Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang II.1 GEOGRAFIS, TOPOGRAFI DAN GEOHIDROLOGI Kabupaten Jombang merupakan salah satu kabupaten yang secara geografis berada di Propinsi Jawa Timur bagian barat yang berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten lainnya di Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang terletak di perlintasan jalur selatan jaringan jalan Jakarta – Surabaya. Secara geografis Kabupaten Jombang terletak disebelah selatan garis katulistiwa berada antara 112o 03’ 46” sampai 112o 27’ 21” Bujur Timur dan 7o 20’ 48” sampai 7o 46’ 41” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 Km2, terdiri dari 21 Kecamatan dan 306 desa. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian 350 meter dari permukaan laut, dan sebagian kecil dengan ketinggian > 1500 meter dari permukaan laut yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam. Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian ± 44 m diatas permukaan laut. Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 (tiga) sub area, yaitu : a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda Kendeng yang sebagian besar mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian berbukit, meliputi Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan. b. Kawasan Tengah, sebelah selatan sungai Brantas, sebagian besar merupakan tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija, karena irigasinya cukup bagus meliputi Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang dan Kesamben. c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam. 7 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Berdasarkan kondisi geologi dan hidrogeologi, Kabupaten Jombang termasuk dalam wilayah Sub Cekungan Air Bawah Tanah Mojokerto, yang merupakan bagian dari cekungan air bawah Brantas yang sebarannya berada di wilayah Sungai Brantas. Aliran air bawah tanah di wilayah Kabupaten Jombang dibagi menjadi dua bagian, yaitu aliran air bawah tanah yang mengalir ke sungai Brantas dari arah barat-selatan (wilayah cekungan air bawah tanah Kediri–Nganjuk dan perbukitan vulkanik/Wonosalam), dan aliran air bawah tanah yang mengalir ke sungai Brantas dari utara (wilayah perbukitan struktural/Kabuh). Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari darataran rendah, yakni 95% wilayahnya memiliki ketinggian kurang dari 500 meter, sementara 50,76% memiliki ketinggian 500-700 meter, dan 0,6% memiliki ketinggian >700 meter yang berada di Kecamatan Wonosalam. Kemiringan wilayah Kabupaten Jombang dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu: 1. Kelerengan 0-2% meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Jombang kecuali Kecamatan Wonosalam 2. Kelerengan 2-5% meliputi sebagian wilayah Kecamatan Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Jombang, Kudu, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan 3. Kelerengan 15%-40% meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Kudu, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan 4. Kelerengan >40% meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan. Kondisi tata guna tanah wilayah Kabupaten Jombang pada tahun 2007 meliputi daerah pemukiman seluas 27.852,80 ha (24,02%); lahan sawah seluas 50.100,83 ha (43,21%); tegalan seluas 13.617,36 ha (11,74%); hutan seluas 22.562,00 ha (19,46%); kawasan industri seluas 122,28 ha (0,11%), perkebunan seluas 675,98 ha (0,58%) dan lainnya seluas 1.012,61 ha (0,87%). Hutan merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah penyimpan air dan daerah penyangga yang berfungsi untuk keseimbangan alam. Namun hutan juga dapat dieksploitasi sehingga memberi manfaat ekonomi. Hutan di Kabupaten Jombang dibagi ke dalam empat fungsi, yaitu hutan lindung seluas 873,10 ha, 8 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang hutan produksi seluas 14.868,10 ha, hutan suaka alam/hutan wisata/ taman nasional seluas 2.864,70 ha, dan lainnya seluas 1.045,70 ha. Keadaan iklim pada suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor hujan. Wilayah Kabupaten Jombang dipengaruhi oleh iklim tropis dengan angka curah hujan rata-rata berkisar 1.800 mm/tahun dan temperatur antara 20 C – 32 C. Seperti umumnya di daerah lain, Kabupaten Jombang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Maret, November dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Juli, dan Agustus curah hujan relatif rendah.Curah hujan rata-rata di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Curah hujan rata-rata di Kabupaten Jombang. 300 250 200 150 100 216 50 0 179 227 269 195 242 129 96 29 20.1 54 Sumber data: RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2007 – Tahun 2027 Kabupaten Jombang memiliki beberapa aliran sungai. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang masuk dalam daerah aliran Sungai Brantas. Sungaisungai utama yang melintasi wilayah Kabupaten Jombang yaitu Sungai Brantas, Kali Konto, Kali Gunting, Kali Ngotok Ringkanal, Kali Gudo, Kali Apur Besok, dan Kali Jombang yang sebagian besar berhulu di Pegunungan Arjuno. Kabupaten Jombang memiliki beberapa aliran sungai yang melintas dan beberapa waduk. Sungai-sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Jombang diantaranya adalah Sungai Brantas yang melintas di sebelah barat dan utara yang membatasi wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Nganjuk, kali Slumbung 9 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Kuning dan kali Gondang yang bermata air di Kecamatan Wonosalam, serta beberapa sungai-sungai lain yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jombang. Nama sungai-sungai yang ada di Kabupaten Jombang dapat di lihat pada Tabel. 1. Tabel 1. Nama, panjang dan debit sungai – sungai di Kabupaten Jombang Debit Air (M³/Detik) Panjang Sungai No. Nama Sungai (Km) Minimal Maksimal 1 Brantas 44.261 52,65 450,00 2 Konto 14.119 2,62 72,75 3 Pit Tengah 2.300 3,25 42,50 4 Bening 7.250 1,68 12,50 5 Sembung 10.700 1,63 23,00 6 Jarak 12.800 2,63 38,50 7 Pakel 12.800 1,18 51,00 8 Jiken 5.245 1,50 40,00 9 Krisik 4.850 0,90 20,00 10 Gogor 4.850 0,90 31,00 11 Bengawan 6.000 0,90 30,00 12 Putih 7.250 1,50 25,00 13 Catak Banteng 8.750 1,35 40,00 14 Gunting 12.875 1,78 62,25 15 Jurang Jero 12.375 1,90 15,00 16 Sumber Aren 6.075 0,78 8,50 17 Pasinan 2.880 0,65 10,00 18 Mangir 5.300 0,95 20,00 19 Gondang 3.800 0,90 15,40 20 Marmoyo 23.860 1,90 56,50 21 Bancang 7.000 0,75 14,75 22 Gembyang 1.500 0,78 13,50 23 Kabuh 12.000 1,00 50,75 24 Kulak 8.300 0,67 15,00 25 Paleman 8.450 0,67 15,65 26 Katemas 10.440 0,77 20,00 27 Made 8.000 0,77 19,00 28 Kromong 3.250 0,74 18,68 29 Door 5.500 2,00 25,67 30 Beng 3.500 2,50 32,66 31 Plabuhan 2.500 0,73 13,67 32 Ngotok Ringkanal 27.846 5,00 72,33 33 Jombang 4.250 2,00 31,00 34 Jombang Wetan 6.155 1,77 20,00 35 Jombang Kulon 8.250 1,00 15,00 36 Kuwik 5.000 0,92 15,00 10 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang No. 37 38 39 40 41 42 Nama Sungai Sumber Pangkat Langkap Maling Wungu Seloatep Pancir Panjang Sungai (Km) 1.938 4.000 1.000 8.000 5.111 5.000 Debit Air (M³/Detik) Minimal Maksimal 0,70 6,50 0,65 5,00 0,77 6,66 0,90 7,00 1,10 25,00 2,00 50,00 Sumber: Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2007/2008 Debit air antara musim hujan dan musim kemarau pada beberapa sungai menunjukkan perbandingan yang cukup ekstrim. Salah satunya adalah Sungai Kaligunting yang memiliki perbandingan debit 43 : 1. Perbededaan yang sangat menonjol (fluktuatif) ini berpotensi menimbulkan bencana banjir. Selanjutnya salah satu komponen yang memberi pengaruh besar terhadap kondisi hidrologi adalah sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS. Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang masuk dalam DAS Brantas yang merupakan sungai utama yang mempengaruhi ekosistem wilayah tersebut. Selain sungai di wilayah perencanaan juga terdapat 14 buah waduk sebagai satu kesatuan sistem dalam hidrologi wilayah yang dapat dilihat pada Tabel 2. Dalam sistem hidrologi, kondisi ketinggian dan kemiringan lahan mempengaruhi karakter aliran air permukaan, yang dapat dilihat pada Gambar 5.4. Selain aliran air permukaan, di Kabupaten Jombang juga terdapat aliran air bawah tanah atau air tanah. Dimana sumberdaya air bawah tanah mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu alternatif sumber air baku. Adapun pemanfaatan air bawah tanah di Kabupaten Jombang digunakan untuk domestik, pertanian, komersil, dan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. 11 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Tabel 2. Nama, Luas dan Kemampuan Waduk Mengairi Sawah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Waduk / Embung Kepuhrejo Grogol Mangunan Kradenan Brumbung Sempal Karangjati Karangpakis Ngabar Tanjung Wadung Bangsri Plabuhan Sidowayah Glugu Luas Waduk (Ha) 2,00 1,93 5,00 1,50 1,50 1,50 1,10 1,50 0,85 1,25 3,05 3,48 1,00 0,48 Volume (M³) 30.000 28.950 85.000 9.000 18.000 22.500 16.500 9.800 10.200 20.000 39.650 73.080 15.000 5.760 Luas Sawah (Ha) 73 99 118 60 42 61 49 32 93 97 65 52 273 8 Sumber : RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2007 - Tahun 2027 Tabel 3. Pemanfaatan Air Bawah Tanah / Air Tanah Di Kabupaten Jombang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Tanah (m3/Tahun) Domestik 1.311.547 Pertanian 0 Komersil 2.796 Industri 0 Perak 1.389.658 0 5.616 27.996 Gudo 1.596.478 1.200 2.760 0 Diwek 2.435.796 362.976 47.208 103.728 Ngoro 1.941.385 3.108 19.944 27.996 Mojowarno 2.320.378 0 26.436 27.996 Bareng 1.430.538 1.596 1.380 0 Wonosalam 888.673 0 12.960 0 Mojoagung 1.634.658 3.000 29.868 0 Sumobito 2.228.505 0 6.216 0 Jogoroto 1.617.466 0 0 0 Peterongan 1.679.873 3.060 43.464 104.388 Jombang 4.823.402 334.176 200.556 464.988 Megaluh 1.075.524 0 1.092 27.996 Tembelang 1.441.575 0 0 27.996 Kesamben 1.763.418 0 0 0 Kudu 1.447.182 0 0 0 Ngusikan 0 0 0 0 Ploso 1.318.855 4.176 8.988 937.632 Kabuh 1.107.878 0 0 0 Plandaan 1.077.042 0 0 27.996 Jumlah 34.529.831 713.292 409.284 1.778.712 Sumber : Laporan Akhir Studi Potensi Sumberdaya Air Bawah Tanah Kabupaten Jombang Jumlah (m3/Tahun) 1.314.343 1.423.270 1.600.438 2.949.708 1.992.433 2.374.810 1.433.514 901.633 1.667.526 2.234.721 1.617.466 1.830.785 5.823.122 1.104.612 1.469.571 1.763.418 1.447.182 0 2.269.651 1.107.878 1.105.038 37.431.119 12 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Dilihat dari penyebarannya kelas efektif tanah di Kabupaten Jombang sebagian besar mempunyai lahan dengan kedalaman efektif tanah dominan lebih dari 90 cm hal ini dapat diartikan pada sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten Jombang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam arti kata akar tanaman dapat menembus kedalaman tanah dimana akar tanaman tersebut dapat serta mampu menyerap air dibandingkan dengan tingkat kedalaman efektif tanah yang berada dibawah angka 90 cm. Komposisi luas lahan berdasarkan kedalaman efektif tanah di Kab. Jombang terdiri atas 4 kelas : a. Lebih dari 90 cm seluas 95.129,930 Ha b. Antara 61 - 90 cm seluas 6.770,817 Ha c. Antara 30 - 60 cm seluas 2.706,999 Ha d. Kurang dari 30 cm seluas 11.340,254 Ha Berdasarkan ciri fisik tanah yang ada di Kabupaten Jombang dapat di bagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Kabupaten Jombang bagian utara adalah bagian dari pegunungan kapur yang memiliki tanah relatif kurang subur, sebagian besar mempunyai fisiografi yang mendatar dan sebagian lagi berbuki-bukit tetapi tidak terlalu tajam, yang terletak di sebelah utara sungai Brantas. 2. Kabupaten Jombang bagian tengah di bagian selatan sungai Brantas sebagian besar merupakan tanah pertanian dengan sungai-sungai dan daerah irigasi yang tersebar dan cocok untuk pertanian. 3. Kabupaten Jombang bagian selatan merupakan tanah pegunungan yang dimanfaatkan untuk daerah perkebunan. Adapun jenis tanah pada masing-masing kecamatan berdasarkan peta tanah dapat dilihat pada Tabel 4. 13 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Tabel 4. Luas Berdasarkan Jenis Tanah Per Kecamatan Di Kabupaten Jombang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Jumlah 1 2 3 4 3.169 313 2.133 768 2,31 3.667 2,83 5.056 4.468 4.579 1.982 2.083 1.635 2.799 2.861 2.561 592 2.712 554 1.684 3.260 4.761 1.291 1.193 1.054 677 957 1.915 3.530 32 1.830 1.631 2.899 8.663 27.368 2.899 29.722 Luas Jenis Tanah (Ha) 5 6 7 8 9 10 815 266 4.109 1.299 361 355 1.053 190 740 7 1.090 1.007 1.972 3.377 1.660 4.109 3.061 2.345 4.383 1.081 11 12 65 58 1.404 4.453 906 1.897 2.557 419 367 1.137 2.241 6.844 8.660 Jumlah (Ha) 3.547 2.958 3.669 5.059 5.284 6.249 6.434 5.015 5.280 4.795 2.861 3.153 6.177 3.157 3.450 5.501 2.858 3.958 2.873 4.569 13.949 100.796 Sumber : Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah Kabupaten Jombang Keterangan Jenis Tanah : 1. Grumosol kelabu tua 2. Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan Litosol 3. Asosiasi Regosol dan Litosol 4. Asosiasi Mediteran Coklat dan Grumosol Kalabu 5. Grumosol Kelabu Tua 6. Kompleks Mediteran Coklat dan Litosol 7. Regosol Coklat Keabuan 8. Litosol Coklat Kemerahan 9. Asosiasi Aluvial Kalabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan 10. Grumosol Kalabu 11. Asosiasi Litosol dan Mediteran Merah 12. Aluvial Kelabu II.2 ADMINISTRASI Kabupaten Jombang merupakan wilayah di Propinsi Jawa Timur yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) wilayah kecamatan dengan 306 desa/kelurahan. Mencakup luas wilayah 1.159,50 Km2. Jumlah desa dan dusun di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Desa dan Dusun Menurut Kecamatan Kecamatan Luas ( Km2) Desa Dusun 010. Bandar Kedung Mulyo 32.50 11 42 020. P e r a k 29.05 13 36 030. G u d o 34.39 18 75 040. D i w e k 47.70 20 100 050. N g o r o 49.86 13 82 060. Mojowarno 78.62 19 68 070. Bareng 94.27 13 50 14 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Kecamatan Luas ( Km2) Desa Dusun 080. Wonosalam 121.63 9 48 090. Mojoagung 60.18 18 60 100. Sumobito 47.64 21 76 110. Jogoroto 28.28 11 46 120. Peterongan 29.47 14 56 130. Jombang 36.40 20 72 140. Megaluh 28.41 13 41 150. Tembelang 32.94 15 65 160. Kesamben 51.72 14 61 170. K u d u 77.75 11 47 171. Ngusikan 34.98 11 39 180. P l o s o 25.96 13 50 190. K a b u h 97.35 16 87 200. Plandaan 120.40 13 57 1,159.50 306 1,258 Jumlah Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2009 Kabupaten Jombang berbatasan dengan batas administratif wilayah – wilayah berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk Kedudukan Wilayah Kabupaten Jombang dan Lingkup wilayah administratif Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 2. 15 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Jombang. 16 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang II.3 KEPENDUDUKAN Berdasarkan hasil Registrasi jumlah penduduk Kabupaten Jombang akhir tahun 2008 sebesar 1.343.359 jiwa. Dari 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang, Kecamatan Jombang mempunyai jumlah penduduk terbesar, yaitu sebanyak 147.634 jiwa atau 10,22 persen dari total penduduk Kabupaten Jombang. Kepadatan penduduk Kabupaten Jombang sedikit meningkat dari 1.007 jiwa/km 2 pada tahun 2007 menjadi 1.154 jiwa/km2 pada tahun 2008. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Jombang sebagai Ibukota Kabupaten dan kepadatan terendah berada di Kecamatan Wonosalan, Kabuh, Plandaan dan Ngusikan. Perkembangan penduduk di Kabupaten Jombang selama 6 tahun terakhir mengalami pertumbuhan, mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2008 sebesar 2,8%. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di wilayah perencanaan selama enam tahun terakhir dan tingkat kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 6. dan Tabel 7. Tabel 6. Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan 2004-2008 Kecamatan Bandar Kedung Mulyo Perak Gudo Diwek Ngoro Mojowarno Bareng Wonosalam Mojoagung Sumobito Jogoroto Peterongan Jombang Megaluh Tembelang Kesamben Kudu 2004 2005 2006 2007 2008)* 45.272 45.468 45.545 45.773 50.051 48.989 52.830 91.559 65.587 81.320 50.114 31.026 71.328 74.578 53.871 57.350 118.752 37.796 50.794 61.425 29.718 49.353 52.916 92.174 65.581 81.399 50.681 31.239 71.126 74.472 53.893 57.067 118.666 37.955 51.555 61.357 29.843 49.373 52.984 92.395 65.894 81.300 50.956 31.242 71.507 74.490 53.997 57.174 118.456 38.006 51.670 61.605 29.950 49.425 53.177 92.883 68.039 81.400 51.097 31.299 72.178 74.856 56.086 57.136 118.204 38.046 51.651 61.784 31.168 58.444 59.161 113.757 83.975 93.864 57.520 35.496 76.604 84.797 66.684 68.795 147.899 42.436 55.408 69.776 31.903 17 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Kecamatan Ngusikan Ploso Kabuh Plandaan Jumlah 2004 2005 2006 2007 2008)* 21.162 41.481 39.005 37.111 1.161.068 20.341 41.673 38.998 37.663 1.163.420 20.583 41.793 38.977 37.823 1.165.720 20.790 42.072 39.150 37.845 1.174.059 22.611 43.611 42.343 38.223 1.343.358 Sumber : BPS Kab. Jombang ( Registrasi Penduduk ) *) : Hasil Regristrasi s/d Akhir Mei 2008 Tabel 7. Kepadatan Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan 2003-2008 Luas Kecamatan Kepadatan Penduduk Daerah ( Km2 ) 32,50 2003 2004 2005 2006 2007 2008*) 1.391 1.393 1.399 1.401 1.408 1.536 29,05 1.676 1.686 1.699 1.700 1.701 2.009 030. G u d o 34,39 1.533 1.536 1.539 1.541 1.546 1.718 040. D i w e k 47,70 1.913 1.919 1.932 1.937 1.947 2.382 050. N g o r o 49,86 1.311 1.315 1.315 1.322 1.365 1.630 060. Mojowarno 78,62 1.029 1.034 1.035 1.034 1.035 1.195 070. Bareng 94,27 528 532 538 541 542 607 080. Wonosalam 121,63 251 255 257 257 257 291 090. Mojoagung 60,18 1.176 1.185 1.182 1.188 1.199 1.268 100. Sumobito 47,64 1.553 1.565 1.563 1.564 1.571 1.779 110. Jogoroto 28,28 1.904 1.905 1.906 1.909 1.983 2.354 120. Peterongan 29,47 1.933 1.946 1.936 1.940 1.939 2.330 130. Jombang 36,40 3.246 3.262 3.260 3.254 3.247 4.056 140. Megaluh 28,41 1.309 1.330 1.336 1.338 1.339 1.494 150. Tembelang 32,94 1.530 1.542 1.565 1.569 1.568 1.682 160. Kesamben 51,72 1.186 1.188 1.186 1.191 1.195 1.375 170. K u d u 27,54 1.078 1.079 1.084 1.088 1.132 1.154 171. Ngusikan 50,21 421 421 405 410 414 449 180. P l o s o 25,96 1.606 1.598 1.605 1.610 1.621 1.674 190. K a b u h 132,33 293 295 295 295 296 320 200. Plandaan 120,40 308 308 313 314 314 318 1.159,50 997 1.001 1.003 1.005 1.013 1.156 010. Bandar Kedung Mulyo 020. P e r a k Jumlah Sumber : BPS Kab. Jombang ( Registrasi Penduduk ) *) : Hasil Regristrasi s/d Akhir Mei 2008 Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jombang terbagi atas keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I,II,III, dan III+. Dimana tingkat kesejahteraan masyarakat ini dinilai dari kemampuan masyarakat untuk memenuhi 18 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, kebutuhan pengembangnya dan sekaligus ikut secara teratur dalam kegiatan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Keluarga Pra Sejahtera Dan Sejahtera Kecamatan Pra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera I II III III + Jumlah Bandar Kd. Mulyo 2.701 2.949 5.433 1.115 160 12.358 Perak 2.143 2.977 4.722 3.285 266 13.393 Gudo 1.905 3.329 5.085 4.791 485 15.595 Diwek 3.465 7.050 8.962 6.062 369 25.908 Ngoro 3.291 3.993 6.182 4.787 711 18.964 Mojowarno 4.170 3.775 8.108 6.528 1.406 23.987 Bareng 5.643 3.842 3.462 1.943 187 15.077 Wonosalam 5.221 1.688 1.755 673 69 9.406 Mojoagung 3.938 2.514 8.510 4.286 487 19.735 Sumobito 4.593 5.212 5.228 5.611 659 21.303 Jogoroto 2.640 3.914 5.298 3.436 726 16.014 Peterongan 2.447 3.149 5.604 5.380 367 16.947 Jombang 5.176 6.760 8.678 11.520 2.118 34.252 Megaluh 2.488 2.587 3.124 2.802 437 11.438 Tembelang 2.935 3.371 5.711 3.226 276 15.519 Kesamben 4.362 4.285 4.825 5.135 557 19.164 Kudu 4.278 830 2.182 1.809 284 9.383 Ngusikan 3.430 856 1.579 853 50 6.768 Ploso 3.975 3.027 3.359 1.590 75 12.026 Kabuh 8.295 484 1.038 3.119 8 12.944 Plandaan 6.628 1.888 2.079 1.043 65 11.703 Jumlah 83.724 68.480 100.924 78.994 9.762 341.884 2006 88.692 70.490 97.977 68.414 9.225 334.798 2005 90.503 74.739 94.686 57.499 7.370 324.797 2004 86.334 54.221 93.045 57.001 6.898 289.566 2003 67.403 42.252 93.182 56.774 6.637 266.248 Sumber : Data BKKBN Kab. Jombang 19 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang II.4 PENDIDIKAN Perkembangan pendidikan di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini dapat dilihat dari trend Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partispasi Sementara (APS) dari semua tingkatan, mulai dari SD/MI sampai dengan tingkat SMTA/sederajat yang mengalami trend naik turun dengan angka pergeseran yang relatif kecil. Sepanjang tahun 2004 - 2008 rata-rata APM untuk tingkat SD sebesar 91,85%, untuk tingkat SMTP/ sederajat sebesar 75,53%, dan untuk tingkat SMTA/sederajat sebesar 55,65%. Sedangkan APK rata-rata SD/MI adalah sebesar 103,61%, tingkat SMTP/sederajat rata-rata sebesar 96,45%; sedangkan untuk tingkat SMTA/sederajat rata-rata sebesar 70,55%. Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Pada tingkat taman kanak-kanak (TK) jumlah sekolah sebanyak 357, pada tingkat sekolah dasar (SD) jumlah sekolah yang ada sebanyak 567. Jumlah murid seluruhnya 82.991 murid dan 5.391 guru. Sedangkan jumlah SMP sebanyak 115 sekolah, SMU sebanyak 50 sekolah dan SMK sebanyak 47 sekolah. Banyaknya sekolah MI 262 unit, MTs 120 unit dan MA 74 unit. Perguruan tinggi di Kabupaten Jombang sebanyak 12, yang terdiri atas 2 Universitas, 6 Sekolah Tinggi dan 4 Akademi. Selain itu di Kabupaten Jombang juga terdapat jenis pendidikan nonformal seperti kursus bahasa asing dan kursus komputer, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 3 dan rasio murid terhadap guru dapat dilihat pada Gambar 4. 20 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar 3. Diagram Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Jombang Tahun 2007/2008 600 500 400 300 200 567 357 262 100 115 50 47 SMA SMK 0 TK SD SMP 120 MI MTs 74 MA 12 PT Sumber: Jombang dalam Angka 2007 Gambar 4. Diagram Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Tingkat Sekolah 2007/2008 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang II.5 KESEHATAN Perkembangan kesehatan di Kabupaten Jombang dapat diukur dari perkembangan derajat kesehatan, yaitu angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan. Angka kematian bayi menunjukkan trend penurunan dari angka 21 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003 menjadi 12,57 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 atau turun sebesar 40,14%. Diagram angka kematian bayi dapat dilihat pada Gambar 5. 21 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar 5. Perkembangan Angka Kematian Bayi Perkembangan Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 25,00 21,00 20,00 15,00 12,00 10,00 10,00 10,00 12,87 5,00 0,00 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Sementara angka kematian ibu melahirkan sepanjang tahun 2003 - 2007 menunjukkan trend yang fluktuatif, dengan angka kematian terendah terjadi pada tahun 2004 yang tercapai sebesar 74 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian tertinggi terjadi pada tahun 2005 yang tercapai sebesar 112 per 100.000 kelahiran hidup. Namun demikian meskipun terjadi fluktuasi, capaian angka kematian ini lebih baik dari target nasional yang harus dicapai sebagaimana target dalam indikator Indonesia Sehat 2010. Diagram angka kematian ibu melahirkan dapat dilihat pada Gambar 6. 22 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar 6. Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan 120 100 112 80 89 80 74 77 60 40 20 0 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Indikator kesehatan lainnya adalah angka penyakit menular yang meliputi penyakit gastro enteritis/diare, demam berdarah, malaria, TBC paru-paru, HIV dan AIDS. Sepanjang tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, dari 6 jenis penyakit menular tersebut, jumlah penderita terbanyak adalah penyakit diare dengan ratarata sebesar 179,65 penderita per tahun, berikutnya penyakit TBC paru-paru dengan rata-rata sebesar 702 penderita per tahun, penyakit demam berdarah dengan rata-rata 213 penderita per tahun, dan penyakit malaria dengan rata-rata 30 penderita per tahun. Perkembangan angka penyakit menular dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Perkembangan Angka Penyakit Menular Tahun 2003 – 2007 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Uraian Gastro Enteritis/Diarere Demam Berdarah Malaria TBC Paru-paru Pengidap HIV Pengidap AIDS Satuan Orang 2003 22.594 2004 24.801 2005 21.215 2006 2007 19.748 21.385 Orang Orang Orang Orang Orang 70 38 527 0 1 117 37 96 4 0 616 23 1.112 7 1 365 31 1.207 27 0 695 33 610 29 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 23 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Memperhatikan fenomena yang ada, perkembangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, sehingga dibutuhkan upaya lebih intensif dan cepat dalam rangka mencegah kejadian yang berulang di tahun mendatang. Pemberdayaan masyarakat melalui perilaku hidup sehat dan prosedur tetap dalam rangka pencegahan dan penanganan yang lebih nyata dan terpadu merupakan suatu terobosan yang dapat dirancang di masa mendatang. Rasio tenaga medis terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Jombang sampai dengan tahun 2007 masih sangat jauh dari target capaian indikator Indonesia Sehat 2010 untuk Kabupaten Jombang. Rasio yang ada pada masingmasing capaian bahkan belum mencapai 50% dari target, oleh karena itu perlu percepatan dan kebijakan khusus untuk dapat memenuhinya. Untuk menilai tingkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten bisa dilihat dari animo masyarakat untuk berobat ke Puskesmas yang ada. Selama lima tahun jumlah masyarakat yang memanfaatkan Puskesmas mengalami peningkatan sebesar 9,29% yaitu dari sejumlah 758.775 kunjungan pada tahun 2003 menjadi sebesar 829.275 kunjungan pada tahun 2007. Kenaikan ini menggambarkan bahwa Puskesmas masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Hal ini juga didukung semakin baik dan lengkapnya pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Sampai dengan tahun 2007 terdapat 34 Puskesmas. Dari jumlah tersebut sebanyak 13 Puskemas merupakan Puskesmas dengan pelayanan rawat inap dan beberapa di antara Puskesmas rawat inap telah memiliki fasilitas pelayanan spesialis. Perkembangan jumlah kunjungan ke puskesmas dapat dilihat pada Gambar 7. 24 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar 7. Perkembangan Jumlah Kunjungan ke Puskesmas Perkembangan Jumlah Kunjungan ke Puskesmas 900.000 800.000 700.000 816.768 829.275 750.016 758.775 600.000 500.000 498.584 400.000 300.000 200.000 100.000 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang II.6 SOSIAL MASYARAKAT II.6.1 Agama Masyarakat di Kabupaten Jombang pada umumnya(mayoritas) memeluk agama Islam, sehingga kondisi sosial budaya di Kabupaten Jombang juga merupakan perpaduan antara dua kultur budaya, yaitu perpaduan antara budaya Jawa dan budaya Islam. Perpaduan kedua budaya inilah yang membentuk karakter/ciri khas sosial budaya masyarakat Kabupaten Jombang sampai dengan saat ini. Ciri khas budaya Jawa adalah tingginya rasa solidaritas sesama masyarakat dengan semangat gotong – royong, toleransi, ikatan kekerabatan yang kental atau lebih dikenal saat ini dengan sebutan paguyuban. Sedangkan untuk pengaruh budaya Islam dapat dilihat pada acara – acara ritual keagamaan yang mengikuti pola kehidupan masyarakat seperti selamatan, kenduri serta upacara ritual lainnya. Oleh sebab kultur budaya Islam yang cukup kental, maka Kabupaten Jombang lebih dikenal dengan sebutan Kota 25 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Santri dengan tersebarnya berbagai pesantren – pesantren (tempat belajar dan memperdalam pengertian tentang Agama Islam). Masyarakat Kabupaten Jombang terdiri dari etnis yang beragam dan menganut agama yang berbeda-beda. Keragaman ini turut mewarnai sosial masyarakat Kabupaten Jombang baik dari bahasa maupun seni budaya. Tidak hanya itu saja,masyarakat pendatang baik dari berbagai daerah disekitar Kabupaten Jombang maupun diluar Kabupaten Jombang turut mewarnai kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Jombang. Komposisi penduduk asli berasal dari berbagai etnik (terutama suku Jawa, Madura, dan sebagian kecil keturunan Arab dan Cina). Masyarakat Kabupaten Jombang menganut beragam jenis agama, hal ini menunjukkan adanya toleransi yang baik antar agama. Agama yang dianut oleh masyarakat Kabupaten Jombang adalah Islam, Kristen, katolik, hindu dan budha. Selain kelima agama tersebut ada sebagian masyarakat yang menganut kepercayaan lain. Pada tabel berikut ditunjukkan jumlah penduduk menurut jenis agama dan keyakinan yang dianut. Sepanjang tahun 2003 – 2007 komposisi jumlah pemeluk agama menunjukkan tidak banyak terjadi perubahan, yaitu pemeluk agama Islam sekitar 98%, kemudian pemeluk agama Kristen Protestan 1,23%, pemeluk agama Kristen Katolik sebesar 0,29%, agama Hindu 0,09% dan agama Budha sebesar 0,12%. Jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan Tahun 2008 Kecamatan 010. Bandar Kd. Mulyo 020. P e r a k 030. G u d o 040. D i w e k 050. N g o r o 060. Mojowarno 070. Bareng 080. Wonosalam 090. Mojoagung 100. Sumobito 110. Jogoroto 120. Peterongan Islam 53.419 Protestan 22 Katolik 17 Hindu - Budha - Lainnya - 54.869 58.263 100.120 70.284 84.565 57.152 33.233 76.375 104.002 60.046 63.896 128 625 200 2.333 4.443 1.511 1.496 916 133 322 78 22 611 111 28 222 505 33 167 20 20 489 26 22 333 361 205 30 7 6 - - 26 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Kecamatan Islam Protestan Katolik 130. Jombang 128.584 3.721 1.811 140. Megaluh 42.555 67 17 150. Tembelang 56.978 44 160. Kesamben 68.168 78 20 170. K u d u 55.546 28 44 171. Ngusikan 23.054 11 200 180. P l o s o 45.324 211 28 190. K a b u h 44.467 133 44 200. Plandaan 39.073 89 Sumber : BPS Kab. Jombang ( Registrasi Penduduk ) Hindu 339 17 - Budha 1.027 17 - Lainnya - Fasilitas tempat ibadah di Kabupaten Jombang cukup banyak sehingga mampu untuk mecukupi kebutuhan tempat beribadah bagi pemeluk agama masing-masing. Menurut data tahun 2007, di Kabupaten Jombang terdapat 1.130 masjid dan 3.814 Langgar/Mushola/Surau sebagai tempat ibadah bagi penganut agama Islam, 103 gereja sebagai tempat ibadah penganut agama Kristen, 2 Gereja sebagai tempat ibadah penganut agama Katolik, 6 Pura sebagai tempat ibadah penganut agama Hindu dan 3 Vihara sebagai tempat ibadah penganut agama Budha. Bangunan tempat ibadah tersebut sebagian merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman kolonial antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), gereja (Mojowarno) serta Klenteng di tengah kota Jombang. II.6.2 Kesenian Berdasarkan perhitungan di tahun 2007, realisasi jumlah kelompok seni dan budaya yang ada sebanyak 477 kelompok atau meningkat sebanyak 174 kelompok dibandingkan tahun 2003. Meningkatnya jumlah kelompok seni dan budaya ini mengindikasikan adanya peningkatan perhatian masyarakat terhadap seni dan budaya. Kekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kabupaten Jombang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Tari Remo, namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. 27 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang II.6.3 Bahasa Bahasa Jawa dialek Jawa Timuran dan bahasa Madura adalah bahasa sehari-hari masyarakat Kabupaten Jombang. Gaya bahasa di Jombang terkenal kaku tanpa unggah-ungguh sebagaimana bahasa Jawa kasar umumnya. Hal ini menunjukkan sikap masyarkatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basabasi. II.6.4 Pendatang Kebanyakan pendatang adalah pedagang, pekerja dan pelajar/ mahasiswa yang menetap dan dalam kurun waktu tertentu kembali ke daerah asalnya. Sebagian besar berasal dari wilayah disekitar Kabupaten Jombang untuk golongan pedagang dan pekerja. Sedang untuk golongan pelajar/ mahasiswa banyak yang berasal dari luar daerah/luar kota, seperti Madura, Madiun, Ngawi Magetan dan lain sebagainya. II.7 Perekonomian II.7.1 Struktur Perekonomian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jombang merupakan jumlah dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit kegiatan ekonomi yang beroperasi di Kabupaten Jombang dalam periode waktu satu periode (dalam hal ini adalah dalam satu tahun). PDRB dapat disajikan dengan dua cara: (1) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun bersangkutan; dan (2) PDRB Atas Dasar Harga Konstan, berguna untuk melihat trend atau membandingkan besaran PDRB antar tahun. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang mengalami peningkatan dari Rp. 4,866 trilyun pada tahun 2003 menjadi Rp. 9,736 trilyun pada tahun 2007. Apabila dilihat dari PDRB Atas Dasar Konstan, dalam kurun waktu 5 tahun, perekonomian Kabupaten Jombang telah tumbuh dari 4,91 % pada tahun 2003 menjadi 6,07 % pada tahun 2007. Pertumbuhan ini terjadi pada semua sektor ekonomi. Tabel perkembangan Ekonomi dapat dilihat pada Tabel 12. 28 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Tabel 12. Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Jombang, 2003-2007 2003 2004 TAHUN 2005 2006 2007 4.866.361,56 6.097.607,25 7.337.665,21 8.565.594,94 9.736.387,32 4.220.429,11 5.263.859,31 6.316.257,00 7.351.312,00 8.324.281,00 4.311.449,12 4.531.339,96 4.773.509,61 5.047.094,89 5.353.300,63 3.280.125,51 PDRB per kapita Rp atas dasar harga konstan 4,91 5. Laju pertumbuh% an PDRB atas dasar konstan Sumber: Bappeda Kabupaten Jombang 3.911.753,42 4.109.034 4.331.605 4.576.891,00 5,10 5,34 5,73 6,07 NO URAIAN 1. PDRB atas dasar harga berlaku PDRB per kapita atas dasar harga berlaku PDRB atas dasar harga konstan 2. 3. SAT UAN Juta Rp Rp Juta Rp 4. Struktur Perekonomian Kabupaten Jombang secara sektoral didominasi oleh 4 sektor utama yang secara tradisional menyangga ekonomi sebagai penyangga tenaga kerja terbesar. Sektor-sektor tersebut adalah (1) Pertanian, (2) Industri Pengolahan, (3) Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan (4) Jasajasa. Keempat sektor tersebut secara tradisi telah berkontribusi lebih dari 80 % dari keseluruhan aktivitas perekonomian di Kabupaten Jombang. Kontribusi rata-rata tertinggi sepanjang tahun 2003 – 2007 adalah dari sektor pertanian sebesar 31,33%; selanjutnya, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,67%; sektor industri pengolahan sebesar 12,49%; sektor jasa-jasa sebesar 9,96%; sektor angkutan dan komunikasi sebesar 7,48%; sektor keuangan, perbankan dan jasa perusahaan sebesar 3,71%; sektor bangunan sebesar 2,51%; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,53%; sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 1,32%. Gambar Rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Jombang Tahun 2003-2007 Menurut Sektor-sektor Lapangan Usaha dapat dilihat pada Gambar 8. 29 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar 8. Rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Jombang KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN ; 3,71 JASA-JASA ; 9,96 PERTANIAN; 31,33 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN; 1,53 ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI; 7,48 PERRDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN; 29,67 BANGUNAN; 2,51 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH; 1,32 INDUSTRI PENGOLAHAN 12,49 ; Sumber: Bappeda Kabupaten Jombang Pertanian merupakan sektor yang memberi kontribusi besar dalam PDRB Kabupaten Jombang. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sektor Pertanian di Kabupaten Jombang masih sangat dominan, di mana kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Jombang masih di atas 30%. Sementara subsektor tanaman bahan makanan sangat dominan pada sektor pertanian, di mana kontribusinya selama lima tahun terakhir selalu di atas 60%. Komoditi yang menjadi unggulan pada subsektor ini adalah padi. Produksi padi di Kabupaten Jombang masih bisa ditingkatkan, karena hampir keseluruhan sawahnya mendapatkan irigasi teknis. Jika diamati lebih lanjut, kontribusi sektor pertanian cenderung menurun. Penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB bukan berarti tidak ada peningkatan atau pertumbuhan pada sektor pertanian. Sektor pertanian tetap tumbuh, akan tetapi pertumbuhan sektor pertanian jauh melambat dan jauh tertinggal dengan pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi cukup besar pada PDRB yang juga sekaligus sektor yang selalu mengalami trend kenaikan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kenaikan rata-rata sebesar 29,67% per tahun. Sub sektor yang paling dominan pada sektor ini adalah subsektor perdagangan, sementara subsektor hotel dan restoran hanya memberikan kontribusi sekitar 1% pada PDRB. 30 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi cukup besar pada PDRB adalah sektor industri pengolahan. Pada subsektor industri pengolahan, terdapat 2 subsektor yang dominan, yaitu (1) Makanan, minuman, dan tembakau; dan (2) Tekstil, barang kulit, dan alas kaki. Untuk subsektor makanan, minuman, dan tembakau, kontribusinya cenderung meningkat. Di sisi lain, sub sektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki, kontribusinya cenderung menurun. Satu lagi sektor yang kontribusinya cukup besar adalah sektor jasa-jasa yang selama lima tahun terakhir memberikan kontribusi rata-rata pada PDRB sebesar 9,96%. Sektor ini masih didominasi oleh subsektor pemerintahan umum, namun kontribusinya cenderung menurun. Di sisi lain, subsektor jasajasa yang dilakukan oleh swasta cenderung meningkat. Makin menjamur dan beragamnya serta makin kompetitifnya layanan jasa yang ditawarkan oleh swasta kepada masyarakat turut mendongkrak kontribusi subsektor swasta terhadap PDRB sektor jasa. PDRB Kabupaten Jombang merupakan agregat (keseluruhan) dari PDRB masing-masing kecamatan di seluruh Kabupaten Jombang. Kecamatan Jombang merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Jombang, di mana selama lima tahun terakhir, lebih dari 20% kegiatan perekonomian Kabupaten Jombang berada di Kecamatan Jombang. Sebagai ibukota kabupaten, Kecamatan Jombang merupakan pusat akumulasi sumberdaya non pertanian, terutama perdagangan, industri, pemerintahan, dan jasa swasta. Lima kecamatan yang memberikan kontribusi tertinggi dalam PDRB Kabupaten Jombang adalah Kecamatan Jombang, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Diwek, Kecamatan Peterongan, serta Kecamatan Ngoro. Kelima kecamatan tersebut memberi kontribusi hampir dari separuh PDRB Kabupaten Jombang. Kecamatan Jombang, Kecamatan Peterongan, dan Mojoagung merupakan kecamatan dimana aktivitas utama perekonomiannya adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Ketiga kecamatan ini juga menjadi 31 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang pusat pertumbuhan ekonomi, serta memiliki PDRB per kapita melebihi di atas rata-rata kabupaten. II.7.2 Tingkat Inflasi Tingkat inflasi di Kabupaten Jombang tahun 2003-2007 mengalami fluktuasi, yaitu tahun 2003 sebesar 7,06%, tahun 2004 sebesar 6,28%, tahun 2005 sebesar 15,40%; tahun 2006 sebesar 8,73% dan tahun 2007 sebesar 10,97%. Rata-rata tingkat inflasi tidak melebihi dua digit. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas ekonomi Kabupaten Jombang relatif cukup mantap. Perkembangan inflasi tahun 2003 – 2007dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Perkembangan inflasi tahun 2003 – 2007 16,00 14,00 13,59 12,00 10,41 prosen 10,00 10,97 8,00 7,06 6,88 6,00 4,00 2,00 0,00 2003 2004 2005 2006 2007 II.7.3 Investasi Dilihat dari sisi investasi, semua jenis industri baik industri kecil, menengah maupun industri besar menunjukkan trend kenaikan. Kenaikan terbesar terjadi pada nilai investasi industri kecil menengah dengan rata-rata kenaikan investasi sebesar Rp. 2.752.250.000,00 per tahun. Disusul kemudian nilai investasi jenis industri besar dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp. 1.587.443.000,00 per tahun, dan terakhir nilai investasi industri kecil non formal dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp. 587.960.750,00 per tahun. Perkembangan investasi tahun 2003 – 2006 dapat dilihat pada Gambar 10. 32 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Gambar10. Perkembangan Investasi Tahun 2003 - 2006 ribu rupiah Perkembangan Investasi 40.000.000 35.000.000 30.000.000 25.000.000 20.000.000 15.000.000 10.000.000 5.000.000 2003 a. Industri Kecil (non Form al) 2004 2005 b. Industri Besar 2006 c. Industri Kecil dan Menengah Sumber: Bappeda Kabupaten Jombang II.7.4 Ketenagakerjaan Masih tingginya tingkat pengangguran disebabkan karena pertambahan angkatan kerja lebih besar daripada lapangan kerja, rendahnya kualitas dan ketrampilan tenaga kerja, serta adanya PHK. Jumlah kesempatan kerja tahun 2003-2007 berfluktuatif. Jumlah kesempatan kerja terbesar terjadi pada tahun 2004, yaitu sebanyak 3.100 orang. Upah minimum selama tahun 2007 sebesar Rp. 640.000,00/ bulan. Upah minimum selama tahun 2003-2007 mengalami kenaikan sebesar 4,34% 30,34%, dengan kenaikan tertinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 30,34% atau Rp 135.000,00. Jumlah penganggur terbuka/pencari kerja selama tahun 2003-2007 berfluktuasi. Jumlah pencari kerja tahun 2003-2006 rata-rata sebesar 62.585 orang dan pada tahun 2007 turun sebesar 19,73% dari tahun sebelumnya menjadi 45.288 orang. Jumlah Ketenagakerjaan Tahun 2003-2007dapat dilihat pada Tabel 13. 33 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Tabel 13. Ketenagakerjaan Tahun 2003-2007 a. Angkatan Kerja Orang 2003 534.574 2004 536.805 Tahun 2005 581.178 b. Kesempatan Kerja Orang 1.472 3.100 1.936 2.117 1.020 c. Penganggur Terbuka/Pencari Kerja d. Penempatan TKI ke Luar Negeri e. PHK pada tahun yang bersangkutan f. Jumlah TK di-PHK Orang 64.887 57.566 71.465 56.422 45.288 Orang 41 976 1.086 840 128 Kasus 28 27 11 16 7 Orang 28 27 865 34 21 g. Rata-rata Kebutuhan Hidup Minimum h. Rata-rata Upah Minimum i. Pencari Kerja Terdaftar Rupiah 425.125 446.730 587.244 617.080 778.253 Rupiah 398.000 426.500 445.000 580.000 640.000 8.473 16.557 17.691 9.494 4.781 Uraian Satuan Orang 2006 591.884 2007 649.418 Sumber : Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jombang Persentase jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Jombang adalah pertanian sebesar 35,53%, industri sebesar 15,80%, perdagangan sebesar 25,44%, jasa sebesar 11,03% dan lainnya sebesar 12,20%. Sebagian besar pendidikan tenaga kerja, yaitu sebesar 36,75% berijazah setingkat SD, 22,76% berijazah setingkat SLTP, 15,14% tidak memiliki ijazah, 20,93% berijazah setingkat SLTA dan 4,41% berijazah perguruan tinggi (D-I sampai Sarjana). II.8 VISI DAN MISI KABUPATEN II.8.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Kabupaten Jombang harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilainilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders. 34 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Berpijak atas dasar kondisi obyektif serta perkembangan situasi dan tantangan di masa mendatang, maka visi Kabupaten Jombang adalah: “Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang yang sejahtera, agamis dan berdaya saing berbasis agribisnis” Penjelasan Visi Dalam rumusan visi Kabupaten Jombang terdapat kata kunci yang masingmasing dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Sejahtera, adalah suatu kondisi masyarakat di mana dengan kemampuan dan kompetensinya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kesejahteraan adalah juga cita-cita dan kebutuhan masyarakat di mana perwujudannya merupakan tanggungjawab seluruh stakeholders pembangunan. Berdasarkan konsep tersebut, maka yang menjadi titik kritis adalah pemberdayaan dan peningkatan kemampuan masyarakat sehingga mampu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya. 2) Agamis, adalah suatu kondisi di mana agama berfungsi sebagai landasan moral dan etika dalam setiap aktivitas masyarakat, sehingga dapat tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan harmonis. Di samping itu, agamis juga menunjukkan kesadaran masyarakat akan budaya luhur yang dimiliki Kabupaten Jombang sehingga nilai-nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif. 3) Berdaya saing, adalah suatu kondisi dimana Kabupaten Jombang mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif sebagai jembatan untuk dapat mencapai kesejahteraan yang dicita-citakan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdaya saing juga berarti kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan global, baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional. 35 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 4) Berbasis agribisnis, adalah terintegrasinya semua aspek pembangunan pertanian, mulai dari sektor industri hulu pertanian, pertanian primer, industri hilir pertanian, dan jasa-jasa penunjang yang berkaitan secara simultan dan harmonis. II.8.2 Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan pemerintahan penyempurnaan struktur yang baik, kelembagaan mengandung pemerintah daerah makna yang dititikberatkan pada proses penataan struktur organisasi agar dapat menjalankan fungsi – fungsi yang diamanatkan peraturan perundangundangan dalam rangka mewujudkan pemerintah daerah yang professional, efektif, berkompetensi tinggi serta tanggap terhadap tugas pokok dan fungsinya dalm pelayanan publik. 2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengandung arti mengupayakan partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah dan swasta agar pembangunan du Kabupaten Jombang mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang berkompetensi tinggi dan mempunyai keunggulan kompetitif, mempunyai integritas dan jatidiri masyarakat santri yang dipandu oleh nilai-nilai luhur budaya dan agama. 3. Membangun struktur perekonomian yang kokoh dengan basis keunggulan kompetitif dibidang agribisnis, mengandung arti mengembangkan daerah dengan memperkuat perekonomian daerah yang berbasis pada kekuatan sektor pertanian dan produk unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan produksi, distribusi, dan pelayanan; mengurangi menumbuhkan kesenjangan keberpihakan pada social ekonomi secara menyeluruh, kerakyatan; serta 36 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang memantapkan program penanggulangan kemiskinan. 4. Mewujudkan pembangunan pembangunan yang yang dilaksanakan berkelanjutan, tidak semata mengandung untuk arti mengejar pertumbuhan, namun bagaimana pertumbuhan yang ada sekaligus dapat dirasakan secara merata hasilnya oleh semua lapisan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan factor alam dan lingkungan sekitarnya (sustainable development). II.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA Pemerintah daerah Kabupaten Jombang secara garis besar terdiri dari 3 (tiga) komponen yang berkaitan: 1. MUSPIDA Merupakan pejabat-pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang, yang meliputi: 2. a. Bupati; b. Dandim; c. Kapolresta; d. Kepala Kajari; dan e. Ketua DPRD EKESEKUTIF Merupakan pejabat pemerintah daerah Kabupaten Jombang, yang unusrunsurnya terdiri dari Bupati dan jajaran di bawahnya. 3. LEGISLATIF Merupakan unsur pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jombang yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan Komisikomisi yang dibentuk. Data Satuan Kerja Perangkat Daerah 1. Bidang Pendidikan 37 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2. 3. 4. 5. - Dinas Pendidikan - Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Bidang Kesehatan - Dinas Kesehatan - RSUD Bidang Perumahan dan Fasilitas Umum - Kantor Pertanahan - Dinas PU Ciptakarya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan - BTN Jombang Bidang Perencanaan Pembangunan - BAPPEDA - Bagian Pembangunan Bidang Perhubungan - 6. Bidang Lingkungan Hidup - 7. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil - 9. Badan Lingkungan Hidup Bidang Pertanahan - 8. Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Bidang Tenaga Kerja - Dinas Tenaga Kerja 10. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 11. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat - Kantor Satuan Polisi Pamong Praja - Polresta Jombang 12. Bidang Pemerintahan Umum - Sekretariat DPRD - Bagian Organisasi 38 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang - Badan Pengawas Kabupaten - Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) - Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah - Badan Pelayanan Perizinan - Bagian Hubungan Masyarakat - Bagian Hukum - Dinas Sosial 13. Bidang Kepegawaian - Badan Kepegawaian Kabupaten Jombang 14. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa - BPMPD 15. Bidang Komunikasi dan Informatika - Bagian Humas Setdakab. Jombang 16. Bidang Pertanian - Dinas Pertanian 17. Bidang Perdagangan - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar - Bank Perkreditan Rakyat Perusahaan Daerah 1. Perusahaan Daerah Panglungan 2. Perusahaan Daerah Air Minum 3. Perusahaan Daerah Apotik Seger 4. Perusahaan Daerah Bank Jombang II.10 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG 2009-2029 Kabupaten Jombang dengan luas wilayah sebesar 1.159,50 Km2 memiliki jumlah penduduk sebesar 1.343.358 jiwa. Wilayah Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yaitu: Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo, Diwek, Ngoro, Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, 39 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, Kesamben, Kudu, Ngusikan, Ploso, Kabuh, Plandaan. II.10.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten II.10.1.1 Rencana Struktur Kegiatan Wilayah Kabupaten Jombang sampai dengan 20 tahun mendatang direncanakan tetap menjadi wilayah yang didominasi oleh kegiatan pertanian. Kegiatan industri, pariwisata dan perdagangan merupakan tiga kegiatan yang direncanakan mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang di luar sektor pertanian. Sektor perkebunan dan kehutanan merupakan kegiatan eksisting yang telah berkembang dan akan dipertahankan di wilayah Kabupaten Jombang dan terus dikelola untuk menjadi bagian dari pengembangan agribisnis di wilayah Jombang. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur menetapkan Kabupaten Jombang termasuk dalam Wilayah Pengembangan Gerbangkertasusila Plus. Fungsi Wilayah Pengembangan Gerbangkertasusila Plus meliputi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri; Didalam konstelasi penataan Wilayah Gerbangkertasusila Plus tersebut, Kabupaten Jombang merupakan wilayah untuk pengembangan kegiatan Pertanian, Perdagangam, Industri. Dalam konstelasi tersebut Kabupaten Jombang mengambil peran pengembangan pertanian melalui penataan kegiatan pertanian yang terintegrasi dalam pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Jombang. Perdagangan diarahkan ke perdagangan agribisnis, dan bertumpu pula pada perdagangan pasar tradisonla di kawasan pedesaan atau pasar kecamatan. Kegiatan industri diarahkan untuk industry pengolahan, industri manufaktur dan industri berbasis pertanian dan perkebunan. Sektor industri sangat penting bagi Kabupaten Jombang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 10 sampai dengan 20 tahun kedepan. 40 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Fokus pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Jombang meliputi pertanian tanaman pangan, khususnya padi, peternakan, pertanian komoditi perkebunan yaitu tanaman tebu. Pengembangan pertanian padi diarahkan untuk sweasembada beras di Jombang dan menjadikan Jombang sebagai sentra beras di Jawa Timur. Sedangkan sektor peternakan di Kabupaten Jombang diarakan untuk untuk peternakan sapi potong, sapi perah, dan ayam potong. Tanaman tebu di kabupaten jombang dikembangkan di lahan pertanian sawah irigasi setengah teknis dan tegalan Pengembangan funsgi perwilayahan pertanian, perdagangan dan industr di Kabupaten Jombang yang diarahkan oleh RTRW Propinsi Jawa Timur tersebut, dijabarkan secara kewilayah di Kabupaten Jombang sebagai berikut : 1. Pengembangan kegiatan pertanian diarahkan di 3 Satuan Kawasan Pengembangan Pertanian (SKPP) yang tersebar di 5 Wilayah Pengembangan. 2. Perdagangan diarahkan berkembanga di setiap kecamatan dan desa Pusat Pertumbuhan yaitu berbasis di pasar tradisional. Perdagangan skala regional di arahkan di Mojoagung, perdagangan agribisnis di arahkan berpusat di Agropolitan Center Mojowarno di SKPP I. 3. Kegiatan industri dikembangan di Perkotaan Plos untuk industri skala besar dengan menyediakan kawasan industry dan Industri Manufaktur diarahkan di kawasan industri Bandarkedungmulyo sedangkan agroindustri berpusat di Perkotaan Mojowarno. Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang dibagi menjadi 5 (lima) Wilayah Pengembangan (WP). Batas Wilayah Pengembangan (WP) didasarkan pada batas administrasi wilayah. Setiap WP terdiri dari beberapa kecamatan yang meliputi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Masing-masing WP direncanakan mempunyai pusat perwilayahan (pusat WP) dan fungsi perwilayahan dan kegiatan utama yang akan dikembangkan. Pusat WP adalah perkotaan dengan fungsi sebagai Pusat Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Fungsi WP mendefinisikan peran dan kedudukan 41 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang WP dan Pusat Kegiatannya terhadap wilayah pengembangan lainnya di Kabupaten Jombang. 5 (Lima) Wilayah Pengembangan Kabupaten Jombang meliputi : A. WP Jombang WP Jombang meliputi wilayah adminsitrasi Kecamatan Jombang, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Jogoroto dan Kecamatan Diwek. Pusat WP Jombang : Perkotaan Jombang Fungsi : WP Jombang merupakan wilayah pengembangan kawasan perkotaan yang berperan sebagai Ibu Kota Kabupaten Jombang. Fungsi WP Jombang sebagai pusat pelayanan skala kabupaten yang meliputi : pusat pelayanan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan skala Kabupaten Jombang. Kegiatan Utamayang dikembangkan : Kegiatan ekonomi yang dikembangkan adalah Sektor Perdagangan dan industri secara terbatas pada lokasi yang telah industri yang telah ada dengan skala kegiatan sampai dengan menengah serta luasan lokasi secara terbatas Kegiatan non ekonomi yang ditata sebagai konsekuensi dari peran dan fungsi SSWP sebagai pusat pelayanan skala kabupaten adalah kegiatan pendidikan, kesehatan dan pemerintahan skala kabupaten. B. WP Mojoagung WP Mojoagung meliputi wilayah adminsitrasi Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Sumobito, dan Kecamatan Kesamben. Pusat WP : Perkotaan Mojoagung Fungsi : Sebagai wilayah pengembangan kawasan perekonomian terpadu Kabupaten Jombang. 42 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Sebagai pusat koleksi dan distribusi (perdagangan) skala Kabupaten Jombang. Kegiatan Utama yang dikembangkan : Perdagangan Transportasi Industri (penempatan terbatas dan bersayarat) dan pergudangan C. WP Ploso WP Ploso meliputi wilayah adminstrasi Kecamatan Ploso, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kabuh, dan Kecamatan Plandaan. Pusat WP : Perkotaan Ploso Fungsi: Wilayah pengembangan kegiatan perkotaan dan bukan pertanian di bagian utara Kabupaten Jombang. Merupakan wilayah pengembangan kegiatan industri skala besar dan pusat distribusi hasil perkebunan dan kehutanan. Kegiatan Utama yang dikembangkan : Industri Perdagangan Perkebunan dan kehutanan Pariwisata Pertanian Pengembangan WP Ploso disertai dengan pengembangan : Permukiman industri Pelayanan kesehatan dengan pembangunan rumah sakit dengan tipe D. Peningkatan pelayanan air bersih dengan pipa PDAM yang mendukung kegiatan industri dan permukiman, Pembangunan waduk di bagian Utara Sungai Brantas yang berfungsi menyediakan pelayanan air bersih, Menyediakan buffer zone berupa ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai pemisah pencegahan polusi dari kegiatan industri besar dengan kegiatan permukiman disekitanya. 43 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang D. WP Bandar Kedungmulyo WP Bandar Kedungmulyo meliputi wilayah adminstrasi Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Perak, dan Kecamatan Gudo. Pusat WP : Perkotaan Bandar Kedungmulyo Fungsi WP Bandar Kedungmulyo : Wilayah pengembangan pusat permukiman perkotaan di bagian selatan Jombang sebagai kawasan industri manufaktur. Kegiatan Utama yang dikembangkan adalah : Industri Perdagangan Pertanian Pariwisata E. WP Mojowarno WP Mojowarno meliputi wilayah adminstrasi Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Bareng, dan Kecamatan Ngoro. Pusat WP : Perkotaan Mojowarno Peran Dan Fungsi Utama WP Mojowarno : WP Mojowarno adalah sebagai pusat pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Jombang. Sebagai wilayah pengembangan potensi Sumber Daya Alam dan wilayah pengembangan Pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang. Dalam rangka mendukung fungsi tersebut perlu dikembangan pusat penelitian dan pendidikan untuk pengembangan SDM yang diarahkan disektor Agrobisnis. Struktur Kegiatan Utama : perkebunan, perdagangan, pariwisata, kehutanan, agroindustri, pertanian Kegiatan industri menegah terutama agroindustri dikembangkan di Perkotaan Mojowarno dan melakukan pengolahan dari hasil pertanian dan perkebunan di Perkotaan Ngoro, Wonosalam, dan Bareng. Untuk meningkatkan perkembangan Perkotaan Wonosalam yang lokasinya jauh dari perkotaan lainnya di Kabupaten Jombang, maka 44 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang direncanakan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan antara Wonosalam dan Mojowarno hingga ke Perkotaan Jombang. Wilayah Mojowarno diprioritaskan pada kegiatan pada agroindustri, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata. Pengembangan agroindustri dengan pengelolaan hasil pertanian dan komoditi tanaman perkebunan seperti mete, kelapa, cengkeh, kapuk, kenanga, temulawak, lada, kencur, jahe, serai, kunyit, lengkuas, pandan, kakao, tebu, tembakau virginia, tembakau jawa, dan kopi. Industri anyaman dipertahankan. II.10.1.2 Rencana Distribusi Fasilitas Rencana distribusi fasilitas merupakan fasilitas yang akan dikembangkan berdasarkan skala pelayanan. Penempatan fasilitas pelayanan tersebut disesuaikan dengan sistem pusat kegiatan perkotaan : a. Rencana Distribusi Fasilitas Perdagangan Rencana pengembangan fasilitas perdagangan skala regional berupa : 1. Pusat kegiatan perdagangan bentuk pasar, ruko, plasa dan mall diarahkan di Perkotaan Jombang. 2. Fasilitas perdagangan berupa pasar kabupaten dikembangkan di Perkotaan Mojoagung, terpadu dengan fasilitas pergudangan, terminal penumpang,dan sub terminal agribis. 3. Pasar untuk pusat agribisnis khususnya hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan agroindustri di perkotaan Mojowarno dan Kabuh. 4. Pusat Pasar Hewan dikembangkan di Ngoro. 5. Perdagangan pasar lokal tingkat kecamatan di perkotaan kecamatan b. Rencana Distribusi Fasilitas Pendidikan 1. Pendidikan tinggi diarahkan di perkotaan pusat permukiman Perkotaan Jombang 2. Rencana fasilitas pendidikan hingga sekolah lanjutan tingkat atas perkotaan kecamatan. c. Rencana Distribusi Fasilitas Kesehatan 1. Rencana fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit umum kelas B dan C diarahkan untuk dikembangkan di perkotaan Jombang. 45 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2. Rencana fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit umum kelas D terdapat di Perkotaan Ploso dan Perkotaan Mojoagung. 3. Rencana fasilitas kesehatan yang terdiri dari puskesmas dan puskesmas pembantu terdapat pada Ibukota Kecamatan. II.10.1.3 Penetapan Kawasan Perkotaan Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Penetapan kawasan perkotaan di Kabupaten Jombang dimaksudkan untuk memberikan arahan terhadap wilaya-wilayah yang akan menampung perkembangan kebutuhan ruang untuk kegiatan perkotaan hingga 20 tahun jangka waktu perencanaan. Kriteria penetapan wilayah yang diarahkan untuk pengembangan kawasan perkotaan Kabupaten Jombang yaitu: 1. Berdasarkan perkembangan eksisiting, telah ada indikasi perkembangan kegiatan perkotaan sehingga perlu dilakukan penataan sebagai kawasan perkotaan 2. Berdasarkan hasil analisa perkembangan penduduk dan hiraki fasilitas, wilayah tersebut menunjukkan potensi sebagai pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi bagi wilayah di sekitarnya 3. Mempunyai akses yang baik khusunya jalan lokal primer ke pusat permukiman perkotaan yang telah berkembang 4. Berpotensi mendorong pertumbuhan dan perkembangan bagi wilayah disekitarnya 5. Ditargetkan untuk menampung perkembangan kebutuhan ruang dari pengembangan kegiatan perkotaan di wilayah yang dimaksud seperti kegiatan industri, pusat distribusi hasil pertanian dan pusat perdagangan baru. 46 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 6. Terdapat rencana penempatan infrastruktur seperti pintu Jalan Bebas Hambatan dan pengembangan Jalan Lingkar Kabupaten, penempatan terminal, stasiun kereta api komuter, yang akan mendorong adanya kecenderungan perkembangan wilayah ke karakter perkotaan. Luas wilayah pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Jombang disetiap WP sebagai berikut : 1. WP Jombang : luas kawasan perkotaan 10.525,4 Ha, atau 57,02 % dari luas total keseluruhan WP Jombang yang mencapai 18.460 Ha. 2. WP Ploso : luas kawasan perkotaan 9.179 Ha, atau 30,14 % dari luas keseluruhan WP Ploso 30.450 Ha. 3. WP Mojoagung : luas kawasan perkotaan 5.493,6 Ha, atau 31,73% dari luas keseluruhan WP Mojoagung 17.313 Ha. 4. WP Mojowarno : luas kawasan perkotaan 5.849,5 Ha, atau 17,39% dari luas keseluruhan WP Mojowarno 33.637 Ha. 5. WP Bandar Kedungmulyo : luas kawasan perkotaan 7.476,3 Ha, atau 24,55% dari luas keseluruhan WP Bandar Kedungmulyo 30.450 Ha. 2.9.1 Rencana Sistem Perdesaan Wilayah Kabupaten 2.9.1.1 Rencana Pusat PelayananPerdesaan Pusat-pusat pelayanan perdesaan dipilih dari wilayah desa yang mempunyai potensi cepat berkembang dan dapat meningkatkan perkembangan desa sekitarnya. Pusat-pusat pelayanan perdesaan secara hirarki merupakan Pusat Pelayan Lingkungan (PPL). Pusat Pelayanan Pedesaan saling terkait, berjenjang dan dapat menguatkan keterkaitan perkembangan kota dan desa yang serasi dan saling memperkuat. Pusat perdesaan membentuk pusat pelayanan di kawasan perdesaan. Pusat Pelayaan tersebut di kawasan persedaan merupakan Desa pusat pertumbuhan dan dimungkinkan mempunyai konsentrasi penduduk dan kegiatan budaya non pertanian yang lebih intensif dari sistem permukiman di desa sebagai kawasan produksi pertanian. Desa Pusat Pertumbuhan tersebut dikembangkan menjadi Kota Tani yang berperan penting dalam sistem 47 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang agropolitan di Kabupaten Jombang. Kriteria pengembangan Pusat Pelayanan Perdesaan tersebut adalah : 1. Desa-desa yang dikembangkan agar mempunyai jaringan dengan perkotaan yang baik. 2. Dikebangkan agar memiliki intensitas kegiatan ekonomi non-pertanian antara lain : a) Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang b) Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/bank, dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul transportasi, pemerintahan, yakni sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah. c) Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan pendidikan, kesehatan, kesenian, dan/atau budaya. Perkembangan kegiatan budidaya tersebut diatas memiliki skala kegiatan yang lebih kecil dan terbatas, dibandingkan kawasan perkotaan. Sistem pusat perdesaan di Kabupaten Jombang diuraikan sebagai berikut: a. Pusat pelayanan antar Desa (pusat Pelayanan Lingkungan) dialokasikan pada desa-desa yang meliputi Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Desa Watugaluh Kecamatan Diwek, Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan, Desa Tanjungwadung Kecamatan Kabuh, Desa Mojodanu Kecamatan Ngusikan, Desa Munungkerep Kecamatan Kudu, Desa Jombok Kecamatan Kesamben, Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno, Desa Pulorejo Kecamatan Ngoro, Desa Karangan Kecamatan Bareng, Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam, Desa Balongsari Kecamatan Megaluh dikembangkan pelayanannya dengan mengembangkan fasilitas-fasilitas penunjang sesuai skalanya, seperti pendidikan tingkat SLTP atau SMU, puskesmas pembantu, pasar dan lain-lain yang sifat pelayanannya lebih rendah dari skala SSWP atau Kecamatan. b. Pusat pelayanan setiap desa terletak pada masing-masing pusat permukiman di desa bersangkutan dan terhubung dengan pusat pelayanan 48 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang antar desa atau pusat SSWP, atau pusat permukiman perkotaan di setiap Kecamatan. 2.9.1.2 Rencana Sistem Agropolitan Kawasan agropolitan diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat agropolitan dan desa-desa desekitarnya membentuk Kawasan Agropolitan. Kawasan Agropolitan dicirikan dengan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis di pusat agropolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah sekitarnya. Agropolitan bertujuan memberikan pelayanan perkotaan di kawasan pedesaan, Sehingga petani atau Penduduk perdesaan mendapatkan pelayanan/keperluan produksi dan pemasaran serta kebutuhan hidup harian. Pengembangan sistem agropolitan Dijabarkan sebagai berikut : a. Satuan kawasan pengembangan pertanian berdasarkan jenis kegiatan, kebutuhan pelayanan, dan dukungan prasrana dan sarana dasar dalam dukungan ruang kegiatan dan SDM yang cukup. b. Pembentukan pusat-pusat pelayanan secara berhirarkis dan dihubungkan oleh jaringan pergerakan dan kegiatan yang sistematis antara pusat pelayanan perdesaan dan pusat perkotaan. Dalam mengembangkan satuan kawasan pertanian dengan kriteria : Memiliki potensi komoditas sejenis dan khusus Merupakan satu kesatuan sistem produksi Memiliki daya dukung atau potensi pengembangan infrastruktur pendukung dalam kesatuan sistem Pengembangan Kawasan agropolitan di Kabupatem Jombang diwujudkan melalui pembentukan Satuan Kawasan Pengembangan Pertanian (SKPP) : a. SKPP I meliputi Mojowarno, Wonosalam, Bareng, Ngoro. b. SKPP II meliputi Mojoagung, Sumobito, dan Kesamben. c. SKPP III meliputi Kecamatan Kudu, Ngusikan, Kabuh, dan Plandaan. 49 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Kegiatan yang dikembangkan pada sistem agropolitan ini meliputi : a. Produksi 1. Pertanian tanaman pangan 2. Perkebunan (buah, tanaman obat) 3. Peternakan b. Agro-industri, dapat berlokasi di pusat-pusat SSWP, memungkinkan adanya aglomerasi untuk efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan pelayanan sarana dan prasarana. c. Agro-bisnis, berlokasi di pusat SKPP di Kabupaten Jombang dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas dalam kaitan dengan forward linkage dan backward linkage. d. Agro-wisata, Kawasan perkotaan maupun pusat perdesaan dapat. Pengembangan Prasarana wilayah untuk mendukung sistem Agropolitan meliputi : 1. Jaringan irigasi khususnya pada pemgembangan kawasan pertanian lahan basah berupa peningkatan dari irigasi non-teknis atau ½ teknis kepada teknis. 2. Jaringan jalan sebagai sebuah network antar pusat-pusat desa menuju DPP, Pusat WP atau pusat perkotaan masing-masing Kecamatan. 3. Jaringan kelistrikan untuk menunjang kegiatan agro industri pada masing-masing pusat SKPP khususnya industri. 2.10 Rencana Pola Ruang 2.10.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, jenis kawasan lindung di wilayah Kabupaten Jombang meliputi : a. kawasan hutan lindung; b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan resapan air; 50 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang c. kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan sungai, kawasan sekitar waduk, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau; d. kawasan pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: taman hutan raya, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;dan e. kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, dan kawasan rawan banjir. Kriteria kawasan lindung berupa ukuran dan/atau persyaratan yang digunakan untuk penentuan kawasan-kawasan yang perlu ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung. Berikut akan dijabarkan kriteria-kriteria kawasan lindung berdasarkan jenisnya: A. Kawasan hutan lindung Hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Berdasarkan fungsinya maka kawasan hutan lindung merupakan kawasan hutan dengan fungsi lindung. Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. Pemanfaatan hutan lindung dilaksanakan melalui pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, dan izin pemungutan hasil hutan bukan kayu. Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka. Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Jombang seluas 874,40 Ha terdapat di KPH Jombang seluas 871,20 Ha dan KPH Kediri 3,20 Ha. Arahan pengelolaan hutan lindung dengan cara rehabilitasi hutan yang telah gundul dengan cara penanaman kembali dan pemantapan fungsi kawasan sebagai kawasan hutan lindung. Adapun pengelolaan hutan lindung diarahkan pada : 1. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu 51 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air; 2. Perluasan hutan lindung terutama pada area yang mengalami alih fungsi; 3. Pengembalian berbagai rona awal sehingga kehidupan satwa dan fauna dilindungi dapat lestari; 4. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan; 5. Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan hutan rakyat/agroforesti yang memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan hasil bukan kayu; serta 6. Meningkatkan kegiatan pariwisata alam/ekotourism (misalnya mendaki gunung, out bond, camping), sekaligus menanamkan gerakan cinta alam. B. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan resapan air Secara karakterisitk, kawasan resapan air terdiri dari air permukaan (DAS) dan cekungan air tanah. Kawasan resapan air adalah daerah yang memiliki kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuiver) yang berguna sebagai penyedia sumber air. Rencana pengembangan Kawasan resapan air di Kabupaten Jombang sebagai berikut: a. 30% dari DAS sungai Brantas 451,98 Ha yakni 135,6 Ha b. Cekungan air tanah di BKPH Gedangan Kecamatan Wonosalam seluas 745 Ha yang memiliki kelerengan 25-40 %. Rencana pengelolaan kawasan resapan air di Kabupaten Jombang meliputi : a. Melarang semua kegiatan budidaya di DAS Brantas yang dapat mengganggu dan merusak b. Menjaga bantaran sungai dari erosi dan longsor c. Membuat turap di tempat tertentu untuk menjaga bahaya longsor 52 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang d. Menanam vegetasi pelindung dan mampu menyerap dan menahan aliran air e. Untuk sungai yang melalui permukiman dapat dilakukan pembangunan jalan inspeksi di kiri-kanan sungai f. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan; g. Pengolahan tanah secara teknis (misalnya membuat embung, cekungan tanah, bendung) sehingga kawasan ini memberikan kemampuan peresapan air yang lebih tinggi. C. Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan sungai, kawasan sekitar waduk, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau 1) Sempadan Sungai Sungai di wilayah Kabupaten Jombang yang masuk dalam kategori sungai besar adalah Sungai Brantas. Kawasan perlindungan setempat sempadan sungai meliputi seluruh sungai yang menjadi bagian dari DAS Brantas di wilayah Kabupaten Jombang. Sungai – sungai di wilayah Kabupaten Jombang yang dikategorikan sebagai sungai kecil dan sungai besar ditetapkan sempadannya sebagai kawasan perlindungan setempat. Luas sempadan sungai di Kabupaten Jombang seluas 6.514,42 Ha. Arahan kegiatan daerah sepanjang aliran sungai. Pengembangan irigasi. Pengembangan drainase. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan sumber daya air (pengendalian banjir, pengendalian sedimen, pengembangan suplai air bersih perkotaan, pencegahan pencemaran, peningkatan kualitas air baku). Pengelolaan kawasan sempadan sungai antara lain dilakukan dengan : a. Perlindungan sekitar sungai atau sebagai sempadan sungai dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas air sungai; 53 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang b. Bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan dengan pelestarian atau pengelolaan sungai dilarang untuk didirikan; c. Sungai yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan perdesaan dan perkotaan dilakukan re-orientasi pembangunan dengan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan; d. Sungai yang memiliki arus deras dijadikan salah satu bagian dari wisata alam-petualangan seperti arung jeram, out bond, dan kepramukaan; e. Sungai yang arusnya lemah dan bukan sungai yang menyebabkan timbulnya banjir dapat digunakan untuk pariwisata; serta f. Sempadan sungai yang areanya masih luas dapat digunakan untuk pariwisata melalui penataan kawasan tepian sungai. 2) Kawasan sekitar waduk/embung Sempadan kawasan sepanjang tepian waduk/embung yang lebarnya proporsional dengan bentuk fisik waduk/embung yaitu selebar 50 meter, diukur dari titik pasang tertinggi kearah darat. Kawasan perlindungan setempat yang berupa waduk/embung di Kabupaten Jombang yaitu seluas 32,26 Ha yang tersebar di 15 waduk/embung yang sudah ada ditambah dengan rencana pengembangan 2 buah waduk meliputi waduk Beng di Desa Klitih Kecamatan Plandaan dan waduk Jarak di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan penampungan air hujan. 3) Kawasan Sekitar Mata Air Kawasan perlindungan setempat sekitar mata air ditetapkan dengan radius 200 meter. Adapun kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Jombang yang berupa kawasan sekitar mata air yaitu seluas 34,60 Ha yang terdapat di 11 (sebelas) mata air dan tersebar di Kecamatan Plandaan, Kabuh, dan Wonosalam. Lokasi mata air di Kabupaten Jombang lihat pada Tabel 14. 54 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Tabel 14. Kawasan Mata Air di Kabupaten Jombang No. BKPH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Ploso Barat Ploso Timur Gedangan Gedangan Gedangan Gedangan Gedangan Gedangan Jabung Jabung Jabung LOKASI DESA Jipurapah Tanjung Wadung Japanan Japanan Japanan Wonosalam Kedung Lumpang Kedung Lumpang Carang Wulung Carang Wulung Panglungan Jumlah LUAS (Ha) KECAMATAN Plandaan Kabuh Mojowarno Mojowarno Mojowarno Wonosalam Mojoagung Mojoagung Wonosalam Wonosalam Wonosalam 8,50 3,30 0,30 6,90 1,70 1,00 1,30 1,40 0,10 2,10 8,00 34,60 Sumber : Dinas pengairan Kab. Jombang; profil Kabupaten Jombang th 2008; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 63/prt/1993 tentang garis sempadan dan sungai, daerah manfaat sungai, daerah penguasaan sungai dan bekas sungai; dan hasil rencana 4) Ruang terbuka hijau kawasan perkotaan Kawasan perlindungan setempat terbuka hijau kota di Kabupaten Jombang berupa hutan kota, yang ditetapkan dengan luasan sebesar 1.271,97 Ha. Hutan kota tersebut tersebar di Perkotaan Jombang, Ploso, Mojowarno, Mojoagung dan Bandar Kedungmulyo. Adapun dari segi pemanfaatannya ruang terbuka hijau di Kabupaten Jombang berfungsi sebagai penyejuk dan elemen estetika lingkungan serta sebagian dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan olahraga baik pada skala lingkungan maupun kota, disamping itu ada juga yang bersifat privat seperti jalur hijau dan fasilitas taman yang ada di perumahan atau yang ada di sekitar kawasan hotel dan tempat rekreasi. D. Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: taman hutan raya, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan Kawasan pelestarian alam yang terdapat di Kabupaten Jombang meliputi taman hutan raya (Tahura). Dimana kawasan pelestarian alam juga termasuk dalam kawasan lindung sehingga harus tetap dilestarikan dan dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata alam. 1) Taman hutan raya 55 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Tahura R. Soeryo Masuk dalam kawasan pelestarian alam berfungsi sebagai hutan konservasi. Adapun Taman Hutan Raya (Tahura) yang berada di wilayah Kabupaten Jombang adalah merupakan bagian dari Tahura R. Soeryo. Tahura R. Soeryo ini meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wonosalam bagian tenggara. Taman Hutan Raya di Kabupaten Jombang ini memiliki luas 2.864,70 Ha atau sebesar 10.27% dari luas Taman Hutan Raya di Jawa Timur yang memiliki luas 27.868,30 Ha. 2) Kawasan Cagar Budaya Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dapat dikategorikan menjadi empat bagian yaitu Lingkungan Non Bangunan, Lingkungan Bangunan Non Gedung, Lingkungan Bangunan Gedung dan halamannya, serta Kebun Raya. Untuk Kabupaten Jombang, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuannya termasuk dalam lingkungan bangunan non gedung dan lingkungan bangunan gedung dan halamannya. Adapun yang dimaksud dengan lingkungan bangunan non gedung adalah suatu tempat yang dapat diperuntukkan sebagai cagar budaya bersejarah dengan bentuk bangunan non gedung, sedangkan lingkungan bangunan gedung dan halamannya merupakan cagar budaya yang bersifat pelestarian terhadap bangunan kuno peninggalan bersejarah yang harus dilestarikan sebagai ciri cagar budaya setempat. Di Kabupaten Jombang yang ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan lingkungan bangunan non gedung, antara lain : 56 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 1. Makam KH. Hasyim Asy’ari Merupakan salah satu pendiri Nahdatul Ulama (NU) dan pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng, serta pernah menjabat sebagai ketua MIAI dan Masyumi. 2. Makam KH. Wachid Hasyim Putra dari KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan salah satu anggota BPUPKI termuda, serta pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI yang pertama. 3. Makam Sayyid Sulaiman Merupakan salah satu penyebar agama Islam di Kabupaten Jombang pada era pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit. 4. Sendang Made Kawasan ini merupakan peninggalan sejarah petilasan Raja Airlangga yang berada di Kecamatan Kudu. 5. Candi Arimbi Merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang berada di Desa Ngrimbi Kecamatan Bareng yang merupakan gerbang atau gapura sebelah selatan Kerajaan Majapahit. 6. Goa Sigolo-golo Terletak di Dusun Kranten, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, dimana keberadaan Goa ini dapat diarahkan menjadi satu kesatuan dengan wisata perkebunan Panglungan. 7. Situs Peninggalan Kerajaan Mojopahit Kawasan Situs Ibukota Mojopahit yang lebih dikenal dengan Situs Trowulan merupakan satu-satunya situs perkotaan masa klasik di Indonesia. Situs yang luasnya 10 Km x 11 Km, cakupannya meliputi wilayah Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang. Situs Mojoaphit yang terdapat di Kabupaten Jombang meliputi Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Sumobito. Di Situs Trowulan dapat dijumpai ratusan ribu artefak 57 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang dan ekofak serta fitur yang berada di bawah maupun di permukaan tanah. Luas Ibukota Kerajaan Mojopahit seluas 10 x 11 Km, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk ditetapkan Tata Ruangnya, selanjutnya ditetapkan sebagai “Kawasan Cagar Budaya Nasional”. Melalui pengembangan Kawasan Mojopahit di Trowulan dengan potensi kulturalnya, dan nilai historis yang eksotis diharapkan mampu membangun brand image pariwisata budaya di Jawa Timur. Program penetapan situs Ibukota Kerajaan Mojopahit sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional. Dijabarkan menjadi beberapa kegiatan meliputi : Penetapan Situs Ibukota Kerajaan Mojopahit sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional. Penetapan tata ruang Ibukota Kerajaan Mojopahit. Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM ) pengembangan pusat wisata budaya. Pemugaran bangunan-bangunan artefak utama. Pembangunan Pintu Gerbang Kawasan Wisata Budaya Untuk cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang berupa lingkungan bangunan gedung dan halamannya di Kabupaten Jombang, antara lain berupa : 1. Kelenteng Hok San Kiong Dikenal sebagai tempat ibadah Tridarma (Agama Taoisme, Budha, dan Konghucu) dan sebagai tempat berobat yang berada di Kecamatan Gudo. Setiap menjelang Tahun Baru Imlek, kelenteng ini mengadakan acara hajatan yang cukup meriah, seperti Wayang Potehi maupun Pagelaran Barongsay. 2. Gereja Mojowarno Merupakan gereja tertua serta dulunya pernah menjadi pusat salah satu aliran Kristen Protestan pada jaman Belanda. Setiap setahun 58 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang sekali, gereja ini mengadakan upacara kebetan dan unduh-unduh, yang sarat akan kultur lokal E. Kawasan Rawan Bencana Alam, Meliputi: Kawasan Potensi Gempa Tektonik, Kawasan Rawan Tanah Longsor, Kawasan Rawan Banjir, Dan Penyebaran Bahaya Angin Puting Beliung. 1) Kawasan Rawan Bencana Geologi Potensi bencana geologi di kabupaten Jombang berupa potensi dan ancaman gempa tektonik. Berikut beberapa wilayah yang berpotensi timbul gempa tektonik di Kabupaten Jombang adanya Patahan Ploso yang walaupun sudah lama tidak aktif, namun perlu diwaspadai bentuk dari sungai Brantas yang berkelok terdapat kemungkinan merupakan jalur patahan Berdasarkan kondisi tersebut bahaya dari aspek geologi tanah di Kabupaten Jombang antara lain berada di wilayah : a) Kecamatan Plandaan b) Kecamatan Kabuh c) Kecamatan Ngusikan d) Sebagian Kecamatan Megaluh dan Bandar Kedungmulyo 2) Kawasan Rawan Bencana Erosi/Longsor Kecamatan yang rawan terkena longsor adalah Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Ngusikan, dan Kecamatan Plandaan. Secara topografis, Kecamatan Wonosalam terletak pada posisi topografi paling tinggi (lereng tengah-atas), sementara itu Kecamatan Bareng, Mojoagung dan Mojowarno terletak pada lereng kaki, dan Kecamatan Sumobito terletak pada dataran kaki dari Bukit Anjasmoro. Tabel tingkat bahaya erosi di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Tabel 15. 59 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Tabel 15. Tingkat Bahaya Erosi di Kabupaten Jombang No. 1 2 3 4 5 6 7 Kecamatan Bareng Kabuh Kudu Mojoagung Mojowarno Plandaan Wonosalam Jumlah Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Berat (Ha) Sangat Berat (Ha) 617,41 304,35 3.386,64 696,70 8,36 302,27 19,99 149,82 17,82 7.506,36 1.626,62 1.748,60 2.058,30 13.721,44 4.723,78 Total Luas (Ha) 921,76 4.085,34 8,36 322,26 167,63 9.132,97 3.806,90 18.445,22 Sumber : Analisa Fisik Dasar; Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah Kabupaten Jombang, 2002 diolah 3) Kawasan Rawan Banjir Banjir paling parah berpotensi terjadi di Kabupaten Jombang terdapat di wilayah Mojoagung karena wilayah tersebut menjadi pertemuan tiga sungai, yaitu sungai Gunting, Catakgayam dan sungai Jiken. Tiga kecamatan lain adalah Kecamatan Plandaan, Kudu, serta Kabuh yang terletak di utara sungai Brantas. Berikut wilayah yang secara historis merupakan wilayah banjir atau genangan yang ada di Kabupaten Jombang : Kecamatan Plandaan, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ploso, Kecamatan Kesamben, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Peterongan, Kecamatan Jombang, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kecamatan Sumobito, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Gudo, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan Diwek. Luas kawasan rawan banjir 1.585,72 Ha. 4) Penyebaran Bahaya Angin Puting Beliung Berikut wilayah yang secara historis merupakan wilayah yang pernah terkena bahaya angin puting beliung yang ada di Kabupaten Jombang adalah : 1. Kecamamatan Bandarkedungmulyo Ds. Mojokambang (Dsn. Mjtengah, Kemendung, Krembung, Wonorejo). 60 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2. Kec. Perak Desa Plosogenuk (DsSukorejo), Ds Kalangsemanding dan Ds Glagahan. 3. Kecamatan Ngoro Ds. Genukwatu (Dsn. Genukwatu, Godong), Ds. Sugihwaras ( Dsn. Cermenan ),Ds. Gajah (Dsn. Gandan),Ds. Ngoro (Dsn. Pandean, Ngoro kidul), Ds. Kauman (Dsn. Kauman ,Dsn. Genggeng), Ds. Sugihwaras (Dsn. Cermenan ), Ds. Gajah (Dsn. Gandan), Ds. Rejoagung (Dsn. Genggeng), Ds. Gabusbanaran, Ds. Sentul ,Ds. Pesantren. Luas dan klasifikasi kawasan lindung di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rencana Luas Kawasan Lindung Di Kabupaten Jombang. No. 1. 2. Kawasan Lindung Berdasarkan Fungsi Luas (Ha) Keterangan 874,40 745,00 KPH Jombang dan KPH Kediri Kecamatan Wonosalam 6.514,94 Sungai Brantas, Sungai Konto, Sungai Pakel, Sungai Jarak, Sungai Gunting, Sungai Marmoyo, Sungai Beng, Sungai Rontok Ringkanal Tersebar di Kudu, Kabuh, Plandaan dan Bareng Tersebar di Plandaan, Kabuh, Mojowarno, Mojoagung dan Wonosalam Tersebar di wilayah Kabupaten Jombang Berada di Kecamatan Wonosalam tersebar di Kecamatan Bareng, Kabuh, Kudu, Mojoagung, Mojowarno, Plandaan, dan Wonosalam Kecamatan Plandaan, Ngusikan, Kudu, Ploso, Kecamatan Kesamben, Tembelang, Megaluh, Peterongan, Jombang, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Sumobito, Mojoagung, Gudo, Jogoroto, Mojowarno, dan Diwek 3. Kawasan Hutan Lindung Kawasan Resapan Air BKPH Gedangan Kecamatan Wonosalam Sempadan Sungai 4. Kawasan Sekitar Waduk 32,26 5. Kawasan Sekitar Mata air 34,60 6. Hutan Kota 1.271,97 7. 8. Taman Hutan Rakyat Kawasan Rawan Tanah Longsor 2.864,70 9. kawasan rawan banjir Total luas kawasan lindung 12.337,36 61 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2.10.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya 2.10.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang dibudidayakan dengan tujuan untuk diambil hasil hutannya baik hasil hutan yang berupa kayu maupun non kayu. Kawasan hutan produksi di wilayah Kabupaten Jombang meliputi hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap. Luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Jombang 18.840 Ha meliputi KPH Jombang 15.313 Ha, KPH Mojokerto 3.503,70 Ha, dan KPH Kediri 23,30 Ha. 2.10.2.2 Kawasan Hutan Rakyat Hutan rakyat merupakan hutan yang merupakan milik rakyat dengan tegakan berupa tanaman tahunan. Kawasan ini merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan, mendukung pengembangan industri dan ekspor. Hutan rakyat yang ada merupakan lahan milik rakyat dengan komoditas tegakannya berupa tanaman hutan. Luas kawasan hutan rakyat di Kabupaten Jombang 14.158,82 Ha. 2.10.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan pertanian beririgasi teknis di kawasan perkotaan sebagian masih perlu dipertahankan secara proporsional sesuai dengan arahan pengelolaan kawasan perkotaan dengan maksud sebagian lahan pertanian beririgasi teknis tersebut sekaligus berfungsi sebagai bagian dari RTH kawasan perkotaan. Sebagian lahan pertanian beririgasi teknis di kawasan perkotaan yang perlu dipertahankan antara lain lahan pertanian beririgasi teknis di Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Bareng, Kecamatan Ngoro, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Sumobito, Kecamatan Kesamben, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kabuh, Kecamatan Plandaan, dan Kecamatan Bandarkedungmulyo. Luas lahan pertanian irigasi teknis di kawasan perkotaan yang perlu dipertahankan secara proporsional, lebih lanjut ditetapkan dalam rencana rinci kawasan perkotaan. 62 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Jombang dibagian utara Kali Brantas dan di Kecamatan Bareng dan sekitarnya memiliki potensi khususnya komoditas perkebunan. Kebutuhan pertanian lahan kering khususnya dengan komoditas non pangan dipengaruhi oleh kegiatan pengolahan dan kebutuhan barang-barang sekunder. Komoditas tanaman hutan (kayu) dan komoditas perkebunan berupa tembakau, tebu, dan pandan di Kecamatan Ngusikan, Kudu, Plandaan, serta tanaman obat dan bumbu di Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojowarno, dan Mojoagung. Total kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pertanian lahan kering adalah sebesar 4.927,88 Ha yang berupa lahan tegalan dan lahan lain yang tidak digunakan untuk kegiatan permukiman, pertanian maupun perkebunan 2.10.2.4 Kawasan Peruntukan Perkebunan Pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Jombang yaitu di Kecamatan Kabuh seluas 2.444,82 Ha, di Kecamatan Ngusikan, Kudu, dan Ploso seluas 2.281,74 Ha, dan di Kecamatan Wonosalam seluas 705,06 Ha. Kawasan perkebunan ini marupakan kawasan perkebunan tanaman tahunan dengan pengembangan komoditi kopi, kelapa, dan kacang mete. (Dapat dilihat pada Tabel 17) Tabel 17. Rencana Luas Kawasan Tanaman Tahunan Di Kabupaten Jombang. No. 1. 2. 3. Lokasi Perkebunan Kecamatan Kabuh Kecamatan Ploso, Kudu, Ngusikan Kecamatan Wonosalam Jumlah S Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jombang th 2008. Luas (Ha) 2.444,82 2.281,74 705,06 5.431,62 2.10.2.5 Kawasan Peruntukan Peternakan dan Perikanan Bagi pemenuhan kebutuhan internal Kabupaten Jombang dan kegiatan ekspor, maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat dipertahankan. Kebutuhan pengembangan ke depan yang dapat diatur pemanfaatan lahan atau kawasannya diatur sebagai berikut : 63 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang a. Pengembangan ternak besar jenis sapi potong di Kecamatan Kudu, Kecamatan Kabuh, Bareng dan Kecamatan Plandaan, sedangkan jenis sapi perah di Kecamatan Wonosalam, Ngoro, Diwek, dan Mojoagung. b. Ternak Kecil (Kambing dan Domba), diarahkan di sisi utara Kabupaten Jombang meliputi Kecamatan Kesamben, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Kudu, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Ngusikan. c. Unggas (Ayam Petelur, Ayam Potong, Itik) diarahkan tidak terlalu berdekatan dengan permukiman yakni di Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kabuh. Kegiatan peternakan unggas diarahkan tidak berdekatan dengan permukiman. Dalam rangka pengembangan agropolitan dan dengan potensi ketersediaan air, maka pengembangannya ke depan dapat dialokasikan pada kawasan sekitar sungai-sungai besar. Sementara ini perkembangan perikanan khususnya kolam paling besar berada di Kecamatan Diwek dan Kecamatan Ngoro. Pada pengembangan selanjutnya alokasi pengembangan kawasan perikanan tetap mempertahankan pola yang sudah ada, dan untuk mengakomodasi perkembangan selanjutnya, pementukan kawasan perikanan dialokasikan di Kecamatan Perak, dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo. 2.10.2.6 Kawasan Peruntukan Pertambangan Potensi tambang yang ada di Kabupaten Jombang adalah meliputi pertambangan mineral dan pertambangan minyak dan gas bumi. Pertambangan mineral terdiri dari pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan. Pertambangan batuan berupa pasir di sepanjang Sungai Brantas, yaitu di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Megaluh, Perak, Plandaan, Ploso, Ngusikan dan Kudu. Di dalam kegiatan penambangan perlu pengawasan dari pemerintah daerah, agar dalam kegiatannya tidak merusak lingkungan, utamanya pengalian batu kali/batu belah dan pasir agar tidak menyebabkan erosi, tidak merubah batas sungai, pengikisan sungai dan tidak mengganggu kegiatan yang lainnya. 64 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2.10.2.7 Kawasan Peruntukan Industri Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Jombang meliputi : kawasankawasan peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang, dan peruntukan industri rumah tangga. Industrial besar meliputi kawasan industri estate yang terdapat di Kecamatan Ploso di rencanakan dengan luas lahan 899,87 Ha. Kawasan peruntukan industri di Kecamatan Ploso ditetapkan dan disebut sebagai Kawasan Indusri (KI) Ploso. Kawasan industri tersebut direncanakan untuk menampung kegiatan industri pengolahan yang berpotensi menghasilkan limbah industri yang memerlukan pengolah limbah (treatment) secara trertentu Kawasan industri sedang meliputi : Zona agroindustri terdapat di Kecamatan Mojowarno dengan luas lahan sebesar 54,76 Ha Kawasan Industri (KI) Bandarkedungmulyo di Kecamatan Bandar Kedungmulyo dengan luas lahan sebesar 181,66 Ha. Kawasan Industri bandarkedungmulyo diprioritaskan untuk menampung kegiatan industri manufaktur. zona industri di koridor Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Luasan yang dipertahankan untuk zona industri di kawasan ini adalah maksimal seluas 15 ha. Lokasi industri ini direncanakan untuk dipindahkan seiring dengan telah disiapkannya Kawasan Industri di Kabupaten Jombang. Zona industri di Kecamatan Diwek dipertahankan seluas masimal 15 ha. Kegiata industri di wilayah ini apabila telah tersedia Kawasan Industri diarahkan untuk dipindahkan. Industri eksisting seperti industri pengolahan tebu, industri pengolahan kayu maupun industri lainnya diperkenankan untuk terus beroperasi sampai dengan telah tersedia Kawasan Industri. Namun demikian kegiatan tidak diarahkan untuk berkembang lebih besar dengan indikasi memanfaatkan ruang lebih dari 15 ha baik secara vertikal maupun horisontal. 65 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang Industri ruman tangga, yakni : industri tempe di Diwek, industri tahu di Jogoroto, industri tape di Diwek, industri krupuk di Diwek dan Ngoro, industri jamu instant di Gudo dan Sumobito, industri daur ulang alumunium di Sumobito, industri tas plastik, tas dan dompet di Mojowarno dan anyaman di Ngoro dan industri manik-manik di Gudo. Sentra industri kecil ini pada umumnya merupakan permukiman industri dengan tenaga kerja dari penduduk lokal dan dikerjakan tiap rumah. Masih dapat dipertahankan namun tidak diarahkan untuk dikembangkan dengan luas ruang yang lebih luas dari sekarang 2.10.2.8 Kawasan Peruntukan Pariwisata Dalam konteks kawasan, kegiatan wisata yang mungkin dikembangkan sesuai potensi pemanfaatan ruang di Kabupaten Jombang adalah jenis wisata alam dan budaya. Adapun jenis alam yang dikembangkan meliputi agrowisata yang dikembangkan yaitu berupa wisata buah yang terletak di Kecamatan Wonosalam. Selain itu wisata alam juga terdapat di wilayah Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Mojowarno. Sedangkan wisata budaya terdapat di Kecamatan Bareng, Kecamatan Kudu, dan Kecamatan Ngusikan. Wisata religi terdapat di Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Diwek, Kecamatan Jombang, Kecamatan Sumobito, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan Gudo. Wisata minat khusus (pondok pesantren) di Kecamatan Diwek, Kecamatan Jombang, dan Kecamatan Peterongan. Wisata kesenian dan budaya di Kecamatan Kesamben, Kecamatan Kabuh, dan Situs Mojopahit park di Kecamatan Sumobito, Mojoagung, Mojowarno; serta wisata buatan di Kecamatan Peterongan. Wisata buatan meliputi wisata belanja di Kecamatan Jombang, Kecamatan Perak, dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo dan wisata kerajinan di Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Gudo, Kecamatan Jombang, dan Kecamatan Megaluh. 66 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2.10.2.9 Kawasan Peruntukan Permukiman a) Kawasan Permukiman Perkotaan Secara keseluruhan luas lahan terbangun untuk permukiman di Kabupaten Jombang direncanakan seluas 27.445,10 Ha. Wilayah perkotaan merupakan kawasan yang digunakan sebagai pusat pergerakan berbagai kegiatan dengan aglomerasi penduduk dan intensitas penggunaan lahan untuk permukiman yang tinggi, serta ditunjang oleh tersedianya berbagai sarana prasarana penunjang transportasi dan infrastruktur yang memadai. Wilayah perkotaan di Kabupaten Jombang memiliki pusat pelayanan terkonsentrasi di sekitar Perkotaan Jombang, Perkotaan Ploso, Perkotaan Mojoagung, Perkotaan Mojowarno, dan Perkotaan Bandar Kedungmulyo. b) Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan perdesaan pertanian merupakan kawasan produksi pertanian. Kawasan permukiman pada kawasan perdesaan pertanian merupakan permukiman yang menyebar di sekitar daerah pertanian (farm village type). Permukiman kawasan perdesaan direncanakan mandiri. Kawasan perdesaan pertanian direncanakan meliputi desa-desa Kecamatan Ngoro, Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Diwek. Kawasan perdesaan industri dimungkinkan akan berkembang dengan kegiatan industri berbasis pertanian. Pengembangan kawasan perdesaan industri direncanakan meliputi kawasan perdesaan Kecamatan Mojowarno, Wonosalam, dan Megaluh. 2.10.2.10 Kawasan Peruntukan Perdagangan Kegiatan perdagangan yang terdapat di Kabupaten Jombang seluas 73,60 Ha meliputi Perkotaan Jombang, Perkotaan Perak, Perkotaan Bandar Kedungmulyo, Perkotaan Mojowarno, Perkotaan Ngoro, Perkotaan Mojoagung dan Perkotaan Peterongan. Pengembangan kegiatan agribis di Kecamatan Mojoagung, dan pengembangan kegiatan perdagangan modern terdapat di Kecamatan Jombang. 67 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 2.10.2.11 Kawasan Peruntukan Sektor Informal Penentuan lokasi pengembangan sektor informal meliputi : 1. Kegiatan perdagangan berupa pedagang kaki lima makan dan pusat oleole yaitu dikembangkan di kawasan-kawasan wisata, alun–alun kabupaten Jombang, Perak, Wonosalam, sekitar intercange tol (Bandar Kedungmulyo dan Tembelang), kawasan agropolitan Mojowarno, kawasan ekonomi terpadu Mojoagung, kawasan cepat tumbuh di Ploso. 2. Perbengkelan pada jalan kolektor dan jalan lokal baik yang menghubungkan ke Ploso dan ke arah Ngoro. Jasa produk kerajinan dikembangkan di lokasi wisata, khususnya di wisata belanja Sepanjang jalan Desa Mojosongo Kecamatan Jombang dan Sepanjang jalan Kecamatan Perak dan Bandar Kedungmulyo. Serta pusat kerajinan di Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Gudo, Kecamatan Jombang dan Kecamatan Megaluh. 68 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang 69