BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) No. 1. Judul Penelitian Teori yang Metodologi dan Nama Peneliti digunakan Penelitian Hasil Penelitian Pengaruh Program Teori yang Metode penelitian Sebesar 26,7% yang Religi “Kata Ustadz digunakan yang digunakan hasilnya memiliki Solmed” di SCTV dalam penelitian adalah eksplanatif pengaruh yang Terhadap Perilaku ini adalah teori dengan teknik cukup berarti Beribadah Penonton sosial kognitif pengumpulan data (Studi Kasus pada dan pemodelan menggunakan Penonton yang Hadir kuisioner di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013) Oleh : Trima Selvani 2013 2. Pengaruh Tayangan Teori yang Metode penelitian Sebesar 28.3% Berita Kriminal di digunakan yang digunakan tayangan berita Televisi Terhadap dalam penelitian adalah criminal Kecemasan Ibu ini adalah teori pendekatan mempengaruhi Rumah Tangga S-O-R, kuantitatif kecemasan ibu Akan Tindak Cultivation eksplanatif rumah tangga Kejahatan Anak di Theory, dan pengumpulan data Samarinda (Studi Teori Psikologi menggunakan pada RT.24 Sosial populasi atau sampel tertentu Kelurahan Gunung Kelua Samarinda) 9 10 No. Judul Penelitian Teori yang Metodologi dan Nama Peneliti digunakan Penelitian Hasil Penelitian Oleh : Mustika Dewi 2013 3. Hubungan antara Teori yang Metode yang Terdapat hubungan Terpaan Tayangan digunakan dipakai dalam antara Isi Pesan Reportase dalam penelitian penelitian ini Tayangan Reportase Investigasi TRANS ini adalah teori adalah metode Investigasi TRANS TV dengan Persepsi Kultivasi kuantitatif dengan TV dengan Persepsi Penonton pada mengadakan jenis Ibu-Ibu Rumah Tindak Kejahatan penelitian Tangga dimana dan Penipuan korelasional hubungan yang terjadi merupakan Oleh : Windy hubungan yang Grahita 2012 positif dan cukup berarti 4. Impact of Television Teori yang Metode yang Terdapat pengaruh Programs and digunakan digunakan dalam sebesar 43 %, antara Advertisements on dalam penelitian penelitian ini program televisi dan School Going ini adalah teori adalah metode iklan terhadap Adolescents : a Case uses and kuantitatif perilaku dan gaya of Bahawalpur City, gratifications (survey) hidup remaja Pakistan sekolah di kota Bahawalpur, Pakistan Oleh : Ali Hasan & Muhammad Daniyal 2013 5. The Impact of a Teori yang Metode yang Terdapat pengaruh Multichannel digunakan digunakan dalam yang signifikan Environment on dalam penelitian penelitian ini sebesar 93,7% antara Television News ini adalah teori adalah metode banyaknya news Viewing : a uses and effect kuantitatif channel di korea Longitudinal Study selatan dengan minat 11 No. Judul Penelitian Teori yang Metodologi dan Nama Peneliti digunakan Penelitian Hasil Penelitian of News Audience menonton berita di Polarization in South korea selatan Korea Oleh : Su Jung Kim & James G. Webster 2012 2.2 Landasan Teori Dalam menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya gambaran objektif terhadap pokok permasalahan tersebut. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu landasan teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan media pertelevisian, khususnya pengaruh tayangan program 86 di Net. terhadap pengetahuan followers twitter @86netmedia. 2.2.1 Komunikasi Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin “communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “common” berarti sama. Jadi, apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu perasaan (commonness) dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi, pengertian komunikasi adalah sebagai proses “menghubungi” atau “mengadakan perhubungan” (Rosmawati, 2010). Hovland, Janis dan Kelley juga membuat definisi tentang komunikasi bahwa: ”communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (ussualy verbal symbols) to modify the behavior of the individuals (the audience) yakni komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak), (Cangara, 2009). Dalam buku Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk, & Kode Etik, Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan adalah 12 menjawab pertanyaan: who says what? in which channel? to whom? with what effect? Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek (akibat) tertentu. Willbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi selalu menghendaki adanya paling sedikit tiga unsur, yaitu: sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination), (Suhandang, 2010:16). Kata kunci dari komunikasi adalah adanya sesuatu “makna” atau pengertian (meaning) yang terkandung dalam setiap pesan (ide, gagasan, informasi, perasaan, dan lain-lain) yang perlu dipahami bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Berangkat dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, maka Suprapto (2011) menggolongkan ada tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, dan paradigmatis. 1. Etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communication’, dan perkataan ini bersumber dari kata ‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. 2. Terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian pesan pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. 3. Paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hafied Cangara (2010) menyatakan bahwa komunikasi hanya bisa disebut komunikasi jika memiliki unsur-unsur pendukung yang membangunnya sebagai body of knowledge, yakni: sumber, pesan, media, penerima, pengaruh, umpan balik, dan lingkungan. Unsur-unsur ini juga sering disebut komponen atau elemen. Adapun unsur-unsur yang dimaksud tersebut dijelaskan sebagai berikut: SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA UMPAN BALIK Gambar 2.1 Unsur Komunikasi (Sumber : Cangara,2010) EFEK 13 a. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia sumber bisa terdiri satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, lembaga atau negara. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggris dikenal sebutan source, sender, encoder. b. Pesan Pesan dalam komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information. c. Media Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media kelompok, da nada pula dalam bentuk media massa. Istilah media banyak digunakan dengan sebutan berbeda, misalnya saluran, alat, sarana, atau dalam bahasa Inggris disebut channel atau medium. d. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk organisasi instansi, departemen, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, konsumen, klien, target atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. e. Efek Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, efek bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, 14 sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. Efek biasa juga disebut dampak atau akibat. f. Umpan Balik Ada yang beranggapan bahwa tanggapan balik atau umpan balik sebenarnya merupakan salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi, karena pengaruh tidak selamanya berbalik kepada penerima, tanggapam balik dapat dibedakan dengan pengaruh. Tanggapan balik sangat penting karena bisa dikatakan semua komunikasi yang menginginkan keharmonisan memerlukan tanggapan balik. Tanggapan balik juga biasa dikenal dengan sebutan reaksi atau dalam bahasa Inggris disebut feedback atau response. g. Lingkungan Lingkungan adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologi, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya kendala alam, atau ketidaksetaraan sarana komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya. Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial. Lingkungan psikologis ialah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya, menghindari kritik yang dapat menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sementara itu, lingkungan dalam bentuk waktu atau kondisi menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. 2.2.2 Teori Komunikasi Massa Istilah ‘komunikasi massa’ yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli untuk secara sederhana mendefinisikan komunikasi massa. Kata ‘massa’ sendiri memiliki banyak arti dan bahkan kontroversial, dan istilah ‘komunikasi’ sendiri masih belum memiliki definisi 15 yang dapat disetujui bersama. Namun dengan demikian, definisi komunikasi menurut Gerbner dalam Morissan (2010) adalah interaksi sosial melalui pesan (social interaction through messages), tampaknya merupakan definisi yang dipandang paling sulit dipatahkan, setidaknya definisi itu sangat ringkas dan cukup tepat menggambarkan gejala komunikasi. Namun dengan demikian, terdapat upaya untuk terus mengajukan definisi lainnya agar dapat menggambarkan proses kerja (working definition) serta sifat-sifat komunikasi secara umum. Istilah ‘massa’ menggambarkan sesutau (orang atau barang) dalam jumlah besar, sementara ‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan penerimaan arti, pengiriman dan penerimaan pesan. Salah satu definisi awal komunikasi oleh Janowitz dalam Morrisan (2010) adalah komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbol kepada audiens yang tersebar luas dan bersifat heterogen. Definisi oleh Janowitz ini berupaya untuk menyamakan kata ‘komunikasi massa’ dengan pengiriman (transmisi) pesan yang hanya menekankan pada aspek pengiriman saja, definisi ini tidak memasukan aspek respons dan interaksi. Menurut Bittner dalam buku Psikologi Komunikasi (Rakhmat, 2011), definsi yang paling sederhana tentang komunikasi massa yaitu, “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number og people” Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa merujuk pada “pesan”, namun menurut Wiryanto (2006) “komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi”. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang memanfaatkan media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat yang bersamaan. Menurut Wright dalam Severin dan Tankard, Jr (2010) mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri: 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. 16 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. 2.2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa Para ahli mengemukakan tentang beberapa fungsi komunikasi massa, pembahasan komunikasi massa menjadi suatu pembahasan yang cukup penting, terutama konsekuensi komunikasi melalui media massa. Fungsi komunikasi massa menurut Dominick dalam Ardianto dan Q-Aness (2007): 1. Pengawasan (Surveillance) Dalam fungsi ini terbagi menjadi dua, yaitu pengawasan peringatan (warning and beware surveillance) yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman yang penting untuk diketahui oleh khalayak, dan pengawasan instrumental (instrumental surveillance), yaitu penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penafsiran (Interpretation) Fungsi penafsiran ini hampir sama dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang ditayangkan. 3. Pertalian (Lingkage) Media massa bisa menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values) Fungsi ini bisa disebut sebagai sosialisasi. Media merupakan sebuah model dan peran, dimana kita mengamati dan menirunya. 17 5. Hiburan (Entertaiment) Pada dasarnya media massa menjalankan fungsinya sebagai media hiburan. Televisi merupakan media massa yang mengutamakan sajian program hiburan, dimana hampir tiga perempat bentuk siaran televisi merupakan program hiburan. Begitu juga dengan radio, dimana siarannya banyak memuat acara hiburan. 2.2.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah : a. Komunikator - Merupakan pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi informasi modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi tersebut dengan cepat ditangkap oleh publik. - Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagai informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar tanpa diketahui jelas keberadaan mereka. - Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang bersifat mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut. b. Media Massa Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran secara massal dan juga dapat diakses oleh masyarakat secara massal. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan: - Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. - Sebagai media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. 18 - Terakhir media massa sebagai media hiburan. c. Informasi (pesan) Massa Informasi massa merupakan informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. d. Gatekeeper Merupakan penyeleksi informasi-informasi. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. e. Khalayak (publik) Khalayak merupakan massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. f. Umpan Balik Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya mempunyai sifat tertunda sedangkan dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan tetapi, konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional (Bungin, 2006). 2.2.2.3 Efek Komunikasi Massa Terdapat tiga dimensi efek komunikasi massa, yakni kognitif, afektif, dan konatif (Ardianto, 2007). Efek kognitif berhubungan dengan pemikiran dan penalaran. Efek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, dan sikap. Sedangkan efek afektif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. 19 1. Efek Kognitif Efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas mengenai bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, khalayak memperoleh informasi mengenai benda, orang, atau tempat yang belum pernah diketahui secara langsung. 2. Efek Afektif Efek ini mempunyai kadar yang lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu informasi, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan lain sebagainya. 3. Efek Konatif Efek ini merupakan akibat yang timbul dari diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Misalnya siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru, adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Contoh-contoh ini mencerminkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan, dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-sehari. 2.2.2.4 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Menurut Nurudin (2007), komunikasi massa memiliki ciri-ciri: 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, melainkan kumpulan orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Yang dimaksudkan di sini adalah, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi. 20 3. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan yang terdapat di dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural. 4. Proses komunikasi berlangsung satu arah Komunikator dan komunikan tidak dapat berhubungan secara langsung karena proses komunikasinya dilakukan melalui media massa. Dengan kata lain dapat diartikan komunikasi massa bersifat satu arah. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan dalam keadaan yang terpisah. 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayak media massa sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis, seperti misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Seiring dengan perkembangan teknologi sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantara satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Bahkan sekarang televisi sudah melakukan siaran langsung (live) dan bukan siaran rekaman (recorded). 7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang lebih dikenal sebagai penapis informasi atau palang pintu atau penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini mempunyai fungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka tayangan reality show 86 merupakan komunikasi massa dimana komunikator yang ada di dalam program ini bukan hanya satu orang, melainkan banyak orang yaitu, polisi yang sedang bertugas, orang yang melanggar peraturan, orang yang berada di sekitar terjadinya perkara atau masyarakat sekitar, penonton (audience) yang mencakup dari berbagai macam latar belakang pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan, agama, 21 dan lain sebagainya. Pesan dalam program ini juga tidak ditujukan khusus kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu, dengan kata lain pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural. Acara reality show 86 ini disiarkan melalui media massa elektronik yaitu televisi maka orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut berhubungan secara langsung serta tayangan ini bisa dinikmati secara bersamaan dalam keadaan yang terpisah. 2.2.3 Media Massa Media massa adalah sebuah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, televisi, dan film (Cangara: 2006). Menurut Apriadi Tamburaka dalam buku Agenda Setting Media Massa (2012), menjelaskan bahwa media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masingmasing. Sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan dan sangat mempengaruhi proses komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa. Dewasa ini media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa. Bahkan adanya ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Dennis McQuail (2010) mengemukakan beberapa asumsi mengenai media massa: 1. Media adalah sebuah industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan industri tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di sisi lain, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain. 22 3. Media merupakan wadah yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang terdapat dalam berita dan hiburan. 2.2.3.1 Jenis-Jenis Media Massa Pada dasarnya media massa terbagi atas dua jenis, yakni media cetak dan media elektronik. 1. Media Cetak Media cetak dapat diartikan sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi secara tertulis dan mendetail yang informasi tersebut berkaitan dan bermanfaat bagi masyarakat atau khalayak. Dalam media cetak terbagi lagi yaitu surat kabar dan majalah (Ardianto, dkk). - Surat Kabar Surat kabar merupakan media yang memberikan informasi secara tertulis dan terperinci. Surat kabar juga dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Surat kabar merupakan media massa pertama untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak. Keunggulan dari surat kabar ini adalah terperinci dan tertulis, jadi berbentuk dokumen yang mudah dibawa dan dicari ketika dibutuhkan. - Majalah Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Untuk majalah dari awal tim redaksi harus sudah menentukan siapa pangsa pasar mereka berdasarkan umur, gender, dan juga sosial. Majalah juga diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa menentukan jenis, bentuk, dan sasaran khalayaknya. 23 2. Media Elektronik Media elektronik adalah media yang menggunakan alat-alat mekanis. Media elektronik terdiri dari: - Radio Radio adalah suatu medium komunikasi dimana pesan berupa suara diubah menjadi sinyal suara, dipancarkan dari suatu sumber dengan antene pemancar, tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik, kemudian diterima oleh antene penerima, pada pesawat penerima, yang mengubah sinyal suara menjadi pesawat penerima, yang mengubah sinyal suara menjadi pesan berupa suara kembali (Wibowo, 2012). - Televisi Televisi adalah media massa yang menggunakan alat-alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton di rumah-rumah tak mungkin menangkap siaran televisi, kalau tidak ada unsurunsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat-lihat gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur-unsur film (Wibowo, 2007). - Film Film dalam pengertian sempit adalah penyajian melalui gambar melalui layar lebar, tetapi dalam pengertian luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio menjadi sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan. Film dapat diputar berkali-kali pada tempat dan khalayak atau audience yang berbeda (Cangara, 2012). 2.2.4 Televisi Televisi adalah media massa yang menggunakan alat-alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film (moving picture). Penonton di rumah tidak mungkin dapat menangkap siaran televisi, kalau tidak ada unsur-unsur radio, dan tidak mungkin dapat melihat gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur-unsur film (Wibowo, 2007). 2.2.4.1 Fungsi Televisi Televisi mempunyai fungsi yang sama seperti media massa lainnya, yaitu memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk (Ardianto, dkk, 2009). 24 1. Fungsi Informasi Televisi mempunyai peran sebagai media penyampaian informasi tidak hanya dalam bentuk siaran langsung, yaitu berita yang dibacakan penyiar yang didukung oleh gambar faktual, tetapi juga menyiarkan ceramah, diskusi, dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. 2. Fungsi Pendidikan Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak atau audience yang berjumlah banyak. Sesuai dengan makna pendidikan, maka acara yang ditayangkan juga merupakan acara yang dapat menambah pengetahuan khalayak atau audience. 3. Fungsi Hiburan Televisi sebagai sarana hiburan mempunyai fungsi yang lebih dominan dibandingkan dengan fungsi yang lainnya. Karena sebagian besar acara televisi diisi oleh acara-acara hiburan seperti lagu, film, sinetron, dan lain sebagainya. Fungsi televisi sebagai hiburan sangatlah penting karena menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu dari aktifitas di luar rumah. Televisi hadir dengan konten yang dibutuhkan oleh khalayak atau audience. 2.2.4.2 Karakteristik Televisi Dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Ardianto, dkk, (2009) menyebutkan beberapa karakteristik televisi, yakni: 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yaitu dapat didengar sekaligus dilihat (audiovisual). Maka dari itu keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis sehingga tidak tumpang tindih antara gambar dan juga suara agara dapat dinikmati oleh khalayak. 25 2. Berpikir Dalam Gambar Terdapat dua tahapan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung sebuah gagasan pesan sehingga menjadi gambar secara individual. Kedua, adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar secara individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio pengoperasian televisi lebih kompleks dan melibatkan banyak orang. Jika dilihat dari segi peralatan yang digunakan televisi memerlukan peralatan yang lebih banyak, dan dalam pelaksanaan operasionalnya pun juga lebih rumit serta membutuhkan orang yang banyak dan terlatih. 2.2.4.3 Progam Televisi Program berasal dari bahasa Inggris proggrame atau yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang diartikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun dalam dunia penyiaran di Indonesia untuk mengacu pada pengertian acara, kata “program” lebih sering digunakan daripada kata “siaran”. Program adalah segala bentuk yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan khalayak atau audience (Morissan. 2008). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program televisi adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience-nya. Acara yang diberikan dalam sebuah program merupakan faktor yang membuat penonton tertarik untuk mengikuti acara yang ditayangkan baik oleh stasiun televisi ataupun radio. 2.2.4.4 Jenis Progam Televisi Terdapat berbagai macam jenis program televisi, namun dapat dikelompok menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu (Morissan, 2011): 26 1. Program Informasi (Jurnalistik) Program informasi adalah program jenis siarannya bertujuan untuk memberikan informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu audience terhadap suatu hal serta menambah informasi kepada audience. Program informasi dibagi menjadi dua bagian yaitu, berita keras (Hardnews) dan berita ringan (Softnews). 2. Program Hiburan (Artistik) Program hiburan adalah segala bentuk program yang bertujuan untuk menghibur audience baik dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. - Drama Pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseirang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang masuk dalam program jenis drama adalah sinetron dan film. - Permainan Suatu bentuk program yang terdiri dari sejumlah orang baik individu maupun kelompok yang saling berkompetisi untuk mendapatkan sesuatu. Program ini dirancang dengan melibatkan audience. Program permainan atau game show dibagi menjadi tiga jenis, yaitu quiz show, ketangkasan, reality show. 3. Musik Program berjenis musik dapat ditampilkan dengan dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di luar studio (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). 4. Pertunjukan Program pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi. 27 2.2.4.5 Konten Program Dalam sebuah program acara memiliki beberapa konten-konten penting yang harus diperhatikan untuk menarik perhatian audience, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Narasi Naskah merupakan ide atau gagasan yang berbentuk susunan kalimat, dimana susunan kalimat tersebut bisa diketahui maksud dan tujuannya, karena terdapat informasi/pesan yang ingin disampaikan (Darwanto, 2007). Dalam penyusunan/pembuatan naskah perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Jelas Ketika membuat naskah kejelasan merupakan prioritas utama. Kata dan kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”, narrator hanya memiliki satu kesempatan untuk berkomunikasi dengan penonton. Berbeda dengan pembaca koran yang dapat membaca artikel secara berulang-ulang kali sampai dapat dipahami secara jelas. b. Ringkas Naskah disusun dengan menggunakan kalimat-kalimat ringkas dengan menggunakan kalimat yang biasa diucapkan saat bercakap-cakap. Sebaiknya hindari pemakaian anak kalimat, satu ide untuk satu kalimat. c. Sederhana Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam bahasa sehari-hari, tidak rumit, dan hindari penggunaan istilah asing, gaya bahasa birokrasi, bahasa hukum atau jargon. d. Aktif Kalimat yang digunakan dalam naskah berbentuk kalimat aktif, bukan kalimat pasif. e. Imajinatif Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi penonton dengan kekuatan audio dan visual, agar pesan dapat tersampaikan dengan baik dan emosional penonton dapat terbangun. 28 f. Hindari Akronim Jika ada dan harus menggunakan kata-kata akronim atau singkatan, maka sebaiknya sesudah atau sebelum kata tersebut dijelaskan apa artinya. g. Global Yang dibutuhkan oleh penonton adalah inti berita, karena waktu narrator terbatas sehingga sedapat mungkin hindari detail yang tidak perlu. h. Bercerita Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung. Naskah harus “berbicara”, yakni “menceritakan” orang berbicara apa, dimana, bagaimana, mengapa, dana sebagainya. 2. Narasumber Narasumber merupakan komponen yang penting dalam proses wawancara, karena tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan keterangan langsung dari sumbernya, yaitu keterangan actual dari pelaku atau saksi peristiwa. Narasumber yang baik adalah orang yang berpengetahuan dalam sesuatu bidang dan yang memiliki perasaan tajam yang sama dengan wartawan tentang perlunya publik mengetahui apa yang sedang terjadi sebenarnya. Dalam menemui narasumber yang seperti disebutkan di atas tidaklah mudah, jika itu ditemui maka harus dijalin hubungan yang baik , sehingga dapat dimanfaatkan bila diperlukan. Narasumber juga memiliki motif dalam memberikan keterangan, namun narasumber juga memiliki rasa keberatan untuk memberikan informasi (Kusumaningrat, 2005). 3. Materi Acara Materi isi berita bisa dikelompokkan ke dalam berita pernyataan, pendapat, ide/gagasan, berita ekonomi, berita keuangan, berita politik, berita sosial masyarakat, berita olahraga, berita hiburan, berita tentang aspek-aspek ketertarikan manusiawi atau minat insani (Sumadiria, 2010). Materi acara dalam program 86 adalah seputar kegiatan kepolisian dalam menegakkan peraturan hukum yang berlaku. Di sini ditayangkan bagaimana 29 polisi dalam melakukan tugasnya menertibkan masyarakat yang melanggar hukum yang berlaku. Tidak hanya sekedar melakukan operasi atau razia namun juga diinformasikan dengan jelas peraturan apa-apa saja yang harus ditaati dan dipatuhi. 4. Lokasi Dalam broadcasting, program acara dapat dibedakan menjadi dua jenis program acara siaran tidak langsung (recording) baik berjenis drama dan nondrama serta program acara siaran langsung (live), baik yang berasal dari studio maupun luar studio yang dapat melalui transmisi satelit atau microwave (Setyobudi, 2006). Program 86 termasuk ke dalam program acara tidak langsung (recording), kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu baru kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect, dan sebagainya, yang dalam TV Production dikenal dengan istilah Post Production. Sejak pertama kali ditayangkan sampai sekarang “86” selalu disiarkan secara recording dari tempat lokasi syuting. Sehingga segala hambatan, kendala, maupun kesalahan dapat diperbaiki saat proses editing. Selain itu juga lokasi syuting dalam program ini selalu berpindah-pindah tidak monoton di satu tempat saja, sesuai dengan topik dan bahasan yang sedang dibahas. 2.2.5 Uses and Effect Theory Teori Uses and Effect pertama kali dicetuskan oleh Sven Windahl pada tahun 1979, teori ini merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari suatu pemikiran. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi (Ardianto, dkk: 2007). Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, di mana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk 30 memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. Pada teori uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu, sedangkan dalam uses and effect kebutuhan hanya salah satu dari faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan, dan persepsi terhadap media dan tingkatan akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Ardianto,dkk: 2007). Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, antara lain: 1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dalam pengertian ini pula, uses and gratification hanya akan dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media. 2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memiliki konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi. 3. Kita dapat juga beranggapan bahwa hasil ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantara penggunaannya) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut ‘conseffects’. Di mana sebagian dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan. 31 Ilustrasi mengenai hubungan-hubungan dapat dilihat pada gambar berikut: ISI MEDIA PENGGUNAAN MEDIA ISI MEDIA PENGGUNAAN MEDIA KONSEKUENSI ISI MEDIA PENGGUNAAN MEDIA CONSEFFECT EFEK Gambar 2.2 Hubungan Uses and Effect (Sumber : Ardianto,dkk,2007) Hasil-hasil ini dapat ditemukan pada tataran individu maupun tataran masyarakat. Gambaran selengkapnya dapat disimak pada diagram berikut: 32 Keputusan untuk menggunakan alternatif fungsional Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi, dan komunikator Audience dan karakteristik intra/ekstra individu, termasuk kebutuhan dan kepentingan Keputusan untuk menggunakan media dan isi Penggunaan media: Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi Media dan karakteristik isi Hasil pada tataran individu Efek: terutama disebabkan oleh media / karakteristik Konsekuensi: terutama disebabkan oleh pengguna media Conseffects: disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media Hasil pada tataran lainnya Gambar 2.3 Hasil Uses and Effect (Sumber : Ardianto,dkk,2007) 2.2.6 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). 33 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yang disebut AIETA, yaitu: a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2011). Ada enam kategori kecakapan berfikir pada manusia, yaitu: 1. Pengetahuan (knowledge) Mencakup ketrampilan mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari sebelumnya. Ini adalah tingkat pengetahuan paling rendah. 2. Pemahaman (comprehension) Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada atau bisa dikatakan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan secara benar. 3. Penerapan (application) Mencakup ketrampilan menerapkan informasi atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru. Dalam tingkatan ini diartikan juga sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip, dan lain sebagainya. 34 4. Analisis (analysis) Meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur informasi. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Mencakup menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya, misalnya dapat menyusun, menggunakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lihat sesuai dengan tingkatan-tingkatan di atas. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang (Notoatmodjo, 2011). 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Di dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hubungan antar variabel independen dengan dependen berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat dan bentuk hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang nantinya akan diketahui hasil positif atau negatif. 35 Pengetahuan Hukum followers twitter @86netmedia Program 86 di NET. Variabel (X) Variabel (Y) ISI PROGRAM KECAKAPAN BERFIKIR Narasi Pengetahuan Narasumber Narasi Materi Acara Lokasi Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran (Sumber : Pengolahan Data Penelitian, 2015) Keterangan : 1. Variabel Independen (X) Merupakan variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor-faktor yang diukur untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diamati. Dalam penelitian ini variabel independen (X) adalah program 86 di NET. 2. Variabel Dependen (Y) Merupakan faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas yaitu faktor yang muncul atau tidak muncul. Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah pengetahuan hukum followers twitter @86netmedia. 36