web_BPJS_-_SJSN_dari_tim_adhoc_BPJ_RIFKY_ANINDIKA.ppt

advertisement
Ad hoc- Berikut satu kajian informasi yang kami dapat sampai 30 Juni 2011
Dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia, Indonesia sangat ketinggalan
dalam sistem perlindungan dan jaminan sosialnya. Bahkan negara-negara kapitalis
sekalipun, seperti di Benua Eropa dan Amerika Utara, memiliki program jaminan
sosial bagi masyarakat miskin. Sampai 12 Juni 2011 masih terjadi banyak
perdebatan tentang pengesahan Rancangan Undang Undang (RUU) Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Parahnya, dibanding dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, kita juga
sangat tertinggal. Seperti contoh Malaysia yang memiliki lembaga jaminan sosial
bernama Employee Provident Fund (EPF) dan telah menanggung sebanyak 12,5
juta pekerja. Begitu pula Singapura dengan institusi Central Provident Fund (CPF)
terdiri dari 116 ribu pengusaha dan 1,8 juta pekerja. Pun Thailand dengan lembaga
jaminan Social Security Office terdiri dari 391.869 pengusaha dan 9,45 juta
pekerja. Bahkan Filipina dengan program Social Security Scheme (SSS) telah
menanggung peserta sebanyak 8,9 juta tenaga kerja.
Sementara Indonesia di sektor formal saja hanya menjamin keanggotaan sebanyak
8,5 juta buruh peserta aktif. Padahal, jumlah pekerja (buruh) yang bekerja di
sektor formal berjumlah 29 juta. Berarti hanya 30 persen yang hanya terjangkau
Download