Simpan - Jurusan Akuntansi FEB UNILA

advertisement
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI
MENGIKUTI UJIAN CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT (CPA)
Oleh:
Cinta Santri Nurhakim
ABSTRACT
The objective of this study is to analyze the motives of accounting students to take CPA exam. Using
the framework of Motivation Theory by Herzberg, this paper test whether quality motivation, career
motivation, economic motivation and social motivationinfluence the interest of accounting students to
take CPA exam.A questionnaire was developed using this framework following Widyastuti, et al
(2004) and was distributed do asample of 150 respondents, comprise of accounting students from
Universitas lampung, Universitas Bandar Lampung, and IBI Darmajaya. The data where
analyzedusing structural equation model namely partialleast square (PLS).
The result of study shows that the quality motivation and social motivation have positive effect on the
students interest to take CPA exam. Meanwhile, career motivation and economic motivation has no
significant effect on the students interest to take CPA exam.The result of this study is expected to
provide insights for the Indonesian Public Accountants Association in considering appropriate policy
to make the profession more appealing to the accounting graduates.
Keywords: certified public accountant (CPA), quality motivation, career motivation, economic
motivation, social motivation.
1.
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang semakin global menuntut adanya persaingan dibidang usaha,
hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama akuntan. Agar dapat memenuhi kebutuhan
pangsa pasar, kredibilitas dan kapabilitas akuntanpun harus ditingkatkan salah satunya yaitu melalui
ujian sertifikasi yang dikenal dengan CPA.
Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia per 19 Januari 2015, jumlah akuntan publik
yang bersertifikasi akuntan publik sebanyak 1.373 orang. Jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah akuntan publik Malaysia sebanyak 2.500 orang, akuntan publik Thailand 6.000 orang, dan
akuntan publik Filipina mencapai 4.941 orang pada tahun 2012 (iaiglobal.or.id, 2014). Data statistik
Institut Akuntan Publik Indonesia menunjukkan jumlah akuntan tahun 2013 di Indonesia lebih rendah
dibanding negara-negara lain karena 246 juta penduduk dan memiliki banyak lulusan mahasiswa
2
akuntansi, hanya ada 14.735 akuntan. Sedangkan Singapura yang hanya memiliki sekitar 5 juta
penduduk memilik akuntan sebanyak 26.572 orang, Malaysia yang memiliki jumlah penduduk 29 juta
jiwa memiliki akuntan sebanyak 29.654 orang, Filipina dengan jumlah penduduk 96 juta memiliki
akuntan sebanyak 21.031 orang, Thailand dengan jumlah penduduk 66 juta jiwa memiliki akuntan
sebanyak 52.805 orang, Vietnam dengan jumlah penduduk 88 juta jiwa memiliki akuntan sebanyak
8.000 orang. Jumlah akuntan publik yang berpraktik di Indonesia 58% berusia di atas 50 tahun (IAPI,
2014).
Menyadari minimnya jumlah CPA Indonesia, IAPI telah melakukan perubahan terkait dengan
persyaratan menempuh ujian. Seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, mengenai perubahan persyaratan untuk memperoleh
gelar CPA. Lulusan D4, S1, S2, yang telah memiliki pengalaman kerja yang dapat diverifikasi
minimal 3 tahun dalam bidang auditing, akuntansi dan pelaporan keuangan, atau mempunyai
pengalaman mengajar di perguruan tinggi minimal 4 tahun dalam bidang auditing dan akuntansi
keuangan dapat langsung mengikuti ujian CPA. Alasan lain mengenai minimnya jumlah CPA, terkait
dengan presentase kelulusan yang bersumber dari akuntanonline.com tahun 2013 yang menyebutkan
bahwa setiap ujian selalu di bawah 10 persen. Pada periode September-Oktober 2013 dari 327 peserta
yang lulus hanya 22 orang dan dari 22 peserta tersebut sebanyak 12 persen dari peserta reguler
sisanya dari program staf KAP yang direkomendasikan. Adanya penurunan biaya pemata ujian, dari
Rp3.000.000 menjadi Rp2.000.000 pada tahun 2015 belum menjadi jalan keluar dalam meningkatkan
minat peserta ujian.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kurangnya minat akuntan muda untuk masuk ke dalam
profesi akuntan publik. Selain itu, Felton et al., (1994) menjelaskan bahwa organisasi profesi akuntan
publik sudah memperlihatkan keprihatinannya dengan semakin menurunnya daya tarik sebagai
akuntan publik bagi mahasiswa. Hasil studi yang dilakukan di Universitas Lampung tahun 2012
dalam penelitian Nauli, dkk (2012) terhadap alumni, menunjukkan alumni yang bekerja di KAP hanya
sebesar 2% dari 100 alumni. Dalam penelitian Friedlan (1995) menurunnya daya tarik profesi akuntan
publik ini berbanding terbalik dengan bertambanhnya daya tarik profesi bankir, pengacara dan
manajer. Gaetner dan Ruhe (1981) mengindikasikan bahwa para akuntan publik sering dihadapkan
3
pada berbagai masalah seperti ketidakpuasan karena kelebihan kerja, pembayaran tidak adil,
kebosanan, dan adanya waktu-waktu lembur yang tidak diharapkan.
Penelitian ini mereplikasi beberapa penelitian terdahulu mengenai survey minat mahasiswa
untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) oleh Macdfoedz (1998). Hasil
penelitiannya pada mahasiswa semester akhir fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan perguruan
tinggi di seluruh Yogyakarta menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling penting
dalam mengambil USAP, diikuti oleh karir dan faktor ekonomi. Hasil lain menunjukkan bahwa jenis
kelamin, faktor pendapatan, dan keluarga tidak mempengaruhi untuk mengambil ujian. Dapat
disimpulkan bahwa para mahasiswa yang diteliti merasa bahwa perbaikan kualitas dengan mengambil
CPA exam penting untuk meningkatkan profesionalisme menghadapi persaingan tajam. Penelitian
lain mengenai motivasi pernah dilakukan oleh Widyastuti dkk (2004). Hasil penelitian tersebut adalah
motivasi karir mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa akuntansi di Yogyakarta. Sedangkan
motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
Data IAPI pada tahun 2015 menggambarkan rendahnya jumlah akuntan publik di Lampung
yang bergelar CPA yaitu 5 orang dan 3 KAP yang aktif sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai minat mahasiswa S1 akuntansi untuk mengikuti ujian CPA. Karakteristik mahasiswa di
Lampung yang berbeda-beda serta terdiri dari penduduk asli dan pendatang inilah dimungkinkan
lulusan S1 akuntansi untuk memilih kembali ke daerah asal cukup dengan gelar S1. Hal ini menjadi
tujuan peneliti yaitu menguji faktor motivasi apa yang dapat mendoronga minat mahasiswa akuntansi
mengikuti CPA.
2.
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Rerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Motivasi
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/motivasi, 2014) adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu, atau pengertian lainnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha
4
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
2.1.2 Teori Motivasi Herzberg
Teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu teori motivasi Herzberg. Teori Herzberg
melihat dua faktor yang mendorong seseorang untuk termotivasi yaitu motivasi intrinsik (motivator
factors) dan motivasi ekstrinsik (hygiene factors) (Herzberg, 1966). Motivasi intrinsik yaitu motifmotif yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan motivasi ekstrinsik yaitu daya dorong
yang datang dari luar diri seseorang (Sprinthall dan Sprinthall, 1990).Woolfolk (2005) menjelaskan
motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor internal, seperti rasa ingin tahu, dan kenikmatan. Selain itu
faktor motivasi instrinsik menurut Herzberg (1966) adalah pekerjaan itu sendiri, peluang untuk maju,
pengakuan orang lain, tanggung jawab, dan prestasi yang diraih. Setiap individu yang termotivasi
secara intrinsik akan cenderung memilih tugas yang menantang karena individu tersebut memiliki
keyakinan dapat melakukannya dengan baik, sedangkan pada individu yang termotivasi ekstrinsik,
mereka tidak tertarik pada aktivitas itu, melainkan tertarik pada apa yang akan diperoleh berupa
imbalan atau keuntungan (Woolfolk, 2005). Sumber motivasi ekstrinsik menurut Herzberg (1966)
yaitu gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, supervisi, dan kebijakan serta administrasi. Menurut
Woolfolk (2005) faktor-faktor eksternal berupa imbalan, pujian, penghindaran dari hukuman, dan
tekanan sosial.
2.1.3 Perspektif Motivasi
Beberapa perspektif psikiologi menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda. Ada empat
perspektif yaitu perspektif ilmu perilaku, humanistif, kognitif dan sosial (Santrock, 2009).
1. Perspektif Humanistis
Perspektif humanistik menekankan untuk meraih nasib mereka sendiri. Perspektif ini berkaitan
erat dengan pandangan Abraham Maslow dengan keyakinan bahwa kebutuhan dasar harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan.
2. Perspektif Kognitif
5
Menurut perspektif kognitif mengenai motivasi, pemikiran mengarahkan, motivasi seseorang.
Hal ini berfokus pada ide-ide motivasi seseorang untuk mencapai sesuatu. Perspektif kognitif
merekomendasikan agar seseorang diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk
mengontrol mereka sendiri. Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan
R.W.White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang
termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan
memproses informasi secara efisien.
3. Perspektif Ilmu Perilaku
Perspektif perilaku diperkenalkan oleh John B.Watson (1941, 1919) menekankan imbalan dan
hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi. Adanya insentif adalah
peristiwa atau stimulus positif atau negatif dapat memotivasi perilaku. Penggunaan insentif
menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan
mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang
tidak tepat.
4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain
secara aman, yaitu kebutuhahan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam
pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi tercermin dalam
motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka
dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan orang lain.
2.1.4 Pengertian Minat
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
mendefinisikan
minat
sebagai
keinginan
untuk
memperhatikan atau melakukan sesuatu. Dengan demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
minat menurut Linda dan Muda (2011), yaitu :
1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada
suatu perilaku.
2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu.
6
3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan sesorang untuk melakukan
sesuatu.
2.2
Pengembangan Hipotesis Penelitian
2.2.1 Motivasi kualitas
Kualitas seseorang dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh tingkat
pendidikannya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Alnodel (2011) bahwa keberhasilan mahasiswa
program akuntansi dalam ujian profesional umumnya digunakan sebagai indikator yang baik dari
kualitas pendidikan program akuntansi. Elemen kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat
diperhatikan di dalam profesi akuntansi (Kusumastuti dan Waluyo, 2013). Nelson, dkk (2002)
melaporkan adanya peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi dan meningkatnya minat dalam
mengambil ujian CPA dan mengejar karir di bidang akuntansi publiktahun 1995 dan 2000 di Amerika
Serikat. Mengingat fakta-fakta bisnis global saat ini seperti adanya perusahaan multinasional,
pengaturan pembiayaan, perusahaan akuntansi, akuntan publik yang menarik bagi perusahaan,
pemerintah lokal, administrator pendidikan dan pengguna laporan keuangan maka meningkatkan
permintaan akuntan yang berkualitas (Alnodel, 2011). Dengan demikian kualitas mengarah kepada
sikap individu yang memiliki motif dan dorongan dalam diri sebagai seorang akuntan yang
bertanggung jawab dan berpeluang untuk maju. Sehingga, dengan demikian kualitas merupakan
bagian dari motivasi intrinsik teori Herzberg. Menurut Mahmud (2008) seseorang yang memiliki
motivasikualitas yang tinggi maka akan timbul minat untukmengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya.Hasil penelitian Machfoedz (1998) menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang
paling penting dalam mengambil
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Sedangkan hasil
penelitian Widyastuti, dkk (2004) menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi kualitas terhadap
minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Menurut Kusumastuti dan Waluyo (2013) motivasi kualitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Oleh karena
itu, penelitian ini akan menguji kembali apakah terdapat pengaruh motivasi kualitas terhadap minat
mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian CPApada perguruan tinggi di Bandarlampung.
7
H1: Motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti
ujian CPA
2.2.2 Motivasi karir
Salah satu faktor-faktor motivasi intrinsik menurut Herzberg (1966) adalah prestasi yang diraih.
Motivasi karir menurut Widyastuti, dkk (2004) merupakan dorongan dalam diri untuk meningkatkan
kemampuan dalam dirinya untuk mencapai karir yang lebih. Karir bisa dijadikan sebuah pengakuan
atau penghargaan suatu pekerjaan.
Menurut Tengker dan Morasa (2007) motivasi adalah kondisi mental yang mendorong
dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang
mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.
Tindakan dan atau sikap tersebut dapat tercermin dalam keputusan untuk menjalani karir. Penelitian
Law (2010) menunjukkan sikap terhadap perilaku (disebutkan dalam penelitian ini sebagai nilai
intrinsik) mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjalani karir sebagai CPA secara positif dan
signifikan. Pada penelitian Widyastuti, dkk (2004) motivasi karir merupakan faktor yang paling
signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Menurut Mahmud (2008)
motivasi karir dalam penelitiannya tidak secara signifikan berpengaruh, namun motivasi karir juga
ikut memberikan kontribusi pada minat. Hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007) bahwa motivasi
motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
H2: Motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian
CPA
2.2.3 Motivasi Ekonomi
Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk
meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang
diinginkan (Widyastuti dkk, 2004).Motivasi ekonomi disini dinilai dari seberapa besar dorongan
meningkatkan penghargaan ekonomi baik berupa penghargaan langsung, seperti gaji pokok atau upah
8
dasar, overtime ataugaji dari lembur, pembayaran untuk hari libur maupun penghargaan tidak
langsung meliputi asuransi pembayaran liburan, tunjangan, program pensiun dan berbagai manfaat
lainnya.Sesuai dengan sumber motivasi Herzberg (1966) yaitu gaji maka motivasi ekonomi
merupakan motivasi ekstrinsik.
Hasil penelitian Widyastuti, dkk (2004), Benny dan Yuskar (2006)menghasilkan kesimpulan
bahwa tidak ada pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.Sedangkan hasil penelitian Kusumastuti dan Waluyo (2013), Linda dan Muda (2011)
menjelaskan adanya pengaruh positif antara motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa akuntansi
mengikuti PPAk. Machfoedz (1998) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa faktor ekonomi adalah
faktor yang paling penting dalam mengambil UjianSertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada
mahasiswa akuntansi.
H3: Motivasi Ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti
ujian CPA
2.2.4 Motivasi Sosial
Sosial merupakan segala sesuatu berkenaan dengan masyarakat, kepentingan umum
(hhtp://kbbi.web.id/sosial, 2015). Perspektif sosial (afilisasi atau keterhubungan) menurut Santrock
(2009) adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebutuhahan sosial,
teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya.
Dalam hal ini, seorang individu yang termotivasi ekstrinsik akantertarik pada yang akan diperoleh
berupa keuntungan, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, dan tekanan sosial.
Apabila motivasi sosial dalam diri seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat
untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya (Mahmud, 2008). Kebutuhan akan kerjasama
dalam kelompok kerja akan meningkatkan relasi dengan pihak-pihak lain. Hal tersebut karena
manusia ingin mendapatkan pengakuan, mempertahankan prestise, mendapatkan kebanggaan diri,
memiliki kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain, memuaskan diri
dengan penguasaan terhadap orang lain dan menjadi keharmonisan (Mahmud, 2008). Nurhayani
(2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi sosial berpengaruh positif terhadap minat
9
mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Mahmud (2008) menyatakan bahwa faktor motivasi sosial
memiliki pengaruh positif terhadap minat.
H4: Motivasi Sosial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian
CPA.
3.
Metode Penelitian
3.1
Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung,
dan IBI Darmajaya, karena ketiga perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi terbesar di
Lampung. Alasannya agar sampel tersebut dapat mewakil populasi.
3.2
Pilot test
Peneliti melakukan uji pilot test untuk mengetahui tinggi rendahnya validitas dan reliabilitas
kuesioner kepada 19 responden. Setalah didapatkan data pilot test yang baik baru lah dilanjutkan
tahap selanjutnya yaitu penyebaran kuesioner.
3.3
Teknik Penyebaran Kuesioner
Kuesioner disebar kepada sempel penelitian kemudian diisi langsung oleh responden.
Kuesioner yang disebar seluruhnya dapat kembali dan dapat digunakan yang masing-masing
perguruan tinggi berjumlah 50 responden.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik survey. Teknik survey
menurut Sugiyono (2008: 110) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan keterangan-keterangan secara faktual.
3.5
Pengukuran dan Notasi Variabel
Motivasi Kualitas. Motivasi kualitas sebagai dorongan untuk memiliki dan meningkatkan kualitas
10
diri dankemampuannya dalam bidang yangditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan
baik dan benar(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari
penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai
sangat setuju [5]).
Motivasi Karir. Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
meningkatkan kemampuan dalam dirinya untuk mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya
(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian
Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat
setuju [5]).
Motivasi Ekonomi. Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang
untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargan finansial
yang diinginkan(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari
penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai
sangat setuju [5]).
Motivasi Sosial. Motivasi sosial dipilih sebagai pengembangan dari penelitian Widyastuti, dkk
(2004) dan mengacu pada penelitian Nurhayani (2012). Motivasi sosial menurut Martameh dan
dikutip dalam Nurhayani (2012) adalah motivasi yang mendasari aktivitas yang dilakukan individu
dalam reaksinya terhadap orang lain. Jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya
bagi orang lain.Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Nurhayani
(2012) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]).
Minat. Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati,
dan membandingkan sertamempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya(Widyastuti
dkk, 2004). Terdapat 5 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk
(2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]).
11
3.6
Meode Analisis Data
Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunkan metode partial least square (PLS) dengan
software SmartPLS 2.0. PLS merupakan metode alternatif SEM dengan pendekatan berbasis
varians atau komponen yanga berorientasi pada prediksi model (Yamin dan Kurniawan, 2009).
Alasan menggunakan PLS karena PLS tidak memerlukan asumsi sampel yang besar (Chin,
Marcolin, & Newsted, 2003).
4.
Hasil
4.1
Analisis Deskriptif Data
=== Tabel 1===
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari sampel penelitian sebanyak 150 responden. Diketahui
bahwa nilai minimum dan nilai maksimum masing-masing variabel yaitu motivasi kualitas, motivasi
karir, motivasi ekonomi, motivasi sosial, dan minat adalah sebesar 1 dan 5. Rata-rata jawaban
motivasi kualitas 4,0933; rata-rata jawaban motivasi karir 4,0413; rata-rata jawaban pada motivasi
ekonomi yaitu 3,9646; rata-rata untuk jawaban motivasi sosial 3,9213; dan rata-rata jawaban minat
4,1355. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi ujian CPA. Nilai
modus yangdihasilkan setiap variabel adalah angka 4 yang artinya responden menjawab Setuju dalam
semua pertanyaan yang mempengaruhi ujian CPA. Nilai standar deviasi mencerminkan variabilitas
data, yang diperoleh bahwa standar deviasi bernilai 0. Artinya bahwa reponden memberikan jawaban
relatif homegen.
4.2
Demografi Responden
=== Tabel 2 ===
Berdasarkan tabel di atas, total responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 91 orang
dengan nilai persentase sebesar 60,7% dan laki-laki sebanyak 59 orang dengan nilai persentase
39,3%. Dapat disimpulkan kecenderungan responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan
sebagian besar usia responden berumur 21 tahun (43,3%) sedangkan responden termuda berusia 19
12
tahun,hal tersebut mencerminkan usia mahasiswa akuntansi untuk jenjang S1 akuntansi relatif muda.
Selanjutnya, proporsi terbesar responden yaitu angkatan tahun 2012 yaitu sebanyak 77 orang atau
sebanyak 51,3% . Hal tersebut dikarenakan angkatan 2012 mudah ditjumpai dan masih aktif
mengikuti perkuliahan pada tahun 2014/2015. Sedangkan untuk IPK mahasiswa dalam responden
penelitian ini 47,3% adalah >3.51, 9,3% responden memiliki IPK <2,50 dan yang memiliki IPK 2.51
– 3.50 sebanyak 65 responden atau sebesar 43,3%.
4.3
Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran)
4.3.1 Uji Validitas
A.
Uji Validitas Konvergen
Pengujian validitas konvergen dikatakan baik jika memiliki nilai Average Variance Extracted
di atas 0,5 Hanseler et al. (2009). Tabel 8 menunjukkan bahwa skor nilai AVE di atas 0,5 dan nilai
faktor loading tabel 7 di atas 0,55 dengan pertanyaan Motivasi kualitas (X3), kualitas (X4), kualitas
(Xl6), kualitas (X8), dankualitas(Xl9); motivasi karir (X16), karir (X18), dan karir (X19);motivasi
sosial (X36) dan sosial (X38) dikeluarkan dari model karena memiliki factor loading kurang dari
0,55.
=== Tabel 3 dan 4 ===
B.
Uji Validitas Diskriminan
Pengujian validitas diskriminan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Square Root
AVE dengan korelasi antar konstrak laten. Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi di
antara konstrak, maka validitas diskriminan yang baik tercapai (Fornell and Lacker, 1981).Nilai akar
AVE (square root AVE) dari konstruk motivasi dan minat memiliki nilai akar AVE lebih tinggi dari
korelasi antar konstruk. Sehingga data ini memiliki validitas diskriminan yang baik.
=== Tabel 4 sampai Tabel 5===
4.3.2 Uji Reliabilitas
Evaluasi model pengukuran selanjutnya adalah menguji reliabilitas menggunakan cronbach’s
alpha dan composite reliability. Suatu item pernyataan dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha
lebih dari 0,7 (Hulland, 1999). Dari tabel terlihat bahwa semua konstruk yang dirasakan memiliki
13
nilai cronbach’s alpha dan composite reliabilitylebih dari 0,7. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua
konstruk dan variabel dalam penelitian ini reliabel dan cukup handal atau dapat dipercaya.
=== Tabel 6 ===
4.4 Evaluasi Inner Model (Model Struktural)
=== Tabel 7 ===
Nilai R-square menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel Motivasi Kualitas, Motivasi
Karir, Motivasi Ekonomi, dan Motivasi Sosial mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Minat
sebesar 40,41% sedangkan sisanya 59,59% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
Kriteria nilai coefficient of determination (R2) dikatakan baik jika memiliki nilai R2 lebih dari
0,1(Camison & Lopez, 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa coefficient of
determination dalam penelitian ini sebesar 0,4041 artinya layak sehingga langkah berikutnya adalah
menguji hipotesis.
=== Tabel 8 ===
4.5
Pengujian Hipotesis
4.5.1 Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA
Berdasarkan uji path coefficient motivasi kualitas terhadap Minat, didapatkan nilai original
sampelsebesar 0,3541dengan nilai t statistic sebesar 3,9765. Koefisien original sampel bernilai positif
menunjukkan bahwa motivasi kualitas memberikan pengaruh yang positif terhadap minat. Suatu
hipotesis dikatakan signifikan jika nilai t-hitung > t-tabel, t-tabel sebesar 1,960 pada signifikan
kebebasan 5% (Yamin dan Kurniawan, 2009: 224). Hasil diketahui nilai t-hitung (3,9765) lebih besar
dari t tabel (1,960) pada signifikansi 5%. Temuan ini berarti sesuai dengan hipotesis pertama yang
dalam hal ini motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti
ujian CPA. Hal ini berarti hipotesis pertama terdukung.
Hal di atas sejalan dengan penelitian Mahmud (2008), seseorang yang memiliki motivasi
kualitas yang tinggi maka akan timbul minat untuk mengembangkan potensi yang ada. Adanya
dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk memiliki kualitas yang lebih baik ini dapat
menumbuhkan minat mahasiswa tersebut untuk meningkatkan kompentensi yang ada salah satunya
14
melalui Ujian CPA yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi pemilik gelar. Motivasi kualitas
dalam penelitian ini bahkan memberikan kontribusi terbesar pada minat. Hal ini mengindikasikan
bahwa kompetensi bagi mahasiswa akuntansi yang berkualitas melebihi motivasi yang lain.Hasil
penelitian lainnya Machfoedz (1998) menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling
penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada mahasiswa akhir akuntansi
di Yogyakarta. Menurut Kusumastuti dan Waluyo (2013) motivasi kualitas juga berpengaruh positif
terhadap minat mahasiswa akuntansi karena elemen kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat
diperhatikan di dalam profesi akuntansi.
4.5.2 Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA
Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa variabel motivasi karir tidak memiliki
pengaruh terhadap minat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai original sampel pada uji path coefficient
sebesar -0,1446 dengan nilai t hitung sebesar 1,3159. Nilai original sampel negatif menunjukkan
bahwa motivasi karir memberikan pengaruh yang negatif terhadap minat. Suatu hubungan antara
variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficient ada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann,
2010) atau menurut menurut Yamin dan Kurniawan (2009: 224) dikatakan signifikan jika nilai thitung > t-tabel, t-tabel sebesar 1,960 pada signifikan kebebasan 5%. Hasil nilai t-hitung sebesar
1,3159 lebih kecil dari t tabel 1,960 pada signifikansi 5%.Temuan ini berarti bahwa motivasi karir
tidak berpengaruh terhadap minat, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis kedua yang dalam hal ini
motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hal ini
berarti Hipotesis 2 tidak terdukung atau gagal untuk menolak H0. Hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian Widyastuti dkk (2004) yang menyebutkan bahwa motivasi karir
merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.
Begitu pula dengan penelitian Tengker dan Morasa (2007) yang menjelaskan bahwa motivasi karir
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Penelitian
ini konsisten dengan hasil penelitian menurut Mahmud (2008), motivasi karir tidak secara signifikan
berpengaruh. Hipotesis ini tidak terdukung dan diduga karena mahasiswa yang mengikuti dan lulus
CPA tidak lebih mudah mendapatkan pekerjaan sesuai latar belakang. Hal lain dapat disebabkan
15
karena mahasiswa akuntansi memiliki anggapan bahwa tidak semua yang memiliki gelar CPA mampu
menyelesaikan beban pekerjaan yang diberikan dengan baik. Dengan mengikuti dan lulus ujian CPA
tidak selalu akan mendapatkan perlakuan professional dari atasan, rekan, dan bawahan di lingkungan
pekerjaan. Mereka beranggapan tingginya rasa tanggung jawab pekerjaan tidak ada kaitannya dengan
klien, rekan seprofesi, dan masyarakat secara umum. Terkait dengan banyaknya jumlah responden
perempuan yang menjadi sampel sebesar 60,7 % bisa menjadi alasan motivasi karir tidak berpengaruh
terhadap minat mengikuti ujian CPA. Diketahui bahwa pekerjaan seorang CPA adalah pekerjaan yang
sangat kompleks dan tidak jarang di lakukan di luar waktu bekerja. Sehingga, perempuan tidak ingin
menghilangkan kodratnya menjadi seorang ibu rumah tangga dan akan mengorbankan
karirnya.Wanita karir sering terlihat mengalami konflik work family balance.Mereka lebih banyak
mencari pekerjaan yang tidak menyita waktu dengan keluarga (Baumgartner & Schneider, 2010).
4.5.3 Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA
Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi ekonomi terhadap
minat. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai original sampel 0,1914dengan nilai t statistic sebesar
1,6813. Suatu hipotesis dikatakan signifikanjika nilai t-hitung (1,6813) lebih besar dari t-tabel (1,960)
pada signifikan kebebasan 5% (Yamin dan Kurniawan, 2009: 224). Menurut Urbach & Ahlemann
(2010) menjelaskan hubungan antara variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficient ada
pada level 0,050. Artinya, hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis ketiga yang dalam hal ini motivasi
ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hasil
temuan ini berarti Hipotesis 3 tidak terdukung atau gagal untuk menolak H0.
Hipotesis 3 ini tidak terdukung diduga karena berkaitan dengan tingginya motivasi kualitas
seorang mahasiswa akuntansi dibandingkan dengan memikirkan penghargaan finansial yang akan
diperoleh. Dengan Ujian dan lulus CPA mahasiswa program S1 akuntansi tidak semuanya bisa
memiliki pekerjaan dengan gaji yang besar; dan dengan Ujian dan lulus CPA mereka tidak semuanya
bisa memiliki pekerjaan dengan fasilitas memadai, seperti mobil dan rumah. Perspektif perilaku yang
diperkenalkan oleh Watson (1941, 1919; dalam Santrock, 2009) tidak mampu menjelaskan bahwa
imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi. Nyatanya, penggunaan
16
insentif tidak dapat menambah minat pada ujian CPA. Motivasi memiliki frekuensi jawaban modus
terendah dibandingkan dengan motivasi kualitas, karir dan sosial.Menurut teori evaluasi kognitif
Piaget yaitu teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik (uang, gaji
atau tunjangan lainnya) untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung
mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan (Robbins & Timothy, 2008).
Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya seperti Widyastuti,
dkk (2004) serta Benny dan Yuskar (2006) yang menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi
ekonomi terhadap minat mahasiswa. Akan tetapi, berbeda dengan beberapa hasil penelitian seperti
Kusumastuti dan Waluyo (2013) serta Machfoedz (1998) yang menunjukkan bahwa faktor ekonomi
adalah faktor yang paling penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada
mahasiswa akhir akuntansi di Yogyakarta.
4.5.4 Pengaruh Motivasi Sosial Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat, nilai original sampel motivasi sosial terhadap
minat sebesar 0,3541 dan t statistic bernilai 3,4204 (signifikan) menurut Yamin dan Kurniawan
(2009: 224) dan signifikan menurut Urbach & Ahlemann (2010) karena path coefficient ada pada
level 0,050 atau 5%. Hal ini berarti bahwa motivasi sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat
yang berarti sesuai dengan hipotesis keempat yang dalam hal ini motivasi sosial berpengaruh positif
terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Artinya, Hipotesis 4 terdukung.Temuan
ini menunjukkan bahwa seseorang mahasiswa Akuntansi yang memiliki Motivasi Sosial yang tinggi
cenderung memiliki Minat yang tinggi pula terhadap Ujian CPA. Sesuai dengan pernyataan Mahmud
(2008) apabila motivasi sosial dalam diri seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat
untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan
variabel motivasi sosial yaitu Nurhayani (2012) dan Mahmud (2008) bahwa faktor motivasi sosial
memiliki pengaruh positif terhadap minat.
17
5.
Simpulan, Implikasi, dan Keterbatasan Penelitian
5.1
Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi
ekonomi, dan motivasi sosial terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian Certified Public
Accountant (CPA). Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan adanya pengaruh positif motivasi kualitas terhadap
minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, dengan mengikuti dan lulus ujian CPA, maka kualitas
dan kompetensi akuntan publik terus bertumbuh. Dalam hal ini, peneliti dapat memberi bukti
bahwa motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota
Bandarlampung mengikuti ujian CPA dan hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh IAPI.
2. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi karir terhadap minat
mengikuti ujian CPA. Dalam hal ini, peneliti belum dapat memberi bukti bahwa motivasi karir
berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti ujian
CPA.
3. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi ekonomi terhadap
minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, penelitian ini belum dapat memberi bukti bahwa
motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung
mengikuti ujian CPA.
4. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan adanya pengaruh positif motivasi sosial terhadap
minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, penelitian ini dapat memberikan bukti bahwa motivasi
sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti
ujian CPA.
5.2
Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa penelitian ini memiliki implikasi teoritis dan
praktis. Hasil temuan teoritis pada penelitian ini dapat menambah bukti empiris tentang pengaruh
18
teori motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi sosial terhadap minat. Adanya
pengaruh positif antara motivasi kualitas dan motivasi sosial terhadap minat mahasiswa akuntansi
mengikuti CPA menunjukkan bahwa motivasi dapat meningkatkan minat seseorang dalam melakukan
sesuatu, khususnya dalam bidang pendidikan.
Selain penggunaan motivasi sebagai dorongan bagi diri sendiri, penelitian ini juga memiliki manfaat
secara praktis bagi lembaga akademik di Kota Bandarlampung. Implikasi penelitian ini bagi lembaga
akademik yaitu dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa seperti memberikan penawaran
beasiswa ujian CPA jika telah lulus S1 dengan predikat cumlaude dan memperoleh pengalaman kerja.
Manfaat penelitian lain bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) diharapkan dapat memberikan
wawasan dalam mempertimbangkan kebijakan yang tepat untuk membuat profesi lebih menarik bagi
lulusan akuntan. Seperti melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan menjadikan gelar
CPA sebagai salah satu kriteria prioritas dalam seleksi masuk di perusahaan.
5.3
Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu
1. Penelitian ini hanya menggunakan metode survei melalui penyebaran
kuesioner tanpa
melakukan wawancara secara langsung, sehingga hasil penelitian ini hanya mengungkapkan
data dari hasil instrumen yang terkumpul.
2. Penelitian ini tidak melakukan pembahasan dan penyesuaian kepada para pakar akuntan
publik dan CPA mengenai data literatur kuesioner, karena kerangka kuesioner ini
dikembangkan dari penelitian minat PPAk.
5.4
Saran Penelitian
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan:
1. Menggunakan metode survei melalui kuesioner dan teknik wawancara secara langsung, agar
data penelitian dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
19
2. Melakukan pembahasan dalam penyesuaian data literatur kuesioner kepada para pakar
akuntan publik yang terkait.
References
Alnodel, Ali. 2011. Assessing Success on the Saudi Certified Public Accounting Exam. China-USA
Business Review. Vol. 10, No. 6.
Baumgartner, Mindy S. & Scheider, David E. 2010. Perceptions of Women in Management:
Athematic Analysis of Razing the Glass Ceiling. Journal of Career Development, 37(2). Pp
559-576.
Benny, Ellya dan Yuskar. 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di
Padang). Simposium nasional Akuntansi 9 Padang.
Camisón, C., & López, A. V. 2010. An examination of the relationship between manufacturing
flexibility and firm performance: The mediating role of innovation. International Journal of
Operations & Production Management, 30(8): 853-878.
Chin, W. W., Marcolin, B. L., & Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares Latent Variable
Modeling Approach for Measuring Interaction Effects: Results from a Monte Carlo
Simulation Study and an Electronic-Mail Emotion/Adoption Study. Information Systems
Research, 14(2): 189-217.
Felton, S., N. Buhr, dan M. Northey. 1994. Factors Influencing the Business Student’s Choice of a
Career in Chartered Accountancy. Issues In Accounting Education. Vol.9. No. 1. (Spring):
131-141.
Fornell, C., & Larcker, D. F. (1981). Evaluating Structural Equation Models with Unobservable
Variables and Measurement Error. Journal of Marketing Research, 18(1), 39–50.
http://dx.doi.org/10.2307/3151312.
Friedlan, J.M. 1995. The Effect of Different Teaching Approaches on Student’s Perceptions of the
Skills Needed for Success in Accounting Courses and by Practicing Accountants. Issues In
Accounting Education. Vol.10. No. 1. (Spring): 47-63.
Gaetner, J.F. dan J.A. Ruhe. 1981. Job-related Stress in Public Accounting. Journal of Accountancy.
June: 68-74.
Herzberg, F. (1966). Work And Nature of Man. Cleveland: Word Publishing.
Hulland, J. 1999. Use of partial least squares (PLS) in strategic management research: A review of
four recent. Strategic Management Journal, 20(2): 195.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. Pengertian Motivasi. (Online). (http://kbbi.web.id/motivasi).
Diakses tanggal 15 Januari 2015.
Kusumastuti, Rita., dan Indarto Waluyo. 2013. Pengaruh Motivasi Dan Pengetahuan UU. No.5 Tahun
2011 Tentang Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk). Jurnal Nominal. Vo. II No. II.
Law, Philip K. 2010. A Theory of Reasoned Action Model of Accounting Students’ Career Choice in
Public Accounting Practices in the Post-Enron. Journal of Applied Accounting Research. Vol.
11, No. 1, h. 58-73.
Linda dan Iskandar Muda. 2011. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Motivasi Terhadap Minat
Mahasiswa dan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).Jurnal Keuangan dan
Bisnis. Vol.3 No.2.
Macdfoedz, Mas’ud (1998), “Survey Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik (USAP), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 13 No 4. (tidak dipublikasi).
Mahmud, Amir. 2008. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan
Profesi Akuntan. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 3 No. 1.
Nauli, Pigo. Sudrajat. Neni Desriani. 2012. Mengapa Semakin Banyak Jumlah Alumni Akuntansi
tidak Sebanding dengan Pertumbuhan Kantor Akuntan Publik (Persepsi Mahasiswa
20
Akuntansi terhadap Profesi Akuntan Publik Setelah UU No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan
Publik). Prosiding Seminar Nasional.
Nelson, dkk. 2002. No, the sky is not falling: Evidence of accounting student characteristics at FSA
schools, 1995–2000. Issues in Accounting Education. Vol. 17. No (3): 269–287.
Nurhayani, Ulfa. 2012. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Medan).
Jurnal Mediasi. Vol. 4 No. 1.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge , 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta, Salemba Empat.
Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group.
Sprinthall, Norman A dan Richard C Sprinthall.1990. Educational psychology: a developmental
approach. New York: McGraw-Hill Publishing.
Tengker, Victor S. G., dan Jenny Morasa. 2013. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa
Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Pada Jurusan
Akuntansi FE Unsrat Manado. Riset Akuntansi FE Unsrat.
Urbach, N., dan Ahlemann, F. 2010. Structural Equation Modeling in Information Systems Research
Using Partial Least Square. Journal of Information Technology Theory and Application,
11(2):5-39.
Widyastuti, dkk. (2004). Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VII Bali.
Woolfolk, AE (2005).Psikologi pendidikan. Boston: Allyn & Bacon.
www.cpaofindonesia.org
www.iaiglobal.or.id
www.iapi.or.id
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. STRUKTURAL EQUATION MODELING: Belajar Lebih
Mudah Teknik Analisa Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba Infotek.
21
APPENDIXES
Tabel 1
Motivasi
Kualitas
,6982
Motivasi
Karir
,7624
Motivasi
Ekonomi
,7736
Motivasi
Sosial
,8148
Minat
Minimum
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Maximum
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
Mean
4,0933
4,0413
3,964
3,9213
4,135
Mode
4,0
4,0
4,0
4,0
4,0
Frekuensi mode
880
768
746
828
523
49,73%
55,2%
34,86%
Std. Deviation
Persen mode
58,67%
51,2%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Tabel 2 Demografi Responden
Persentase
A. Klasifikasi Usia
Jumlah
(100%)
1
19 Tahun
6
4
2
20 Tahun
53
35,3
3
21 Tahun
65
43,3
4
22 Tahun
22
14,7
5
23 Tahun
2
1,3
6
24 Tahun
2
1,3
Total
150
B. Angkatan
Jumlah
100
2
58
77
13
Persentase
(100%)
1,3
38,7
51,3
8,7
Total
150
100
C. Jenis Kelamin
Jumlah
1
2
3
4
1
2
1
2
3
2010
2011
2012
2013
59
91
Persentase
(100%)
39,3
60,7
Total
150
100
C. IPK
Jumlah
Persentase
(100%)
< 2.50
2.51 - 3.50
> 3.51
14
65
71
9,3
43,3
47,3
Total
150
100
Laki-Laki
Perempuan
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
,6781
22
Tabel 3Hasil Uji Validitas
Indikator
Outer Loading
X1
X2
X5
X7
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X17
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
X37
X39
X40
Y41
Y42
Y43
Y44
Y45
0,6793
0,7576
0,5564
0,7863
0,7374
0,7424
0,7793
0,7115
0,7408
0,7480
0,6834
0,5693
0,7506
0,7660
0,7443
0,5623
0,8176
0,8142
0,7218
0,7181
0,6590
0,6655
0,6683
0,6402
0,6777
0,6871
0,6731
0,8092
0,7796
0,7297
0,7036
0,7650
0,8276
0,7032
0,6948
Sumber:Data diolah, 2015
Nilai
Kritis
> 0.5
Evaluasi
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
23
Tabel 4
AVE dan Square Root AVE
AVE
Square Root AVE
0,5484
0,7405
MINAT
0,5266
0,7256
MOTIVASI EKONOMI
0,5092
0,7135
MOTIVASI KARIR
0,5014
0,7080
MOTIVASI KUALITAS
0,5045
0,7109
MOTIVASI SOSIAL
Sumber: Data diolah, 2015
Tabel 5
Latent Variable Correlations
MOTIVASI
EKONOMI
MOTIVAS
I KARIR
MOTIVASI
KUALITAS
MOTIVASI
1,0000
EKONOMI
MOTIVASI
0,5675
1,0000
KARIR
MOTIVASI
0,3818
0,5755
KUALITAS
0,4890
0,3926
MINAT
MOTIVASI
0,7007
0,6502
SOSIAL
Sumber: Output program SmartPLS, 2015
MINAT
MOTIV
ASI
SOSIAL
1,0000
0,4976
1,0000
0,4605
0,5529
Tabel 6
Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Evaluasi Cronbachs
Kritis
Model
Alpha
1,0000
Variabel
Composite
Reliability
MINAT
0,8580
Reliabel
0,7923
Reliabel
0,9167
Reliabel
0,8987
Reliabel
Reliabel
0,8384
0,8323
Reliabel
0,7502
Reliabel
0,8901
Reliabel
0,8619
Reliabel
MOTIVASI
EKONOMI
MOTIVASI
KARIR
MOTIVASI
KUALITAS
MOTIVASI
SOSIAL
0,8781
Sumber: Data diolah, 2015
> 0,7
Nilai
Kritis
> 0,7
Evaluasi
Model
Reliabel
24
Tabel 7
MINAT
MOTIVASI EKONOMI
MOTIVASI KARIR
MOTIVASI KUALITAS
MOTIVASI SOSIAL
R Square
0,4041
Sumber: Output program SmartPLS, 2015
Tabel 8
Path Coefficient
Original
Sample
Standard
Sample
Mean
Deviation
(O)
(M)
(STDEV)
MOTIVASI
0,1914
0,1857
0,1138
EKONOMI ->
MINAT
MOTIVASI KARIR
-0,1446
-0,1180
0,1099
-> MINAT
MOTIVASI
0,3446
0,3429
0,0867
KUALITAS ->
MINAT
MOTIVASI
0,3541
0,3519
0,1035
SOSIAL -> MINAT
Sumber: Output program SmartPLS, 2015
Model Struktural (Algorithm)
Standard
Error
(STERR)
T
Statistics
(|O/STER)
0,1138
1,6813
0,1099
1,3159
0,0867
3,9765
0,1035
3,4204
25
Model Struktural (Bootstraping)
Download