REGIONAL Bisnis Indonesia, Rabu, 24 November 2010 ELTY APLN 160 ASRI 410 3 10 158 16/ 11 405 18/ 11 19/ 11 22/ 11 23/ 11 16/ 11 18/ 11 19/ 11 22/ 11 23/ 11 MEDAN: Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumatra Utara sepanjang Oktober tahun ini mencapai 14.783 orang atau naik 8,82% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. terjadi di dua pintu masuk, yakni Polonia meningkat sebesar 5,94% dan di Tanjung Balai Asahan sebesar 92,63%, sedangkan Pelabuhan Belawan tercatat menurun 13,50%. Lima negara yang warganya menjadi pengunjung terbanyak di Sumut yakni Malaysia sebanyak 8,090 orang atau 54,73%, Belanda sebanyak 1.087 orang atau 7,35%, Singapura 656 orang atau 4,44%, Australia 257 orang atau 1,74%, dan Jerman 204 orang atau 1,38%. 5 Negara pengunjung terbanyak ke Sumut pada Oktober 2010 (orang) 8.090 1.0 8 7 Ma la ysia Be la nda 656 257 204 Singa pura Austra lia Je rma n 4,44 1,74 1,38 Komposisi (%) 54,73 7,35 10 Sumber: BPS Provinsi Sumut BISNIS /MSI/T. PURNAMA 16/ 11 CMNP 119 290 Jumlah wisman ke Sumut pada Oktober 2010 naik 8,82% Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Panusunan Siregar mengatakan tiga pintu masuk wisman di Sumut yakni Bandara Polonia, Pelabuhan Belawan, dan Tanjung Balai Asahan. “Jumlah wisman pada Oktober 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 32,50% dibandingkan dengan bulan yang sama 2009, yaitu dari 11.157 orang naik menjadi 14.783 orang,” katanya kemarin. Peningkatan jumlah kunjungan wisman CKRA 275 23 96 18/ 11 19/ 11 22/ 11 23/ 11 24/ 30/1112 16/ 1112 26/ 18/ 12 11 19/ 5/ 1 11 23/ 6/ 111 22/ BANDUNG: Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jawa Barat memprediksikan posisi penyaluran kredit BPR bisa mencapai Rp6 triliun sampai akhir tahun. Mahfud Fauzi, Wakil Ketua Perbarindo Jabar, mengatakan permintaan kredit pada triwulan IV masih cukup tinggi, misalnya, untuk kebutuhan modal kerja dan konsumsi. Sampai dengan saat ini, menurut dia, data Kantor Bank Indonesia (KBI) Bandung mencatat posisi penyaluran kredit BPR di Jabar per akhir September 2010 sebesar Rp5,64 triliun, atau tumbuh 19,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. “Sebagian kredit yang tersalurkan untuk sektor konsumsi, tetapi kredit produktifnya pun cukup besar,” katanya kemarin. Data bank sentral mencatat sekitar 55% kredit BPR di Jabar tersalurkan untuk pinjaman modal kerja, sedangkan sisanya yaitu investasi dan konsumsi masing-masing berkontribusi 3% dan 42% terhadap total pinjaman. Mahfud mengatakan realisasi penyaluran kredit BPR terbesar di Jabar tersalurkan di wilayah Bandung Raya karena populasi penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan kebutuhan masyarakat di wilayah itu cenderung lebih besar ketimbang daerah lainnya. “Selain kredit konsumsi, sebagian besar BPR di Jabar menyalurkan kredit untuk sektor perdagangan. Alasannya, karena sektor ini terbukti tahan banting dan sangat prospektif,” ujar dia. Di sisi lain, Mahfud menyatakan sebagian besar BPR di Jabar masih mematok suku bunga kredit relatif tinggi untuk menutupi biaya operasional. Dia memaparkan ratarata suku bunga kredit BPR saat ini berkisar antara 10%dan 30% per tahun. “Volume bisnis BPR masih relatif kecil, sehingga harus mematok bunga kredit tinggi untuk menutupi biaya operasional,” ujar dia. (K39/K35) JSMR 345 80 16/ 11 18/ 11 22/ 11 23/ 11 16/ 11 18/ 11 250 25 350 19/ 11 MIRA 3.450 10 1.400 Kredit BPR Jabar diprediksi Rp6 triliun BISNIS INDONESIA BLTA 1.400 5 3.425 19/ 11 22/ 11 23/ 11 16/ 11 18/ 11 240 19/ 11 22/ 11 23/ 11 16/ 11 18/ 11 19/ 11 22/ 11 23/ 11 DKI tawarkan 6 BUMD Rp21 miliar Divestasi digelar awal bulan depan OLEH TH. D. WULANDARI Bisnis Indonesia JAKARTA: Pemprov DKI Jakarta mengajukan nilai penawaran penjualan saham atau divestasi enam badan usaha milik daerah (BUMD) sebesar Rp21 miliar atau lebih tinggi dari nilai bukunya sebesar Rp16,35 miliar. Nilai saham Pemprov DKI Jakarta di 6 BUMD 30 25 22,5 18,05 4,81 PT Jaya Nur Sukses PT Rheem Indonesia 2,69 PT Alakasa PT Pakuan PT Bumi PT Determinan Industrindo Internasional Grafika Jaya Indah Nilai saham (Rp miliar) 6,7 Eben Siregar, Kepala Bagian BUMD DKI Jakarta mengatakan Gubernur DKI Fauzi Bowo telah menyetujui nilai penawaran itu termasuk persetujuan atas rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD) DKI untuk melepas enam BUMD itu, awal Desember 2010. “Nilai buku terakhir enam BUMD itu memang Rp16,35 miliar, bahkan lebih rendah, tetapi kami ingin ada penghargaan terhadap aset DKI sehingga penawarannya kami naikkan jadi Rp21 miliar,” ujarnya kemarin. Menurut Eben, nilai penawaran saham itu telah diajukan kepada para pemegang saham mitra yang kemungkinan besar akan menjadi calon pembeli siaga. Sampai dengan saat ini, Eben menegaskan pihaknya belum menerima berapa besaran nilai tawaran para calon pembeli siaga. Namun, dia mengharapkan nilai jual saham itu tidak di bawah nilai buku sebesar Rp16,35 miliar yang ditetapkan sejak tahun lalu. “Kami tidak berani menawarkan nilai penawaran di bawah Rp16,35 miliar supaya tidak ada kesan unsur kesengajaan Pemprov DKI membuat bangkrut perusahaan yang mengarah pada unsur merugikan negara,” kata Eben. Dia mengungkapkan penetapan penjualan saham pada awal Desember mengacu rekomendasi (%) 0,210 4,8 1,34 1,2 2,1 Sumber: Biro Perekonomian Pemprov DKI Jakarta BISNIS/T. PURNAMA BPKD DKI disesuaikan dengan beban kewajiban yang harus ditanggung keenam BUMD itu. Eben memperkirakan Pemprov DKI akan terus menanggung rugi jika divestasi tidak segera digelar. Alasannya, imbuh dia, nilai aset keenam BUMD itu terus berkurang karena beban kewajiban tetap yang harus dibayarkan kendati keenam perusahaan itu tak lagi beroperasi. Awal bulan Asisten Perekonomian dan Administrasi Provinsi DKI Jakarta Hasan Basri menyatakan divestasi enam BUMD dipastikan pada awal Desember 2010. Keenam BUMD itu yakni PT Jaya Nur Sukses, PT Rheem Indonesia, PT Alakasa Industrindo, PT Pakuan Internasional, PT Bumi Grafika Jaya, dan PT Determinan Indah. “Kalau memang mereka terus membuat rugi kenapa harus ditunda,” ujar Hasan. Menurut dia, pihaknya tengah menghitung berapa besaran nilai jual keenam aset Pemprov DKI Jakarta, termasuk mempersiapkan ilustrasi surat terkait dengan penawaran divestasi kepada pihak ketiga. Belum ada kepastian terkait dengan alokasi dana hasil penjualan aset enam BUMD itu, kendati hasil divestasi itu akan masuk ke kas daerah. “Yang pasti daripada kinerja mereka terus-menerus menggerogoti APBD DKI, lebih baik dijual saja dan digunakan untuk kebutuhan yang lebih prioritas,” kata Hasan. Sebelumnya, Kepala Biro Perekonomian Provinsi DKI Jakarta Ratna Ningsih mengatakan nilai divestasi keenam BUMD diperkirakan Rp16,35 miliar. Namun, dia menegaskan kisaran harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi perekonomian ketika dilepas. “Saat ini ada dua nilai appraisal. Kalau kondisinya belum bagus kita pilih nilai yang kedua. Tapi itu kita lihat dulu, kita tanya BPKP,” ungkap Ratna. Dua nilai appraisal pada masingmasing BUMD itu, menurut dia, terkait dengan perhitungan utang piutang keenam BUMD yang akan berpengaruh pada harga jual saham yang ditawarkan kepada para calon pembeli siaga. Menurut Ratna, Pemprov DKI Jakarta belum membuat perencanaan alokasi hasil divestasi. Namun, dia menegaskan hasil penjualan saham itu terlebih dahulu masuk ke APBD 2011. (wulandari@ bisnis.co.id) Pemkot Medan didesak benahi PD Pasar OLEH MASTER SIHOTANG Bisnis Indonesia MEDAN: Pemerintah Kota Medan diminta segera membenahi Perusahaan Daerah (PD) Pasar menyusul tidak kompaknya jajaran direksi perusahaan itu pascakasus kebakaran Pasar Sukaramai Medan, Oktober lalu. Muslim Maksum, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Medan, mengatakan pihaknya menilai Wali Kota Medan Rahudman Harahap kurang cepat menyelesaikan masalah di tubuh manajemen PD Pasar. Jawaban Wali Kota Medan atas pandangan umum RAPBD 2011 terkait masalah PD Pasar masih normatif karena tidak ada tindakan nyata untuk membenahi BUMD itu. “Kami berharap Wali Kota Medan dapat lebih serius,” katanya, kemarin. Menurut dia, Pemkot Medan telah berjanji untuk mengevaluasi direksi PD Pasar, sehingga BUMD Pemkot Medan itu mampu membenahi pasar tradisional yang beroperasi di daerah ini. Muslim memaparkan Pemkot Medan telah mengkaji konsep pasar tradisional modern untuk dibangun di area Pasar Sukaramai Medan yang terbakar pada Oktober lalu. Wali Kota Medan Rahudman Harahap menyatakan pihaknya menyiapkan alternatif konsep pasar tradisional modern untuk membangun Pasar Sukaramai. “Pemkot Medan tidak punya anggaran untuk secepatnya memperbaiki pasar yang terbakar,” tutur Rahudman. Dia menilai pembangunan kem- bali pasar yang terbakar itu membutuhkan anggaran besar dan tidak mungkin semua ditampung dalam APBD Kota Medan. Pihak ketiga Menurut Rahudman, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga guna mempercepat pembangunan kembali pasar tradisional modern itu. “Kerja sama dengan pihak ketiga itu salah satu alternatif,” tutur dia. Sejauh ini, imbuh dia, belum ada perubahan konsep terhadap Pasar Sukaramai dari pasar tradisional modern menjadi pasar modern, plaza, swalayan, atau mal. “Pasar itu tetap menjadi pasar tradisional modern yang layak, mudah terjangkau, dan nyaman. Tidak seperti saat ini, masuk ke dalam saja orang sudah malas,” kata dia.