SIARAN PERS KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC di Sapporo: Mendorong Momentum Perdagangan Dunia dan Regional Sapporo, 6 Juni 2010 – Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu telah menghadiri pertemuan tahunan para Menteri Perdagangan anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada tanggal 5 dan 6 Juni 2010 di Sapporo, Jepang. Pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini digelar di bawah tema utama APEC tahun 2010, yakni Change and Action, yang menggambarkan tekad untuk melakukan perubahan mengikuti tuntutan perkembangan dunia dan memastikan adanya tindakan nyata agar APEC berperan sentral dalam proses perubahan regional bahkan dunia. Sebelum acara resmi Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC dimulai di Sapporo Convention Center, Menteri Perdagangan Mari Pangestu mengundang sesama Menteri Perdagangan anggota ASEAN yang juga adalah ekonomi anggota APEC (yakni Brunei, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Viet Nam) untuk melakukan pertemuan ASEAN Caucus Breakfast Meeting bertempat di Sapporo Korakuen Hotel, yakni tempat Delegasi Indonesia bermalam. Dalam pertemuan ini Menteri Perdagangan bertukar pikiran dengan koleganya dari ASEAN menyangkut topik-topik strategis yang akan dibahas dalam forum APEC. Topik dimaksud antara lain adalah perkembangan Perundingan Putaran Doha, penilaian pencapaian Bogor Goals 2010, gagasan pembentukan free trade area of the Asia-Pacific atau FTAAP dan pertukaran informasi mengenai perkembangan perundingan Trans-Pacific Strategic Economic Partnership atau TPP, serta peningkatan daya dukung Sekreariat APEC. “Pertemuan caucus seperti ini selalu kita lakukan guna menyamakan persepsi dan mengkonsolidasikan posisi negara-negara ASEAN dalam forum APEC. Karena tahun depan Indonesia akan memimpin ASEAN maka Indonesia bertindak sebagai ketua ASEAN Caucus di APEC tahun ini,” jelas Menteri Perdagangan Mari Pangestu. Para Menteri kemudian menghadiri Pertemuan Menteri Perdagangan APEC yang di hari pertama dilakukan dalam format retreat dan hari kedua dalam format plenary. Pertemuan di hari pertama dihadiri oleh Direktur Jenderal WTO Pascal Lamy yang menyampaikan situasi terakhir Perundingan Putaran Doha yang digambarkannya sebagai mengalami impasse atau kebuntuan. Para Menteri Perdagangan APEC sependapat bahwa perdagangan merupakan sektor yang sangat penting bagi semua ekonomi untuk dapat keluar dari situasi krisis dunia dan mendorong pertumbuhan serta menciptakan lapangan kerja. Untuk itu para Menteri sepakat bahwa APEC --yang mewakili lebih dari separuh perdagangan dunia-- harus ikut memberikan dorongan politik untuk menjembatani perbedaan yang masih menghambat kemajuan Perundingan Doha Development Agenda (DDA). Menteri Perdagangan Mari Pangestu menegaskan, ”Sebagai kerjasama regional yang terus berkembang dan memainkan peran kunci dalam perdagangan global, APEC memiliki tanggung jawab sekaligus kepentingan strategis terhadap keberhasilan Perundingan Doha. Hanya dengan mengembangkan perdagangan maka kita dapat memutar roda perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan. Dengan kata lain, perdagangan merupakan stimulus untuk dapat bertahan di masa krisis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di saat kondisi mulai normal kembali.” Selain membahas agenda rutin seperti perkembangan pelaksanaan program kerja dan pengembangan prakarsa-prakarsa baru, para Menteri Perdagangan APEC juga membahas topik penting lainnya, yakni pencapaian Bogor Goals oleh ekonomi maju APEC pada tahun 2010 ini. Tahun ini merupakan tahun penting bagi APEC karena bersamaan dengan diselesaikannya phase pertama Bogor Goals 2010/2020 untuk mewujudkan iklim perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di kawasan APEC. Secara umum disimpulkan bahwa ekonomi APEC secara individual maupun kolektif telah mencatatkan kemajuan dalam mewujudkan Bogor Goals. ”Real GDP” APEC, misalnya, terus mengalami peningkatan dan menyumbang 62% pertumbuhan dunia dalam periode 1994-2008. GDP riil APEC sendiri meningkat 54% selama periode 1994-2008, sementara GDP per kapita APEC meningkat 37% pada periode yang sama dan melampaui pertumbuhan GDP per kapita dunia. Data yang tersedia juga menunjukkan bahwa kegiatan ekspor dan impor ekonomi APEC mengalami peningkatan signifikan dalam periode 1994-2007. APEC mencatatkan kenaikan ekspor sebesar 211%, yakni dari US$ 2 triliun menjadi US$ 6,2 triliun. Demikian pula impor dalam periode yang sama, mengalami peningkatan sekitar 211% yakni dari US$ 2,1 triliun menjadi US$ 6,5 triliun. Angka ini menunjukkan terjadinya peningkatan kegiatan ekspor dan impor di lingkungan APEC, baik ke dan dari APEC maupun non APEC, dan ditunjang oleh data kegiatan FDI yang juga meningkat. Untuk periode 1994-2007, FDI yang masuk ke kawasan APEC tumbuh rata-rata 13% per tahun dan mencapai nilai US$ 791 milyar pada tahun 2008. Sementara itu FDI yang keluar dari kawasan APEC tumbuh rata-rata 12,7% per tahun dan mencapai nilai US$ 782 milyar pada tahun 2008. Hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kinerja di atas tidak saja merupakan hasil program kerja sama APEC di bidang liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi, tetapi juga ditunjang oleh program-program pengembangan dan peningkatan kapasitas anggota pada pilar ketiga kerjasama APEC, yakni Economic and Technical Cooperation atau ECOTECH. Kajian Bogor Goals mencatat bahwa antara tahun 1996 dan awal 2010 APEC telah mengimplementasikan dan menyetujui 1.274 proyek ECOTECH dengan nilai total US$ 58 juta. Sebuah kajian dari APEC Policy Support Unit tahun lalu juga menyimpulkan bahwa pencapaian APEC saat ini kurang-lebih setara dengan pencapaian sebuah FTA meskipun APEC bukan sebuah FTA dan lebih didasarkan pada prinsip tidak mengikat (non-binding) dan suka-rela. ”APEC telah berperan sebagai sebuah platform untuk menyelaraskan berbagai langkah unilateral anggotanya menuju perekonomian yang terbuka. Penekanan APEC pada pertukaran ’best practices’ yang ditunjang dengan program-program peningkatan kapasitas berhasil menjadikan forum kerjasama ini sebagai forum kerjasama ekonomi yang paling maju, dinamis dan terus berkembang,” imbuh Mari Pangestu. Laporan final mengenai pencapaian Bogor Goals ini akan disampaikan kepada para Pemimpin Ekonomi APEC yang akan bertemu dalam pertemuan puncak APEC pada bulan November 2010 di Yokohama, Jepang. Namun dalam kesempatan pertemuan di Sapporo ini Menteri Perdagangan Mari Pangestu menekankan pentingnya upaya APEC untuk melanjutkan agenda reformasi struktural di setiap ekonomi anggota yang selama ini merupakan bagian sangat penting dari pencapaian Bogor Goals. Lebih jauh Menteri Perdagangan menegaskan kepada forum pertemuan para Menteri APEC ini bahwa ”Upaya melanjutkan reformasi struktural ini memerlukan peningkatan kapasitas yang nyata antara lain melalui program-program ’capacity building’ serta pembahasan, pembelajaran dan fasilitasi yang baik untuk membantu sektor-sektor, kelompok masyarakat maupun angkatan kerja yang perlu melakukan penyesuaian terhadap tuntutan perubahan ekonomi regional dan global.” Menutup pernyataaannya dalam pertemuan, Menteri Perdagangan menandaskan bahwa ”Apabila isu-isu terkait sektor-sektor tertentu, kelompok masyarakat dan tenaga kerja ini tidak teratasi maka pencapaian Bogor Goals selanjutnya akan banyak menghadapi kendala. Oleh karena itu, ke depan, APEC perlu memberikan perhatian lebih besar pada pilar ECOTECH.” --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email: [email protected] Iman Pambagyo Direktur Kerjasama Regional Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3858203 Email: [email protected]