TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (SEBUAH KAJIAN TERHADAP BISNIS MAKANAN) Rina Rachmawati SE., MM Teknologi Jasa dan Produksi FT UNNES Abstract : Food business will never shrink. During 1997 monetary crisis it proved its resistance and remained undevastated. To succeed in food business, an entrepreneur can not rely solely on the product offered and its quality, but it must also consider the services. Food business is increasingly growing, yet only few survive in the long run. Nowadays the companies’ goal in marketing has shifted from customer acquisition to customer retention or customer loyalty. Customer loyalty is the main target marketers work out to achieve. With loyalty of customers at hand, companies will get benefit as expected. As such, companies will be able to maintain their business. However, it takes customers’ satisfaction in order to get their loyalty. In fact customer satisfaction depends on some factors such as quality of customer service, customer value and product advantages. These four factors are closely related and essential to bring benefits to the companies which in turn affect the sustainability of food business. Key word : customer loyality, customer expectasyk, eksis Abstraksi : Bisnis makanan tidak akan pernah meredup. Pada saat krisis moneter tahun 1997, bisnis makanan tidak terkena imbasnya. Dalam mengembangkan bisnis makanan, pengusaha tidak cukup hanya mengandalkan barang dan mutu produk yang dijual, tetapi juga harus disertai dengan jasa (servis). Semakin banyaknya bisnis makanan yang berkembang, tidak semuanya mampu bertahan lama. Dalam terminologi pemasaran dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan terkait dengan pemasaran saat ini telah bergeser dari akuisisi pembeli (customer acquisition) kepada kesetiaan pelanggan (customer retention or customer loyalty). Loyalitas pelanggan merupakan tujuan inti yang diupayakan pemasar. Hal ini dikarenakan dengan adanya loyalitas pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, dapat dipastikan perusahaan akan meraih keuntungan. Dampak lainnya adalah perusahaan mampu mempertahankan bisnisnya (eksistensi). Untuk mendapatkan loyalitas diperlukan kepuasaan pelanggan. Dan untuk mendapatkan kepuasaan pelanggan, perlu adanya faktor pendukung, antara lain kualitas pelayanan terhadap pelanggan, nilai pelanggan (customer value) dan keunggulan produk (product advantage). Keempat faktor tersebut saling berkaitan erat dan mampu memciptakan keuntungan usaha yang juga berdampak terhadap eksistensi bisnis makanan Kata kunci : loyalitas pelanggan, kepuasaan pelanggan, eksistensi Pendahuluan Bisnis pernah karena makanan meredup. Pada sejak tidak akan menempati saat krisis pemenuhan dahulu urutan makanan teratas kebutuhan dalam manusia. moneter tahun 1997, bisnis makanan Sehingga tidak terkena imbasnya. Saat bisnis di dikategorikan bidang lain, seperti bisnis properti, bisnis primer atau kebutuhan pokok. Dengan pakaian atau garment ambruk, bisnis alasan makanan justru tetap bertahan. Bahkan, melepaskan kebutuhannya untuk makan muncul sebuah tren baru, yaitu warung karena hanya dengan makan manusia tenda. Faktor yang menyebabkan bisnis dapat terus melangsungkan hidupnya. makanan paling mampu masalah itu, ke pangan dalam manusia kebutuhan tidak dapat bertahan, 66 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 Dalam mengembangkan bisnis mempertahankan dan meningkatkan makanan, pengusaha tidak cukup hanya kesetiaan mengandalkan barang dan mutu produk terminologi pemasaran dapat dikatakan yang dijual. Dewasa ini konsumen mulai bahwa tujuan mengalami perubahan gaya hidup, yaitu dengan pemasaran menganggap bergeser dari akuisisi pembeli (customer makan diluar adalah pelanggan Dalam perusahaan sebuah rekreasi. Tempat yang nyaman, acquisition) pelayanan yang baik, kemudahan akses pelanggan merupakan beberapa contoh nilai lain customer loyalty). yang dicari konsumen dalam memilih lama. saat terkait ini kepada telah kesetiaan (customer retention or Loyalitas menurut Kotler, Bowen tempat makan. Tujuan makan diluarpun dan berubah, tidak hanya untuk memuaskan besarnya perut, tetapi juga memuaskan indera membeli kembali dan kesediaan mereka lain. Oleh karena itu, bisnis makanan untuk menjadi partner bagi perusahaan tidak barang (1999, p. 351). Menjadi partner berarti disertai bersedia membeli produk atau jasa hanya (goods), mengandalkan tetapi juga harus dengan jasa (servis). Semakin makanan semuanya dalam banyaknya yang bisnis berkembang, mampu Makens bertahan tidak lama. didefinisikan kemungkinan jumlah yang sebagai pelanggan lebih banyak, memberikan rekomendasi positif serta bersedia pihak menginformasikan perusahaan Sebagian besar bisnis tersebut jatuh kesalahan atau bangkrut karena beberapa faktor, pelayanan. kepada apabila dalam terjadi operasional antara lain faktor manajemen yang Loyalitas pelanggan merupakan masih sederhana, kekurangan modal tujuan inti yang diupayakan pemasar. usaha dan hilangnya konsumen untuk Hal ini dikarenakan dengan adanya mencari alternatif produsen lain. Dalam loyalitas pelanggan sesuai dengan yang bidang pemasaran, kondisi paling sulit diharapkan, adalah perusahaan akan meraih keuntungan. mempertahankan konsumen dapat dipastikan untuk selalu menggunakan produk dari Dampak lainnya penjual, atau sering disebut dengan mampu mempertahankan loyalitas pelanggan. (eksistensi). Dengan tingkat persaingan bisnis adalah perusahaan bisnisnya Loyalitas yang sekarang menjadi yang semakin ketat, banyak restoran primadona yang kemudian tidak lagi memfokuskan mepertahankan aktivitas pemasaran mereka semata- didukung oleh beberapa factor, salah mata pada pencarian pembeli baru, satu namun sudah lebih kepada usaha untuk kepuasan factor para pengusaha bisnis utama pelanggan. dalam makanannya, adalah faktor Dan untuk 67 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 mendapatkan kepuasaan pelanggan, Penelitian yang dilakukan oleh DR perlu adanya faktor pendukung, antara Adler lain terhadap didukung oleh pendapat Diah Tuhfat pelanggan, nilai pelanggan (customer Yoshida SP., MM, konsultan Lembaga value) dan keunggulan produk (product Manajemen PPM, menyebutkan bahwa advantage). Keempat faktor tersebut gaya saling mampu sekarang yang menjadikan acara makan menciptakan keuntungan usaha yang di restoran atau cafe menjadi sarana juga berdampak terhadap eksistensi untuk bisnis makanan. memperluas kualitas pelayanan berkaitan erat dan Haymans hidup Manurung, masyarakat menambah juga modern komunitas jejaring. dan Semakin banyaknya wanita yang bekerja diluar Tinjauan Pustaka rumah, Bisnis Makanan pendukung semakin maraknya bisnis Dari data yang dikumpulkan juga merupakan faktor makanan. Gaya Pusat Badan Survey Indonesia (PBSI), hidup yang berkaitan konsumsi orang dengan pola makan konsumen juga masa kini untuk makan diluar sangat didukung oleh maraknya progam acara tinggi. Diungkapkan oleh Ir. Thomas televisi. Sekarang ini dihampir semua Darmawan, ketua stasiun televisi, marak menghadirkan pengusaha makanan menyatakan bahwa indonesia umum (GAPMMI), Gabungan dan minuman porsi tertinggi progam acara yang berhubungan dengan makanan, yang dikemas dalam untuk bentuk wisata. Mulai dari wisata kuliner makan diluar, baru kemudian kebutuhan (Trans TV), Cipika cipiki keliling (Trans makanan rumah tangga. Hal ini bisa 7), dimaklumi Nikmatnya dunia (SCTV) dan masih pengeluaran makanan karena adalah 55% dari total Rekomendasi (O Channel), penduduk Indonesia berumur 25 tahun banyak kebawah, dimana mereka lebih senang mengulas untuk makan diluar karena tuntutan Menurut Kafi Kurnia, konsultan jasa gaya hidup. Menurut data PBSI tahun boga, minat media massa mengangkat 2003, di kuliner sebagai tema acara yang baru, Indonesia sebesar 800 triliun rupiah. ikut berperan terhadap perubahan gaya Dari 800 triliun rupiah tersebut, hanya hidup masyarakat terhadap makanan. 200 triliun rupiah diolah oleh pabrik. Kini, Dan, sejak tahun 1993 hingga sekarang makan enak, mulai bergeser. Makanan total menjadi salah satu sarana hiburan dan total konsumsi konsumsi selalu makanan meningkat, lagi tayangan tentang konsep yang televisi wisata semula yang makanan. sekedar diperkirakan sekitar 12%-15% (Femina, rekreasi, no.22/XXXIII, hal 51). bisnis. (Femina, No.30/XXXV, hal 40). bahkan menjadi komoditi 68 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 Bahkan acara makan diluar atau jajan tumbuh pesat maka semakin banyak sudah menjadi agenda keluarga di ahkir penawaran yang disediakan oleh para pekan. Menilik dari data dan fenomena produsen. seperti diatas, tergambar jelas bahwa peluang membangun bisnis makanan Loyalitas semakin loyality) terbuka lebar. Kejelian pengusaha untuk membangun usaha pelanggan (customer Semakin kompleks dan ketatnya dengan dukungan konsep bisnis yang persaingan jelas, mempunyai dampak yang baik telah memaksa para pengusaha yang terhadap usaha yang dirintis. bergerak Dewasa ini bisnis dalam di industri bisnis makanan makanan untuk makanan mencari strategi yang paling tepat, guna semakin menjamur. Semakin banyak memenangkan persaingan bisnis yang dan beragam menu makanan yang semakin ketat ini. Salah satu strategi ditawarkan oleh para pebisnis makanan. untuk meraih kesuksesan dalam industri Fasilitas yang ditawarkan juga semakin makanan beragam dan modern. Banyak rumah mendapatkan pelanggan makan mulai dari Salah satu faktor yang mendukung yang sederhana, yaitu seperti bisnis makanan kakilima, sampai adanya loyalitas restoran-restoran adanya kepuasan mewah yang dengan yang pelanggan dari cara loyal. adalah pelanggan menyediakan menu makanan mewah terhadap yang dilengkapi oleh dukungan fasilitas ditawarkan pengusaha bisnis makanan. yang modern. Hal ini karena beberapa Karena dengan kepuasan yang semakin faktor pendukung, antara lain 1)adanya tinggi perubahan gaya menjadi semakin loyal, yaitu dengan sebagai konsumen, hidup masyarakat 2)semakin mudahnya prosedur pendirian usaha yang bergerak makanan, di bidang 3)semakin terus produk diharapkan makanan pelanggan mengkonsumsi produk yang akan yang dihasilkan oleh pengusaha. bisnis Loyalitas pelanggan terbukanya merupakan tujuan inti yang diupayakan pemerintah dalam progam-progamnya oleh pengusaha. Hal ini dikarenakan yang medorong berkembangnya bisnis dengan UKM, dengan menfasilitasi kredit murah diharapkan, dapat dipastikan dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Loyalitas menyelenggarakan pameran untuk UKM. pameranDan faktor loyalitas sesuai yang pelanggan keempat adalah kesesuaian dengan (Customer loyalty) tidak disangkal lagi hukum telah menjadi salah satu idola pimpinan permintaan dan penawaran (supply and demand law), dimana jika perusahaan, permintaan konsumen akan makanan strategi bahkan yang paling menjadi penting tujuan dari 69 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 perusahaan kurun waktu belakangan ini. kesetiaan yang terpecah antara Istilah loyalitas pelanggan sebetulnya dua pola (X berasal dituliskan dengan pola membeli dari loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu (Dharmmesata, 1998). Loyalitas untuk pelanggan dikenali sangat penting pengusaha dalam dan Y) dapat X, X, Y, Y, X, Y. 3. Golongan Berpindah Kesetiaan Adalah golongan konsumen yang bergeser dari satu merek menentukan strategi yang diperlukan ke untuk konsumen pada awalnya setia meraih, memperluas dan mempertahankan pasar. lain, maka bila pada merek X tetapi kemudian Loyalitas didefinisikan sebagai besarnya merek kemungkinan pada saat berikutnya berpindah pelanggan ke merek Y. Pola membelinya membeli kembali dan kesediaan mereka dapat dituliskan X, X, X, Y, Y. untuk menjadi partner bagi perusahaan 4. Golongan (Kotler, Bowen dan Makens 1999, p. pindah 351). adalah konsumen yang sama sekali suatu tidak setia pada merek apapun, produk dengan mempercayai produk maka pola membelinya dapat tersebut dituliskan X, Y, Z, S, Z Loyalitas kesetian pelanggan pelanggan dan terhadap menggunakannya berulang-ulang. Menurut Basu 1999, sebenarnya tidak merupakan kekuatan hubungan antara transaksinya sikap berulang seseorang (indivudual’s Berpindah- Adalah kelompok Pemahanan loyalitas pelanggan loyalitas pelanggan (customer loyality) relatif Selalu saja (repeat hanya dilihat dari atau pembelian customer). Ada relative attitude) dan bisnis berulang beberapa ciri sebuah pelanggan bisa (repeat dikatakan sebagai konsumen yang loyal, patronage). Menurut Philip Kotler (1997:262), loyalitas konsumen berdasarkan pola pembeliannya dapat yaitu : 1. dibagi menjadi empat golongan: 1. Golongan yang melakukan pembelian ulang secara teratur. Adalah 2. Pelanggan yang membeli untuk konsumen yang selalu membeli produk yang lain ditempat yang satu merek sepanjang waktu, sama. sehingga 2. Fanatik Pelanggan pola membelinya 3. Pelanggan yang adalah X, X, X, X, yaitu setia mereferennsikan kepada orang pada merek X tanpa syarat. lain. Golongan Agak Setia Adalah 4. Pelanggan yang tidak dapat konsumen yang setia pada dua dipengaruhi oleh pesaing untuk atau pindah. tiga merek. Di mana 70 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 Pelanggan merupakan yang invisible advocate loyal mengkonsumsi bagi dengan pemenuhan kebutuhan. pengusaha. Pelanggan tersebut akan Tingkat yang berhubungan kepuasaan pelanggan berupaya membela produk pengusaha atau ketidakpuasaan pelanggan dapat dan dilihat secara sukarela akan dari perilaku pelanggan merekomendasikan kepada orang lain. selanjutnya. Loyalitas pelanggan merupakan mengkonsumsi produk merasa puas, kekuatan pengusaha dalam maka dia akan menunjukkan perilaku menciptakan barrier to new entrans untuk membeli kembali produk yang (menghalangi pemain baru masuk). sama, dan cenderung akan memberikan Pada makanan, pelanggan yang tidak referensinya terhadap produk tersebut hanya dengan menjual barang (goods) kepada orang lain. Dan jika pelanggan untuk mendapatkan loyalitas pelanggan. tersebut tidak puas, maka pelanggan Dewasa ini akan melakukan tindakan tidak kembali makanan juga Konsumen bisnis Jika pelanggan karena bukan menikmati gaya hanya hidup. membeli ke produsen, atau melakukan komplain kepada perusahaan. Dengan produk itu sendiri, tetapi pada inti yang terciptanya kepuasaan pelanggan yang sebenarnya optimal konsumen manfaat (benefit) bersangkutan. dari Oleh dibutuhkan jasa untuk membeli produk yang karena itu mendampingi maka akan mendorong terciptanya loyalitas di benak pelanggan yang merasa puas tersebut. Kepuasaan adalah merupakan yang dilakukan barang (goods) yang ditawarkan oleh proses pengusaha bisnis Karena konsumen, dimana konsumen bertindak pentingnya jasa yang menyertai barang dengan membandingkan antara actual makanan (goods), ada jargon yang performance diungkapkan oleh W heeler, seorang harapan pengarang dan pelatihan diungkapkan oleh Bolton dan Drew penjualan, “Jangan daging (1991), bahwa harapan dan tingkat kerja makanan. konsultan menjual bistik, tetapi jual lah aroma uapnya.” evaluasi (expectation). Faktor pembentuk loyalitas. Seperti yang dalam mempersepsikan kualitas suatu produk. Sedangkan Oliver A. Kepuasan pelanggan kepuasan performance aktual akan mempengaruhi kepuasan konsumen Oliver dengan (1993) (1997) mendefinisikan sebagai tanggapan menyatakan persepsi adalah terhadap pula bahwa kualitas produk merupakan refleksi pelanggan, yaitu penilaian atas fitur-fitur konsumen suatu yang mereka rasakan pada waktu tertentu. memberikan tingkat kesenangan dalam Sebaliknya, kepuasan konsumen adalah produk atau jasa, terhadap penilaian produk yang 71 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 pengalaman sejati atau keseluruhan bukan kondisi aktualnya. Bisa terjadi kesan konsumen atas pengalamannya bahwa secara aktual, suatu produk atau mengkonsumsi jasa Sedangkan produk dkk mempunyai potensi untuk (1996) memenuhi harapan pelanggan tetapi berdasar atas studi yang telah dilakukan ternyata hasil dari persepsi pelanggan mendefinisikan sebagai tidak sama dengan apa yang diinginkan berikut: "Customer satisfaction is a post oleh penjual. Ini bisa terjadi karena consumption adanya concerning Gundersen tersebut. kepuasan evaluate a judgement specific product or services" (h.13) antara dipersepsikan oleh apa yang produsen atau penjual dengan apa yang dipersepsikan Kesimpulan yang sama oleh pelanggan. diungkapkan oleh Grewal (1994) dalam hasil gap penelitiannya bahwa untuk Variabel utama yang menentukan kepuasan pelanggan, yaitu expectations mencapai tingkat kepuasaan yang tinggi dan secara otomatis akan dipengaruhi oleh perceived performance persepsi expectations maka kualitas produk yang perceived performance. Apabila melebihi pelanggan akan memenuhi harapan konsumen. Dalam puas, tetapi apabila sebaliknya maka konteks behavior, pelanggan akan merasa tidak puas. Ada kepuasan lebih banyak didefinisikan diri dua macam kepuasan yang dirasakan perpektif pengalaman konsumen setelah oleh pelanggan: teori mengkonsumsi customer atau menggunakan suatu produk atau jasa. Dengan dapat demikian, diartikan sebagai 1. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan hasil dari diperoleh kepuasan dari pemakaian yang fungsi atau suatu produk. penilaian (persepsi) konsumen bahwa Misalnya dengan makan, produk membuat orang menjadi atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. dimaksud Tingkat disini kepuasan adalah yang kesesuaian kenyang dan tubuhnya sehat. 2. Kepuasan Psikologikal, merupakan diperoleh kepuasan dari yang atribut yang berwujud atas antara apa yang dirasakan konsumen bersifat dari pengalaman konsumsinya dengan pembelian apa harapkan orang akan bangga bila bisa sebelumnya. Dalam pengertian diatas menikmati makan di Restoran yang terpenting dari persepsi, adalah Kampung Laut Semarang. yang mereka tak produk. Misalnya 72 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 Positif diskonfirmasi P>E Diharapkan (E) puas perbandingkan P<E Negatif diskonfirmasi Dirasakan (P) Tidak puas Keterangan : Paradigma konfirmasi harapan Dalam membangun dan 3. Tidak yang dapat meningkatkan dilakukan kepuasan iklan yang menyesatkan. mempertahankan bisnis makanan, halhal membuat untuk 4. Menjelaskan semua informasi pelanggan, yang dibutuhkan pelanggan. antara lain dengan cara: 1. Meningkatkan pelayanan B. kepada pelanggan. Kualitas pelayanan terhadap pelanggan. 2. Meningkatkan kualitas produk. 3. Mempertahankan baik dan hubungan erat dengan pelanggan. Ardianto bahwa (1999) interaksi pelanggan menyatakan karyawan yang dengan diwujudkan dengan adanya perhatian personal, pemahanan 4. Memelihara proses bisnis. kebutuhan 5. Merealisasikan komunikasi yang keramahan sering ada. satu Menjalin komunikasi yang baik pelanggan maupun menjadikan salah pertimbangan oleh konsumen dalam mempresepsikan suatu kualitas dengan pelanggan merupakan salah layanan satu pada Kesimpulannya bahwa persepsi atas yang produk faktor yang berdampak kepuasaan pelanggan. Hal-hal jasa atau yang jasa dikonsumsinya. ditentukan oleh dapat dilakukan untuk merelalisaikan konsumen bukan oleh pemberi layanan komunikasi (service provider). yang baik dengan pelanggan antara lain dengan : 1. Hasil penelitian yang dilakukan Tidak memberikan janji yang oleh Lehtinen (1982) dan Le Blank dan berkebihan kepada pelanggan. Nguyen (1998) menyatakan bahwa terhadap salah satu dimensi pembentuk persepsi produk yang ditawarkan kepada kualitas layanan adalah interaksi antara pelanggan. karyawan dengan pelanggan (kualitas 2. Tidak berbohong interaksi). Interaksi karyawan dengan 73 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 pelanggan menurut Richard P.Tax dan 6. Memberikan bonus pada saat David J. Moore (1994) dapat diwujudkan tertentu atau pada saat acara- dengan 1) mengetahui apa yang sedang acara tertentu. dirasakan orang lain, 2) kemampuan untuk merasakan apa yang sedang C. Nilai pelanggan (customer dirasakan orang lain, 3) merasakan apa yang dirasakan orang lain, 4) merespon value) Philip kloter (2000) apa yang dirasakan orang lain. Dan mendefinisikan customer value sebagai menurut penelitian yang dilakukan oleh perbedaan Albrecht dan Zemke (dalam Avilani dan didapat pelanggan dibanding dengan Wiftridus, 1997) bahwa 54%-70% biaya yang dikeluarkan. Konsep nilai pelanggan akan menjalin hubungan pelanggan bisnis kembali dengan perusahaan, jika memberikan ada tanggapan yang baik. pelanggan Dalam tidak hanya bisnis makanan yang menjual barang antara keuntungan (customer value) gambaran suatu yang tentang perusahaan, mempertimbangkan apa yang mereka tetapi inginkan, dan percaya bahwa mereka disertai dengan jasa yang diberikan, memperoleh manfaat dari suatu produk dapat dilakukan beberapa hal yang (Woodruff, 1997). dapat meningkatkan tingkat kepuasan Dari konsep dan beberapa definisi pelanggan dengan cara memberikan tentang nilai pelanggan diatas dapat pelayanan Cara ditarik kesimpulan secara komprehensif kepada bahwa secara garis besar customer kepada meningkatkan pelanggan pelanggan. pelayanan makanan, antara lain dengan: manfaat (benefit) yang dirasakan oleh 1. Pelanggan dapat mudah dengan pelanggan dengan apa yang mereka menghubungi korbankan (cost) untuk mendapatkan pengusaha (tidak tercipta jarak). 2. Tidak membuat konsumen menunggu pesanan. 3. Mampu 4. 5. value merupakan perbandingan antara atau mengkomsumsi produk makanan tersebut. Riset-riset menangani antrean menunjukkan yang dilakukan bahwa terdapat pelanggan dengan baik. perbedaan nilai antara persepsi manajer Tidak kehabisan stok (adanya dengan manajemen persedian barang (parasuman, 1997). Hal ini menjadikan yang baik). kesenjangan Pelanggan diberi kemudahan dalam cara pembayaran. persepsi pelanggan potensial apabila tidak dicairkan, dihilangkan atau dielimir. Oleh karena itu, pengusaha dibisnis makanan, yang sebaiknya terjun selalu 74 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 mempertahankan komunikasi yang baik sangat dengan pelanggan. Cara yang dapat mempertahankan dilakukan untuk mempertahankan nilai makanan. Ada beberapa cara yang pelanggan (customer value), antara lain dapat dengan : mempertahankan 1. Siap setiap saat untuk mendengarkan dan membantu 3. 4. untuk selalu keunggulan dilakukan produk untuk selalu keunggulan produk makanan, antara lain dengan : 1. Menghasilkan pelanggan. 2. Siap diperlukan produk yang bermutu dan berkualitas. merespon keluhan Menjaga konsistensi pelanggan. produk, dapat Tidak menganggap keramahan dengan adanya SOP (Standart saja sudah cukup. Operational Procedure). Menyelidiki jika kita kehilangan 2. 3. diwujudkan Pastikan produk baik pada saat dicobakan sebagai sample. satu pelanggan. 4. D. Keunggulan kualitas produk (Product Berikan sesuatu yang lebih atau berbeda advantage) dari produk milik pesaing yang sejenis. Keunggulan product (product 5. advantage) dalam arti fungsional atau Tidak pernah puas untuk selalu memuaskan pelanggan dari sisi harga adalah suatu usaha untuk pemenuhan harapan pelanggan yang Hubungan didukung oleh atribut-atribut fisik yang Terhadap Loyalitas Pelanggan melekat pada produk (Bagyo Mujiarjo). Dalam Menurut Song dan Parry (1997), atribut persaingannya cukup tinggi, perusahaan yang mendukung keunggulan produk mulai adalah dengan melakukan deferensiasi kepuasan kepada pelanggannya agar produk yang komponennya antara lain pelanggan mempunyai kesetiaan yang adalah produk tersebut harus inovatif tinggi dibandingkan produk yang sudah ada, ditawarkan oleh pengusaha. Menurut produk Jones tersebut harus mempunyai kepuasan pasar bersaing yang untuk terhadap dan Pelanggan tingkat memberikan restoran Sasser yang (1994:745) kualitas yang tinggi, dan produk tersebut menyatakan bahwa loyalitas pelanggan harus dapat menjembatani keinginan merupakan pelanggan yang disebabkan oleh kombinasi dari dengan baik (Bagyo mujiarjo). Inti dari bisnis makanan tentunya suatu variabel endogen kepuasan sehingga loyalitas pelanggan merupakan fungsi dari kepuasan. Jika adalah kualitas rasa, walaupun faktor- hubungan antara kepuasan dengan faktor lain juga berpengaruh. Untuk itu, loyalitas pelanggan adalah positif, maka 75 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 kepuasan yang meningkatkan Dalam hal berfungsi tinggi loyalitas ini loyalitas sebagai Y akan X. Jones dan pelanggan. menggambarkan pelanggan kepuasan sedangkan Sasser (1994:746), pengaruh pelanggan antara dan loyalitas pelanggan sebagai berikut: kepuasan pelanggan berfungsi sebagai Loyalitas hubungannya konsumen. pelanggan dengan erat kepuasaan Semakin antara kepuasaan dan loyalitas pelanggan : terpuaskan 1. Kepuasaan konsumen terhadap keinginannya, atau pelanggan terpuaskan manivestasi berbeda dari sebuah antara kenyataannya, harapan akan dengan meyebabkan konsumen kembali lagi membeli produk dan loyalitas merupakan konsep yang sama. 2. Kepuasaan merupakan konsep tersebut dan menjadi konsumen yang inti dari loyalitas, dimana tanpa loyal kepuasaan tidak akan terdapat terhadap Sedangkan produk kepuasan penjual. pelanggan loyalitas, dipengaruhi oleh pelayanan karyawan merupakan yang baik, adanya reputasi dari penjual loyalitas. atau produsen dan adanya kualitas 3. sehingga kepuasaan faktor pembentuk Kepuasaan mempunyai peran produk yang sesuai dengan harapan dalam pembentukan loyalitas dan konsumen. kepuasaan memang bagian dari Hasil penelitian atas literatur loyalitas namun hanya yang dilakukan Oliver dalam Wiharto merupakan salah satu komponen (2002) menunjukkan hubungan antara loyalitas. kepuasaan dengan loyalitas pelanggan. Terdapat enam kemungkinan hubungan 4. Loyalitas merupakan dan kepuasaan komponen dari loyalitas mutlak. 76 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 5. Sebagian kepuasaan prosedur pendirian rumah makan, 3) dijumpai dalam loyalitas, namun adanya hukum permintaan penawaran bukan bagian kunci dari hakikat (supply and demand law), yaitu karena sebuah loyalitas. permintaan Kepuasan merupakan awal dari yang urutan dari transisi berkulminasi perubahan pada yang sebuah kondisi besar besarnya yang bisa makanan menjadi kepuasaan bebas sehingga terhadap ketidakpuasan tidak akan berpengaruh pada loyalitas. Loyalitas merupakan suatu kebutuhan makan mengakibatkan semakin pula penawaran dari produsen, 4) perubahan gaya hidup loyalitas yang terpisah, dan loyalitas saja akan berhubungan pada dengan pola masyarakat modern, serta 5) kemudahan yang diberikan pemerintah untuk kredit pendirian usaha kecil kususnya bisnis pesatnya bisnis proses panjang dan berkesinambungan, makanan. dan di’pupuk’ di sepanjang perjalanan makanan hubungan (relationship) antara pihak banyaknya bisnis makanan yang gagal. produsen Faktor kegagalan tersebut antara lain atau pengusaha bisnis Tetapi dibidang sering dibarengi dengan makanan dengan pelanggan (customer). karena :1) manajemen usaha Merupakan hal yang mustahil apabila masih buruk, 2) pelanggan usaha, 3) hilangnya pelanggan karena akan menjadi pelanggan yang loyal, kecuali terpaksa menjadi beberapa hal. konsumen yang loyal akibat tidak ada Bisnis kekurangan modal makanan pilihan lain atau terjadinya monopoli, mengandalkan barang apabila dijual. sepanjang berinteraksi dengan pengalamannya pihak produsen Jika bertahan bisnis dan yang tidak hanya (goods) yang makanan ingin berkembang perlu tidak memperhatikan juga kualitas pelayanan merasakan pemenuhan kebutuhan dan atau jasa (services) yang menyertainya. keinginannya. Jika bisnis makanan yang ditawarkan atau pengusaha konsumen kepada konsumen memiliki nilai lebih, maka Penutup Dewasa berkembang ini bisnis semakin beberapa faktor yang bisnis dapat makanan pesat. Ada menyebabkan akan konsumen. tercipta kepuasan Kepuasaan konsumen terwujud jika tingkat kepuasan yang dimaksud disini adalah kesesuaian berkembang antara apa yang dirasakan konsumen pesat, antara lain :1) makan adalah dari pengalaman konsumsinya dengan kebutuhan dasar manusia, sehingga apa yang mereka harapkan sebelumnya makanan tidak (expectations). Kepuasaan konsumen manusia, 2) makanan terpisahkan semakin dengan mudahnya diperoleh jika konsumen menerima 77 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 melebihi apa yang mereka harapkanDA (positif diskonfirmasi). Konsumen yang puas terhadap produk yang ditawarkan, akan menjadi pelanggan yang loyal (loyalitas pelanggan). Loyalitas pelanggan adalah kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk dengan mempercayai produk tersebut dan berulang-ulang. menggunakannya Loyalitas pelanggan (customer loyality) merupakan kekuatan hubungan antara sikap relatif seseorang (indivudual’s relative attitude) dan bisnis berulang (repeat patronage). Loyalitas dapat terpenuhi kepuasaan pelanggan karena adanya pelanggan. tercipta Kepuasan karena adanya beberapa faktor, antara lain 1) kualitas pelayanan kepada pelanggan, 2) nilai pelanggan (customer value), 3) keunggulan produk (product advantage). Loyalitas pelanggan menjadi primadona para pengusaha kususnya pengusaha yang bergerak di bidang makanan. Loyalitas pelanggan, akan berdampak terhadap keuntungan yang didapatkan, sehingga berdampak terhadap kelangsungan perusahaan (eksistensi hidup juga akan perusahaan). Dengan adanya loyalitas pelanggan, perusahaan di bidang makanan akan mampu bertahan. Hal ini konsitensi dengan tujuan sebuah usaha berdiri, yaitu mendapatkan laba (return) dan memperoleh eksistensi atau usaha dapat bertahan dalam kondisi apapun. DAFTAR PUSTAKA Agus ahmad, 2005, Mempertahankan pelanggan, Seminar Nasional STT Telkom Bandung. Anonymous, 2008, Kepuasaan Pelanggan Dan Kepuasaan Karyawan, http://en.wirausahawan.com. Wikipedia, 2008, Definisi Loyalitas Pelanggan, http://en.wikipedia.org. Anonymous, 2008, Analisis Pengaruh Kepuasaan Pelanggan Terhadap Loyalitas Dan Perpindahan Merek Studi Empiris Konsumen CV Sewurasa, , http://kompas.com Augusty Ferdinand, 2005, Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen, Aplikasi Model Model Rumit Dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doctor, Seri Pustaka Kunci 06/2005 edisi 3 BP UNDIP Semarang. Alida Palilati, 2007, Pengaruh Tingkat Kepuasaan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Perbankan Di Wilayah Etnik Bugis, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo Kendari Ardianto Eka, 2000, Pengukuran Persepsi Kualitas Layanan, Contoh Perjalanan sebuah Proses Penelitian, Forum Manajemen Prasetya Mulya tahun ke 13. Basu Swastha DH, Irawan MBA. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty Bagyo Mujiharjo, 2005, Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada BRI Demak), jurnal Strategik Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Buchari Alma. 2000. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta Dwi Suhartono, 2001, Kepuasaan Pelanggan : Pengaruhnya Terhadap Perilaku Konsumen Di Industri Perhotelan, Usahawan No. 07 Th XXX. 78 TEKNOBUGA Volume 1 No.1 – Juni 2014 Emmy Indrayani, 2008, Loyalitas Merek Sebagai Dasar Strategi Penentuan Harga, Jurnal Fakultas Ekonomi Gunadarma Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan pengendalian (Edisi kedelapan, terjemahan Arcella Ariwati Hermawan), Jakarta: Salemba Empat Le Blank and Nguyen, 1988, Customer Perception Of Service Quality In Financials Intitutions, International Journal Of Bank Marketing, Vol 6. Ther Oliver R.L, 1993, A Cognitive Model of the Antesemdent and Consequences of Saticfaction Decision, Journal Of Consumer Research Parasuman, 1991, Refinement And Reassessment Of The SERVQUAL Scale, Journal of Retailing Vol 67 No 4 Winter. Roy Goni, 2008, Menanggalkan Mitos Loyalitas Pelanggan, http://www.kompas.com. Trisno Musanto, Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya, Jakarta: 2008 Theresia Widyaratna,2007, Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Tingkat Penjualan di Warung Bu Kris, Jakarta : Jurnal Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya. 79