Press Release Pertemuan ke-18 para Menteri Keuangan ASEAN (The 18th ASEAN Finance Ministers' Meeting) Nay Pyi Taw, Myanmar, 5 April 2014 Rangkaian Pertemuan ke-18 para Menteri Keuangan ASEAN diselenggarakan di Nay Pyi Taw, Myanmar pada tanggal 1 s.d. 5 April 2014. Rangkaian pertemuan tersebut terdiri dari: (i) Pertemuan Tingkat Deputi ASEAN pada tanggal1-2 April 2014; (ii) Pertemuan Tingkat Deputi ASEAN+3 tanggal 2-3 April 2014; (iii) Pertemuan Retreat para Menteri Keuangan ASEAN tanggal 4 April 2014; dan (iv) Pertemuan ke-18 para Menteri Keuangan ASEAN tanggal 5 April 2014. The 18th AFMM dipimpin oleh Menteri Keuangan Myanmar, U Win Shein. Dalam pertemuan tersebut, para Menteri Keuangan berdiskusi mengenai perkembangan ekonomi global dan regional, kerjasama integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN, penguatan inisiatif regional, dan upaya peningkatan profil ASEAN sebagai wilayah tujuan investasi. Hasil pembahasan agenda dalam The18th AFMM antara lain adalah: 1. Perkembangan dan outlook perekonomian global dan regional a. Perekonomian global Kinerja perekonomian global menunjukkan perbaikan yang dimotori oleh perbaikan kondisi ekonomi di Amerika Serikat dan Jepang, serta indikasi pernulihan ekonomi di kawasan Eropa, China dan India. Namun demikian, perbaikan tersebut masih dibayangi adanya perlambatan ekonomi negara-negara maju yang diikuti koreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging markets. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat pada gilirannya mendorong menurunnya harga komoditas dunia. Tantangan lain yang dihadapi adalah adanya ketidakpastian keuangan global sejalan dengan senti men negatif terhadap rencana pengurangan stimulus moneter (tapering off) di Amerika Serikat. b. Perekonomian ASEAN GDP ASEAN pada tahun 2013 berada pada angka 5%. Faktor pendorong utama pertumbuhan tersebut adalah domestic demand dan export recovery. Kedua faktor tersebut akan berperanan pula dalam mencapai pertumbuhan GDP sebesar 5.4% pada tahun 2015. Perekonomian ASEAN mengalami pertumbuhan yang kuat. Hal itu menunjukkan kuatnya fundamental ekonomi ASEAN dan berhasilnya program reformasi struktural. Pertumbuhan investasi dan perdagangan intra regional akan terus diperkuat sebagai upaya untuk mitigasi tantangan eksternal. Menteri Keuangan ASEAN memperkuat komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan moneter, fiskal, dan macroprudential secara tepat untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas pasar keuarigan. 2. Penguatan kerjasama regional a. Integrasi ekonomi dan keuangan ASEAN Dalam rangka pengembangan pasar modal ASEAN, akan diformulasikan sebuah strategi jangka menengah yang difokuskan pada upaya memperkuat market linkages, market acess dan market liquidity. Selain itu, akan dilakukan harmonisasi atas inisiatifinisiatif yang ada di lingkungan pasar modal dengan memperhatikan perkembangan dan karateristik masing-masing negara anggota ASEAN; Para Menteri keuangan ASEAN menegaskan komitmennya untuk melakukan liberalisasi atas sektor jasa keuangan pada tahun 2015. Dalam hal ini, Menteri Keuangan ASEAN sepakat untuk menandatangani The 6th Protocol to Implement the 6th Package of Commitments dalam kerangka ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) pada bulan Mei 2014. Setelah disahkannya Protocol ke-6 tersebut, pada tahun 2014, putaran negosiasi liberalisasi jasa keuangan akan memasuki putaran yang ketujuh. Liberalisasi capital account berperanan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan mendukung integrasi ekonomi. Liberalisasi dilakukan dengan memperhatikan tingkat kesiapan dan karakteristik masing-masing negara anggota ASEAN. b. Penguatan inisiatif regional Para Menteri Keuangan ASEAN mendorong operasionalisasi Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) secara penuh untuk mencegah dan menanggulangi krisis dengan menyediakan bantuan likuditas jangka pendek. Mekanisme ini merupakan regional self help yang mencerminkan kredibilitas negara anggota dan kuatnya kerjasama di wilayah dalam menghadapi dan mengantisipasi terjadinya krisis. Dalam upaya pengembangan pasar obligasi di Asia, Para Menteri Keuangan ASEAN juga mendorong implementasi dari inisiatifinisiatif dalam Asian Bond Market Iniatiative (ABMI). 3. Peningkatan profil ASEAN sebagai wilayah tujuan investasi a. Para Menteri Keuangan ASEAN sepakat untuk melakukan ASEAN Finance Ministers' Investors Seminar (ASEAN Roadshow) dengan diorganisir oleh Philipina. Roadshow akan diselenggarakan di Manila, Philipina pada bulan Mei 2014 mendatang. b. ASEAN Roadshow 2014 akan mencakup isu-isu terkait dengan pembangunan infrastruktur, sektor energi, pariwisata dan turisme, dan stabilitas sektor keuangan. 4. Lain-lain a. Para Menteri Keuangan ASEAN mendorong perkembangan ASEAN Infrastructure Fund (AIF) sebagai bagian integral dari ASEAN dalam rangka memperkuat konektivitas fisik dan mengurangai perbedaan tingkat pembangunan infrastruktur di negara-negara ASEAN. Proyek pertama AIF adalah Java-Bali 500 KV Transmission Crossing Project di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan Chair AIF untuk periode 2013 - 2015. Selaku Chair, Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan AIF, serta secara aktif mempromosikan AIF ke berbagai forum internasional, a.l.: APEC dan G-20. b. Para Menteri Keuangan ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerja sama pada bidang kepabeanan, asuransi, anti tindak pidana pencucian uang dan pembiayaan teroris, keuangan inklusif, dan perpajakan. c. Untuk kerja sama perpajakan, pada kuartal ketiga tahun 2014, Indonesia akan bertindak sebagai Chair pada ASEAN Forum on Taxation (AFT). Isu-isu yang akan menjadi fokus kerja AFT dalam kepemimpinan Indonesia adalah penyelesaian jaringan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) diantara negara-negara ASEAN, pertukaran informasi perpajakan, dan Base Erosion and Profit Shifting (BEPS). ©