UNIVERSITAS INDONESIA Kampus Salemba, Jalan Salemba Raya No.4 Jakarta 10430 Telp. (021) 31930355, Faks. 31930343 Kampus Depok, Depok 16426, Telp. (021) 7867222, 78841818, Faks. 7270017, 7863460, 7863447, 7863446, 78849060 E.mail : [email protected] SIARAN PERS 28 Februari 2012 APEC Study Center Universitas Universitas Indonesia: Indonesia: “MANUSIA INDONESIA DALAM LIBERALISASI PERDAGANGAN DUNIA” DUNIA” Siapkah manusia Indonesia bersaing di era liberalisasi perdagangan 2020? Liberalisasi perdagangan tidak dapat dimaknai seperti menafsirkan arti kalah dan menang dalam sebuah persaingan. Yang paling penting adalah bagaimana mempersiapkan sikap mental manusia Indonesia dalam era tersebut. Untuk mempersiapkan manusia Indonesia dalam menyongsong era global tersebut, Fakultas Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB UI) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP UI), dan Fakultas Ekonomi (FE UI) menggelar Seminar Sehari APEC Study Center Universitas Indonesia (ASC UI) pada tanggal 28 Februari 2012 di Auditorium Gedung I, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Kampus UI Depok. Dekan FIB UI, Dr. Bambang Wibawarta mengatakan, “Kami ingin berkontribusi dan memberikan rekomendasi kepada para pengambil kebijakan dalam pertemuan APEC 2013”. Menurutnya, “Ilmu budaya dapat bersinergi dengan rumpun ilmu lain dan bila diterapkan secara sistematis, kita akan percaya diri dalam menghadapi era globalisasi”. Seminar sehari ini menampilkan beberapa pakar dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Prof. Dr. Dorodjatun KuntjoroJakti membawakan makalah berjudul “Menengok Kembali Raison d’Être Pembentukan APEC dalam rangka Hubungan Internasional Indonesia” pada sesi ‘Gagasan, Pencapaian, dan Perkembangan Terakhir dari APEC’. Pembicara lainnya pada sesi ini adalah Prof. Lepi Tarmidi dengan makalah berjudul “Is the Bogor Goal a Success or Failure? An Indonesian View of APEC)” serta Arto Suryodipuro, M.A. dengan makalah berjudul ”Perkembangan Terakhir APEC”. Sesi lain dalam seminar ini berkaitan dengan beberapa isu penting dalam APEC seperti “Perkembangan Kebijakan Pariwisata APEC dan Kepentingan Indonesia” (Rahadjeng Pulungsari, M.Hum.), “Ketersediaan Energi dan APEC” (Evi Fitriani, Ph.D.), “Pendidikan dan Sumber Daya Manusia serta Peranan UKM dalam APEC” (Dr. phil. Lili Tjahjandari), “Kepentingan Indonesia dalam APEC dan Institusi Pendukungnya di Indonesia” (Surjadi, S.E., M.A.), “Ekspor dan Biaya Logistik: Studi Empiris dalam Ekonomi APEC” (Dr. Maddaremmeng A. Panennungi) serta “Pembelajaran yang Dipetik dari Industri Elektronik Indonesia dan APEC” yang akan disampaikan oleh Padang Wicaksana, Ph. D. Berdasarkan kesepakatan yang telah ditandatangani oleh para kepala negara anggota APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) pada tahun 1994 di Bogor, dihasilkan berbagai komitmen penting, antara lain pengurangan tarif dan hambatan non-tarif lain di kawasan Asia Pasific, menciptakan kondisi ekonomi domestik yang lebih efisien dan meningkatkan perdagangan secara dramatis. Visi utama APEC yang tertuang dalam 'Bogor Goals' of free and open trade and investment in the Asia-Pacific by 2010 for industrialised economies and 2020 for developing economies mengharuskan kita untuk mau tidak mau, siap tidak siap, ‘bertarung’ dalam era tersebut. Namun, apakah kita mampu bersaing secara fair. Fair play adalah barang mahal di negara ini. Untuk itu, Pemerintah harus mempersiapkan langkah-langkah strategis agar kita mampu menjadi ‘pemenang’ dalam persaingan global ini. Bicara mentalitas manusia, maka tidak dapat lepas dari budaya yang membentuknya. Heteregonitas masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke adalah anugerah luar biasa bagi bangsa ini. Namun di sisi lain, perhatian terhadap pentingnya memanusiakan manusia Indonesia terasa kurang mendapat tempat. Pertumbuhan ekonomi selalu mendapat tempat teratas dan terkesan melupakan faktor budaya yang membentuk karakter manusia Indonesia. Mempersiapkan sikap mental manusia Indonesia adalah hal penting dalam menyongsong era global tersebut. Situasi bangsa yang penuh dengan ‘kekerasan’ di mana-mana, membuat kita perlu mengintrospeksi diri. Benarkah kita sudah siap menghadapi persaingan global secara masif? Publik tahu bahwa persaingan dalam skala lebih kecil seperti Pemilukada selalu berlangsung dalam tensi tinggi. Realitas ini membuat kita harus mengakui dan banyak belajar untuk memahami tentang arti kalah dan dan juga arti menang. Seminar ini merupakan bagian dari program ASC UI mendukung pelaksanaan pertemuan APEC di Indonesia pada tahun 2013. Diharapkan Seminar ini dapat memberikan masukan-masukan yang konstruktif bagi pemerintah. Pertemuan APEC 2013 memiliki arti yang strategis dan menentukan menuju tahun 2020, karenanya rentang 7 tahun adalah waktu yang sangat singkat dalam mempersiapkan manusia Indonesia yang memiliki visi bersama dalam menatap tatanan dunia baru. Informasi lebih lanjut: Kantor Komunikasi UI [email protected] M.0812.9427.5500 T. 021-7867222, F. 021-78849060