0 1 FACTORS CAUSE DECREASED AGRICULTURAL PRODUCTS PEANUT IN RANAH BATAHAN SUB DISTRICT PASAMAN BARAT DISTRICT By: Zulhaidi1 Dedi Hermon2 Ade Irma Suryani3 1. Geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 Lecturer at geography education department of STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This study aims to determine the factors that cause decline in groundnut crops in Ranah Batahan sub district Pasaman Barat district seen from the results of agricultural production, capital, use of pesticides and the lack of agricultural technology. This research is a descriptive correlational. The population in this study are all peanut farmers in Ranah Batahan sub district Pasaman Barat district totaling 2,736 households. The research sample is determined in two ways, samples wilaya taken by purposive sampling technique to choose areas that have a lot of peanut farmers are jorong Mulyorejo, Sidomulyo, Silaping and Lubuk Gobing, while the study sample technique of proportional random sampling with a proportion of 10% for the region of the sample so that the sample respondents were 114 households. The research found that: 1) there is an influence on the level of capital peanut crops with tcount> t table (4.728> 1.663), moderate strength (r = 0.433) and a very small contribution (18.7%), 2) There is the influence of the use of pesticides Excessive against peanut crops with tcount> t table (9.719> 1.670), the strong force (r = 0.702) and a significant contribution (49.3%), 3) There is a lack of agricultural technology influence on peanut crops with tcount> t table (7.807> 1.670), the strong force (r = 0.621) and a small contribution (38.6%) and 4) There is the influence of capital, excessive use of pesticides and the lack of agricultural technology jointly against agricultural produce peanuts with Fcount > F table (38.605> 3.150), the strong force (r = 0.741) and a significant contribution (54.9%) Key Words: Decreased, agriculture, peanut, product 1 2 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang menitik beratkan pada sektor pertanian, ini dapat kita lihat lebih dari setengah penduduk Indonesia bermata pencaharian sebangai petani, baik petani padi, kacang tanah, jagung, dan hasil tani lainnya. Faktor yang menjadi peran utama bagi para petani adalah sektor tanah. Tanah di Indonesia memiliki kandungan humus yang tinggi karena Indonesia memiliki iklim tropis dan banyak terdapat gunung api, karena gunung api yang meletus akan mengeluarkan larva yang membuat tanah di sekelilingnya menjadi subur. Definisi usaha tani itu ialah sebangai suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi, sedangkan pertanian adalah di selenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manejer yang digaji, sedangkan usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, usaha tani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak (Mubyarto, 2009). Menurut Aldi (2003) menurunnya kualitas lahan pertanian atau merosotnya daya dukung lingkungan di Indonesia akibat erosi residu, bahan kimia seperti herbisida dan pestisida. Adapun faktor dominan penyebab rendahnya proktivitas tanaman pangan adalah: (a) penerapan teknologi budidaya di lapangan yang masih kurang. (b) tingkat kesuburan tanah yang terus menurun, (c) eksplorasi potensi tanaman. Apabila kondisi tersebut tidak segera mengalami perbaikan yang signifikan maka berdasarkan analisis pemerhati dan peneliti bidang pertanian dan lingkungan hidup maka Indonesia akan mengalami krisis pangan nasional. Salah satu hasil pertanian yang termasuk bahan pangan adalah kacang tanah. Kacang tanah (Arachis hypogaea) telah dibudidayakan di Indonesia sejak awal abad ke-17, kemungkinan dimasukkan ke Indonesia oleh orang Cina atau orang Portugis. Cara bertanamnya yang relatif mudah dan tidak terlalu banyak mendapat gangguan hama dan penyakit, akibatnya kacang tanah cepat menyebar ke seluruh Nusantara. Kacang tanah dapat dibuat menjadi makanan yang beraneka ragam seperti: direbus, digoreng, untuk campuran kue atau roti, campuran es-krim, saus dan sambal, selai, dan banyak berbagai macam jenis lainnya. Banyaknya kegunaan banyak tanah membuat banyak masyarakat membudidayakan kacang sebagai produk pertanian. Salah satu daerah yang menjadi sentra kacang tanah adalah Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini didukung oleh cocoknya daerah kabupaten Pasaman Barat untuk budidaya kacang tanah yaitu, suhu, kelembaban, penyinaran matahari dan ketinggian tempat, sementara curah hujan kurang cocok untuk tanaman kacang tanah (BPS Kabupaten Pasaman Barat, 2014). Salah satu kecamatan yang membudidayakan kacang tanah adalah Kecamatan Ranah Batahan. Luas tanaman kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan tahun 2013 adalah 194 Ha dengan produktivitas 2,4 ton/Ha, namun tahun 2014 luas tanaman kacang tanah menurut menjadi 186 Ha dengan produktivitas 2,1 ton/Ha (Ranah Batahan dalam angka, 2014). Hal ini berarti kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan menurun baik dari luas maupun produktivitasnya. Berbagai hal diduga menjadi penyebab turunnya luas dan produktivitas kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan adalah modal. Modal yang digunakan untuk pertanian kacang tanah diantaranya modal kerja. Tingkat kesuburan tanah yang menuruh disebabkan oleh cara pengolahan tanah seperti penggunaan pestisida yang berlebihan terutama dalam pembasmian gulma tanaman dengan menggunakan pestisida hal itu dapat meningkatkan tingkat keasaman tanah. Selanjutnya kurangnya teknologi bidang pertanian juga menjadi penyebab turunnya luas dan produktivitas kacang tanah. Teknologi pertanian meliputi pengetahuan masyarakat dalam bertani saperti dalam pemilihan bibit yang unggul, pengetahuan tentang penggunaan pestisida, penggunaan pupuk dan pengetahuan tentang bercocok tanam dan lain-lain sebangainya. Kurangnya pemupukan tanah terutama dengan cara yang alami yaitu dengan menggunakan pupuk kandang. Para petani lebih cendrung menggunakan pupuk yang bercampur bahan kimia seperti pupuk urea CON2H4, para petani tidak menyadari bahwa penggunaan pupuk urea ini sangat merusak pada tanah karena bahan kimia yang terkandung di dalam pupuknya dapat memaksa keluar bahan organik yang ada di dalam tanah sehingga menjadi habis, hal ini menyebabkan tingkat kesuburan tanah semakin menurun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh modal terhadap menurunnya hasil pertanian kacang tanah, 2) Pengaruh penggunaan pestisida yang dilakukan para petani terhadap menurunnya hasil pertanian kacang tanah, 3) Pengaruh kurangnya teknologi bidang pertanian terhadap 3 menurunnya hasil pertanian kacang tanah dan 4) Pengaruh modal, penggunaan pestisida dan kurangnya teknologi bidang pertanian secara bersama-sama terhadap menurunnya hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan menganalisasikan, hipotesis, karena itu koefisien kolerasi pengaruh yang dihasilkan menunjukkan tingkat signifikan terbukti tidaknya sebuah hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kacang tanah yang berada di Kecamatan Ranah Batahan kabupaten Pasaman Barat berjumlah 2.736 petani. Sampel penelitian diambil dengan gua cara, sampel wilayah diambil dengan teknik purposive sampling dengan dasar penunjukan daerah penelitian adalah karena daerah ini lebih banyak petani yang menanam kacang tanah dan dapat dianggap bisa mewakili desa dalam membuktikan tujuan penelitian ini yaitu jorong Mulyorejo, Sidomulyo, Silaping dan Lubuk Gobing, sedangkan sampel responden diambil dengan teknik proporsional random sampling dengan proporsi sebesar 10% sehingga sampel berjumlah 114 petani. Teknik analisa data pada penelitian sebagai berikut: a. Analisis persentase P f 100 % n 1) Uji Korelasi Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi product moment. Alasan penelitian menyelesaikan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji korelasi product momen adalah merujuk pada pendapat Arikunto (2006) bahwa teknik korelasi yang dianggap paling mendekati kebenaran dari teknik korelasi yang ada. Sehingga cendrung digunakan oleh ahli statistik adalah teknik korelasi product moment, oleh sebab itu jika data memungkinkan dihitung dengan menggunakan korelasi product moment sebaiknya digunakan. ∑ − (∑ )(∑ ) = { ∑ − ( ) }{ ∑ − (∑ ) } Pedoman untuk memberikan interpretasi koofisien korelasi sebagai berikut : 0,0 – 0,199 Sangat rendah 0,2 – 0,399 Rendah 0,4 – 0,599 Sedang 0,6 – 0,799 Kuat 0,8 - 1,00 sangat kuat 2) Uji T-test Uji T-test digunakanuntuk menguji signifikan yang berfungsi untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, maka hasil korelasi product moment diuji dengan signifikan dengan rumus sebagai berikut: = b. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahuai apakah populasi data distribusi normal atau tidak. Normalitas data diuji liliefor dengan melihat pada Kolmogorov Smirnof dengan analisa SPSS. Data dinyatakan normal jika signifikan lebih besar dari 0,05 (Prayitno, 2010). 2) Uji Homogonitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varian populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independet Samples T Test dan One Way Anova. Kriteria pengujian., jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua data atau lebih kelompok data adalah sama. (Priyatno, 2010). c. Uji Hipotesis √ Dimana : t= nilai t r= koefision korelasi hasil r hitung n= jumlah responden Kriteria Pengujian : - Terima Ho, Tolak H1 jika t hitung < t tabel pada taraf signifikan α = 0,05 dan α = 0,01 - Terima H1 dan tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf 3) Uji F Hitung Untuk menguji signifikan korelasi ganda digunakan rumus F hitung sebagai berikut: F hitung = - Jika F hitung ≥ F tabel maka tolak Ho artinya signifikan 4 - 4) Jika F hitung ≤ F tabel terima Ho artinya signifikan Analisis regresi Y = a+ b1 X1 5) Uji Keberartian regresi 1− − Interpretasi sebagai berikut 0,0 –20,0% sangat kecil 20,1 –40,0% kecil 40,1 – 60,0% cukup besar 60,1 – 80,0% besar 80,1 – 100,0% sangat besar ²=1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat pengaruh modal terhadap tingkat hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat karena thitung > ttabel (4,728 > 1,658), kekuatan hubungan antara modal dengan hasil produksi termasuk kategori sedang (r = 0,433), besarnya kontribusi modal dengan hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk sangat kecil (18,7%). Hal ini sesuai dengan pendapat Samuelson dan Nordhaus dalam Heru (2010) modal dihasilkan oleh sistem perekonomian itu sendiri yang akan digunakan sebagai input produktif untuk selanjutnya menghasilkan barang dan jasa, barang modal tersebut termaksuk aktiva yang berumur panjang ataupun pendek. Secara garis besar modal dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu; (1) modal yang dapat digunakan dalam beberapa kali proses produksi, seperti alat-alat pertanian (modal tetap) dan, (2) modal yang hanya digunakan dalam satu kali proses produksi, seperti uang tunai, pupuk obat- obatan dan bibit dinamakan modal tidak tetap (Moeljadi dalam Yarni,2002). Kedua, hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan pestisida yang berlebihan terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat karena thitung > ttabel (9,719 > 1,670). Besarnya pengaruh terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk kategori kuat (r = 0,702), besarnya kontribusi Penggunaan pestisida yang berlebihan terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk cukup besar (49,3%). Hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2008) Pestisida adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama. Pestisida memegang peranan penting dalam melindungi tanaman, ternak, dan untuk mengontrol sumber-sumber vektor penyakit (vector-borne diseases). Akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan terutama pada tanah, jika penyemprotan dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang maka tanah akan keracunan atau tingkat kemasaman tanah akan meningkat akhirnya unsur hara yang terdapat dalam tanah akan habis Ketiga, hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh kurangnya teknologi pertanian terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat karena thitung > ttabel (7,807 > 1,670). Kekuatan hubungan antara kurangnya teknologi pertanian terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk sangat kuat (r = 0,621), besarnya kontribusi kurangnya teknologi pertanian terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk kecil (38,6%). Hal ini sesuai dengan pendapat Suratiyah (2008) teknologi pertanian adalah penerapan ilmu pengetahuan atau ilmu modern dalam pelaksanaan mendayagunakan sumber daya alam serta sumber daya pertanian untuk kesejah teraan manusia. (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, 2013). Kurangnya teknologi bidang pertanian yang dimaksud disini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat petani tentang cara membudi dayakan tanaman seperti mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga, modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usaha tani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil yang maksimal Keempat, penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara modal, penggunaan pestisida yang berlebihan dan kurangnya teknologi pertanian secara bersama-sama terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat karena Fhitung > F tabel (38,605 > 5 3,150). Kekuatan hubungan antara ketiga variabel dengan hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk kategori kuat (r = 0,741), sedangkan besarnya kontribusi termasuk cukup besar (54,9%) KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Badan Litbang Pertanian. 2004. Teknologi Budidaya Kacangkacangan dan Umbiumbian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 1. Terdapat pengaruh modal terhadap tingkat hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat dengan thitung > ttabel (4,728 > 1,658), pengaruh termasuk sedang (r = 0,433) dan kontribusi sangat kecil (18,7%). 2. Terdapat pengaruh penggunaan pestisida yang berlebihan terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat dengan thitung > ttabel (9,719 > 1,670), pengaruh termasuk kuat (r = 0,702) dan kontribusi cukup besar (49,3%). 3. Terdapat pengaruh kurangnya teknologi pertanian terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat dengan thitung > ttabel (7,807 > 1,670), pengaruh termasuk kuat (r = 0,621) dan kontribusi kecil (38,6%). 4. Terdapat pengaruh antara modal, penggunaan pestisida yang berlebihan dan kurangnya teknologi pertanian secara bersama-sama terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat karena Fhitung > F tabel (38,605 > 3,150), pengaruh ketiga variabel terhadap hasil pertanian kacang tanah di Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat termasuk kategori kuat (r = 0,741) dan kontribusi termasuk cukup besar (54,9%) Buhaira. 2007. Respons Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Beberapa Pengaturan Tanam Jagung pada Sistem Tanam Tumpangsari. Jurnal Agronomi Vol. 11 No. 1. SARAN Pajow, Stenly K., Arnold C. Turang dan Jeaneke Wowiling. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Manado: Departemen Pertanian Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara. 1. Diharapkan pada petani untuk untuk memperhatikan cara modal sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian kacang tanah. 2. Diharapkan pada para petan untuk dapat memperhatikan penggunaan pestisida yang berlebihansehingga dapat meningkatkan hasil pertanian kacang tanah 3. Diharapkan kepada petani untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan kurangnya teknologi pertanian sehingga dapat menjamin tersedianya air dan dapat menjamin hasil pertanian kacang tanah. Djojosumarto, Panut (2008). Pestisida dan aplikasinya. Jakarta Selatan: PT Angromedia Pustaka Epetani. 2013. Budidaya Kacang Tanah. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/ budidaya-kacang-tanah-7891. Diakses pada 8 Mei 2013. Http//defenisipengertian.com/2011/pengertiandefenisi-pertanian, (diakses tanggal 4 desember 2015.pukul: 20:45) Http//devenisi pertanian.com/2015/pengertianteknologi-pertanian,(diakses tanggal 1 Desember 2013,pukul: 13:05). Kadekoh, I . 2007. Komponen hasil dan hasil kacang tanah berbeda jarak tanam dalam sistem tumpangsari dengan jagung yang didefoliasi pada musim kemarau dan musim hujan. J.Agroland 14(1):1117. Mubyarto. 2009. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES Pedoman bertanam kacang tanah, Tim Bina Karya Tani. 2010 Pitoyo,S dan Zumiati. 2002. Tanaman Bumbu dan Pewarna Nabati. Aneka Ilmu. Semarang. 6 Priyanto, Dwi. 2010. Paham analisa statistic data dengan SPSS. Jakarta: Media Kom. Ranah Batahan dalam angka, 2014. BPS Rosmarkam, A dan Yuwono NW. (2002). Ilmu kesuburan tanah. Yogyakarta: Kasinus Rosliani, R., N. Sumarni, dan I. Sulastrini. 2010. Pengaruh Cara Pengelolaan Tanah dan Tanaman Kacang-kacangan sebagai Tanaman Penutup Tanah terhadap Kesuburan Tanah dan Hasil Kubis di Dataran Tinggi. J. Hort. 20 (1): 36-44 Sofia, Ega Indra, Slamet Rianto, Rozana Eka Putri. 2013. Hubungan Pengelolaan Lahan Persawahan Dan Luas Lahan Dengan Tingkat Produksi Padi Sawah Di Kenagaraian Koto Gaek Guguk Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok. http://ejournal-s1.stkip-pgrisumbar.ac.id/index.php/geografi/ issue/view/43, diakses tanggal 4 November 2015 SK Menteri Pertanian RI 1/Kpts/TP.270/7/2001 Nomor. 434. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta Suratiyah, K. (2006). Ilmu usaha tani. Jakarta: Penebar Swadaya Wartina, Erita Yeni dan Despica Rika. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi Padi Sawah di Nagari Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. http://ejournal-s1.stkip-pgrisumbar.ac.id/index.php/geografi/ issue/view/43, diakses tanggal 4 November 2015 Widia, Y. (2009). Pedoman bertanaman kacang tanah. Bandung: Tim bina karya tani Yoman Oka, Ida. (1998). Pengendalian hama terpadu. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press