1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pemberdayaan BUMD dalam Peningkatan Ekonomi Daerah BUMD adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Ini berarti bahwa memberdayakan itu adalah memampukan dan memandirikan masyarakat beserta kelembagaannya, disini termasuk badan usaha milik daerah. (Kartasasmita, 1996 dalam Nur, 2009). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. Sistem pengawasan dalam sebuah organisasi memegang peran penting untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai dengan visi, misi, tujuan serta target-target organisasi. Pengawasan sendiri diagnosis (berupa pengumpulan dan analisis data) sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal penerapan SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) pada suatu instansi pemerintah, guna memperoleh gambaran areaarea yang memerlukan perbaikan. Peranan sistem pengawasan internal dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien sangatlah penting. Dengan kata lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Usaha untuk melaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilakukan pemeriksaan yang teratur terhadap pimpinan perusahaan dengan membantu suatu departemen atau bagian yang disebut departeman Internal Auditing. 1 Dalam kondisi seperti ini diharuskan adanya pengawasan yang dapat membatu perusahaan dalam melakukan pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pengawasan adalah meningkatkan peran internal audit untuk memonitor kinerja sistem pengawasan perusahaan dan internal audit dalam melakukan mekanisme umpan balik kepada fungsi manajemen. Beberapa lembaga pemantau juga mengkritisi lemahnya SPI yang diterapkan di BUMD, sehingga membuka peluang yang sangat besar bagi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran BUMD. Setiap perusahaan bertanggung jawab terhadap item-item SPIP dengan baik sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah serta prinsip-prinsip yang ada untuk mengembangkan praktek-praktek Good Corporate Governance yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat. Tata kelola perusahaan yang baik sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah derencanakan oleh sebuah perusahaan. Audit internal merupakan suatu penilaian atas keyakinan, independen, obyektif dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola. Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi dengan memberikan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan penilaian data dan proses bisnis. Dengan komitmen untuk integritas dan akuntabilitas, audit internal yang memberikan nilai kepada mengatur badan dan manajemen senior sebagai sumber tujuan saran independen. Profesional yang disebut auditor internal yang digunakan oleh organisasi untuk melakukan kegiatan audit internal. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pengendalian internal pada organisasi tersebut telah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan aturan-aturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat membantu organisasi agar dapat melakukan tanggung jawabnya scara efektif, yaitu dengan cara melakukan analisa dan melakukan penilaian serta memberikan rekomendasi dan saran, 2 sehingga penyelenggaraan kegiatan BUMD berjalan secara efisien, efektif, ekonomis, lancar, aman dan tertib. Internal auditor adalah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal audit, oleh sebab itu internal auditor senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks.Dalam instansi pemerintahan, pengawasan dilakukan oleh auditor intern yang ditunjuk langsung oleh pemerintah berupa Dewan Pengawas. Dewan Pengawas sendiri ditugaskan untuk dapat memastikan jalannya pelaksanaan pengendalian manajemen tersebut agar secara terus menerus dapat ditingkatkan keefektifitasannya sesuai dengan tujuan dari SPIP. Dengan demikian Dewan Pengawas dapat menilai apakah BUMD tersebut telah bertanggung jawab atas implementasi terhadap SPIP yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 Pasal 20, jumlah anggota Dewan Pengawas dalam BUMD ditetapkan berdasarkan jumlah pelanggan dengan ketentuan : a) Paling banyak 3 (tiga) orang untuk jumlah pelanggan sampai dengan 30.000; dan b) Paling banyak 5 (lima) orang untuk jumlah pelanggan diatas 30.000, Hal tersebut dilakukan bedasarkan atas asas efisiensi pengawasan dan efektivitas pengambilan keputusan. Menurut keputusan Mendagri No.35 Tahun 2006 tentang Kebijakan Penyelenggaraan Pengawasan Pemerintah Daerah Tahun 2007, adalah sebagai berikut 1. Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota. 3 2. Pemeriksaan kasus kasus pengaduan masyarakat yang disampaikan langsung oleh masyarakat dan yang diterima dari instansi maupun pelimpahan penanganan kasus dari instansi lain. 3. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan Kepala Daerah. 4. Pemeriksaan berkala atau sewaktu-waktu maupun pemeriksaan terpadu. 5. Pemeriksaan pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. 6. Pemeriksaan khusus untuk hal-hal tertentu. Dimana dapat diketahui BUMD Kota Salatiga terdiri dari PDAM Salatiga, SPBU, BANK Salatiga dan BKK Sidorejo Salatiga. Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta penyususnan staf namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (dewi sri 2009 sim blog spot. com). : 1. Manajemen puncak / top management Tanggung jawab dari manajemen puncak adalah keseluruhan kinerja dan keefektifan dari suatu perusahaan Manajer tingkat puncak membuat kebijakan, keputusan, dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu perusahaan. Jabatan yang temasuk manajemen puncak adalah Chief Financial Officer, Chief Executive Officer, Chief Information Officer. 2. Manajemen tingkat menengah / middle management Manajemen tingkat menengah berada diantara manajemen puncak dan manajemen lini pertama, kebijakan serta keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas atau puncak.Jabatan yang termasuk manajemen menengah adalah kepala bagian, pemimpin proyek, manajer divisi, manajer pabrik. 4 3. Manajemen operasional /first line management Manajemen tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan atau supervise pada karyawan dan memastikan strategi , kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak menengah telah dijalankan dengan baik. Manajemen lini pertama juga memiliki andil dan turut serta dalam proses mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan. Jabatan yang termasuk dalam manajemen operasional adalah supervisor, manajer departemen, manajer area, manajer kantor, atau manajer shift. Kasus-kasus yang biasa terjadi banyak mengalami kecurangan, seperti korupsi, tidak maksimalnya pegawai dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menimbulkan kerugian cukup besar yang dialami oleh pemerintah. Sebagai contoh adanya penyalahgunakan dana PDAU yang permodalannya berasal dari APBD Salatiga. Karena penyalahgunaan itu, PDAU merugi Rp 222,55 juta. . (Suara Merdeka, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi Manajemen BUMD Kota Salatiga terhadap praktek pengawasan oleh Dewan Pengawas BUMD Kota Salatiga, selain itu informasi yang diperoleh melalui penelitian ini akan bermanfaat untuk menilai kinerja Dewan Pengawas apakah sudah sesuai dengan ketentuan apa belum dan dapat dijadikan dasar untuk evaluasi Dewan Pengawas dalam mengawasi BUMD.Manfaat penelitian ini bagi kalangan akademis, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan referensi dan literatur terkait pengendalian internal. Kontribusi dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak lain untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam bidang kajian yang relevan. Bagi BUMD Kota Salatiga penelitian diharapkan mampu memberikan informasi dan perbaikan terkait dengan praktik pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas dan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas. 5 1.2.Rumusan Masalah 1. Bagaimana persepsi manajemen BUMD Kota Salatiga mengenai praktek pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas ? 2. Bagaimana persepsi manajemen BUMD Kota Salatiga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas? 2. Telaah Teoritis 2.1. Audit Internal Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen (Bambang, 1999). Sedangkan pengertian audit internal menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam SPAP (Standar Pelaporan Akuntan Publik) adalah suatu aktivitas penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas organisasi pemberi bantuan bagi manajemen. (1998; 322). Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah: 1. Pemeriksaan dilakukan oleh karyawan dalam suatu perusahaan 2. Pemeriksa berfungsi sebagai staf pembantu manajemen 3. Pemeriksa harus bersifat independen 4. Pemeriksaan terhadap operasi dan pengendalian intern dilaksanakan untuk mendorong ketaatan pada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan 5. Pemeriksaan terhadap berbagai aktivitas perusahaan secara terus menerus Tujuan dari audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa (Tugiman, 1997: 99). Adapun pemeriksaan intern disini bukan hanya kecermatan matematis, tetapi 6 adalah manajemen kontrol. Begitu pula yang dikatakan Hiro Tugiman dalam standar professional audit internal, yaitu pemeriksaan yang memiliki kewajiban melaporkan aktivitas perusahaan pada tingkat manajemen. Peran dan tugas auditor internal yang tertulis dalam penelitian Angus, et. al, (2011) yang meneliti tentang efektivitas internal audit pada sektor publik di Nigeria adalah: 1. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan, dalam menyediakan informasi tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal dan kualitas kinerja. 2. Auditor internal memastikan kepatuhan terhadap semua keuangan, personalia, pemberian pinjaman, pengolahan data, kebijakan dan prosedur administratif lainnya, serta ekonomi, efisiensi dan efektivitas tentang sumber daya yang digunakan. 3. Audit internal merupakan alat control manajemen utama untuk memberikan keyakinan kepada manajamen bahwa informasi keuangan diserahkan kepada manajemen untuk membantu dalam pengambilan keputusan yang handal, akurat dan berdasarkan catatan yang handal dan dinyatakan untuk memberikan informasi tentang kekurangan dalam organisasi ataupun sistem pengendalian internal, serta menyoroti pratek manajemen yang memerlukan tindakan korektif. Tanggung jawab lainnya dari auditor internal adalah: 1. Untuk meninjau, mengevaluasi dan melaporkan kecukupan atau kerangka pengawasan keuangan yang ada di badan dan efisiensi dalam menjamin properti, kehati-hatian, kelengkapan dan keakuratan kegiatan instansi bersangkutan dan transaksi. 2. Untuk melaksanakan audit yang lengkap dan berkelanjutan dari rekening dan catatan pendapatan, pengeluaran, tanaman, toko-toko dan properti lainnya. 3. Untuk mengevaluasi apakah kinerja aktual dalam kerangka kontrol didirikan keuangan (audit kepatuhan). 7 2.2.Audit internal pada BUMD Pengawasan pada BUMD dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati dan meneliti proses kegiatan dari mulai perencanaan sampai dengan pelaksanaan serta melakukan tindakan yang diperlukan untuk memeriksa, mencegah, memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar sesuai dengan rencana pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Pengawasan terhadap BUMD dapat dilakukan oleh Dewan Pengawas dan manajemen atau pengelola BUMD itu sendiri melalui Satuan Pengawas Intern serta oleh pihak luar atau ekstern yaitu Bank Indonesia dan Akuntan Publik. Pengawas terus menerus berkembang, terutama dengan adanya pengelolaan BUMD dan pengendalian resiko yang sehat. BUMD harus bisa menciptakan suatu pengendalian untuk operasionalnya sendiri yaitu dengan menciptakan pengendalian internal. Untuk diyakininya bahwa pengendalian internal itu sudah dilakukan dengan baik perlu dilakukan suatu audit oleh pihak internal sendiri yaitu internal audit. Dengan semakin berkembangnya BUMD tersebut, maka rentang kendali antara Direksi dan Dewan Pengawas dengan para pelaksana operasional semakin lebar dan komplek, sehingga fungsi internal audit diharapkan dapat menjadi penghubung antara keduanya, terutama membantu Direksi dalam mengamankan kegiatan operasional yang melibatkan dana dari masyarakat luas untuk meyakinkan bahwa penyelenggaraan kegiatan BUMD berjalan secara efisien, efektif, ekonomis, lancar, aman dan tertib. Dewan pengawas berasal unsur pejabat pemerintah daerah yang ditunjuk langsung oleh pemerintah untuk menjamin agar pemerintahan kota atau kabupaten dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan rencana dan aturan undangundang yang telah ditetapkan. Tugas Dewan Pengawas adalah melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengurusan dan pengelolaan BUMD, sehingga BUMD dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Dalam melakukan pengawasan terhadap BUMD, Dewan Pengawas menggunakan SPIP sebagai acuan kerjanya. 8 Menurut Johnson (1996) dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Audit internal, tugas-tugas umum auditor internal meliputi : 1. Salinan audit tentang laporan dari akun yang disampaikan dalam tata cara penulisan yang ditentukan bersama-sama dengan laporan kepada menteri atau sekretaris Negara. 2. Para auditor harus menyatakan apakah akun menurut mereka dapat memberikan pandangan yang benar dan adil sesuai terhadap urusan operasi. 3. Auditor harus menyatakan apakah akun tersebut telah memberikan semua informasi yang diperlukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 4. Para auditor biasanya akan melaporkan jika mereka tidak puas dengan aspek dalam laporan keuangan. Agar memperkuat dan menilai apakah BUMD telah menerapkan SPIP(Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) dengan baik menurut peraturan pemerintah, maka dilakukan pengawasan intern dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintahan. Lingkup pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, tugas, kompetensi SDM, kode etik, standart audit, pelaporan. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis, penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan, serta bimbingan dan konsultasi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor selaku aparat pengawas internpemerintah. Secara ekonomi, audit internal dimaksudkan untuk konsumsi internal dengan berbagai manfaat sosial ekonomi.Dalamsektor publik menurut Azubike (2002) dalam Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Audit internal, pengendalian internal sangat efektif dalam meningkatkan keandalan akuntansi data dan dalam melindungi terhadap penipuan, hal tersebut mengimplikasikan ekonomi dari suatu audit tidak efektif. Hal-hal yang biasa 9 menjadi alasanketidakefektifan audit internal dalam manajemen sektor publik adalah sebagai berikut : a. Lack of audit manual: tidak adanya panduan standar audit internal dan rencana audit kerja secara terperinci akan mempengaruhi kualitas pekerjaan audit terutama untuk audit internal baik non-akuntan ataupun akuntan yang nonqualified. b. Non-Career Auditors and lack of growth prospect: karir auditor yang memenuhi syarat professional akuntan memiliki level atau status dibawah dengan yang dimiliki oleh rekan-rekan professional mereka di departemen keuangan sebagai auditee. Hal ini memberikan auditee keuntungan dan perasaan superioritas kepada auditor internal maka mereka dapat menahan akses auditor untuk mendapatkan informasi dengan ketidakseimbangan proses arus informasi sehingga informasi yang didapatkan auditor adalah informasi yang mereka ingin sediakan untuk auditor lihat. c. Reporting structure and professional independence: pada masa lalu auditor internal merupakan sebuah unit dari accounts department, tetapi untuk menjamin independensi auditor, auditor internal harus melaporkan langsung kepada kepala eksekutif. Perubahan ini berdampak negatif karena kebanyakan kepala eksekutif merupakan pemegang jabatan politik, yang tidak memiliki kepentingan permanen dan mengarah ke non-komitmen untuk laporan audit internal. d. Scope of work: tidak adanya definisi yang tepat dari tugas, hak, keistimewaan dan keterbatasan auditor internal sehingga dapat menghambat auditor untuk melakukan tugasnya dengan hasil yang memuaskan. e. Privileges of office: kurangnya upah yang memadai dan pra-syarat kantor telah membuat beberapa auditor internal ikut andil dalam melakukan kecurangan. f. Hazards of office: faktor lain yang menghambat efisiensi audit internal adalah resiko yang dihadapi oleh auditor internal yang jujur dan berprinsip. Auditor 10 mungkin akan dihadapkan pada masalah-masalah yang dapat mengganggu kehidupan dan sifat dari auditor internal. Kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal di BUMD dapat dikatakan baik apabila Dewan Pengawas dapat menjamin bahwa tidak terdapat penyimpangan atau penyalahgunaan atas aset pemerintah yang dilakukan oleh BUMD terkait, dan dapat melakukan perbaikan di area-area yang harus memerlukan perbaikan agar untuk periode berikutnya BUMD dapat berjalan dengan lebih baik lagi. Apabila Dewan Pengawas telah menjamin bahwa BUMD telah menerapkan SPIP dengan baik dan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang telah direncanakan serta sesuai dengan peraturan pemerintah maka kinerja Dewan Pengawas sebagai auditor internal terhadap BUMD telah dilakukan dengan baik. 3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang bersumber dari survey melalui kuesioner yang ditujukan kepada manajemen BUMD Kota Salatiga yang digunakan berupa dua bagian. Bagian pertama berisi mengenai praktik pengawasan Dewan Pengawas dan bagian kedua berisi tentang faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas BUMD oleh Dewan Pengawas. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi data yang diteliti atas manajemen BUMD Kota Salatiga meliputi manajemen operasional dan manajemen tingkat menengah. Pada penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah non probability sampling. Dari teknik sampling tersebut dipilih purposive sampling karena sampel didapatkan dengan memilih responden yang benar benar memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti menetukan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 32 orang. 11 3.3.Metode Pengumpulan Data 1. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyusun kuesioner. 2. Penentuan respoden dilakukan dengan cara bertanya kepada pegawai BUMD terkait mengenai staf yang mengetahui praktek pengawasan pada BUMD Kota Salatiga. 3. Memberikan kuesioner secara langsung kepada responden yang dituju untuk mencegah terjadinya salah sasaran dan menjelaskan kepada responden secara garis besar maksud dari isi kuesioner di setiap bagiannya. 4. Meminta responden untuk memberikan persepsi setuju atau tidak tentang praktik pengawasan oleh Dewan Pengawas BUMD Kota Salatiga 5. Pada bagian kedua peneliti meminta persepsi responden untuk menilai setuju atau tidak tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas BUMD oleh Dewan Pengawas. 6. Dari hasil yang diperoleh pada point 4 sampai 5, tiap item informasi dihitung rata-ratanya. 7. Untuk melihat tingkat persepsi responden, maka digunakan rumus interval sebagai berikut: Dimana I = Interval K = Kategori jawaban Max = Nilai tertinggi Min = Nilai terendah 12 8. Range Kriteria 1,00 - 1,80 Sangat Tidak Setuju/Sangat buruk 1,81– 2,60 Tidak Setuju/buruk 2,61– 3,40 Netral/Cukup 3,41- 4,20 Setuju/Baik 4,21-5,00 Sangat Setuju/Sangat baik Dalam kuesioner ini juga diberikan ruang kosong untuk menampung informasi yang dianggap penting oleh responden faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas. 9. Setelah didapat data-data mengenai seberapa baiknya penerapan item-item SPIP tadi dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik deskriptif, untuk dapat memaknai data yang telah didapat dari hasil penelitian. 3.4. Analisis Data Setelah didapat data dari hasil penyebaran kuesioner di BUMD Kota Salatiga, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008). Langkah pertama yang dilakukan dalam menganalisis data adalah memasukan data dari hasil kuesioner kemudian menjumlahkan skor dari setiap item-item kuesioner. Langkah kedua mencari rata-rata pada setiap item-item tersebut. Dari hasil rata-rata tersebut dapat dikelompokan kriteria sesuai dengan 13 interval yang telah ditetapkan pada metode pengumpulan data sehingga setiap item kuesioner dapat disimpulkan hasilnya. 4. Temuan dan Pembahasan 4.1. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Tugas Dewan Pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (selanjutnya disingkat “RJPP”), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (selanjutnya disingkat “RKAP”) serta ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan adalah kegiatan Dewan Pengawas untuk menilai perusahaan dengan cara membandingkan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan dan/atau bidang teknis operasional. 4.1.1. Tugas Dewan Pengawas Agar Dewan Pengawas dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal, Dewan Pengawas berhak untuk: 1. Anggota Dewan Pengawas baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu berhak memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh perusahaan dan berhak memeriksa buku-buku, surat bukti, persediaan barang-barang , memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi, surat surat berharga dan lain-lain. 2. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. 3. Anggota Dewan Pengawas berhak menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan. 4. Jika dianggap perlu, Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya dapat memperoleh bantuan tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktu tertentu atas beban Perusahaan. 14 5. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya, Dewan Pengawas dapat mengangkat seorang sekretaris Dewan Pengawas atas beban Perusahaan. 6. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan. 7. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi. 8. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas. 9. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap halhal yang dibicarakan. 10. Dewan Pengawas setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dengan alasan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan/atau terdapat indikasi melakukan perbuatan yang dapat merugikan Perusahaan dan/atau melalaikan kewajibannya dan/atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perusahaan. Pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan dan Menteri disertai alasan yang menyebabkan tindakan tersebut. 11. Dalam hal Jabatan Direksi lowong dan penggantinya belum ada atau belum memangku jabatannya, maka Dewan Pengawas berwenang menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya untuk menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama dan menunjuk pihak lain untuk mewakili perusahaan dalam hal terjadi benturan kepentingan Perusahaan dengan kepentingansemua anggota Direksi. 4.1.2. Kewajiban Dewan Pengawas Dalam melakukan pengawasan atas pengurusan Perusahaan, Dewan Pengawas berkewajiban: 1. Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas untuk kepentingan dan usaha perusahaan 15 2. Bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku 3. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi. 4. Memberikan Nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan kegiatan pengurusan Perusahaan. 5. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta wajib melasanakan prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran. 6. Memberikan pendapat atau saran kepada Menteri mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan RKAP yang diusulkan Direksi. 7. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada Menteri mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perusahaan. 8. Melaporkan dengan segera kepada Menteri apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perusahaan. 9. Memantau efektivitas praktek GCG yang dilakukan Perusahaan. 10. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan. 11. Membuat risalah rapat Dewan Pengawas. 12. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RPB. 13. Menetapkan keputusan batasan-batasan nilai dari perbuatan hukum Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas. 14. Memberikan Putusan Terhadap Usulan Perbuatan hukum Direksi yang memerlukan Persetujuan Tertulis. 4.2.Gambaran secara umum responden penelitian Secara umum responden penelitian ini dibagi menurut jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Dari total 32 orang, yang bersedia dan tidak berhalangan untuk mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 26 orang 16 (81,25%). Menurut jender penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki dari pada perempuan yaitu laki-laki berjumlah 14 orang dan perempuan berjumlah 12 orang. Menurut usia penelitian lebih banyak responden yang berusia kurang dari sama dengan 50 tahun. Pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini hanya berkisar antara SMA, S1, dan S2, dan didominasi oleh responden yang berpendidikan terakhir S1. Dalam penelitian ini masa jabatan responden dibagi menjadi tiga, yaitu antara 1 sampai 10 tahun, 11 sampai 20 tahun, dan 20 tahun ke atas, temuan menunjukan bahwa penelitian ini didominasi oleh responden yang memiliki masa jabatan 11 sampai 20 tahun. Responden pada penelitian ini manajemen BUMD Kota Salatiga yang meliputi manajemen tingkat menengah dan manajemen operasional yang memiliki jabatan seperti pada tabel 4.2.Responden dipilih berdasarkan kriteria yang memiliki pengetahuan dan berhubungan langsung serta mengerti dengan praktik pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas dan faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan. Tabel 4.2. Gambaran umum responden berdasarkan jabatan menurut manajemen operasional dan manajemen tingkat menengah BUMD Kota Salatiga Perusahaan BUMD Perusahaan PD BKK SIDOREJO Daerah Air PD BANK Daerah Aneka SALATIGA Minum (PDAM) Salatiga Usaha (PDAU) Kota Salatiga Jabatan 1. Direktur 2. Sekretariat/umum Kota Salatiga 1. Direktur PDAM 1. Direkttur Kota Salatiga Utama 2. Kepela Kantor cabang ngaglik 17 2. Direktur 1. Direksi 2. Sekretariat 3. Kepala bidang 3. Kepala bagian pemasaran pelayanan bagian pelanggan umum 4. Kepala Bidang Pelayanan 4. Kepala bagian teknik 5. Sub bidang pengawas 3.Kepala bidang 3. Kepala Bagian Pengenbanga Pemasaran n 4. Kepala kredit Bagian Operasional 6. Sub bidang kas 5. Sub bidang kredit 7. Sub Bidang Dana 6 . Sub bidang Kas dan Pembukuan 8. Sub Bidang 7.Sub bidang Pembukuan Dana 8.Sub bidang adm umum dan kepegawaian 18 4.Kepala Bagian 5.Kepala Bidang Keuangan 4.3. Persepsi responden mengenai item-item di dalam kuesioner 4.3.1. persepsi responden mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh pengawas Pada bagian ini diuraikan persepsi manajemen BUMD Kota salatiga mengenai praktik pengawas seperti yang ditunjukan pada tabel 4.3.1. Tabel 4.3.1. Persepsi responden mengenai praktik pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas No Item informasi Total Rata-rata Persepsi 4,26 Sangat Skor 1 Pengawas telah dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab melaksanakan 116 tugas untuk kepentingan dan usaha Setuju perusahaan. 2 Pengawas telah bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang 102 bersangkutan bersalah atau 392 Setuju lalai menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. 3 . Pengawas pengawasan telah terhadap melakulan pengurusan 111 perusahaan. 19 Sangat 4,26 setuju 4 Pengawas telah memberi nasihat dalam melaksanakan kegiatan Sangat pengurusan 114 4,38 setuju 4,11 Setuju 4,26 Sangat perusahaan 5 Pengawas telah mematuhi anggaran dasar dan peratuan perundang – 107 undangan. 6 Pengawas telah memberi pendapat atau saran mengenai Rencana Jangka 111 Panjang Perusahaan 7 Pengawas Setuju telah mengikuti 108 4,15 Setuju 3,69 Setuju 3,88 Setuju 4,11 Setuju 4,03 Setuju 3,80 Setuju 3,69 Setuju 3,80 Setuju Perkembangan kegiatan perusahaan 8 Pengawas telah melaporkan dengan segera kepada Walikota apabila terjadi 96 gejala menurunya kinerja perusahaan 9 Pengawas telah memantau efektivitas praktek GCG yang dilakukan perusaan. 101 10 Pengawas telah meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan 107 serta menandatangani laporan tahunan. 11 Pengawas telah membuat risalah rapat 105 Dewan Pengawas 12 Pengawas telah memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah 99 dilakukan selama tahun buku. 13 Pengawas telah menetapkan putusan batasan – batasan nilai dari perbuatan 96 hukum Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas 14 Pengawas telah memberi putusan terhadap usulan yang memerlukan 99 20 persetujuan tertulis. Secara rata-rata responden menilai pengawas telah dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas untuk kepentingan dan usaha perusahaan. Itu dapat dilihat dari tabel persepsi responden yang memberi persepsi sangat setuju. Responden memberi pernyataan tersebut dikarenakan Dewan Pengawas telah etika jabatan sebagai berikut: a. Etika berkaitan dengan keteladanan Dewan Pengawas harus mendorong teriptanya perilaku etis. Salah satunya dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi Direksi dan Pegawai perusahaan. b. Etika berkaitan dengan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan. Dewan Pengawas wajib mematuhi peraturan perundangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan penduan Good Corporate Governance serta kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. c. Etika berkaitan dengan peluang usaha. Selama menjabat Dewan Pengawas tidak diperkenankan untuk: 1. Mengambil peluang bisnis perusahaan untuk kepentingan dirinya sendiri ataupun kepentingan orang lain. 2. Menggunakan aset perusahaan, informasi perusahaan atau jabatanya selaku Dewan Pengawas untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan orang lain yang bertentangan dengan ketentuan perundangan yang berlaku serta kebijakan perusahaan yang berlaku. d. Etika berkaitan dngan keterbukaan dan kerahasiaan informasi. 21 Dewan Pengawas harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang diperayakan kepadanya. e. Etika berkaitan dengan benturen kepentingan. Definisi benturan kepentingan adalah suatu kondisi tertentu dimana kepentingan anggota Dewan kepentingan perusahaan Pengawas untuk meraih bertentengan laba, dengan meningkatkan nilai,mencapai visi dan menjalankan misi, yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan. Pengawas telah bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. Menurut tabel diatas responden memberi pernyataan setuju, hal itu dapat disimpulkan bahwa Dewan Pengawas mengetahui sanksi apabila melanggar atau lalai dalam menjalankan tugasnya dan sanggup secara pribadi mngakui dan menjalankan sanksi tersebut. Dalam item Pengawas telah melakukan terhadap pengurusan perusahaan dan memberi nasihat dalam melaksanakan kegiatan perusahaan responden memberi pernyataan sangat setuju, hal itu dapat disimpulkan bahwa Dewan Pengawas telah melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi, termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Angaaran Perusahaan serta memetuhi ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan tugas pengawasan dan fungsi penasihatan, Dewan Pengawas dapat membentuk komite lainya sesuai dengan perkembangan peraturan perudangan yang berlaku sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Dalam item ini responden sangat setuju bahwa Dewan Pengawas telah memberi pendapat atau saran mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan, yang merupakan rencana strategis yang 22 memuat sasaran dan tujuan Perusahaan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun serta RKAP yang menjadi penjabaran tahunan dari RJPP, dan pengawas telah mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan. Dalam memantau efektivitas praktek GCG yang dilakukan perusahaan responden memberi peryataan setuju itu dapat disimpulkan pengawas telah melakukan tugasnya dengan baik. Dalam mengawasi pelaksanaan pengelolan perusahaan yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip GCG pengawas dibantu oleh Komite Audit, Komite Audit tersebut bersifat madiri serta bertanggung jawab langsung kepada Dewan Pengawas. Pengawas telah meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan serta menandatangani laporan tahunan. Dalam item ini responden memberi pernataan setuju, Penyusunan Laporan Tahunan dilakukan dalam rangka memberikan gambaran dan pertanggung jawaban tentang jalannya kegiatan Perusahaan selama satu tahun untuk disahkan oleh Menteri dan publikasi kepada Stakeholder lainnya. Dalam setiap rapat Dewan Pengawas harus membuat risalah rapat, responden memberi pernyataan setuju. Risalah rapat ditandatangani oleh ketua rapat dan salah seorang peserta rapat yang ditunjuk yang berisi hal-hal yang dibicarakan, termasuk pernyataan ketidak setujuan anggota Dewan Pengawas. Rapat dapat diadakan sewaktu-waktu apabila dipandang perlu oleh Ketua Dewan Pengawas atau atas usul paling sedikit 1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota Dewan Pengawas atau atas permintaan tertulis dari Menteri yang menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. Rapat Dewan Pengawas dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas dan dibantu oleh Sekretaris Dewan Pengawas untuk mendokumentsikan risalah rapat. Apabila dipandang perlu Rapat Dewan Pengawas dapat mengundang Direksi. 23 Penetapan batasan-batasan nilai dari perbuatan hukum Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas, dalam iten ini responden memberi pernytaan setuju. Keputusan Dewan Pengawas untuk menetapkan batasan-batasan nilai yang diamanatkan oleh Anggaran Dasar guna mengatur kewenangan masing-masing organ dalam melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan perusahaan oleh Direksi dalam melakukan perbuatan perbuatan hukum tertentu. Keputusan ini di tetapkan berdasarkan Rapat Dewan Pengawas setelah mendengarkan pendapat Direksi dan berlaku untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun anggaran. Pengawas telah memberi putusan terhadap usulan perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis dari Dewan Pengawas, responden memberi pernyataan setuju. Dalam melaksanakan perbuatan tertentu yang kewenangannya tidak sepenuhnya diserahkan kepada Direksi, Direksi harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan tertulis dari Dewan Pengawas, Adapun perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas adalah: a. Menerima pinjaman jangka pendek dari Bank atau Lembaga Keuangan lain melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; b. Memberikan pinjaman jangka pendek yang tidak bersifat operasional sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; c. Membeli dan/atau menjual surat berharga pada pasar modal/lembaga keuangan lainnya yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, kecuali surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan membeli kembali surat berharga yang diterbitkan oleh Perusahaan, dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan; d. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan penarikan kredit jangka pendek yang melebihi nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; e. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya sampai dengan 5 (lima) 24 tahun yang nilai pertahun melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; f. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya lebih dari 5 (lima) tahun yang nilai pertahun sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; g. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap tidak bergerak melebihi dan sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; h. Menghapuskan dari pembukuan piutang macet sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri. i. Melepaskan dan menghapuskan persediaan barang mati sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; j. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa kerjasama operasi untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun; k. Mengadakan kerjasama kontrak pengelolaan usaha untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun; l. Mengadakan kerjasama Bangun Guna Serah (Build, Operate, and Transfer), Bangun Guna Milik (Build, Operate, and Owned) atau Bangun Sewa Serah (Build, Rent, and Transfer) sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; m. Menyewakan aset Perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun; n. Memperpanjang kerja sama operasi dan penyewaan aset yang menjadi kewenangan Direksi untuk periode kedua dan seterusnya; o. Mengikat Perusahaan sebagai penjamin (borg atau avalist) yang mempunyai akibat keuangan sampai dengan nilai tertentu yang ditetapkan oleh Menteri; dan p. Menetapkan dan menyesuaikan struktur organisasi sampai 2 (dua) tingkat di bawah Direksi. 25 Persepsi responden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas No Item informasi Total Skor 1 Dewan Pengawas telah memeriksa Persepsi Sangat laporan BUMD 2 Rata-rata 110 4,32 Setuju 97 3,73 Setuju Dewan Pengawas mengetahui segala tindakan dan kebijakan yang telah dan akan dijalankan Direksi BUMD. 3 Dewan Pengawas menayakan dan Setuju meminta penjelasan tenteng segala hal 97 3,73 87 3,34 Netral 105 4,03 Setuju 94 3,61 Setuju 107 4,11 Setuju 101 3,88 Setuju kepada BUMD. 4 Dewan Pengawas memperoleh bantuan tenaga ahli untuk hal tertentu dan jangka waktu tertentu atas beban perusahaan 5 Untuk kelancaran tugasnya Dewan Pengawas mengangkat seketaris Dewan Pengawas atas beban perusahaan. 6 Dewan pengawas meminta penjealasan mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolan perseroan. 7 Pengawas meminta manajemen BUMD untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas. 8 Dewan Pengawas selalu menghadiri rapat dan memberi pandangan – pandangan terhadap hal – hal yang dibicarakan. 26 9 Dewan Pengawas telah memberi sanksi yang sesuai atas pelanggara yang 88 3,38 Netral 88 3,38 Nertal dialkukanDdireksi BUMD. 10 Dewan Pengawas telah melakukan penunjukan pengisi posisi Direksi yang lowong secara profesional. Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa secara rata – rata responden menilai item-item yang diajukan dalam kuesioner (bagian 2) merupakan faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas. Para responden berpendapat bahwa Anggota Dewan Pengawas baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu berhak memasuki bangunanbangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa bukubuku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas un9tuk keperluan verifikasi, surat berharga dan lain-lain. Dan Dewan Pengawas telaah mengetahui segala tindakan dan kebijakan yang telah dan akan dijalankan Direksi BUMD, hal ini sangat berpengaruh terhadap efektivitas fungsi pengawasan BUMD, dikarenakan agar Dewan Pengawas dapat menilai kinerja Direksi dalam mengelola BUMD. Anggota Dewan Pengawas telah menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan, hal ini berpengaruh terhadap efektivitas fungsi pengawasan. Kegiatan ini dapat dilakukan pada pertemuan informal. Pertemuan informal adalah pertemuan anggota Dewan Pengawas dan anggota Direksi di luar forum rapat-rapat formal. Pertemuan ini dapat dihadiri pula oleh anggota atau anggota-anggota dari organ lainnya, atau anggota kedua organ secara lengkap, untuk membicarakan atau mendiskusikan suatu permasalahan dalam suasana informal. Sesuai sifatnya yang informal, pertemuan bukan untuk menghasilkan keputusan, melainkan untuk 27 menyelaraskan pendapat melalui pengungkapan pandangan secara informal, serta mengupayakan kesamaan pandangan/ pemahaman yang tidak mempunyai kekuatan mengikat bagi kedua pihak. Dewan Pengawas telah mengangkat sekretaris Dewan Pengawas untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya dibidang kesekretariatan, menurut responden hal ini berpengaruh terhadap efektivitas fungsi pengawasan, dikarenakan sekretaris dapat membantu Dewan Pengawas dalam: 1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kesekretariatan di lingkungan Dewan Pengawas; 2. Menyelenggarakan Rapat Dewan Pengawas dan rapat/pertemuan antara Dewan Pengawas dengan Menteri, Direksi maupun pihak-pihak terkait (stakeholders) lainnya. 3. Menyediakan data/informasi yang diperlukan oleh Dewan Pengawas dan Komite lain di lingkungan Dewan Pengawas yang berkaitan dengan: a. Monitoring tindak lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewan Pengawas. b. Bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai laporan/kegiatan Direksi dalam mengelola Perusahaan. c. Dukungan administrasi serta monitoring berkaitan dengan hal-hal yang harus mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Dewan Pengawas sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi. 4. Mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari Komite di lingkungan Dewan Pengawas dan Tenaga Ahli untuk keperluan Dewan Pengawas. Dewan Pengawas meminta manajeman BUMD untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas, pada item ini responden memberi pernyataan setuju. Dewan Pengawas mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut Dewan Pengawas dapat mengundang Direksi. Kehadiran Direksi dalam Rapat Dewan 28 Pengawas dimungkinkan apabila Direksi atau salah satu anggota Direksi diundang oleh Dewan Pengawas untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi. Tatacara: a. Dewan Pengawas mengirim undangan Rapat Dewan Pengawas kepada Direksi, dapat berupa surat/memorandum atau faksimili dengan melampirkan materi rapat, sekurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan. b. Direksi, berdasarkan agenda rapat, menetapkan Anggota Direksi atau anggotaanggota Direksi yang akan menghadiri rapat dan memberikan konfirmasi kepada Dewan Pengawas, sekurangnya 2 (dua) hari kerja sebelum rapat dimulai. c. Dewan Pengawas melaksanakan rapat yang dihadiri Direksi. Sekretaris Dewan Pengawas membuat risalah rapat dan mendistribusikan kepada peserta rapat. Dewan Pengawas juga selalu menghadiri rapar Direksi dan memberi pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan. Direksi dapat mengundang Dewan Pengawas atau salah satu anggota Dewan Pengawas untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi terhadap suatu permasalahan sebagai bahan bagi Direksi untuk menjalankan fungsinya. Anggota Dewan Pengawas baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu berhak menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap halhal yang dibicarakan. Tatacara: a. Direksi mengirim undangan Rapat Direksi kepada Dewan Pengawas, dapat berupa surat/memorandum atau faksimili dengan melampirkan materi rapat, sekurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan. b. Dewan Pengawas, berdasarkan agenda rapat, menetapkan Anggota Dewan Pengawas atau anggota-anggota Dewan Pengawas yang akan menghadiri rapat dan memberikan konfirmasi kepada Direksi, sekurangnya 2 (dua) hari kerja sebelum rapat dimulai. 29 c. Direksi melaksanakan rapat yang dihadiri Dewan Pengawas. Sekretaris Perusahaan membuat risalah rapat dan mendistribusikan kepada peserta rapat. Hal tersebut menurut responden dapat mempengaruhi efektivitas fungsi pngwasan, dikarenakan dengan saling menghadiri rapat dapat mengetahui isi dalam rapat tersebut. Pemberian sanksi kepada seorang atau lebih anggota Direksi dengan melakukan pemberhentian untuk sementara waktu. Menurut pernyataan responden hal itu sangat setuju, itu dapat disimpulkan bahwa dengan memberi sanksi tersebut anggota Direksi tidak melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar perusahaan. Pemberhentian sementara seorang atau lebih anggota Direksi yang diduga telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dan/atau terdapat indikasi melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerugian terhadap Perusahaan dan/atau melalaikan kewajibannya dan atau terdapat alasan yang mendesak bagi Perusahaan. Pemberhentian sementara anggota Direksi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: [tidak diatur secara jelas, yang diatur jelas hanya pemberhentian sementara oleh Menteri dalam: a. Pemberhentian sementara dimaksud harus diberitahukan secara lisan atau tertulis kepada yang bersangkutan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. b. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pemberhentian sementara dimaksud, anggota Direksi yang bersangkutan berhak mengajukan pembelaan diri secara tertulis kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk. c. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses, maka anggota Direksi yang bersangkutan wajib melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Dewan Pengawas melekukan penunjukan pengisi posisi Direksi yang lowong seacara profesional, responden memberi pernyataan sangat setuju. Dalam hal Jabatan Direksi lowong dan penggantinya belum ada atau belum memangku jabatannya, maka Dewan Pengawas berwenang menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya untuk menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong 30 tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama dan menunjuk pihak lain untuk mewakili perusahaan dalam hal terjadi benturan kepentingan Perusahaan dengan kepentingan semua anggota Direksi. Dengan adanya pengganti anggota Direksi yang lowong akan melancarkan kegiatan perusahaan. Responden memberikan pernyataan netral atau bisa dikatakan cukup. Ada 2 penelasan dari pernyataan netral, yaitu: 1. Bahwa Dewan Pengawas telah ukup baik dalam menjalankan tugas dan kewaibanya. 2. Responden tidak begitu jelas atau tidak mengetahui kondisi Dewan Pengawas yang terdapat dalam kuesioner. 4.4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan Secara umum responden dalam penelitian ini telah menganggap faktorfaktor yang tertera di dalam kuesioner telah mewakili pemikiran mereka. Namun terdapat empat responden yang memberikan pendapat tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas fungsi pengawas. Data berikut merupakan item-item lain yang diberikan responden menurut pemikiran pribadinya tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas pengawasan Tabel 4.4 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pengawasan No Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Responden 7 Akan lebih baik apabila personel pengawas ditambah 9 Dewan Pengawas kurang optimal dalam mengawasi BUMD 31 11 Dewan Pengawas perlu lebih profesional agar kajian-kajian dalam setiap masalah bisa ditemukan solusi terbaik Dewan pengawas kurang melaksanakan amanat 16 dengan baik Sumber: Data Primer, 2012 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendapat yang diberikan responden sebagian besar menyangkut dengan masalah internal Dewan Pengawas. Responden pertama berpendapat bahwa akan lebih baik apabila personel pengawas ditambah, menurut Ahmad, et al. (2009) yang menyatakan bahwa kurangnya staf pengawasan merupakan masalah utama yang dihadapi oleh audit internal sektor publik di Malaysia. Menurut staf – staf BUMD kota Salatiga hal tersebut juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan, karena hal tersebut juga menyangkut pendapat responden (no 9) yang menyatakan bahwa Dewan Pengawas kurang optimal dalam mengawasi BUMD. Salah satu penyebab kurang optimalnya pengawasan itu dikarenakan personel pengawas untuk mengawasi BUMD. Responden (no 11) yang menyatakan Dewan Pengawas perlu lebih profesional agar kajian-kajian dalam setiap masalah dapat ditemukan solusi terbaik, itu sama dengan pernyataan responden (no 16) yang menyatakan Dewan Penagawas kurang melaksanakan amanatnya dengan baik. Dari kedua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas pengawasan akan lebih oprimal jika Dewan Pengawas dapat menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu: melakukan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (selanjutnya disingkat “RJPP”), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (selanjutnya disingkat “RKAP”) serta ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 32 5. Kesimpulan dan Keterbatasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi manajemen BUMD Kota Salatiga mengenai praktek pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas dan dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang memepengaruhi efektivitas fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas terhadap BUMD Kota Salatiga. Berdasarkan data dari hasil kuesioner yang telah dikumpulkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Dewan Pengawas dalam melakukan pengawasan di BUMD Kota Salatiga sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja staf pengawas yang menurut responden sebagai pihak yang diawasi sudah cukup baik, sehingga responden dapat mengatakan bahwa praktek pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas sebagai auditor internal di BUMD Kota Salatiga sudah sesuai dengan tugas Dewan Pengawas. Mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi staf pengawas, responden berpendapat bahwa “Anggota Dewan Pengawas baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu berhak memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perusahaan dan berhak memeriksa buku-buku, surat surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi, surat berharga dan lain-lain” merupakan faktor yang paling mempengaruhi efektivitas fungsi staf pengawasan. Dengan melakukan hal tersebut, maka mempermudah Dewan Pengawas untuk melakukan akses keseluruh bagian dan mempermudah dalam melakukan pencatatan, sehingga pengawasan dapat berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil dari kuesioner pada item tersebut secara rata-rata memiliki nilai paling besar diantara item-item lainnya. Beberapa responden menambahkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas fungsi staf pengawas, yaitu Akan lebih baik apabila personel pengawas ditambah, Dewan Pengawas kurang optimal dalam mengawasi BUMD, Dewan Pengawas perlu lebih profesional agar kajian-kajian dalam setiap masalah bisa ditemukan solusi terbaik dan Dewan pengawas kurang 33 melaksanakan amanat dengan baik, Hal ini berguna untuk meningkatkan kualitas praktik pengawasan oleh Dewan Pengawas sebagai auditor internal di BUMD agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi secara terus menerus. Di dalam melakukan penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, adanya beberapa responden yang tidak bersedia dan berhalangan di dalam pengisian kuesioner. Keseluruhan responden dari BUMD Kota Salatiga berjumlah 32 orang, sedangkan responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 26 orang (81,25%). Kedua, kemungkinan adanya conflict of interest antaraDewan Pengawas dan BUMD yang di awasi sehingga data yang di dapat bias. Ketiga, penelitian ini masih berada dalam taraf deskriptif kualitatif, belum terdapat kajian statistik yang mendalam. 34 Daftar Pustaka Angus Okechukwu Unegbu, Mohammed Isa Kida, 2011. Effectiveness of Internal Audit as Instrument of Improving Public Sector Management. Anthony Harrison, Auditing the Public Sector Azubike (2002), Johnson (1996). Effectiveness of internal audit as instrument of improving audit internal. Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta. Hartadi, Bambang, 1999. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen Audit. BPFE Yogyakarta. Hasibuan, H. Malayu S. P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Ihalauw, John J.O.I, (2003). Bangun Teori Edisi Milenium. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga Nur, Turiman Fachturahman, (2009) Terobosan Hukum Memajukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Dalam Era Otonomi Daerah Mangkunegara, Anwar Prabu, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Santoso, Singgih. 2003. Statistik Diskriptif Konsep dan Aplikasi dengan Microsoft Excel dan SPSS. Andi. Yogyakarta. Sastrohadiwiryo,B. Siswanto.2003.Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2. PT. Bumu Aksara. Jakarta. Supramono dan Intiyas Utami. 2003. Desain Proposal Penelitian, Cetakan 1. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga 35 Perundang-undangan Republik Indonesia: Peraturan Menteri Dalam Negeri No.02 Tahun 2007 tentang “Organ Dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum” _______________: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 2008 tentang “ Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan” _______________: Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. _______________: Keputusan Mendagri No.35 Tahun 2006 tentang “Kebijakan Penyelenggaraan Pengawasan Pemerintah Daerah Tahun 2007” 36 LAMPIRAN 1 R A H A S I A Kuesioner Penelitian Skripsi Kuesioner ini dibuat dalam rangka pengumpulan data penelitian tugas akhir (skripsi) Miswanta, Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga (Angkatan 2007), yang berjudul “Persepsi Manajemen BUMD Terhadap Praktik Pengawasan Oleh Dewan Pengawas BUMD Kota Salatiga”. Pada Kuesioner ini terdapat 2 bagian dimana bagian pertama menjelaskan tentang praktik pengawasan BUMD oleh Dewan Pengawas. Dan pada bagian kedua menjelaskan tenteng faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan oleh Dewan Pengawas. Bapak/Ibu diharapkan dapat membantu dengan melengkapi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam Kuesioner ini sejujur-jujurnya dan semaksimal mungkin, serta mengembalikannya sesegera mungkin guna dianalisis oleh peneliti. Semua data diri Bapak/Ibu di dalam Kuesioner ini akan dirahasiakan oleh peneliti. Data Diri Responden: (Data diri Responden akan dirahasiakan – Mohon Diisi dengan HURUF KAPITAL) Nama : …… ……………………………… (boleh tidak diisi) Jenis kelamin : Usia :………Tahun Pendidikan terakhir : Jabatan : …….……………………. Lama bekerja : ……………................... L/P SMA / S1 / S2 / S3 (*Coret yang tidak perlu) Bagian 1 Pada Bagian 1 ini merupakan praktik pengawasan Dewan pengawas Di BUMD Kota Salatiga. Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab dengan memberi tanda “√” (centang/contreng) sesuai dengan keadaan responden dan berdasarkan pemahaman responden dengan menilai menggunakan Skala dibawah ini menurut penilaian Bapak/Ibu. SS berarti bahwa sangat setuju S berarti bahwa setuju N berarti bahwa netral TS berarti bahwa tidak setuju, dan STS berarti bahwa sangat tidak setuju. Skala penilaian No Praktik pengawasan SS Pengawas telah dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab 1. melaksanakan tugas untuk kepentingan dan usaha perusahaan. Pengawas telah bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang 2. bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Pengawas telah melakulan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan. Pengawas 4. telah memberi nasihat dalam melaksanakan kegiatan pengurusan perusahaan. Pengawas telah mematuhi anggaran dasar dan peratuan perundang – 5. 6. undangan. Pengawas telah memberi pendapat atau saran mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan. S N TS STS 7. Pengawas telah mengikuti Perkembangan kegiatan perusahaan. Pengawas telah melaporkan dengan segera kepada Walikota apabila 8. terjadi gejala menurunya kinerja perusahaan. Pengawas telah memantau efektivitas praktek GCG yang dilakukan 9. perusaan. Pengawas telah meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan 10. tahunan serta menandatangani laporan tahunan. 11. Pengawas telah membuat risalah rapat Dewan Pengawas. Pengawas telah memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah 12. dilakukan selama tahun buku. Pengawas telah menetapkan putusan batasan – batasan nilai dari 13. perbuatan hukum Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Pengawas. Pengawas telah memberi putusan terhadap usulan yang memerlukan 14. persetujuan tertulis. Bagian 2 Pada Bagian 2 ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD Kota Salatiga oleh Dewan Pengawas. Bapak/Ibu diharapkan dapat menjawab dengan memberi tanda “√” (centang/contreng) sesuai dengan keadaan responden dan berdasarkan pemahaman responden dengan menilai menggunakan Skala dibawah ini menurut penilaian Bapak/Ibu. SS berarti bahwa sangat setuju S berarti bahwa setuju N berarti bahwa netral TS berarti bahwa tidak setuju, dan STS berarti bahwa sangat tidak setuju. Skala penilaian No Praktik pengawasan 1. Dewan Pengawas telah memeriksa laporan BUMD Dewan Pengawas mengetahui segala tindakan dan kebijakan 2. yang telah dan akan dijalankan Direksi BUMD. Dewan Pengawas menayakan dan meminta penjelasan tenteng 3. segala hal kepada BUMD. Dewan Pengawas memperoleh bantuan tenaga ahli untuk hal 4. tertentu dan jangka waktu tertentu atas beban perusahaan Untuk kelancaran tugasnya Dewan Pengawas mengangkat 5. 6. seketaris Dewan Pengawas atas beban perusahaan. Dewan pengawas meminta penjealasan mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolan perseroan. SS S N TS STS Pengawas meminta manajemen BUMD untuk menghadiri rapat 7. Dewan Pengawas. Dewan Pengawas selalu menghadiri rapat dan memberi 8. pandangan – pandangan terhadap hal – hal yang dibicarakan. Dewan Pengawas telah memberi sanksi yang sesuai atas 9. pelanggara yang dialkukanDdireksi BUMD. Dewan Pengawas telah melakukan penunjukan pengisi posisi 10. Direksi yang lowong secara profesional. Apakah menurut Bapak/Ibu terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi fungsi pengawasan, jika mohon untuk menyebutkan hal – hal tersebut ? Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya dalam membantu pengisian kuesioner ini dengan baik Lampiran 2 praktik pengawasan Dewan pengawas Di BUMD Kota Salatiga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 X1 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4,5 116 ss X2 3 4 3 4 4 4 4 3 2 5 3 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 5 3 4 5 3 3,92 102 s X3 5 5 4 4 4 5 4 3 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4,27 111 ss X4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 3 4,38 114 Ss X5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 3 4 5 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 3 4,115 107 s X6 4 5 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 3 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4,269 111 ss X7 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4,154 108 S X8 4 3 3 3 3 4 3 5 2 3 3 4 4 2 4 3 5 5 4 5 5 4 4 3 5 3 3,7 96 s X9 4 3 4 3 4 3 4 5 3 3 3 4 5 2 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 3,88 101 s X10 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4,115 107 s X11 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4,0385 105 s X12 3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 2 2 2 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 3,808 99 s X13 3 3 4 4 3 5 4 4 2 4 3 3 4 2 4 3 5 5 4 4 4 4 3 3 5 4 3,692 96 s X14 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3,8077 99 S Lampiran 3 faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas fungsi pengawasan BUMD Kota Salatiga oleh Dewan Pengawas. X1 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4,230769 110 ss X2 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3,730769 97 s X3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 2 2 2 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 3,730769 97 s X4 3 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 2 5 5 4 4 2 4 2 5 4 4 3,346154 87 n X5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 3 5 2 3 4 4 5 4 4,038462 105 s X6 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 5 3 2 2 2 5 5 4 4 2 4 4 3 4 4 3,615385 94 S X7 4 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 4,115385 107 s X8 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 5 2 2 2 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 3,884615 101 s X9 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 2 2 5 5 4 4 5 4 3 4 4 3 3,384615 88 n X10 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 5 3 2 2 3 5 5 4 5 5 4 3 3 3 3 3,384615 88 N Lampiran 4 Tabel 4.1.1. Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase (%) Laki – Laki 14 53,85 Perempuan 12 46,15 Total 26 100 Sumber: Data Primer, 2012 Tabel 4.1.2. Gambaran umum responden berdasarkan usia Usia Jumlah Responden Prosentase (%) ≤ 50 tahun 22 84,62 > 50 tahun 4 15,38 Total 26 100 Sumber: Data Primer, 2012 Tabel 4.1.3. Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Prosentase (%) SMA - 0 S1 23 88,46 S2 3 11,54 Total 26 100 Sumber: Data Primer, 2012 Lampiran 5 STRUKTUR ORGANISASI BANK SALATIGA Direktur Utama M. Habib Shaleh Direktur Dwi Widiyanto SPI Sunarti Ka Bag Pemasaran Puji Astutik Sub Bagian Kredit Sub Bagian Dana Titin K Indah Sulistyowati Survey dan Analisa kredit 1. Dian Pujiastuti 2. Wahyu Aryanto Administrasi dan Pelayanan 1. M. Widayani 2. Retno Dian S Petugas Lapangan 1. Wido Wibowo Administrasi dan Pelayanan 2. Jatmiko Nurcahyo 1. Siti Nur K 3. Yanuar Arif Wibowo Pimpinan Cabang Ka Bag Operasional Sapto Sri Winarno Granulita Devi A Wahyu Fromusko Sub Bagian Kas dan pembukuan Petugas lapangan Bagian Pemasaran Sub Bagian Adm Umum dan Kepegawaian TH Nina RG 1. Kharisma Bagian Operasional Adi Purnomo Uyen chandra M 2. Ari Budi L 3. Herlina P Pembukuan dan pelaporan Petugas Keamanan 1. Sutri Arianto 1. Rudi Siregar Adm Umum 2. Bambang Sanyoto Pelayanan kas dan Customer Service 1. Maskasno 3. Agus Hariadi 1. Dian Murbarani 2. Ari 2. Veri Dewi 4. Sri Luluk B 3. Namun Madi S 3. Dyah W 4. Joko Triono