BAB I LOGIKA 1.1 Proposisi Logika mempelajari hubungan antar pernyataan-pernyataan yang berupa kalimatkalimat atau rumus-rumus, sehingga kita dapat menentukan apakah suatu pernyataan bernilai benar. Benar tidaknya suatu pernyataan lebih mengarah pada bentuknya; bukan pada arti kalimat. Artinya logika tidak membantu kita untuk menentukan apakah suatu pernyataan-pernyataan itu benar, tetapi jika pernyataan-pernyataan tersebut benar maka kesimpulan yang kita ambil benar. Pernyataan-pernyataan, baik kalimat berita ataupun persamaan yang tidak mengandung peubah yang terdapat pada logika disebut proposisi. Suatu proposisi hanya mempunyai satu nilai kebenaran, yaitu salah atau benar; tidak keduanya. Perlu diingat bahwa proposisi bukan kalimat tanya atau perintah. Contoh 1.1 Beberapa contoh proposisi adalah sebagai berikut : a) Kota Palembang adalah ibukota Propinsi Sumatera Selatan. b) 3 + 6 = 9 c) Indonesia adalah negara terkecil di kawasan Asean. Pernyataan a) adalah kalimat berita dan mengandung satu nilai kebenaran yaitu benar, sehingga kalimat a) adalah proposisi. Pernyataan b) adalah operasi aljabar terhadap bilangan yang dapat dimasukkan kedalam kelompok kalimat berita, dan mengandung satu nilai kebenaran, yaitu benar. Jadi pernyaatan b) adalah proposisi. Pernyataan c) juga termasuk kedalam proposisi karena merupakan kalimat berita dan mengandung satu nilai kebenaran yaitu salah. Contoh 1.2 Beberapa contoh yang tidak termasuk proposisi a) y = 2x + 1 b) Ali lebih kaya dari Badu. c) Siapakah Gubernur Sumatera Selatan ? Pernyataan a) adalah persamaan (dapat dikelompokkan kedalam kalimat berita) tetapi dapat mengandung dua nilai kebenaran yaitu salah atau benar, tergantung dari nilai peubah-peubahnya. Jadi pernyataan a) bukan proposisi. Pernyataan b) juga bukan proposisi karena nama Ali dan Badu lebih dari satu, sehingga kita tidak dapat menentukan apakah Ali yang lebih kaya dari Badu atau sebaliknya. Sedangkan c) bukan kalimat pernyataan (tapi pertanyaan), sehingga bukan proposisi. Proposisi biasanya dilambangkan dengan huruf kecil seperti : p, q, r, dst. Jika kita ingin menyatakan suatu proposisi p sebagai : Tiga belas adalah bilangan ganjil, maka dapat ditulis sebagai berikut : p : Tiga belas adalah bilangan ganjil. (dibaca : p adalah proposisi tiga belas adalah bilangan ganjil). Jika kita ingin menyatakan proposisi q sebagai : Palembang adalah kota yang berbukit-bukit, maka kita tulis : q : Palembang adalah kota yang berbukit-bukit. ( dibaca : q adalah proposisi Palembang adalah kota yang berbukit-bukit) matematika diskrit 1 1.2 Proposisi Majemuk Dalam kegiatan sehari-hari kita sering menggabungkan beberapa proposisi dengan menggunakan kata hubung dan dan atau. Sebagai contoh jika terdapat dua buah proposisi : p : Kuliah hari ini sudah selesai q : Saya akan pulang Maka kita dapat menggabungkannya dengan menggunakan kata hubung dan yaitu : “Kuliah hari ini sudah selesai dan saya akan pulang.” Gabungan atau kombinasi dari satu beberapa proposisi disebut proposisi majemuk. Dalam ilmu logika penghubung dari beberapa proposisi terdiri dari simbol-simbol seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Penghubung proposisi Simbol Arti Dibaca Negasi tidak / bukan Konjungsi dan Disjungsi atau Implikasi (kondisi tunggal) jika . . . maka . . . atau . . . hanya jika . . . Bi-implikasi (kondisi ganda) . . . jika dan hanya jika . . . Simbol “ ” berarti tidak atau bukan ( sering dibaca negasi ). Misal terdapat proposisi “Mahasiswa libur kuliah”. Negasi dari proposisi tersebut adalah :”Mahasiswa tidak libur kuliah”. Jika mahasiswa libur kuliah adalah proposisi p, maka p : Mahasiswa tidak libur kuliah. Simbol “” (konjungsi) dibaca dan dan simbol “” (disjungsi) dibaca atau. Jika terdapat proposisi p : “Saya memesan es jeruk” dan proposisi q : “Saya memesan es buah”. Maka dapat dibentuk suatu proposisi majemuk konjungsi seperti : Saya memesan es jeruk dan es buah. Dalam bentuk simbol menjadi p q. Selain itu kita juga dapat membentuk proposisi majemuk disjungsi seperti : Saya memesan es jeruk atau es buah. Dalam bentuk simbol dapat ditulis p q. Contoh 1.3 Misal r : Ali adalah orang pintar s : Ali adalah orang kaya Tulis pernyataan berikut secara simbolik : a) Ali adalah orang miskin tapi pintar. b) Ali adalah orang kaya dan pintar c) Ali adalah orang bodoh atau miskin d) Ali adalah orang miskin atau dia kaya tapi bodoh Jawab a) s r b) s r c) r s d) s (s r ) matematika diskrit 2 Simbol adalah simbol implikasi dan dibaca “jika . . . maka . . .” atau “ . . . hanya jika . . .”. Sebagai contoh kalimat implikasi “jika p maka q” dapat ditulis dalam bentuk simbol menjadi p q. Proposisi p disebut hipotesis (anteseden), sedangkan q disebut konklusi (konsekuen). Proposisi majemuk implikasi disebut juga proposisi bersyarat. Dalam penggunaan sehari-hari kata jika ekivalen dengan bila. Dalam suatu pernyataan mungkin kata maka tidak dinyatakan secara eksplisit. Contohnya “Bila kamu menangis , hatiku sedih”. Pernyataan tersebut dapat ditulis menjadi “Jika kamu menangis maka hatiku sedih”. Misal proposisi “bila kamu menangis” adalah proposisi r dan “hatiku sedih” adalah proposisi s, maka proposisi majemuk tersebut dapat ditulis menjadi “Bila kamu menangis, hatiku sedih” atau dalam bentuk simbol dapat ditulis menjadi r s. Simbol adalah simbol bi-implikasi dan dibaca “. . . jika dan hanya jika . . .”. Jika terdapat proposisi majemuk “m jika dan hanya jika n”, maka kita dapat menulisnya dalam bentuk simbol m n atau dalam bentuk (m n) (n m). Proposisi majemuk bi-implikasi disebut juga proposisi dwi-syarat. Nilai kebenaran dari masing-masing proposisi majemuk dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Tabel kebenaran p q pq pq pq pq T T T T T T T F T F F F F T T F T F F F F F T T T = True (Benar) ; F = False (Salah) Dari tabel 1.2 dapat dilihat nilai kebenaran masing-masing proposisi majemuk. Propopsisi p q akan bernilai benar (T) jika salah satu dari p atau q atau keduaduanya benar. Jika kedua-dua p dan q bernilai salah (F) maka proposisi p q akan bernilai salah. Proposisi majemuk p q akan bernilai benar jika kedua-dua proposisi p dan q bernilai benar. Jika syarat tsb. tidak terpenuhi maka nilai kebenaran p q mempunyai nilai salah. Proposisi bersyarat p q mempunyai nilai kebenaran benar apabila nilai kebenaran hipotesis sama dengan nilai kebenaran konklusi, atau nilai kebenaran hipotesis bernilai salah. Diluar ketentuan tersebut maka proposisi p q mempunyai nilai kebenaran salah. Terakhir adalah proposisi bi-implikasi p q. Proposisi tersebut mempunyai nilai kebenaran benar (T) apabila nilai kebenaran p dan q sama. Jika tidak sama maka nilai kebenaran proposisi majemuk p q akan bernilai salah. Contoh 1.4 Tentukan nilai kebenaran dari proposisi-proposisi majemuk berikut dengan menggunakan tabel kebenaran ! a) (p q) b) (p q) c) (p q) (p q) d) (p q) Penyelesaian : matematika diskrit 3 p q p q (p q) (p q) (p q) (p q) (p q) T T F F T T T T T F F T F F F F F T T F F T F F F F T T F T F T Perlu diperhatikan bahwa jumlah baris tabel kebenaran tergantung dari jumlah proposisi pada proposisi majemuk. Jika suatu proposisi majemuk terdiri dari dua proposisi maka jumlah baris tabel kebenaran adalah 4 baris. Jika terdapat tiga proposisi maka jumlah baris adalah 8. Secara umum jika jumlah proposisi pada proposisi majemuk adalah n proposisi, maka jumlah baris tabel kebenaran adalah 2n. Contoh 1.5 Tentukan nilai kebenaran dari proposisi majemuk : p (q r) dengan menggunakan tabel kebenaran ! Penyelesaian : p q T T T T F F F F T T F F T T F F r p r q r (q r) p (q r) T F T F T F T F F F F F T T T T F T F T F T F T T T F T T T F T F F T F F F T F F F F F F F T F Soal-soal 1. Jika proposisi : p bernilai benar (T) q bernilai salah (F) r bernilai benar (T) s bernilai salah (F) Tentukan nilai kebenaran setiap proposisi majemuk berikut ! a) (p q) (r s) e) (p q) (q r) b) (p q) (r s) c) (p q) (r s) d) (p q) (r s) f) p (q r ) (r s) g) ((p q) r) (q (r s)) h) (p (q r)) (p q) (r s) e) (p q) (r s) i) ( (p q) (r s)) (p q) (r s) 2. Dengan menggunakan tabel, tentukan nilai kebenaran dari proposisi berikut ! a) (p q) (q r) (q r s) b) (p q r) (p q r) (q r) 1.3 Ekuivalensi dua proposisi Dua buah proposisi dikatakan ekuivalen secara logika apabila kedua proposisi tersebut mempunyai nilai kebenaran yang sama. Jika proposisi p ekivalen secara logika – sering disebut ekivalen saja – dengan proposisi q, maka ekivalensi tsb. dapat ditulis sebagai p q atau dapat menggunakan lambang bi-implikasi seperti p q. matematika diskrit 4 Contoh 1.5 Dengan menggunakan tabel kebenaran, tentukan apakah pasangan proposisiproposisi berikut ekuivalen. a) (p q) dengan (p q) b) (p q) dengan (p q) c) p q dengan (p q) (q p) d) p q dengan (p q) (q p) Penyelesaian : a) p q p q pq (p q) p q T T F F T F F T F F T F T T F T T F F T T F F T T F T T Jika kita perhatikan kolom 6 dan 7 nilai kebenaran (p q) sama dengan nilai kebenaran p q . Sehingga disimpulkan (p q) ekuivalen dengan (p q) . Dalam bentuk simbol dapat ditulis (p q) (p q) atau (p q) (p q) b) p q p q pq (p q) pq T T F F T F F T F F T T F F F T T F T F F F F T T F T T Nilai kebenaran kolom 6 dan 7 sama, sehingga disimpulkan (p q) (p q) atau (p q) (p q) c) p q pq pq qp (p q) (p q) T T T T T T T F F F T F F T F T F F F F T T T T Nilai kebenaran kolom 3 sama dengan kolom 6, sehingga dapat disimpulkan bahwa (p q) ((p q) (p q)) atau (p q) ((p q) (p q)). d) p q pq pq qp (p q) (p q) T T T T T T T F F F T T F T F T F T F F T T T T Karena nilai kebenaran kolom 3 tidak sama dengan kolom 6, maka dapat disimpulkan bahwa (p q) ((p q) (p q)) matematika diskrit 5 1.4 Hukum-hukum Ekuivalensi Logika No Hukum Bentuk ekuivalensi 1 Komutatif 2 Asosiatif 3 Distributif 4 Identitas 5 Ikatan 6 Negasi pq qp pq qp (p q) r p (q r) (p q) r p (q r) p (q r) (p q) (p r) p (q r) (p q) (p r) p True p p False p p True True p False False p p True 7 Negasi Ganda ( p) p 8 Hukum Idempoten 9 Hukum De Morgan 10 Penyerapan 11 Negasi True dan False p p False ppp ppp (p q) p q (p q) p q p(pq)p p(pq)p TF FT (p q) (p q) (p q) (p q) (q p) 12 Contoh 1.6 Buktikan ekuivalensi proposisi-proposisi berikut dengan menggunakan hukumhukum yang ada. a) (p q) (p q) p b) (p q) (p q) q Penyelesaian : a) (p q) (p q) (p q) (p q) p( q q) p(q q ) pT p b) (p q) (p q) (p q ) (p q) q (p p) q (p p) q T q Gunakan Hukum De Morgan Gunakan Hukum Distributif Gunakan Hukum Komutatif Gunakan Negasi Gunakan Hukum Identitas Terbukti Gunakan Hukum De Morgan Gunakan Hukum Distributif Gunakan Hukum Komutatif Gunakan Hukum Komutatif Gunakan Hukum Identitas Terbukti matematika diskrit 6 Soal-soal Tentukan apakah pasangan proposisi-proposisi berikut ekuivalen ! 1. p q dengan p q 2. (p q) (p q) dengan p 3. (p q) (p q) dengan p 4. (p q (p (p q)) dengan p q 1.5 Tautologi dan Kontradiksi Tautologi adalah proposisi majemuk yang nilai kebenarannya selalu benar untuk setiap nilai kebenaran proposisi pembentuknya. Sebaliknya kontradiksi selalu mempunyai nilai kebenaran yang salah untuk setiap nilai kebenaran proposisi pembentuknya. Jika kita ingin membuktikan apakah suatu proposisi majemuk adalah tautologi atau bukan, kita dapat menggunakan tabel nilai kebenaran. Jika nilai yang kita dapatkan pada kolom proposisi majemuk tersebut selalu T (benar), maka proposisi majemuk tersebut adalah tautologi. Kita juga dapat menggunakan hukumhukum yang ada. Jika akhir dari pembuktiannya menghasilkan T maka proposisi tersebut adalah tautologi. Cara yang sama dapat digunakan untuk membuktikan kontradiksi. Bedanya hanya terletak pada hasil akhir saja, yaitu selalu F (salah). Contoh 1.7 1. Dengan menggunakan tabel kebenaran buktikan bahwa : ( p q ) q adalah tautologi ! 2. Dengan menggunakan hukum-hukum yang ada buktikan bahwa proposisi p (q q) adalah kontradiksi ! Jawab 1. p q pq (pq)q T T F F T F T F T F F F T T T T Karena semua kolom ( p q ) q bernilai benar maka ( p q ) q adalah tautologi. 2. p (q q) p (q q) pF F Karena p (q q) ekuivalen dengan nilai F (salah) maka p (q q) adalah kontradiksi. Soal-soal Gunakan hukum-hukum yang berlaku untuk menentukan apakah proposisi berikut tautologi atau kontradiksi ! 1. (p q) (p q) 2. (p (p q)) 3. (p q ) (p q ) 4. (p q) (p q) matematika diskrit 7 1.6 Konvers, Invers dan Kontraposisi Jika terdapat proposisi bersyarat (implikasi) p q, maka kita dapat menentukan konvers, invers dan kontraposisi dari implikasi tersebut sebagai berikut : Jika terdapat implikasi p q Maka : konversnya adalah qp inversnya adalah p q kontraposisinya adalah q p Nilai kebenaran dari konvers, invers dan kontraposisi dapat dilihat pada tabel 1.5. Tabel 1.5 p q T T F F F T F T p q pq qp p q q p F F T T T F T F F T T T T T T F T T T F F T T T Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai kebenaran implikasi sama dengan kontraposisi. Jadi dapat disimpulkan bahwa (p q) ( q p ). Jika kita amati, nilai kebenaran kolom 6 dan 7 ternyata sama. Berarti q p p q . Hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Tetapi sesuai dengan pernyataan bahwa implikasi ekuivalen dengan kontraposisinya. Jika kita misalkan q p adalah implikasi, maka kontraposisinya adalah p q . Jadi memang semestinya nilai kebenaran q p selalu sama dengan p q. Contoh 1.8 Jika n adalah bilangan prima 3, maka n adalah bilangan ganjil. Tentukan konvers, invers dan kontraposisinya ! Jawab Misal p : n adalah bilangan prima 3 q : n adalah bilangan ganjil Implikasi: p q (jika n adalah bilangan prima 3 maka n adalah bilangan ganjil) Konvers : q p (jika n adalah bilangan ganjil maka n adalah bilangan prima 3) Invers : p q (jika n bukan bilangan prima 3 maka n bukan bilangan ganjil) Kontraposisi : q p (jika n bukan bilanganganjil maka n bukan bilangan prima 3) 1.7 Inferensi logika Telah disebutkan sebelumnya bahwa logika adalah ilmu yang berhubungan dengan pernyataan-pernyataan yang berupa kalimat-kalimat atau rumus-rumus, sehingga kita dapat mengambil kesimpulan apakah suatu pernyaatan bernilai benar atau salah. 1.7.1 Validitas suatu argumen Argumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan. Pernyataan terakhir disebut kesimpulan, sedangkan pernyataan sebelumnya disebut hipotesa atau premis. Sebagai contoh : p1 p2 hipotesa atau premis ... p n q (kesimpulan) Hipotesa atau premis dan kesimpulan disebut argumen. Jika dari suatu argumen semua hipotesanya benar dan kesimpulannya juga benar maka matematika diskrit 8 dikatakan argumen tersebut valid. Sebaliknya jika hipotesa bernilai benar dan kesimpulan nya salah, maka argumen tersebut tidak valid. Berikut diberikan tuntunan untuk menentukan apakah suatu argumen dikatakan valid atau invalid. a) Tentuka hipotesa dan kesimpulan kalimat b) Buat tabel yang menunjukkan nilai kebenaran untuk semua hipotesa dan kesimpulan. c) Tandai baris kritis, yaitu baris yang nilai kebenaran hipotesa bernilai T (benar). d) Jika semua kesimpulan pada baris kritis tersebut bernilai benar maka argumen bernilai valid. Jika ada kesimpulan pada baris kritis bernilai salah maka dikatakan argumen invalid. Contoh 1.9 Tentukan apakah argumen berikut valid atau invalid. p (q r ) r p q Penyelesaian : Untuk menentukan apakah argumen tersebut diatas valid atau invalid kita lengkapi tabel berikut : pq No. p q r p (q r ) 1 2 3 4 5 6 7 8 T T T T F F F F F T F T F T F T T T F F T T F F T T F T F F F F F T F T F F F F 1.7.2 Metode-metode Inferensi (penyimpulan) 1.7.2.1 Modus Ponens Misal hipotesis (anteseden) p pada implikasi p q bernilai benar. Agar proposisi bersyarat p q mempunyai nilai benar, maka q harus bernilai benar. Secara simbolik modus Ponens dapat dinyatakan sebagai berikut. pq p q Hal ini dapat lebih jelas jika kita menggunakan tabel kebenaran seperti berikut ini. No. p q p q pq 1 2 3 4 T T F F T F T F T F T T T T F F T F T F Contoh 1.10 Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan tersebut adalah bilangan genap. Suatu bilangan habis dibagi dua Bilangan tersebut adalah bilangan genap matematika diskrit 9 1.7.2.2 Modus Tollens Sebetulnya modus Tollens mirip dengan modus Ponens. Bedanya terletak pada hipotesa kedua dan kesimpulan. Hipotesa kedua dan kesimpulan merupakan negasi dari masing-masing proposisi pada hipotesa pertama. Dalam bentuk simbol modus Tollens dapat ditulis sebagai berikut : pq q p Modus Tollens dapat dibuktikan dengan menggunakan tabel kebenaran seperti berikut ini. No. p q pq q p 1 2 3 4 T T F F T F T F T F T T F T F T F F T T Contoh 1.11 Jika suatu zat adalah zat cair maka zat tersebut dapat mengalir. Suatu zat tidak dapat mengalir. Zat tersebut bukan zat cair 1.7.2.3 Penambahan Disjungtif Bentuk umum penambahan disjungtif adalah sebagai berikut : a) p b) q pq pq Contoh 1.12 Ali menguasai bahasa Pascal. Ali menguasai bahasa Pascal atau Basic 1.7.2.4 Penyederhanaan Konjungtif Bentuk umum penyederhanaan konjungtif adalah sebagai berikut : a) pq b) p q p q Contoh 1.13 Ali menguasai bahasa Pascal dan bahasa Basic Ali menguasai bahasa Pascal 1.7.2.5 Silogisme Silogisme merupakan bentuk inferensi (penyimpulan ) tidak langsung yang dilakukan dengan cara menyimpulkan dua hipotesis yang dihubungkan dengan cara tertentu. 1.7.2.5.1 Silogisme Disjungtif Silogisme disjungtif adalah peristiwa memilih diantara dua pilihan. Jika kita harus memilih diantara p atau q dan misalnya kita tidak memilih p tentulah pilihan kita adalah q. Secara simbolik dapat ditulis sebagai berikut : a) p q b) p q p q p q matematika diskrit 10 Contoh 1.14 Amir menguasai bahasa Pascal atau Basic. Amir tidak menguasasi bahasa Pascal. Amir menguasai bahasa Basic 1.7.2.5.2 Silogisme Hipotesis Prinsip penyimpulan silogisme hipotesis adalah sebagai berikut Jika nilai kebenaran dari implikasi p q dan q r adalah benar, maka implikasi p r bernilai benar pula. Dalam bentuk simbol penyimpulan silogisme dapat ditulis sebagai berikut : pq qr p r Contoh 1.15 Jika suatu bilangan bulat habis dibagi 9 maka bilangan tersebut habis dibagi 3. Jika suatu bilangan bulat habis dibagi 3 maka jumlah digitdigitnya habis dibagi 3. Jika suatu bilangan bulat habis dibagi 9 maka jumlah digitdigitnya habis dibagi 3 1.7.2.6 Dilema Dilema mempunyai bentuk campuran antara silogisme disjungtif dan silogisme hipotesis.Dalam bentuk simbolik dilema mempunyai bentuk : pq pr qr r Contoh 1.16 Menurut ramalan, tahun depan negara kita akan mengalami kemarau panjang atau banjir. Jika kemarau panjang hasil pertanian gagal. Jika banjir hasil pertanian gagal. Tahun depan hasil pertanian gagal. 1.7.2.7 Konjungsi Penghubung konjungsi sebenarnya telah dibahas sebelumnya. Bila terdapat proposisi p dan q, maka kombinasi antar keduanya dapat dihubungkan dengan menggunakan penghubung “”. Jika proposisi p dan q keduanya bernilai benar maka p q pastilah mempunyai nilai kebenaran benar pula. Dalam bentuk simbol dapat ditulis, p q p q Untuk menyederhanakan berikut dibuat tabel dari metode inferensi yang telah dijelaskan. matematika diskrit 11 Tabel 1.6 Ringkasan metode inferensi Metode Bentuk Argumen pq p q Modus Ponen pq q Modus Tollen p p Penambahan Disjungtif Penyederhanaan Konjungtif Silogisme Disjungtif q p q p q pq p pq q pq p q pq q p pq qr pr Silogisme Hipotesis pq pr qr r p q pq Dilema Konjungsi Contoh 1.17 Suatu hari ketika saya hendak berangkat ke kampus saya sadar bahwa saya tidak memakai kacamata. Setelah mengingat-ingat, ada beberapa fakta yang saya pastikan kebenarannya, yaitu : a) Jika kacamataku ada di meja dapur, maka saya pasti telah melihatnya ketika sarapan pagi. b) Saya membaca koran di ruang tamu atau di dapur. c) Jika saya membaca koran di ruang tamu maka pasti kacamata kuletakkan di meja tamu. d) Saya tidak melihat kacamataku sewaktu sarapan pagi. e) Jika saya membaca buku diatas tempat tidur maka kacamata kuletakkan di meja samping tempat tidur. f) Jika saya membaca koran di dapur maka kacamataku ada di meja dapur. Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, tentukan di mana letak kacamataku ! Jawab Pertama-tama kita tulis kalimat-kalimat pernyataan diatas dalam bentuk simbol-simbol, yaitu : p : Kacamataku ada di meja dapur q : Saya melihat kacamataku ketika sarapan pagi r : Saya membaca koran di ruang tamu matematika diskrit 12 s t u v : Saya membaca koran di dapur : Kacamata kuletatakkan di meja tamu : Saya membaca buku diatas tempat tidur : Kacamata kuletakkan di meja samping tempat tidur Selanjutnya fakta-fakta yang telah disebut diatas ditulis dalam bentuk simbol, yaitu : a) p q d) q b) r s e) u v c) r t f) s p Kesimpulan : 1. Dari fakta a) dan d) gunakan Modus Tollen pq q p (kacamataku tidak ada di meja dapur) 2. Dari fakta f) dan kesimpulan 1) gunakan Modus Tollen sp p s (Saya tidak membaca koran di dapur) 3. Dari fakta b) dan kesimpulan 2) gunakan Silogisme disjungtif rs s r (Saya membaca koran di ruang tamu) 4. Dari fakta c) dan kesimpulan 3) gunakan Modus Ponen rt r t ( Kacamataku kuletakkan di meja tamu) Soal-soal 1. Misal : p : Amir sedang mengikuti kuliah di kelas q : Amir ada di rumah r : Amir sedang mengerjakan tugas dari dosen s : Amir sedang mendengar radio t : Amir ada di kampus Dengan mengacu pada kalimat-kalimat diatas, tulis pernyataan-pernyataan berikut dalam bentuk simbol-simbol ! a) Amir ada di kampus dan sedang mengikuti kuliah di kelas. b) Jika Amir ada di kampus maka dia tidak sedang mendengarkan radio c) Jika Amir ada di rumah maka dia sedang mendengar radio atau mengerjakan tugas dari dosen. d) Amir tidak ada di kampus atau di rumah e) Amir ada di kampus dan sedang mengikuti kuliah di kelas. f) Amir ada di rumah sambil mendengarkan radio. matematika diskrit 13 2. Dengan mengacu pada kalimat-kalimat pada soal nomor 1, tulis simbol-simbol berikut menjadi pernyataan-pernyataan yang sesuai ! a) t p b) q (r s) c) (q r) (t p) d) q t 3. Buat tabel kebenaran dari pernyataan-pernyataan berikut ! a) (p q) c) p (p q) e) (p q) (p q) b) (p q) p d) p q f ) (p q) (p q) 4. Buktikan bahwa : a) (p q) (p q) (p q) (p q) adalah tautologi b) (p q) (p q) adalah kontradiksi 5. Tentukan apakah pasangan pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen ! a) (p q) (p r ) (p q) dengan ( p r ) b) (p q ) (p (p q )) dengan p q 6. Tulis konvers, invers dan kontraposisi dari soal 2b) dan 5b). 7. Gunakan prinsip-prinsip inferensi untuk menurunkan s dari hipotesa-hipotesa : (s q) p a pa 8. Perhatikan hipotesa-hipotesa di bawah ini ! a) Jika saya rajin belajar atau jika saya jenius maka saya lulus ujian matematika b) Saya tidak diizinkan mengambil mata kuliah Matematika Diskrit c) Jika saya lulus matematika maka saya diizinkan mengambil mata kuliah Matematika Diskrit d) Saya tidak rajin belajar Misal : p : Saya rajin belajar q : Saya jenius r : Saya lulus ujian matematika s : Saya diizinkan mengambil mata kuliah Matematiak Diskrit Pertanyaan : a) Nyatakan kalimat-kalimat diatas dengan simbol-simbol logika b) Apakah saya jenius 1.8 Kuantor Pada pembahasan pasal sebelumnya kita telah membahas proposisi dan proposisi majemuk. Akan tetapi pembahasan tersebut tidak menjelaskan tentang banyaknya (kuantitas) yang terlibat dalam pembahasan. Untuk menyatakan kuantitas maka kita gunakan kuantor (quantifier). Kuantor adalah kata yang menunjuk banyaknya satuan yang diikat oleh subjek. 1.8.2 Kalimat Berkuantor Tunggal Jika kita amati proposisi tidak dapat memberikan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan matematika dan/atau ilmu komputer. Padahal dalam banyak hal pernyataan-pernyataan dalam matematika dan/atau ilmu komputer dinyatakan dalam bentuk rumus-rumus. Sebagai contoh, pernyataan dalam bentuk x2 + 3x – 10 = 0 dapat bernilai benar atau salah. Jadi pernyataan tersebut bukan proposisi. Jika kita ambil nilai x = -5 dan 2, maka pernyataan tersebut benar. Akan tetapi jika kita ambil nilai x -5 atau 2 maka matematika diskrit 14 pernyataan tersebut menjadi salah. Jadi pernyataan tersebut benar untuk sebagian nilai x dan salah untuk sebagian nilai x lainnya. Contoh lainnya x2 0. Pernyataan ini benar jika daerah asalnya adalah bilangan riil. Jika daerah asalnya adalah bilangan imajiner maka pernyataan ini salah. Artinya untuk sebagian bilangan pernyataan tersebut benar sedangkan untuk sebagian lainnya adalah salah. Untuk menyatakan kuantitas yang terlibat dalam pembahasan maka kita gunakan simbol kuantor, yaitu dan . Simbol disebut kuantor universal dan simbol adalah kuantor eksistensial. Kuantor universal () menunjukkan bahwa setiap objek dalam semestanya mempunyai sifat dari kalimat yang menyatakannya. Sedangkan kuantor eksistensial () menunjukkan bahwa sebagian (setidak-tidaknya satu objek) dalam semestanya memenuhi sifat kalimat yang menyatakannya. Misal terdapat kalimat berkuantor (xD), p(x). Nilai kebenaran kalimat tersebut adalah benar jika dan hanya jika nilai p(x) benar untuk setiap x dalam semesta D dan bernilai salah apabila setidak-tidaknya ada satu x dalam semesta D yang menyebabkan p(x) salah. Nilai x yang menyebabkan p(x) bernilai salah disebut contoh penyangkal (counter example). Umumnya peubah x pada p(x) disebut peubah bebas. Sedangkan peubah x pada (xD), p(x) disebut peubah tak bebas. Kalimat berkuantor (xD), p(x) mempunyai nilai benar jika dan hanya jika setidak-tidaknya ada satu x dalam semestanya yang menyebabkan p(x) benar dan bernilai salah apabila semua x dalam semestanya bernilai salah. Dengan adanya kuantor maka p(x) dapat bernilai benar saja atau salah saja; tidak keduanya. Untuk p(x) yang memenuhi proposisi disebut fungsi proposional. Contoh 1.18 Misal terdapat proposisi p : Makhluk hidup akan mati. Jika makhluk hidup kita ganti dengan x, maka pernyataan asal dapat ditulis menjadi p(x) : x akan mati. Karena kita mengetahui bahwa semua makhluk hidup akan mati, maka pernyataan diatas dapat ditulis menjadi xD, p(x). Contoh 1.19 Misal terdapat proposisi p : Manusia disiplin. Jika manusia kita ganti dengan x, maka pernyataan asal dapat ditulis menjadi p(x) : x disiplin. Kita telah mengetahui bahwa hanya sebagian manusia yang disiplin, maka pernyataan diatas dapat kita tulis menjadi : x, p(x). Contoh 1.20 Nyatakan kalimat berkuantor berikut dalam bahasa sehari-hari ! a) xbilangan ril, x2 0 b) xbilangan ril, x2 0 c) mbilangan bulat, m2 = m Penyelesaian : a) Semua bilangan ril x mempunyai kuadrat tak negatif b) Semua bilangan ril x mempunyai kuadrat tidak sama dengan nol. c) Ada bilangan bulat yang kuadratnya sama dengan bilangan itu sendiri. Contoh 1.21 a) Misal D adalah himpunan bilangan bulat. Buktikan bahwa pernyataan mD, m2 = m bernilai benar. b) Misal E adalah himpunan bilangan bulat antara 6 dan 10. Buktikan bahwa kalimat mE, m2 = m bernilai salah. matematika diskrit 15 Bukti : a) Untuk m= 1, maka m2 = 1 dan m = 1. Sehingga untuk m=1, m2 = m. (terbukti) b) Untuk m = 7 , m2 = 49 m = 8 , m2 = 64 m = 9 , m2 = 81 Tidak ada bilangan bulat antara 6 dan 10 yang memenuhi m2 = m. Sehingga pernyataan m, m2 = m bernilai salah (terbukti). 1.8.3 Ingkaran Kalimat Berkuantor Misal terdapat pernyataan “Semua mahasiswa lulus ujian Matematika Diskrit”. Pernyataan tersebut mempunyai nilai kebenaran yang salah jika setidaktidaknya terdapat satu mahasiswa yang tidak lulus ujian Matematika Diskrit. Perlu diingat bahwa nilai kebenaran yang salah merupakan ingkaran dari nilai kebenaran yang benar. Jadi ingkaran dari “Semua mahasiswa lulus ujian Matematika Diskrit” adalah “Ada mahasiswa yang tidak lulus ujian Matematika Diskrit”. Jika p : Semua mahasiswa lulus ujian Matematika Diskrit dan p(x) : “x lulus ujian Matematika Diskrit”, maka dalam bentuk simbolik pernyataan tersebut dapat kita tulis menjadi xmahasiswa, p(x). Sedangkan “Ada mahasiswa yang tidak lulus ujian Matematika Diskrit” dapat ditulis dalam bentuk simbol menjadi xmahasiswa, p( x ) . Jika semesta pembicaraan sudah jelas, bisanya tidak dicantumkan lagi pada penulisannya. Jadi xmahasiswa, p(x) sering ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana seperti : x, p(x). Secara umum ingkaran dari kalimat berkuantor adalah sebagai berikut : x , p( x ) x , p( x ) x , p( x ) x , p( x ) Contoh 1.22 Tulis ingkaran dari kalimat-kalimat berikut : a) Semua orang sukses rajin bekerja b) Sebagian ahli matematika adalah orang malas c) Ada bilangan ril merupakan bilangan rasional. Jawab a) Misal p(x) : “x rajin bekerja”. Maka kalimat a) dapat kita tulis dalam bentuk simbol : xorang sukses, p(x) atau x, p(x). Ingkaran x, p(x) adalah x , p( x ) x , p( x ) b) Misal q(x) : “x adalah orang malas”. Maka kalimat b) dapat ditulis dalam bentuk simbol menjadi : xahli matematika, q(x) atau x, q(x). Ingkaran x , q ( x ) x , q ( x ) . c) Misal r(x) : “x merupakan bilangan rasional”. Kalimat tersebut dapat ditulis dalam bentuk simbol menjadi : xbilangan ril, r(x) atau x, r(x). Ingkaran x , r ( x ) x , r ( x ) . Contoh 1.23 Tulis kalimat-kalimat berikut dengan menggunakan simbol-simbol, kemudian tulis ingkarannya ( semestanya adalah himpunan bilangan bulat). a) Untuk setiap x, jika x bilangan ganjil maka x2 + 1 bilangan ganjil juga. matematika diskrit 16 b) Ada beberapa x sedemikian sehingga x merupakan bilangan genap dan x merupakan bilangan ganjil. Jawab a) Misal p(x) : x bilangan ganjil q(x) : x2 + 1 bilangan ganjil x, (p(x) q(x)) Ingkarannya : x, (p( x ) q( x )) x, (p( x ) q( x )) x, (p(x) q( x ) ) Ada beberapa bilangan bulat x yang merupakan bilangan ganjil, tetapi (x2 + 1) bukan merupakan bilangan ganjil. b) Misal r(x) : x bilangan genap s(x) : x bilangan ganjil Kalimat semula : x, (r(x) s(x)) Ingkarannya : x , (r ( x ) s( x )) x, (r ( x ) s( x )) x, ( r ( x ) s( x ) ) Semua bilangan bulat x bukan merupakan bilangan genap atau bukan merupakan bilangan ganjil. 1.8.4 Kalimat Berkuantor Ganda Kalimat berkuantor ganda adalah kalimat yang menggunakan lebih dari satu kuantor. Secara umum ekuivalensi dari kalimat berkuantor ganda adalah sebagai berikut : xy p(x,y) yx p(x,y) x y p(x,y) y x p(x,y) x y p(x,y) y x p(x,y) Sedangkan ekuivalensi dari ingkarannya adalah : x y p( x, y) x y p( x, y) x y p( x, y) x y p( x, y) Contoh : 1.24 Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk simbol logika ! a) Setiap bilangan genap sama dengan 2 kali bilangan bulat. b) Jika setiap dosen bermutu maka semua mahasiswa antusias belajar Jawab : a) Misal p(x,y) : x sama dengan 2 kali y xbilangan genap ybilangan bulat p(x,y) atau disingkat : xy p(x,y) b) Misal p(x,y) : jika x maka y xdosen bermutu ymahasiswa antusias belajar p(x,y) atau dapat disingkat menjadi : xy p(x,y) Soal-soal : 1. Tulis ingkaran kalimat “Setiap masalah lingkungan bukan suatu tragedi” dalam bentuk simbol logika ! 2. Jika p(x) : x adalah bilangan rasional q(x) : x adalah bilangan positif Tulis simbol-simbol logika x (p(x) q(x)) (q(x) p(x)) ke dalam bahasa seharihari matematika diskrit 17 3. Tulis kalimat berkuantor berikut dalam bahasa sehari-hari ! a) dosen x mahasiswa y, x membimbing y b) bilangan ril x bilangan ril y, x + y = 0 4. Tulis kalimat berikut dengan simbol logika berkuantor ganda. Semesta N adalah himpunan bilangan asli. a) Untuk setiap m, n N terdapat p N sedemikian sehingga m < p dan p < n b) Terdapat u N sedemikian sehingga u.n = n untuk setiap n N. matematika diskrit 18