1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA

advertisement
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN
YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION
PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI
Furintasari Setya Astuti, Sri Mulyati
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan menghasilkan Lembar Kerja Siswa
materi relasi dan fungsi dengan model pembelajaran group investigation
yang valid, praktis, dan efektif. Pengembangan lembar kerja siswa ini
merujuk pada prosedur pengembangan yang meliputi (1) analisis situasi awal;
(2) merancang lembar kerja siswa: (3) menyusun lembar kerja siswa dan (4)
validasi lembar kerja siswa, kemudian dilanjutkan uji coba kelompok kecil
ke sembilan siswa SMP/MTs. Dari hasil validasi dari tiga validator diperoleh
prosentase sebesar 88%. Karena prosentase validasi lebih dari atau sama
dengan 75% maka LKS dinyatakan valid. Dari hasil uji coba, dapat
disimpulkan bahwa lembar kerja siswa yang dikembangkan praktis dan
efektif. Kepraktisan lembar kerja siswa berdasarkan respon siswa yang
dilihat dari penilaian angket siswa. Dari angket siswa diperoleh prosentase
penilaian angket sebesar 87%. Karena prosentase penilaian angket lebih dari
atau sama dengan 75% maka dinyatakan siswa memberikan respon positif.
Dengan demikian LKS dikatakan praktis. Keefektifan LKS dapat dilihat dari
hasil evaluasi akhir cek pemahaman siswa. Nilai yang diperoleh kesembilan
siswa dalam mengerjakan evaluasi akhir telah memenuhi KKM yang telah
ditentukan yaitu 75. Karena kesembilan siswa memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan 75 maka dapat disimpulkan bahwa LKS memenuhi aspek
efektif.
Kata kunci : lembar kerja siswa, group investigation, relasi dan fungsi
Matematika merupakan bidang studi yang sangat penting dalam sistem
pendidikan di seluruh dunia karena matematika merupakan ilmu yang mendasari
perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan dalam memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu,
matematika diajarkan pada tiap-tiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi.Dalam mempelajari matematika, siswa harus
memahami dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Mempelajari matematika tidak hanya
bergantung pada apa yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada bagaimana
matematika itu diajarkan atau bagaimana siswa belajar. Oleh karena itu siswa
harus diberikan kebebasan agar siswa tidak tertekan saat belajar
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan tanggal 16 –
21 Mei 2013 terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas VIII-BMTs
Negeri 1 Paron diperoleh LKS yang digunakan, isinya juga masih berupa
rangkuman materi, contoh soal dan latihan soal. Latihan soal cenderung memiliki
tipe yang sama dari soal sebelumnya bahkan ada yang mengulang soal
sebelumnya. Hal ini diakui sendiri oleh siswa bahwa LKS yang digunakan sangat
membosankan jika harus menyelesaikan soal yang diberikan. Beberapa siswa juga
1
mengatakan kurang memahami maksud materi dan soal-soal yang disajikan dan
terkadang malas mengerjakan seluruh latihan karena salah satu alasannya
penyajian LKS yang monoton dan kurang menarik.
Selain itu, guru di MTs Negeri 1 Paron masih menggunakan metode
ceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Siswa hanya menerima
materi, kurang aktif bertanya, sibuk berbicara dengan teman pada saat guru
menjelaskan, dan sering mengantuk pada saat proses pembelajaran. Hal ini
mengakibatkan siswa kurang bisa memahami materi. Pada materi relasi dan fungsi
siswa masih kebingungan membedakan antara relasi dan fungsi. Hal ini
diakibatkan siswa tidak diberi kebebasan untuk menyelidiki sendiri perbedaan
antara relasi dan fungsi sehingga konsep relasi dan fungsi tidak benar-benar
mengendap dalam pemikiran siswa.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan LKS yang menarik dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki apa yang diperlukan
dalam penyelesaian masalah sehingga mampu membantu siswa memperoleh
pengalaman belajar yang baik, dapat memahami konsep secara utuh, serta
membantu pencapaian tujuan pembelajaran.Lembar Kerja Siswa (LKS) dipilih
sebagai alternatif bahan ajar dalam pembelajaran matematika karena LKS
memiliki kelebihan yang mendukung proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran tercapai. Bahan ajar yang bersifat praktis dapat menarik minat,
sekaligus dapat memotivasi belajar (Uno,2006).
Model pembelajaran juga mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Slavin (2008:215) group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi
yang berhubungan dengan hal-hal semacam penugasan, analisis, dan
mensistesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang
bersifat multi aspek. Tugas yang diberikan kepada siswa haruslah menyediakan
kesempatan bagi siswa untuk memberikan berbagai macam kontribusi, dan tidak
boleh dirancang hanya sekedar untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Dengan group investigation, siswa diberikan kesempatan untuk menyelidiki dan
menganalisis apa yang telah mereka kerjakan dan temukan yang selanjutnya dapat
menyimpulkan sendiri dari apa yang mereka analisis. Jadi siswa merasa dilibatkan
dalam proses pembelajaran, tidak hanya sekedar menerima materi.
Menurut Slavin (2008:216) sebagai bagian dari investigasi, siswa mencari
informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Siswa dapat
mencari informasi dari lingkungan sekitar dengan bantuan LKS. Hal ini akan
menjadikan siswa merasa berminat karena adanya kegiatan yang dapat membuat
mereka belajar sambil bermain. Dengan demikian ada hubungan antara LKS
dengan model group investigation, yaitu sama-sama mendukung proses belajar
mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun tujuan pengembangan LKS ini adalah untuk menghasilkan LKS
untuk pembelajaran yang menggunakan model group investigation pada materi
relasi dan fungsi yang valid, praktis, dan efektif. Kevalidan LKS berdasarkan hasil
validasi. Untuk aspek kepraktisan berdasarkan respon siswa terhadap LKS,
sedangkan aspek efektif berdasarkan hasil evaluasi akhir cek pemahaman yang
dikerjakan siswa secara individu.
2
METODE
Modelpengembangan yang digunakan dalam pengembangan LKS ini
adalah model pengembangan menurut Mbulu dan Suhartono (2004: 89-90).
Langkah-langkah dalam pengembangan lembar kerja siswa ini ada empat tahap
yaitu (1) tahap analisis situasi awal, (2) tahap pengembangan rancangan lembar
kerja siswa, (3) tahap penyusunan produk awal lembar kerja siswa, dan (4) tahap
penilaian lembar kerja siswa.
Lembar kerja siswa yang dikembangkan terdiri dari tujuh investigasi.
Investigasi-1 membahas pengertian relasi, Investigasi-2 membahas pengertian
fungsi, Investigasi-3 membahas tentang notasi fungsi, Investigasi-4 membahas
tentang cara menyatakan relasi dan fungsi menggunakan diagram panah,
Investigasi-5 membahas tentang cara menyatakan relasi dan fungsi menggunakan
himpunan pasangan berurutan, Investigasi-6 membahas tentang cara menyatakan
relasi dan fungsi menggunakan koordinat kartesius, Investigasi-7 membahas
tentang menghitung nilai fungsi. Pada lembar kerja yang dikembangkan memuat
langkah-langkah kerja dari group investigation yaitu merencanakan tugas,
investigasi, analisis (membuat kesimpulan), dan evaluasi.
Validasi LKS dilakukan untuk menentukan kevalidan LKS. Validasi
dilakukan oleh satu orang dosen matematika dan dua orang guru matematika
SMP/MTs. Instrumen yang digunakan dalam validasi yaitu lembar validasi. Data
kuantitatif dari hasil validasi dianalisis menggunakan analasis statistik deskriptif
yaitu menggunakkan teknik persentase rata-rata. Analisis data dilakukan
menggunakan rumus sebagai berikut:
∑
∑
Keterangan:
p adalah prosentase tingkat kevalidan
∑
adalah jumlah jawaban penilaian.
∑
adalah jumlah jawaban tertinggi.
(diadaptasi dari sugiyono : 2010)
Apabila data hasil validasi menunjukkan prosentase lebih dari atau sama
dengan 75%, maka LKS dapat diujicobakan pada siswa. Namun, apabila kurang
dari 75% maka lembar kerja siswa direvisi dengan memperhatikan kritik dan
saran yang diberikan oleh validator. Langkah-langkah pembelajaran group
investigation yang termuat dalam LKS adalah tahap melaksanakan investigasi dan
tahap evaluasi.
Uji coba LKS dilakukan melalui uji coba kelompok kecil terhadap
sembilan siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Paron. Uji coba LKS dilakukan untuk
mengetahui tingkat kepraktisan dan keefektifan LKS dalam pembelajaran.
Adapun hasil penilaian angket siswa digunakan untuk mengetahui kepraktisan
LKS. Sedangkan hasil evaluasi akhir digunakan untuk mengetahui kefektifan LKS
dalam pembelajaran.
Menurut Hobri (2010:27), LKS dinyatakan praktis jika LKS
mendapatkan respon positif dari siswa yang dilihat dari prosentase skor angket.
Jika prosentase penilaian angket lebih dari 75% maka dapat dikatakan bahwa
siswa memberikan respon positif terhadap LKS sehingga LKS memenuhi aspek
praktis. Tetapi apabila persentase kurang dari 75%, maka respon siswa dinyatakan
3
negatif sehingga lembar kerja siswa perlu direvisi dengan memperhatikan
komentar dari subjek uji coba.
Selain data pengisian angket, juga terdapat data yang berupa nilai dari
evaluasi akhir cek pemahaman siswa. Nilai ini digunakan untuk menentukan
efektif atau tidak suatu LKS. Menurut Hobri (2010:27) keefektifan suatu LKS
dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa. Siswa dapat dinyatakan tuntas
jika nilai evaluasi akhir pengerjaan cek pemahaman lebih atau sama dengan nilai
SKM yaitu 75. Apabila hasil evaluasi siswa lebih dari atau sama dengan 75, maka
LKS dinyatakan efektif . Namun, jika hasil evaluasi siswa kurang dari 75, maka
LKS belum dapat dinyatakan efektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tahap validasi terhadap LKS yang dilakukan oleh tiga validator,
diperoleh hasil seperti disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1.Persentase Skor Hasil Validasi
No.
Aspek yang dinilai
1. Pertanyaan yang diberikan dapat menuntun siswa
menemukan konsep baru
2. Soal yang disediakan sesuai dengan konsep.
3. Konsep diperjelas dengan menggunakan ilustrasi atau
gambar yang tepat
4. Materi menyediakan kegiatan untuk menunjang tujuan
kemampuan (kompetensi) yang telah dirumuskan.
5. Adanya tujuan pembelajaran
6. Desain tampilan mampu menampilkan ketertarikan siswa
untuk belajar
7. Permasalahan pada bagian evaluasi dapat menguji
pemahaman siswa mengenai materi Relasi dan Fungsi
8. Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan salah tafsir
bagi siswa
9. Sistematika penyajian materi mempermudah siswa dalam
mempelajari materi Relasi dan Fungsi
10. Isi LKS dapat memotivasi dan menimbulkan ketertarikan
siswa untuk belajar relasi dan fungsi
11. Terdapat tahap pengumpulan informasi yang terkait
untuk menyelesaikan permasalahan
12. Terdapat proses evaluasi
Rata-rata
80%
86 %
93 %
86%
100 %
86 %
86 %
86 %
86 %
93 %
86 %
93 %
88%
Berdasarkan hasil di atas, karena persentase skor masing-masing butir
penilaian lebih dari 75 % dan prosentase rata-rata hasil validasi oleh ketiga
validator sebesar 88%. Karena hasil validasi menunjukkan prosentase lebih dari
atau sama dengan 75% maka LKS yang dikembangkan dinyatakan valid.
4
Dari tahap uji coba LKS terhadap Sembilan siswa kelas VIII MTs Negeri
1 Paron diperoleh data angket siswa dan hasil evaluasi akhir. Untuk
hasilprosentasepenilaian angket kesembilan siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Persentase Skor Hasil Angket Siswa
Subjek Uji Coba
Rata – rata
P
85%
90%
85%
90%
85%
85%
85%
90%
90%
87%
Berdasarkan hasil angket tersebut, prosentase penilaian angket kesembilan
siswa lebih dari ata sama dengan 75% dan rata-rata penilaian angket siswa
menunjukkan prosentase sebesar 87%. Karena prosentase penilaian angket siswa
lebih dari atau sama dengan 75% maka dapat dikatakan bahwa siswa memberikan
respon positif terhadap LKS sehingga LKS yang dikembangkan dinyatakan
praktis. Adapun hasil evaluasi akhirpengerjaan cek pemahaman yang dikerjakan
siswa secara individu adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Evaluasi Akhir Siswa
Subjek uji
coba
Nilai
99
98
100
99
98
100
100
98
98
Berdasarkan nilai evaluasi akhir pengerjaan cek pemahaman siswa, nilai
kesembilan siswa telah memenuhi SKM yaitu lebih dari atau sama dengan 75.
Oleh karena itu, LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil validasi yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh
hasil bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji
coba kelompok kecil,hasil penilaian angket setiap LKS dinyatakan mendapat
respon positif dari siswa, sehingga secara umum LKS yang dikembangkan
5
dinyatakan praktis. Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi yang telah diuraikan
pada Hasil dan Pembahasan, LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif.
Kelebihan LKS yang dikembangkan adalah LKS dapat menuntun siswa
untuk menemukan sendiri konsep relasi dan fungsi. Dengan penyampaian tujuan
pembelajaran siswa mengetahui untuk apa mereka melakukan penyelidikan.
Selain itu siswa diarahkan untuk melakukan investigasi, kemudian menganalisis
dari hasil investigasi. Di samping itu LKS yang dikembangkan memiliki tampilan
yang menarik karena konsep diperjelas menggunakan ilustrasi atau gambar
Sementara itu kekurangan LKS ini adalah pengembangan LKS hanya
sampai pada tahap uji coba kelompok kecil saja yaitu pengembangan yang
dilakukan hanya sampai pada sembilan siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Paron. Uji
coba untuk kelompok sedang dan besar belum dilakukan sehingga belum dapat
dipastikan keefektifannya untuk uji coba kelompok sedang dan uji coba kelompok
besar. Selain itu, tidak semua langkah-langkah model group investigation termuat
dalam lembar validasi sehingga hasil validasi belum mencakup penilaian LKS
secara keseluruhan. Disamping itu, pada penilaian LKS hanya menilai ketuntasan
hasil belajar siswa sehingga penilaian keefektifan hasil belajar belum sepenuhnya
akurat.
Lembar kerja siswa hasil pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan
pada proses belajar mengajar siswa kelas VIII secara umum, tidak hanya terbatas
pada kelompok kecil. Pengembangan lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran group investigation ini hanya terbatas pada materi relasi dan fungsi,
sehingga diharapkan adanya pengembangan lembar kerja siswa dengan model
pembelajaran group investigation untuk materi yang lain. Selain itu diharapkan
pada pengembangan selanjutnya semua langkah-langkah model group
investigation yang termuat dalam LKS harus termuat juga pada lembar validasi
sehingga penilaian LKS lebih menyeluruh. Disamping itu diharapkan pada
pengembangan selanjutnya semua hal yang digunakan untuk menilai keefektifan
LKS harus dinilai seperti aktivitas siswa dan guru serta kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran sehingga penilaian keefektifan LKS sepenuhnya akurat
pada uji coba kelompok kecil.
DAFTAR RUJUKAN
Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan: Aplikasi pada Penelitian
Pendidikan Matematika. Jember : Pena Salsabila.
Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang
Mas
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan
Nurulita dan Zubaedi. 2008. Bandung: Nusa Media
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
6
Download