BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi,
serta perubahan energi yang menyertai perubahan - perubahan materi tersebut.
Fenomena perubahan ini dapat diamati lewat penjelasan teoritis dan deskripsi secara
matematis/perhitungan. Ruang lingkup ilmu ini begitu luas, baik secara deskriptif
dan teoritis, sedikit banyak telah membuat siswa merasa kesulitan dalam
mempelajari kimia secara menyeluruh. Kesulitan ini berdampak pada hasil belajar
mereka yang kurang memuaskan[24].
Menurut Conpolat[24], sebagian besar materi ilmu kimia tergolong abstrak, sehingga
ilmu kimia dipelajari dengan cara penyederhanaan dari kebanyakan obyek yang ada
di dunia ini dan pembahasannya tidak hanya sekedar dengan pemecahan soal-soal
yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) melainkan juga menyertakan
penjelasan-penjelasan tentang fenomena kimiawi yang terkandung di dalamnya.
Hal yang demikian cenderung menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam proses
belajar mengajar atau interaksi antara guru dan siswa seperti berikut ini.
1.
Seringkali, kimia disajikan hanya sebagai kumpulan rumus belaka yang harus
dihafal oleh siswa, hingga akhirnya ketika evaluasi belajar, kumpulan tersebut
campur aduk dan menjadi kusut di benak siswa.
2.
Dalam menyampaikan materi kurang memperhatikan proporsi materi dan
sistematika penyampaian, serta kurang menekankan pada konsep dasar, sehingga
terasa sulit untuk siswa.
3.
Kurangnya variasi dalam pengajaian serta jarangnya digunakan alat bantu yang
dapat memperjelas gambaran siswa tentang materi yang dipelajari.
1
Salah satu bagian dari pelajaran kimia adalah hidrokarbon yang merupakan dasar
dari pembelajaran materi kimia karbon dan stereo kimia pada tingkatan yang lebih
tinggi, yang merupakan bagian dari pelajaran kimia yang diajarkan pada siswa SMA
kelas X. Sebagaimana asumsi bahwa belajar kimia bagaikan mempelajari bahasa
yang baru, maka hal yang sama juga terjadi dalam pembelajaran hidrokarbon.
Kesulitan mempelajari hidrokarbon, mengakibatkan mata pelajaran ini kurang
diminati oleh para siswa.
Belajar hidrokarbon mempunyai target akhir sebagai hasil pembalajaran berupa
ketercapaian
kompetensi
pada
masing-masing
siswa.
Sehingga
apabila
kecenderungan-kecenderungan tersebut di atas yang terjadi dalam suatu proses
belajar maka dapat disimpulkan bahwa ketercapaian kompetensi dari siswa tidak
terpenuhi, yang pada gilirannya akan mengakibatkan kualitas pendidikan menjadi
rendah.
Kualitas pendidikan yang relatif masih rendah dan yang belum mampu memenuhi
standar kompetensi peserta didik
merupakan permasalahan yang terjadi dalam
sistem pendidikan di Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 sebagaimana diatur
dalam peraturan Presiden No.7 tahun 2005. Oleh karena itu, sasaran pembangunan
diarahkan untuk pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan
dan standar kompetensi.
Hidrokarbon sebagai salah satu mata pelajaran yang abstrak dapat dipelajari dengan
menggunakan teknologi guna mengonkretkan bentuk-bentuk yang abstrak tersebut.
Oleh karena itu, pembelajaran hidrokarbon membutuhkan media pembelajaran yang
merupakan paduan visualisasi 3 dimensi (3D) untuk memudahkan siswa memahami
konsep-konsep pembelajaran tersebut, seperti : ikatan, tatanama dan model geometri
molekulnya.
2
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat
telah mendukung berbagai kemudahan yang signifikan terhadap aspek kehidupan
seperti dunia bisnis, pemerintahan, pendidikan dan lain-lain. Demikian juga halnya
dengan media yang berkolaborasi dengan teknologi dalam dunia pendidikan, yang
berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Teknologi
dalam pendidikan mencakup setiap kemungkinan sarana (alat) yang dapat digunakan
untuk menyajikan informasi dalam pendidikan dan latihan.
Salah satu bentuk teknologi yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan adalah
Teknologi
Augmented
Reality
(AR).
AR
adalah
teknologi
visual
yang
menggabungkan obyek atau dunia virtual kedalam tampilan dunia nyata secara real
time. Hal ini disebabkan oleh keunggulan teknologi AR yang memungkinkan user
untuk melakukan interaksi menggunakan gerak tubuhnya secara alami. Sebagaimana
disebutkan dalam quantum learning, siswa yang belajar dengan berbuat (learning by
doing) secara aktif akan sangat menentukan kebermaknaan belajar siswa tersebut.
Jika siswa belajar hanya dengan membaca, kebermaknaan bias mencapai 10% dari
mendengar 20%, dari melihat 30 %, mendengar dan melihat 50%, mengatakankomunikasi mencapai 70% dan belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan
bisa mencapai 90 %, maka keunggulan teknologi AR ini dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran kimia khususnya hirokarbon agar ketercapaian kompetensi
siswa terpenuhi.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Merancang dan mengimplementasikan interface media pembelajaran hidrokarbon
yang berbasis teknologi AR.
2. Merancang dan mengimplementasikan interaksi media pembelajaran hidrokarbon
yang interaktif sehingga dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi.
3. Penerapan teknologi AR dalam membuat media pembelajaran hidrokarbon yang
interaktif.
3
1.3 Rumusan Masalah
Sebagian besar materi ilmu kimia (hidrokarbon) adalah pembelajaran yang abstrak.
Hal yang demikian cenderung menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam proses
belajar mengajar atau interaksi antara guru dan siswa. Menurut teori quantum
learning pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa belajar dengan berbuat
(learning by doing) secara aktif atau pembelajaran yang interaktif.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat
telah mendukung berbagai kemudahan yang signifikan terhadap aspek kehidupan
terutama dibidang pendidikan. Salah satu bentuk teknologi yang dapat diterapkan
dalam bidang pendidikan adalah Teknologi AR. Diharapkan dengan perancancangan
interaksi pada media pembelajaran hidrokarbon berbasis AR ini akan membantu guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran hidrokarbon yang lebih konkret.
1.4. Batasan Masalah
1. Augmented Reality adalah teknologi yang digunakan untuk membangun media
pembelajaran.
2. Perancangan dan mengimplementasi interaksi media pembelajaran hidrokarbon
dengan menggunakan tool interaksi magicbook, kartu game, dan paddel.
3. Evaluasi interaksi media pembelajaran hidrokarbon yang dilakukan untuk melihat
respon guru, ditekankan pada aspek usability dan user experience.
1.5. Sistimatika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam penulisan penelitian “Perancangan dan
Implementasi Interaksi pada Media Pembelajaran Hidrokarbon Berbasis Teknologi
Augmented Reality” adalah sebagai berikut
BAB I. PENDAHULUAN, berisi mengenai latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
batasan masalah, dan sistematika penulisan.
4
BAB II, TINJAUAN PUSTAKA, berisi mengenai dasar teori sebagai acuan dalam
penelitian meliputi teori belajar, teori dasar media pembelajaran interaktif, desain
interaksi, dan teknologi AR.
BAB III, ANALISIS DAN PERANCANGAN, berisi mengenai analisis dan
perancangan interaksi media pembelajaran hidrokarbon dengan menggunakan
teknologi AR.
BAB IV, IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL, berisi mengenai pembahasan
implementasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat dan hasil pengujian.
BAB V, KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan setelah dilakukan analisi
dan saran untuk pengembangan lebih lanjut. 5
Download