Pengembangan Sistem Kelistrikan Pembangkit Skala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 PENGARAH Dr. Ir. Marzan Aziz Iskandar, M.Sc. Kepala BPPT Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc. Deputi Kepala Bidang TIEM PENANGGUNG JAWAB Dr. M.A.M. Oktaufik, M.Sc. Direktur PTKKE TIM PENYUSUN Prof. Ir. Amiral Aziz, M.Sc. Dr. Ferdi Armansyah Prof. Dr. Ir. Hamzah Hilal, M.Sc. Ir. Ifanda, M.Sc. Ir. Agus Sugiono, M.Sc. Dra. Endang Sri Hariatie Ir. Suryo Busono, M.Sc. Panca Kurniawan, M.Kom. Abdul Wachid Syamroni, M.T. Kornelis Kopong Ola, S.T. Desain Cover : AWeS INFORMASI Bidang Rekayasa Sistem Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gedung BPPT II, lantai 20 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Tlp. (021) 316 9754 Fax. (021) 316 9765 DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................... i DAFTAR GAMBAR............................................................................ ii DAFTAR TABEL ............................................................................. iii Pengantar .................................................................................... v Bab-1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1 Bab-2 HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 7 2.1.Pemetaan System Kelistrikan Wilayah .......................................... 7 Bab-3 TEKNOLOGI PEMBANGKIT SKALA KECIL TERSEBAR DAN KESIAPAN MANUFAKTUR LOKAL ...................................................................... 13 3.1.Teknologi Pembangkit Skala Kecil Tersebar. ................................. 13 3.2.Kesiapan Manufaktur Lokal untuk Memenuhi TKDN Pembangkit Skala Kecil ...................................................................................... 14 Bab-4 PERHITUNGAN TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI (TKDN) ............. 21 4.1.Rumus Perhitungan TKDN ........................................................ 21 4.2.Lingkup Perhitungan TKDN ....................................................... 21 4.5.Contoh Perhitungan TKDN........................................................ 22 4.6.Monitoring Pemantauan Capaian Nilai TKDN oleh PT. Surveyor ........... 23 Indonesia. ................................................................................ 23 Bab-5 Industri Pendukung Ketenagalistrikan Dalam Negeri ........................ 29 5.1.Industri Boiler, Condenser dan Pressure Vessel .............................. 29 5.2.Industri Turbin dan Generator (sampai dengan kapasitas 15 MW) ........ 29 5.3.Industri Pompa Teknologi Tinggi (sampai dengan kapasitas 600 MW) .... 30 Bab-6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................ 31 6.1.KESIMPULAN ........................................................................ 31 6.2.REKOMENDASI ...................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 32 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 i DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Peta Lokasi PLTU Skala Kecil ............................................ 4 Gambar 2.1. Peta jaringan di Propinsi Aceh Nanggroe Darussalam .............. 8 Gambar 2.2. Rencana Pengembangan Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat .... 8 Gambar 4.1. Obyek Survey Dan Verifikasi TKDN 2009-2010 ....................... 23 Gambar 4.2. Obyek Survey dan Verifikasi TKDN Tahun 2012. ..................... 24 ii Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Proyek Pembangkit PLTU Skala Kecil di Indonesia Barat dan Indonesia Timur ............................................................................ 2 Tabel 1.2. Proyek Pembangkit PLTGB Tersebar di Indonesia Barat dan Indonesia Timur ............................................................................ 3 Tabel 1.3. Penjualan Tenaga Listrik PLN (Twh) ...................................... 5 Tabel 2.1. Komposisi Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat ........................ 10 Tabel 2.2. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit per 2010 ........ 11 Tabel 2.3. Pengembangan GI 150 kV dan 275 kV Baru .............................. 12 Tabel 3.1. Contoh Komponen Utama dan bobot di PLTU Skala Kecil ........... 18 Tabel 3.2. Kesiapan PT DEN sebagai Produsen Boiler Dalam Negeri ............. 19 Tabel 3.3. Pengadaan Komponen Boiler Lokal oleh PT. DEN ...................... 20 Tabel 4.1..Hasil Srvey Dan Verifikasi TKDN Tahun 2009 – 2010 Untuk Pembangkit Tenaga Listrik .............................................................. 24 Tabel 5.1. Nilai TKDN Barang, Jasa Dan Gabungan Barang/Jasa Pada Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan Permenperin Nomor 54 /M-IND/PER/3/2012 ...................................................................... 25 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 iii PENGANTAR Kebutuhan energi listrik bagi umat manusia cenderung bertambah seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Hal ini berarti bahwa jumlah pembangkit listrik yang ada saat ini akan menjadi kurang pada masa yang akan datang, jika tidak diimbangi dengan pembangunan pembangkit listrik yang baru. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2011 – 2020, kapasitas terpasang pembangkit milik PLN dan IPP yang tersebar di sistemsistem Indonesia Barat dan Indonesia Timur pada saat ini adalah 7.702 MW.. Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk IPP dengan kapasitas 792 MW. Walaupun kapasitas terpasang pembangkit adalah 7.702 MW, kemampuan netto dari pembangkit tersebut lebih rendah dari angka tersebut karena banyak PLTD (1600 MW) yang telah berusia lebih dari 10 tahun dan mengalami derating. Beban puncak sistem kelistrikan Indonesia Barat dan Indonesia Timur mencapai 6.800 MW pada tahun 2010. Jika beban puncak dibandingkan dengan daya mampu pembangkit pada saat ini dan apabila menerapkan criteria cadangan 35%, maka diperkirakan terjadi kekurangan sekitar 1.000 MW. Hal ini berarti, jika tidak dilakukan perimbangan pembangunan pembangkit listrik, maka akan terjadi krisis kelistrikan yang dapat terus terakumulasi di Indonesia. Tidak ada cara lain untuk mencegah terjadinya krisis listrik di negara ini selain dengan membangun pembangkit listrik. . Salah satu jenis pembangkit yang sangat potensial dan strategis untuk dibangun di Indonesia adalah PLTU Batubara. Diperkirakan Indonesia memiliki cadangan batubara sebesar 50 milyar ton (thn 2002), dan yang telah terbukti dari cadangan tersebut adalah sebesar 5 milyar ton, dengan laju produksi per tahun sekitar 100 juta ton (tahun 2002). Ini berarti dari yang sudah terbukti, batubara di Indonesia masih bisa dinikmati sampai sekitar 50 tahun ke depan (asumsi laju tahun 2002), sehingga dalam perencanaan 50 tahun ke depan sangat baik bagi bangsa ini untuk mengandalkan batubara sebagai tulang punggung energi listrik nasional. Hal inilah yang membuat RUKN merencanakan pada tahun 2010 batubara akan dapat memasok sekitar 51% dari seluruh kapasitas pembangkit listrik nasional. Meskipun dari sisi sumber daya batubara Indonesia memiliki cadangan yang cukup besar, namun tetap bangsa kita masih memiliki kendala dalam pembangunannya. Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 v Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Bab-1 PENDAHULUAN Pengembangan PLTU batubara skala kecil dan PLTGB (pembangkit listrik tenaga gasifikasi batubara) skala kecil merupakan program untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan-bakar BBM pada sistem isolated skala kecil yang belum dapat dilayani melalui grid extension dalam waktu cukup dekat. PLTU atau PLTGB dapat dikembangkan oleh PLN atau swasta. Untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali, PLN telah merencanakan PLTU batubara kelas 1.000 MW dengan teknologi ultra super critical 13 untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dan emisi CO2 yang lebih rendah. Penggunaan ukuran unit sebesar ini juga dimaksudkan untuk memperoleh manfaat dari economies of scale dan didorong oleh semakin sulitnya memperoleh lahan untuk membangun pusat pembangkit skala besar di pulau Jawa. Pertimbangan lainnya adalah ukuran sistem Jawa Bali telah cukup besar untuk mengakomodasi unit pembangkit kelas 1.000 MW. Program PLTU batubara skala kecil tersebar semula direncanakan oleh PLN di 71 lokasi untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik yang terjadi di wilayah tersebut dan untuk menurunkan biaya pokok penyediaan listrik dengan menggantikan pembangkit BBM terdiri dari Indonesia Barat 16 lokasi dan Indonesia Timur 35 lokasi. Jika ada penyewaan di masa mendatang, diutamakan sewa pembangkit dengan bahan bakar yang murah. Dalam perkembangannya, beberapa lokasi dibatalkan atau diubah ke PLTGB. Tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan lokasi dan kapasitas rencana pengembangan pembangkit PLTU batubara skala kecil dan PLTGB lokasi di Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Diharapkan dengan mulai dipecahkannya permasalahan kelistrikan ini, maka permasalahan kesejahteraan rakyat yang sangat erat kaitannya dengan kebutuhan listrik dapat juga dikuasai. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 1 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Tabel 1.1. Proyek Pembangkit PLTU Skala Kecil di Indonesia Barat dan Indonesia Timur Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Dengan dibangunnya PLTU batubara skala kecil tersebar di beberapa lokasi diharapkan mendorong optimalisasi penggunaan Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri., pengembangan dan pemberdayaan Industri Penunjang Ketenagalistrikan Nasional Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 04/MIND/PER/1/2009 tentang Pedoman Penggunaan Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, jo Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 48/M-IND/PER/4/2010 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, jo Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan; PLTU Batubara untuk kapasitas terpasang sampai dengan 8 MW/unit, TKDN barang dan jasanya harus mencapai 70%. Sementara untuk kapasitas antara‚ 8-25 MW/unit, TKDN barang dan jasanya harus mencapai 50%, serta kapasitas antara 25-100 MW/unit, TKDN barang dan jasanya harus 2 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 mencapai 45%. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam upaya memberdayakan kemampuan industri nasional Indonesia. Tabel 1.2. Proyek Pembangkit PLTGB Tersebar di Indonesia Barat dan Indonesia Timur Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 3 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Gambar 1.1. Peta Lokasi PLTU Skala Kecil Sumber :RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penjualan di Jawa Bali relative lebih rendah daripada pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia bagian timur. Pertumbuhan penjualan yang rendah di Jawa Bali pada tahun 2006 disebabkan oleh adanya pengendalian penjualan akibat keterbatasan kapasitas pembangkit pada tahun tersebut21. Selanjutnya pada tahun 2008 mulai terjadi krisis financial global hingga akhir tahun 2009 yang menyebabkan penjualan tenaga listrik tahun 2009 hanya tumbuh 3,31%. Penjualan tenaga listrik di Sumatera tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu rata-rata 9,59% per tahun. Pertumbuhan ini tidak seimbang dengan penambahan kapasitas pembangkit yang hanya tumbuh rata-rata 5,2% per tahun, sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya yang kronis hingga tahun 2009 dan diatasi dengan sewa pembangkit sepanjang tahun 2010. Penjualan tenaga listrik di Kalimantan tumbuh rata-rata 8,0% per tahun, sedangkan penambahan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 1% per tahun, sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya dan penjualan dibatasi. Penjualan tenaga listrik di Sulawesi tumbuh rata-rata 8,7% per tahun, sementara penambahan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 2,7% per tahun. Hal ini telah mengakibatkan krisis penyediaan tenaga listrik yang cukup parah hingga tahun 2009 khususnya di Sulawesi Selatan, dan pada tahun 2010 diatasi dengan sewa pembangkit. Hal yang sama terjadi di daerah Indonesia Timur lainnya, yaitu 4 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur diperkirakan masih berpotensi untuk meningkat lebih tinggi karena daftar tunggu yang tinggi akibat keterbatasan pasokan dan rasio elektrifikasi yang masih rendah. Sedangkan pertumbuhan di Jawa pulih kembali dari dampak krisis keuangan global mulai tahun 2010. Tabel 1.3. Penjualan Tenaga Listrik PLN (Twh) Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Tujuan Menyusun electricity outlook ditekankan pada teknologi pembangkitan dan sistem tenaga listrik. Kegiatan WP Prosedur menyusun kegiatan dengan survei tentang isu-isu yang berkembang atau permasalahan kelistrikan saat ini baik pada sisi teknologi penyediaan tenaga listrik, teknologi penyaluran, dan manajemen tenaga listrik antara lain: a. Pemetaan Sistem Kelistrikan Wilayah b. Prospek Pengembangan Teknologi Pembangkit Skala Kecil Menyebar dan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 5 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 6 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Bab-2 HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 2.1 Pemetaan System Kelistrikan Wilayah Telah dilakukan pemetaan Sistem Kelistrikan diberbagai wilayah di Indonesia diantaranya : a. Wilayah Nanggro Aceh Darussalam b. Wlayah Sumatera Utara c. Wilayah Sumatera Barat d. Wilayah Jambi e. Wilayah Sumatera Selatan f. Wilayah Bengkulu g. Wilayah Bangka Belitung h. Wilayah Lampung i. Wilayah Kalimantan Barat j. Wilayah Kalimantan Tengah k. Wilayah Kalimantan Selatan Gambar 2.1 dan 2.2 memperlihatkan contoh peta jaringan sistem kelistrikan di Propinsi Aceh Nanngro Darussalam.dan Kalimantan Barat. Kondisi saat ini kapasitas pembangkit terpasang pada sistem kelistrikan NAD adalah sebesar 207 MW. Beban puncak pemakaian energi listrik di seluruh wilayah NAD saat ini mencapai 198 MW. Ratio elektrifikasi Provinsi NAD mencapai 76,7%. Harga BPP pada tahun 2008 mencapai nilai Rp 2.791,67/kWH sedangkan harga jual rata-rata sebesar Rp 603,03/kWH. Dalam keadaan normal, sistem listrik di Sumbagut dan NAD memiliki daya mampu 985 MW yang disumbang dari PLTGU Sicanang (880 MW), PLTG Paya Pasir (56 MW), PLTD Titi Kuning (12 MW), PLTG Glugur (15 MW), PLTD NAD (41 MW), serta PLTA Lau Renun dan Sipan Sipahoras (97 MW). Total daya mampu 1.100 MW. Dengan daya mampu rata-rata saat beban puncak mencapai 950 MW, sementara beban puncak mencapai 1.070 MW, defisit daya mampu dalam kondisi seluruh pembangkit bekerja normal 120-150 MW. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 7 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Gambar 2.1. Peta jaringan di Propinsi Aceh Nanggroe Darussalam Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Gambar 2.2. Rencana Pengembangan Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Jumlah pelanggan PT PLN Wilayah NAD secara keseluruhan 965.042 pelanggan dengan jumlah kWh yang terjual 839.232.572 kWh. Beban puncak 8 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 pemakaian energi listrik di seluruh wilayah NAD saat ini mencapai 198 MW. Dari beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN Wilayah NAD adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui system transmisi 150 KV dari PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya untuk daerah pesisir timur Aceh. Kondisi saat ini kapasitas pembangkit terpasang pada sistem kelistrikan NAD adalah sebesar 207 MW. Beban puncak pemakaian energi listrik di seluruh wilayah NAD saat ini mencapai 198 MW. Ratio elektrifikasi Provinsi NAD mencapai 76,7%. Harga BPP pada tahun 2008 mencapai nilai Rp 2.791,67/kWH sedangkan harga jual rata-rata sebesar Rp 603,03/kWH. Dalam keadaan normal, sistem listrik di Sumbagut dan NAD memiliki daya mampu 985 MW yang disumbang dari PLTGU Sicanang (880 MW), PLTG Paya Pasir (56 MW), PLTD Titi Kuning (12 MW), PLTG Glugur (15 MW), PLTD NAD (41 MW), serta PLTA Lau Renun dan Sipan Sipahoras (97 MW). Total daya mampu 1.100 MW. Dengan daya mampu rata-rata saat beban puncak mencapai 950 MW, sementara beban puncak mencapai 1.070 MW, defisit daya mampu dalam kondisi seluruh pembangkit bekerja normal 120-150 MW. Jumlah pelanggan PT PLN Wilayah NAD secara keseluruhan 965.042 pelanggan dengan jumlah kWh yang terjual 839.232.572 kWh. Beban puncak pemakaian energi listrik di seluruh wilayah NAD saat ini mencapai 198 MW. Dari beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN Wilayah NAD adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui system transmisi 150 KV dari PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara khususnya untuk daerah pesisir timur Aceh. Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan pemadaman karena jumlah kapasitas pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam skala besar selalu terjadi apabila ada gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit pembangkit berkapasitas besar. Kondisi ini diperburuk lagi oleh lokasi GI yang berada sangat jauh dari pusat pembangkit besar di Sumut dan harus melayani beban pada radius rata-rata 100 km melalui jaringan tegangan menengah, sehingga tegangan 150 kV/20 kV di NAD menjadi terlalu rendah (130 kV /19,5 kV hingga 125 kV/19 kV).. Kapasitas terpasang ketujuh GI di NAD adalah 270 MVA, tiga GI saat ini berbeban di atas 80% yaitu GI Lhokseumawe, Sigli dan Banda Aceh. Selain itu, kota Banda Aceh dipasok juga dari pembangkit PLTD Leung Bata. Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa Sistem kelistrikan di Kalimantan Barat terdiri atas satu sistem interkoneksi 150 kV dan beberapa sistem isolated.Sistem interkoneksi meliputi sekitar Pontianak hingga Singkawang. Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 9 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Sistem isolated terdiri atas sistem Sambas, Bengkayang, Ngabang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh, Putussibau, Ketapang, Sukadana dan sistem tersebar. Beban puncak di sistem kelistrikan Kalimantan Barat pada tahun 2010 adalah 283 MW dengan produksi 1.478GWh. Sistem interkoneksi merupakan yang terbesar dimana sekitar 67% produksi listrik di Kalimantan Barat berada di sistem ini. Tabel 2.1 memperlihatkan komposisi sistem kelistrikan di Kalimantan Barat. Tabel 2.1. Komposisi Sistem Kelistrikan Kalimantan Barat Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih relatif rendah karena umur beberapa mesin diesel sudah tua dan cadangan pembangkitan tidak memadai. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2011-2020 375 Kapasitas pembangkit adalah 385 MW dengan daya mampu 339 MW seperti diperlihatkan pada Tabel 2.2. Di Provinsi Kalimantan Barat akan dibangun 15 buah GI 150 kV baru dan pengembangan trafo GI existing sebesar 930 MVA. Selain itu akan dibangun pula GI 275 kV sebagai simpul interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Serawak. Rencana pembangunan GI diberikan pada Tabel 2.3. 10 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Tabel 2.2. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit per 2010 Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 11 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Tabel 2.3. Pengembangan GI 150 kV dan 275 kV Baru Sumber : RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012 12 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Bab-3 TEKNOLOGI PEMBANGKIT SKALA KECIL TERSEBAR DAN KESIAPAN MANUFAKTUR LOKAL 3.1 Teknologi Pembangkit Skala Kecil Tersebar. Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil Tersebar (PSK) adalah teknologi pembangkit tenaga kecil yang menggunakan energi fosil maupun energy terbarukan sebagai sumber energinya, Permasalahan pembangkit listrik nasional yang sangat tergantung pada bahan bakar fosil sangat rawan apabila ketersediaan minyak bumi dan batubara Indonesia akan habis pada 10 – 25 tahun mendatang. Apalagi saat ini Indonesia semakin depisit energi (importir minyak dan gas). Pada sisi lain, sesungguhnya Indonesia mempunyai potensi ketersediaan energi luar biasa besarnya, yaitu sumber energi terbarukan, yang sering disebut sebagai energi alternatif berupa air (hidro, mini/mikro hidro), panas bumi, biomasa (limbah organik), sinar matahari (surya) dan angin. Sumber energi air yang telah dimanfaatkan untuk listrik hingga 14,2% (dari potensi 458,75 MW) dalam bentuk mini/mikro hidro, bentuk hidro 5,1% dari potensi setara 75,67 GW listrik, panas bumi 4,1% dari potensi 19,66 GW, biomasa 0,6% dari potensi 49,81 GW serta matahari dan angin masih di bawah permil dari potensinya. Potensi biomasa dari pertanian saja tercatat dapat dihasilkan dari limbah produksi padi, jagung, ketela, bagas tebu, kelapa, kelapa sawit dan lain sebagainya, yang tersebar di seluruh wilayah produksi pertanian di Indonesia. Sebagai contoh dari industri kelapa sawit saja dihasilkan limbah biomasa sebesar 1.075 juta m 3 pertahun, yang bila diolah akan menghasilkan energi setara dengan 516.000 ton LPG atau 559 juta liter solar atau 666,5 juta liter minyak tanah atau 5.052,5 MW listrik. Teknologi pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil Tersebar untuk daerahdaerah (pulau-pulau) yang mempunyai demand listrik yang relative kecil sampai tahun 2025 adalah : a. PLTU Stoker Boiler b. PLTGB c. PLTP Skala Kecil d. PLT Hibrida e. PLTMH f. PLTG Skala Kecil Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 13 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 3.2 Kesiapan Manufaktur Lokal untuk Memenuhi TKDN Pembangkit Skala Kecil Indonesia adalah negara kepulauan dengan karaketristik beban dan sumberdaya energi yang beragam. Dengan dibangunnya Pembangki Tenaga Listrik Skala Kecil Tersebar dibeberapa lokasi, pemerintah Republik Indonesia memberikan peluang untuk Industri dalam negeri untuk memproduksi komponen utama pembangkit sehingga Tingkat Kandungan Dalam Negeri akan meningkat. Untuk mendukung hal ini, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan-peraturan yang mendukung peningkatan TKDN pada Pembangkit Skala Kecil diantaranya : a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian; b. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi; c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; d. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi; e. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan; f. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 Tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batu Bara. g. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2006 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batu Bara; h. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batu Bara dan Gas; i. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jassa Pemerintah; j. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; k. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/M-IND/PER/3/2006 Tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri, jo Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/5/2009 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, yang telah disempurnakan dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 102/M-IND/PER/10/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 49/M-IND/PER/5/2009; 14 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 l. m. n. o. p. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/2/2011 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/2/2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri; Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 57/MIND/PER/7/2006 Tentang Penunjukan Surveyor Sebagai Pelaksana Verifikasi Capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Atas Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 04/M-IND/PER/1/2009 tentang Pedoman Penggunaan Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, jo Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 48/M-IND/PER/4/2010 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan, jo Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan; Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 305.K/DIR/2010 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Persero), jo Kepdir No. 066.k/DIR/2011 jo Kepdir No. 1059.K.DIR.2011 Berdasarkan pasal 6 Peraturan Menteri Perindustrian No IND/PER/4/2010 adalah : a. Besaran nilai TKDN barang dan jasa untuk PLTU Batubara dengan: Kapasitas terpasang sampai dengan 15 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 67,09%; 48/M- TKDN jasa minimum sebesar 96,31%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 70,00%. Kapasitas terpasang lebih dari 15 MW sampai dengan 25 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 46,36%; TKDN jasa minimum sebesar 91,99%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 50,00%. Kapasitas terpasang lebih dari 25 MW sampai dengan 100 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar41 ,75%; TKDN jasa minimum sebesar 88,07%; dan Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 15 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 45,00%; Kapasitas terpasang lebih besar dari 100 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 38,00%; TKDN jasa minimum sebesar 71 ,33%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 40,00%; b. PLTU Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: Komponen Utama terdiri dari Steam Turbine, Boiler, Generator, Electrical, Instrument and Control, Balance Of Plant dan atau Civil and Steel Structure; dan Jasa terdiri dari Jasa Konsultan (Feasibility Study), Jasa, Konstruksi Terintegrasi (Engineering, Procurement & Construction), Jasa Pemeriksaan, Pengujian, Sertifikasi dan/atau Jasa Pendukung Berdasarkan pasal 7 Peraturan Menteri Perindustrian No 48/MIND/PER/4/2010 adalah: a. Besaran nilai TKDN barang dan jasa untuk PLTA Non Storage Pump dengan: Kapasitas terpasang sampai dengan 15 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 64,20%; TKDN jasa minimum sebesar 86,06%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 70,76%; Kapasitas terpasang lebih dari 15 MW sampai dengan 50 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 49,84%; TKDN jasa minimum sebesar 55,54%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 51,60%. Kapasitas terpasang lebih dari 50 MW sarnpai dengan 150 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 48,11 %; TKDN jasa minimum sebesar 51,10%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 49,00%. Kapasitas terpasang lebih dari 150 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 47,82%; TKDN jasa minimum sebesar 46,98%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 47,60%. b. PLTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: 16 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Komponen Utama terdiri dari Civil, Metalwork, Turbine, Generator, Electrical, dan Instrument and Control; dan Jasa terdiri dari Jasa Konsultan, Jasa EPC, Jasa Pengujian dan Sertifikasi, Jasa Pelatihan, dan atau Jasa Pendukung. Berdasarkan pasal 8 Peraturan Menteri Perindustrian No 48/MIND/PER/4/2010 adalah: a. Besaran nilai TKDN barang dan jasa untuk PLTP dengan: Kapasitas terpasang sampai dengan 10 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 21,00%; TKDN jasa minimum sebesar 82,30%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 40,45%; Kapasitas Terpasang lebih dari 10 MW sampai dengan 60 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 15,70%; TKDN jasa minimum sebesar 74,10%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 33,24% c. Kapasitas terpasang lebih dari 60 sampai dengan 100 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 16,00%; TKDN jasa minimum sebesar 60,10%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 29,21%. Kapasitas terpasang lebih dari 110 MW per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 16,30%; TKDN jasa minimum sebesar 58,40%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 28,95%. b. PLTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: Komponen Utama terdiri dari Steam Turbine, Steam Above Ground System (SAGS), Generator, Electrical, Instrument and Control, Balance Of Plant, dan atau Civil and Steel Structure; dan Jasa terdiri dari Jasa Konsultan, Jasa EPC, Jasa Pengujian dan Sertifikasi, Jasa Pelatihan, dan atau Jasa Pendukung. Berdasarkan pasal 10 Peraturan Menteri Perindustrian No 48/MIND/PER/4/2010 adalah: a. Besaran nilai TKDN barang dan jasa untuk PLTS Solar Home System (SHS) dengan kapasitas terpasang 50 WP per unit, yaitu: TKDN barang minimum sebesar 32,56%; Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 17 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 TKDN jasa sebesar 100%; dan TKDN gabungan barang dan jasa minimum sebesar 39,30 %; b. PLTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: Komponen Utama terdiri dari Solar Module and Support, Battery Control/er, Lampu TL DC, dan Accessories; dan Jasa terdiri dari Jasa Pengiriman dan Jasa Pemasangan. Tabel 3.1. Contoh Komponen Utama dan bobot di PLTU Skala Kecil Sumber : PT Dinamika Energitama Nusantara PT DEN (Dinamika Energitama Nusantara) salah satu manufatur boiler lokal telah siap untuk mensuplai Boiler Skala Kecil. Dengan Peralatan yang ada saat ini PT DEN sanggup memproduksi 14 Unit 7 MW /tahun dan 6 Unit 10 MW/tahun. 18 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Tabel 3.2. Kesiapan PT DEN sebagai Produsen Boiler Dalam Negeri Kapasitas / Yr Fabrication Scope PT. DEN Fabrication: Opening WW Waterwall BBC Element Primary Element Secondary Generating Bank Headers Economizer PP Tubular AH PP TOTAL PRESSURE PART 720 120 120 276 180 144 120 1680 Economizer NPP Tubular AH NPP Team1:Stoker Frame Team2:Stoker Frame Air Ducting Casing Boiler Scallop, wallboxes Attachments, Clips TOTAL NON PRESSURE PART 84 216 204 204 300 120 12 12 1152 Possible Outsource Fabrication: Gas Ducting Stack Boiler Structure Riser Coal Bunker TOTAL OUTSOURCE 300 336 996 72 120 1824 Sumber : PT Dinamika Energitama Nusantara Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 19 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Tabel 3.3. Pengadaan Komponen Boiler Lokal oleh PT. DEN Sumber : PT Dinamika Energitama Nusantara 20 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Bab-4 PERHITUNGAN TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI (TKDN) 4.1 Rumus Perhitungan TKDN 4.2 Lingkup Perhitungan TKDN Sumber : PT Surveyor Indonesia Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 21 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 4.3 Ketentuan Dalam Perhitungan TKDN Sumber : PT Surveyor Indonesia 4.4 Ketentuan Alat Kerja Sumber : PT Surveyor Indonesia 4.5 Contoh Perhitungan TKDN NAMA PROYEK NILAI INVESTASI PROYEK/ KONTRAK (1) PLTU LISTRIK 1x10 MW 1,000,000.00 KOMPONEN-KOMPONEN BOBOT NILAI INVESTASI KOMPONEN (2) I. BARANG PLTU BATUBARA II. JASA PLTU BATUBARA (3) 0.90 0.10 (4) 900,000.00 100,000.00 GABUNGAN BARANG DAN JASA 1.000 1,000,000.00 RENCANA KDN (%) (5) 67.95 96.31 KLN (%) (6) 32.05 3.69 (7) 611,550.00 96,310.00 (8) 288,450.00 3,690.00 TKDN (%) (9) 61.16 9.63 707,860.00 292,140.00 70.79 NILAI KDN NILAI KLN Sumber : PT Surveyor Indonesia 22 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 NAMA PROYEK NILAI INVESTASI PROYEK/ KONTRAK (1) KOMPONEN-KOMPONEN (2) I. BARANG PLTU BATUBARA STEAM TURBINE BOILER GENERATOR ELECTRICAL INSTRUMENT & CONTROL BALANCE OF PLANT CIVIL & STEEL STRUCTURE 1,000,000.00 II. JASA PLTU BATUBARA PLTU LISTRIK 1x10 MW JASA KONSULTAN JASA KONSTRUKSI TERINTEGRASI(ENG,PROC,CONST) JASA PEMERIKSAAN, PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI JASA PENDUKUNG GABUNGAN BARANG DAN JASA BOBOT NILAI INVESTASI KOMPONEN (3) 0.90 0.14 0.28 0.08 0.13 0.05 0.17 0.15 RENCANA KDN (%) (5) 67.95 22.00 79.73 59.50 76.12 46.82 62.03 100.00 KLN (%) (6) 32.05 78.00 20.27 40.50 23.88 53.18 37.97 0.00 3.69 0.00 (7) 611,550.00 27,720.00 200,919.60 42,840.00 89,060.40 21,069.00 94,905.90 135,000.00 611,514.90 96,310.00 3,000.00 (8) 288,450.00 98,280.00 51,080.40 29,160.00 27,939.60 23,931.00 58,094.10 288,485.10 3,690.00 - TKDN (%) (9) 61.16 3.08 22.32 4.76 9.90 2.34 10.55 15.00 67.95 9.63 3.00 96.31 100 NILAI KDN NILAI KLN 0.10 0.03 (4) 900,000.00 126,000.00 252,000.00 72,000.00 117,000.00 45,000.00 153,000.00 135,000.00 900,000.00 100,000.00 3,000.00 0.90 90,000.00 95.9 4.10 86,310.00 3,690.00 86.31 0.05 5,000.00 100 0.00 5,000.00 - 5.00 0.02 2,000.00 100,000.00 100 0.00 2,000.00 96,310.00 - 2.00 96.31 707,860.00 292,140.00 70.79 1.000 1,000,000.00 Sumber : PT Surveyor Indonesia 4.6 Monitoring Indonesia Pemantauan Capaian Nilai TKDN oleh PT. Surveyor Gambar 1.1. Obyek Survey Dan Verifikasi TKDN 2009-2010 Sumber : PT Surveyor Indonesia OBYEK SURVEY DAN VERIFIKASI TKDN TAHUN 2012 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 23 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Gambar 4.2. Obyek Survey dan Verifikasi TKDN Tahun 2012. Sumber : PT Surveyor Indonesia Tabel 4.1.HASIL SURVEY DAN VERIFIKASI TKDN TAHUN 2009 – 2010 Untuk Pembangkit Tenaga Listrik NO NAMA PROYEK PEMBANGKIT PROG. FISIK (%) KAPASITAS SAMPAI DENGAN 15 MW 1 PLTU 1 NTT 2x7 MW 77.00 2 PLTU Kepulauan Riau 2x7 MW 74.00 3 PLTU Maluku Utara 2x7 MW 18.00 4 PLTU Sulawesi Tenggara 2x10 MW 69.00 5 PLTU 1 NTB 2x10 MW 8.00 6 PLTU 2 Papua 2x10 MW 12.00 PROG. TKDN FISIK (per KONTRAK 8 Okt 10) (%) (%) TKDN HASIL TKDN HASIL SURVEY & SURVEY & VER. 2009 VER. 2010 (%) (%) 84.12 82.12 44.25 86.52 14.60 39.93 29.74 20.39 5.20 9.59 0.76 6.39 68.00 68.00 68.00 50.00 50.00 50.00 RATA-RATA KAPASITAS 15 MW SAMPAI DENGAN 25 MW 7 PLTU Gorontalo 2x25 MW 47.00 8 PLTU 2 Sulawesi Utara 2x25 MW 49.00 9 PLTU 2 NTT 2x16, 5 MW 10.00 10 PLTU 4 Bangka Belitung 2x16 MW 7.00 11 PLTU 2 NTB 2x25 MW 5.00 RATA-RATA KAPASITAS 25 MW SAMPAI DENGAN 100 MW 12 13 PLTU 3 Bangka Belitung 2x30 MW 48.00 PLTU Sulawesi Selatan 2x50 MW 40.00 12.01 33.36 32.91 20.35 25.98 9.57 7.44 21.60 41.16 91.59 19.85 30.51 10.99 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 2.72 15.91 2.10 0.30 0.45 4.30 9.28 36.25 2.28 0.33 13.05 12.24 86.37 79.69 45.00 45.00 4.33 1.76 20.77 14.23 24 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 14 15 16 17 PLTU Lampung 2x100 MW PLTU Kalimantan Selatan 2x65 MW PLTU 1 Kalimantan Barat 2x50 MW PLTU 1 Kalimantan Tengah 2x60 MW RATA-RATA 34.00 66.94 45.00 8.61 8.83 9.00 80.70 45.00 6.34 8.73 - 13.39 45.00 0.30 2.96 2.00 2.00 45.00 - 0.21 3.56 9.29 Sumber : PT Surveyor Indonesia RINGKASAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI HASIL SURVEY DAN VERIFIKASI TAHUN 2009 & 2010 80,000,000,000,000 70,000,000,000,000 60,000,000,000,000 50,000,000,000,000 40,000,000,000,000 30,000,000,000,000 20,000,000,000,000 10,000,000,000,000 PLTU BATUBARA JARINGAN TRANSMISI GARDU INDUK Sumber : PT Surveyor Indonesia NILAI INVESTASI POTENSI BELANJA DALAM NEGERI REALISASI BELANJA DALAM NEGERI Tabel 5.1. Nilai TKDN Barang, Jasa, dan Gabungan Barang/Jasa Pada Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan PERMENPERIN Nomor 54/MIND/PER/3/2012 TKDN (%) PROYEK NO PEMBANGUNAN BARANG JASA KETENAGALISTRIKAN 1 PLTU BATUBARA s.d. 15 MW 67,95 96,31 15 - 25 MW 45,36 91,99 25 - 100 MW 40,85 88,07 100 - 600 MW 38,00 71,33 Lebih dari 600 MW 36,10 71,33 PLTA Non Storage 2 Pump s.d. 15 MW 64,20 86,06 GABUNGAN BARANG/JASA 70,79 49,09 44,14 40,00 38,21 70,76 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 25 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 15 - 50 MW 50 - 150 MW Lebih dari 150 MW 3 PLTP s.d. 5 MW 5 - 10 MW 10 - 60 MW 60 - 110 MW Lebih dari 110 MW 4 PLTG s.d. 100 MW 5 PLTGU s.d. 50 MW 50 - 100 MW 100 - 300 MW Lebih dari 300 MW 49,84 48,11 47,82 55,54 51,60 51,10 49,00 46,98 47,60 31,30 21,00 15,70 16,30 16,00 89,18 82,30 74,10 60,10 58,40 43,69 96,31 48,96 40,00 35,71 30,67 25,63 71,53 71,53 71,53 71,53 42,00 40,45 33,24 29,21 28,95 47,88 40,00 34,76 30,22 Sumber: Kementerian Perindustrian TKDN (%) PROYEK PEMBANGUNAN NO KETENAGALISTRIKAN BARANG JASA 6 PLTS SHS Terpusat/Komunal 7 TRANSMISI SUTT 70 KV SUTT 150 KV SUTET 275 KV SUTET 500 KV SKLTT 150 KV SKTTT 70 KV SKTTT 150 KV 8 GARDU INDUK GI TT 70 KV GI TT 150 KV GI TET 275 KV GABUNGAN BARANG/JASA 30,14 25,63 100,00 53,07 100,00 43,85 70,21 70,21 68,23 68,23 15,00 45,50 45,50 100,00 100,00 100,00 100,00 83,00 100,00 100,00 76,17 76,17 74,59 74,59 28,60 56,40 56,40 41,91 40,66 22,42 99,98 99,98 74,54 65,14 64,39 43,27 26 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 GI TET 500 KV GAS INSULATED 9 SWITCHGEAR (GIS) GIS TT 150 KV GIS TET 150 KV 21,51 74,67 42,77 14,27 11,19 26,68 26,68 19,24 17,39 Sumber : PT Surveyor Indonesia Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 27 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 28 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Bab-5 INDUSTRI PENDUKUNG KETENAGALISTRIKAN DALAM NEGERI 5.1 Industri Boiler, Condenser dan Pressure Vessel No Perusahaan Produk 1 PT. ALSTOM Power Energy Systems Indonesia Boiler dan pressue vessel sampai dg kapasitas 600 MW 2 PT. ZUG Industry Indonesia 3 PT. Dinamika Energitama Nusantara ( DEN) Boiler sampai dengan kapasitas 30MW dan juga merupakan perusahaan EPC Boiler sampai dengan kapasitas 30MW 4 Boiler sampai dengan kapasitas 15MW 5 PT. Grand Kartech Engineering PT. N.W. Industries 6 PT. Weltes Energi nusantara Boiler sampai dengan kapasitas 15MW 7 Boiler sampai dengan kapasitas 15MW 8 PT. Bousted Maxitherm Industries PT. Barata Indonesia 9 PT. Boma Bisma Indra Boiler sampai dengan kapasitas 15MW Boiler sampai dengan kapasitas 15MW Dan mengerjakan proyek PLTA Boiler sampai dengan kapasitas 15MW Sumber: Kementerian Perindustrian 5.2 Industri Turbin dan Generator (sampai dengan kapasitas 15 MW) No Perusahaan Produk 1 2 PT. Siemens Industrial Power Steam Turbine sampai dengan Joint Venture Siemens AG - kapasitas 25 MW PT.NTP PT. PINDAD (Persero) Generator sampai dengan kapasitas 11 MW Sumber: Kementerian Perindustrian Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 29 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 5.3 Industri Pompa Teknologi Tinggi (sampai dengan kapasitas 600 MW) No Perusahaan Produk 1 PT. Torishima Guna Indonesia 2 PT. Bumi Cahaya Upaya Pompa untuk PLTP, PLTGU dan PLTU sampai dengan kapasitas 600MW, antara lain pompa untuk Condensate Extraxcion Pump, High Pressure, Boiler Feed Pump, De-aerator Pump dan pompa lainnya untuk Balance Of Plant. Pompa Untuk pembangkit listrik khususnya untuk Balance of Plant Sumber: Kementerian Perindustrian 5.4 Industri Transformator dan GIS No Perusahaan produk 1 PT. CG Power System Indonesia 2 3 PT. Trafoindo Prima Perkasa PT. Bambang Djaja 4 PT. Unindo 5 PT. Asata Utama Elektrical Industries PT. Mega Karya Persada PT. Hitachi Power Sytem Indonesia dulu bernama: PT. Japan AE Power System Indonesia (Produsen GIS) 6 7 Transformer untuk jaringan transmisi sampai dengan kapasitas 550 kV dan memiliki tast lab sendiri sampai dengan kapasitas tersebut Transformer untuk jaringan distribusi Transformer untuk jaringan distribusi Transformer untuk jaringan distribusi Transformer untuk jaringan distribusi Gas Insulated Switchgear (GIS) untuk gardu induk sampai dengan kapasitas 550kV dan merupakan satu-satunya produsen GIS di ASEAN Sumber: Kementerian Perindustrian 30 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 Bab-6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Pertumbuhan penjualan di Jawa Bali relative lebih rendah daripada pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia bagian timur. Teknologi Pembangkit Skala Kecil Tersebar sampai tahun 2025 adalah PLTU Stoker, PLTGB, PLHibrid dan PLTMH. Prospek Pengembangan Manufaktur Pendukung Industri Ketanagalistrikan Meliputi : Boiler, Turbine, Generator, BOP dan Jaringan Distribusi Metode perhitungan TKDN belum dipahami dengan baik. Data yang tersedia terbatas, karena Penyedia Barang/Jasa masih belum terbuka dalam menyediakan data yang diperlukan. Kendala Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri : Kapasitas produksi produsen dalam negeri masih terbatas.. Harga relatif lebih tinggi dari produk import. Dalam sistem IPP, PLN masih kesulitan dalam menerapkan aturan TKDN. Sulit untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan nasional dan bunga perbankan yang tinggi untuk proyek ketenagalistrikan 6.2 Rekomendasi Peraturan pemerintah yang menyangkut TKDN perlu disesuaikan dengan kesiapan industri lokal dan disosialisasikan ke industri terkait Pelatihan/sosialisasi perhitungan TKDN dibuat secara berkala, baik bagi Penyedia Barang/Jasa maupun Pengguna Barang/Jjasa. Industri Penunjang lokal perlu meningkatkan kemampuannya baik secara kuantitatif dan kualitatif dan diperlukan pembinaan terhadap industri lokal untuk memenuhi standar kualitas proyek Dilakukan verifikasi TKDN sampai dengan proyek selesai (Monitoring/Post Audit) Terhadap data yang sifatnya rahasia dilakukan validasi dan verifikasi di tempat penyedia barang/jasa. Membuat/menyampaikan confidentiality agreement antara Surveyor Independen dengan Penyedia Barang/Jasa Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT 31 Pengembangan Sistem Kelistrikan Dengan Pembangkit Sekala Kecil Tersebar Sampai Tahun 2025 DAFTAR PUSTAKA RUPTL PLN PT (PERSERO) 2011 – 2012. Program Manual PENGEMBANGAN TEKNOLOGI OPERASI TENAGA LISTRIK UNTUK MENGONTROL POWER QUALITY , BPPT 2012 MOCHAMAD PRAYUDIANTO , POTENSI DAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECIL, PLN Pusat Enjiniring Ketegalistrikan , 23 FGD BPPT, 23 Oktober 2012 Nurjaman, PENILAIAN TKDN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN, PT. Surveyor Indonesia, FGD BPPT, 23 Oktober 2012 Ian O. Malana, Kesiapan manufaktur Lokal untuk Memenuhi TKDN Pembangkit Skala Kecil, PT Dinamika Energitama Nusantara, FGD BPPT, 23 Oktober 2012 32 Pusat Tekonologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) - BPPT