Document

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah
Mata pelajaran fisika sangat erat kaitannya dengan fenomena-fenomena
alam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik perlu mempelajari
fisika karena setiap manusia tidak akan terlepas dari segala kejadian, fenomena,
bentuk, sifat, dan gejala yang terjadi di alam semesta ini. Tujuan pembelajaran
fisika adalah menguasai konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya serta
mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap illmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari
keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Mundilarto, 2002: 5). Berbagai hasil survei
nasional dan internasional menunjukkan hasil pencapaian prestasi belajar siswa
Indonesia berada di bawah negara-negara tetangga. Survei Bank Dunia
menyimpulkan bahwa pencapaian pendidikan di Indonesia berada di bawah
Australia, Jepang, Hongkong, Korea, bahkan Thailand. Indonesia berada di urutan
ke-40 dengan skor 406 dari 42. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya capaian
prestasi belajar di Indonesia adalah kurangnya keterampilan tenaga pendidik dalam
pengelolaan pembelajaran. Pada umumnya pendidik di Indonesia menggunakan
pembelajaran konvensional yang bersifat verbalistik dan pembelajaran sangat
terpusat pada pengajar. (Dikti, 2009: 1)
Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang fisika merupakan salah
satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman dan memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi.
1
Pendidikan di masa sekarang ini hendaknya mampu membekali generasi muda
dengan menemukan konsep-konsep sains dengan matang, agar masalah-masalah
yang akan timbul di masa depan dapat diantisipasi. Kemajuan teknologi informasi
pada saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang
mengiginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi.
Dalam proses pembelajaran yang baik didukung oleh banyak hal di
antaranya kompetensi guru, metode yang digunakan, serta media pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
pembelajaran ini sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar tersebut
tampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, sehingga
para siswa dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Kondisi pembelajaran di sekolah menengah atas didominasi menerangkan
persamaan persamaan fisika, dan peran dominan dari seorang guru. Kondisi ini
membuat jenuh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, bahkan
cenderung siswa mengantuk (bosan) dalam mengikuti proses belajar di kelas.
Penerapan metode demontrasi bisa saja beralih dari demonstrasi dilakukan
langsung didepan kelas beralih ke bentuk media video. Perlu diingat bahwa salah
satu kekurangan metode demonstrasi yaitu derajat visibilitasnya kurang. Bila
jumlah siswa banyak dan ruangan yang besar mungkin demontrasi yang dilakukan
oleh guru hanya terlihat oleh siswa yang berada dekat dengan guru. Hal ini tentunya
akan menyebabkan proses pembelajaran tidak efektif dan akan berdampak tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan baik.
2
Dewasa ini perkembangan teknologi informatika berjalan begitu cepat.
Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang
luar biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan
dari teknologi itu sendiri. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup
besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi.
Demikian halnya dengan teknologi komunikasi yang merupakan peralatan
perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial yang
memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses, dan saling tukar
informasi.
Kemajuan teknologi juga dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan,
salah satunya digunakan sebagai media pembelajaran. Upaya tersebut terkait
dengan berbagai komponen yang terlibat di dalam pembelajaran. Di samping itu,
metode pembelajaran juga menentukkan pencapaian prestasi (R.Ashyar, 2011: 1415). Martinis Yamin dikutip oleh Elly Purwaningsih (2010: 3) mengatakan bahwa
media pembelajaran secara khusus dapat membuat proses pembelajaran menjadi
lebih menarik dan interaktif.
Kaitannya dengan membangun karakter, sikap spiritual, dan keterampilan
peserta didik, di samping membangun kognitifnya, maka pemerintah mencetuskan
kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013. Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini hampir
semua SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan Kurikulum 2013
tersebut. Dalam Kurikulum 2013, terdapat empat kompetensi inti, yaitu:
Kompetensi inti pertama (KI-1) berkaitan dengan sikap spiritual, kompetensi inti
kedua (KI-2) berkaitan dengan sikap sosial (karakter), kompetensi inti ketiga (KI3) berkaitan dengan pengetahuan, dan kompetensi inti keempat (KI-4) berkaitan
3
dengan keterampilan. Oleh karena itu, dalam proes pembelajaran peserta didik tidak
hanya dituntut untuk menguasai materi dengan baik namun juga dapat bekerjasama
dengan peserta didik lain. Kurikulum 2013 ini menuntut untuk melaksanakan suatu
proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik sehingga peserta didik dapat
meningkatkan sikap spiritual, sikap sosial (karakter), pengetahuan, dan
keterampilannya. Hal tersebut sesuai dengan visi Universitas Negeri Yogyakarta
mengutamakan pendidikan karakter.
Peranan
guru dalam dunia pendidikan sangat penting yaitu sebagai
seorang pendidik, motivator, dan panutan siswa. Selain tiga hal tersebut seorang
guru juga mempunyai peran dan tugas lain di sekolah. Guru berperan sebagai
pembina organisasi di sekolah, menjadi wakil kepala sekolah, dan lain lain. Hal
tersebut dapat membuat seorang guru tidak bisa melakukan aktivitas mengajar di
kelas.
Untuk mengetahui kondisi dan situasi pembelajaran yang sesungguhnya,
maka dilakukan kegiatan observasi pada salah satu SMA di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu SMAN 2 Bantul. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SMAN 2 Bantul pada 19 - 21 Mei 2015 dan saat melakukan , masih
terdapat beberapa guru yang hanya menerapkan metode ceramah dan pemberian
tugas padahal dalam menerapkan metode dalam pembelajaran harus disesuaikan
dengan materi belajar. Sehingga peserta didik merasa kesulitan dalam memahami
materi dan merasa bosan dengan pembelajaran yang monoton. Selain itu
pembelajaran yang dilakukan masih bersifat teacher centered sehingga membuat
peserta didik kurang aktif dan cenderung tidak peduli dengan materi yang
4
disampaikan. Penggunaan media pembelajaran hanya menggunakan media cetak
kemudian siswa hanya menyalin catatan guru di papan tulis. Oleh karena itu
penerapan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari peserta didik masih kurang.
Pencapaian hasil belajar fisika juga masih rendah dilihat dari hasil ulangan harian
bab sebelumnya.
Untuk mengurangi kebosanan dan menambah semangat peserta didik,
maka diperlukan suatu pembelajaran yang menarik dan efisien. Penggunaan media
pembelajaran dapat memanfaatkan sarana yang sudah tersedia di SMAN 2 Bantul
sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran baik dalam hasil belajar aspek
kognitif maupun aspek afektif. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka akan
dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video
Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Fisika Pada Siswa Kelas X Sman 2 Bantul Tahun 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
1.
Pencapaian prestasi pendidikan di Indonesia yang masih rendah
dibandingkan dengan negara lain.
2.
Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah.
3.
Belum optimalnya pemanfaatan fasilitas di sekolah, berupa lcd, speaker,
komputer, dan lain-lain untuk dijadikan media dalam proses belajar
mengajar di SMA Negeri 2 Bantul.
4.
Media pembelajaran yang dipakai guru kurang efektif dan kurang optimal
sehingga siswa merasa bosan dan mengantuk saat pembelajaran.
5
5.
Peran tambahan seorang guru di sekolah yang kadang membuat guru tidak
bisa mengajar.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini efektif, efisien, terarah, fokus pada subjek dan objek yang
diteliti serta jangkauannya tidak terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Penelitian ini dibatasi pada hubungan penggunaan media video
demonstrasi dengan peningkatan hasil belajar aspek kognitif dan sikap sosial
peserta didik untuk siswa kelas X SMA Negeri 2 Bantul tahun ajaran 2015/2016
pada pokok bahasan sifat elastisitas bahan.
D. Rumusan masalah
1.
Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran fisika dalam bentuk
video demonstrasi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik aspek
kognitif X SMAN 2 Bantul Yogyakarta ?
2.
Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran fisika dalam bentuk
video demonstrasi terhadap aspek afektif ranah sikap sosial peserta didik
aspek afektif X SMAN 2 Bantul Yogyakarta ?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran fisika bentuk video
terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik aspek kognitif peserta didik
siswa kelas X SMAN 2 Bantul.
6
2. Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran fisika bentuk video
terhadap sikap sosial peserta didik kelas X SMAN 2 Bantul
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Untuk Peneliti
a. Menerapkan pemahaman yang didapatkan dalam bangku kuliah
berbentuk penelitian.
b. Menambah pengalaman dalam penelitian
c. Untuk kedepannya dapat menjadi modal untuk menjadi guru
profesional.
2. Untuk Sekolah
Dapat menjadi acuan untuk mengadakan sarana dan prasarana
sekolah.
3. Untuk Pembelajaran Fisika
a. Menjadi referensi bagi guru untuk memilih media pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menggunakan file
video dalam menerapkan metode demontrasi sebagai upaya
meningkatkat hasil belajar fisika.
7
Download