II.3 Energi untuk Kelistrikan

advertisement
II.3 Energi untuk Kelistrikan
II.3.1
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA FOSIL
RANCANG BANGUN DAN PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL
UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN NASIONAL DI BIDANG ENERGI
Kegiatan ini dilakukan dengan membuat rancangan detail untuk PLTU 2 x 7 MW dengan bahan bakar
batubara.
Kegiatan yang dilakukan meliputi Basic Engineering Data, Process Flow Diagram, Layout (Boiler Room,
Turbine dan Generator, Utility Plant), Structure Design (Electrical, System, Instrumentation & Control, Civil
Foundation) dan Detailed drawings (mechanical equipment, Electrical, Civil).
Peningkatan kualitas SDM dilaksanakan dalam melakukan engineering design dan sinergi antara BPPT
dengan industri nasional. BPPT melakukan pula kerjasama dengan Pemerintah Daerah Musi Rawas.
26
Annual Report BPPT 2006
II.3.2 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ALTERNATIF
PENGKAJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT
Potensi energi arus laut terdapat pada sebagian perairan selat-selat di Nusantara. Energi kinetis yang ada,
umumnya dibangkitkan oleh sirkulasi massa air laut yang digerakkan oleh pasang surut.
Pengukuran lapangan sarat membutuhkan teknologi akuisisi arus yang akurat dan canggih. BPPT memiliki
kemampuan dalam akuisisi data arus dengan metode mooring yang didukung Kapal Riset dan sumber daya
ahli di bidang oseanografi.
Pemodelan hidrodinamika dilakukan di Selat Alas (NTB) dan Selat Ceningan (Bali) dengan Perangkat lunak
Pemodelan ADCIRC (Advanced 3-Dimensional Circulation) dan SMS (Surface-Water Modeling System).
Survei Pengukuran Variabilitas Arus Laut dan Profil Batimetri dilakukan di Selat Alas (Tanjung Gali) dan Selat
Ceningan (Bali). Pengukuran arus dilakukan masing-masing 18 dan 19 hari.
Annual Report BPPT 2006
27
II.3 Energi untuk Kelistrikan
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BIOMASS
Limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki potensi untuk dipergunakan sebagai bahan bakar
boiler PLTU.
Pabrik pengolahan kelapa sawit di Riau mampu menghasilkan limbah TKKS sekitar 1000 ton/jam dengan
kadar air 60%. TKKS dikeringkan sampai kadar airnya mencapai sekitar 30% sehingga diperoleh kapasitas
TKKS sebanyak 700 ton/jam. Jumlah ini setara dengan pembangkitan energi listrik sebesar 400MW dengan
asumsi efisiensi pembangkit 17%.
PENGKAJIAN KELAYAKAN PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DI DESA
TERPENCIL
Produk yang dihasilkan adalah prototipe Photo Voltaic (PV)-grid connected inverter berkapasitas 1 kW.
PV-Grid Connected Inverter mengubah arus searah fotovoltaik menjadi arus bolak balik yang siap
dihubungkan dengan jala-jala.
Tujuan dari pengembangan peralatan tersebut terletak dalam penguasaan teknologi yang dapat
diaplikasikan untuk keperluan rumah tangga di Indonesia.
Pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit di Riau pada lokasi yang berdekatan memiliki total kapasitas yang
berada pada kisaran 100 ton/jam tandan buah segar.
Dari uraian diatas, solusi pembangkit listrik dengan kapasitas 2 X 5 MWe menjadi pilihan. Desain PLTU
berbahan bakar TKKS ini dirancang dengan efisiensi 17,3% dan Nett Plant Heat Rate sebesar 4.965
kcal/kWh.
Oleh karena itu, PLTU berbahan bakar TKKS dapat menjadi solusi kekurangan tenaga listrik dan sekaligus
mengatasi masalah limbah pabrik pengolahan kelapa sawit.
TEKNOLOGI PRODUKSI GAS HIDROGEN (H2) SECARA PROSES MIKROBIAL
TEKNOLOGI PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI UNTUK AGROINDUSTRI
Hidrogen atau H2 memiliki prospek sebagai bahan bakar alternatif.
Energi panas bumi dapat digunakan pula secara langsung (direct use) untuk keperluan
industri/agroindustri yang memerlukan energi panas.
Gas H2 merupakan gas paling ringan, tidak menimbulkan polusi dan dapat diproduksi melalui proses
fermentasi (bio-H2) dengan menggunakan mikroba Enterobacter dan Bacillus, maupun melalui proses
fotosintetik.
Pemanfaatan teknologi ini memiliki nilai ekonomi yang baik, karena relatif murah bila dibandingkan dengan
teknologi lainnya (4,0 USD/Kg H2 substrat limbah biodiesel) dan dengan biaya investasi H2 (basic grade)
1000 ton/tahun adalah 100 juta USD.
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU
Pemanfaatan angin (bayu) melalui Kincir Angin (turbin) di Indonesia
masih berada pada tahapan yang sangat awal. Jumlah turbin yang
terpasang masih sangat sedikit.
BPPT melakukan kegiatan pengembangan beberapa tipe turbin angin
yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi angin Indonesia.
Turbin angin ini dikembangkan melalui tahapan kegiatan teknologi:
Penentuan potensi energi angin, perhitungan dan optimalisasi
aerodinamika rotor turbin, perancangan struktur, kajian jenis material,
sistem kelistrikan dan karakteristik generator, pembuatan prototipe,
balancing dan pengujian di lapangan.
Uji kinerja turbin angin di Pantai Baron Yogyakarta telah dilakukan
tersendiri dan terintegrasi secara hybrid dengan energi alternatif yang
dihasilkan secara bersamaan dari uji coba unit energi gelombang laut,
atau dari uji coba unit energi sel surya.
Pemanfaatan enegi panas bumi secara langsung adalah dengan cara melakukan ekstraksi
energi panas dari fluida panas bumi. Hasil panas yang diekstrak dimanfaatkan untuk
proses-proses industri yang memerlukan panas, seperti sterilisasi, pengeringan, dan
menjaga kelembaban.
Prinsip dari pemanfaatan secara langsung untuk industri adalah memanfaatkan panas
fluida panas bumi untuk memanaskan air tawar dengan bantuan alat penukar panas (head
exchanger). Uap air tawar yang terbentuk digunakan untuk proses-proses produksi.
Produk yang dihasilkan adalah Prototipe Alat Sterilisasi media Tanam Jamur dan Prototipe
Alat Pengeringan Kopra.
OPTIMASI RANCANG BANGUN ENERGI GELOMBANG
Energi Laut merupakan alternatif energi terbaharukan dan
memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Pantai-pantai laut di wilayah selatan Pulau Jawa dan wilayah
barat Pulau Sumatera mempunyai gelombang kontinyu yang
relatif besar hingga mencapai tinggi rata-rata harian sebesar
100cm - 200cm dengan periode rata-rata 10 detik.
Tinggi gelombang ini cukup berarti bila akan dijadikan sumber
energi.
Jenis turbin angin yang dirancang adalah turbin angin sumbu horisontal
dengan kapasitas daya skala kecil 300 Watt, 1000 Watt, 2500 Watt.
28
Annual Report BPPT 2006
Annual Report BPPT 2006
29
Download