.15. Furosemide ” Mekanisme kerja: Menghambat reabsorbsi Sodium dan klorida pada ansa henle dan tubulus distal ginjal, mempengaruhi sistem transpor ikatan klorida sehingga dapat meningkatkan eksresi air, sodium, klorida, magnesium dan kalsium ” Indikasi: Terapi untuk gagal jantung dengan cara mengurangi cairan, sehingga meringankan beban kerja jantung ” Dosis untuk anak-anak: 2 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam/hari, dapat ditingkatkan 1-2 mg/kg/dosis dalam 6-8 jam hingga dicapai respon yang diinginkan. Maksimum dosis yang diperbolehkan untuk anakanak adalah 6 mg/kg/dosis ” Cara pemberian: Oral ” Efek samping: Hipokalemia, hipotensi akut ” Paremeter monitoring: Monitoring Input dan output setiap hari, tekanan darah, kadar elektrolit serum. 6.16. Ranitidine ” Mekanisme kerja: Menghambat secara kompititif reseptor H2 pada sel parietal gastrik, yang menghambat sekresi asam lambung, volume gastrik, dan konsentrasi ion hidrogen dapat diturunkan oleh obat ini. ” Indikasi: Terapi untuk mengatasi gastritis akut yang dialami pasien. ” Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk bayi dan anak-anak umur 1 bulan- 16 tahun Treatment : 4-8 mg/kg BB dalam dosis terbagi 2x sehari. Maksimum 300 mg/hari Maintenance : 2-4 mg/kg BB satu kali sehari, maksimum 200 mg/hari ” Cara Pemberian: Diberikan secara oral ” Efek samping: Konfusi, penurunan fungsi hati. ” Parameter monitoring: Dilakukan pemeriksaan AST, ALT, serum kreatinine. 6.17. Prednisone ” Mekanisme kerja: Menekan sistem imun dengan dengan menurunkan aktivitas dan volume limphatic system ” Indikasi: Terapi untuk penyakit auto imun. ” Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk autoimmune hepatitis : 2 mg/kg BB/hari selama 2 minggu (maksimum 60 mg/hari) lalu ditappering off setelah 6-8 minggu 0.1-0.2 mg/kg/hari atau 5 mg/hari ” Cara pemberian: Peroral ” Efek samping: Gangguan pertumbuhan anak-anak, pheriperal edema, pusing dan sakit kepala. ” Parameter monitoring: Hemoglobin, tekanan darah, serum potasium, berat dan tinggi badan pada anak-anak. 6.18. Captopril ” Mekanisme kerja: Menghambat secara kompetitif angiotensin-converting enzyme (ACE), yang mencegah konversi Angiotensin I menjadi angiotensin II, vasokontriktor yang poten. Dengan kadar angiotensin II di plasma yang rendah maka aktivitas renin meningkat dan menurunkan sekresi aldosterone. Dengan vasokontriksi ‘ menurunkan beban kerja jantung ” Indikasi: Untuk gagal jantung pasien ” Dosis untuk bayi dan anak-anak: Inisiasi 0.5 mg/kg BB/hari, dapat dititrasi hingga maksium 6 mg/kg BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis ” Efek samping: Batuk kering, hipotensi, takikardia ” Parameter monitoring: BUN, elektrolit, serum kreatinine, tekanan darah. 6.19. BPG (Penisiline G Benzathine) ” Mekanisme kerja: Menghambat sintesa dinding bakeri sehingga dapat membunuh bakteri ” Indikasi: Untuk mengatasi Group A Stappilococcus ” Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk demam rematik untuk anak yang < 27 kg 600.000 IU dan untuk anak >27 kg 1,2 juta IU setiap 3-4 minggu ” Efek samping: Konfusi, ketidakseimbangan elektrolit, rash ” Parameter monitoring: Elektrolit, hepatik, fungsi jantung dan fungsi hematologi. 6.20. Asetosal ” Mekanisme kerja: Mengambat secara irreversible enzim siklooksigenase 1 dan 2 melalui asetilasi yang menyebabkan prekursor prostaglandin. ” Indikasi: Sebagai antiinflamasi untuk mengatasi Group A Stappilococcus ” Dosis untuk bayi dan anak-anak: 60-100 mg/kg BB/hari diberikan setiap 4 jam. ” Efek samping: Dapat menyebabkan Reye’s syndrome, hipetotensi, takikardia. 6.21. Asam Folat ” Mekanisme kerja: Merupakan coenzime pada banyak proses metabolik, terutama untuk sitesis purine dan pirimidine, dan diperlukan untuk sintesis nukleoprotein, maintenance untuk eritropoesis, menstimulasi sel darah putih dan produksi platelet pada anemia defisiensi folat. ” Indikasi: Untuk membantu mengatasi moderate malnutrisi ” Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk anak umu 9-13 tahun ‘ 300 mcg/hari ” Efek samping: Reaksi alergi, erithema. ” Parameter monitoring: Elektrolit, hepatik, fungsi jantung dan fungsi hematologi. 7. Analisa Pengobatan 7.1. Furosemide Dosis untuk anak-anak: 0.5-2 mg/kg/dosis setiap 6-8 jam/hari, dapat ditingkatkan 1-2 mg/kg/dosis dalam 6-8 jam hingga dicapai respon yang diinginkan. (Maks : 6 mg/kg BB/hari) Dosis menurut literatur : 21 kgx (0.5-2 mg/kg) = 10.05-42 mg Dosis yang diberikan : 2×20 mg dan diturunkan menjadi 2×10 mg DOSIS TEPAT Efek samping yang termanifestasi pada pasien : Hipokalsemia dan hipoklorida akan tetapi penurunan tidak signifikan Monitoring efikasi: Pasien mengalami perbaikan kondisi. Sesak berkurang, hanya ada ketika aktifitas berat. Sebelumnya, pasien mengeluhkan sesak meskipun dengan aktiftitas ringan maupun sedang. Toleransi Balance cairan pasien juga baik 7.2. Ranitidine Dosis untuk anak-anak: 2-4 mg/kg/dosis 2 kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai 5 mg/kg BB dua kali sehari, maksimum 300 mg. Dosis menurut literatur : 21 x (2 -4 mg)= 21-84 mg Pasien diberikan 75 mg, dosis masih dalam range normal. Tetapi, regimen obat 3x sehari, menurut literatur, ranitidine digunakan 2x sehari. Saran, sebaiknya Ranitidine diturunkan regimennya menjadi 2×75 mg/hari dan sudah dilakukan. Efek samping: yang termanifestasi pada pasien : Pwnurununan SGPT/AST penurunan tidak signifikan Monitoring efikasi: Pasien mengalami perbaikan kondisi. Nafsu makan pasien meningkat pasien tidak lagi mengeluhkan mual dan muntah 7.3. Prednisone Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk antiinflamasi: 2 mg/kg BB/hari selama 6 minggu (maksimum 60 mg/hari) lalu ditappering off setelah 6-8 minggu 0.1-0.2 mg/kg/hari atau 5 mg/hari Dosis literatur : 2 mgg/kg x 21 kg = 42 mg Efek samping: yang termanifestasi pada pasien Gangguan pencernaan Monitoring efikasi : Paisien merasa lebih baik, tidak terlihat adanya gangguan pertumbuhan, nilai potassium normal. 7.4. Captopril Dosis untuk bayi dan anak-anak: Inisiasi 0.5 -2 mg/kg BB/hari, dapat dititrasi hingga maksium 6 mg/kg BB/hari terbagi dalam 2-4 dosis Dosis menurut literatur : 21 kg x (0.5-2 mg) = 10.5-84 mg/kg BB Dosis yang diberikan kepada pasien adalah 2 x 6.25 = 12.5 mg DOSIS TEPAT Efek samping: Tidak terdapat efek samping captopril Monitoring efikasi: Sesak berkurang, pasien merasa lebih baik. 7.5. Asetosal Dosis untuk bayi dan anak-anak: 60-100 mg/kg BB/hari diberikan setiap 4 jam Dosis seharusnya menurut literatur 60-100 mg/kg BBx 21 = 1260-2100 mg/hari Dosis yang diberikan kepada pasien 3x 500 mg = 1500 mg ᅭ DOSIS TEPAT Efek samping obat yang termanifestasi pada pasien : Terdapat kenikan nilai SGPT tapi tidak signifikan. Perlu pemantauan yang lebih ketat. Parameter efikasi : Kondisi pasien membaik 7.6. BPG Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk demam rematik untuk anak yang < 27 kg 600.000 IU dan untuk anak >27 kg 1,2 juta IU setiap 3-4 minggu Dosis yang diberikan = 600.000 IU TEPAT Efek samping: Tidak termanifestasi pada pasien Monitoring efikasi : Kondisi pasien membaik, sesak berkurang, keluhan berkurang 7.7. Asam Folat Dosis untuk bayi dan anak-anak: Untuk anak umu 9-13 tahun 500-1000 mcg/hari Pasien mendapatkan 1 mg/hari Tepat DOSIS Efek samping: Tidak termanifestasi Parameter monitoring: Gizi mulai membaik Tata laksana demam rematik aktif atau reaktivitas adalah sebagai berikut: 1) Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai keadaan jantung. 2) Eradikasi terhadap kuman streptokokus dengan pemberian penisilin benzatin 1,2 juta unit IM bila berat badan > 30 kg dan 600.000-900.000 unit bila berat badan < 30 kg, atau penisilin 2x500.000 unit/hari selama 10 hari. Jika alergi penisilin, diberikan eritromisin 2x20 mg/kg BB/hari untuk 10 hari. Untuk profilaksis diberikan penisilin benzatin tiap 3 atau 4 minggu sekali. Bila alergi penisilin, diberikan sulfadiazin 0,5 g/hari untuk berat badan < 30 kg atau 1 g untuk yang lebih besar. Jangan lupa menghitung sel darah putih pada minggu-minggu pertama, jika leukosit < 4.000 dan neutrofil < 35% sebaiknya obat dihentikan. Diberikan sampai 5-10 tahun pertama terutama bila ada kelainan jantung dan rekurensi. 3) Antiinflamasi Salisilat biasanya dipakai pada demam rematik tanpa karditis, dan ditambah kortikosteroid jika ada kelainan jantung. Pemberian salisilat dosis tinggi dapat menyebabkan intoksikasi dengan gejala tinitus dan hiperpnea. Untuk pasien dengan artralgia saja cukup diberikan analgesik. Pada artritis sedang atau berat tanpa karditis atau tanpa kardiomegali, salisilat diberikan 100 mg/kg BB/hari dengan maksimal 6 g/hari, dibagi dalam 3 dosis selama 2 minggu, kemudian dilanjutkan 75 mg/kg BB/hari selama 4-6 minggu kemudian. Kortikosteroid diberikan pada pasien dengan karditis dan kardiomegali. Obat terpilih adalah prednison dengan dosis awal 2 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis dan dosis maksimal 80 mg/hari. Bila gawat, diberikan metilprednisolon IV 10-40 mg diikuti prednison oral. Sesudah 2-3 minggu secara berkala pengobatan prednison dikurangi 5 mg setiap 2-3 hari. Secara bersamaan, salisilat dimulai dengan 75 mg/kg BB/hari dan dilanjutkan selama 6 minggu sesudah prednison dihentikan. Tujuannya untuk menghindari efek rebound atau infeksi streptokokus baru. Tata laksana demam rematik aktif atau reaktivitas adalah sebagai berikut: 1) Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai keadaan jantung. 2) Eradikasi terhadap kuman streptokokus dengan pemberian penisilin benzatin 1,2 juta unit IM bila berat badan > 30 kg dan 600.000-900.000 unit bila berat badan < 30 kg, atau penisilin 2x500.000 unit/hari selama 10 hari. Jika alergi penisilin, diberikan eritromisin 2x20 mg/kg BB/hari untuk 10 hari. Untuk profilaksis diberikan penisilin benzatin tiap 3 atau 4 minggu sekali. Bila alergi penisilin, diberikan sulfadiazin 0,5 g/hari untuk berat badan < 30 kg atau 1 g untuk yang lebih besar. Jangan lupa menghitung sel darah putih pada minggu-minggu pertama, jika leukosit < 4.000 dan neutrofil < 35% sebaiknya obat dihentikan. Diberikan sampai 5-10 tahun pertama terutama bila ada kelainan jantung dan rekurensi. 3) Antiinflamasi Salisilat biasanya dipakai pada demam rematik tanpa karditis, dan ditambah kortikosteroid jika ada kelainan jantung. Pemberian salisilat dosis tinggi dapat menyebabkan intoksikasi dengan gejala tinitus dan hiperpnea. Untuk pasien dengan artralgia saja cukup diberikan analgesik. Pada artritis sedang atau berat tanpa karditis atau tanpa kardiomegali, salisilat diberikan 100 mg/kg BB/hari dengan maksimal 6 g/hari, dibagi dalam 3 dosis selama 2 minggu, kemudian dilanjutkan 75 mg/kg BB/hari selama 4-6 minggu kemudian. Kortikosteroid diberikan pada pasien dengan karditis dan kardiomegali. Obat terpilih adalah prednison dengan dosis awal 2 mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis dan dosis maksimal 80 mg/hari. Bila gawat, diberikan metilprednisolon IV 10-40 mg diikuti prednison oral. Sesudah 2-3 minggu secara berkala pengobatan prednison dikurangi 5 mg setiap 2-3 hari. Secara bersamaan, salisilat dimulai dengan 75 mg/kg BB/hari dan dilanjutkan selama 6 minggu sesudah prednison dihentikan. Tujuannya untuk menghindari efek rebound atau infeksi streptokokus baru.