Peranan Musik dalam Ibadah Pemuda di GKJ Salatiga

advertisement
Peranan Musik dalam Ibadah Pemuda di GKJ Salatiga
Oleh,
Ingkiriwang Berthy Pariangan
712011020
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi: Teologi, Fakultas: Teologi
Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi
( S.Si-Teol)
Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana
2015
MOTTO
DALAM HIDUP INI HASILKANLAH
BUAH-BUAH ROH YAITU
KASIH,SUKACITA,DAMAI
SEJAHTERA,KESABARAN,KEMURAH
AN,KEBAIKAN, KESETIAAN,
KELEMAHLEMBUTAN DAN
PENGUASAAN DIRI
..
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama puji dan syukur Penulis naikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
senantiasa menyertai dan membimbing hingga tahap dimana penulisan ini telah selesai dibuat.
Begitu pula tak lupa kepada campur tangan dari orang-orang yang begitu mengasihi dan
mendukung, baik secara materi maupun dukungan doa, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. dengan iman, penulis meyakini bahwa hanya atas karuniaNya penulis dapat
melewati setiap proses pembelajaran di Fakultas Teologi UKSW.
Keberhasilan yang penulis peroleh tak lepas dari doa, perhatian, dukungan, bimbingan,
kasih sayang serta ilmu dari berbagai pihak yang sangat penulis cintai dan juga yang mencintai
penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pdt.Retnowati, M.Si. sebagai pembimbing I dan Pak Leo Agung Rupiono,S.Sn.,M.Pd.
sebagai pembimbing 2 yang telah membimbing penulis dengan kesabaran selama 4 bulan.
Terima kasih Ibu Retno dan Pak Leo yang tidak pernah lelah untuk membaca serta memberi
masukan untuk penulisan tugas akhir ini. Terima kasih juga untuk waktu, motivasi serta ilmu
yan diberikan kepada penulis selama proses bimbingan.
2. Papa, Mama, Claudia dan Richard yang selalu mendukung dalam doa dan motivasi, sehingga
penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Terima kasih untuk semuanya yang
kalian berikan untuk penulis. Kiranya Tuhan selalu memberkati kalian semua.
3. Majelis GKJ dan pengurus pemuda GKJ Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga diijinkan untuk dapat meneliti dan mendapatkan informasi yang lengkap
kepada penulis selama meneliti di GKJ Salatiga. Terima kasih untuk waktu yang diberikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Para Dosen Fakultas Teologi UKSW. Pak John, Ibu Retno (pembimbing 1), Ka Irene, Ka
Mariska, Pak Eben, Pak Thobi, Pak Yusak, Ka Ira, Pak Yopi, Pak Toni, Pak David, Pak
Totok, Ibu Dien, Pak Daniel dan
Pak Izak. Terima kasih untuk ilmu, kedisiplinan,
pengalaman, motivasi serta doanya yang diperoleh penulis hingga meraih keberhasilan.
Berkat motivasi, ilmu dan semangat dari para dosen, penulis bisa menyelesaikan dan meraih
keberhasilan ini. Kiranya Tuhan selalu membekati kalian dan kehidupan selanjutnya.
5. Para Pegawai Tata Usaha Fakultasi Teologi. Ibu Budi, Mas Eko dan Mba Liana. Terima kasih
atas bantuan dan informasi yang diberikan selama penulis menempuh studi di UKSW.
Kiranya Tuhan memberkatian kalian.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisa bagaimana peranan musik
dalam ibadah pemuda di GKJ Salatiga. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan dari subjek yang
diteliti. Adapun tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap informan
yang mengikuti ibadah beserta pemain musik di GKJ Salatiga. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori peranan musik yang memiliki tiga tahap yaitu mengajar, menggerakan
serta mencerahkan. Tahap mengajar yaitu pada tahap ini pemain pemusik baru bisa bermain
musik atau hanya bisa membaca not angka dan not balok. Tahap menggerakkan yaitu pada tahap
ini pemain pemusik sudah bermain musik dengan baik, seperti harus memberi intro, tempo yang
tepat, frasering, serta menjiwai lagu yang dinyanyikan. Tahap mencerahkan yaitu pada tahap ini
pemain pemusik sudah sangat menjiwai dan menyatu dengan musik sesuai dengan pesan yang
disampaikan dan bermain untuk kemuliaan nama Tuhan. Berdasarkan hasil penelitian penulis,
dapat disimpulkan bahwa musik yang digunakan dalam mengiringi ibadah pemuda berada pada
tahap mencerahkan, karena pada tahap ini pemain musik sudah sangat menjiwai dan menyatu
sehingga permainan tersebut ditujukan untuk mememuji dan memuliakan nama Tuhan. Ibadah
pemuda dan musik tidak bisa dipisahkan sehingga peranan musik dalam ibadah saling berkaitan
dan memiliki tahap mencerahkan.
KATA KUNCI: IBADAH PEMUDA, GKJ SALATIGA, PERANAN MUSIK.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………………. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT………………………………………………………………….. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES…………………………………………………………… iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS…………………………………………………………………………………… iv
MOTTO…………………………………………………………………………………………………
v
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………………………………..
vi
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….
I.
ix
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………
1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………
1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
7
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………
7
1.4 Signifikansi Penelitian…………………………………………………………………
7
1.5 Metode Penelitian…………………………………………………………………….
8
ix
II.
III.
IV.
LANDASAN TEORI……………………………………………………………………… 8
2.1 Teori Ibadah…………………………………………………………………………..
8
2.2 Teori Pemuda……………………………………………………………………….. ..
10
2.3 Teori Musik ………………………………………………………………………….
13
2.4 Teori Peranan Musik………………………………………………………………….
17
HASIL PENELITIAN………………………………………………………………… .
17
3.1 Profil GKJ Salatiga…………………………………………………………………..
17
3.2 Profil Pemuda dan sejarah band masuk di GKJ…………………………………….
17
3.3 Tata Ibadah dalam ibadah Pemuda…………………………………………………
18
3.4 Pengertian Ibadah Pemuda………………………………………………………….
19
3.5 Strategi Musik untuk menarik pemuda…………………………………………….
19
3.6 Jenis lagu yang tepat dalam ibadah pemuda………………………………………
20
3.7 Peranan Musik dalam ibadah pemuda……………………………………………
20
3.8 Pelaksanaan Ibadah Pemuda di GKJ Salatiga………………………………..
21
ANALISA TENTANG PERANAN MUSIK DALAM IBADAH PEMUDA
DI GKJ SALATIGA………………………………………………………………
V.
VI.
22
KESIMPULAN………………………………………………………………………..
24
SARAN…………………………………………………………………………………
25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
26
x
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
“Secara umum musik merupakan penggambaran kembali kebiasaan hidup manusia yang
kita alami dalam bentuk perlambang bunyi yang diungkapkan secara ekspresif dan estetis. Musik
sebagai wahana ekspresi dipahami sebagai ilmu maupun keindahan (estetika). Musik sebagai
anak kesenian merupakan salah satu ekspresi diri manusia yang termula. Bila dibandingkan
dengan anak kesenian lainya, musik merupakan media ekspresi seni yang dianggap paling
komunikatif. Kenyataan ini terbukti pada waktu sedang menikmati suatu pementasan seni,
dimana sebagian anggota tubuh seperti tangan dan kaki bergerak aktif merespon bunyi yang
didengar.”.1
“Musik merupakan hal yang disenangi oleh semua golongan yaitu dari yang muda hingga
orangtua. Musik memiliki banyak penggemar dan pencintanya. Musik mengandung unsur-unsur
universal, mampu melintasi batasan usia, jenis kelamin, ras, agama dan bangsa” 2. “Setiap tempat
yang dikunjungi, pasti akan menemukan musik. Musik merupakan salah satu solusi untuk
menemani kegiatan yang kita lakukan. Musik menjadi bagian dari kehidupan kita yang tidak
dapat dipisahkan. Selain itu, musik mempengaruhi setiap pendengarnya, contohnya: jika irama
klasik maka pendengarnya akan merasakan kehangatan dan santai, jika irama rock maka
pendengar akan merasakan keras dan cepat. Musik merupakan sarana refreshing kita saat dalam
keadaan bosan maupun suntuk. Musik merupakan solusi yang baik untuk dilakukan dalam
keadaan bosan dan suntuk. Setiap orang pastilah memiliki jenis musik tersendiri yaitu pop,
klasik, rock, jazz dan lain-lain. Dengan demikian, setiap jenis memiliki makna tersendiri
sehingga dari jenis lagu tersebut bisa terlihat dari kepribadian seseorang”.3
Musik dikategorikan menjadi dua yaitu musik rohani dan musik sekuler. Pada saat ini
penulis ingin membahas mengenai pengertian tentang musik gereja. ‘ Musik gereja adalah suatu
jenis musik yang berkembang di kalangan Kristen ( juga pada zaman sebelum kekristenan
Yahudi) terutama dilihat dari penggunaannya dalam ibadah gereja.
1
Agastya Rama Listya, Kontekstualisasi Musik Gereja ( Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 1999), 6-7
Winnardo Saragih, Misi Musik: Menyembah atau menghujat Allah? (Yogyakarta: ANDI, 2008), 1.
3
Saragih, Misi Musik, 3-6.
2
1
Seorang tokoh musik gereja, Mawene ( tokoh Perjanjian Lama) dalam bukunya Gereja yang
Bernyanyi menyebutkan ‘musik gereja merupakan ungkapan isi hati orang percaya (Kristen)
yang diungkapkan dalam bunyi-bunyian yang bernada dan berirama secara harmonis, antara lain
dalam bentuk lagu dan nyanyian’4. Sama dengan musik secara umum, dua unsur; vokal dan
instrumental harus diperhatikan, dan terkhusus dalam bermusik di gereja yang sarat dengan
makna teologis dan berkenaan dengan iman umat, dua hal itu sangat penting untuk disajikan
secara tepat agar umat mampu menghayati imannya dengan bantuan musik. Musik sangat
penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik,
baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja, sehingga Martin
Luther, tokoh gereja protestan era reformasi menyatakan bahwa ‘gereja yang baik adalah gereja
yang bernyanyi’. Makna musik dalam ibadah gereja dalam istilah lain dalam liturgi gereja adalah
ungkapan simbolis perayaan iman jemaat gereja. Perayaan iman yang dimaksud adalah
penghayatan terhadap misteri dalam agama Kristen dalam diri Kristus sebagai sosok penyelamat
yang benar-benar menyentuh perasaan umat dalam nyanyian. Hubungan musik dan liturgi
(seharusnya) bersifat harmonis, yaitu keseimbangan yang pas antara musik dan penghayatan
iman menjadi tidak terpisahkan. Unsur musik dalam gereja seharusnya memiliki keterkaitan
dengan gereja dalam hal pengembangan kehidupan spiritualitas, sumber daya, organisasi gereja,
mentalitas, keahlian, integritas keteladanan umat beriman yang harus senantiasa dipikirkan oleh
gereja sebagai organisasi. Dengan begitu musik menjadi alat teologi dalam mendidik umat yang
bertujuan mencerdaskan umat untuk berperilaku yang baik sesuai ajaran gereja. Fungsi musik
gereja yaitu untuk memuliakan Allah. Selain itu dampak baiknya dalah memberikan pendidikan
kepada warga jemaat dengan nyanyian, hal ini juga mencerminkan jenis perkembangan teologis
yang sedang berlangsung dalam gereja tersebut. Melalui musik yang terjadi dalam sebuah liturgi
(ibadah), umat mampu berefleksi dalam kehidupannya. Fungsi musik gereja yang lain di dalam
liturgi adalah melayankan ibadah secara sederhana, tetapi pantas dan bermutu tinggi. Nyanyian
jemaat hanya berfungsi di dalam ibadah, sedangkan ketika dinyanyikan di luar gereja menjadi
berkurang bahkan hilang fungsinya. Hal ini terjadi karena salah satu aspek nyanyian jemaat
sebagai bentuk penggembalaan atau pastoralnya menjadi tidak berbobot lagi.
4
Mawene., Gereje yang Bernyanyi, (Yogyakarta: Andi, 2004). 1.
2
Ada tiga hal secara historis yang melahirkan fungsi nyanyian jemaat di dalam liturgi: yang
pertama adalah nyanyian dalam liturgi merangkai unsur-unsur liturgi secara berkaitan, sehingga
jika rangkaian itu hilang maka fungsinya menjadi hilang. Dalam hal ini syarat nyanyian jemaat
harus disajikan secara dilihat dari aspek teologi dan praktiknya. Yang kedua adalah nyanyian
Jemaat sebagai simbol dari iman dan pengajaran, syair dan musik menjadi sangat penting dalam
menyampaikan pesan pemberitaanfirman. Yang ketiga adalah nyanyian Jemaat memperoleh
maknanya dalam pelayanan liturgi’.5
‘Musik merupakan 40 persen dari layanan ibadah. Layanan musik memiliki peran yang
penting dalam jalannya ibadah. Program musik yang kuat umumnya memiliki tiga ciri yaitu
perencanaan dan spontanitas, keseimbangan dan variasi serta kualitas dan kedalaman.
Perencanaan dan spontanitas dalam semua komponen dalam ibadah penting. Mereka yang
memimpin musik, mereka yang memimpin liturgi, dan mereka yang memberitakan memiliki
kepercayaan yang cukup dan menghormati satu sama lain dan untuk kualitas kerja tim mereka
berbagi bahwa mereka dapat bergerak dengan spontanitas sebagai tim ketika roh memimpin
mereka dalam arah baru selama kebaktian. Improvisasi dan spontanitas membangun perencanaan
yang telah terjadi. Para pemimpin ibadah harus memiliki rasa kepercayaan dan kerjasama yang
penuh dalam ibadah. Karya pianis, organis, direktur paduan suara, dan paduan suara itu sendiri
harus berkualitas tinggi. Musik dimainkan dan dinyanyikan oleh orang yang kompeten dan
orang-orang yang menyanyikannya dengan kesungguhan. Komitmen mereka bertujuan untuk
memuliakan nama Tuhan, karena mereka diberikan talenta yang luar biasa. Ibadah yang
memiliki rasa kekuatan dan gerakan dalam liturgi adalah mereka yang layanan ini satu kesatuan
utuh. Tahap sebelumnya membangun ke arah yang lebih baik dan berkontribusi ke tahap
berikutnya dalam pelayanan, dan ada rasa perkembangan dan gerakan menuju klimaks pindah ke
dunia dalam misi sebagai umat Allah. Hal ini menentukan bahwa sesuatu kekuatan liturgi dan
gerakan Injil serta irama yang bergerak menuju kehidupan baru di dalam Kristus.’6
5
Wikipedia, “Musik Gereja”, accessed April 07, 2015, http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Gereja.
Callahan Kennon L, Twelve Keys to an Effective church, ( San Francisco: A Division of Harper Collins Publishers
1983) 27.
6
3
Menurut Yonas Muanley, ‘Ibadah adalah ekspresi dan sikap hidup yang penuh bhakti
(penyerahan diri) kepada yang ilahi, yang pengaruhnya nampak dalam tingkah laku yang benar’7.
Selain itu, ibadah ialah ‘Undangan untuk bersekutu bergabung dan beribadah bersama di tempat
ini datang dari Allah sendiri. Allah Pencipta langit dan Bumi yang menciptakan diri kita. ‘Allah
yang kita sembah adalah Allah yang mendambakan persekutuan dengan umatNya. Allah Di
dalam Yesus Kristus, Dia terus menerus mencari, Dia menghampiri dan memanggil orang-orang
berdosa untuk bersekutu dengan Dia’8 Menurut Hoon, ‘Ibadah adalah pernyataan diri Allah
sendiri dalam Yesus Kristus dan tanggapan manusia terhadapNya. Melalui FirmanNya Allah
menyingkapkan dan mengkomunikasikan keberadaanNya yang sesungguhnya kepada manusia.’9
Menurut Alm. Profesor George Florovsky, ‘Ibadah adalah jawaban manusia terhadap panggilan
Ilahi, terhadap tindakan yang penuh kuasa Allah yang berpuncak dalam tindakan perdamaian
dalam Kristus.’10
‘Sesuai dengan kebiasan dalam Perjanjian Baru, jemaat dalam abad-abad pertama tidak
datang berkumpul dalam ibadah resmi, tetapi dalam ibadah doa yang diadakan tiap hari,
diantaranya doa Didache ( ajaran keduabelas rasul), doa petang ( doa, pembacaan Alkitab,
mazmur dan nyanyian) dan ibadah doa ( hanya doa saja). Pada abad kedua, keadaan tempat
ibadah jemaat masih sama dengan keadaan rasul-rasul. Dalam abad ketiga keadaan itu sama
sekali berubah. Oleh karena ada pengaruh ( agama Yahudi, penganiayaan, agama kafir), ibadah
jemaat yang dahulu terbuka untuk dunia luar, sekarang semakin lama semakin tertutup. Bentuk
gedung gereja masih sederhana, tidak banyak berbeda dengan bentuk rumah biasa. Sebagian dari
ruang ibadah digunakan untuk perayaan perjamuan. Di tengah-tengah ruangan ditempatkan
sebuah mezbah sebagai lambang perjanjian baru yang dimeteraikan oleh korban kematian
Kristus. Jumlah waktu ibadah jemaat dalam abad pertama mengalami perubahan.’ 11
7
Yonas Muanley, “Liturgika: Pertemuan Teragung”, last modified April 23, 2013,accessed Maret 04, 2015,
http://berliturgi.blogspot.com/2013/04/pengertian-ibadah.html.
8
Hamba Tuhan GII HOK IM TONG, “Pentingnya Ibadah’, last modified Mei 26, 2009, http://persekutuangii.blogspot.com/2009/05/pentingnya-ibadah.html.
9
White James F., Pengantar Ibadah Kristen, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia 2002) 7.
10
White, Tipping point, 10.
11
Abineno J.L.Ch., Ibadah Jemaat dalam abad pertama. ( Jakarta: BPK Gunung Mulia 1985) 57-68.
4
‘Dalam abad ke IV, pemimpin dari biara di sebelah Barat mulai mengikuti kebiasaan
yang digunakan dalam biara sebelah Timur. Salah seorang dari pemimpin ini adalah Kesarius
dari Arles. Dalam pekerjaanya ia banyak mengambil alih peraturan dari biara Lerinum. Bentuk
ibadah yang digunakan pada abad pertengahan adalah basilica, kemudian diganti menjadi gaja
romans dan gaja gotis. Bentuk gaja romans berpusat di Perancis, dan disiarkan ke daerah Eropa
lainya. Nama romans digunakan untuk menyatakan bahwa arsitektonis merupakan lanjutan dari
bangunan lengkung romawi. Sedangkan gaja gotis berpusat juga di Perancis, kemudian ke
seluruh Eropa Barat. Ciri khusus dari gaja ini adalah untuk menciptakan ruang-ruang yang lebih
besar dengan jalan serta menghindarkan pemakaian tembok-tembok yang tebal. Dalam abad
pertengahan jumlah ibadah semakin bertambah besar.’12
‘Berdasarkan buku ‘Leadership Education: Preparing for Congregational Service’, ada
beberapa element-element dari penyembahan yaitu: Votum dan Salam atau Panggilan beribadah:
bagian ini merupakan pembukaan atau mengajak untuk memulai ibadah tersebut ; Pujian: Fokus
dalam ibadah diarahkan kepada Allah. Bentuk-bentuk efektif dalam pujian adalah: liturgy yang
menginginkan adanya gerakan, paduan suara anak-anak, membaca jemaat, merenungkan
keindahan ciptaan Tuhan, atau bermeditasi pada seni rupa yang berpuncak pada teriakan atau
lagu. pujian dan penyembahan diungkapkan oleh seluruh jemaat ; Proklamasi : Pada bagian ini
sering di sebut juga dengan Khotbah ; Mengaku / rekonsiliasi: Dalam bagian ini, setiap jemaat
yang hadir mengaku tentang iman kepada Tuhan. Pengakuan ini di sebut juga pengakuan Iman
Rasuli ; Berdoa: Berdoa adalah suatu sikap yang harus dilakukan oleh setiap umat yang percaya
kepada Tuhan Yesus. Melalui doa, permasalahn maupun pergumulan kita dapat di jawab oleh
Tuhan. Bagian ini disebut Doa Syafaat ; Persembahan: Pada bagian ini identic dengan
persembahan maupun persepuluhan. Jika kita menerima berkat dari Tuhan, kita harus
memberikan persembahan bahkan persepuluhan dari hasil yang kita terima selama seminggu
maupun sebulan ; dan Berkat: Setelah jemaat menerima Firman Tuhan dalam ibadah, jemaat
akan menerima berkat dari Tuhan yang disampaikan oleh pelayan Firman.’13
12
Abinen J.L.Ch, Ibadah Jemaat dalam abad pertengahan ( Bandung: Pinda Grafika Jawa Barat 1966) 54-59.
Stuckey E. Anne, Leadership Education: Preparing for Congregational Service, ( Benham Ave: The Theological
and Pastoral Education Council 1995) 52-54.
13
5
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana peranan musik dalam
ibadah Pemuda di GKJ Salatiga. Alasan penulis memilihi judul penelitian dan GKJ Salatiga
sebagai tempat penelitian disebabkan beberapa alasan. Alasan yang pertama ialah GKJ Salatiga
memiliki letak strategis yang tepat sehingga para pemuda yang berada di Salatiga memilih GKJ
Salatiga sebagai tempat ibadah minggu maupun ibadah pemuda. Alasan yang kedua ialah
pengelolaan serta perhatian pemuda-pemudi GKJ Salatiga sangat kuat dan berpengaruh dalam
bidang musik, hal tersebut terbukti dalam persekutuan pemuda selalu menggunakan gitar
akustik, dan setiap minggu ke 3 di bulan yang berbeda, ibadah pemuda dalam hal ini Kebaktian
Pemuda Remaja (KPR) menggunakan formasi band. Hal tersebut merupakan kekuatan dan
keunggulan yang dimiliki pemuda-pemudi GKJ Salatiga.
Dalam hal ini, penulis akan membahas mengenai peranan musik dalam ibadah pemuda di
GKJ Salatiga. GKJ merupakan singkatan dari Gereja Kristen Jawa. Pemuda berada di dalam
naungan bidang 2 yaitu PPSM, PRJ, PPJ, dan lain-lain. GKJ mempunyai beberapa ibadah
kategorial seperti pemuda, remaja, bapak, ibu, dan lansia. Dalam struktur organisasi pemuda,
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, sie rohani, sie publikasi dan humas, dan sie olahraga dan
seni. Ibadah pemuda dilakukan setiap hari sabtu pada pukul 17.00 WIB. Pada minggu 1,2 dan 4
menggunakan alat musik gitar, sedangkan pada minggu ke 3 di bulan yang berbeda, ibadah
pemuda menggunakan formasi band yaitu piano, gitar, bass, drum, dan tamborin. Dalam
melaksanakan ibadah pemuda dilakukan di ruang pemuda GKJ Salatiga. Dalam Kebaktian
Pemuda dan Remaja dilaksanakan pada minggu ke 3. Dalam KPR menggunakan formasi band.
KPR melibatkan pemuda, remaja serta beberapa gereja yang diundang dalam ibadah tersebut.
KPR dilaksanakan di gedung GKJ.
Menurut penulis, judul ini sangat penting dan menarik untuk diteliti, karena peranan
musik di kalangan pemuda sangat melekat dan menyatu, sehingga penulis menulis judul tersebut.
Setiap gereja pasti memiliki ibadah pemuda. Menurut penulis, ibadah pemuda dilakukan agar
setiap pemuda dalam gereja tersebut bisa bersekutu serta berperan aktif dalam sebuah
persekutuan. Ibadah pemuda pasti memiliki tata ibadah yang berbeda dengan ibadah minggu.
Tata ibadah tersebut mempunyai unsur inovatif, kreatif, sehingga lagu-lagu yang dinyanyikan
memiliki irama yang ceria, yang menggambarkan seorang pemuda-pemudi.
6
Berdasarkan ibadah pemuda tersebut, tentulah peranan musik tersebut ada, bahwa dalam
mengiringi ibadah pemuda ada seorang atau kelompok pemuda yang memainkan alat musik (
piano maupun gitar) sehingga suasana menjadi sukacita ketika ada pemain musiknya. Dengan
hal tersebut, maka saya memberi judul dalam penelitian saya yaitu ‘peranan musik dalam
pengembangan ibadah Pemuda di GKJ Salatiga’.
1.2 Rumusan Masalah
-
Bagaimana peranan musik dalam ibadah pemuda di GKJ Salatiga?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ialah untuk menjelaskan dan menganalisa peranan musik dalam ibadah
Pemuda di GKJ Salatiga.
1.4 Signifikansi Penelitian
Manfaat dalam penulisan penulis ialah memberikan informasi mengenai peranan musik
dalam ibadah Pemuda. Selama ini peranan musik yang kita ketahui hanya sebatas peranan yaitu
berkaitan atau tidak dengan ibadah. Tetapi penelitian penulis ini, ingin memberikan informasi
bahwa peranan yang dimaksud ialah bagaimana seorang pemusik bisa memainkan perananya
dalam ibadah.
“Menurut Martin Luther, ada tiga tahap peranan musik dalam ibadah yaitu mengajar,
menggerakkan, dan mencerahkan. Tahap mengajar yaitu seorang pemusik baru bisa bermain
musik atau hanya bisa membaca not angka dan not balok. Tahap menggerakkan yaitu seorang
pemusik baru menjiwai dan menyatu dengan musik, seperti harus memberi intro, tempo yang
tepat, frasering, serta menjiwai lagu yang dinyanyikan. Tahap mencerahkan seorang pemusik
sudah sangat menjiwai dan menyatu dengan musik, sehingga pengahayatan terhadap lagu tidak
diragukan. Berdasarkan hal tersebut, tentunya memiliki manfaat yang baru mengenai peranan
musik.”14
14
Witanto Carol. “ Perbedaan bermain musik di gereja dan di luar gereja”. Last modified October 9, 2012,
accessed October 5, 2015, http://witantocarol.com/perbedaan-antara-bermain-musik-di-gereja-dan-di-luargereja.htm
7
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, saya menggunakan pendekatan Kualitatif, karena dengan
menggunakan pendekatan kualitatif ini, saya bisa mendapatkan dan menggali informasi
mengenai peranan musik dalam ibadah pemuda di GKJ Salatiga. Pendekatan kualitatif bertujuan
untuk menampilkan data bukan dalam bentuk hitungan angka-angka melainkan dalam bentuk
kalimat untuk memperjelas maksud. Moleong menyatakan, ‘penelitian kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Tujuan penelitian ini adalah berupaya untuk memahami situasi
tersebut.’
15
Tehknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, wawancara
mendalam, studi dokumentasi dan gabungan ketiganya.’16 Wawancara yang penulis lakukan
ialah kepada pengurus Ibadah Pemuda, pemuda gereja dan pemain musik GKj Salatiga.
Observasi participant dilakukan dengan melihat langsung keberadaan ibadah pemuda di GKJ
Salatiga.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Ibadah
Yonas Muanley mengatakan bahwa ‘Ibadah adalah ekspresi dan sikap hidup yang penuh
bhakti (penyerahan diri) kepada yang ilahi, yang pengaruhnya nampak dalam tingkah laku yang
benar’17. Selain itu, ibadah ialah ‘Undangan untuk bersekutu bergabung dan beribadah bersama
di tempat ini datang dari Allah sendiri. Allah Pencipta langit dan Bumi yang menciptakan diri
kita. Allah yang kita sembah adalah Allah yang mendambakan persekutuan dengan umatNya.
Allah Di dalam Yesus Kristus, Dia terus menerus mencari, Dia menghampiri dan memanggil
orang-orang berdosa untuk bersekutu dengan Dia’18
Dalam Buku “Pengantar Ibadah Kisten” yang ditulis oleh James White, ada beberapa
tokoh yang memberikan definisinya mengenai pengerti ibadah Kristen, antara lain: Hoon
15
Moleong J Lexi, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2001) 3.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif, ( Bandung: Alfabeta 2012) 293.
17
Yonas Muanley, “Liturgika: Pertemuan Teragung”, last modified April 23, 2013,accessed Maret 04, 2015,
http://berliturgi.blogspot.com/2013/04/pengertian-ibadah.html.
18
Hamba Tuhan GII HOK IM TONG, “Pentingnya Ibadah’, last modified Mei 26, 2009, http://persekutuangii.blogspot.com/2009/05/pentingnya-ibadah.html.
16
8
mengatakan bahwa ‘Ibadah
tanggapan
manusia
adalah pernyataan diri Allah sendiri dalam Yesus Kristus dan
terhadapNya.
Melalui
FirmanNya
Allah
menyingkapkan
dan
mengkomunikasikan keberadaanNya yang sesungguhnya kepada manusia.’19 Prof.Jean Jacques
mengatakan bahwa ‘ibadah Kristen adalah memulihkan dan menegaskan secara baru proses
sejarah penyelamatanNya melalui karya Roh Kudus.’20 Evelyn Underhill mengatakan bahwa
‘ibadah adalah tanggapan dari ciptaan kepada Yang abadi. Ibadah di karakteristikan oleh
konsepsi dari orang yang beribadah tentang Allah dan hubungan dengan Allah. Ibadah Kristen
adalah khas oleh keberadaan yang selalu dikondisikan oleh kepercayaan Kristen, dan khususnya
kepercayaan tentang hakikat dan tindakan Allah, sebagaimana terdapat dalam dogma-dogma
mengenai Trinitas dan Inkarnasi.’21 Alm. Profesor George Florovsky mengatakan bahwa ‘Ibadah
adalah jawaban manusia terhadap panggilan Ilahi, terhadap tindakan yang penuh kuasa Allah
yang berpuncak dalam tindakan perdamaian dalam Kristus.’22
John Phelen mengatakan bahwa “Ibadah bukan bertujuan menyenangkan, membuat
aman serta memenuhi kriteria standar saya, melainkan Ibadah adalah untuk Allah, dan saya tidak
boleh menjadi pusat penyembahan. Allah harus berada di pusat.”23 Dalam tradisi Israel, Ibadah
adalah konsep penyembahan yaitu menyembah sebagai hamba dan yang disembah itu adalah
Allah; Manusia datang sebagai hamba, membawa syukur atau korban dan mendengar sabda serta
Titah-titahNya; ibadah ,merupakan dua medan bolak-balik, yaitu umat dating kepada Tuhan, dan
dating lagi kepada Tuhan. Bagi gereja, ibadah adalah pertemuan umat untuk merayakan
kemenangan Kristus yang menyelamatkan manusia. Ibadah adalah ungkapan syukur karena
keselamatan di dalam Yesus Kristus. Ketika umat berkumpul untuk memenuhi panggilanNya,
maka ibadah menjadi pertemuan umat dengan Tuhan dan kekudusan ibadah terjadi karena Allah
hadir.”24 “Kata ibadah dalam bahas Ibrani yaitu ‘abodah’, dalam Bahasa Yunani yaitu ‘latreia’.
Kata ibadah adalah suatu pelayanan yang dipersembahkan kepada Allah tidak hanya dalam arti
ibadah di Bait Suci, tetapi dalam arti pelayanan kepada sesama.”25
19
White James F., Pengantar Ibadah Kristen, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia 2002) 7.
White, Tipping point, 8.
21
White, Tipping point, 9.
22
White, Tipping point, 10.
23
Lahagu Faoziduhu, Ibadah sebagai Gaya hidup ( Yogyakarta: ANDI 2012) 76.
24
Majelis Sinode GPIB, Katekisasi GPIB ( Jakarta: Sinode GPIB 2010) 192.
25
Yayasan Komunikasi Bini Kasih, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini ( Jakarta: YKBK 1982) 409.
20
9
Ibadah dibagi menjadi beberapa kategorial diantaranya ibadah kaum bapak, ibadah kaum
ibu, ibadah pemuda, ibadah lanjut usia dan ibadah remaja. Sesuai dengan judul yang saya ambil,
saya akan membahas mengenai ibadah pemuda. ‘Pemuda gereja merupakan bagian integral yang
tidak terpisahkan dari pemuda Indonesia. Pemuda gereja sangat
berharga
dimata
Tuhan.
Dalam 1 Kor 3: 16 mempunyai penekanan bahwa berikan hidup, jiwa dan ragamu untuk
melayani Tuhan. Markus 10: 45 menyatakan bahwa Anak Manusia datang bukan untuk dilayani
melainkan untuk melayani. Melayani Tuhan dengan talenta, karunia yang telah diberikan kepada
kita baik ditengah-tengah keluarga,gereja, masyarakat, dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemujaan kepadaTuhan yang Maha Besar dapat diungkapkan lewat pengangkatan manusia
hinaketaraf kemanusiaan yang lebih layak, sebagaimana dirancang Tuhan pada awalnya, tetapi
dirusak oleh kelahiran hukum rimba buatan manusia’26 Setelah melihat teori-teori yang ada dapat
disimpulkan bahwa Ibadah Pemuda ialah persekutuan anak-anak pemuda yang diutus Allah
untuk menyatakan kehadirannya dan eksistensi di tengah-tengah dunia ini dengan bersekutu,
bersaksi dan melayani semua orang dalam membuat suatu ibadah yang kreatif, membangun
serta memberikan sesuatu yang berbeda dari ibadah yang lain. Dalam ibadah pemuda tentunya
memiliki perbedaan liturgi maupun bentuk-bentuk lainya dengan ibadah lainnya seperti: ibadah
minggu, ibadah kaum bapak, kaum ibunya.
2.2 Teori Pemuda
‘Istilah adult berasal dari kata kerja lain yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Orang
dewasa atau pemuda adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhanya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lain. Pemuda merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru.
Pemuda diharapkan memainkan peran baru seperti suami/istri, orangtua, pencari nafkah dan
mengembangkan sikap-sikap dan nilai-nilai yang baru. Penyesuaian diri ini menjadikan periode
ini suatu periode yang khusus dan sulit terhadap diri seseorang. Ada beberapa ciri-ciri pemuda
yaitu masa pengaturan, usia reproduktif, masa ketegangan emosional, masa keterasingan sosial,
masa perubahan nilai, masa penyesuaian diri, dan masa kreatif. Tugas –tugas perkembangan
pemuda ialah mendapatkan pekerjaan, memilih teman hidup, membentuk sebuah keluarga,
26
Yusdar Mallisa, “Pemuda Gereja dalam tugas pelayanan”,
http://www.academia.edu/7036332/Pemuda_Gereja_dalam_Tugas_Pelayanan.
10
accessed
Maret
04,
2015,
membesarkan anak, mengelola rumah tangga serta menerima tanggung jawab sebagai warga
negara. Minat pribadi dari pemuda yaitu penampilan, pakaian, agama, lambang-lambang
kedewasaan dan status.’27
‘Masa Adolsen disebut juga pemuda. Masa pemuda ini terjadi proses pematangan fungsi
psikis dan fisis yang berlangsung secara berangsur dan teratur. Masa ini merupakan kunci
penutup dari perkembangan anak. Periode ini, anak muda banyak melakukan intropeksi dan
merenung diri. Sifat-sifat dari pemuda ialah menunjukan timbulnya sikap positif dalam
menentukan system nilai yang ada, menunjukan adanya ketenangan dan keseimbangan di dalam
kehidupanya, mulai menyadari bahwa sikap aktif, mengkritik waktu remaja mudah, tetapi ketika
melaksanakanya sulit, mulai memiliki rencana hidup yang jelas dan mapan, mulai senang
menghargai sesuatu yang bersifat historism agama, etis dan ekonomi, mulai mengambil dan
menentukan sikap hidup berdasarkan nilai dan system yang diyakini, serta pandangan dan
perasaan yang semakin menyatu antara erotik dan seksualitas. Menurut Dr.M.J.Langeveld, ada
tiga ciri-ciri kedewasaan seseorang yaitu dapat berdiri sendiri dalam kehidupanya, dapat
bertanggung jawab dan memiliki sifat yang konstruktif terhadap masyarakat.’28
‘Tahap pemuda dimulai pada tahun 18 hingga 25 tahun. Pada masa ini menurut teori
kognitif Piaget, seseorang telah melampaui tahap operasional formal yang dialami pada masa
remaja. Pada masa ini, menegakan hukum dan disiplin menjadi orientasi yang utama. Tekanan
pada tingkat moral adalah siapa yang memegang kekuasaan dialah yang harus dihormati.
Pemuda senang memerhatikan kewajiban yang harus dilakukan oleh orang serta bagaimana
harus mempertahankan tata kehidupan sosial untuk kepentingan ketertiban dan kemanan sendiri.
Pada masa ini pemuda berada dalam suatu situasi diantara mencari intimitas (kedekatan) dan
menyisihkan isolasi (keterasingan). Intimitas adalah suatu kapasitas untuk membuat komitmen
pribadi kepada orang lain. Pada masa ini pemuda harus memulai secara serius untuk membangun
keyakinanya sendiri, gaya hidup mandiri, dan sikap pribadi. Keadaan ini menimbulkan berbagai
ketegangan karena pada saat yang sama, ia juga mencari keseimbangan antara memiliki sikap
mandiri dan mengikuti pola yang disepakati oleh kelompok ia berada. Pada masa ini, mereka
27
Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: Erlangga 1980) 246-273.
Ahmadi, Drs.H. Abu dan Sholeh, Drs Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, ( Jakarta: Rineka Cipta 2005)
125-129.
28
11
mulai menimbang semua alternative dan menentukan pandangan pribadi. Refleksi pribadi dan
pemikiran secara mandiri akan membantu terbentuknya pandangan yang khas. Kepercayaan dan
pemahaman tentang Tuhan bersifat personal.’29
‘Menurut Undang-undang perkawinan RI, kaum muda meliputi para muda-mudi yang
sudah melewati umur kanak-kanak dan belum mencapai umur yang oleh UU diperbolehkan
menikah: bagi pemuda minimal 19 tahun, sedangkan pemudi minimal berumur 16 tahun.
Pertumbuhan fisik merupakan gejala yang paling Nampak pada kaum muda. Berkat
pertumbuhan fisik, anak laki-laki menampilkan dri sebagai pria dan anak-anak perempuan
sebagai wanita. Perkembangan mental nampal pada perubahan dalam perkembangan intelektual,
dalam cara berpikir. Mereka mulai berpikir secara kritis. Dengan kecakapan berpikir abstrak dan
kritis, kaum muda menggali pengertian tentang diri mereka sendiri, membentuk gambaran diri
mereka, peranan yang diharapkan dari mereka,panggilan hidup dan masa depan mereka.
Perkembangan emosional kaum muda ada hubungan dengan perkembangan fisik. Dengan
munculnya letupan hati, mereka lama-lama dapat menangkap berbagai emosi dan memahami arti
kata-kata yang berhubungan dengan perasaan positif seperti: bahagia, senang, semangat, puas,
berani, cinta,optimis,percaya diri, terharu,terdukung, bangga,diterima, sedangkan negative
seperti: sedih, jemu, marah, malu, binggung, sepi, takut, pesimis. Masalah yang dihadapi kaum
muda disekitar perkembangan emosional adalah bagaimana menilai baik-buruk emosi dan
bagaimana menguasai dan mengarahkannya. Perkembangan sosial kaum muda menyangkut
perluasan jalinan hubungan dengan orang lain. Dalam pergaulan pemuda tidak dibatasi dalam
lingkungan keluarga saja, tetapi meluas kepada teman-teman sebayanya. Masalah yang dihadapi
para pemuda dalam pergaulanya ialah cara masuk kelompok, bergaul dengan kelompok, peranan
mereka dalam kelompok. Perkembangan religious menyangkut hubungan dengan Yang Maha
Kuasa. Pada masa muda, praktek, dan ajaran harus dipertanyakan. Mereka ingin melihat dan
mengetahui bagaimana menjadi orang religious sejati. Mereka menanyakan apa guna agama bagi
manusia. Kaum muda yang sedang bertumbuh dan berkembang ada dalam situasi hidup yang
berbeda-
29
Sumiyatiningsih, Dien. Mengajar dengan kreatif dan menarik. ( Jogjakarta:ANDI 2006) 129-131.
12
beda, antara lain: karena proses pertumbuhan dan perkembangan mereka tidak sama: ada orang
muda sudah mencapai kedewasaan, ada yang sedang menuju kedewasaan dan ada yang masih
kekanak-kanakan.’30
“Menurut Ausubel, status orang dewasa sebagai status primer artinya status diperoleh
berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status penjabaran, artinya
tergantung dari apa yang diberikan oleh orangtua. Masa peralihan diperlukan untuk mempelajari
remaja mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa. Dalam buku-buku
Angelsaksis istilah pemuda memperoleh arti yang baru yaitu satu masa peralihan antara masa
remaja dan masa dewasa. Dalam buku-buku tersebut akan dijumpai antara masa adolesensi ( 1218 tahun) dan masa pemuda (19-24).”31
2.3 Teori Musik dan Peranan Musik
Dalam literatur yang penulis baca, “nyanyian jemaat dapat dipelajari melalui beberapa
cara yaitu nyanyian jemaat sebagai puisi, sebagai musik, sebagai teologi, sebagai alat untuk
beribadah, sebagai alat untuk memberitakan injil, sebagai pendidikan religious, pelayanan dan
persekutuan. Berdasarkan cara-cara tersebut, saya hanya memfokuskan kepada nyanyian jemaat
sebagai musik, dikarenakan judul penelitian yang penulis gunakan ialah mengenai musik.
Agustinus, Bapa Gereja dari abad ke-6, mengatakan bahwa hymne adalah nyanyian yang berisi
pujian kepada Tuhan. Jika ada pujian, tetapi bukan untuk Tuhan, maka itu bukanlah sebuah
hymne. Jika ada pujian yang ditujukan kepada Tuhan tetapi tidak dinyanyikan, itu bukan sebuah
hymne. Jadi dalam sebuah hymne harus ada ketiga unsur didalamnya, yaitu pujian, ditujukan
kepada Tuhan dan dinyanyikan. Nyanyian jemaat adalah nyanyian komunitas yaitu nyanyian
yang mudah dinyanyikan. Mudah dalam arti jangkauan nada dan ritme tidak terlalu rumit.”32
Musik Gereja adalah suatu instrumen yang menghasilkan suatu nada yang indah dan
merdu serta memainkan salah satu peranan penting dalam sebuah acara, ibadah, yang berkaitan
dengan acara-acara yang berkaitan dengan musik (Pernikahan, Ucapan syukur).
30
Mangunhardjan A.M., Pendampingan Kaum Muda ( Jogjakarta: Kanisius 1986) 11-16.
Monks F.J et al., Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam berbagai bagiannya (Jogjakarta: Gajah Mada
University Press 1982) 217-219.
32
Komisi Liturgi dan Musik Sinode GKI. Musik dalam ibadah ( Jakarta: Grafika KreasIndo 2012) 15-17.
31
13
Alat musik memiliki jenis-jenis yang berbeda antara lain piano, Keyboard, Gitar, Bass, Drum,
dan sebagainya. Diantara alat musik yang berbeda tersebut menghasilkan harmonisasi dan suara
yang indah, sehingga alat musik tersebut dapat mengiringi seseorang jika ingin bernyanyi
maupun dalam memimpin ibadah.
Berdasarkan literatur yang saya dapatkan, ada beberapa tokoh yang berperan dalam hal
musik, terutama mengenai musik gerejawi. Menurut Solesmes, ‘musik adalah karunia Tuhan,
bahwa kita dapat mengekspresikan perasaan kita dalam hati, hingga tak dapat diterjemahkan.
Hanya roh yang dapat mengerti struktur tersebut’33. Lalu Aristoteles seorang Yunani berpendapat
bahwa ‘musik adalah sesuatu yang dipakai untuk mengungkapkan dan meniru apa yang terdapat
dalam hati atau jiwa seseorang, sehingga bila seseorang mendengarkan suatu jenis musik tertentu
secara terus – menerus, ia akan dipengaruhi oleh apa yang ia dengar’. Selanjutnya, R.G. Esscher
berpendapat bahwa ‘musik adalah suatu gerakan, dan dalam totalitasnya musik memiliki sifat –
sifat ritmis, melodis dan harmonis, dan ia merupakan suatu energi psikis yang menyatakan
dirinya
melalui formasi nada tertentu. Lalu Phytagoras (seorang ahli matematika bangsa
Yunani) mendefinisikan ‘musik sebagai suatu system dari bunyi dan irama, yang berada dibawah
pengaruh hukum matematika yang terdapat di alam ini, sehingga dalam pandangan ini musik
merupakan sesuatu kekuatan yang aktif dan dapat berpengaruh kepada alam’. Menurut Luther,
‘musik adalah suatu karunia yang sangat indah dari Allah sendiri, yang diciptakan untuk
memuliakan Nama-Nya. Luther berpendapat bahwa musik mempunyai suatu fungsi yang sangat
penting dalam pendidikan dan etika, sehingga ia ingin semua anggota jemaat terlibat dalam
musik ibadah’.34
Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai musik gerejawi dari ahli tersebut, bisa
memperlihatkan dan menjelaskan mengenai pengertian dari musik gerejawi. Menurut penulis,
musik gerejawi mlibatkan aspek-aspek diantaranya psikis dan mental. Aspek-aspek tersebut
tentu mempengaruhi jenis musik yang diminati dan disukai oleh setiap orang. Dalam hal
psikis, musik bisa mempengaruhi dalam hal jenis musik yaitu melodi, harmoni, serta ritme dari
sebuah musik tersebut. Kemudian, dalam hal mental bisa mempengaruhi seseorang, contohnya
33
Beathris Mayaut, “Materi Kuliah Musik Gereja”, last modified Januari 21, 2013, accessed Maret 03, 2015,
http://beathrismayaut.blog.com/2011/01/21/materi-kuliah-musik-gereja/.
34
Jemmy
Kalimasa,
“Sejarah
Musik
Gereja”,
accessed
Maret
03,
2015,
http://jimmykelmasa.blogspot.com/2010/11/sejarah-musik-gereja.html.
14
jika seorang pemuda sedang merasakan senang, lalu musik yang didengar atau dimainkan
berirama cepat dan gembira, sedangkan seorang pemuda yang sedang merasakan sedih, ia akan
mendengar dan memainkan lagu yang berirama lambat atau slow.
“Musik merupakan ekspresi ungkapan isi hati manusia. Setiap orang mempunyai
berbagai macam emosi, dan emosi memerlukan saluran. Saluran bagi ungkapan emosi manusia
dapat berupa gerakan badan atau lokal. Ungkapan fisik dapat berupa tarian, dan ungkapan vokal
dapat berupa musik. Ungkapan-ungkapan semacam ini lambat laun menjadi suatu seni. Musik
punya pengaruh yang kuat bagi emosi manusia, ia dapat menjadi alat yg hebat untuk merangsang
emosi pendengarnya-mengangkat, memberi inspirasi, mendorong, memperangkap seseorang,
dan dapat menjatuhkan ataumenghancurkan seseorang. Menurut literatur yang saya baca,
peranan musik adalah Uuntuk menciptakan kesadaran akan kehadiran Allah dan suasan untuk
ibadah,menghidupkan jiwa manusia, menyatukan jemaat dalam suatu pengalaman ibadah
bersamadan menyatakan iman jemaat”. Dengan kata lain, musik dapat menjembatani hubungan
antaraiman seseorang dengan perasaan dan sikap hidupnya. Musik harus dijadikan senjata utama
dalam misi gereja di dunia, oleh karena itu iman” dari para penyanyinya harus nampak dan dapat
dirasakan melalui nyanyian ataumusik yang dimainkannya. Kita tidak boleh memandang musik
hanya sebagai pengisi acara kebaktian saja. nyanyian gereja rohani bukan saja menjadi
kesaksian, tetapi juga alat untukmenyampaikan kesaksian itu. musik sebagai alat pertumbuhan
rohani harus dimulai dari lututkita semua. ia bertumbuh melalui iman dan pengabdian. oleh
karena itu musik harus dipilih berdasarkan kebenaran theologinya, baik dalam pemberitaannya
maupun dalam penjiwaannya bukan hanya karena segi-segi artistik saja.Karena musik adalah
dari Allah dan untuk dikembalikan kepada Allah maka kitaharus melihat kembali apa yang patut
kita kerjakan untuk musik agar menempati porsi yang benar. Pertama, kita harus menyadari
betapa besar dan kuatnya pengaruh musik terhadap banyak hal, terutama emosi manusia. Kedua,
seni tidak dapat dicegah perkembangannya tetapi harus diikuti tanpa ikut terhanyut di dalamnya.
15
Dalam hal ini kita harus bergantung kepada pimipinan Roh Kudus. Bila kita telah memakai jenis
musik yg mana saja, janganlahlupa untuk mengingat bahwa fungsi musik adalah untuk melayani
dan memuliakan Allah, bukan untuk mencari pujian bagi diri pribadi.”35
Berdasarkan pengertian-pengertian dari tokoh mengenai musik gerejawi, saya memiliki
definisi musik gereja yaitu sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan untuk dikembangkan dan
digunakan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan yang melibatkan aspek psikis dan mental
seseorang sehingga menjadi sebuah harmonisasi yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam hal
ini, musik merupakan suatu talenta yang luar biasa, yang tidak dimiliki oleh semua orang, tetapi
musik tersebut bisa dinikmati dan dihayati oleh semua orang, baik pemain musik maupun orang
yang mendengarkan musik tersebut, sehingga dalam sebuah ibadah khususnya ibadah pemuda,
musik menjadi salah satu peranan penting dalam sebuah ibadah serta musik membuat suasana
dan hati semua orang menjadi sukacita. Hubungan atau korelasi antara ibadah pemuda dan musik
gereja sangatlah penting dan berkaitan. Ibadah pemuda pastinya membutuhkan peran musi dalam
ibadah. Jika dalam suatu ibadah pemuda tidak memiliki pemain musik, ibadah tersebut akan
merasa kurang dan tidak semangat, karena musik memiliki suatu peranan dan perasaan yang
dekat dengan seorang pemuda. Musik merupakan sebuah pelengkap dari sebuah ibadah, terlebih
khusus ibadah pemuda. Selain itu, pemuda yang mempunyai talenta bermusik, bisa
mengembangkan dan mengekspresikan bakat yang sudah ia miliki sebagai bentuk ucapan syukur
kepada Tuhan. Tidak semua pemuda gereja bisa bermain musik terutama mengiringi ibadah. Jadi
pemuda tersebut harus bersyukur dengan talenta dan bakat yang ia miliki.
Menurut Martin Luther, ada tiga tahap peranan musik dalam ibadah yaitu mengajar,
menggerakkan, dan mencerahkan. Tahap mengajar yaitu seorang pemusik baru bisa bermain
musik atau hanya bisa membaca not angka dan not balok. Tahap menggerakkan yaitu seorang
pemusik baru menjiwai dan menyatu dengan musik, seperti harus memberi intro, tempo yang
tepat, frasering, serta menjiwai lagu yang dinyanyikan. Tahap mencerahkan seorang pemusik
35
Ivan, Christian. “ Peran Musik dalam gereja: suatu tinjauan Theologi dan Historis”. Last modified May 6, 2015 ,
accessed September 3, 2015, https://www.academia.edu/12248012/PERAN_MUSIK_DALAM_GEREJA.
16
sudah sangat menjiwai dan menyatu dengan musik, sehingga penghayatan terhadap lagu tidak
diragukan.36
III. GKJ SALATIGA DAN IBADAH PEMUDA
3.1 Profil GKJ Salatiga
GKJ merupakan singkatan dari Gereja Kristen Jawa. Letak GKJ Salatiga ini merupakan
sangat strategis, karena letak tersebut berada di tengah-tengah kota Salatiga. GKJ Salatiga
memiliki dua pendeta yaitu Pdt. Stefanus Yossy Nugraha dan Pdt. Wiji Astuti. Dalam ibadah di
GKJ Salatiga terdapat empat kali ibadah yaitu jam 05.00, 07.00, 09.00, dan 17.00. Pada ibadah
jam 05.00, 07.00 serta 17.00, ibadah tersebut menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan
Kidung Jemaat, sedangkan pada jam 09.00, ibadah tersebut menggunakan bahasa Jawa dan
menggunakan buku Kidung Pasamuwan Kristen ( buku nyanyian jawa). GKJ Salatiga memiliki
beberapa kategorial yaitu kategorial pemuda dan remaja, kategorial anak, kategorial bapak,
kategorial ibu serta kategorial Lansia (Adiyuswa).
3.2 Profil Pemuda dan Sejarah Band di GKJ
Pemuda berada di dalam naungan bidang 2 yaitu PPSM, PRJ, PPJ, dan lain-lain. Dalam
struktur organisasi pemuda, terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, sie rohani, sie publikasi dan
humas, dan sie olahraga dan seni. Jumlah pemuda yang aktif dalam ibadah yaitu 50 orang (
termasuk pemuda simpatisan). Ibadah pemuda dilakukan setiap hari sabtu pada pukul 17.00
WIB. KPR merupakan singkatan dari Kebaktian Pemuda Remaja. Dalam Kebaktian Pemuda
Remaja, ibadah tersebut menggunakan formasi band (piano, gitar, drum, Bass dan tamborin).
KPR dilaksanakan pada minggu ke 3 di bulan yang berbeda. Jika ada event-event besar seperti
paskah, natal maupun kemerdekaan, KPR mengundang gereja-gereja lain untuk berpartisipasi
dalam ibadah tersebut. Jika ada KPR dilakukan dalam ruang gereja GKJ, sedangkan persekutuan
pemuda dilakukan di kantor pemuda remaja.
Dahulu ibadah pemuda GKJ menggunakan gitar. Konsep ibadah pada saat itu sendirisendiri, artinya tiap blok memiliki ibadah sendiri-sendiri yaitu blok cungkup, blok kemiri. Lalu
36
Witanto Carol. “ Perbedaan bermain musik di gereja dan di luar gereja”. Last modified October 9, 2012,
accessed October 5, 2015, http://witantocarol.com/perbedaan-antara-bermain-musik-di-gereja-dan-di-luargereja.htm
17
belakangan ini ibadah pemuda menjadi satu, dikarenakan pemuda asli salatiga keluar kota untuk
kuliah, pemuda asli salatiga hanya ada beberapa yang berada di salatiga, maka dari itu ibadah
pemuda dijadikan satu tempat. Salah satu alasanya ialah
agar pemuda simpatisan tidak
kebinggungan untuk mengikuti ibadah pemuda di GKJ di gereja. Kehadiran dalam ibadah
pemuda tidak menentu, bisa diperkirakan 20 hingga 30 orang yang hadir37
Sekitar tahun 2007, ibadah pemuda pada saat itu hanya menggunakan gitar. Lalu seniorsenior GKJ mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki alat band. Pada saat itu sempat ada
pertentangan antara pendeta, majelis dan pemuda. Lalu pendeta, majelis serta para pemuda
dipertemukan dalam suatu ruangan untuk menjelaskan mengenai adanya alat musik untuk GKJ.
Dengan berjalanya waktu, pihak gereja akhirnya setuju dan membelikan alat musik dan pada
minggu ke 2 dan 4 menggunakan formasi band dalam ibadah minggu sore pada jam 17.00.38
3.3 Tata Ibadah (Liturgi) dalam ibadah Pemuda
Dalam ibadah pemuda, liturgi yang digunakan berbeda dengan liturgi yang digunakan
pada hari minggu maupun pada ibadah lain. Liturgi tersebut terdiri dari pujian pembukaan, doa
pembukaan, pujian, sharing, pujian, doa sebelum Firman, Firman Tuhan, doa sesudah Firman,
pujian untuk merespon Firman Tuhan, persembahan, doa syafaat dan menyanyi penutup. Lagulagu yang digunakan dalam ibadah pemuda ialah lagu-lagu rohani dan Kidung Jemaat. Dalam
persekutuan pemuda yang memipin renungan pada persekutuan pemuda berganti-ganti dan sudah
dijadwalkan termasuk para pendeta dalam maupun luar, senior-senior pemuda serta majelis
GKJ.39
3.4 Pengertian Ibadah Pemuda
Menurut Ade Nathalia, Ibadah pemuda adalah sebuah situasi dimana pemuda di baharui
setelah seminggu telah berlalu dan penuh kesibukan dengan kegiatanya masing-masing dan lagu
yang digunkan dalam ibadah pemuda bukan hanya dari Kidung Jemaat tetapi dari lagu-lagu
rohani yang lain.40 Menurut Feni, Ibadah pemuda ialah persekutuan dimana pemuda-I bisa
37
Wawancara dengan Ade Nathalia sebagai ketua Pemuda pada tanggal 19 September 2015
Wawancara dengan Feni sebagai Bendahara pada tanggal 21 September 2015
39
Wawancara dengan Ade Nathalia pada tanggal 19 September 2015
40
Wawancara dengan Ade Nathalia pada 19 September 2015
38
18
berkumpul dan bersekutu untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan41 Menurut Dami, Ibadah
pemuda adalah ibadah yang di dalamnya terdapat pemuda-i yang penyampaianya seperti gaya
pmuda yaitu tidak kaku.42 Menurut Simon, Ibadah pemuda ialah persekutuan pemuda-i yang
bertujuan untuk memuliakan dan menggumuli Firman Tuhan.43 Menurut Sekar, ibadah Pemuda
adalah berkumpulnya pemuda-i untuk beribadah dan bersekutu bersama-sama.44 Menurut Velia,
ibadah yang dikhususkan untuk pemuda, sehingga bahasa disesuaikan dengan gaya pemuda.45
3.5 Strategi Musik untuk menarik ibadah Pemuda
Menurut Ade, Strategi agar menarik perhatian pemuda untuk beribadah pemuda melalui
dua cara yaitu sosial media, dari individu ke individu serta memberikan pengumuman dalam
warta jemaat GKJ. Adapun sosial media yang digunakan meliputi instagram, facebook dan
bbm.46 Menurt Feni, strategi agar menarik perhatian pemuda untuk beribadah pemuda yaitu
awalnya kita memberikan undangan kepada pemuda-pemuda. Kalau sekarang banyak pemuda
aslinya sudah berada di luar kota dan sudah sedikit. Jadi cara menarik perhatian kepada pemuda
simpatisan melalui media sosial.47 Menurut Dami, strategi agar menarik perhatian dalam ibadah
pemuda yaitu dengan acara musikal, perkenalan kegiatan pemuda sehingga pemuda-I yang ingin
ikut dalam ibadah mengetahui kegiatan apa yang dilakukan oleh pengurus pemuda.48
3.6 Jenis lagu yang tepat untuk ibadah Pemuda
Menurut Abraham, jenis lagu yang tepat dalam ibadah ialah semua jenis lagu. 49 Menurut
Prana, jenis lagu yang tepat dalam ibadah pemuda ialah praise and worship serta Gospel.50
Menurut Handoko, jenis lagu yang tepat ialah musik pop, sehingga jiwa muda tetap selalu ada
dan bersemangat dalam melayani Tuhan.51 Menurut Evan, jenis lagu yang tepat dalam ibadah
41
Wawancara dengan Feni pada tanggal 21 September 2015
Wawancara dengan Mayorisal Dami sebagai sie seni dan olahraga pada 22 September 2015
43
Wawancara dengan Simon Satrio pada 19 September
44
Wawancara dengan Sekar pada tanggal 21 September 2015
45
Wawancara dengan Velia pada tanggal 20 September 2015
46
Wawancara dengan Ade pada tanggal 19 September 2015
47
Wawancara dengan Feni pada tanggal 21 September 2015
48
Wawancara dengan Mayor Dami pada tanggal 22 September 2015
49
Wawancara dengan Abraham pada tanggal 19 September 2015
50
Wawancara dengan Prana pada tanggal 19 September 2015
51
Wawancara dengan Handoko pada tanggal 19 September
42
19
ialah semua jenis, dengan meyesuaikan suasan yang ada dalam ibadah.52 Menurut Simon, jenis
lagu yang tepat dalam ibadah pemuda ialah semua jenis lagu, sehingga pujian dapat dirasakan
untuk hormat bagi Tuhan.53
3.7 Peranan musik dalam ibadah pemuda
Menurt Ade Nathalia, peranan musik sangat penting dalam ibadah pemuda. Pemuda
identik dengan menyukai musik. Dengan hal tersebut membuat perhatian kepada pemudapemudi untuk mengikuti ibadah pemuda di GKJ.54 Menurut Feni, peranan musik dalam ibadah
pemuda penting dan sangat berpengaruh, karena dalam ibadah khususnya dalam ibadah pemuda,
para pemuda/i menyukai ibadah yang menggunkan musik sehingga semangat dan sukacita dalam
memuji Tuhan.55 Menurut Dami, peranan musik dalam ibadah penting, karen lebih membagun
jiwa-jiwa muda. Selain itu dalam ibadah jika ada musik, suasana akan meriah dan semangat.56
Menurut Sekar, peranan musik dalam ibadah pemuda sangat berguna dan menunjang. Kalau
tidak ada musik, pemuda males bernyanyi dan kurang semangat dalam memuji Tuhan57 Menurut
Velia, musik memiliki peranan penting dalam ibadah, terkhusus dalam ibadah pemuda, karena
musik merupakan media buat merasakan hadirat Tuhan.
58
Menurut Abraham, peranan musik
dalam ibadah sangat penting dan berkaitan, karena kalau tidak ada musik berarti ada yang kurang
dalam ibadah. Selain itu jika tidak ada musik, suasana kurang bergairah, sehingga dalam ibadah
dibutuhkan peranan musik, sehingga dalam ibadah tersebut menjadi penting dan mempunyai
gairah dalam ibadah.59 Menurut Prana, peranan musik dalam ibadah pemuda sangat penting,
karena ketika menyanyi, musik membawa suasana menjadi hidup. Tuhan memberikan taletnta
kepada kita melalui musik, kita bisa melayani Tuhan melalui musik maupun dengan nyanyian
kita. Apapun talenta yang diberikan Tuhan, kita harus tetap melayani Tuhan.60
52
Wawancara dengan Evan pada tanggal 19 September 2015
Wawancara dengan Simon pada tanggal 19 September 2015
54
Wawancara dengan Ade pada tanggal 19 September
55
Wawancara dengan Feni pada tanggal 21 September 2015
56
Wawancara dengan Mayor Dami pada tanggal 22 September
57
Wawancara dengan Sekar pada tanggal 21 September 2015
58
Wawancara dengan Velia pada tanggal 20 September 2015
59
Wawancara dengan Abraham pada tanggal 19 September 2015
60
Wawancara dengan Prana pada tanggal 19 September 2015
53
20
Menurut Handoko, peranan musik dalam ibadah pemuda sangat penting dan berkaitan, karena
musik merupakan sebuah sarana untuk mendatangkan hadirat Tuhan dan membawa jemaat
masuk dalam hadirat Tuhan. 61
3.8 Pelaksanaan Ibadah Pemuda di GKJ Salatiga
Ibadah pemuda di GKJ Salatiga dilakukan setiap hari sabtu pukul 17.00 WIB. Jumlah
pemuda yang aktif dalam ibadah yaitu 50 orang ( termasuk pemuda simpatisan). Pada minggu
1,2 dan 4 menggunakan alat musik gitar dan Kahon, sedangkan pada minggu ke 3 diadakan KPR
(Kebaktian Pemuda Remaja) dengan menggunakan alat musik keyboard, gitar, bass dan kahon.
Dalam ibadah pemuda, liturgi yang digunakan berbeda dengan liturgi yang digunakan pada hari
minggu maupun pada ibadah lain. Liturgi tersebut terdiri dari pujian pembukaan, doa
pembukaan, pujian, sharing, pujian, doa sebelum Firman, Firman Tuhan, doa sesudah Firman,
pujian untuk merespon Firman Tuhan, persembahan, doa syafaat dan menyanyi penutup. Lagulagu yang digunakan dalam ibadah pemuda ialah lagu-lagu rohani dan Kidung Jemaat. Dalam
ibadah pemuda tersebut, suasananya menyenangkan dan nyaman untuk pemuda-I. Pembawa
acara dalam ibadah pemuda juga sangat interaktif, sehingga dalam ibadah tersebut tidak kaku
melainkan sangat menyenangkan. Selain itu lagu-lagu yang dinyanyikanpun sudah dikenal oleh
semua pemuda-I sehingga ibadah tersebut semakin sukacita. Menurut penulis, peranan musik
dalam ibadah pemuda tersebut sangat penting dan membuat semangat para pemuda-I dalam
memuji dan menyembah Tuhan. Dengan kehadiran Gitar dan Kahon, ibadah tersebut membuat
sukacita dan semangat pemuda-I yang hadir pada saat itu.62
IV. ANALISA TENTANG PERANAN MUSIK DALAM IBADAH PEMUDA DI GKJ
SALATIGA
Ibadah sesungguhnya memerlukan kehadiran musik. Ibadah minggu maupun ibadah
kategorial pastinya memerlukan kehadiran musik, sehingga suasana dalam ibadah semakin
sukacita. Sama halnya dengan ibadah pemuda. Pemuda identik sekali dengan kehadiran musik.
Pada masa muda, musik menjadi suatu andalan terutama dalam ibadah pemuda. Kehadiran alat
61
Wawancara dengan Handoko pada tanggal 19 September 2015
Berdasarkan pengamatan saya dalam ibadah pemuda pada tanggal 19 September 2015 di ruang pemuda
GKJ
62
21
musik (gitar dan kahon) menjadikan suasana dalam ibadah pemuda menjadi sukacita dan
menyenangkan. Kehadiran musik membuat suasana menjadi riang dan menyenangkan. Dalam
hal ini kehadiran dan peranan musik dalam ibadah sangat berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.
Musik merupakan bagian dari sebuah ibadah, terutama ibadah pemuda. lalu mengapa pemuda
memerlukan kehadiran musik? Menurut penulis, pemuda dan musik sudah menjadi satu jiwa dan
tidak dipisahkan, sehingga dalam ibadah pemuda sangat diharapkan kehadiran musik sehingga
dalam ibadah tersebut menyenangkan. Jika tidak ada musik dalam ibadah, suasana akan sangat
berbeda, sehingga dalam ibadah pemuda diharuskan ada pemain musiknya sehingga suasana
ibadah menjadi menyenangkan. Selain itu, pemuda yang bertalenta dalam ibadah musik juga
mendukung, sehingga mereka bisa melayani Tuhan melalui alat musik tersebut. lalu dalam
ibadah tersebut, liturgy yang digunakan dalam ibadah pemuda sangat berbeda dengan liturgy
pada ibadah kategorial yang lain maupun ibadah minggu. Liturgi dalam ibadah merupakan
penyesuaian dengan pemuda, sehingga dalam liturgy tersebut memiliki lagu-lagu rohani maupun
lagu dari Kidung Jemaat. Menurut penulis ada beberapa kekhasan dari ibadah pemuda yaitu yang
pertama ialah dalam ibadah pemuda musik yang digunakan ialah gitar dan kahon, pada minggu
ke 3 menggunakan piano, gitar, bass dan kahon, yang kedua ialah liturgy yang digunakan
merupakan sebuah kreatifitas dari pemuda tersebut, sehingga liturgy tersebut sudah menyatu
dengan pemuda yang lain, yang ketiga ialah suasana dalam ibadah tersebut tidak kaku dan rileks,
sehingga para pemuda nyaman untuk beribadah kepada Tuhan.
Untuk mempertajam dan mendukung analisa penulis, ada seseorang yang membuat teori
mengenai pengertian musik gerejawi yaitu Ivan Christian. Ia berpendapat bahwa musik
merupakan ‘ekspresi ungkapan isi hati manusia. Setiap orang mempunyai berbagai macam
emosi, dan emosi memerlukan saluran. Saluran bagi ungkapan emosi manusia dapat berupa
gerakan badan atau vokal. Ungkapan fisik dapat berupa tarian, dan ungkapan vokal dapat berupa
nyanyian. Ungkapan-ungkapan semacam ini lambat laun menjadi suatu seni. Musik punya
pengaruh yang kuat bagi emosi manusia, ia dapat menjadi alat yg hebat untuk merangsang emosi
pendengarnya-mengangkat, memberi inspirasi, mendorong, memperangkap seseorang, dan dapat
menjatuhkan atau menghancurkan seseorang.’ 63
63
Ivan, Christian. “ Peran Musik dalam gereja: suatu tinjauan Theologi dan Historis”. Last modified May 6, 2015 ,
accessed September 3, 2015, https://www.academia.edu/12248012/PERAN_MUSIK_DALAM_GEREJA.
22
Menurut penulis teori ini tepat bahwa musik merupakan ungkapan isi hati seseorang.
Dengan adanya musik, seseorang dapat menyalurkan perasaan mereka, diantaranya sedih,
senang, sukacita. Sebagai pemain musik, ia mengetahui lagu-lagu yang melibatkan sebuah
perasaan, diantaranya terharu, sukacita, bersemangat. Di antara lagu-lagu rohani, tidak semua
lagu memiliki tempo cepat, tetapi ada tempo yang lambat. Di antara lagu-lagu, tidak semua lagu
sedih, tetapi ada lagu yang bersemangat dan sukacita. Dalam ibadah pemuda, diharapkan
merasakan lagu-lagu yang sesuai dengan tema Firman, sehingga lagu-lagu tersebut dapat
menjadi inspirasi dalam ibadah tersebut. mendapatkan sesuatu dalam ibadah, bukan hanya dari
Frman, tetapi pujian yang dinyanyikan bisa menjadi membangun dan berkat bagi semua orang.
Oleh karena itu musik memiliki pengaruh yang kuat bagi semua orang, terkhusus anak-anak
muda. Berkaitan dengan judul penelitian, penulis memiliki teori peranan musik yang dicetuskan
oleh Martin Luther. Ia menggunakan 3 tahap yaitu tahap mengajar, tahap menggerakan dan
tahap mencerahkan. Setelah penulis melakukan penelitian dalam ibadah pemuda GKJ tersebut,
peranan musik terhadap berada dalam tahap ketiga yaitu mencerahkan. Tahap mencerahkan
berarti pemain musik sudah menjiwai dan menjadi satu dengan musik dalam ibadah pemuda
sehingga suasana dan penghayatan dalam ibadah tersebut menjadi sukacita dan menyenangkan
bagi pemuda-i. Menurut penulis, dalam ibadah pemuda tersebut, musik dan pemuda sudah
menjadi satu kesatuan dan sangat berkaitan, sehingga dalam mengikuti ibadah pemuda di GKJ,
suasana yang terjadi ialah sukacita dan mempunyai ciri khas dari pemuda-i. Hal tersebut dapat
terlihat dari wawancara penulis dengan semua nara sumber, bahwa peranan musik dalam ibadah
pemuda penting dan saling berkaitan, sehingga suasana ibadah yang dirasakan menjadi penuh
sukacita.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Melihat pengelolaan serta perhatian pemuda-pemudi GKJ Salatiga sangat kuat dan
berpengaruh dalam bidang musik, serta penelitian yang sudah dilakukan tersebut, menurut
penulis peranan musik dalam ibadah pemuda di GKJ sangat penting dan saling berkaitan. Jika
dalam ibadah pemuda ada pemain musik yang mengiringi, maka ibadah tersebut akan menambah
23
semangat
dan
bisa
mempengaruhi
emosi
dari
seorang
pemuda
tersebut.
Tetapi jika dalam ibadah pemuda tidak ada musik yang mengiringnya, maka ibadah tersebut
akan terasa hampa dan kurang bersemangat. Menurut penulis, musik bersifat universal dan
merangkul semua golongan, terlebih khusus bagi kaum pemuda. Kehadiran musik didalam
ibadah pemuda memberikan nuasna yang berbeda, artinya musik dan liturgi yang digunakan
menjawab kebutuhan para pemuda dan kontekstual bagi pemuda tersebut. Kehadiran musik juga
membantu pemuda untuk mengekspreikan perasaannya, karena melalui musik tersebut dapat
mewakili semua bentuk perasaan mereka kepada Tuhan.
Jika dilihat dari tahapan mengenai peranan musik, penulis menyimpulkan bahwa peranan
tersebut berada dalam tahap mencerahkan, artinya dalam ibadah pemuda dan musik menjadi satu
dan saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga dengan kehadiran musik ditengah-tengah
ibadah pemuda, bisa menggerakan siapapun untuk melayani dan memuji nama Tuhan. Bermain
musik bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan orang tersebut tulus dalam melayani. Musik
merupakan salah satu bagian dari ibadah pemuda. tanpa kehadiran musik dalam ibadah, maka
ibadah tersebut akan terasa hampa dan kurang bersemangat. Oleh karena itu, kehadiran musik
dalam ibadah pemuda sangat dinantikan dan diharapkan oleh semua anak-anak muda, sehingga
suasana dalam ibadah pemuda menjadi sukacita.
5.2 Saran
Dalam bagian ini, penulis ingin memberikan saran kepada pihak-pihak tertentu. Yang
pertama, penulis ingin memberi saran kepada Fakultas Teologi, dalam matakuliah musik
gerejawi. Menurut penulis, dalam matakuliah ini harus bisa diperhatikan, sehingga mahasiswa
yang mengikuti tersebut bisa membaca not balok dengan baik dan bisa bernyanyi dengan baik,
sehingga setelah mendapatkan matakuliah musik gerejawi tersebut mahasiswa tersebut dapat
membaca not balok dan dapat bernyanyi dengan baik. Yang kedua, penulis ingin memberi saran
kepada pemuda GKJ Salatiga. Menurut penulis, peran musik dalam ibadah pemuda harus selalu
ditingkatkan dan diperhatikan, karena ibadah pemuda tersebut identik dengan musik. Seandainya
tidak ada pemain musik ( berhalangan), pengurus pemuda bisa mencari ganti untuk bermain
musik, sehingga dalam ibadah pemuda tersebut peran dan kehadiran musik selalu ada.
24
Daftar Pustaka
Abineno, J.L.Ch. 1985. Ibadah Jemaat dalam abad Pertama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ahmadi, Drs.H. Abu dan Sholeh, Drs Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Callahan, Kennon L. 1983.Twelve Keys to an Effective church. San Francisco: A Division of
Harper Collins Publishers.
F.J Monks, A.M.P Knoers, Siti Rahayu Haditono. 1982. Psikologi Perkembangan:Pengantar
dalam berbagai bagiannya. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.
Gunarsa Singgih D. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1992.
Hibbert Mike Viv. Pelayanan Musik. Jogjakarta: ANDI. 1988.
Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 1980
Komisi Liturgi dan Musik Sinode GKI. Musik dalam ibadah. Jakarta: Grafika KreasIndo. 2012.
Lahagu Faoziduhu. Ibadah sebagai Gaya hidup. Yogyakarta: ANDI 2012.
Listya, Agastya Rama. 1999. Nyanyian Jemaat dan perkembangannya. Salatiga: Fakultas
Teologi UKSW.
. 1999. Kontekstualisasi Musik Gereja. Salatiga: Fakultas Teologi UKSW.
Majelis Sinode GPIB. 2010.Katekisasi GPIB. Jakarta: Sinode GPIB.
Mangunhardjan A.M. 1986. Pendampingan Kaum Muda. Jogjakarta: Kanisius.
Redman, Matt. 2003. Menyembah dalam Roh dan Kebenaran. Yogyakarta: ANDI.
Ray, David R. 2000. Gereja Yang Hidup: ide-ide segar menjadikan ibadah lebih indah. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
Saragih, Winnardo. 2008. Misi Musik: Menyembah atau menghujat Allah?. Yogyakarta: ANDI.
Smith, Jane Stuart dan Betty Carlson. 2001. Karunia Musik: Para Komponis Besar dan
Pengaruh Mereka. Surabaya: Momentum.
25
. 1966. Ibadah Jemaat dalam abad Pertengahan. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.
Stuckey, E. Anne. 1995. Leadership Education: Preparing for Congregational Service. Benham
Ave: The Theological and Pastoral Education Council.
Sumiyatiningsih, Dien. 2006. Mengajar dengan kreatif dan menarik. Jogjakarta: ANDI.
White, James F. 2002. Pengantar Ibadah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Yayasan Komunikasi Bini Kasih, 1982. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jakarta: YKBK.
Website
Beaathris Mayaut. “Materi Kuliah Musik Gereja”. last modified Januari 21 2013. Accessed
Maret 03, 2015. http://beathrismayaut.blog.com/2011/01/21/materi-kuliah-musik-gereja/.
Jemmy Kalimasa. “Sejarah Musik Gereja”, accessed Maret 03, 2015.
http://jimmykelmasa.blogspot.com/2010/11/sejarah-musik-gereja.html.
Yusdar Mallisa. “Pemuda Gereja dalam tugas pelayanan”. Accessed Maret 04, 2015.
http://www.academia.edu/7036332/Pemuda_Gereja_dalam_Tugas_Pelayanan.
Yonas Muanley. “Liturgika: Pertemuan Teragung”. Last modified April 23, 2013. Accessed
Maret 04, 2015. http://berliturgi.blogspot.com/2013/04/pengertian-ibadah.html.
Hamba Tuhan GII HOK IM TONG, “Pentingnya Ibadah’. Last modified Mei 26, 2009.
http://persekutuan-gii.blogspot.com/2009/05/pentingnya-ibadah.html.
Tangga Piano. “Pelayanan Kreatif”. Last modified April 07, 2008. Accessed April 06, 2015.
https://pelayanankreatif.wordpress.com/2008/04/07/pelayanan-kreatif/.
Wikipedia.
“Gereja
Kristen
Jawa”.
Accessed
April
06,
2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Kristen_Jawa.
“ Musik Gereja”. accesed April 07, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_Gereja.
Ivan Christian. “ Peran Musik dalam gereja: suatu tinjauan Theologi dan Historis”. Last
modified May 6, 2015 , accessed September 3, 2015,
https://www.academia.edu/12248012/PERAN_MUSIK_DALAM_GEREJA.
Witanto Carol. “ Perbedaan bermain musik di gereja dan di luar gereja”. Last modified October
9, 2012, accessed October 5, 2015, http://witantocarol.com/perbedaan-antara-bermainmusik-di-gereja-dan-di-luar-gereja.htm
26
Download