SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Maksimalkan Peran Indonesia di APEC 2013: Kaji Inisiatif Strategik Indonesia dalam Memanfaatkan APEC Jakarta, 24 Juni 2013 – Kementerian Perdagangan RI bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menyelenggarakan diskusi panel mengenai ‘Inisiatif Strategik Indonesia dalam Memanfaatkan APEC’ di Auditorium Kementerian Perdagangan, hari ini (24/6). Diskusi panel yang dibuka oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan ini terbagi atas tiga sesi membahas Bogor Goals and Beyond, Pemanfaatan Posisi Indonesia sebagai Pemimpin APEC dan Pemanfaatan APEC bagi Kepentingan Dunia Usaha Indonesia. Mendag mengatakan bahwa APEC ke depan tidak hanya akan menjadi basis produksi, tetapi juga basis konsumsi. “Indonesia dengan penduduk 250 juta orang akan menjadi pasar yang sangat potensial, sehingga kita harus memperkuat supply side agar pasar domestik Indonesia dapat diisi produk-produk buatan dalam negeri, dan tidak didominasi oleh produk impor,” tegasnya. Mendag juga menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memasukan Crude Palm Oil (CPO) ke dalam Environmental Goods List (EGs List) yang telah dibentuk tahun lalu di Vladivostok, Rusia. Meskipun kesepakatan dalam kerja sama APEC sifatnya tidak mengikat (binding), namun memasukkan CPO dalam EGs List penting untuk meningkatkan citra CPO sebagai komoditas yang ramah lingkungan. “Selain itu, pertemuan APEC ini juga harus kita manfaatkan dalam mencapai kesepakatan di perundingan Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-9 di Bali pada Desember mendatang. Adapun yang ingin kita capai adalah kesepakatan di bidang pertanian, fasilitasi perdagangan, serta paket untuk negara-negara kurang berkembang, misalnya dalam bentuk Duty Free Quota Free,” imbuhnya. Diskusi panel yang dihadiri oleh pemerintah, akademisi dan para pebisnis ini bertujuan untuk membahas perkembangan APEC dalam global architecture dan mendiskusikan berbagai inisiatif strategik dalam memaksimalkan skema APEC dengan memanfaatkan posisi Indonesia sebagai pemimpin APEC 2013. Selain itu juga diskusi panel ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan dunia usaha dalam memanfaatkan dan memaksimalkan skema APEC serta posisi Indonesia pada APEC 2013. Hadir sebagai para panelis yang mewakili unsur pemerintah adalah Wakil Menteri Perdagangan, Wakil Menteri Keuangan, Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, dan Deputi Menneg PPN/Bappenas Bidang Ekonomi. Panelis dari kalangan akademisi dan pengusaha yang hadir serta turut menuangkan gagasannya dalam diskusi panel tersebut yakni Anwar Nasution, Djisman Simandjuntak, Sri Adiningsih, Sofyan Wanadi, Amin Subekti dan Anton J. Supit. Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi menjelaskan bahwa banyak terjadi perubahan dalam kerja sama APEC dibandingkan 20 tahun yang lalu pada saat Indonesia pertama kalinya menjadi tuan rumah pertemuan APEC. Mendukung pernyataan Mendag, Wamendag juga mengatakan bahwa Indonesia harus memperhatikan supply side tanpa melupakan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang ada, diantaranya terkait dengan ‘climate change’ dan ‘green economy’, serta perkembangan perdagangan di bidang jasa. Profesor Djisman S. Simanjuntak menggarisbawahi pentingnya peranan China dalam kerja sama ekonomi APEC. Menurutnya, China yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia saat ini belum dapat menjalankan perannya sebagai ‘leader’ dalam sistem perekonomian global, sehingga Amerika Serikat masih akan memimpin meskipun kekuatannya tidak sebesar sebelum negara tersebut mengalami krisis. “Yang perlu dicermati adalah jika China masuk ke dalam Trans Pacific Partnership (TPP). Dengan bersatunya China dan AS akan menyebabkan TPP menjadi kekuatan ekonomi yang sangat luar biasa dan dapat merubah sistem perekonomian global secara keseluruhan, untuk itu Indonesia perlu melakukan langkah-langkah antisipatif dengan tetap mengedepankan kepentingannya di Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).” Pada pembahasan usulan Indonesia untuk memaksimalkan skim APEC, Dirjen KPI Kemendag Iman Pambagyo menggarisbawahi tantangan integrasi di Asia Pasifik, potensi ekonomi APEC dan langkah-langkah efektif dalam menentukan arah kerjasama APEC tahun ini. “Globalisasi menghasilkan kemajuan ekonomi tetapi juga adverse impacts bagi kalangan tertentu seperti UKM, pebisnis pemula, wanita pengusaha, “the vulnerable”, gaps antara negara maju & negara berkembang & kurang berkembang. Oleh sebab itu integrasi ekonomi harus dibarengi upaya mengatasi “adverse impacts” agar ekonomi APEC dapat lebih resilient menghadapi tantangan dan pembagunan dapat bersifat sustainable, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi APEC bagi perekonomian dunia,” ujarnya. Wakil dari ABAC menggarisbawahi bahwa pemerintah perlu melakukan dua hal konkret yakni membuat peta isu-isu prioritas dengan mengukur loss and benefit-nya, serta melakukan kolaborasi intensif dengan pengusaha, memaksimalkan peran Think Tank dan membangun sinergisitas yang komprehensif. Hasil diskusi menyepakati bahwa dengan potensi ekonomi yang besar, APEC merupakan forum kerja sama ekonomi yang tetap penting. Dengan prinsip terbuka, tidak mengikat dan berbasis konsensus, forum APEC memberikan manfaat fleksibilitas bagi ekonomi masingmasing anggota. Dengan adanya political will yang kuat karena kesepakatan disetujui oleh tingkat Pimpinan Ekonomi anggota APEC, manfaat dapat diperoleh dengan disusunnya langkah-langkah strategis yang mengedepankan kepentingan nasional. Namun diakui bahwa sampai saat ini Indonesia belum maksimal dalam memanfaatkan potensi kerjasama APEC, karena permasalahan dan tantangan yang dihadapi sangat kompleks dan struktural, seperti masalah daya saing, deregulasi, kerja sama pemerintah-swasta, sumber daya manusia, infrastruktur dan connectivity. Diperlukan kerja sama yang lebih kuat dari para pemangku kepentingan untuk memanfaatkan kerja sama APEC terutama di saat Indonesia menjadi tuan rumah APEC 2013. Hasil diskusi tersebut kemudian dirangkum menjadi rekomendasi sebagai masukan bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait, terutama sebagai positioning Indonesia dalam pertemuan-pertemuan APEC berikutnya, khususnya pada Pertemuan Tingkat Pemimpin Ekonomi APEC di Bali yang akan berlangsung pada 7-8 Oktober 2013. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Arlinda Imbang Jaya Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Deny W. Kurnia Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3523459/021-3858195 Email: [email protected]