EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN

advertisement
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN
PREDIKSI UMUR LAYAN JALINTIM PROVINSI SUMATERA
SELATAN
(Study Kasus: Ruas Batas Prov. Jambi – Peninggalan)
Jolis Nainggolan1) , Ary Setyawan2), Arif Budiarto 3)
1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Dosen Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Email: [email protected]
2) 3)
Banyaknya faktor penyebab kerusakan jalan membuat sisa umur layan eksisting perkerasan sulit diprediksi sehingga rencana
rehabilitasi dan pemeliharaan jalan jangka panjang di suatu ruas jalan tertentu sulit untuk terealisasi. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai kondisi kerusakan dan memprediksi sisa umur layan perkerasan di Jalintim Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini deskriptif
analisis, yang diawali dengan menentukan lima segmen jalan dengan kondisi kerusakan bervariatif secara visual, lalu dilakukan
penilaian kondisi secara detail menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dan diprediksi sisa umur layannya dengan
metode lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen I memiliki kondisi baik dengan sisa umur layan 2,39 tahun, segmen II
memiliki kondisi buruk dengan sisa umur layan 0,65 tahun, segmen III memiliki kondisi sangat baik dengan sisa umur layan 4,43
tahun, segmen IV memiliki kondisi buruk dengan sisa umur layan 0,11 tahun, dan segmen V memiliki kondisi sempurna dengan sisa
umur layan 3,57 tahun.
Kata kunci: perkerasan, PCI, umur layan, lendutan
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang
terletak di antara tanah dasar dan roda kendaraan, yang
berfungsi untuk memikul beban dari kendaraan yang
berjalan di atasnya, dan selama pelayanannya diharapkan
tidak terjadi kerusakan yang berarti. Jenis perkerasan
jalan yang dikenal selama ini terdiri dari tiga jenis, yaitu
perkerasan lentur, perkerasan kaku, kombinasi dari
keduannya. Sukirman (2003) menyebutkan bahwa
perkerasan lentur adalah lapisan perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya,
sedangkan perkerasan kaku adalah lapisan perkerasan
yang menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya.
Lapisan perkerasan yang menggabungkan perkerasan
lentur dan kaku dinamakan perkerasan komposit.
Struktur perkerasan jalan biasanya dirancang dengan
umur rencana tertentu. Umur rencana jalan baru
sebagaimana yang disebutkan Manual Desain
Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013 adalah 20
tahun untuk jenis perkerasan lentur dan 40 tahun untuk
jenis perkerasan kaku. Pada akhir umur rencana
tersebut, suatu perkerasan jalan perlu direncanakan
untuk diperbaiki. Walaupun demikian, umur aktual atau
umur layan suatu perkerasan jalan pada kenyataannnya
tidak selalu sesuai dengan umur layan yang ditetapkan
saat perancangannya, dapat lebih lama atau lebih cepat
tercapai dari umur rencananya.
Struktur perkerasan jalan yang tidak mencapai umur
sesuai rencana, dapat dikatakan bahwa jumlah
pengulangan beban sumbu desain yang dipikul oleh
perkerasan jalan tersebut lebih besar dari yang
direncanakan. Pengulangan sumbu yang lebih besar ini
juga akan berdampak pada penurunan nilai kondisi
perkerasan jalan yang lebih cepat dari yang
direncanakan. Mulyono (2013) menyebutkan bahwa
indeks kondisi perkerasan jalan akan menurun seiring
dengan bertambahnya beban lalu lintas per tahun.
Selain dari dampak beban lalu lintas, banyak faktor
penyebab kerusakan perkerasan jalan, antara lain
kualitas dari pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi
standar mutu, pemeliharaan yang buruk, genangan dan
gerusan air, karakteristik tanah dasar yang memiliki
potensi pengembangan dan penyusutan yang tinggi, dan
faktor desain lainnya. Akibat dari banyaknya faktor
penyebab kerusakan jalan, timbul ketidakpastian umur
layan jalan, atau dengan kata lain sisa umur layan suatu
perkerasan jalan sulit untuk diprediksi.
Ketidakpastian umur layan jelas akan mempengaruhi
integritas perencanaan yang selama ini dijadikan
rujukan, serta mempengaruhi rencana prioritas
penanganan rehabilitasi jalan jangka panjang di suatu
ruas jalan tertentu. Oleh karena itu, di dalam penelitian
ini, penulis mencoba mengevaluasi kondisi perkerasan
dan memprediksi sisa umur layan eksisting suatu ruas
jalan yang kerap mengalami kerusakan dini. Dalam hal
ini, penulis akan mengambil studi kasus pada salah satu
ruas yang berada di jalintim Sumatera Selatan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kondisi,
45
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
prediksi sisa umur layan, dan mencari hubungan antara
nilai kondisi dan sisa umur layan perkerasan di ruas jalan
batas Provinsi Jambi-Peninggalan Jalintim Sumatera.
Lokasi
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Jenis Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di ruas jalan batas Provinsi
Jambi-Peninggalan
Jalintim
Sumatera
Selatan.
Perkerasan jalan di lokasi ini diidentifikasi kerap
memiliki umur layan aktual yang selalu lebih rendah dari
umur rencana yang ditetapkan atau yang sering disebut
dengan istilah kerusakan dini.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu
menggambarkan umur layan seperti apa ruas jalan
tersebut jika diperbandingkan dengan kondisi
permukaan perkerasan. Peta lokasi dan jaringan jalan
Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber: BBPJN III Palembang
Gambar 1. Peta Lokasi dan Jaringan
Jalan Provinsi Sumatera
Selatan.
Sampel Penelitian
Penelitian ini memanfaatkan lima segmen yang berada
di ruas jalan batas Provinsi Jambi-Peninggalan. Lokasi
masing-masing segmen jalan tersebut dapat dilihat pada
Ilustrasi
Gambar
2.
Gambar 2. Ilustrasi Lokasi Segmen Jalan Yang Diteliti
Kelima segmen yang diteliti memiliki kondisi yang
bervariatif. Kondisi visual kelima segmen tersebut dapat
dilihat seperti yang disajikan pada Gambar 3.
46
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
Gambar 3. Kondisi Visual Kelima Segmen Yang Diteliti.
Variabel Penelitian
Variabel yang dijadikan acuan didalam penelitian ini
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu variabel penilaian
kondisi perkerasan jalan, variabel penentuan periode
sisa umur layan, dan variabel hubungan antara nilai
kondisi perkerasan dan sisa umur layan jalan. Variabel
penilaian kondisi jalan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan.
Variabel
Jenis Kerusakan
Ukuran Kerusakan
Tingkat Kerusakan
Jumlah Data Jenis
Kerusakan
Jumlah Deduct Value
Ijin
Coreccted Deduct Value
Keterkaitan Analisis
Deduct Value
Deduct Value
Deduct Value
Coreccted Deduct
Value
Coreccted Deduct
Value
Nilai PCI
TM Lapisan aspal
TM Lapisan aspal
TM Lapisan aspal
Sisa umur layan (R)
Variabel hubungan antara nilai kondisi perkerasan dan
sisa umur layan jalan diperoleh dari hasil perhitungan
nilai PCI dan sisa umur layan berdasarkan Tabel 1 dan
2.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer didapat langsung dari pengamatan dan
pengukuran langsung di lapangan, yaitu berupa data
dimensi segmen jalan, jenis dan tingkat kerusakan,
ukuran kerusakan, serta ketebalan masing-masing
lapisan segmen perkerasan.
Lendutan Terkoreksi
Data sekunder berupa data lendutan FWD, temperatur
udara dan temperatur permukaan perkerasan, lalu lintas
harian rata-rata, jenis lapisan struktur perkerasan, serta
status dan kelas jalan diperoleh dari Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang. Data
sekunder berupa beban sumbu aktual kendaraan
diperoleh dari Uji petik penelitian sebelumnnya oleh
Mulyono (2013) di ruas batas Provinsi Sumatera Baratkota Jambi. Khusus untuk data pertumbuhan lalu-lintas
diambil 5% sesuai Manual Desain Perkerasan Jalan
(2013) untuk jalan arteri.
Lendutan Terkoreksi
Teknik Analisis Data
Lendutan Terkoreksi
Analisis data meliputi:
Variabel penentuan sisa umur layan dapat dilihat seperti
yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Variabel Perhitungan Sisa Umur Layan Jalan.
Variabel
Lendutan Pada Pusat
beban FWD
Faktor koreksi beban uji
FWD
Suhu Udara dan Suhu
Permukaan Aspal
Faktor muka air
tanah/Faktor musim
Volume Kendaraan
Beban Sumbu
Kendaraan
Faktor Distribusi Lajur
Pertumbuhan lalu lintas
Keterkaitan Analisis
Lendutan Terkoreksi
47
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
1.
Menganalisis kondisi perkerasan setiap segmen
jalan yang diteliti dengan menggunakan metode
Pavement Condition Index (PCI).
2. Menghitung sisa umur layan setiap segmen jalan
yang diteliti dengan menggunakan metode lendutan
hasil pengujian Falling Weight Deflectometer (FWD).
3. Membuat grafik pola (trend) hubungan (korelasi)
antara nilai kondisi perkerasan (PCI) dan sisa umur
Secara garis besar, tahapan penelitian dapat dilihat dari
diagram alir yang telah disediakan pada Gambar 4.
layan masing-masing segmen jalan yang telah
diperoleh dengan cara pemodelan regresi, sehingga
mengasilkan formula dan koefisian korelasinya.
Tahapan Penelitian
Gambar 4. Bagan Alir Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penilaian Kondisi Perkerasan
Demi ketelitian analisis, setiap segmen jalan dibagi lagi
menjadi 10 unit sampel dengan luasan masing-masing
unit adalah 700 m² (100 m x 7 m), seperti yang disajikan
pada Gambar 5.
Kedalam Unit Sampel
Data kerusakan perkerasan setiap unit sampel pada
masing-masing segmen jalan diperoleh langsung dari
lapangan. Data hasil survei tersebut lalu dihitung untuk
mendapatkan nilai PCI pada setiap unit sampel. Nilai
rata-rata PCI unit sampel dalam satu segmen jalan
merupakan nilai PCI pada segmen jalan yang ditinjau
seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 5. Pembagian Segmen
48
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
Gambar 6. Nilai PCI Setiap Unit Sampel Lima Segmen Penelitian
Analisis Kondisi Perkerasan
Nilai PCI dari masing-masing segmen adalah nilai ratarata setiap unit sampel yang diperoleh seperti Gambar 6.
Setelah nilai PCI dari masing-masing segmen diperoleh,
kemudian dilakukan interprestasi kondisi terhadap
masing-masing segmen berdasarkan nilai PCI yang
didapatkan dengan berpedoman pada skala penilaian
yang disajikan pada Gambar 7.
Gambar 8. Nilai PCI dan Interpretasi Kondisi
Perkerasan.
Gambar 6. Skala Penilaian PCI
Nilai PCI dan interprestasi kondisi dari
kelima segmen jalan yang diteliti dapat dilihat pada
grafik yang disajikan pada Gambar 8.
Berdasarkan dari grafik pada Gambar 8, terdapat dua
segmen jalan yang mengalami kondisi paling jelek, yaitu
pada segmen II dengan nilai PCI sama dengan 37,8
(buruk) dan pada segmen IV dengan nilai PCI sama
dengan 39,0 (buruk). Berdasarkan matrik keputusan PCI
yang dikeluarkan OGRA (Ontorio Good Roads Association)
tahun 2009, sebaiknnya kedua segmen jalan ini
dilakukan rekonstruksi, sedangkan segmen I, III, dan V
perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan yang sifatnya
pecegahan kerusakan agar kerusakan yang lebih parah
dan mahal dapat dihindari.
Prediksi Umur Layan
Data asli berupa lendutan langsung yang diperoleh dari
pengujian FWD dikoreksi terhadap faktor penyesuaian
temperatur standar 35ºC, faktor muka air tanah/faktor
musim, serta faktor koreksi beban FWD. Hasil
perhitungan berupa data lendutan terkoreksi (dL) dapat
dilihat seperti yang disajikan pada Gambar 9.
49
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
(Sumber: BBPJN III Palembang)
Gambar 9. Data Lendutan FWD Terkoreksi Pada Setiap Segmen Jalan
Kelima segmen perkerasan yang diteliti berada di ruas
jalan Provinsi Jambi-Peninggalan, yang mana memiliki
data umum seperti pada Tabel 3
Tabel 3. Data Umum Segmen Jalan
(Sumber: Mulyono, 2013)
Analisis Sisa Umur Layan
Hasil perhitungan prediksi sisa umur layan
menggunakan metode lendutan menunjukkan adanya
keberagaman sisa umur layan setiap segmen. Tingkatan
sisa umur layan dari setiap segmen perkerasan jalan
secara jelas dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 10. Lapisan Setiap Segmen
Sedangkan data volume lalu lintas dari setiap golongan
kendaraan yang lewat pada ruas jalan batas Provinsi
Jambi-Peninggalan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. AADT Golongan Kendaraan
Gambar 11. Grafik Sisa Umur Layan
Setiap Segmen
18
3
Gambar 11 di atas menunjukkan bahwa segmen jalan
yang memiliki sisa umur layan tertinggi sampai dengan
terendah adalah segmen III, segmen V, segmen I,
segmen II, dan segmen IV. Secara keseluruhan kelima
segmen memiliki periode sisa umur layan yang sangat
rendah, yaitu kurang dari 5 tahun.
Beban aktual golongan kendaraan yang mengalami
overloading diperoleh dari uji petik penelitian
sebelumnya di ruas Batas Sumatera Barat-Jambi, seperti
yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Sisa umur layan jalan akibat muatan berlebih
(overloading), sangat berbeda jika dibandingkan dengan
periode sisa umur layan akibat beban normal yang
mengacu pada Bina Marga MST-10, seperti yang dilihat
pada Gambar 12.
Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol Gol
2
3
4
5A 5B 6A 6B 7A 7B 7C
99 151 118 66 36 124
7
0
0
8
3
9
(Sumber: BBPJN III Palembang)
69
7
30
0
2
3
Tabel 5. Berat Kendaraan Rata-rata
50
Jurnal Teknik Sipil
Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret
Vol. III. No. 1 - Maret 2015
ISSN : 2339-0271
Suroso, T.W., 2008, Faktor-faktor penyebab kerusakan dini
pada perkerasan jalan, Laporan penelitian Puslitbang
Jalan dan Jembatan, Bandung
Yu, J., 2005, Pavement Service Life Estimation and Condition
Prediction, A Dissertation of Doctorate of Philosophy
in Engineering, The University of Toledo. United
States.
Gambar 12. Sisa Umur Layan Akibat Beban Aktual dan
Beban Normal MST-10.
Perbedaan yang cukup signifikan ini memperkuat
asumsi bahwa rendahnya sisa umur layan pada ruas jalan
batas Provinsi Jambi-Peninggalan di Jalintim Sumatera
Selatan diakibatkan oleh salah satu faktor, yaitu muatan
berlebih (overloading) kendaraan yang lewat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Anonim, 2013, Manual Desain Perkerasan
Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta
Jalan,
Anonim, 2009, Pavement Condition Index, Ontorio Good
Roads
Association,
Canada.
hawaiiasphalt.org/wp/wp-content/uploads/PCI101.pdf.
Anonim, 2005, Pedoman perencanaan tebal lapis tambah
perkerasan lentur dengan metode lendutan, Badan Litbang
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim, 2007, Standard Practice for Roads and Parking Lots
Pavement Condition Index Surveys, D 6433 – 07, ASTM
International. USA.
Golalipour, A., Jamshidi, E., Niazi, Y., Afsharikia, Z.,
dan Khadem, M., 2012, Effect of Aggregate
Gradation on Rutting of Asphalt Pavements, Procedia
- Social and Behavioral Sciences, www.sciencedirect.com
Setyawan, A., Syafi’i., dan Bakri, M., 2013, Evaluasi
Penggunaan Agregat Ex Sumlili Sebagai Material
Lapis Pondasi Atas Terhadap Kerusakan Jalan
Strategis Nasional/Jalur 40, Jurnal Teknik Sipil,
Magister Teknik Sipil UNS, Surakarta.
Mulyono, A.T., Wahyudi, W., dan Sandra, P.A., 2013,
Analysis of Pavement Condition Index (PCI) and
Solution Alternative Of Pavement Damage Handling
Due to Freight Transportation Overloading,
Proceedings of the Eastern Asia Society for Transportation
Studies,
Vol.9,
http://easts.info/online/proceedings/vol9/index.html.
Nurhudayah, Dato, A.K., dan Parung, H., 2009, Studi
genangan air terhadap kerusakan jalan di kota
Gorontalo, Simposium XII FSTPT, Surabaya.
51
Download