1 pendahuluan - IPB Repository

advertisement
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya keanekaragaman organisme laut di Indonesia merupakan aset
penting dalam pengembangan bioteknologi laut. Sejauh ini pengembangan
bioteknologi di Indonesia dilakukan antara lain pada bidang pertanian, pangan
dan kesehatan maupun lingkungan.
Produk alam dari laut dapat digunakan
untuk berbagai tujuan antara lain untuk bahan farmasi (antibakteri atau
antimikroba, antioksidan), bahan nutrisi (asam amino, asam lemak, mineral) dan
berbagai bahan lainnya (Nontji 1999).
Antimikroba atau antibakteri merupakan bahan yang dapat membunuh
atau menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga sering digunakan untuk
bahan baku obat. Beberapa jenis organisme laut yang potensial sebagai sumber
obat antara lain makroalga, mikroalga, sponge, soft coral (Kobayashi dan Satari
1999). Mikroalga merupakan organisme berukuran mikroskopis yang mempunyai
peranan penting dalam kehidupan di perairan, dan mudah dibudidayakan karena
hidupnya tidak tergantung musim, tidak memerlukan tempat yang luas, dan tidak
memerlukan waktu yang lama untuk memanennya. Mikroalga memiliki banyak
keunggulan antara lain sebagai sumber pakan dan pangan yang mengandung
protein, lipid, serta sebagai bahan dasar obat-obatan atau farmasi (Borowitzka
1988). Mikroalga telah lama dikenal karena memiliki aktivitas biologikal seperti
pigmen, lemak dan protein, selain itu juga menjadi sumber yang potensial untuk
produk komersial di bidang akuakultur (Rosa et al. 2005).
Salah satu jenis mikroalga laut yang memiliki komponen aktif sebagai
antibakteri adalah Chaetoceros. Metting dan Pyne (1986) melaporkan bahwa
Chaetoceros
mempunyai komponen aktif antibakteri golongan asam lemak.
Penelitian serupa menyebutkan bahwa ekstrak kasar intraselular Chaetoceros
gracilis yang ditumbuhkan dalam medium Guillard mempunyai komponen aktif
antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis,
Escherichia coli dan Pseudomonas sp (Pribadi 1998). Wang (1999) dalam
laporannya juga menyatakan bahwa ekstrak Chaetoceros mempunyai aktivitas
antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen Gram positif
dan negatif. Mendiola et al. (2007) melaporkan bahwa mikroalga Chaetoceros
muelleri menghasilkan komponen aktif yang mempunyai aktivitas terhadap
2
bakteri E. coli dan S. aureus, serta kapang Candida albicans. Namun belum
diketahui mekanisme hambatan antibakteri dari Chaetoceros terhadap bakteri.
Chaetoceros, selain memiliki komponen antibakteri juga mengandung
nilai gizi seperti protein, lemak, karbohidrat. Renaud et al. (2002) melaporkan
bahwa Chaetoceros sp yang ditumbuhkan dalam medium Guillard pada suhu 25
o
C mempunyai kandungan karbohidrat sebesar 13,1%, protein 57,3%, lemak
16,8%, serta PUFA. 19,5 %.
Hasil penelitian Araujo dan Garcia (2005)
menunjukkan bahwa kandungan lemak dan karbohidrat dalam Chaetoceros
wighamii yang dikultivasi pada suhu 20 dan 25 oC lebih tinggi dibandingkan 30 oC.
Salinitas medium pertumbuhan Chaetoceros 25 dan 30 tidak mempengaruhi
pertumbuhan, densitas sel, biomasa dan klorofil (Raghavan et al. 2008).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan komposisi
biokimia
mikroalga adalah nutrien dalam medium. Medium yang digunakan
untuk pertumbuhan Chaetoceros umumnya medium Guillard, namun harga
medium ini mahal, untuk itu perlu dicari medium pertumbuhan yang lebih murah.
Larastri (2006) melaporkan bahwa Chaetoceros dapat ditumbuhkan dalam
medium NPSi. Namun belum diketahui kandungan senyawa aktif dan senyawa
kimia dari Chaetoceros gracilis yang dikultivasi dalam medium NPSi tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian komponen aktif
dan nutrisi dari Chaetoceros gracilis yang diperoleh dari perairan Indonesia dan
dikultivasi dalam medium NPSi, sehingga pemanfataannya lebih optimal.
1.2 Rumusan Permasalahan
Medium yang sering digunakan untuk menumbuhkan Chaetoceros adalah
medium Guillard, namun harganya mahal. Oleh karena itu perlu dicari medium
dengan nutrien yang murah. Salah satu medium yang dapat digunakan untuk
pertumbuhan Chaetoceros adalah NPSi, yaitu medium yang terdiri dari urea,
TSP, silika ditambah dengan vitamin dan trace element. Medium NPSi ini lebih
murah harganya dan mudah didapat. Urea dan TSP digunakan sebagai sumber
N dan P, sedangkan dalam medium Guillard sumber N dan P diperoleh dari
NaNO3
dan NaH2PO4.H2O. Namun belum pernah diketahui pengaruh
penggunaan medium NPSi terhadap komponen aktif dan nutrisi yang dikandung
Chaetoceros. Pada penelitian ini Chaetoceros gracilis yang digunakan diperoleh
dari perairan Indonesia, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemanfaatan
sumberdaya alam Indonesia.
3
Senyawa antibakteri alami mudah mengalami kerusakan, oleh karena itu
perlu metode penyimpanan yang tepat. Salah satu metode penyimpanan yang
dapat digunakan adalah penyimpanan pada suhu rendah. Pada penelitian ini
ekstrak Chaetoceros gracilis disimpan pada suhu rendah sampai 6 bulan, untuk
dilihat stabilitas senyawa antibakterinya. Sel bakteri dapat mengalami kerusakan
setelah kontak dengan antibakteri, oleh karena itu dianalisis pengaruh ekstrak
Chaetoceros gracilis terhadap kerusakan sel bakteri.
Chaetoceros mempunyai kandungan biokimia yang
digunakan untuk
pakan alami larva.
lengkap dan
Mikroalga ini dapat dioptimalkan
pemanfaatannya, misalnya untuk suplemen atau nutrasetika. Komposisi nutrien
medium perttumbuhan berpengaruh terhadap komposisi biokimia mikroalga,
sehingga
perlu
dianalisis
komposisi
kimia
Chaetoceros
gracilis
yang
ditumbuhkann dalam medium NPSi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Memperoleh ekstrak Chaetoceros gracilis yang ditumbuhkan dalam medium
NPSI yang mempunyai aktivitas antibakteri
(2) Menguji aktivitas dan stabilitas senyawa aktif dari ekstrak Chaetoceros
gracilis
(3) Menganalisis pengaruh ekstrak Chaetoceros gracilis terhadap kerusakan sel
bakteri
(4) Menentukan kandungan kimia dari biomasa mikroalga Chaetoceros gracilis
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penlitian ini adalah:
(1) Chaetoceros gracilis yang ditumbuhkan dalam medium NPSi masih
mengandung senyawa aktif antibakteri
(2) Ekstrak Chaetoceros gracilis yang disimpan lama dalam suhu rendah masih
memiliki aktivitas antibakteri
(3) Sel bakteri uji mengalami kerusakan atau gangguan setelah kontak dengan
ekstrak Chaetoceros gracilis
(4) Biomasa Chaetoceros gracilis memiliki nutrisi yang lengkap walaupun
ditumbuhkan dalam medium NPSi
4
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek), khsusunya eksplorasi mikroalga untuk bidang kesehatan. Untuk
menghasilkan Chaetoceros gracilis yang mempunyai komponen aktif dan
komponen nutrisi yang lengkap dengan harga lebih murah, Chaetoceros gracilis
dapat dikultivasi dalam medium NPSi.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Kajian yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
(1) Kultivasi Chaetoceros gracilis dalam medium NPSi
(2) Aktivitas dan stabilitas ekstrak Chaetoceros gracilis
(3) Kerusakan bakteri oleh senyawa antibakteri dari ekstrak Chaetoceros gracilis
(4) Kandungan senyawa kimia dari mikroalga Chaetoceros gracilis
1.7 Kerangka Pemikiran
Chaetoceros merupakan salah satu mikroalga laut berukuran mikroskopis
yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan di perairan, mudah
dibudidayakan, tidak tergantung musim, tidak memerlukan tempat yang luas, dan
tidak memerlukan waktu yang lama untuk memanennya. Mikroalga ini
mempunyai kandungan kimia yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, asam
amino, asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan. Selain itu, Chaetoceros
juga mempunyai komponen aktif antibakteri.
Pemanfaatan mikroalga Chaetoceros masih terbatas untuk pakan larva.
Untuk itu perlu dikembangkan pemanfaatan dari mikroalga misalnya untuk
bidang kesehatan. Medium yang digunakan untuk pertumbuhan Chaetoceros ini
biasanya medium Guillard, namun harganya mahal. Oleh karena itu perlu dicari
medium alternatif yang lebih murah. Salah satu medium yang dapat digunakan
untuk menumbuhkan Chaetoceros adalah NPSi. Medium NPSi ini dapat
digunakan untuk kultivasi Chaetoceros karena mengandung unsur nitrogen dari
urea, fosfat dari TSP dan silika dari sodium metasilika, yang merupakan unsur
utama untuk mikroalga ini. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian
Chaetoceros gracilis yang diperoleh dari perairan Indonesia dengan tujuan: 1)
memperoleh ekstrak Chaetoceros gracilis yang mempunyai aktivitas antibakteri,
2) menguji aktivitas dan stabilitas senyawa antibakteri dari ekstrak Chaetoceros
gracilis, 3) menganalisis kerusakan sel bakteri setelah dikontakkan dengan
ekstrak Chaetoceros gracilis, 4) menentukan komposisi kimia (nutrisi) dari
Chaetoceros gracilis.
5
Kultivasi Chaetoceros gracilis dilakukan dalam medium NPSi pada suhu
25-26
o
C. Biomasa Chaetoceros gracilis diekstraksi menggunakan metanol,
selanjutnya diuji aktivitas dan stabilitas senyawa antibakteri terhadap bakteri
patogen, serta dianalisis kerusakan sel bakteri setelah kontak dengan ekstrak
Chaetoceros gracilis. Biomasa Chaetoceros gracilis dianalisis senyawa kimianya
untuk diketahui kandungan nutrisinya. Dari hasil penelitian ini diperoleh informasi
bahwa Chaetoceros gracilis yang dikultivasi dalam medium NPSi mempunyai
komponen aktif antibakteri yang stabil pada penyimpanan suhu rendah (-18 – (20)oC . Ekstrak Chaetoceros gracilis yang dikontakkan pada bakteri dapat
menyebabkan kerusakan sel bakteri. Chaetoceros gracilis yang ditumbuhkan
dalam medium NPSi mempunyai komposisi nutrisi yang lengkap. Chaetoceros
gracilis yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan.
Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.
6
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
Chaetoceros
Komponen aktif antibakteri
(Metting dan Pyne 1986; Wang
1999, Pribadi 1999; Mendiola
et al. 2007)
Medium
Guillard
Komposisi kimia lengkap (Renaud
et al. 2002; Araujo dan Garcia 2005;
Raghavan & Gopinathan 2008)
Chaetoceros dapat tumbuh
dalam medium NPSi
(Larastri 2006)
????
Nutrien
mahal
Penelitian yang dilakukan untuk disertasi
Kultivasi Chaetoceros gracilis
dalam NPSi (murah)
Biomasa
sel
Ekstrak
Aktivitas
antibakteri
Potensi dan
stabilitas senyawa
antibakteri
Pengaruhnya
terhadap
kerusakan bakteri
Chaetoceros gracilis dalam medium
NPSi mempunyai komponen antibakteri
dan komponen nutrisi lengkap
Gambar 1 Kerangka penelitian
Kandungan
senyawa kimia
Download