DPLK Tugu Mandiri - Siperdana Online

advertisement
DPLK Tugu Mandiri
Dana Pasar Uang – Januari 2012
Fund Objective
Memberikan potensi
keuntungan yang optimal
dengan tingkat likuiditas yang
tinggi
Launch Date
01-Nov-2011
Fund Size (bio)
IDR 30.769
Price (NAV/ Unit)
IDR 1,151.28
Portfolio Review :
 Target alokasi aset sebesar 75% pada instrumen
obligasi pemerintah dan obligasi korporasi yang
memiliki peringkat layak investasi pada tenor 612 bulan. Saat ini, minimal rating obligasi
korporasi pada A.
1.20%
Outlook :
0.80%
 Dalam kurun waktu 3 bulan mendatang, kami
perkirakan IHSG masih berpotensi menguat dan
yield SUN berpotensi kembali turun dalam range
terbatas. Penurunan BI Rate sebesar 25 Bps
menjadi 5.75% dan belum meredanya krisis utang
Eropa akan mendorong investor kembali
mengakumulasikan pembelian di obligasi
maupun saham.
Benchmark
0.40%
0.00%
31-Oct-11
23-Nov-11
Fund
:
Benchmark :
1 month
0.73%
0.56%
3 months 6 months 1 year
2.25%
n/a
n/a
1.43%
n/a
n/a
08-Jan-12
31-Jan-12
3 years
n/a
n/a
YTD
0.73%
0.56%
Since Inc.
2.30%
1.47%
Portfolio Analysis
By Sector (Bond Portfolio)
Trade and Service
26.42%
Finance
6.57%
Consumer Goods
9.65%
Top 5 Holdings
Hal yang Perlu diperhatikan :
 Money Market 57.36%
 Pengelolaan dana bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dengan tetap mempertimbangkan
faktor perlindungan dana investasi dan tingkat
likuiditas yang tinggi.
 Bonds
 Dalam pengambilan keputusan investasi, investor
seharusnya tidak bergantung sepenuhnya pada
dokumen ini.
16-Dec-11
Cumulative Performance %
By Asset Class
 Investor tidak diberikan jaminan dan dapat
terekspose pada risiko suku bunga, risiko pergerakan
harga obligasi, risiko kredit, risiko perubahan kondisi
ekonomi dan politik, dll.
Low
DPLKTM
2.00%
1.60%
 Sementara itu, nilai tukar Rupiah atas Dollar AS
masih berpotensi menguat dari level 8998 (31
Januari 2012) didorong potensi kembali
masuknya investor asing ke Indonesia.
Risk
Tolerance
2.40%
 Pengelolaan dana outperform benchmark dalam
jangka pendek hingga sejak fund dikelola.
 Inflasi diprediksi akan mengalami kenaikan
hingga level 5.5% di akhir tahun 2012,.
Short Term
Performance Per 31-Jan-2012
 Sedangkan sekitar 25%-nya pada deposito
berjangka 1 bulan.
 Walaupun perlambatan ekonomi global, ekonomi
Indonesia diharapkan tetap tumbuh namun pada
tingkat yang lebih rendah yakni di level 6.2%
(2012) dari 6.5% (2011).
Investment
Period
42.64%
 Bonds-Excelcomindo
12.46%
 Bonds-Danareksa
11.43%
 Bonds-Bentoel
6.45%
 Bonds-BTPN
6.38%
 Bonds-Adira Dinamika
4.38%
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi financial advisor Anda atau
www.tugumandiri.com
DISCLAIMER
The information and charts in this document were prepared from data deemed to be accurate, but we do not guarantee its accuracy. Mutual fund
does not guarantee returns and assumes investment risks. Past performance of the fund is not a guarantee of its future performance and participation
unit prices can go down as well as up and you may loose principal investment. This report is produced for information purposes only, and not to be
taken as an offer to sell or a solicitation to buy the fund and is not intended to create any rights or obligations. Investors should read prospectus and
information described in this report may not be suitable for all investors and you are advised to seek independent financial advice before making any
investment decisions.
DPLK PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
 Wisma Tugu Raden Saleh, Jl Raden Saleh No 44 Lt 1, 2 dan 5. Jakarta 10330
 Telp. (62-21) 3190 6740 / Fax. (62-21) 3190 7158
Economic Resilience : GDP Grew 6.5% yoy in
4Q11 with Manageable Inflation
The World Will Never End
Money isn’t Disappear, It
Only Moves
 Ekonomi global masih terpusat dengan perkembangan krisis hutang di
Eropa. Tekanan roll over hutang yang akan jatuh tempo di zona Eropa
masih mewarnai dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan
April 2012.
Sumber : Ministry of
Finance
 Sejalan dengan angka pertumbuhan GDP yang berkisar 6.4 - 6.5% yoy selama
3 kuartal di tahun 2011, maka senin lalu (6Febr’12) BPS mempublikasikan
angka pertumbuhan GDP hingga akhir tahun 2011 sebesar 6.5% yoy. Hal ini
menunjukkan ekonomi tetap tumbuh bahkan mencapai angka tertinggi sejak
15 tahun terakhir di tengah gejolak ekonomi global.
 Konsumsi domestik masih menjadi engine utama pertumbuhan. Konsumsi
domestik tetap solid, didukung dengan struktur demografi muda yang
produktif mencapai 60% dari total populasi dan peningkatan pendapatan
perkapita menjadi USD 3.543 di 2011 (naik +13.8% dari 2010), ditopang
dengan tingkat pengangguran yang menurun mencapai 6.6% (level terendah
sejak tahun 2000).
 Greek Bailout Hangs on. Rencana bail out hutang Yunani tahap 2,
walaupun sudah menunjukkan banyak progress, namun masih belum
menemukan titik temu. Di satu sisi, Yunani harus menutup hutang sebesar
Eur 14.5 Miliar (USD 19.1 Miliar) yang jatuh tempo pada Maret 2012.
Namun di sisi lain, Troika (gabungan kreditur internasional yang terdiri atas
European Commission, ECB dan IMF) terus menekan Pemerintah terkait
reformasi tenaga kerja untuk penghematan budget dan peningkatan daya
saing, serta meminta adanya jaminan dari pemimpin politik setelah
pemilihan umum pada April 2012.
 Perkembangan positif pada ekonomi Amerika. Hal positif justru datang
dari ekonomi USA, yang terus menunjukkan perbaikan. Tingkat
unemployment terus menurun hingga mencapai 8.3% (level terendah
selama 3 tahun terakhir) dan indeks manufaktur ISM meningkat +1.88%
MoM. Hal ini tentunya semakin mengurangi spekulasi bahwa ekonomi USA
akan tertekan dengan kondisi Eropa.
Bond Market
 Inflasi Tetap Terjaga. Ditambahkan pula, tingkat inflasi dapat terkendali
dengan baik sebesar 3.8% yoy (2011) atau turun dari level 7% yoy (2010),
sehingga semakin memperkuat consumer & business confidence.
 Investasi naik melebihi ekspektasi. Investasi meningkat 11.5% yoy pada
4Q11, level tertinggi sejak 2008. Peningkatan investasi khususnya terkait
kebutuhan mesin dan transportasi. Dengan investasi ini tentunya akan
mendukung kapasitas produksi (supply side) dan penyediaan lapangan
pekerjaan. Distribusi investasi ke Jawa dan non Jawa juga lebih merata
menjadi 58.9% vs 41.1%, dibandingkan tahun 2010 sebesar 67.1% vs 32.9%.
 Net ekspor mengalami pertumbuhan yang melambat, menjadi 1% yoy jauh
lebih rendah dari estimasi (17.4% yoy). Ekspor masih tumbuh karena
dominasi ekspor Indonesia dalam bentuk komoditi dengan lebih dari 50%
nilai ekspor ditujukan ke negara Asia. Namun sejalan dengan melemahnya
harga komoditas dan ekonomi global, pertumbuhan ekspor menjadi
melambat. Sedangkan impor tumbuh solid seiring momentum investasi dan
konsumsi masyarakat.
 Bank Indonesia kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 Bps menjadi 5.75%
pada 9 Febr 2012. Langkah ini diambil untuk lebih memberikan dorongan
bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah menurunnya kinerja
ekonomi global.
 Outlook :
Walaupun perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia diharapkan
tetap tumbuh namun turun ke level 6.2% (2012) dari 6.5% (2011). Pengaruh
ekonomi global diperkirakan akan terbatas, ditopang oleh pertumbuhan
konsumsi domestik dan investasi, sejalan dengan peningkatan daya beli
masyarakat, menurunnya biaya pendanaan, dan percepatan pengembangan
infrastruktur.
Inflasi diprediksi akan mengalami kenaikan hingga level 5.5% di akhir tahun
2012, seiring dengan rencana kenaikan tarif dasar listrik, potensi kenaikan
terkait BBM dan faktor cuaca.
Sumber : IBPA.co.id
 Dampak Kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi
(investment grade) oleh lembaga pemeringkat obligasi Fitch dan Moody’s
ditengah ketidakpastian krisis utang Eropa dan penurunan pertumbuhan
ekonomi global, mendorong investor asing maupun lokal
mengakumulasikan pembelian bersih di pasar saham maupun obligasi.
 Yield SUN turun rata-rata 96 bps untuk seluruh tenor selama periode
November 2011 hingga Januari 2012. Penurunan tertinggi terjadi pada
yield SUN tenor pendek (1 – 3 tahun) rata-rata 112.51 bps kemudian
tenor menengah (3.1 – 7 tahun) sebesar 98.98 bps dan tenor panjang (7.1
– 30 tahun) sebesar 91.61 bps.
 Selain itu, angka inflasi Indonesia yang terjaga di level rendah ikut
mempengaruhi ekpektasi terhadap inflasi kedepan. Rendahnya angka
inflasi merupakan salah satu faktor yang menstimulus turunnya yield SUN
untuk seluruh tenor sepanjang 3 bulan terakhir.
DPLK PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
 Wisma Tugu Raden Saleh, Jl Raden Saleh No 44 Lt 1, 2 dan 5. Jakarta 10330
 Telp. (62-21) 3190 6740 / Fax. (62-21) 3190 7158
 Walaupun sektor mining menunjukkan peningkatan secara mom namun
secara yoy mengalami penurunan -0.6% seiring dengan penurunan harga
thermal coal selama 1 tahun terakhir hingga menyentuh level terendah di
USD 108.95/ton (pertengahan Des 2011). Hal ini sejalan dengan kondisi
ekonomi global. Namun saat ini harga thermal coal sudah mulai meningkat
mencapai USD 118.8/ton (31Jan’12).
 Selama 1 bulan terakhir, Asing menjadi Net Buyer dengan nilai rata-rata
harian sebesar Rp 131 Milliar (buy Rp 1.716 M vs sell Rp 1.585 M)
IHSG vs Net Foreign Buy / Sell
Sumber : IBPA.co.id
 Dampak turunnya yield obligasi mendorong total return indeks obligasi
pemerintah naik hingga 6.33% dari 133.98 (1 November 2011) menjadi
142.46 (31 Januari 2012). Kenaikan total return investasi pada obligasi
tersebut menempatkan obligasi sebagai alternatif investasi selain saham.
 Outlook :
Dalam kurun waktu 3 bulan mendatang, kami perkirakan yield SUN
berpotensi kembali turun namun dalam level yang terbatas. Penurunan BI
Rate sebesar 25 bps dan belum meredanya krisis utang kewasan Eropa
akan mendorong investor mengakumulasikan pembelian di obligasi.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah atas Dollar AS masih berpotensi menguat
dari level 8998 (31 Januari 2012) didorong potensi kembali masuknya
investor asing ke Indonesia.
Equity Market (Per 31 Jan 2012)
Jakmine
Jakmind
Jaktrad
JII
Jakprop
JCI / IHSG
Jakbind
Jakfin
Jakinfr
Jakcons
Jakagri
 Sampai dengan 31 Jan 2012, IHSG mencapai level 3.941,7, meningkat
+3.1% mom atau +4.0% dari posisi 3 bulan terakhir.
 Hampir seluruh sektor menunjukkan peningkatan (mom), dengan top
performer di sektor pertambangan (7%), aneka industri(6.7%) dan
perdagangan (6.7%). Sedangkan sektor Agri merupakan satu-satunya
sektor yang mengalami penurunan (-0.4% mom).
Investment Strategy & Outlook
 Untuk strategi investasi ke depan, kami masih akan mempertahankan
posisi saham neutral to overweight, hal ini sejalan dengan ekspektasi
kondisi ekonomi Indonesia.
 Adapun sektor-sektor yang menjadi fokus alokasi investasi adalah sektor
yang kami perkirakan masih akan mendapatkan keuntungan dari
perkembangan ekonomi Indonesia baik terkait konsumsi domestik maupun
peningkatan investasi.
 Salah satu sektor yang tetap kami percaya akan perform well adalah sektor
consumer. Peningkatan masyarakat Middle class yang mencapai sekitar 131
juta penduduk (tumbuh sekitar 7 juta orang per tahun) dan kenaikan
pendapatan perkapita akan semakin meningkatkan konsumsi masyarakat.
 Sektor properti diprediksi akan perform well, didukung peningkatan
marketing sales regular property market pada tahun 2010 (+64% YoY) dan
proyeksi 2011 sebesar +54%. Selain itu, properti terkait industri juga kami
percaya masih mendapatkan keuntungan dari peningkatan investasi.
 Sektor infrastruktur, konstruksi dan terkait material (semen) juga
diharapkan masih berpotensi sejalan dengan percepatan pengembangan
infrastruktur di Indonesia dan land clearing bill yang telah disetujui DPR.
 Selain 3 sektor tersebut, kami tetap mencoba mencari alpha dari sektor
komoditas yang sebelumnya harga sahamnya telah turun cukup tajam.
Pada sektor agriculture, diharapkan terjadi tree stress dan replanting
kelapa sawit di Malaysia yang lebih cepat dari perkiraan, sehingga
diperkirakan supply akan turun dan berpotensi mendorong harga minyak
kelapa sawit. Sedangkan dari sektor pertambangan, diharapkan
permintaan batu bara dari Cina dan India tetap stabil seiring dengan
pemenuhan kebutuhan untuk power plant.
 Namun demikian pemilihan saham akan tetap dilakukan secara selektif
berdasarkan business model perusahaan, potensi pertumbuhan dan laba,
serta corporate governance.
Download