Masih Dibayangi Risiko Ketidakpastian Kenaikan Suku Bunga Bank

advertisement
Juni 2016
Masih Dibayangi Risiko Ketidakpastian Kenaikan Suku Bunga Bank Sentral AS
dan Menunggu Katalis Penggerak Pasar di Bulan Juni
Perkembangan Pasar dan Pandangan Kami
Kinerja Pasar saham domestik dan pasar obligasi negatif. IHSG di bulan mei 2016 berkinerja
negatif dengan penurunan -0,86% MoM ke level 4796,87 atau tumbuh 4,43% dari awal tahun.
Pelemahan bulan ini terutama dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat sebesar 3,01%MoM merespon dari kemungkinan kenaikan suku bunga Bank
Sentral Amerika di Juni 2016. Sektor dengan kinerja tertinggi bulan ini adalah sektor
infrastruktur (+2,58% MoM) dan kinerja terendah adalah sektor industri dasar (-7,29% MoM).
Investor asing mencatat penjualan bersih di pasar saham sebesar Rp. 538,8 miliar. Kinerja
pasar obligasi tercatat negatif, pertama kalinya setelah 4 bulan berturut-turut positif.
Indonesia Composite Bond Index (ICBI) di bulan Mei 2016 turun -0,24% MoM dan Indeks
Infovesta Fixed Income Fund turun -0,26% MoM. Sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral
Amerika Serikat dan ekspektasi kenaikan peringkat hutang Indonesia yang tidak terjadi (tetap
di BB+) oleh lembaga S&P menjadi faktor pemberat.
Data indikator makro ekonomi domestik positif. Inflasi sebesar 0,24% MoM atau 3,33% YoY di
bulan Mei 2016 adalah yang terendah sejak Desember 2009. Kelompok makanan jadi,
minuman dan rokok berkontribusi terbesar (+0,58% MoM) terhadap inflasi, menjelaskan tren
kenaikan harga makanan menjelang bulan puasa. Neraca perdagangan di bulan April 2016
melanjutkan surplus dari awal tahun sebesar USD 667 juta .yang dipicu surplus sektor non
migas. Ekspor tercatat melemah -12,6% YoY dan impor melemah -14,6% YoY. Bank Indonesia
memutuskan mempertahankankan BI rate di level 6,75% dengan pandangan inflasi yang
terkendali, defisit transaksi berjalan yang membaik dan nilai tukar yang relatif stabil.
Maju mundurnya risiko kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Setelah pernyataan salah satu
gubernur The fed di pertengahan Mei 2016, rupiah mulai kehilangan ototnya dan berakhir
melemah 3,01% MoM di akhir Mei 2016. Indeks melemah mengikuti pergerakan rupiah.
Namun terjadi pembalikan penguatan rupiah di awal Juni 2016 didukung oleh data US nonfarm
payroll bulan Mei yang berada dibawah ekspektasi, yaitu penciptaan 38.000 pekerjaan (vs
160.000 konsensus) yang memberikan keyakinan tidak akan terjadinya kenaikan suku bunga
Bank Sentral AS bulan Juni ini (bloomberg survey telah turun hingga 2%). Level terendah sejak
Oktober 2010. Namun berdasarkan analisa yang kami rangkum di Bloomberg penurunan ini
bersifat sementara, karena dipengaruhi oleh demonstrasi pekerja di AS. Data unemployment
rate tumbuh kuat dan memberikan surpise, di level 4,7% YoY (vs 4,9% konsensus), terendah
sejak Desember 2007. Janet Yellen dalam pidatonya tanggal 6 Juni 2016 menyampaikan sinyal
dovish kenaikan suku bunga di bulan Juni ini dan ketidakpastian ekonomi global yang masih
tinggi. Kami memperkirakan masih terbuka kemungkinan kenaikan di bulan Juli masih dan
kemungkinan terbesar adalah di bulan September.
Pemeringkat Standard & Poor’s memutuskan untuk tetap menjaga peringkat utang Indonesia
pada BB+, berlawanan terhadap ekspektasi bahwa S&P akan meningkatkan peringkat
Indonesia ke layak investasi (investment grade). Alasan utama yang kami rangkum adalah
ketidakpastian terkait risiko fiskal (pencapaian target pajak dan uu pengampunan pajak) dan
penghapusan subsidi minyak yang belum teruji pada kondisi harga minyak yang tinggi. Kami
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
1
Juni 2016
memperkirakan dampaknya di pasar modal akan bersifat sementara.
Pandangan kami terhadap pasar domestik adalah sebagai berikut :

Maju mundurnya sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, katalis pasar yang belum terpenuhi,
kekhawatiran terhadap jauhnya pencapaian target pajak memberikan pandangan kami pasar saham akan
cenderung bergerak sideways. Untuk saat ini pandangan jangka pendek kami (1-3 bulan) terhadap pasar
saham adalah netral. Kami akan memberikan target Buy jika data mikro penjualan retail (semen, property,
kendaraan) telah bertumbuh kuat dan diloloskannya undang-undang pengampunan pajak. Ekspektasi ekonomi
saat ini dipengaruhi oleh suku bunga pinjaman yang lebih rendah, stimulus pemerintah dan anggaran
infrastruktur yang lebih baik. Jika harapan yang tinggi ini tidak tercapai maka dapat menjadi katalis yang
menggerek bursa kebawah.

Kami menilai pasar mengapresiasi transparansi dan kebijakan dari pemerintahan Jokowi saat ini, yaitu dari
penerapan revisi daftar negatif investasi dan beberapa stimulus lainnya yang pro pasar. Fokus pemerintah
dalam menggenjot investasi memang belum dapat langsung memberikan dampak positifnya karena memang
berefek pada jangka panjang. Stabilitas politik juga semakin baik, yang tercermin dari masuknya partai golkar
ke dalam pendukung pemerintah. Stabilitas politik yang semakin baik ini akhirnya akan memberikan
keleluasaaan pemerintah dalam menjalankan programnya, termasuk dalam meloloskan UU Pengampunan
Pajak. Hal diatas merupakan tambahan keyakinan pada kami untuk tetap mempertahankan target 2016FY di
level 5.250 yang mencerminkan ratio forward PE sebesar 14,9.
Perkembangan Reksa Dana dan Strategi Kami
Periode
Mega
Capital
Growth
30 Hari
3 Bulan
1Thn
Thn berjalan
-0.54%
1.89%
-1.77%
9.51%
IHSG
Mega
Dana
Balance
Yield SUN
10 tahun +
IHSG
Mega
Dana Kas
Bunga
Deposito 6
Bulan
-0.86%
0.54%
-8.04%
4.44%
0.28%
1.94%
-2.57%
11.07%
-1.30%
2.54%
-2.79%
4.21%
0.56%
1.63%
7.27%
2.79%
0.44%
1.39%
5.67%
2.32%
* Kinerja Reksa Dana Mega Capital Investama vs Indeks Acuannya
Kinerja 3 reksa dana unggulan kami diatas berhasil mengungguli kinerja indeks acuannya masing-masing untuk tahun
berjalan 2016. Penerapan strategi top-down merupakan senjata kami dalam mengurangi volatilitas imbal hasil ketika
market sedang turun.
Konstruksi portofolio kami bulan ini mempertimbangkan tema utama berikut :



Inflasi yang tekendali, keyakinan konsumen dan penjualan retail yang masih dalam tren positif serta
pertumbuhan konsumsi di PDB yang masih tinggi memberikan sentimen positif pada konsumsi masyarakat.
Sektor dengan mass market segment menjadi target kami. Pilihan saham juga difokuskan pada saham
konsumer dengan relatif PE yang murah dibanding peersnya (sekitar dibawah 25 x)
Sektor yang diuntungkan dari kondisi bunga hutang rendah. Emiten dengan komposisi hutang yang tinggi pada
permodalannya dan dengan kemampuan membayar yang baik menjadi indikator pemilihan saham. Emiten
dengan hutang dollar yang besar juga kami hindari untuk menghindari volatilitas nilai tukar.
Kemungkinan insentif fiskal terutama wacana pelonggaran Loan to Value (LTV) untuk property ke 80% dan
memungkinkan pembelian property kedua yang pra-konstruksi. Perusahaan properti akan sangat terbantu
PT Mega Capital Investama | Investment Notes
2
Juni 2016

dalam hal modal kerjanya. Emiten property dengan komposisi pembayaran yang besar dengan KPR menjadi
pilihan kami.
Tema pengampunan pajak. Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian keseluruhan. Positif untuk
funding bank (terutama 3 bank pemerintah yang ditunjuk untuk repatriasi asset : Mandiri, BRI, BNI). Positif
juga untuk property dimana tahun kedua repratiasi asset diperbolehkan untuk penempatan di sector porperti.
Kami menyusun strategi investasi berdasarkan metodologi bottom-up serta diperkuat manajemen resiko top-down.
Beberapa sektor saham pilihan kami adalah sebagai berikut :

Sektor keuangan – netral. Kenaikan pertumbuhan kredit perbankan 2016 diperkirakan tidak sekuat perkiraan,
BI merivisi kebawah menjadi 10%-14% yoY untuk 2016. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan
yang tumbuh 8,7% YoY di Maret 2016. Kualitas kredit perbankan menjadi perhatian dengan semakin besarnya
provisi yang dibuat bank. Kami memilih Saham perbankan dengan kriteria ; 1) likuiditas dan kualitas kredit
yang membaik, 2) NIM yang mendekati target BI, 3) Komposisi CASA yang besar.

Sektor Infrastruktur sub Telekomunikasi – overweight. Pertumbuhan data yang kuat dan kompetisi yang lebih
rasional diantara pemain telekomunikasi menjadi katalis.

Sektor Property Sub Konstruksi - overweight. Perbaikan peraturan (pembebasan lahan diatur lebih cepat) dan
lelang proyek yang lebih awal member keyakinan realisasi infrastruktur yang lebih baik tahun ini. Budget untuk
infrastruktur yang tetap besar di 2016 Rp 302,3 triliun (8% YoY)
Sektor Konsumer staple & retail – overweight. Permintaan konsumsi akan lebih baik di tahun 2016 didukung
oleh kenaikan Indeks Ekspektasi Konsumen, pertumbuhan PDB yang lebih baik, pertumbuhan retailer SSSG
(same sales store growth) yang semakin baik.

Rebalancing portfolio dapat kami lakukan jika faktor risiko membesar, terutama jika ekpektasi terhadap undangundang pengampunan pajak di bulan Juni ini dan pelonggaran pinjaman KPR tidak terpenuhi. Pertemuan The Fed di
bulan Juli dan pertumbuhan kredit perbankan dan kualitas kreditnya tetap menjadi perhatian kami. Selain itu data
mikro ekonomi seperti penjualan mobil dan motor, penjualan semen, penjualan retail akan menjadi pertimbangan
dalam rebalancing portofolio.
Asset alokasi
Reksa Dana
Saham
Campuran
Pendapatan
Tetap
Pasar Uang
Bobot
UW-N-OW
Penjelasan
Saham : OW
Obligasi : Psr Uang : UW
Alokasi saham dalam porsi besar. Penempatan saham menggunakan strategi mimic
market cap indeks dan strategi yang disampaikan diatas. Strategi trading tetap
dilakukan dalam market yang kami perkirakan bergerak sideway.
Saham : OW
Obligasi : N
Psr Uang : N
Saham : Obligasi : OW
Psr Uang : N
Saham : Obligasi : Psr Uang: OW
Porsi Saham masih tetap besar dengan mengacu tema investasi diatas. Penempatan
obligasi dalam porsi netral.
Aliran ke obligasi dalam porsi overweight dengan acuan durasi jangka menengah dan
panjang.
Penempatan aset difokuskan pada bank yang memberikan return optimal dan dengan
tingkat kesehatan Bank yang baik.
Overweight (OW) : bobot asset pada reksadana menuju level maksimal yang diperbolehkan
Neutral (N) : bobot asset pada reksa dana di level netral yang diperbolehkan
Underweight (UW) : bobot asset pada reksa dana menuju level minimal yang diperbolehkan
Disclaimer :
Informasi ini ditujukan sebagai tambahan informasi yang mungkin bermanfaat bagi nasabah. Informasi ini diperoleh dari berbagai sumber dan kami berusaha
menyajikan data tersebut dengan prinsip kehati-hatian, namun kami tidak dalam kapasitas untuk menjamin validitas, kebenaran, ketepatan penggunaan
informasi tersebut sebagai bagian pengambilan keputusan investasi oleh nasabah. Investasi memiliki risiko, dengan demikian nasabah harus melakukan
analisa terhadap setiap informasi terkait dengan suatu produk investasi, dan setiap keputusan investasi yang diambil merupakan keputusan individu. Material
ini bukan dimaksudkan untuk menawarkan dan/atau menyarankan suatu produk investasi dan didistribusikan secara terbatas hanya kepada pihak-pihak yang
memiliki hubungan dengan produk investasi yang diterbitkan oleh PT Mega Capital Investama.
3
Download