3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di peraim Teluk Pelabuhan Ratu yang dilakukan dalam dua tahap survei pengamatan. Survei pengamatan tahap pertama dilakukan mulai dari pagi hari sampai sore, tanggal 27 Juli 2001 yang bertepatan dengan titik koordinat 06054'36"~~, 106"36'26"BT sampai 07%1'18"LS, 106?24'18" BT dengan menggunakan kapal penelitian Stella Maris, rnilik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB disepanjang lintasan pelayaran akustik. Survei pengamatan tahap kedua dilakukan pada malam hari tanggal 28 clan 29 Juli 2001 diatas Bagan apung milik nelayan &empat. 3.2 Kapal dan Peralatan Penelitian Kapal yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapal Stella Maris, berukuran 50 GT, milik Fakultas Perikanan clan Ilmu Kelautan IPB. Perlengkapan penunjang penelitian yang a& di kapal tersebut adalah Radar, GPS (Global Position System), untuk penentuan posisi kapal dan titik pengambilan sarnpel, Andera Buoy milik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, alat untuk mengukur suhu dan salinitas perairan, Marine Under Water Lux Meter untuk mengukur intensitas cahaya, penggaris untuk mengukur panjang ikan yang tertangkap dm peralatan lainnya Peralatan hidr&k yang digunakan terdiri dari Portable Scientijic Echosounder SIMRAD EY 500 dengan tramxiuser split beam system yang berfrekuensi 38 kHz dan dilengkapi dengan satu unit komputer untuk merekarn data yang diperoleh dari echosounder. u dilakukan setting @atan yang meliputi : Target Strength @ threshold ,I -70 dB, umlah stasiun sehanyak 10 titik pengarnatan (Oambat 3). Alur pel buat b e r b k a n bentuk dan lokasi perairan telyk Pelabuhan Ratu yang diatasn a=. Peraim ini bentuknya seperti Gambar 3. Alur Pelayaran Akustik 3.4 Peroleban Data Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan terdiri dari : data akustik, data intensitas cahaya, data oseanografi dan data hasil tangkapan bagan apung. Pengambilan data tersebut dilakukan pa& dua lokasi, yaitu pa& titik-titik stasiun peqpm&m di alur pelayaran di siang hari dan di atas bagan apung pada malam hari. Proses pengurnpulan data tersebut adalah : (1) Data Akustik Pengurnpulan data akustik dilakukan dengan menggunakan portable scientific echosounder SIMRQD EY 500 dengan transduser split beam acoustic system. Transduser dipasang pada kedalaman 1.5 meter dari permukaan laut dengan bantuan towed body pada sisi kiri kapal. Data siang hari adalah data yang diambil dari pukul 06.00 WIB - 18.00 WIB, dan data malam hari adalah 20.18 WIB - 04.27 WIB. Lokasi pengambilan data akustik mengacu pada desain survei akustik, yaitu dimulai dari stasiun 1 sampai stasiun 10 (Gambar 3). Data akustik direkam secara terus menerus selama pelayaran dan disimpan dalam hard disk komputer. Data ymg diperoleh di lapangan masih berupa datagram (dg), kemudian sehjutnya dikompres menjadi data threshold dan disimpan dalam hard disk untuk pengolaban lebih lanjut. Data akustik yang diperoleh terbagi menjadi dua kelompok data, yaitu kelompok data akustik yang diambil pada siang hari pada 10 buah stasiun pengamatan, dan kelompok data malam hari di bagan apung. Data ini diolah lebih lanjut untuk mendapatkan informasi mengenai target strength ikan tunggal, densitas dan kecepatan renang ikan yang terdeteksi serta penyebarannya baik secara horizontal maupun secara vertikal. Perolehan data aIrustik dilakukan dengan mengintegrasi echo secara tens menerus s e p j a n g jalur transek. Integrasi gema meliputi keseluruhan kolom air dari perrnukaan 3 (tiga) meter sampai kedalarnan 93 meter yang dibagi dalam 9 strata (lapisan) dengan kedalaman tiap lapisan 10 meter pada pengamatan siang hari, sedangkan pengintegrasian echo pada pengamatan malam hari di bawah lampu bagan apung dilakukan mulai dari kedalaman 3 meter sampai 50 meter yang dibagi dalam 4 strata kedalaman. Pengamatan akustik secara periodik dibagi dalam 3 (tiga) periode pengamatan, yaitu periode permulaan malam, periode setelah tengah malam dan periode menjelang pagi hari. Nilai integrasi dikelompokkan secara teratur dalam tiap ESDU untuk mendapatkan nilai target ikan tunggal dan pendugaan rata-rata densitas tiap m3. Alur penerimaan data akustik dapat dilihat pada Gambar 4. -I*"[ Akustik t Penyimpanan t Gambar 4. Alur Penerimaan Data Akustik mulai dari pa@hari pada pukul06.00 WIB hari pukul18.00 WIB. berada, kemudian pengukuran selanjutnya pada 4 (empat) titik pengukuran ke sisi kiri 1 meter. Posisi titik pengukuran ilumineici cahaya di ihat pada Gambar 5. Grunbar 5. Posisi Pengukuran Iluminasi C h y a Lampu Petromak Data intensitas yang diperoleh baik data siang hari maupun malam hari di bawah iluminasi cahaya lampu ditabulasi dalam program mcel dan selanjutnya dibuat profil iluminasi cahaya dengan menggunakan program surfer versi 6.04. (3) Data Oseanografi Pengambilan data oseanografi dilakukan pada 10 (sepuluh) stasiun pengamatan pada alur pelayaran akustik (Garnbar 3), Data oseanografi yang diperoleh melalui Andera Buoy (Juli, 2000) berupa suhu, salinitas dan kedalaman peraim. Data ini selanjutnya diplot baik secara horizontal maupun secara vertikal dengan softwere surfer versi 6.04. Data suhu, salinitas dan posisi (lintang dan bujur) di overlay dengan peta dasar perairan Teluk Pelabuhan Ratu, sehingga diperoleh sebuah peta kontur suhu dan salinitas daerah penelitian secara horizontal. (4) Data Hasil Tangkapan Data hasil tangkapan diperoleh dari hasil pengoperasian bagan apung yang dilakukan sebanyak 4 (empat) kali hauling. Ikan-ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam keranjang, kemudian disortir berdasarh jenis ikan yang tertangkap. Selanjutnya diukur panjang ikan yang tertangkap untuk dijadikan sebagai bahan verifikasi &lam penentuan target strength ikan tunggal. 3.5 Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis seluruh aspek dalam mencapai tujuan penelitian ini adalah disajikan dalam suatu diagram alir. Gambaran tahapan dan prosedur analisis terhadap semua data akustik, optik, o ~ e a n dan o ~ data hasil tangkapan yang diperoleh diilustrasikan pada Gambar 6. - Lintang GPS Buiur 9sk Sabibr lwblvr Asdam BUOY Lux Meter Garnbar 6. Diagram Alir Proses Analisis Data (1) Analisis Akustik Analisis data akustik dilakukan dengin metode echo integrator. Integrator melakukan proses integrasi echo &lam arah vertikal menembus setiap lapisan perairan dalam melakukan perata-rataan dalam arah horisontal sepanjang jalur yang dilalui kapal dimana dilakukan pendeteksian kebemiaan ikan dengan peralatan hidroLdk. Proses perhitungan dilakukan dengan bantuan Echo Processor 500 (EP 500) yang secara matematis diilustrikan dalam persamam sebagai berikut (SIMRAD 1995). Sa = 4 x rO(snr2 S, d, ) (1852 rn~nrn)~ ............ ......... .... (1) Untuk mendapatkan nilai Volum bacbcattering cross section (Sv) dari nilai back scattering area (Sa), persamaan (1) secara matematis dapat diubah menjadi persamaan berikut ini Sa sv = .................... ........................ (2) 4 A rO2(1852 m/nm)2 (rl-r2) Koefesien back scattering area (Sa) dihitung untuk setiap area terpilih. Satuan untuk Sa d l a h m 2 / n d Dengan mengetahui k f i s i e n back scattering dari setiap individu ikan koefisien ini memberikan kontribusi pada nilai koefesien back scattering area maka densitas ikan &pat dihitung dengan rumus sebagai berikut pA= Sa / ........................................................ (3) dimana oh adalah back scattering cros-section. Selanjutnya, karena densitas ikan yang terdeteksi terdiri dari berbagai macam jenis dan ukuran, maka untuk menghitung jurnlah ikan per unit area dari berbagai jenis dan ukuran tersebd harus ditentukan nilai back scattering atau sebaran target strength yang terdeteksi. Target strength adalah bentuk logaritmik dari back scatterrng cross section yang secara matematis dinyatakan sebagai TS= 10 log oh. Dengan mengetahui nilai TS dan kepadatan relatif dari berbagai ukuran kelompok dapat dihitung densitas ikan untuk tiap ukuran kelompok. Logaritmik nilai TS ditransformasikan kedalarn bentuk linier dari back scattering cross section (oh) yakni o h = 10TsiIlO dan akan diperoleh nilai oh, yaitu ~ 1 , ~ ... 2 , o h menurut kelas ikan . 1,2,3...., n ukuran kelompok yang terjadi dengan fiekuensi 1,2,3, .... fn. Distibusi fi dinormalisasi sehingga Cfi = 1. Dengan demikian defenisi selanjutnya adalah : Ai = Area density ikan dengan koefisien bask scattering oh C1\1 = Total area density dari ikan, pA = Cd Ai Sai Koefisien back scattering urea yang di bentuk dari hasil = pendeteksian dengan koefisien back scattering oh C Sai = Total koefisien back scattering area Sa = Selanjutnya dapat dijabarkan persamaan berikut : f l p A o h 1 ....................................... ....... Sal = pAlohl Sai = p Ai obi = fi p A obi .................................................... (k) San = p An ohn Sa = p A C f i o b s ............................................................... = = (43) f i p~ A ohn ......... .;. ..................................... (4d) (4e) Dengan demikian dapat diperoleh persamaan untuk total area densitas ikan sebagai berikut : p~ = Sa/C fi oh .................................................................. ( 5 ) Densitas area dari setiap ukuran kelompok dihitung dengan : = fi PA .................................................................. (6) Volume densitas ikan dihitung dengan : pv = pA(rI- r2) .......................................................... (7) Selarna pendeteksian berlangsung, setiap interval jarak tertentu dilakukan pemtarataan nilai acoustic back scattering cross section sebagai rata-rata area back scattering per satuan area secara horizontal. Integrasi echo secara vertikal dan perata-rataan acoustic back scattering cross section secara horizontal untuk setiap interval menghasilkan rata-rata densitas ikan per satuan volume. (2) Analisis Oseanogdi Analisis parameter oseanografi dengan sebaran densitas ikan secara horizontal dan vertikal dilakukan secara deskriptif . Untuk keperluan tersebut data dari hasil pengukuran Andera Buoy ditabulasi kemltdian diolah lebih lanjut dengan menggunakan program surfer for window 95 v m i 6.04 untuk memperoleh gambmm kerrapatan perubahan vertikal suhu dan salinitas. Dengan program surfer nilai-nil& suhu ataupun salinitas pada setiap leg dihubungkan untuk memperoleh gambaran secara vertikal parameter tersebut pada setiap leg, sehingga diperoleh sebaran lapisan suhu clan salinitas yang dibentuk dengan garis-garis isoterm (suhu) atau isohaline (salinitas). Kemudian berdasarkan keberadaan lapisan tersebut dilakukan stratifikasi secara vertikal untuk kemudian diamati lebih lanjut sesuai dengan keperluan analisisnya. Kedua data tersebut kemudian dipetakan menurut skala yang sarna dan selanjuhya dengan program surfer dilakukan plotting sehingga dapat dianalisis hubungan nilai-nilai densitas ikan dengan keadaan oseanografis. (3) Analisis Iluminasi Cahaya Untuk mengetahui hubungan antara iluminasi cahaya dalam air dan sebaran ikan di bawah cabaya lampu bagan apung dilakukan aaalisis sxara deskriptif berdasarkan infomasi dari analisis data akustik dengan hasil pngukuran iluminasi cahaya bawah air. Dalarn mencapai ha1 ini maka data dari hasil pengukuran ilumhasi cahaya dengan under water Iwc meter pada setiap titik pengukuran ditabulasi dan selanjutnya diolah dengan program sut$er, sehingga diperoleh profil iluminasi cahaya lampu secara vertikal. Dengan program surfer ini hi-nilai intensitas cahaya pads setiap titik pengukuran dihubungkan b e r k k a n kedalaman, sehingga terlihat kontur cahaya pada setiap lapisan . kedalamn. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif hubungan antara sebaran densitas ikan dengan iluminasi cahaya (4) Analisis Hasil Tangkapan Pengambilan data hasil tangkapan bagan apung dimakdkan untuk melakukan verifikasi dengan hasil yang diperoleh scientijic echosounder SIMRAD EY 500. Sampel ikan yang ditangkap diukur panjangnya, kemudian dilakukan sortasi untuk masingmasing s p i e s . Langkah selanjutnya mengkonversi nilai target strength ikan tun& ke dalam ukuran panjang ikan. Pada penelitian ini rumus umum yang digunakan adalah seperti yang dikemukakan oleh Love (1977 ), yaitu : TS = 19.1 Log L - 0.9 Logf - 62 (dB) ... ... ..................... ... ... Dimana : L = panjang ikan (cm) f = frekuensi (kHz) (8) TS = target strength ikan tunggal (dB) Kemudian dilakukan perbandingan data ukuran panjang ikan antara split beam echosounder dengan data hasil tangkapan .