga pengudaraan di dalam bangunan menjadi panas dan
kering.
23
Kecepatan aliran udara pada jam 13:00 memiliki besar kecepatan aliran sebesar 0.9 m/s,
kondisi bangunan tertutup sama seperti simulasi jam 11:00 sehingga aliran udara yang masuk ke
dalam bangunan memilki nilai yang relatif kecil yaitu sebesar 0.0172 m/s di titik 1, 0.064 m/s di titik
2, dan 0.08 m/s di titik 3. Pergerakan aliran udara yang ditunjukkan pada Gambar 16 udara mengalir
dari depan bangunan dan bergerak lurus ke belakang dan atas bangunan. Udara yang mengalir ke
dalam bangunan hanya sebagian kecil ditumjukkan oleh kontur warna biru yang merata di seluruh
bagian dalam bangunan.
Distribusi suhu dan aliran udara jam 15:00 ditunjukan pada Gambar 19 sampai Gambar 21
memiliki nilai suhu dalam ruangan sebesar 36.07°C di titik 1, 35.46°C di titik 2, dan 35.83 di titik 3
dengan suhu lingkungan sebesar 24°C. Atap dan dinding menyimpan panas dari radiasi matahari
sehingga suhu dalam ruangan menjadi tinggi dari suhu lingkungan. Kurangnya sirkulasi udara juga
menyebabkan tingginya perbedaan suhu di dalam dan luar ruangan.
Gambar 19. Tampak depan distribusi suhu udara jam 15:00
Gambar 19 menunjukkan sebaran merata suhu di dalam rumah, kondisi rumah yang tertutup
menyebabkan terjadi perbedaan suhu yang besar selain itu komponen material penyusun dinding dan
atap bangunan juga sangat mempengaruhi dalam hal ini atap menggunkan bahan tanah liat (genteng)
dan dinding pasangan bata. Keduanya memiliki kerapatan yang tinggi dan mampu menyimpan panas.
Dengan kondisi tertutup, sangat kecil terdapat pergerakkan aliran udara di dalam rumah. Kecepatan
aliran udara di luar rumah mempunyai nilai sama besar dengan kondisi jam 11:00 dan 13:00 yaitu 0.9
m/s. Sirkulasi udara di dalam ruang hasil simulasi memiliki nilai antara 0.06 – 0.1 m/s hanya berbeda
sedikit dengan simulasi sebelumya. Terjadinya perbedaan pergerakkan di dalam bangunan dimana
kondisi di lingkungan memiliki nilai yang sama dapat disebabkan oleh perbedaan kerapatan udara.
Kerapatan udara yang rendah menyebabkan suhu udara dan kecepatan angin meningkat. Berikut
ditampilkan vektor kecepatan aliran udara jam 15:00.
Gambar 20. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara jam 15:00
24
Gambar 21. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara jam 15:00
Gambar 22. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 15:00
RH hasil simulasi jam 15:00 diperoleh antara 45%-47% merata di seluruh ruangan sedangkan
RH lingkungan sebesar 92%. Tingginya suhu dalam ruangan menyebabakan RH lebih kecil
dibandingkan dengan RH di luar ruangan. kelembaban pada jam 15:00 lebih tinggi dibandingkan
dengan jam-jam sebelumnya hal ini karena suhu lingkungan yang lebih rendah sehingga suhu
ruanganpun tidak terlalu tinggi.
Simulasi pada malam hari dilakukan mulai jam 19:00, 21:00, dan 23:00. Pada jam-jam
tersebut suhu lingkungan rumah mempunyai nilai sama besar yaitu 23°C. Kecepatan aliran udara di
sekitar rumah juga mempunyai nilai sama yaitu 0 m/s. Hasil simulasi distribusi suhu dan aliran udara
jam 19:00 dapat dilihat pada Gambar 23-25.
Gambar 23. Tampak depan distribusi suhu udara jam 19:00
Suhu udara di dalam rumah memiliki nilai rata-rata 23°C dan tersebar secara merata di setiap
bagian. Terjadinya perbedaan suhu yang kecil dengan lingkungan karena radiasi matahari tidak
berpengaruh pada atap dan dinding bangunan sehingga dinding dan atap tidak menyimpan panas. Pada
Gambar 24 menunjukkan hasil simulasi vektor kecepatan aliran udara jam 19:00. Di dalam ruangan
nilai pergerakkan udara tidak nol melainkan sebesar 0.02 m/s di titik 1, 0.005 m/s di titik 2, dan 0.017
25
di titik 3. Walaupun sangat kecil namun ada pergerakkan udara, berbeda dengan di luar ruangan yang
memiliki nilai 0 m/s. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan kerapatan udara. Perbedaan
kerapatan udara terjadi karena adanya perbedaan suhu rumah dengan lingkungan.
Gambar 24. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara jam 19:00
Gambar 25. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara jam 19:00
Gambar 26. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 19:00
Aliran udara bergerak lurus ke atas, kecepatan angin yang tinggi berada di bagian atas rumah
sementara kecepatan udara di luar rumah sebesar 0 m/s. Hal ini karena udara mengalir dari posisi
dengan suhu yang lebih tinggi yang dimiliki oleh atap ke posisi dengan suhu yang lebih rendah yaitu
lingkungan di sekitar rumah sehingga menyebabkan perbedaan kerapatan udara.
Kelembaban relatif udara pada jam 19:00 di dalam bangunan ± 92%, udara lembab di lingkungan
rumah pada malam hari dengan tingkat kelembaban sama pada jam 19:00-23:00 sebesar 96%. Karena
perbedaan suhu yang kecil di dalam dan luar rumah maka kelembaban tidak jauh berbeda, atap dan
dinding bangunan yang merupakan material solid relatif tidak menyimpan panas karena suhu
lingkungan yang rendah dan kurangnya radiasi matahari.
Distribusi suhu dan pergerakkan udara pada jam 21:00 dan 23:00 tidak berbeda jauh dengan
jam 19:00 karena nilai suhu lingkungan, kecepatan angin, dan RH sama besar. Pada jam 21:00 dan
26
jam 23:00 suhu udara rata-rata sebesar 23°C. Kecepatan aliran ± 0.01 m/s, adanya pergerakkan udara
disebabkan karena perbedaan kerapatan udara di dalam dan luar ruangan. Aliran udara relatif cepat di
atas atap karena suhu atap lebih tinggi dari suhu lingkungan sehingga kerapatan udara berbeda. RH
juga memiliki nilai yang tinggi yakni antara 93% sampai 95% untuk jam 21:00 dan jam 23:00. Berikut
ditunjukkan gambar vektor kecepatan aliran udara pada jam 21:00 dan 23:00.
Gambar 27. Tampak depan distribusi suhu udara jam 21:00
Gambar 28. Vektor kecepatan aliran udara jam 21:00
Gambar 29. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 21:00
Gambar 30. Tampak depan distribusi suhu udara jam 23:00
27
Gambar 31. Vektor kecepatan aliran udara jam 23:00
Gambar 32. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 1 jam 23:00
Berikut ringkasan dalam bentuk tabel dan grafik simulasi suhu dan pola aliran udara pada kombinasi
1 pada waktu siang dan malam hari.
Tabel 7. Hasil simulasi iklim mikro rumah Baduy Dalam kombinasi 1
Waktu
Titik
Suhu
Suhu
Aliran
Aliran
(Jam)
Pengukuran
(°C) Lingkungan
udara
udara
(°C)
(m/s)
Lingkungan
(m/s)
Titik 1 (atap)
48.26
33.00
0.133
0.900
11:00 Titik 2 (Imah)
46.84
33.00
0.053
0.900
Titik 3 (Tepas) 46.06
33.00
0.042
0.900
Titik 1 (atap)
55.31
34.00
0.172
0.900
13:00 Titik 2 (Imah)
55.52
34.00
0.064
0.900
Titik 3 (Tepas) 55.04
34.00
0.080
0.900
Titik 1 (atap)
36.07
24.00
0.111
0.900
15:00 Titik 2 (Imah)
35.46
24.00
0.068
0.900
Titik 3 (Tepas) 35.83
24.00
0.081
0.900
Titik 1 (atap)
23.77
23.00
0.020
0
19:00 Titik 2 (Imah)
23.60
23.00
0.005
0
Titik 3 (Tepas) 23.67
23.00
0.017
0
Titik 1 (atap)
23.46
23.00
0.010
0
21:00 Titik 2 (Imah)
23.29
23.00
0.011
0
Titik 3 (Tepas) 23.29
23.00
0.009
0
Titik 1 (atap)
23.24
23.00
0.023
0
23:00 Titik 2 (Imah)
23.04
23.00
0.011
0
Titik 3 (Tepas) 23.01
23.00
0.012
0
RH
(%)
RH
Lingkungan
(%)
27.09
29.11
30.29
20.92
20.71
21.20
45.98
47.54
46.58
91.63
92.58
92.22
93.39
94.34
94.30
94.63
95.75
95.92
61.00
61.00
61.00
63.00
63.00
63.00
92.00
92.00
92.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
28
Gambar 33. Grafik simulasi suhu dan RH material kombinasi 1
Gambar 34. Grafik kecepatan aliran udara hasil simulasi kombinasi 1
4.3.2 Hasil Simulasi Kombinasi 2
Hasil simulasi kombinasi 2 yakni dengan komponen atap beton, dinding bata, dan lantai
semen juga dilakukan pada waktu yang sama yaitu pada siang dan malam hari. Pada siang hari
dilakukan pada saat cuaca terpanas masing-masing jam 11:00, 13:00, dan 15:00. Input data pada
simulasi kombinasi 2 sama dengan kombinasi 1 hanya material penyusun atap yang berbeda.
Simulasi pada jam 11:00 diperoleh suhu di dalam rumah Baduy Dalam sebesar 53.31°C di
titik 1, 52.77°C di titik 2, dan 51.68°C di titik 3. Nilai tersebut sangat jauh diatas zona nyaman untuk
suhu dalam rumah. Besarnya suhu yang diperoleh dari simulasi antara lain karena faktor sifat fisik
material yang dugunakan, kondisi rumah yang tertutup dengan minim tempat sirkulasi udara, serta
kondisi cuaca yang panas. Gambar 35 menunjukkan hasil simulasi distribusi suhu udara pada jam
11:00, sebaran kontur suhu hampir sama dengan kombinasi 1. Terlihat daerah ruang dalam rumah
memiliki kontur suhu yang merata dengan warna yang relatif sama. Atap dan dinding bangunan
menjadi panas karena adanya radiasi matahari serta terjadinya proses konveksi ke udara di dalam
rumah yang menyebabkan suhu meningkat.
29
Gambar 35. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 pada jam 11:00
Gambar 36. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam
11:00
Gambar 37. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 11:00
Gambar 38. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 2 jam 11:00
Gambar 36 dan 37 menunjukkan vektor kecepatan aliran udara hasil simulasi pada jam
11:00. Kecepatan aliran udara di luar rumah sebesar 0.9 m/s yang datang dari depan bangunan.
Kondisi rumah yang tertutup menyebabkan minimnya udara yang masuk sehingga aliran udara relatif
kecil di dalam rumah yakni sebesar 0.165 m/s di titik 1, 0.03 m/s titik 2, dan 0.04 m/s di titik 3.
kecepatan aliran udara pada tiap simulasi masing-masing kombinasi hampir memiliki nilai yang sama
30
hal ini karena input data kecepatan aliran sama serta kondisi rumah yang tertutup. Kelembaban relatif
hasil simulasi pada kombinasi 2 jam 11:00 ini ± 21%.
Hasil simulasi pada jam 13:00 diperoleh suhu udara di dalam rumah sebesar 59.22°C di titik
1, 59.58°C di titik 2, dan 58.85°C di titik 3 nilai ini relatif merata di seluruh ruangan. Suhu di titik 2
terlihat lebih tinggi dari suhu di titik 3 hal ini karena titik 2 terletak di ruang yang bersekat sehingga
udara panas terperangkap lebih banyak. Distribusi suhu udara ditunjukkan pada Gambar 32, besarnya
suhu lingkungan dan radiasi matahari menyebabkan atap dan dinding bangunan menyimpan panas
sehingga suhu ruangan sangat tinggi. Besar kecepatan angin di luar rumah 0.9 m/s dan hasil simulasi
di dalam rumah 0.171 m/s di titik 1, 0.085 m/s di titik 2, dan 0.09 m/s di titik 3. Kecilnya aliran udara
di dalam rumah juga mempengaruhi suhu ruang dalam bangunan, udara semakin kecil suhu ruang
semakin panas.
Gambar 39. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 13:00
Gambar 40. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 13:00
Gambar 41. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 13:00
31
Gambar 42. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 13:00
Pada simulasi jam 13:00 besarnya kelembaban relatif lingkungan rumah yaitu 63% dengan
RH simulasi sebesar ± 17%. Nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan simulasi jam 11:00, suhu
udara pada jam 13:00 juga merupakan suhu terpanas. Dengan suhu yang semakin tinggi maka tingkat
kelembaban akan berkurang.
Pada simulasi jam 15:00, suhu rumah hasil simulasi yaitu 43.12°C di titik 1, 42.71°C di titik
2, dan 41.08°C di titik 3 relatif lebih rendah dari suhu pada jam-jam sebelumnya. Suhu lingkungan
pada jam 15:00 juga sebesar 24°C pada saat itu kelembaban di luar rumah sangat tinggi yaitu sebesar
92% maka atap dan dinding bangunan juga tidak terlalu banyak menyerap panas. Tetapi penyebaran
suhu di dalam rumah masih di atas zona nyaman hal ini karena kondisi rumah yang tertutup sehingga
kurang ada aliran udara. Gambar 43 memperlihatkan distribusi suhu udara di dalam rumah pada jam
15:00. Penyebaran kontur suhu hampir sama merata di seluruh ruangan dan warna kontur menunjukan
intensitas yang relatif sama.
Gambar 43. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 15:00
Gambar 44. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam
15:00
32
Gambar 45. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 15:00
Besarnya aliran udara hasil simulasi di dalam rumah ialah 0.265 m/s di titik 1, 0.027 m/s di
titik 2, dan 0.042 m/s di titik 3. Aliran di titik 1 cenderung lebih tinggi pada setiap hasil simulasihal ini
karena titik 1 terletak di bagian dalam atap rumah yang dekat dengan lubang udara. Terlihat pada
Gambar 44 kontur aliran udara di dalam rumah berwarna biru dimana aliran udara hampir tidak ada
karena kondisi rumah yang tertutup. Kelembaban relatif masih rendah karena suhu udara yang relatif
tinggi dengan nilai 31.52% di titik 1, 32.20% di titik 2, dan 35.09% di titik 3.
Simulasi suhu udara pada malam hari dilakukan samaseperti kombinasi 1 dengan input yang
sama. Simulasi dilakukan pada jam 19:00, 21:00, dan 23:00. Gambar 38 merupakan hasil simulasi
suhu udara jam 19:00 dimana besarnya suhu di dalam rumah yaitu 23.76°C di titik 1, 23.59°C di titik
2, dan 23.52°C di titik 3. Kecepatan aliran udara di luar 0 m/s, namun hasil simulasi di dalam rumah
tidak menunjukkan 0 m/s tetapi antara 0.01 m/s sampai 0.02 m/s. Hal ini disebabkan karena perbedaan
kerapatan udara di dalam dan di luar ruangan. Suhu udara yang lebih tinggi di dalam ruangan
menyebabkan beda kerapatan udara.
Gambar 46. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 19:00
Gambar 47. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 19:00
33
Gambar 48. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 19:00
Pada Gambar 47 aliran udara bergerak lurus ke atas rumah dengan nilai yang semakin tinggi
sementara kecepatan di luar ruangan 0 m/s hal ini disebabkan karena perbedaan suhu antara atap dan
udara di atasnya sehingga kerapatan udara berbeda. Kelembaban relatif di dalam rumah hasil simulasi
sebesar 91.72% di titik 1, 92.61% di titik 2, dan 93.05% di titik 3.
Hasil simulasi jam 21:00 dan 23:00 tidak berbeda jauh dengan simulasi jam 19:00, distribusi
suhu udara merata di dalam rumah pada jam 21:00 dan jam 23:00 yaitu ± 23°C. Suhu lingkungan
sebagai data masukkan sebesar 23°C tidak berbeda jauh dengan suhu di dalam rumah. Hal ini karena
kondisi semakin malam tanpa ada radiasi matahari sehingga atap dan dinding bangunan tidak
menyimpan panas. Aliran udara di dalam rumah juga relatif kecil pada jam 21:00 sebesar 0.005 m/s di
titik 1, 0.004 m/s di titik 2, dan 0.026 m/s di titik 3. Pada jam 23:00 sebesar 0.009 m/s di titik 1, 0.01
m/s di titik 2, dan 0.012 m/s di titik 3. Adanya pergerakkan udara di dalam rumah karena beda
kerapatan udara antara di luar dan di dalam. Pergerakkan udara di atas atap lebih tinggi karena beda
suhu atap dan udara lingkungan sehingga ada beda kerapatan udara seperti ditunjukkan pada Gambar
50 dan 53.
Gambar 49. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 21:00
Gambar 50. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 21:00
34
Gambar 51. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 21:00
Kelembaban relatif hasil simulasi masing-masing sebesar ±94% pada jam 21:00 dan jam
23:00 yaitu ±95%. RH semakin malam semakin tinggi berbanding terbalik dengan suhu dimana
semakin malam semakin rendah.
Gambar 52. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 2 jam 23:00
Gambar 53. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 2 jam 23:00
Gambar 54. Kontur kelembaban relatif material kombinasi 2 jam 23:00
35
Berikut tabel dan gambar grafik hasil simulasi suhu, kecepatan angin, dan RH pada rumah
Baduy Dalam yang menggunakan material kombinasi 2 berupa atap beton, dinding bata, dan lantai
semen.
Tabel 8. Hasil simulasi kondisi pengudaraan material kombinasi 2
Waktu
Titik
Suhu
Suhu
Aliran
Aliran
(Jam)
Pengukuran
(°C) Lingkungan
udara
udara
(°C)
(m/s)
Lingkungan
(m/s)
Titik 1 (atap)
53.31
33.00
0.165
0.900
11:00 Titik 2 (Imah)
52.77
33.00
0.030
0.900
Titik 3 (Tepas) 51.68
33.00
0.040
0.900
Titik 1 (atap)
59.22
34.00
0.171
0.900
13:00 Titik 2 (Imah)
59.58
34.00
0.085
0.900
Titik 3 (Tepas) 58.85
34.00
0.090
0.900
Titik 1 (atap)
43.12
24.00
0.265
0.900
15:00 Titik 2 (Imah)
42.71
24.00
0.027
0.900
Titik 3 (Tepas) 41.08
24.00
0.042
0.900
Titik 1 (atap)
23.76
23.00
0.021
0
19:00 Titik 2 (Imah)
23.59
23.00
0.017
0
Titik 3 (Tepas) 23.52
23.00
0.024
0
Titik 1 (atap)
23.38
23.00
0.005
0
21:00 Titik 2 (Imah)
23.25
23.00
0.004
0
Titik 3 (Tepas) 23.23
23.00
0.026
0
Titik 1 (atap)
23.09
23.00
0.009
0
23:00 Titik 2 (Imah)
23.07
23.00
0.010
0
Titik 3 (Tepas) 23.08
23.00
0.012
0
RH
(%)
RH
Lingkungan
(%)
21.10
21.66
22.85
17.39
17.10
17.70
31.52
32.20
35.09
91.72
92.61
93.05
93.83
94.54
94.69
95.48
95.59
95.54
61.00
61.00
61.00
63.00
63.00
63.00
92.00
92.00
92.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
Gambar 55. Grafik simulasi suhu dan RH material kombinasi 2
Gambar 56. Grafik simulasi aliran udara material kombinasi 2
36
4.3.3 Hasil Simulasi Kombinasi 3
Pada simulasi Rumah Baduy Dalam kombinasi 3 digunakan material atap asbes, dinding bata
dan lantai semen sebagai komponen penyusun serta input untuk simulasi. Simulasi dilakukan pada
waktu-waktu yang sama dengan simulasi kombinasi 1 dan 2 yaitu jam 11:00, 13:00, dan 15:00 untuk
siang hari dan 19:00, 21:00, dan 23:00 untuk malam hari.
Hasil simulasi distribusi suhu udara pada jam 11:00 sebesar 50.07°C di titik 1, 50.56°C di
titik 2, dan 49.45°C di titik 3. Nilai ini relatif merata di seluruh bagian dalam bangunan. Kondisi suhu
udara lingkungan sebesar 33°C dan radiasi matahari menyebabkan atap dan dinding bangunan
menyimpan panas serta rumah dengan kondisi tertutup sehingga suhu di dalam rumah menjadi panas.
Kecepatan aliran udara di dalam rumah hasil simulasi sebesar 0.188 m/s di titik 1, 0.065 m/s di titik 2,
dan 0.083 m/s untuk titik 3. Aliran udara di titik 1 relatif lebih tinggi dari titik 2 dan 3, hal ini karena
titik 1 terletak dekat dengan lubang angin. Sirkulasi udara yang kurang pada bangunan menyebabkan
kecilnya aliran udara di dalam rumah. Gambar 58 menunjukkan vektor kecepatan aliran udara pada
jam 11:00.
Gambar 57. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 11:00
Gambar 58. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam
11:00
Gambar 59. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 11:00
37
Pada Gambar 58 terlihat aliran udara yang tinggi di sekitar rumah, kontur biru menunjukkan
bahwa sirkulasi udara relatif kecil di dalam rumah hal ini karena rumah yang minim ventilasi.
Kelembaban relatif hasil simulasi pada jam 11:00 sebesar ± 25% di dalam bangunan sangat jauh
dengan RH masukkan untuk lingkungan rumah yaitu 61%.
Simulasi pada jam 13:00 diperoleh suhu di dalam rumah Baduy Dalam dengan material
kombinasi 3 sebesar 44.73°C di titik 1, 44.46°C di titik 2 dan 44°C di titik 3. Gambar 60 menunjukkan
distribusi suhu udara pada jam 13:00. Atap dan dinding menyimpan energi panas dari radiasi matahari
dan terjadi proses konveksi ke bagian dalam rumah sehingga suhu udara meningkat. Tingginya suhu
pada siang hari terjadi akibat komponen material penyusun rumah serta kurangnya aliran udara yang
masuk ke dalam rumah. Aliran udara di dalam rumah relatif kecil dengan aliran udara pada jam 13:00
yaitu 0.172 m/s di titik pengukuran 1, 0.014 m/s di titik 2, dan 0.012 m/s di titik 3. Walaupun terdapat
aliran angin, suhu rumah tetap tidak berada pada zona nyaman. Hal ini karena kurangnya sirkulasi
udara di dalam rumah.
Gambar 60. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 13:00
Gambar 61. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam
13:00
Gambar 62. Tampak atas vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 13:00
38
Gambar 63. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 13:00
Kelembaban relatif pada simulasi dengan komponen atap asbes, dinding bata, dan lantai
semen jam 13:00 diperoleh sebesar 26.17% di titik pengukuran 1, 26.53% di titik 2, dan 27.14% di
titik 3. RH yang kecil menyebabkan kondisi udara di dalam rumah kering dan panas.
Simulasi pada jam 15:00 diperoleh suhu udara di dalam rumah Baduy Dalam sebesar
34.16°C di titik 1, 34.25°C di titik 2, dan 34.13°C di titik 3. Suhu pada jam 15:00 lebih kecil dengan
suhu pada jam-jam sebelumnya hal ini dikarenakan suhu lingkungan yang tidak tinggi yaitu 24°C
sehingga atap dan dinding tidak menyimpan panas terlalu besar. Gambar 64 memperlihatkan distribusi
suhu udara pada rumah Baduy Dalam yang mengunakan material kombinasi 3.
Gambar 64. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 15:00
Gambar 65. Tampak depan vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam
15:00
39
Gambar 66. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 15:00
Pada Gambar 65 terlihat vektor aliran udara pada jam 15:00, besarnya aliran udara di dalam
rumah 0.235 m/s di titik 1, 0.068 m/s untuk titik 2, dan 0.03 m/s di titik 3. Udara mengalir relatif
tinggi di bagian luar rumah, hal ini terjadi karena angin yang datang sebesar 0.9 m/s ke arah rumah
sebesar dalam kondisi tertutup sehingga aliran angin disebarkan ke sisi-sisi rumah. RH hasil simulasi
sekitar 51%. Udara di dalam rumah tidak terlalu kering juga suhu udara relatif tidak terlalu tinggi.
Hasil simulasi rumah Baduy Dalam dengan material kombinasi 3 pada waktu malam yaitu
jam 19:00, 21:00, dan 23:00 tidak berbeda jauh dengan material kombinasi 1 dan 2. Pada jam 19:00
distribusi suhu udara di dalam rumah yaitu 23.92°C di titik 1, 23.57°C di titik 2, dan 23.6°C di titik 3
dengan kecepatan aliran udara 0.004 m/s, 0.013 m/s, 0.009 m/s dan RH sekitar 92%. Gambar 66
menunjukkan distribusi suhu udara hasil simulasi pada jam 19:00.
Gambar 67. Distribusi suhu udara simulasi kombinasi 3 jam 19:00
Gambar 68. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 19:00
40
Gambar 69. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 19:00
Aliran udara di luar rumah pada malam hari 0 m/s tetapi terjadi pergerakkan udara di dalam
rumah. Hal ini karena adanya perbedaan suhu di dalam dan di luar rumah sehingga terjadi perbedaan
kerapatan udara. Tampak pada Gambar 68 kontur aliran udara berwarna hijau di atas rumah, artinya
kecepatan aliran lebih tinggi di bandingkan dengan sekitarnya, ini disebabkan suhu atap berbeda
dengan suhu udara diatasnya sehingga terjadi perbedaan kerapatan udara.
Pada jam 21:00 hasil simulasi suhu udara di dalam rumah masing-masing sebesar 23.31°C di
titik 1, 23.17°C di titik 2 dan 3. Pada jam 23:00 sebesar 23.12°C di titik 1, 23.02°C di titik 2, serta
23.01 di titik 3. Terjadi pergerakkan aliran udara di dalam rumah sama seperti jam 19:00 walaupun
sangat kecil. Kecepatan aliran udara pada jam 21:00 dan 23:00 antara 0.006 m/s sampai 0.01 m/s.
Udara yang mengalir ke bagian atas rumah relatif lebih tinggi karena adanya perbedaan kerapatan
udara yang disebabkan suhu atap dan suhu di luar berbeda. RH di dalam rumah ± 95% untuk jam
21:00 dan jam 23:00. Suhu lingkungan yang rendah serta tidak adanya radiasi matahari menyebabkan
atap dan dinding bangunan sedikit menyimpan dan mentransfer panas ke dalam ruang di dalam
rumah.
Gambar 70. Suhu udara hasil simulasi kombinasi 3 jam 21:00
Gambar 71. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 21:00
41
Gambar 72. Kontur kelembaban relatif kombinasi simulasi 3 jam 21:00
Gambar 73. Suhu udara hasil simulasi kombinasi 3 jam 23:00
Gambar 74. Vektor kecepatan aliran udara simulasi kombinasi 3 jam 23:00
Gambar 75. Kontur kelembaban relatif simulasi kombinasi 3 jam 23:00
Berikut tabel ringkasan hasil simulasi suhu, aliran udara, dan kelembaban relatif dari rumah
Baduy Dalam yang menggunakan material atap asbes, dinding bata dan lantai semen.
42
Tabel 9. Hasil Simulasi kondisi pengudaraan material kombinasi 3
Waktu
Titik
Suhu
Suhu
Aliran
Aliran
(Jam)
Pengukuran
(°C) Lingkungan
udara
udara
(°C)
(m/s)
Lingkungan
(m/s)
Titik 1 (atap)
50.07
33.00
0.188
0.900
11:00 Titik 2 (Imah)
50.56
33.00
0.065
0.900
Titik 3 (Tepas) 49.45
33.00
0.083
0.900
Titik 1 (atap)
44.73
34.00
0.172
0.900
13:00 Titik 2 (Imah)
44.46
34.00
0.014
0.900
Titik 3 (Tepas) 44.00
34.00
0.012
0.900
Titik 1 (atap)
34.16
24.00
0.235
0.900
15:00 Titik 2 (Imah)
34.25
24.00
0.068
0.900
Titik 3 (Tepas) 34.13
24.00
0.030
0.900
Titik 1 (atap)
23.92
23.00
0.004
0
19:00 Titik 2 (Imah)
23.57
23.00
0.013
0
Titik 3 (Tepas) 23.60
23.00
0.009
0
Titik 1 (atap)
23.31
23.00
0.008
0
21:00 Titik 2 (Imah)
23.17
23.00
0.011
0
Titik 3 (Tepas) 23.17
23.00
0.008
0
Titik 1 (atap)
23.12
23.00
0.006
0
23:00 Titik 2 (Imah)
23.02
23.00
0.006
0
Titik 3 (Tepas) 23.01
23.00
0.008
0
RH
(%)
RH
Lingkungan
(%)
24.75
24.14
25.51
26.17
26.53
27.14
51.09
50.85
51.18
90.81
92.77
92.59
94.23
95.00
95.02
95.32
95.90
95.95
61.00
61.00
61.00
63.00
63.00
63.00
92.00
92.00
92.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
96.00
Gambar 76. Grafik hasil simulasi suhu dan RH material kombinasi 3
Gambar 77. Grafik hasil simulasi aliran udara material kombinasi 3
43
4.4 Perbandingan Hasil Simulasi dengan Simulasi Material Tradisional
Simulasi kondisi pengudaraan rumah Baduy Dalam dengan material tradisional telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Analisis menggunakan teknik CFD menunjukkan bahwa rumah
Baduy Dalam mempunyai pengudaraan pasif yang baik dan merupakan rumah yang berdesain
ekologis. Kondisi pengudaraan di rumah Baduy Dalam dengan material tradisional dari jam 11:00,
13:00, 15:00 dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10. Hasil simulasi kondisi pengudaraan rumah Baduy Dalam material tradisional
Waktu
Titik
Suhu
Suhu
Aliran Aliran udara
RH
(Jam)
Pengukuran
(°C) Lingkungan udara Lingkungan
(%)
(°C)
(m/s)
(m/s)
Titik 1 (atap)
33.65
33.00
0.74
0.90
58.81
11:00
Titik 2 (Imah)
33.20
33.00
0.09
0.90
60.33
Titik 3 (Tepas) 33.24
33.00
0.18
0.90
60.19
Titik 1 (atap)
33.68
34.00
0.06
0.90
61.82
13:00
Titik 2 (Imah)
33.18
34.00
0.14
0.90
62.52
Titik 3 (Tepas) 33.15
34.00
0.15
0.90
62.52
Titik 1 (atap)
24.07
24.00
0.77
0.90
91.58
15:00
Titik 2 (Imah)
24.11
24.00
0.75
0.90
91.35
Titik 3 (Tepas) 24.12
24.00
0.44
0.90
91.34
RH
Lingkungan
(%)
61.00
61.00
61.00
63.00
63.00
63.00
92.00
92.00
92.00
(Widyarti 2011)
Dari hasil simulasi rumah Baduy Dalam dengan kombinasi material 1, 2, dan 3 diperoleh
kondisi pengudaraan yang tidak nyaman untuk dihuni terutama waktu siang hari. Hasil simulasi suhu
pada jam 11:00, 13:00, dan 15:00 melebihi zona nyaman rumah untuk dihuni dimana suhu melebihi
26°C (Mom, 1940 diacu dalam Lippsmeier 1980) sedangkan hasil simulasi pada malam hari suhu
udara berada di zona nyaman yaitu berkisar antara 22°C sampai 23°C sehingga perbandingan
dilakukan hanya untuk waktu siang hari. Grafik perbandingan kondisi pengudaraan rumah Baduy
Dalam material modern dengan material tradisional dapat dilihat pada Gambar 78.
Perbandingan Kondisi Suhu Udara
70
Suhu (°C)
60
50
Suhu (°C) Material
Rumah Tradisional
40
30
Suhu (°C) Material
Rumah Kombinasi 1
20
10
11:00
13:00
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
0
Suhu (°C) Material
Rumah Kombinasi 2
Suhu (°C) Material
Rumah Kombinasi 3
Suhu Lingkungan (°C)
15:00
Waktu (Jam) & Titik Pengukuran
Gambar 78. Grafik perbandingan suhu udara rumah Baduy Dalam material tradisional dan modern
44
Pada Gambar 78 terlihat grafik rumah dengan material modern mempunyai nilai suhu yang
lebih tinggi dari rumah bermaterial tradisional. Rumah dengan material kombinasi 1, 2, dan 3
memiliki suhu diatas 40°C pada jam 11:00 dan jam 13:00 dan diatas 30°C pada jam 15:00 untuk
material kombinasi 1 dan 3, hanya rumah dengan material kombinasi 2 yang berada di atas 40°C pada
jam 15:00. Terlihat pada grafik warna hijau (material kombinasi 2) berada lebih tinggi dari material
lainnya.
Kondisi aliran udara dan kelembaban relatif dapat dilihat pada Gambar 79 dan Gambar 80.
Aliran udara rumah dengan material kombinasi 1,2, dan 3 hanya berada pada rentang 0 m/s sampai 0.2
m/s berbeda dengan material tradisional yang terlihat fluktuatif, aliran udara tertinggi mencapai lebih
dari 0.7 m/s. Perbedaan aliran udara antara rumah Baduy Dalam material modern dengan material
tradisional terjadi karena material yang digunakan pada tradisional memiliki poros yaitu dinding
bambu dan atap rumbia. Sedangkan kombinasi material modern merupakan material solid semua.
Kelembaban relatif rumah material modern juga relatif rendah pada jam 11:00 dan 13:00, RH berada
pada rentang 15%-30% sedangkan material tradisional memiliki RH sekitar 60%. Hal ini terjadi
karena suhu rumah yang rendah pada material modern sehingga kelembaban rendah.
Dari hasil perbandingan diketahui bahwa rumah Baduy Dalam dengan material modern
kombinasi 1,2, dan 3 tidak nyaman sehingga perlu dilakukan modifikasi rumah terutama pada
sirkulasi udaranya. Modifikasi hanya dilakukan pada rumah material kombinasi dengan suhu tertinggi
yaitu material kombinasi 2 pada jam 13:00.
Perbandingan Kondisi Aliran Udara
Kec. Aliran udara (m/s)
1
0.9
0.8
Aliran udara (m/s)
Material Rumah
Tradisional
0.7
0.6
0.5
Aliran udara (m/s)
Material Rumah
Kombinasi 1
0.4
0.3
Aliran udara (m/s)
Material Rumah
Kombinasi 2
0.2
0.1
11:00
13:00
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
0
Aliran udara (m/s)
Material Rumah
Kombinasi 3
Aliran udara
Lingkungan (m/s)
15:00
Waktu (Jam) & Titik Pengukuran
Gambar 79. Grafik perbandingan aliran udara rumah Baduy Dalam material tradisional dan modern
45
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
RH (%) Material
Rumah Tradisional
11:00
13:00
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
RH (%) Material
Rumah Kombinasi 1
Titik 1 (atap)
Kelembaban Relatif (%)
Perbandingan Kondisi Kelembaban
RH (%) Material
Rumah Kombinasi 2
RH (%) Material
Rumah Kombinasi 3
RH Lingkungan (%)
15:00
Waktu (Jam) & Titik Pengukuran
Gambar 80. Grafik perbandingan RH antara rumah Baduy Dalam material tradisional dan modern
4.5 Modifikasi dan Simulasi Rumah Baduy Dalam Material Kombinasi 2
Modifikasi rumah Baduy Dalam dilakukan pada rumah yang menggunakan material
kombinasi 2 yaitu komponen atap beton, dinding bata, dan lantai semen. Modifikasi dilakukan karena
kondisi pengudaraan di dalam rumah pada denah sebelumnya terutama pada waktu siang hari tidak
didapatkan hasil simulasi yang nyaman untuk dihuni. Denah rumah sebelumnya kurang tempat
sirkulasi udara sehingga pada modifikasi dilakukan penambahan ventilasi pada bagian depan dan
belakang serta samping kanan dan kiri seperti terlihat pada Gambar 81 berikut.
Gambar 81. Denah modifikasi rumah Baduy Dalam dengan penambahan ventilasi
Hasil simulasi pada rumah modifikasi yang dilakukan pada jam 13:00 memiliki kondisi suhu
udara sebesar 39.89°C di titik 1, 37.51°C di titik 2, dan 36.61°C di titik 3. Nilai ini masih di atas zona
nyaman yaitu 20°C-26°C namun sudah berada di bawah suhu sebelum modifikasi yaitu 59.22°C di
titik 1, 59.58°C di titik 2, dan 58.85°C di titik 3. Kecepatan aliran udara pada rumah modifikasi yaitu
0.029 m/s di titik 1, 0.118 m/s di titik 2, dan 0.057 m/s di titik 3. Aliran udara di titik 2 relatif lebih
tinggi karena udara mengalir dari ventilasi yang dibuat. Distribusi suhu dan kecepatan aliran dapat
dilihat pada Gambar 82. Kelembaban relatif hasil simulasi sebesar 45.68% di titik 1, 51.91% di titik 2,
54.52% di titik 3.
46
Gambar 82. Hasil simulasi distribusi suhu udara rumah modifikasi
Gambar 83. Hasil simulasi vektor kecepatan udara rumah modifikasi
Gambar 84. Hasil simulasi RH rumah modifikasi
Tabel 11. Perbandingan hasil simulasi rumah sebelum dan setelah modifikasi
Waktu
Titik
Suhu
Suhu
Aliran
Aliran udara
(Jam)
Pengukuran
(°C) Lingkungan udara
Lingkungan
(°C)
(m/s)
(m/s)
Titik 1 (atap)
59.22
34.00
0.171
0.900
13:00
Titik 2 (Imah)
59.58
34.00
0.085
0.900
(Sebelum)
Titik 3 (Tepas) 58.85
34.00
0.090
0.900
Titik 1 (atap)
39.89
34.00
0.029
0.900
13:00
Titik 2 (Imah)
37.51
34.00
0.118
0.900
(Sesudah)
Titik 3 (Tepas) 36.61
34.00
0.057
0.900
RH
(%)
17.39
17.10
17.70
45.68
51.91
54.52
RH
Lingkungan
(%)
63.00
63.00
63.00
63.00
63.00
63.00
47
70
60
50
40
30
20
10
0
13:00 (Sebelum)
RH (%)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Suhu (°C)
Titik 1 (atap)
Suhu & RH
Grafik Perbandingan Suhu & RH Rumah
Modifikasi
Suhu Lingkungan (°C)
RH Lingkungan (%)
13:00 (Sesudah)
Waktu (Jam) & Titik Pengukuran
Gambar 85. Grafik perbandingan suhu dan RH rumah modifikasi
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
13:00 (Sebelum)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Titik 1 (atap)
Titik 3 (Tepas)
Titik 2 (Imah)
Aliran udara (m/s)
Titik 1 (atap)
Kec. Aliran Udara (m/s)
Grafik Aliran Udara
Aliran udara
Lingkungan (m/s)
13:00 (Sesudah)
Waktu (Jam) & Titik Pengukuran
Gambar 86. Grafik perbandingan kondisi aliran udara rumah modifikasi
Hasil simulasi kondisi pengudaraan rumah Baduy Dalam yang telah dimodifikasi dengan
material kombinasi 2 menunjukkan penurunan suhu udara yang signifikan namun masih diatas zona
nyaman rumah yaitu suhu antara 20°C-26°C (Lippsmeier, 1980). Aliran udara juga relatif lebih besar
di dalam rumah karena penambahan ventilasi pada bangunan.
48
V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1) Modifikasi material rumah Baduy Dalam terdiri dari 3 kombinasi yaitu kombinasi 1 (atap
keramik-dinding bata-lantai ubin), kombinasi 2 (atap beton-dinding bata-lantai ubin), dan
kombinasi 3 (atap asbes-dinding bata-lantai ubin).
2) Distribusi suhu, pola aliran udara, dan kelembaban pada rumah Baduy Dalam dengan
material modern menunjukkan pola yang berbeda-beda sesuai dengan waktu simulasi.
Material kombinasi 1 memiliki kondisi pengudaraan tertinggi pada jam 13:00 sebesar suhu
55.52°C, RH 20.71%, kecepatan aliran 0.064 m/s di Imah, material kombinasi 2 pada jam
13:00 suhu 59.58°C, RH 17.10%, kecepatan aliran 0.085 m/s di Imah, dan material
kombinasi 3 pada jam 11:00 suhu 50.56°C, RH 24.14%, kecepatan aliran 0.065 m/s di Imah.
3) Modifikasi dilakukan dengan penambahan ventilasi pada rumah Baduy Dalam material
kombinasi 2 mempengaruhi pola aliran dan distribusi suhu udara di dalam rumah, hasil
simulasi kondisi pengudaraan pada siang hari lebih baik dari sebelum modifikasi dengan
suhu di dekat atap 39.89°C, RH 45.68%, kecepatan aliran 0.029 m/s, di Imah suhu 37.51°C,
RH 51.91%, kecepatan aliran 0.118 m/s, dan di Tepas suhu 36.61°C, RH 52.54%, kecepatan
aliran 0.057 m/s tetapi suhu masih berada di atas zona nyaman.
5.2 SARAN
1) Penambahan ventilasi dan pemilihan material bangunan yang relatif tidak menyerap panas
terlalu besar perlu dilakukan agar diperoleh kondisi yang nyaman di dalam rumah.
2) Simulasi CFD untuk kecepatan aliran udara pada saat kecepatan udara tinggi dilakukan dari
arah angin bertiup untuk mengetahui bagian ventilasi yang memberikan pengaruh besar
terhadap suhu.
49
DAFTAR PUSTAKA
Boutet, Terry S. 1987. Controlling Air Movement A Manual for Architect and Builders. Mc. Graw-hill
Book Company, New York.
Frick H, Fx Bambang S, 1998. DASAR-DASAR EKO-ARSITEKTUR. Penerbit Kanisius dan
Soegijapranata University Press.
Gardjito. 2002. Sistem Ventilasi. Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik Untuk Pengembangan
AgribisnisPerkotaan, Bogor 28 Mei - 7 Juni 2002. CREATA, IPB, Bogor.
Givoni, Baruch. 1995. Climate Conciderations in Building and Urban Desaign. Van Nostrand
Reinhold, New York.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. PT. Dunia Pusaka Jaya. Jakarta.
Lechner, Norbert. 2001. HEATING, COOLING, LIGHTING: Metode Desain untuk Arsitektur.
Sandriana Siti, penerjemah. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Terjemahan dari: HEATING,
COOLING, LIGHTING: Design Methods for Architects.
Lippsmeier, Georg. 1980. Bangunan Tropis. Syahmir Nasution, penerjemah. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Terjemahan dari: Tropenbau Building in the Tropics.
Mangunwijaya YB. 1994. Pengantar Fisika Bangunan. DJambatan, Jakarta.
Mannan, Abdul. 2007. Faktor Kenyamanan Dalam Perancangan Bangunan (Kenyamanan SuhuTermal Pada Bangunan). Ichsan Gorontalo, Vol 2 No.1.
Nurianingsih, Resti. 2011. Analisis Pola Aliran dan Distribusi Suhu Udara Pada Rumah Tanaman
Standard Peak Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD). [Skripsi]. Departemen
Teknik Mesin dan Biosistem, IPB. Bogor.
Permana RCE. 2006. Tata Ruang Masyarakat Baduy. Jakarta: Wedetama Widya Sastra.
Prabowo SH. 2009. Easy to Use Solidworks 2009. ANDI. Yogyakarta.
Roaf, Sue. 2001. Ecohouse: a Design Guide. Architectural Press. London.
Sayma, Abdulnaser. 2009. Computational Fluid Dynamic. Ventus Publishing, London.
Suhardiyanto H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika Basah. IPB Press. Bogor.
Tuakia F. 2008. Dasar-Dasar CFD Menggunakan Fluent. Informatika Bandung. Bandung.
Varghese P C. 2005. Building Materials. Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi.
Widyarti, Meiske. 2011. Kajian dan Rekonstruksi Konsep Eco-village dan Eco-house Pada
Permukiman Baduy Dalam Berdasarkan Community Sustainability Assesment [Disertasi].
Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Wulandani D, Nelwan LO, Abdullah K. 2001. Pemodelan Matematika untuk Optimasi Perubahan dan
Distribusi Suhu, RH, dan Kecepatan Udara Dalam Ruang Pengering Berenergi Surya
Menggunakan Analisis Dimensi dan Finite Element. Institut Pertanian Bogor-IPB. Bogor.
50
LAMPIRAN
51
Lampiran 1. Data kondisi iklim lingkungan penelitian tanggal 13 November 2009.
Jam
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Angin
arah
TL
TL
B
BD
TG
S
TG
TG
U
BL
TG
TG
T
Suhu
m/dt
0
0
0
0
0
0
0
0
0.4
0.9
0.9
0.4
0.9
0.8
0.9
0
0.9
0.4
0
0
0
0
0
0
o
C
23
23
23
23
22
22
25
29
31
33
33
33
34
31
24
24
24
23
23
23
23
23
23
23
RH
Tek
Rad
%
96
96
95
96
96
96
88
74
67
66
61
64
63
65
92
93
95
94
96
96
96
96
96
96
mmHg
760.1
759.4
759.3
759.4
759.6
760.1
761.5
761.7
761.8
761.5
761
760.1
759.2
759
759.6
760.2
760.8
760.8
761.3
762.4
762.8
762.4
761.5
760.9
Lux
0
0
0
0
0
0
111
324
584
883
918
575
508
520
440
121
23
10
0
0
0
0
0
0
52
Lampiran 2. Tampak depan denah rumah Baduy Dalam.
GAMBAR TEKNIK
TAMPAK DEPAN RUMAH BADUY DALAM
SKALA
SATUAN
1 : 50
mm
53
Lampiran 3. Tampak samping denah rumah Baduy Dalam.
GAMBAR TEKNIK
TAMPAK SAMPING RUMAH BADUY DALAM
SKALA
SATUAN
1 : 50
mm
54
Download