9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Vardiansyah, 2004, p.3). Dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti " membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama. Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, “communicate”, berarti (1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), “communication”, berarti : (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Vardiansyah, 2004). Menurut Cangara (2010, p.19), komunikasi adalah suatu transaksi, dimana terjadi sebuah proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur 10 lingkungannya dengan, (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. Menurut pendapat penulis, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh Individu ke individu lainnya yang saling bergantian (mendapat feedback) dengan maksud untuk melahirkan sebuah informasi sesuai dengan fakta yang ada, tujuannya adalah menjalin dan membina hubungan dengan kelompok dalam organisasi dan khalayak luar. Dalam artian, komunikasi terjadi karena adanya sumber (source) dan penerima (receiver) yang harmonis dengan tujuan efektif komunikasi. Komunikasi menjadi faktor penting dalam lingkungan yang terkait pada perusahaan, contohnya komunikasi dengan para internal perusahaan maupun ekternal perusahaan. Internal perusahaan adalah setiap anggota yang ada dalam struktur organisasi yang memliki kesamaan. Eksternal perusahaan adalah para konsumen dari perusahaan sendiri, masyarakat yang ada di sekitar perusahaan ataupun yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Berdasarkankan tingkatan komunikasi (level communication), ada 4 (empat) tingkatan komunikasi yang lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi sebagai berikut : 1. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) 2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi organisasi 4. Komunikasi massa (Deddy Mulyana, 2007, pp.80-81) Keempat tingkatan komunikasi diatas memiliki perbedaan satu dengan yang lain, namun dalam penelitian ini peneliti membahas mengenai komunikasi 11 interpersonal yang dilakukan oleh PT. Astra Graphia kepada customer dengan cara membuat divisi yang bertugas melayani customer. 2.1.1.1 Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy, 2003, p. 30). Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara pula (Hardjana, 2003, p. 85). Dari kedua definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap muka atau langsung yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu informasi yang sedang dicari, dengan tujuan mendapat informasi yang sejalas– jelasnya (akurat). 2.1.2 Public Relations Cutlip et al. (2006, p.5), menyatakan public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur individual dan organisasi yang mempunyai kepentingan publik serta merencanakan dan melaksanakan program aksi dalam rangka mendapatkan pemahaman dan penerimaan publik. Pengertian Khusus Public Relations adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, 12 dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002). Dari kedua definisi diatas, Public Relations dapat diartikan sebagai suatu proses manajemen yang dijalankan oleh seseorang atau dijalankan dengan bersama – sama (team work) untuk mencapai tujuan perusahaan atau individu dengan menciptakan atau membangun citra/image positif dari perushaan atau individu tersebut secara berkesinambungan (adanya sinergi dari kedua belah pihak antara perusahaan dengan khalayaknya). 2.1.2.1 Peran, Fungsi, dan kegiatan Public Relations Secara garis besar peranan Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Communicator artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak atau elektronik dan lisan atau tatap muka dan sebagainya. 2. Relationship yaitu kemampuan peran Public Relations/Humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. 3. Back up Management yaitu mendukung atau menunjang kegiatan lain dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau organisasi. 13 4. Good Image maker yaitu menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga atau organisasi dan produk yang diwakilinya (Wahidin & Nasrullah, 2011). Pendapat ahli lain mengatakan, bahwa peran Public Relations terbagi menjadi tiga bagian sesuai dengan peran Public Relations sebagai berikut : 1. Internal Public Relations Hal – hal yang terkait dengan hubungan antar karyawan 2. Eksternal Public Relations Hal – hal terkait dengan : 3. a. Press Relations b. Supplier Relations c. Government Relations d. Community Relations e. Customer Relations (Yulianita, 2003, p. 69) Public Relations Officer Hal – hal yang terkait dengan tugas Public Relations. Dari kedua peran Public Relations menurut pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa peran Public Relations adalah sebagai penghubung yang kuat antara perusahaan dengan pelanggannya dan menciptakan citra perusahaan yang baik kepada masyarakat luas. Menurut Cutlip, Center & Canfiels dalam Rosady Ruslan (2001, pp.24-25) Fungsi Public Relations adalah sebagai berikut : 14 1. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antataraorganisasi dengan publiknya sebagai khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan simbang saran kepada pemimpin manajemen demi mencapai tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Pendapat ahli lain mengatakan, Fungsi Public Relations menurut Onong U. Effendy dalam Saputra dan Nasrullah (2011, p.50), antara lain : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antar organisasi dengan publik internal dan publik eksternal. 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 5. Operasional dan organsisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari publiknya maupun dari pihak publiknya. 15 Dari berbagai fungsi Public Relations yang dikemukakan oleh para ahli penulis menyimpulkan, bahwa fungsi seorang Public Relations adalah menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan khalayaknya dengan menciptakan citra positif dari perusahaannya. Kegiatan – kegiatan Public Relations yang lazim dilakukan menurut Lattimore et al. (2010, p.5) : 1. Riset 2. Konseling 3. Urusan dengan pemerintah 4. Hubungan dengan investor 5. Pengembangan dan pengumpulan dana 6. Urusan multikultural 7. Manajemen isu 8. Hubungan dengan media 9. Urusan masyarakat 10. Hubungan dengan komunitas 11. Hubungan dengan pekerja 12. Publisitas 13. Komunikasi pemasaran 14. Promosi Masi banyak lagi kegiatan – kegitan Public Relations lainnya, peneliti memfokuskan kegitan Public Relations yang berhubungan dengan fungsinya sebagai customer relations. 16 Ahli lain mengatakan, Menurut Scott M.Cutlip (2006, pp.11-27), kegiatan public relations adalah : 1. Hubungan Internal (Internal Relations) : membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya. 2. Publisitas (Publicity) : informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa di kontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak member bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut. 3. Advertising : informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media. 4. Press Agentry : penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita yang menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik. 5. Public Affair : bagian khusus dari public relations yang membangun dan mempertahankan hubungan antara pemerintah dan komunikasi lokal kebijakan publik. 6. Lobbying : bagian khusus dari public relations yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan mempengaruhi penyusunan undang - undang dan regulasi. 7. Management Issue : proses proaktif dalam mengatisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons isu - isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan organisasi dengan public mereka. 17 8. Investor Relations : bagian dari public relations dalam perusahaan korporat yang membagun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. 9. Pengembangan (Development) adalah bagian khusus dari public relations dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela. Dari berbagai pendapat ahli diatas, kegiatan utama Public Relations sebagai pendukung dalam manajemen organisasi, salah satunya membangun citra perusahaan melalui customer relations, yaitu dengan mengkomunikasikan informasi perusahaan sehingga customer mendapat pelayanan dengan baik yang bertujuan mendapat citra positif serta mendukung kegiatan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan customer. 2.1.2.2 Kaitan Public Relations dengan Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sagat penting dalam dunia usaha. Pada kondisi sekarang ini pemasaran merupakan pendorong untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan persusahaan. (Freddy Rangkuti, 2009, p. 17) Kotler (2001) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan manajemen konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Dari definisi diatas, terlihat bahwa pemasaran ini bersandar pada beberapa konsep inti, yaitu : 1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan 18 Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan dan harus ada sehingga dapat menggerakan manusia sebagai dasar usaha. Keinginan adalah hasrat untuk memperoleh pemuas kebutuhan yang lebih spesifik akan kebutuhan yang mendalam. Permintaan adalah keinginan akan produk tertentu yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. 2. Produk dan jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. 3. Nilai dan kepuasan, merupakan konsep penuntun dalam memilih produk mana yang dapat memuaskan dan mempunyai kapasitas berbeda sebagai perangkat tujuan. 4. Hubungan dan jaringan, merupakan praktik yang dilakukan perusahaan dengan pihak – pihak kunci seperti pelanggan, pemasok, dan penyalur guna mempertahankan referensi dan bisnis jangka panjang perusahaan. 5. Pasar yang terdiri atas semua pelanggan yang potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin berbeda dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu (Freddy Rangkuti, 2009, pp. 19-20). Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaranya dalam pasar sasarannya. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi saling berhubungan di mana masing – masing elemen didalamnya saling mempengaruhi. Bauran pemasaran sendiri mempunyai komponen inti yaitu, produk, harga, distribusi, dan promosi. 19 Dalam kaitan penelitian kali ini, hubungan antara pemasaran dengan Public Relations adalah promosi. Promosi itu sendiri mempunyai komponen penting yang yang disebut sebagai bauran promosi (promotion mix). Komponen bauran promosi terdiri dari : 1. Periklanan. 2. Penjualan perseorangan. 3. Publisitas. 4. Promosi penjualan. 5. Komunikasi pemasar terpadu (integrated marketing communications) (Freddy Rangkuti, 2009, pp.23-29). Salah satu peran utama Public Relations adalah komunikator perusahaan, lembaga, atau perorangan untuk mencapai tujuan utama bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan atau organisasi, dalam artian bahwa Public Relations menjalankan fungsi perusahaan dalam menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan konsumennya. Dalam pemasaran Public Relations masuk dalam tools promosi. Maksudnya adalah Public Relations sebagai suatu bagian yang menjalankan promosi suatu perusahaan. Dengan Promotions mix sebagai landasan dasar untuk menjalankan kegiatannya. Karena dengan adanya Public Relations ada bagian yang menjankan tugas sebagai jembatan antara perusahaan dengan konsumennya, sehingga tujuan perusahaan dalam mengatasi loyalitas pelanggannya pun dapat diketahui. Hubungan public relations dengan Pemasaran menurut Lattimore et al. (2010, p.288) : 1. Menghidupkan kembali merek lama. 2. Mengekspor merek yang sudah yang sudah mapan ke pasar baru. 20 3. Memperkokoh posisi sebuah merek dagang. 4. Menerima peralihan citra. 5. Mengantisipasi hal apa yang akan terjadi nanti. 6. Menjadikan perusahaan sebagai Corporate Citizen yang baik. 2.1.3 Customer Relations Menurut Lattimore et al. (2010, p.304) Customer Relations adalah jembatan antara perusahaan dengan konsumen. Menurut Buttle (2004, p.48) menerangkankan definisi Customer Relations adalah : “Strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsifungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para konsumen sasaran secara profitable”. Menurut pendapat penulis Berdasarkan pendapat para ahli, maka Customer Relations dapat di pahami sebagai strategi menyeluruh dari sebuah organisasi dalam berhubungan dengan pelanggannya sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan. Sedangkan menurut Imber (Ruslan,1998, p.282), pembeli untuk barang atau jasa perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu Customer (pelanggan) dan Consumer “Customer is buyer of a product service” (konsumen). Perbedaannya dalah : (pelanggan adalah sebagai pembeli utama suatu produk atau jasa tertentu, sedangkan “Consumer is ultimate user of a product or service, and the consumer not always the purchaser” (konsumen merupakan pemakai utama suatu produk atau jasa tertentu, tetapi tidak selalu sebagai pembeli). Berdasarkan kutipan diatas, dapat dijelaskan bahwa pembeli dibagi menjadi dua kategori, consumer dan customer, pemakai akan produk atau jasa tersebut tidak 21 selalu menjadi pembeli dari perusahaan, sedangkan customer merupakan pemakai akan barang atau jasa tersebut dan pembeli atau pelanggan dari suatu perusahaan yang menjual produk atau jasa. Semuanya itu dilakukan karena konsumen merupakan asset berharga dalam perusahaan. Hanya dibutuhkan sedikit waktu, tenaga, dan biaya untuk mempertahankan pelanggan daripada mencari pelanggan baru. Hubungan dengan konsumen merupakan tanggung jawab setiap orang yang dipekerjakan dalam perusahaan di segala level. Akan sangat efektif jika bagaian-bagaian dalam perusahaan tersebut telah bersatu dengan baik untuk merancang dan mengimplementasikan program tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu citra perusahaan yang baik. Penulis juga berpendapat tanpa pelanggan atau customer bisnis tidak akan berjalan. Karena itu, kepuasan pelanggan adalah tujuan awal dan akhir dari sebuah kegiatan bisnis. Loyalitas pelanggan tidak akan tercapai jika tidak ada kepuasan yang tercipta dari pelanggan terlebih dulu. Setiap jenis industri atau bisnis akan terus berkembang jika terjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan. Salah satu upaya menjaga hubungan baik dengan pelanggan ialah dengan cara membaca dengan tepat apa yang saat ini diinginkan khalayak atau pelanggan, untuk sesegera mungkin direalisasikan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Kesimpulannya memberikan kepuasan bahwa kepada Customer pelanggan Relations melalui adalah kegiatan pelayanan terbaik untuk dan mengembangkan program terintegrasi yang memaksimalkan nilai pelanggan agar dapat mempertahankan pelanggannya. Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi penjualan selain kualitas adalah dengan adanya kepecayaan antara perusahaan dan konsumennya. Customer Relations 22 yang berakhir dengan hubungan baik yang dibina antara perusahaan dengan konsumennya, guna mempertahankan konsumen maupun untuk menambah konsumen baru, karena jika kedua belah pihak saling mempercayai maka keduanya akan terdorong untuk menanamkan investasi yang lebih besar dalam jalinan hubungan tersebut. 2.1.3.1 Tujuan Customer Relations Menurut Kalakota dan Robinson (2001, p.173) tujuan Customer Relations adalah sebagai berikut : 1. Menambah hubungan yang telah ada untuk menambah pendapatan perusahaan memandang pelanggan secara luas untuk memaksimalkan hubungan diantara mereka sehingga dapat meningkatkan profibilitas perusahaan dengan mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan pelanggan yang potensial. 2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang terbaik. Dengan menggunakan informasi pelanggan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi kebutuhannya, maka pelanggan tidak perlu berulang kali meminta informasi yang mereka butuhkan kepada perusahaan sehingga menghemat waktu dan mengurangi frustasi mereka. 3. Memperkenalkan saluran proses dan prosedur yang konsisten dan dapat ditiru. Dengan perkembangan saluran komunikasi bagi pelanggan, maka semakin banyak karyawan yang terlibat dalam transaksi penjualan, sehingga perusahaan harus memperbaiki konsistensi proses dan prosedurat. Menurut pendapat penulis, tujuan Customer Relations adalah untuk menjalankan komunikasi dengan para pelanggan baik langsung ataupun tidak 23 langsung dengan harapan akan mendapat keuntungan yang signifikan bagi perusahaaan. Agar mencapai tujuan tersebut, tiap-tiap bagian seperti : pemasaran, penjualan, pelayanan pelanggan harus bekerja sama dalam sebuah tim (teamwork) yang kuat dan saling bertukar informasi. 2.1.3.2 Riset Pemasaran Riset pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan mempunyai tujuan dalam hal pengidentifikasian masalah dan peluang, pengumpulan data, pengolahan dan penganalisaan data, penyebaran informasi yang bermanfaat untuk membantu manajemen dalam rangka pengambilan keputusan identifikasi dan solusi yang efektif dan efisien di bidang pemasaran perusahaan (Husain Umar, 2010, p. 6). Riset Pemasaran atau marketing research adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan interpretasi hasil penelitian (Freddy Rangkuti, 2007, p. 1). Berdasarkan penjelasan diatas, jelas bahwa penelitian pemasaran merupakan penelitian yang sistematik, yang memiliki perencanaan pada tiap tahapan kerjanya, menggunakan metodologi yang jelas, serta ada metode ilmiahnya. Riset pemasaran bersifat obyektif dan dilaksanakan menurut kaidah ilmiah, sehingga hasil riset dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. 2.1.4 Customer Relations dan Hubungan Antar Pribadi dengan Pelanggan Menurut Barners (2003, p. 313) mengungkapkan bahwa : “Hubungan adalah hal fundamental bagi sukses jangka panjang sebuah perusahaan”. 24 Ketika krisis telah berakhir dan agar bisnis dapat berjalan seperti biasa, perusahaan harus membangun kembali hubungan baik dengan staf atau pelanggan mereka (Firsan Nova, 2009, p. 152). Penulis berpendapat bahwa kecenderungan untuk meraih sukses dimasa depan adalah melalui hubungan antarpribadi antara pelanggan dan para karyawan perusahaan tersebut. Dalam artian, suksesnya sebuah perusahaan dapat dilihat dari kinerja para karyawan dibagian customer relations yang terus menjaga hubungan dengan pelanggannya. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan sebelum seseorang memilih dan menggunakan keterampilan komunikasi yang tepat agar gagasan diperhatikan, dimengerti dan diikuti oleh orang lain yang menjadi sasarannya, dia harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan dan efek yang dinginkan terjadi pada sasaran. Tanpa pengetahuan itu semua, pemilihan dan penggunaan keterampilan komunikasi tidak dapat dilakukan, karena sebuah keterampilan komunikasi hanya dapat digunakan untuk pesan dan hasil tertentu sehingga terjalin hubungan bermakna yang kuat dengan pelanggannya dan publik pada umumnya. Hal ini juga berlaku bagi Customer Relations yang berperan mensosialisasikan kewajiban sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan pelanggannya. Seseorang tidak begitu saja menjadi teman yang intim setelah bertemu, begitu juga dengan Customer Relations dengan pelanggannya tidak bisa langsung akrab setelah bertemu, kita harus membangun suatu hubungan melalui beberapa tahapan. Dalam setiap hubungan dan setiap tahapan hubungan, ada tekanan yang dinamis antara beberapa hal yang berlawanan. 25 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Pelayanan Prima (Service Excellent) Menurut Rebecca (2001, p. 43) pelayanan prima adalah dengan mengikuti kemauan para pelanggan sebagai berikut : 1. Diperlakukan dengan serius 2. Diperlakukan dengan penuh hormat 3. Tindak lanjut segera 4. Kompensasi 5. Menjernihkan masalah hingga tak terulang lagi 6. Mendengarkan keluhan pelanggan Menurut pendapat penulis, pelayanan prima (service excellent) adalah tindakan yang diambil oleh seorang karyawan dalam menghadapi konsumen atau pelanggannya dengan harapan pelanggan akan puas terhadap pelayanan yang diberikan. 2.2.2 Kesuksesan Komunikasi Karyawan dengan Konsumen Kesuksesan komunikasi karyawan dengan konsumen berarti kita membujuk mereka untuk membeli produk atau menggunakan jasa kita, atau menjelaskan produk yang kita jual dan keuntungan yang akan diperoleh apabila konsumen membeli produk kita atau menggunakan jasa kita (Wira Sutedja, 2006, p. 35). Menurut O Hair et al. (2009, pp. 251-254) terdapat lima aturan dasar yang menentukan kesuksesan hubungan dengan konsumen, yaitu : a. Mengenal konsumen Adalah sulit untuk menyenangkan konsumen jika karyawan tidak mengetahui kebutuhannya. Organisasi yang baik harus dapat mencari tahu apa keinginan 26 konsumen dan menyediakannya. Komunikasi yang jujur dan terbuka dapat membantu karyawan mencapai tujuannya. Komunikasi yang bagus akan membantu karyawan menemukan karakteristik konsumen dan informasi lainnya yang dapat karyawan gunakan sebagai dasar untuk merespons keinginan konsumen. b. Bertanggung jawab atas kepuasan konsumen. Konsumen menikmati berbisnis dengan organisasi yang mempersonalisasikan jasanya. Jasa yang dipersonalisasikan adalah cara yang baik untuk menarik perhatian seseorang secara spesifik. Ketika konsumen memesan, mengemukakan keluhan, mengusulkan perbaikan, atau bahkan memberi pujian, konsumen sebenarnya ingin berhubungan dengan seseorang yang mereka tahu dapat memberi perhatian pada mereka. Perhatian pada detail, seperti mengirim kartu ucapan selamat hari raya, memberi pengumuman khusus, dan memerhatikan kehidupan personal mereka, akan membuat konsumen merasa bahwa ada orang yang memperhatikan mereka. Loyalitas biasanya akan muncul. c. Menghindari perilaku tak responsif. Relasi konsumen dapat diperkuat secara signifikan jika anda berusaha menghindari perilaku yang tak responsif. Masalah bisa muncul karena apati, sikap dingin, dan kekaukan organisasi. d. Menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif. Konsumen lebih suka menghadapi wakil perusahaan yang menunjukan keterampilan komunikasi yang efektif. Relasi konsumen yang sukses didasarkan pada komunikasi yang jelas, terbuka dan bersahabat. Karyawan bias berkomunikasi secara efektif dengan menyertakan senyum, menjalin 27 kontak mata, mengajukan pertanyaan yang relevan, menjawab pertanyaan dengan segera dan akurat, serta menggunakan komunikasi nonverbal yang mendukung. e. Memperlakukan konsumen rewel dengan hormat. Menangani konsumen yang sulit atau rewel sering merupakan pekerjaan yang menjengkelkan. Meskipun demikian, mengubah konsumen yang marah menjadi konsumen yang senang adalah tugas yang amat memberi kepuasan jika berhasil. Kunci untuk memperbaiki hubungan karyawan dengan konsumen yang rewel adalah menjaga gaya komunikasi yang penuh pertimbangan. Dengan memberi perhatian pada konsumen yang rewel, karyawan mungkin bisa mengubah lawan menjadi kawan. Dari kutipan diatas peneliti berkesimpulan bahwa lima aturan dasar yang menentukan kesuksesan hubungan dengan konsumen pertama adalah dalam mengenal konsumen komunikasi yang tercipta harus jujur dan terbuka sehingga membantu seseorang dapat menemukan karakteristik konsumen dan informasi lainnya yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai dasar untuk merespon keinginan pelanggannya. Organisasi atau perusahaan yang baik harus mencari tahu apa keinginan konsumen dan menyediakannya. Mengenal konsumen dengan baik untuk menentukan tujuan yang efektif membutuhkan pemahaman dan kerja sama. Kedua seorang Costumer Relations juga harus bertanggung jawab atas kepuasaan konsumen seperti ketika konsumen memesan, mengemukakan keluhan, mengusulkan perbaikan atau bahkan memberi pujian. Bertanggung jawab atas kepuasaan konsumen berarti juga melakukan tindak lanjut. Misalnya, seperti mengirim kartu ucapan selamat hari raya, memberi pengumuman khusus, semua itu 28 akan membuat mereka merasa bahwa ada orang yang memperhatikan mereka dan loyalitas konsumen biasanya akan timbul. Ketiga adalah mampu menghindari prilaku yang tidak responsif seperti menjawab dengan nada datar terhadap pertanyaan, ekspresif wajah negatif sehingga membuat konsumen merasa kepuasannya bukan prioritas perusahaan. Seorang Costumer Relations dituntut dapat menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif karena relasi konsumen yang sukses didasarkan pada komunikasi yang jelas, terbuka, dan bersahabat. Kurangnya keterlibatan emosional dalam pekerjaan biasanya menyebabkan karyawan tidak melayani konsumen dengan penuh perhatian. Cara terbaik untuk menghindari perilaku tak responsif konsumen adalah dengan mempelajari konsumen. Dengan mengingat nama konsumen dan mengekspresikan perhatian pada pekerjaan dan keluarga mereka, Customer Relations memandang konsumen lebih dari sekedar sumber pendapatan untuk perusahaan. Keempat adalah menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif dimana konsumen ingin berhubungan dengan seseorang yang mau diajak bicara, dapat menjelaskan problem, dan tidak membuat konsumen merasa diabaikan. Dan terakhir adalah seorang Customer Relations mampu memperlakukan konsumen rewel dengan hormat. Menangani konsumen yang rewel itu penting untuk menjaga relasi konsumen yang sukses pada umumnya, sebab terkadang konsumen yang sukses pun bisa mengalami penurunan. Oleh karena itu, seorang karyawan sebaiknya bersiap menghadapi kemungkinan ini. Belajar berkomunikasi secara efektif dengan konsumen yang rewel dapat membuat perusahaan tersebut sukses dan membantu mencapai tujuan yang ingin dicapai. Penulis menyimpulkan bahwa hubungan karyawan dengan konsumen akan menjadi lebih baik jika karyawan memahami konsumen, bertanggung jawab atas 29 kepuasaan konsumen, menghindari perilaku yang tak responsif dan memperlakukan konsumen yang rewel dengan rasa hormat. 2.2.3 Kepuasan Pelanggan Tujuan utama pemasaran adalah mencapai tingkat tertinggi dalam melayani kepuasaan pelanggan. “Mempertahankan kepuasaan pelanggan dari waktu ke waktu akan membina hubungan yang baik dengan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang” Barners (2003, p.63). Menurut Oliver, yang dikutip oleh Barners (2003,p. 64) kepuasaan adalah : Tanggapan pelanggan atas terpenuhi kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan. Berdasarkan kutipan diatas dapat diberi kesimpulan bahwa terpenuhinya suatu kebutuhan menciptakan suatu kenyamanan dan kenyamanan adalah kepuasaan, dan perusahaan tersebut mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya dengan cermat dan tepat sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan apa yang diharapkan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat diukur melalui beberapa cara, salah satunya adalah seperti yang dikemukakan oleh Tjiptono (2000, pp. 8-9), yaitu : 1. Sistem keluhan dan saran Organisasi yang berpusat pada pelanggan (customer centered) memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, 30 customer hot lines, dan lain-lain. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide dan masukan kepada perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Metode ini lebih berfokus pada identifikasi masalah dan pengumpulan saran. 2. Ghost shopping Salah satu cara untuk memperoleh jabaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial terhadap produk perusahaan dan pesaing, kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. 3. Survei kepuasan pelanggan Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survei, baik melalui pos, telepon, maunpun wawancara pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. 4. Lost customer analisys Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli, agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer lost rate yang juga penting, dimana peningkatan customer lost rate mengakibatkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya. 31 5. Sales-related method Kepuasan pelanggan diukur dengan kriteria pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, dan rasio pembelian ulang. Mengukur kepuasan pelanggan menurut pendapat ahli di atas dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah dengan membuat kotak saran untuk menampung keluhan dari pelanggan, semakin sedikit kotak berisi saran maupun keluhan maka semakin banyak pelanggan yang puas akan perusahaan tersebut. Kedua dengan cara menaruh mata-mata sebagai bagian dari pelanggan untuk mengetahui produk mana sajakah yang paling disukai. Ketiga dengan cara survei langsung ke pelanggan dengan melakukan wawancara secara langsung untuk mengetahui apa yang disukai atau tidak disukai pelanggan terhadap perusahaan. Keempat dengan melakukan wawancara kepada pelanggan yang telah berhenti membeli produk perusahaan, alasan apa dan mengapa mereka berhenti menjadi konsumen. Dan yang terakhir adalah dengan melihat jumlah pelanggan atau pengunjung yang datang, banyaknya barang yang terjual, dan banyaknya pendapatan yang didapat dari perusahaan setiap harinya, dari situ semua maka dapat dilihat apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasaan pelanggan terhadap penyedia jasa ataupun terhadap organisasi dapat dilihat pada lima level. Masingmasing level biasanya melibatkan semakin banyak kontak antar pribadi dengan para karyawan dan dengan penyedia jasa. Dengan demikian interaksi antara pelanggan dengan perusahaan lebih melibatkan perasaan. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan di masing-masing level berbeda. Sebagaimana kita mempertimbangkan masing-masing tahap dalam model pemicu kepuasaan pelanggan, maka perlu juga kita pikirkan apa sebenarnya yang di tawarkan 32 perusahaan kepada pelanggan. Apa yang bias kita lakukan pada masing-masing level yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi kepuasaan pelanggan. Selain itu menurut Maslow yang dikutip oleh Barners (2003, pp. 83-89), terdapat beberapa level yang dapat memicu kepuasan pelanggan. Tahapan ini dapat menciptakan nilai yang berbeda-beda bagi pelaggan. 1. Produk atau Jasa inti Ini adalah esensi dari penawaran yang mewakili produk atau jasa inti yang disediakan oleh perusahaan. Apa yang kita tawarkan kepada pelanggan sekaligus hal yang tersulit bagi perusahaan untuk membuatnya lain dari pada yang lain. 2. Sistem dan pelayanan pendukung Ini meliputi layanan-layanan pendukung yang bisa meningkatkan kelengkapan dari layanan produk inti: kemudahaan memperoleh produk, jam pelayanan, level karyawan, komunikasi informasi, layanan bantuan via telephone dan juga program-progran lain yang mendukung produk inti. 3. Performa Teknis Level ini intinya berkaitan dengan apakah perusahaan menetapkan produk inti dan layanan pendukungnya dengan benar. Penekanannya adalah perusahaan menampilkan produk kepada pelanggan sesuai dengan yang dijanjikan. 4. Elemen-elemen interaksi dengan pelanggan Level ini mengacu pada interaksi penyedia jasa dengan pelanggan melalui tatap muka langsung atau melalui kontak berbasis teknologi. 5. Elemen Emosional -dimensi afektif pelayanan Manajer dalam perusahaan penyedia jasa harus berpikir melampui elemen mendasar dari interaksi dengan pelanggan untuk mepertimbangkan pesan 33 halus yang mereka sampaikan pada pelanggan, pesan yang mungkin membuat pelanggan merasakan emosi positif atau negatif pada sebuah perusahaan. Intinya adalah bagaimana kita menumbuhkan perasaan positif dalam diri pelanggan. Berdasarkan kutipan diatas faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasaan pelanggan terhadap penyedia jasa ataupun terhadap organisasi dapat dilihat pada lima level. Masing-masing level biasanya melibatkan semakin banyak kontak antar pribadi dengan para karyawan dan dengan penyedia jasa. Dengan demikian interaksi antara pelanggan dengan perusahaan lebih melibatkan perasaan. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan di masing-masing level berbeda. Sebagaimana kita mempertimbangkan masing-masing tahap dalam model pemicu kepuasaan pelanggan, maka perlu juga kita pikirkan apa sebenarnya yang di tawarkan perusahaan kepada pelanggan. Apa yang bisa kita lakukan pada masingmasing level yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi kepuasaan pelanggan. Pada level pertama, ini adalah hal paling mendasar yang ditawarkan kepada pelanggan sekaligus hal yang tersulit bagi perusahaan untuk membuatnya lain dari pada yang lain. Dalam pasar yang kompetitif, perusahaan harus bisa menetapkan produk intinya secara tepat, karena jika tidak, hubungan dengan pelanggan tidak akan pernah dimulai. Kepuasaan pelanggan bisa dipenuhi melalui komponenkomponen lain yang bisa memberikan nilai tambah pada produk inti yang ditawarkan, sehingga pelanggan punya alasan untuk berhubungan dengan perusahaan tertentu, oleh karena itu produk atau jasa inti yang baik mutlak penting karena merupakan awal dari kesuksesan. 34 Pada level kedua, sistem dan pelayanan pendukung meliputi layanan-layanan pendukung seperti penanganan keluhan dan keistimewaan lain yang meningkatkan dan mendukung produk atau jasa inti. Pada level ketiga, performa teknis disini intinya adalah berkaitan dengan apakah perusahaan menetapkan produk inti dan pelayanan pendukungnya dengan benar, seperti perusahaan yang menampilkan produk kepada pelanggan sesuai dengan yang dijanjikan. Seperti perusahaan penerbangan di dunia berjuang untuk berangkat dan tiba tepat waktu, mereka tahu bahwa pelanggan tidak menyukai keterlambatan. Perusahaan yang berhasil mencapai standar yang tinggi dalam memenuhi dan melebihi harapan pelanggan dalam penghantaran servis akan mencapai keuntungan kompetitif yang mungkin saja bisa membuat iri perusahaan lain. Kesimpulannya adalah pelanggan tahu bahwa mereka bisa mengandalkan perusahaan tersebut dan ini merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu hubungan. Pada level keempat, elemen-elemen interaksi dengan pelangan, disini perusahaan atau Customer Relations bertemu langsung dengan pelanggan. Misalnya, apakah seorang Customer Relations dapat membuat pelanggannya mudah berbisnis atau berkomunikasi dengannya dan berkomunikasi dengan pelanggannya dengan sopan?. Memahami tingkat kepuasaan pelanggan pada level ini mengidentifikasikan bahwa sebuah perusahaan telah berfikir melebihi sekedar penyedia jasa atau produk inti, dan telah berfokus pada penghantaran jasa sampai pada titik dimana perusahaan bertemu dengan pelanggan. Karena makin banyak perusahaan yang harus menghadapai fakta bahwa kebanyakan dari interaksi perusahaan dengan pelanggan berlangsung dengan teknologi. Maka dari itu perusahaan bisa memastikan bahwa 35 pelanggan bias berhubungan dengan mereka secara lebih pribadi atau berkomunikasi melalui tatap muka langsung. Pada level kelima, elemen emosional disini adalah bagaimana seorang Customer Relations bisa menumbuhkan perasaan positif dalam diri pelanggan. Menurut Barners (2003, p. 88) :“Banyak riset dengan pelanggan membuktikan bahwa banyak ketidakpuasaan pelanggan tidak berhubungan dengan kualitas produk atau jasa inti atau bagaimana produk atau jasa inti itu dihantarkan atau disediakan bagi pelanggan.” Menurut kutipan diatas dapat penulis menyimpulkan bahwa pelanggan merasa puas dengan banyak aspek dari interaksi yang dilakukan dengan penyedia jasa dan karyawan-karyawannya, yaitu perasaan dan emosi yang dikomunikasikan dan pada intinya perasaan apa yang ditumbuhkan oleh Customer Relations dalam diri pelanggan, sehingga jauh lebih mudah untuk membuat suatu perusahaan berbeda, dengan bersaing pada level yang lebih tinggi dari model pemicu kepuasaan pelanggan daripada bersaing pada level produk dan proses. 2.3 Kerangka Pemikiran Public Relations memiliki kegiatan yang salah satunya adalah sebagai Customer Relations, merupakan salah satu metode dalam menangani pelanggan dengan tujuan akan menciptakan kepuasan pelanggan. Kegiatan ini perlu dilakukan mengingat persaingan bisnis yang ketat dalam satu dekade terkahir ini. Suasana hubungan komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggannya semakin semakin besar kemungkinan publik mengenal perusahaan tersebut dan dengan peningkatan interaksi komunikasi karyawan dengan konsumen maka kepuasan pelanggan dapat terbentuk sesuai dengan harapan perusahaan. 36 Secara garis besar, konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh kesuksesan komunikasi Public Relations terhadap kepuasan pelanggan. Kesuksesan komunikasi itu sendiri merupakan salah satu kegiatan Public Relations dalam menangani pelanggan perusahaan yang dalam penelitian ini diukur melalui lima dimensi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Kesuksesan komunikasi dan yang menjadi variabel dependennya adalah kepuasan pelanggan. Hubungan antar variabel-variabel pada penelitian ini bersifat bivariat. Pada bivariat peneliti mengukur apakah variabel independen seperti yang dikemukakan pada paragraf sebelumnya berpengaruh pada variabel dependen. 37 Kerangka Teori Komunikasi Gambar 2.1 Kerangka Teori Komunikasi Interpersonal Peran, Fungsi,dan Kegiatan Public Relations Public Relations Kaitan Public Relations dan Pemasaran Customer Relations Tujuan Customer Relations Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen CR dan Hubungan antar Pribadi dengan Pelanggan Service Excellent Mengenal konsumen Kesuksesan Hubungan Kayawan dengan Konsumen Bertanggung jawab atas konsumen Kepuasan Pelanggan Menghindari perilaku tak responsif Produk/jasa inti Sistem pelayanan pendukung Elemen Interaksi dengan pelanggan Performa teknis Elemen emosional dimensi afektif pelayanan Komunikasi yang efektif Memperlakukan konsumen rewel dengan hormat