PENGAMATAN REMATIK DI MMARAKAT RHEUM4 TIC DISEASES IN THE COMMUNITY Rheumatic diseases are a r o u p of diseases with diverse etiology, charactensed by pain in joints and m u m l o skeletal system, sometimes accompaned by swelling and stifiess resulting in d m i y l of movements. Akhough seldom causing death, rheumatic diseases are an important public health problem as it causes disability with medical, psychological, economic and social impact. The disease is knowm in the community as "encok", @pegell "linu", "kemeng') "ngilu" (Javanese) or "cangkeull (Sundanese). An epidemiological suwq in Centml Java in 1984 found a frequency of rheumatism among the adult population of 27% in rural Bandungan and 24.8% in the city of Semamng. The complaints of rheumatism increases with age and the most frequent sites were the back and knees. Difficulties in canying daily taskr were qerienced by 11-14.4% of the women and 12.4 -22.1% of the men. Labomtory and X-ray m i n a t i o n of 75 patients gave the following results :62 osteoarthritis, Y rheumatioid arthritis, 3 gout and 1 ankylosing spondylitis. Abstrak Rematik adalah suatu kelompok penyakit yang penyebabnya bermacam- rnacam, namun mempunyai persamaan dalam keluhan maupun gejala yang timbul. S e w a umum, keluhan utamanya ialah nyeri pada persendian atau alat gerak, kaku dan ada kalanya disertai bengkak, sedangkan gejala utama ialah nyeri sendi atau muskulo-skeletal, gangguan fungsi gerak disertai kemungkinan bengkak dan panas pada send yang terkena. Meskipun tidak langsung menyebabkan kematian, penyakit rematik mempunyai konsekuensi penting untuk pelayanan kesehatan karena mengakibatkan permasalahan medik, psikologik, ekonomi clan sosial. Gurubesar FK UNDIP Semarang.Laboratorium llmu Penyakit Dalam F.K UNDIP, Semarang. BuL Penelit. Kesehal21 (4) 1993 71 Pmgmatan rematit di maayaratat -.....---. Sanarto Penyakit ini dikenal dalam masyarakat sebagai "encok, "pegel", "linu", "kemeng", "ngilu" (bahasa Jawa) atau "cangkeul" (bahasa Sunda). Suatu penelitian epidemiologi di '~awaTengah dalam tahun 1984 menemukan frekuensi rematik pada penduduk dewasa (di atas 15 tahun) sebesar 27% di daerah pedesaan Bandungan dan 24,8% di kota Semarang. Keluhan rematik meningkat dengan umur dan lokasi nyeri yang paling banyak ialah pinggang dan lutut. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari dialami oleh 11 - 14,4% wanita dan 12,4 - 22,1% pria yang menderita rematik. Pada' 75 penderita rematik yang bersedia diperiksa sesara radiologik dan laboratorik ditemukan : 62 osteoarthritis, 9 arthritis rheumatoid, 3 goout dan 1 ankylosing spondylitis.