kesimpulan dan saran - Lumbung Pustaka UNY

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan rasio kemandirian keuangan daerah yang ditunjukkan dengan
angka rasio rata-ratanya adalah 8.79 % masih berada diantara 0 %-25 %
tergolong mempunyai pola hubungan instruktif yang berarti kemampuan
keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam mendukung pelaksanaan
otonomi daerah masih sangat kurang. Hal ini disebabkan tingkat
ketergantungan pada sumber pendapatan dari pihak ekstern yang masih
cukup tinggi disebabkan karena sumber-sumber keuangan potensial negara
adalah milik pemerintah pusat.
2. Berdasarkan Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal selama lima tahun pada
pemerintahan Kabupaten Bantul masih dalam skala interval yang sangat
kurang, karena masih berada dalam skala interval antara 0,00-10,00 yaitu
sebesar 8.07 % dan ini berarti bahwa PAD mempunyai kemampuan yang
sangat
kurang dalam mendukung otonomi daerah khususnya dalam
membiayai pembangunan daerah. Hal ini
terjadi karena PAD di
Kabupaten Bantul masih relatif kecil dibandingkan dengan Total
Pendapatan Daerah dan Kabupaten Bantul dalam membiayai pelaksanaan
79
80
pemerintahan dan pembangunan masih sangat tergantung pada sumber
keuangan yang berasal dari pemerintah pusat.
3. Rasio Indeks Kemampuan Rutin selama lima tahun pada pemerintahan
Kabupaten Bantul masih dalam skala yang sangat kurang, karena masih
berada dalam skala interval antara 0,00-20,00 yaitu sebesar 11.98 %, dan
ini berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai kemampuan
yang masih sangat kurang untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah
khususnya dalam membiayai pengeluaran rutin.
4. Berdasarkan rasio Keserasian sebagian besar dana yang dimiliki
pemerintah daerah masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja rutin
sehingga rasio belanja pembangunan terhadap APBD relatif kecil. Ini
dapat dibuktikan dari rasio belanja rutin yang selalu lebih besar dari rasio
belanja pembangunan dan tingkat pertumbuhan belanja rutin jauh lebih
besar dari pada tingkat pertumbuhan belanja pembangunan. Besarnya
alokasi dana untuk belanja rutin menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Bantul yang lebih condong pada ekonomi kerakyatan belum
memperhatikan pembangunan daerah, walaupun belanja pembangunan
yang selalu naik meskipun relatif kecil. Hal ini dikarenakan belum ada
patokan yang pasti untuk belanja pembangunan, sehingga pemerintah
daerah masih berkonsentrasi pada pemenuhan belanja rutin yang
mengakibatkan belanja pembangunan untuk pemerintah Kabupaten Bantul
masih sangat kecil dibanding belanja rutin dalam
pelaksanaan otonomi daerah.
mendukung
81
5. Berdasarkan Rasio Pertumbuhan, kondisi pertumbuhan APBD Kabupaten
Bantul dapat disimpulkan bahwa APBD pada tahun anggaran 2006 - 2010
menunjukkan
pertumbuhan
rata-rata
yang
positif
meskipun
ada
kecenderungan pertumbuhannya semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat
dari rasio belanja pembangunan tahun 2009. Akan tetapi pertumbuhan
yang terjadi
secara keseluruhan masih sangat kurang yaitu rata-rata
pertumbuhan yang masih di bawah 20%. pertumbuhan yang terjadi dari
tahun 2006 sampai dengan 2010 belum cukup untuk mendukung
pelaksanaan otonomi daerah di Pemerintah Kabupaten Bantul.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan tentang kinerja keuangan
Pemerintah kabupaten Bantul, penulis mencoba mengajukan beberapa saran.
Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah harus mengoptimalkan penerimaan dari potensi
pendapatannya yang telah ada. Inisiatif dan kemauan pemerintah daerah
sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan PAD. Pemerintah daerah
harus mencari alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk dapat
mengatasi kekurangan pembiayaannya, dan hal ini memerlukan kreatifitas
dari aparat pelaksana keuangan daerah untuk mencari sumber-sumber
pembiayaan baru baik melalui program kerjasama pembiayaan dengan
pihak swasta dan juga program peningkatan PAD misalnya pendirian
BUMD sektor potensial.
82
2. Mengingat terbatasnya jumlah dan jenis sumber-sumber Pendapatan Asli
Daerah, maka diperlukan penyerahan beberapa sumber keuangan nasional
yang potensial untuk dikelola dan dipungut sendiri oleh daerah dan
menjadi penerimaan PAD.
3. Untuk mengatasi kekurangserasian antara belanja rutin dan belanja
pembangunan sebaiknya pemerintah harus menetapkan standar ukuran
atau patokan dalam mengambil kebijakan pembangunan agar terciptanya
keserasian tersebut.
4. Untuk
merangsang
Rasio
pertumbuhan,
pemerintah
sebaiknya
mengadakan pendekatan persuasif kepada wajib pajak agar memenuhi
kewajibannya melalui kegiatan penyuluhan, serta melakukan langkahlangkah pengendalian lain guna menghindari timbulnya penyimpangan
terhadap pelaksanaan peraturan daerah mengenai pengelolaan keuangan
daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Abdul Halim. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat.
Bahtiar Arif, Muchlis, Iskandar. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba
Empat.
Erlangga Agustino Landiyanto (2005) Kinerja Keuangan Daerah dan Strategi
Pembangunan Kota di Era Otonomi Daerah ( Studi Kasus Kota
Surabaya).Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya.
Kuncoro Thesaurianto (2002) Analisis Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap
Kemandirian Daerah Semarang. Semarang : UNDIP.
Mardiasmo.2002.Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta : ANDI.
Nataluddin. 2001. Potensi Dana Perimbangan Pada Pemerintahan Daerali di Propinsi
Jambi, Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : UPP YKPN.
Nirzawan. 2001, Tinjauan umum terhadap sistem pengelolaan Keuangan Daerah di
Bengkulu Utara, Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : UPP YKPN.
Rika Elvira (2003) Analisis Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Antar Daerah di Indonesia Pada Periode
2001 – 2003. Semarang : UNDIP.
UU RI. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
Pemerintah Daerah.
tentang
UU RI. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.
tentang
UU RI. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
83
Download