INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

advertisement
INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
AKHIR TAHUN ANGGARAN 2011
KABUPATEN BANTUL
Berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, Kepala Daerah wajib
menginformasikan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bentuk Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Akhir Tahun Anggaran 2011
kepada masyarakat.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 20112015, maka ILPPD Akhir Tahun Anggaran 2011 ini merupakan informasi laporan
pelaksanaan pemerintahan, pembangunan daerah, dan pemberdayaan masyarakat untuk
tahun pertama dari lima tahun periode RPJMD.
1. Gambaran Umum Daerah
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada tahun 2011 sebanyak 921.263 jiwa
dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 459.459 jiwa dan wanita sebanyak
461.804 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata 1.818 jiwa/km2.
Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja tercatat 481.422 jiwa, sementara tahun 2011
menjadi 476.567 jiwa. Jumlah penganggur pada tahun 2010 sebanyak 30.139 jiwa,
turun menjadi 29.219 jiwa pada tahun 2011.
Tabel Kepadatan Penduduk Geografis per Kecamatan Tahun 2011
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
Sanden
Kretek
Pundong
Bambanglipuro
Pandak
Bantul
Jetis
Imogiri
Dlingo
Pleret
Piyungan
Banguntapan
Sewon
Kasihan
Pajangan
Sedayu
Jumlah
Sumber: BPS, 2012
Luas
(km2)
18,32
23,16
26,77
23,68
22,70
24,30
21,95
24,47
54,49
55,87
22,97
32,54
28,48
27,16
32,38
33,25
34,36
506,85
Jumlah
Penduduk
28.668
29.744
29.323
31.779
37.480
47.908
59.754
52.313
56.536
35.667
43.731
49.427
122.510
105.701
112.708
33.216
44.798
921.263
Kepadatan/Km
2
1.565
1.284
1.095
1.342
1.651
1.972
2.722
2.138
1.038
638
1.904
1.519
4.302
3.892
3.481
999
1.304
1.818
b. Kondisi Ekonomi
Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat melalui indikator
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data
perkembangan PDRB dapat disimpulkan bahwa kondisi makro ekonomi Kabupaten
Bantul sebagai berikut:
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
1
 Atas dasar harga konstan tahun 2000, PDRB pada tahun 2010 mengalami
pertumbuhan sebesar 4,98% dan pada tahun 2011 naik menjadi 5,27%;
 PDRB per kapita berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun
2010 sebesar Rp9.957.620,- menjadi Rp10.882.642,- pada tahun 2011.
Berdasarkan harga konstan tahun 2000 PDRB per kapita mengalami peningkatan
dari Rp4.353.170,- pada tahun 2010 menjadi Rp4.533.848,- pada tahun 2010.
Tabel Pertumbuhan PDRB Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000
Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2011 (Juta Rp)
Harga Berlaku
Nilai
Pertumbuhan
(Juta Rp)
(%)
1
2010
9.076.401
10,95
2
2011*)
10.025.776
10,46
Sumber: BPS, 2012
No
Tahun
Harga Konstan tahun 2000
Nilai
Pertumbuhan
(Juta Rp)
(%)
3.967.948
4,97
4.176.867
5,27
*) Angka sementara
Apabila dilihat dari pergeseran sektoral, empat sektor yang mempunyai kontribusi
tertinggi terhadap pertumbuhan PDRB berturut-turut adalah sektor pertanian yang
mengalami penurunan dari 23,87% pada tahun 2010 menjadi 22,76% pada tahun
2011; sektor perdagangan, hotel, dan restoran naik dari 19,90% pada tahun 2010
menjadi 20,22% pada tahun 2011; sektor industri pengolahan sebesar 16,33%
pada tahun 2010 menjadi 16,29% pada tahun 2011; dan sektor jasa-jasa mengalami
kenaikan dari 13,37% pada tahun 2010 menjadi 13,51% pada tahun 2011.
Koefisien Gini Ratio merupakan salah satu indikator untuk mengetahui distribusi dan
ketimpangan pendapatan penduduk. Nilai koefisien Gini yang semakin mendekati
angka nol menunjukkan tingkat ketimpangan yang semakin kecil. Koefisien Gini
tahun 2010 sebesar 0,2469 dan pada tahun 2011 diprediksikan sebesar 0,2445,
mengingat bahwa faktor perkalian baru dapat ditentukan oleh BPS Pusat pada tahun
2011. Koefisien Gini tahun 2011 merupakan prediksi yang didasarkan pada
penurunan persentase angka kemiskinan, peningkatan laju pertumbuhan PDRB, dan
kondisi perekonomian Kabupaten Bantul yang relatif stabil.
2. Kebijakan Pemerintahan Daerah
a. Visi
Visi Kabupaten Bantul adalah "Bantul
Agamis." Pengertian visi tersebut yaitu
diwujudkan di masa yang akan datang
royo-royo, tertib, aman, sehat, asri,
diwujudkan melalui misi.
Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan
bahwa kondisi Kabupaten Bantul yang ingin
adalah Bantul yang produktif-profesional, ijo
sejahtera, demokratis, dan agamis akan
b. Misi
1)
2)
3)
4)
Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintahan
yang empatik;
Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat,
cerdas, berakhlak mulia, dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan
ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan
pemberdayaan masyarakat yang responsif gender;
Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan
penataan ruang dan pelestarian lingkungan.
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
2
c. Prioritas Pembangunan
Berdasarkan kondisi, tantangan, dan peluang yang dihadapi Kabupaten Bantul,
terutama era pasca bencana gempa bumi, maka prioritas pembangunan yang
tercantum di dalam RPJMD Tahun 2011-2015 adalah:
1) Tata kelola pemerintahan yang empatik dan bertanggung jawab;
2) Pendidikan;
3) Kesehatan;
4) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
5) Pengentasan kemiskinan dan penanganan desa tertinggal;
6) Pertanian dalam arti luas;
7) Industri kecil dan koperasi;
8) Perdagangan dan pasar tradisional;
9) Pariwisata;
10) Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; dan
11) Infrastruktur, penataan ruang, dan permukiman.
3. Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan pendapatan daerah bertujuan untuk mengoptimalkan sumber pendapatan
daerah, selanjutnya dimanfaatkan untuk membiayai pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat.
Tabel Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bantul Tahun 2011
No
Uraian
A
1
2
3
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan yg Sah
B
1
2
Belanja
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
Target/Anggaran
(Rp)
1.165.047.061.158,75
115.321.898.743,75
710.056.724.015,00
339.668.438.400,00
1.191.039.577.219,64
831.395.885.360,64
359.643.691.859,00
Realisasi (Rp)
1.180.550.742.432,41
128.900.086.173,41
717.123.249.859,00
334.527.406.400,00
1.151.935.591.089,97
817.126.901.965,97
334.808.689.124,00
C Pembiayaan
1 Penerimaan
35.107.747.060,89
2 Pengeluaran
4.115.230.676,26
Sumber: DPPKAD Kab. Bantul, data sementara per 8 Maret 2012
Bertambah/
(Berkurang)
15.503.681.273,66
13.578.187.429,66
7.066.525.844,00
(5.141.032.000,00)
(39.103.986.129,67)
(14.268.983.394,67)
(24.835.002.735,00)
35.107.747.060,89
4.115.230.676,26
-
Capaian
%
101,33
111,37
101,00
98,49
96,72
98,28
93,09
100,00
100,00
4. Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, Pemerintah Kabupaten
Bantul telah melaksanakan 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.
a. Urusan Wajib
Urusan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul diarahkan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menjaga kelestarian lingkungan hidup,
memenuhi kebutuhan infrastruktur publik, mengendalikan pertumbuhan penduduk,
mengentaskan kemiskinan, mewujudkan tata pemerintahan empatik, mewujudkan
ketahanan pangan, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, melestarikan budaya,
serta kebijakan lain yang pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment.
1) Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada paradigma universal yaitu
pemberdayaan manusia seutuhnya, pembelajaran sepanjang hayat berpusat
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
3
pada peserta didik, pendidikan untuk semua, dan pendidikan untuk
perkembangan, pengembangan, dan/atau pembangunan berkelanjutan.
Penyelenggaraan pendidikan juga mengacu pada strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagai pilar strategis landasan filosofis pendidikan, meliputi
pendidikan agama serta akhlak mulia, pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran yang mendidik dan
dialogis, evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi, peningkatan profesionalitas pendidik
dan tenaga kependidikan, pembiayaan pendidikan sesuai prinsip pemerataan
dan berkeadilan, penyelenggaraan pendidikan yang merata dan terbuka,
otonomi satuan pendidikan, dan pemberdayaan peran masyarakat,
pembudayaan masyarakat, dan pelaksanaan pengawasan sistem pendidikan
nasional.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Bantul yang cerdas, berakhlak mulia,
dan berkepribadian Indonesia, maka diterapkan pembelajaran berbasis hak-hak
anak dan kearifan lokal yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan secara keseluruhan.
2) Kesehatan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini
dituangkan dalam visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul yaitu
“Masyarakat Sehat yang Mandiri”.
3) Lingkungan Hidup
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguhsungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Untuk
mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, mewujudkan
pembangunan berkelanjutan, dan mengantisipasi isu lingkungan global, maka
penyelenggaraan urusan Lingkungan Hidup diarahkan pada pendayagunaan
sumberdaya alam melalui peningkatan kapasitas sumberdaya manusia,
pencegahan terjadinya dampak lingkungan melalui pengendalian pencemaran,
perusakan lingkungan, pelestarian lingkungan/sumberdaya alam, pencegahan
bencana, dan pengurangan dampak pemanasan global.
4) Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan dalam rangka untuk memenuhi
pelayanan dasar seperti sumberdaya air, jalan, air minum, dan sanitasi
lingkungan (air limbah, drainase, dan persampahan) yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan.
5) Penataan Ruang
Penataan Ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan
penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan sehingga terwujud keharmonisan antara lingkungan
alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia, dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
4
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat pemanfaatan ruang. Dengan adanya penataan ruang yang baik
diharapkan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat, swasta
maupun pemerintah dapat lebih terkendali dan berwawasan lingkungan.
6) Perencanaan Pembangunan
Urusan Perencanaan Pembangunan diarahkan pada upaya penyelarasan dan
sinergitas pelaksanaan pembangunan sesuai dengan visi dan misi yang menjadi
tujuan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan.
Kebijakan perencanaan pembangunan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
perencanaan pembangunan daerah sebagai acuan dalam pelaksanaan program
pembangunan. Dalam implementasinya perencanaan pembangunan di
Kabupaten Bantul telah mengacu pada peraturan perundang-undangan. Adanya
perubahan peraturan perundangan tentang perencanaan secara krusial
mengubah Rencana Kerja Pemerintah Daerah menjadi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah. Dengan perubahan ini diharapkan pembangunan tidak
lagi didominasi oleh peran pemerintah akan tetapi merupakan sinergi antar
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
7) Perumahan
Menurut peraturan perundangan, penyelenggaraan perumahan bertujuan untuk:
(i) mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran
penduduk yang proposional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan
kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan
keseimbangan kepentingan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
(ii) meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya alam bagi
pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi
lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan; dan (iii) menjamin
terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Pada saat ini masih banyak masyrakat berpenghasilan rendah yang belum
mampu tinggal di rumah yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur karena
keterbatasan kemampuan untuk membangun serta memperbaiki rumah dan
kemampuan mengakses rumah sehat sederhana. Sampai dengan tahun 2011
jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Bantul sebanyak 21.234 rumah.
Kebijakan pembangunan perumahan antara lain dengan mengurangi kawasan
kumuh perkotaan dan mengurangi jumlah rumah tidak layak huni dan
mendukung pembangunan rumah sehat sederhana yang terjangkau bagi
masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah/kurang mampu.
8) Kepemudaan dan Olah Raga
Urusan Kepemudaan dan Olah Raga diarahkan untuk meningkatkan peran serta
pemuda, peningkatan prestasi olah raga, serta pembinaan dan pemasyarakat
olah raga.
9) Penanaman Modal
Sebagai salah satu urusan wajib Pemerintah Daerah, penanaman modal di
Kabupaten Bantul difokuskan pada peningkatan iklim investasi dan promosi
investasi. Pada tahun 2011 investasi di Kabupaten Bantul lebih didominasi oleh
investor asing yang mencapai jumlah 53 investor (aktif 30) dibandingkan dengan
investor dalam negeri yang hanya berjumlah 15 (aktif enam). Adapun investor
dalam negeri hanya mempekerjakan tenaga kerja sejumlah 3.260 orang.
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
5
10) Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Pembangunan koperasi dan UKM di Kabupaten Bantul diarahkan pada
pengembangan koperasi dan UKM menjadi unit usaha yang kuat, maju, dan
mandiri serta memiliki daya saing dengan fokus pada revitalisasi koperasi serta
fasilitasi koperasi dan UKM. Adapun sasarannya adalah peningkatan kinerja dan
produktifitas usaha koperasi dan UKM. Sampai saat ini terdapat 458 koperasi
yang didominasi koperasi primer sejumlah 438. Dilihat dari kondisi koperasi,
terdapat 380 koperasi aktif dan 78 koperasi tidak aktif.
11) Kependudukan dan Catatan Sipil
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan administrasi kependudukan
yang meliputi pendaftaran penduduk dan pencatatan penduduk. Pendaftaran
penduduk merupakan serangkaian kerja atas administrasi kependudukan oleh
pemerintah terdiri dari pemberian nomor induk kependudukan, pengkoordinasian
pendaftaran dan penerbitan KTP, pencatatan mutasi penduduk, dan pengelolaan
data penduduk. Pencatatan merupakan bagian dari usaha pemerintah dalam
rangka menyelenggarakan administrasi kependudukan berupa pelayanan
pemerintah yang menyangkut kedudukan hukum seseorang di mana pada suatu
saat tertentu dapat digunakan sebagai bukti otentik bagi yang bersangkutan
maupun pihak ketiga. Pencatatan di bidang kependudukan tersebut meliputi
peristiwa pencatatan kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengesahan
anak, pengakuan anak, dan pengangkatan anak yang merupakan bagian public
regulations.
12) Ketenagakerjaan
Penyelenggaraan urusan Ketenagakerjaan diarahkan pada upaya pengurangan
pengangguran, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemberdayaan
melalui pelatihan baik swasta maupun pemerintah, peningkatan fungsi dan tugas
kelembagaan, peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, serta koordinasi lintas
sektoral. Jumlah angkatan kerja di Bantul cukup besar, sementara di sisi lain
penciptaan lapangan kerja masih terbatas sehingga masalah pengangguran
selalu ada dari tahun ke tahun.
13) Ketahanan Pangan
Urusan wajib Ketahanan Pangan dilaksanakan dengan mengikuti kaidah Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan pangan yang harus tercapai pada
tahun 2015. SPM bidang ketahanan pangan mencakup empat jenis pelayanan
dasar, yaitu: 1) Bidang ketersediaan dan cadangan pangan; 2) Bidang distribusi
dan akses pangan; 3) Bidang penganekaragaman dan keamanan pangan; dan
4) Bidang pananganan kerawanan pangan.
14) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kebijakan dalam urusan ini adalah meningkatkan peran, status, dan kondisi
perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki serta
meningkatkan wawasan masyarakat mengenai pembangunan berwawasan
gender serta perlindungan anak.
15) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk
mengendalikan pertambahan penduduk, meningkatkan kualitas SDM,
meningkatkan daya saing penduduk, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
6
16) Perhubungan
Dalam urusan Perhubungan, Pemerintah Kabupaten Bantul melaksanakan
kebijakan antara lain peningkatan ketertiban dan keselamatan lalu lintas dan
angkutan jalan serta peningkatan pelayanan angkutan umum, meningkatkan
kualitas dan kuantitas prasarana transportasi, pengembangan fasilitas
perhubungan sarana transportasi dan meningkatkan investasi bidang
perhubungan.
17) Komunikasi dan Informatika
Urusan Komunikasi dan Informatika berkaitan dengan permasalahan kehumasan
dan pengelolaan data telematika. Urusan ini diarahkan untuk mengembangkan
dan meningkatkan teknologi komunikasi dan informasi.
18) Pertanahan
Urusan wajib Pertanahan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bantul
diarahkan untuk koordinasi dalam aspek penataan penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah serta pengembangan sistem pendaftaran
tanah.
19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diarahkan pada upaya
peningkatan stabilitas ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan serta meningkatnya pengetahuan aparatur pemerintah, Ormas, Orpol,
LSM, dan seluruh komponen masyarakat dalam bidang kesatuan bangsa dan
politik.
20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
Dalam dimensi global, tidak ada negara ataupun daerah yang dapat melepaskan
diri dari negara atau daerah lain, mereka saling berkaitan. Dalam rangka
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang semakin dinamis dan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang, daerah dituntut
untuk mampu menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak dengan
memanfaatkan posisi dan semua potensi yang dimilikinya. Pemerintah
Kabupaten Bantul saat ini telah melakukan kerjasama baik kerjasama antar
pemerintah maupun kerjasama dengan pihak swasta, BUMN, perguruan tinggi,
dan organisasi non pemerintah. Peristiwa gempa bumi 27 Mei 2006 telah
mendorong Pemerintah Kabupaten Bantul untuk meningkatkan jalinan kerjasama
khususnya dengan lembaga swadaya masyarakat.
21) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan urusan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa diarahkan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat
serta untuk meningkatkan partisipasi dan swadaya dalam melaksanakan
pembangunan di wilayahnya, sehingga akan terwujud gerakan-gerakan
pembangunan dan prosesnya timbul dari, oleh, dan untuk masyarakat.
22) Sosial
Program-program dalam urusan ini dimaksudkan untuk mengurangi
permasalahan sosial dan kegiatan pelayanan keagamaan. Penanganan
permasalahan sosial (penyandang masalah kesejahteraan sosial) menjadi
tanggungjawab tiga pilar pembangunan yakni pemerintah, masyarakat, dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
7
dunia swasta. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial.
23) Kebudayaan
Kebijakan bidang kebudayaan diarahkan dan ditujukan dalam rangka
melestarikan kebudayaan daerah melalui kebijakan yang berlandaskan prinsipprinsip perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya masyarakat
dan benda cagar budaya Kabupaten Bantul. Arah pengembangan tersebut
selanjutnya disinergikan dengan pariwisata guna menunjang predikat dan
eksistensi Kabupaten Bantul sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi
DIY khususnya pada wisata budaya dan wisata alam.
24) Statistik
Statistik adalah keterangan-keterangan berupa angka yang memberikan
gambaran yang wajar dari seluruh ciri-ciri, kegiatan dan keadaan masyarakat.
Urusan Statistik di Kabupaten Bantul masih ditangani oleh Pemerintah Pusat
melalui Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertempat di Bantul. Bahwa segenap
kegiatan statistik perlu diadakan keseragaman, koordinasi maka Pemerintah
Kabupaten Bantul bekerjasama dengan BPS melaksanakan beberapa beberapa
program yang hasilnya dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai
bahan penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan.
25) Kearsipan
Urusan Kearsipan diarahkan untuk penyelamatan dan pelestarian arsip daerah
serta peningkatan kualitas pelayanan dalam bidang kearsipan.
26) Perpustakaan
Dalam rangka melaksanakan urusan wajib perpustakaan maka Pemerintah
Kabupaten Bantul menyusun Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bantul, dan berdasarkan Perda tersebut urusan perpustakaan
ditangani oleh instansi tersendiri setingkat kantor.
b. Urusan Pilihan
Urusan pilihan diarahkan untuk meningkatkan pemanfaatan sumberdaya kelautan
dan perikanan, mempertahankan pertanian berkelanjutan, optimalisasi pemanfaatan
sumber daya alam, mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat, meningkatkan
kesejahteraan pelaku UMKM, dan mengatasi tekanan penduduk.
1) Kelautan dan Perikanan
Pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan untuk mengoptimalkan
pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan bagi kesejahteraan
masyarakat tanpa merusak sumberdaya kelautan dan perikanan serta
lingkungannya. Sasaran pembangunan kelautan dan perikanan adalah untuk
mencapai peningkatan produksi dan produktivitas perikanan dalam rangka
memenuhi konsumsi ikan, menyediakan bahan baku industri, meningkatkan
pendapatan pembudidaya ikan dan nelayan, serta memperluas kesempatan
berusaha dan kesempatan kerja. Potensi sumberdaya alam kelautan dan
perikanan di Kabupaten Bantul cukup besar dan masih terbuka peluang untuk
pengembangannya. Beberapa program telah dilaksanakan sebagai upaya
pengembangan kelautan dan perikanan.
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
8
2) Pertanian
Sebagian besar penduduk Kabupaten Bantul tergantung pada sektor pertanian.
Hal ini terlihat pada sumbangan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar
terhadap PDRB sekitar 22,76%. Pertanian merupakan salah satu prioritas
pembangunan. Hal ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantul tahun 2011-2015. Urusan
Pertanian yang dilaksanakan di Kabupaten Bantul meliputi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, dan kesehatan hewan. Adapun sasaran
pembangunan pertanian adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
pertanian dengan mengutamakan penerapan teknologi tepat guna.
3) Kehutanan
Pembangunan kehutanan diarahkan pada pencapaian penutupan lahan dengan
luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional dalam rangka mencapai
kesejahteraan masyarakat secara optimal berbasis kelestarian fungsi lingkungan,
ekonomi, dan sosial.
4) Energi dan Sumberdaya Mineral
Implementasi urusan pilihan Energi dan Sumberdaya Mineral tidak hanya
menyangkut bidang pertambangan saja. Urusan ini juga berkaitan dengan upaya
mengembangkan energi baru terbarukan, baik tenaga air, angin, tenaga surya,
maupun umbi-umbian dan biji-bijian yang diolah menjadi biodiesel, serta energi
biogas dari kotoran ternak maupun biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan dalam skala rumah tangga maupun industri.
5) Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis di Kabupaten Bantul,
selain sebagai lokomotif penggerak peningkatan perekonomian masyarakat,
sektor ini juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah. Jumlah
kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bantul pada tahun 2011 mencapai
1.756.372 orang, meningkat 17,35% dari tahun 2010 sebanyak 1.496.626 orang.
Sedangkan dari sisi kontribusi PAD mencapai Rp5.335.241.250,-, meningkat
16,08% dari perolehan tahun 2010 sebesar Rp4.596.019.826,-. Peningkatan
tersebut di atas selain didukung oleh keanekaragaman obyek wisata yang
meliputi obyek wisata alam, budaya/religius, dan minat khusus/buatan, juga
didukung oleh pengembangan Desa-Desa Wisata sebagai alternative tourism di
Kabupaten Bantul, sehingga dapat memberikan pilihan-pilihan destinasi wisata
bagi wisatawan.
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi DIY, Kabupaten Bantul
menjadikan urusan pilihan pariwisata menjadi bagian penting dalam
pembangunan daerah. Program-program yang dilaksanakan selain bertujuan
untuk meningkatkan meningkatkan daya tarik wisata, meningkatkan promosi
pariwisata, juga bertujuan meningkatkan peran dan kemitraan stakeholder dalam
pengembangan pariwisata, yang pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
6) Industri
Salah satu program prioritas dalam pembangunan daerah di Kabupaten Bantul
adalah pengembangan industri yang diarahkan pada peningkatan produksi dan
nilai tambah industri kecil dan menengah mengingat bahwa sebagian besar jenis
industri yang ada di Kabupaten Bantul adalah industri kecil dan menengah.
Lokasi dan jenis industri yang tersebar di Kabupaten Bantul cukup bervariasi.
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
9
Jenis industri kecil menengah yang ada meliputi industri pangan, sandang dan
kulit, kerajinan umum, kimia, dan bahan bangunan serta logam dan jasa. Adapun
jumlah jenis industri terbanyak adalah industri pangan, sedangkan jenis industri
yang menyerap tenaga kerja banyak adalah industri kimia dan bahan bangunan.
7) Perdagangan
Kebijakan pembangunan perdagangan di Kabupaten Bantul diprioritaskan pada
perlindungan dan pengembangan pasar tradisional. Pada tahun 2011 pasar
tradisional bertambah tiga unit sehingga jumlah keseluruhan menjadi 32 unit.
Sementara itu jumlah pasar desa tetap 27 unit dan pasar seni juga tidak
bertambah. Potensi pasar kabupaten yang cukup memadai untuk menuju pasar
tradisional yang modern ada empat yaitu pasar Bantul, pasar Imogiri, pasar
Niten, dan pasar Piyungan. Meski demikian, masih terdapat berbagai kendala,
antara lain manajemen pasar yang belum optimal dan permasalahan yang
disebabkan oleh munculnya rentenir yang menjanjikan uang dengan banyak
kemudahan. Permasalahan tersebut sudah mulai diatasi melalui pinjaman modal
dengan bunga lunak tanpa agunan yang dilaksanakan melalui sistem bergulir
(revolving fund). Pada tahun 2011 pinjaman bergulir ini telah menjangkau 2.017
pedagang di 10 pasar tradisional. Selain itu untuk melindungi perdagangan
tradisional telah diterbitkan Perda tentang Pengelolaan Pasar. Pembangunan
kegiatan perdagangan di Kabupaten Bantul juga dilaksanakan dengan
mengembangkan pemasaran dengan pola kemitraan dan promosi produk melalui
misi dagang yang berlangsung setiap tahun, sehingga mampu mendukung
terhadap pengembangan pangsa pasar dan secara makro mendukung
pembangunan ekonomi di Kabupaten Bantul.
8) Transmigrasi
Penyelenggaraan urusan Transmigrasi masih dipandang relevan sebagai suatu
pendekatan untuk mencapai tujuan kesejahteraan, pemerataan pembangunan
daerah, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Pelaksanaan
transmigrasi di Kabupaten Bantul sampai saat ini masih tergantung pada jatah
dari Pusat.
5. Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Bantul mendapatkan alokasi dana tugas
pembantuan dan urusan bersama dari Pemerintah Pusat meliputi 14 program, dengan
total anggaran sebesar Rp25.264.134.000,-.
6. Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan
a. Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama antar daerah dilaksanakan dalam upaya untuk menjamin
terselenggaranya kepentingan daerah secara integral, untuk mereduksi terjadinya
kepentingan kontraproduktif yang muncul, dan untuk menciptakan suasana kondusif
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah serta melindungi kepentingan
berbagai pihak.
b. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga
Kerjasama dengan pihak ketiga dilakukan dengan prinsip saling menguntungkan. Hal
tersebut dilakukan mengingat perubahan paradigma pembangunan tidak lagi
menempatkan pemerintah sebagai satu-satunya aktor pembangunan, sebaliknya
kerjasama dengan berbagai kalangan mutlak diperlukan. Pemerintah daerah dituntut
untuk jeli dan proaktif dalam membangun kerjasama dalam berbagai aspek
pembangunan. Cakupan mitra kerjasama dengan pihak ketiga di Kabupaten Bantul
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
10
meliputi perusahaan/organisasi yang berbadan hukum, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, perorangan, dan organisasi profesi dalam
negeri dan luar negeri. Kerjasama dengan pihak ketiga merupakan sarana untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat atau
menarik investasi dalam jumlah yang cukup besar guna memperlancar
penyelenggaraan otonomi daerah.
c. Koordinasi dengan Instansi Vertikal
Kebijakan yang berkaitan dengan penyelenggaraan koordinasi pemerintahan adalah
dalam rangka menciptakan pemerintahan yang baik, bertanggungjawab, dan bebas
dari KKN yang akan mendukung upaya peningkatan kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah. Koordinasi yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Bantul
dalam kaitannya dengan instansi vertikal di daerah meliputi:
1) Rapat musyawarah pimpinan daerah dilaksanakan tiga belas kali;
2) Rapat Muspika se Kabupaten Bantul dilaksanakan satu kali;
3) Rapat koordinasi pemerintahan dilaksanakan satu kali;
4) Rapat koordinasi rutin dan insidentil.
d. Pembinaan Batas Wilayah
Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, penentuan dan penegasan batas
wilayah mempunyai arti yang sangat penting. Terutama untuk tertib administrasi
pemerintahan, perlu ditetapkan batas daerah secara pasti. Penetapan dan
penegasan batas wilayah dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan Pemerintah
Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul guna menentukan dan menegaskan kembali
batas wilayah antar kabupaten. Batas wilayah antar kabupaten merupakan daratan
sehingga batas wilayah tersebut relatif tetap dan tidak berubah.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Bencana yang terjadi pada tahun 2011 di Kabupaten Bantul adalah banjir, angin
ribut, tanah longsor, dan kebakaran. Wilayah yang dilanda banjir meliputi desa
Tirtonirmolo di Kecamatan Kasihan, desa Bangunharjo di Kecamatan Sewon, desa
Trimulyo di Kecamatan Jetis, dan desa Wukirsari di Kecamatan Imogiri. Hampir
seluruh wilayah di Kabupaten Bantul dilanda angin ribut. Bencana tanah longsor
melanda sebagian wilayah Pundong, Piyungan, Dlingo, dan Imogiri, sedangkan
untuk bencana kebakaran, terjadi di Sewon, Banguntapan, Kasihan, dan Imogiri.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengambil kebijakan dalam penanggulangan
bencana, yaitu “menciptakan kondisi Kabupaten Bantul yang tentram, tertib dan
teratur, serta menciptakan stabilitas daerah yang mantap dan dinamis” sehingga
dapat mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan serta mampu mengamankan hasil-hasil pembangunan termasuk
mengantisipasi penanggulangan bencana.
f. Pengelolaan Kawasan Khusus
Kawasan khusus yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 adalah
Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); Kawasan Strategis
Bantul Kota Mandiri (BKM); Kawasan Strategis Pantai Selatan; Kawasan Strategis
Industri Sedayu dan Piyungan; Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan
Gabusan-Manding-Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng-Lemahdadi
(Kajigelem); dan Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian.
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
11
g. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum
Gangguan ketentraman dan ketertiban umum di Kabupaten Bantul selama tahun
2011 meliputi demonstrasi, perselisihan dalam menjalankan kegiatan usaha,
peredaran minuman keras ilegal, PSK, pedagang kaki lima, dan sebagainya. Pada
tahun anggaran 2011 Pemerintah Kabupaten Bantul mengalokasikan anggaran
sebesar Rp1.045.713.000,- yang merupakan belanja langsung dan digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum.
Dalam aspek pengelolaan keuangan, dapat disampaikan sebagai berikut:
 Realisasi
cash-inflow
Rp1.215.658.489.493,30;
Rp1.180.550.742.432,41
Rp35.107.747.060,89;
Kabupaten
Bantul
TA
2011
terdiri
dari
pendapatan
dan
penerimaan
pembiayaan
adalah
daerah
daerah
sebesar
sebesar
sebesar
 Realisasi cash-outflow adalah sebesar Rp1.156.050.821.766,23; terdiri dari belanja
sebesar Rp1.151.935.591.089,97 dan pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp4.115.230.676,26. Dengan demikian terdapat sisa lebih perhitungan anggaran tahun
2011 sebesar Rp59.607.667.727,07.
Demikian Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun
Anggaran 2011 ini kami sampaikan. Kepada seluruh masyarakat Bantul kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi dan dukungan yang
diberikan selama ini. Semoga cita-cita Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis, dan
Agamis dapat kita capai bersama. Amin.
BUPATI BANTUL,
Hj. SRI SURYA WIDATI
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Akhir Tahun Anggaran 2011 Kabupaten Bantul
12
Download