ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI MENGIKUTI UJIAN CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANT (CPA) Oleh: Cinta Santri Nurhakim ABSTRACT The objective of this study is to analyze the motives of accounting students to take CPA exam. Using the framework of Motivation Theory by Herzberg, this paper test whether quality motivation, career motivation, economic motivation and social motivationinfluence the interest of accounting students to take CPA exam.A questionnaire was developed using this framework following Widyastuti, et al (2004) and was distributed do asample of 150 respondents, comprise of accounting students from Universitas lampung, Universitas Bandar Lampung, and IBI Darmajaya. The data where analyzedusing structural equation model namely partialleast square (PLS). The result of study shows that the quality motivation and social motivation have positive effect on the students interest to take CPA exam. Meanwhile, career motivation and economic motivation has no significant effect on the students interest to take CPA exam.The result of this study is expected to provide insights for the Indonesian Public Accountants Association in considering appropriate policy to make the profession more appealing to the accounting graduates. Keywords: certified public accountant (CPA), quality motivation, career motivation, economic motivation, social motivation. 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha yang semakin global menuntut adanya persaingan dibidang usaha, hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama akuntan. Agar dapat memenuhi kebutuhan pangsa pasar, kredibilitas dan kapabilitas akuntanpun harus ditingkatkan salah satunya yaitu melalui ujian sertifikasi yang dikenal dengan CPA. Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia per 19 Januari 2015, jumlah akuntan publik yang bersertifikasi akuntan publik sebanyak 1.373 orang. Jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah akuntan publik Malaysia sebanyak 2.500 orang, akuntan publik Thailand 6.000 orang, dan akuntan publik Filipina mencapai 4.941 orang pada tahun 2012 (iaiglobal.or.id, 2014). Data statistik Institut Akuntan Publik Indonesia menunjukkan jumlah akuntan tahun 2013 di Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara lain karena 246 juta penduduk dan memiliki banyak lulusan mahasiswa 2 akuntansi, hanya ada 14.735 akuntan. Sedangkan Singapura yang hanya memiliki sekitar 5 juta penduduk memilik akuntan sebanyak 26.572 orang, Malaysia yang memiliki jumlah penduduk 29 juta jiwa memiliki akuntan sebanyak 29.654 orang, Filipina dengan jumlah penduduk 96 juta memiliki akuntan sebanyak 21.031 orang, Thailand dengan jumlah penduduk 66 juta jiwa memiliki akuntan sebanyak 52.805 orang, Vietnam dengan jumlah penduduk 88 juta jiwa memiliki akuntan sebanyak 8.000 orang. Jumlah akuntan publik yang berpraktik di Indonesia 58% berusia di atas 50 tahun (IAPI, 2014). Menyadari minimnya jumlah CPA Indonesia, IAPI telah melakukan perubahan terkait dengan persyaratan menempuh ujian. Seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, mengenai perubahan persyaratan untuk memperoleh gelar CPA. Lulusan D4, S1, S2, yang telah memiliki pengalaman kerja yang dapat diverifikasi minimal 3 tahun dalam bidang auditing, akuntansi dan pelaporan keuangan, atau mempunyai pengalaman mengajar di perguruan tinggi minimal 4 tahun dalam bidang auditing dan akuntansi keuangan dapat langsung mengikuti ujian CPA. Alasan lain mengenai minimnya jumlah CPA, terkait dengan presentase kelulusan yang bersumber dari akuntanonline.com tahun 2013 yang menyebutkan bahwa setiap ujian selalu di bawah 10 persen. Pada periode September-Oktober 2013 dari 327 peserta yang lulus hanya 22 orang dan dari 22 peserta tersebut sebanyak 12 persen dari peserta reguler sisanya dari program staf KAP yang direkomendasikan. Adanya penurunan biaya pemata ujian, dari Rp3.000.000 menjadi Rp2.000.000 pada tahun 2015 belum menjadi jalan keluar dalam meningkatkan minat peserta ujian. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kurangnya minat akuntan muda untuk masuk ke dalam profesi akuntan publik. Selain itu, Felton et al., (1994) menjelaskan bahwa organisasi profesi akuntan publik sudah memperlihatkan keprihatinannya dengan semakin menurunnya daya tarik sebagai akuntan publik bagi mahasiswa. Hasil studi yang dilakukan di Universitas Lampung tahun 2012 dalam penelitian Nauli, dkk (2012) terhadap alumni, menunjukkan alumni yang bekerja di KAP hanya sebesar 2% dari 100 alumni. Dalam penelitian Friedlan (1995) menurunnya daya tarik profesi akuntan publik ini berbanding terbalik dengan bertambanhnya daya tarik profesi bankir, pengacara dan manajer. Gaetner dan Ruhe (1981) mengindikasikan bahwa para akuntan publik sering dihadapkan 3 pada berbagai masalah seperti ketidakpuasan karena kelebihan kerja, pembayaran tidak adil, kebosanan, dan adanya waktu-waktu lembur yang tidak diharapkan. Penelitian ini mereplikasi beberapa penelitian terdahulu mengenai survey minat mahasiswa untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) oleh Macdfoedz (1998). Hasil penelitiannya pada mahasiswa semester akhir fakultas ekonomi jurusan akuntansi dan perguruan tinggi di seluruh Yogyakarta menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling penting dalam mengambil USAP, diikuti oleh karir dan faktor ekonomi. Hasil lain menunjukkan bahwa jenis kelamin, faktor pendapatan, dan keluarga tidak mempengaruhi untuk mengambil ujian. Dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa yang diteliti merasa bahwa perbaikan kualitas dengan mengambil CPA exam penting untuk meningkatkan profesionalisme menghadapi persaingan tajam. Penelitian lain mengenai motivasi pernah dilakukan oleh Widyastuti dkk (2004). Hasil penelitian tersebut adalah motivasi karir mempengaruhi secara signifikan minat mahasiswa akuntansi di Yogyakarta. Sedangkan motivasi kualitas dan motivasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk. Data IAPI pada tahun 2015 menggambarkan rendahnya jumlah akuntan publik di Lampung yang bergelar CPA yaitu 5 orang dan 3 KAP yang aktif sehingga peneliti tertarik untuk meneliti mengenai minat mahasiswa S1 akuntansi untuk mengikuti ujian CPA. Karakteristik mahasiswa di Lampung yang berbeda-beda serta terdiri dari penduduk asli dan pendatang inilah dimungkinkan lulusan S1 akuntansi untuk memilih kembali ke daerah asal cukup dengan gelar S1. Hal ini menjadi tujuan peneliti yaitu menguji faktor motivasi apa yang dapat mendoronga minat mahasiswa akuntansi mengikuti CPA. 2. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Rerangka Teoritis 2.1.1 Pengertian Motivasi Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/motivasi, 2014) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau pengertian lainnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah usaha 4 yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. 2.1.2 Teori Motivasi Herzberg Teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu teori motivasi Herzberg. Teori Herzberg melihat dua faktor yang mendorong seseorang untuk termotivasi yaitu motivasi intrinsik (motivator factors) dan motivasi ekstrinsik (hygiene factors) (Herzberg, 1966). Motivasi intrinsik yaitu motifmotif yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan motivasi ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang (Sprinthall dan Sprinthall, 1990).Woolfolk (2005) menjelaskan motivasi intrinsik memiliki faktor-faktor internal, seperti rasa ingin tahu, dan kenikmatan. Selain itu faktor motivasi instrinsik menurut Herzberg (1966) adalah pekerjaan itu sendiri, peluang untuk maju, pengakuan orang lain, tanggung jawab, dan prestasi yang diraih. Setiap individu yang termotivasi secara intrinsik akan cenderung memilih tugas yang menantang karena individu tersebut memiliki keyakinan dapat melakukannya dengan baik, sedangkan pada individu yang termotivasi ekstrinsik, mereka tidak tertarik pada aktivitas itu, melainkan tertarik pada apa yang akan diperoleh berupa imbalan atau keuntungan (Woolfolk, 2005). Sumber motivasi ekstrinsik menurut Herzberg (1966) yaitu gaji, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, supervisi, dan kebijakan serta administrasi. Menurut Woolfolk (2005) faktor-faktor eksternal berupa imbalan, pujian, penghindaran dari hukuman, dan tekanan sosial. 2.1.3 Perspektif Motivasi Beberapa perspektif psikiologi menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda. Ada empat perspektif yaitu perspektif ilmu perilaku, humanistif, kognitif dan sosial (Santrock, 2009). 1. Perspektif Humanistis Perspektif humanistik menekankan untuk meraih nasib mereka sendiri. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow dengan keyakinan bahwa kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan. 2. Perspektif Kognitif 5 Menurut perspektif kognitif mengenai motivasi, pemikiran mengarahkan, motivasi seseorang. Hal ini berfokus pada ide-ide motivasi seseorang untuk mencapai sesuatu. Perspektif kognitif merekomendasikan agar seseorang diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk mengontrol mereka sendiri. Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W.White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien. 3. Perspektif Ilmu Perilaku Perspektif perilaku diperkenalkan oleh John B.Watson (1941, 1919) menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi. Adanya insentif adalah peristiwa atau stimulus positif atau negatif dapat memotivasi perilaku. Penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat. 4. Perspektif Sosial Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebutuhahan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan orang lain. 2.1.4 Pengertian Minat Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Dengan demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat menurut Linda dan Muda (2011), yaitu : 1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. 2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu. 6 3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan sesorang untuk melakukan sesuatu. 2.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian 2.2.1 Motivasi kualitas Kualitas seseorang dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh tingkat pendidikannya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Alnodel (2011) bahwa keberhasilan mahasiswa program akuntansi dalam ujian profesional umumnya digunakan sebagai indikator yang baik dari kualitas pendidikan program akuntansi. Elemen kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat diperhatikan di dalam profesi akuntansi (Kusumastuti dan Waluyo, 2013). Nelson, dkk (2002) melaporkan adanya peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi dan meningkatnya minat dalam mengambil ujian CPA dan mengejar karir di bidang akuntansi publiktahun 1995 dan 2000 di Amerika Serikat. Mengingat fakta-fakta bisnis global saat ini seperti adanya perusahaan multinasional, pengaturan pembiayaan, perusahaan akuntansi, akuntan publik yang menarik bagi perusahaan, pemerintah lokal, administrator pendidikan dan pengguna laporan keuangan maka meningkatkan permintaan akuntan yang berkualitas (Alnodel, 2011). Dengan demikian kualitas mengarah kepada sikap individu yang memiliki motif dan dorongan dalam diri sebagai seorang akuntan yang bertanggung jawab dan berpeluang untuk maju. Sehingga, dengan demikian kualitas merupakan bagian dari motivasi intrinsik teori Herzberg. Menurut Mahmud (2008) seseorang yang memiliki motivasikualitas yang tinggi maka akan timbul minat untukmengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.Hasil penelitian Machfoedz (1998) menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Sedangkan hasil penelitian Widyastuti, dkk (2004) menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Menurut Kusumastuti dan Waluyo (2013) motivasi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji kembali apakah terdapat pengaruh motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian CPApada perguruan tinggi di Bandarlampung. 7 H1: Motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA 2.2.2 Motivasi karir Salah satu faktor-faktor motivasi intrinsik menurut Herzberg (1966) adalah prestasi yang diraih. Motivasi karir menurut Widyastuti, dkk (2004) merupakan dorongan dalam diri untuk meningkatkan kemampuan dalam dirinya untuk mencapai karir yang lebih. Karir bisa dijadikan sebuah pengakuan atau penghargaan suatu pekerjaan. Menurut Tengker dan Morasa (2007) motivasi adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Tindakan dan atau sikap tersebut dapat tercermin dalam keputusan untuk menjalani karir. Penelitian Law (2010) menunjukkan sikap terhadap perilaku (disebutkan dalam penelitian ini sebagai nilai intrinsik) mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk menjalani karir sebagai CPA secara positif dan signifikan. Pada penelitian Widyastuti, dkk (2004) motivasi karir merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Menurut Mahmud (2008) motivasi karir dalam penelitiannya tidak secara signifikan berpengaruh, namun motivasi karir juga ikut memberikan kontribusi pada minat. Hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007) bahwa motivasi motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. H2: Motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA 2.2.3 Motivasi Ekonomi Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan (Widyastuti dkk, 2004).Motivasi ekonomi disini dinilai dari seberapa besar dorongan meningkatkan penghargaan ekonomi baik berupa penghargaan langsung, seperti gaji pokok atau upah 8 dasar, overtime ataugaji dari lembur, pembayaran untuk hari libur maupun penghargaan tidak langsung meliputi asuransi pembayaran liburan, tunjangan, program pensiun dan berbagai manfaat lainnya.Sesuai dengan sumber motivasi Herzberg (1966) yaitu gaji maka motivasi ekonomi merupakan motivasi ekstrinsik. Hasil penelitian Widyastuti, dkk (2004), Benny dan Yuskar (2006)menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk.Sedangkan hasil penelitian Kusumastuti dan Waluyo (2013), Linda dan Muda (2011) menjelaskan adanya pengaruh positif antara motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Machfoedz (1998) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa faktor ekonomi adalah faktor yang paling penting dalam mengambil UjianSertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada mahasiswa akuntansi. H3: Motivasi Ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA 2.2.4 Motivasi Sosial Sosial merupakan segala sesuatu berkenaan dengan masyarakat, kepentingan umum (hhtp://kbbi.web.id/sosial, 2015). Perspektif sosial (afilisasi atau keterhubungan) menurut Santrock (2009) adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebutuhahan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Dalam hal ini, seorang individu yang termotivasi ekstrinsik akantertarik pada yang akan diperoleh berupa keuntungan, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, dan tekanan sosial. Apabila motivasi sosial dalam diri seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya (Mahmud, 2008). Kebutuhan akan kerjasama dalam kelompok kerja akan meningkatkan relasi dengan pihak-pihak lain. Hal tersebut karena manusia ingin mendapatkan pengakuan, mempertahankan prestise, mendapatkan kebanggaan diri, memiliki kepuasan batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain, memuaskan diri dengan penguasaan terhadap orang lain dan menjadi keharmonisan (Mahmud, 2008). Nurhayani (2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi sosial berpengaruh positif terhadap minat 9 mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk. Mahmud (2008) menyatakan bahwa faktor motivasi sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat. H4: Motivasi Sosial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. 3. Metode Penelitian 3.1 Sampel Penelitian Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Lampung, Universitas Bandar Lampung, dan IBI Darmajaya, karena ketiga perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi terbesar di Lampung. Alasannya agar sampel tersebut dapat mewakil populasi. 3.2 Pilot test Peneliti melakukan uji pilot test untuk mengetahui tinggi rendahnya validitas dan reliabilitas kuesioner kepada 19 responden. Setalah didapatkan data pilot test yang baik baru lah dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu penyebaran kuesioner. 3.3 Teknik Penyebaran Kuesioner Kuesioner disebar kepada sempel penelitian kemudian diisi langsung oleh responden. Kuesioner yang disebar seluruhnya dapat kembali dan dapat digunakan yang masing-masing perguruan tinggi berjumlah 50 responden. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik survey. Teknik survey menurut Sugiyono (2008: 110) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan keterangan-keterangan secara faktual. 3.5 Pengukuran dan Notasi Variabel Motivasi Kualitas. Motivasi kualitas sebagai dorongan untuk memiliki dan meningkatkan kualitas 10 diri dankemampuannya dalam bidang yangditekuninya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]). Motivasi Karir. Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan dalam dirinya untuk mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya (Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]). Motivasi Ekonomi. Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka untuk mencapai penghargan finansial yang diinginkan(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]). Motivasi Sosial. Motivasi sosial dipilih sebagai pengembangan dari penelitian Widyastuti, dkk (2004) dan mengacu pada penelitian Nurhayani (2012). Motivasi sosial menurut Martameh dan dikutip dalam Nurhayani (2012) adalah motivasi yang mendasari aktivitas yang dilakukan individu dalam reaksinya terhadap orang lain. Jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain.Terdapat 10 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Nurhayani (2012) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]). Minat. Minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan membandingkan sertamempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya(Widyastuti dkk, 2004). Terdapat 5 indikator dalam variabel ini yang diadopsi dari penelitian Widyastuti, dkk (2004) yangdiukurdengan5 skala likert (Sangat tidak setuju [1] sampai sangat setuju [5]). 11 3.6 Meode Analisis Data Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunkan metode partial least square (PLS) dengan software SmartPLS 2.0. PLS merupakan metode alternatif SEM dengan pendekatan berbasis varians atau komponen yanga berorientasi pada prediksi model (Yamin dan Kurniawan, 2009). Alasan menggunakan PLS karena PLS tidak memerlukan asumsi sampel yang besar (Chin, Marcolin, & Newsted, 2003). 4. Hasil 4.1 Analisis Deskriptif Data === Tabel 1=== Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari sampel penelitian sebanyak 150 responden. Diketahui bahwa nilai minimum dan nilai maksimum masing-masing variabel yaitu motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi sosial, dan minat adalah sebesar 1 dan 5. Rata-rata jawaban motivasi kualitas 4,0933; rata-rata jawaban motivasi karir 4,0413; rata-rata jawaban pada motivasi ekonomi yaitu 3,9646; rata-rata untuk jawaban motivasi sosial 3,9213; dan rata-rata jawaban minat 4,1355. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi ujian CPA. Nilai modus yangdihasilkan setiap variabel adalah angka 4 yang artinya responden menjawab Setuju dalam semua pertanyaan yang mempengaruhi ujian CPA. Nilai standar deviasi mencerminkan variabilitas data, yang diperoleh bahwa standar deviasi bernilai 0. Artinya bahwa reponden memberikan jawaban relatif homegen. 4.2 Demografi Responden === Tabel 2 === Berdasarkan tabel di atas, total responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 91 orang dengan nilai persentase sebesar 60,7% dan laki-laki sebanyak 59 orang dengan nilai persentase 39,3%. Dapat disimpulkan kecenderungan responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan sebagian besar usia responden berumur 21 tahun (43,3%) sedangkan responden termuda berusia 19 12 tahun,hal tersebut mencerminkan usia mahasiswa akuntansi untuk jenjang S1 akuntansi relatif muda. Selanjutnya, proporsi terbesar responden yaitu angkatan tahun 2012 yaitu sebanyak 77 orang atau sebanyak 51,3% . Hal tersebut dikarenakan angkatan 2012 mudah ditjumpai dan masih aktif mengikuti perkuliahan pada tahun 2014/2015. Sedangkan untuk IPK mahasiswa dalam responden penelitian ini 47,3% adalah >3.51, 9,3% responden memiliki IPK <2,50 dan yang memiliki IPK 2.51 – 3.50 sebanyak 65 responden atau sebesar 43,3%. 4.3 Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran) 4.3.1 Uji Validitas A. Uji Validitas Konvergen Pengujian validitas konvergen dikatakan baik jika memiliki nilai Average Variance Extracted di atas 0,5 Hanseler et al. (2009). Tabel 8 menunjukkan bahwa skor nilai AVE di atas 0,5 dan nilai faktor loading tabel 7 di atas 0,55 dengan pertanyaan Motivasi kualitas (X3), kualitas (X4), kualitas (Xl6), kualitas (X8), dankualitas(Xl9); motivasi karir (X16), karir (X18), dan karir (X19);motivasi sosial (X36) dan sosial (X38) dikeluarkan dari model karena memiliki factor loading kurang dari 0,55. === Tabel 3 dan 4 === B. Uji Validitas Diskriminan Pengujian validitas diskriminan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Square Root AVE dengan korelasi antar konstrak laten. Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada nilai korelasi di antara konstrak, maka validitas diskriminan yang baik tercapai (Fornell and Lacker, 1981).Nilai akar AVE (square root AVE) dari konstruk motivasi dan minat memiliki nilai akar AVE lebih tinggi dari korelasi antar konstruk. Sehingga data ini memiliki validitas diskriminan yang baik. === Tabel 4 sampai Tabel 5=== 4.3.2 Uji Reliabilitas Evaluasi model pengukuran selanjutnya adalah menguji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha dan composite reliability. Suatu item pernyataan dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha lebih dari 0,7 (Hulland, 1999). Dari tabel terlihat bahwa semua konstruk yang dirasakan memiliki 13 nilai cronbach’s alpha dan composite reliabilitylebih dari 0,7. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua konstruk dan variabel dalam penelitian ini reliabel dan cukup handal atau dapat dipercaya. === Tabel 6 === 4.4 Evaluasi Inner Model (Model Struktural) === Tabel 7 === Nilai R-square menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel Motivasi Kualitas, Motivasi Karir, Motivasi Ekonomi, dan Motivasi Sosial mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Minat sebesar 40,41% sedangkan sisanya 59,59% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Kriteria nilai coefficient of determination (R2) dikatakan baik jika memiliki nilai R2 lebih dari 0,1(Camison & Lopez, 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat terlihat bahwa coefficient of determination dalam penelitian ini sebesar 0,4041 artinya layak sehingga langkah berikutnya adalah menguji hipotesis. === Tabel 8 === 4.5 Pengujian Hipotesis 4.5.1 Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA Berdasarkan uji path coefficient motivasi kualitas terhadap Minat, didapatkan nilai original sampelsebesar 0,3541dengan nilai t statistic sebesar 3,9765. Koefisien original sampel bernilai positif menunjukkan bahwa motivasi kualitas memberikan pengaruh yang positif terhadap minat. Suatu hipotesis dikatakan signifikan jika nilai t-hitung > t-tabel, t-tabel sebesar 1,960 pada signifikan kebebasan 5% (Yamin dan Kurniawan, 2009: 224). Hasil diketahui nilai t-hitung (3,9765) lebih besar dari t tabel (1,960) pada signifikansi 5%. Temuan ini berarti sesuai dengan hipotesis pertama yang dalam hal ini motivasi kualitas berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hal ini berarti hipotesis pertama terdukung. Hal di atas sejalan dengan penelitian Mahmud (2008), seseorang yang memiliki motivasi kualitas yang tinggi maka akan timbul minat untuk mengembangkan potensi yang ada. Adanya dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk memiliki kualitas yang lebih baik ini dapat menumbuhkan minat mahasiswa tersebut untuk meningkatkan kompentensi yang ada salah satunya 14 melalui Ujian CPA yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi pemilik gelar. Motivasi kualitas dalam penelitian ini bahkan memberikan kontribusi terbesar pada minat. Hal ini mengindikasikan bahwa kompetensi bagi mahasiswa akuntansi yang berkualitas melebihi motivasi yang lain.Hasil penelitian lainnya Machfoedz (1998) menunjukkan bahwa faktor kualitas adalah faktor yang paling penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada mahasiswa akhir akuntansi di Yogyakarta. Menurut Kusumastuti dan Waluyo (2013) motivasi kualitas juga berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi karena elemen kualitas atau kompetensi adalah hal yang sangat diperhatikan di dalam profesi akuntansi. 4.5.2 Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa variabel motivasi karir tidak memiliki pengaruh terhadap minat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai original sampel pada uji path coefficient sebesar -0,1446 dengan nilai t hitung sebesar 1,3159. Nilai original sampel negatif menunjukkan bahwa motivasi karir memberikan pengaruh yang negatif terhadap minat. Suatu hubungan antara variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficient ada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann, 2010) atau menurut menurut Yamin dan Kurniawan (2009: 224) dikatakan signifikan jika nilai thitung > t-tabel, t-tabel sebesar 1,960 pada signifikan kebebasan 5%. Hasil nilai t-hitung sebesar 1,3159 lebih kecil dari t tabel 1,960 pada signifikansi 5%.Temuan ini berarti bahwa motivasi karir tidak berpengaruh terhadap minat, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis kedua yang dalam hal ini motivasi karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hal ini berarti Hipotesis 2 tidak terdukung atau gagal untuk menolak H0. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Widyastuti dkk (2004) yang menyebutkan bahwa motivasi karir merupakan faktor yang paling signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Begitu pula dengan penelitian Tengker dan Morasa (2007) yang menjelaskan bahwa motivasi karir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian menurut Mahmud (2008), motivasi karir tidak secara signifikan berpengaruh. Hipotesis ini tidak terdukung dan diduga karena mahasiswa yang mengikuti dan lulus CPA tidak lebih mudah mendapatkan pekerjaan sesuai latar belakang. Hal lain dapat disebabkan 15 karena mahasiswa akuntansi memiliki anggapan bahwa tidak semua yang memiliki gelar CPA mampu menyelesaikan beban pekerjaan yang diberikan dengan baik. Dengan mengikuti dan lulus ujian CPA tidak selalu akan mendapatkan perlakuan professional dari atasan, rekan, dan bawahan di lingkungan pekerjaan. Mereka beranggapan tingginya rasa tanggung jawab pekerjaan tidak ada kaitannya dengan klien, rekan seprofesi, dan masyarakat secara umum. Terkait dengan banyaknya jumlah responden perempuan yang menjadi sampel sebesar 60,7 % bisa menjadi alasan motivasi karir tidak berpengaruh terhadap minat mengikuti ujian CPA. Diketahui bahwa pekerjaan seorang CPA adalah pekerjaan yang sangat kompleks dan tidak jarang di lakukan di luar waktu bekerja. Sehingga, perempuan tidak ingin menghilangkan kodratnya menjadi seorang ibu rumah tangga dan akan mengorbankan karirnya.Wanita karir sering terlihat mengalami konflik work family balance.Mereka lebih banyak mencari pekerjaan yang tidak menyita waktu dengan keluarga (Baumgartner & Schneider, 2010). 4.5.3 Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai original sampel 0,1914dengan nilai t statistic sebesar 1,6813. Suatu hipotesis dikatakan signifikanjika nilai t-hitung (1,6813) lebih besar dari t-tabel (1,960) pada signifikan kebebasan 5% (Yamin dan Kurniawan, 2009: 224). Menurut Urbach & Ahlemann (2010) menjelaskan hubungan antara variabel latent dikatakan signifikan jika path coefficient ada pada level 0,050. Artinya, hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis ketiga yang dalam hal ini motivasi ekonomi berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Hasil temuan ini berarti Hipotesis 3 tidak terdukung atau gagal untuk menolak H0. Hipotesis 3 ini tidak terdukung diduga karena berkaitan dengan tingginya motivasi kualitas seorang mahasiswa akuntansi dibandingkan dengan memikirkan penghargaan finansial yang akan diperoleh. Dengan Ujian dan lulus CPA mahasiswa program S1 akuntansi tidak semuanya bisa memiliki pekerjaan dengan gaji yang besar; dan dengan Ujian dan lulus CPA mereka tidak semuanya bisa memiliki pekerjaan dengan fasilitas memadai, seperti mobil dan rumah. Perspektif perilaku yang diperkenalkan oleh Watson (1941, 1919; dalam Santrock, 2009) tidak mampu menjelaskan bahwa imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi. Nyatanya, penggunaan 16 insentif tidak dapat menambah minat pada ujian CPA. Motivasi memiliki frekuensi jawaban modus terendah dibandingkan dengan motivasi kualitas, karir dan sosial.Menurut teori evaluasi kognitif Piaget yaitu teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik (uang, gaji atau tunjangan lainnya) untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan (Robbins & Timothy, 2008). Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya seperti Widyastuti, dkk (2004) serta Benny dan Yuskar (2006) yang menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa. Akan tetapi, berbeda dengan beberapa hasil penelitian seperti Kusumastuti dan Waluyo (2013) serta Machfoedz (1998) yang menunjukkan bahwa faktor ekonomi adalah faktor yang paling penting dalam mengambil Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada mahasiswa akhir akuntansi di Yogyakarta. 4.5.4 Pengaruh Motivasi Sosial Terhadap Minat Mengikuti Ujian CPA Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat, nilai original sampel motivasi sosial terhadap minat sebesar 0,3541 dan t statistic bernilai 3,4204 (signifikan) menurut Yamin dan Kurniawan (2009: 224) dan signifikan menurut Urbach & Ahlemann (2010) karena path coefficient ada pada level 0,050 atau 5%. Hal ini berarti bahwa motivasi sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat yang berarti sesuai dengan hipotesis keempat yang dalam hal ini motivasi sosial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian CPA. Artinya, Hipotesis 4 terdukung.Temuan ini menunjukkan bahwa seseorang mahasiswa Akuntansi yang memiliki Motivasi Sosial yang tinggi cenderung memiliki Minat yang tinggi pula terhadap Ujian CPA. Sesuai dengan pernyataan Mahmud (2008) apabila motivasi sosial dalam diri seseorang tinggi, maka secara langsung akan timbul minat untuk memperoleh penghargaan yang diinginkannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan variabel motivasi sosial yaitu Nurhayani (2012) dan Mahmud (2008) bahwa faktor motivasi sosial memiliki pengaruh positif terhadap minat. 17 5. Simpulan, Implikasi, dan Keterbatasan Penelitian 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi, dan motivasi sosial terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti ujian Certified Public Accountant (CPA). Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan adanya pengaruh positif motivasi kualitas terhadap minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, dengan mengikuti dan lulus ujian CPA, maka kualitas dan kompetensi akuntan publik terus bertumbuh. Dalam hal ini, peneliti dapat memberi bukti bahwa motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti ujian CPA dan hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh IAPI. 2. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi karir terhadap minat mengikuti ujian CPA. Dalam hal ini, peneliti belum dapat memberi bukti bahwa motivasi karir berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti ujian CPA. 3. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan tidak adanya pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, penelitian ini belum dapat memberi bukti bahwa motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti ujian CPA. 4. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan adanya pengaruh positif motivasi sosial terhadap minat mengikuti ujian CPA. Sehingga, penelitian ini dapat memberikan bukti bahwa motivasi sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di Kota Bandarlampung mengikuti ujian CPA. 5.2 Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa penelitian ini memiliki implikasi teoritis dan praktis. Hasil temuan teoritis pada penelitian ini dapat menambah bukti empiris tentang pengaruh 18 teori motivasi kualitas, motivasi karir, motivasi ekonomi, motivasi sosial terhadap minat. Adanya pengaruh positif antara motivasi kualitas dan motivasi sosial terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti CPA menunjukkan bahwa motivasi dapat meningkatkan minat seseorang dalam melakukan sesuatu, khususnya dalam bidang pendidikan. Selain penggunaan motivasi sebagai dorongan bagi diri sendiri, penelitian ini juga memiliki manfaat secara praktis bagi lembaga akademik di Kota Bandarlampung. Implikasi penelitian ini bagi lembaga akademik yaitu dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa seperti memberikan penawaran beasiswa ujian CPA jika telah lulus S1 dengan predikat cumlaude dan memperoleh pengalaman kerja. Manfaat penelitian lain bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) diharapkan dapat memberikan wawasan dalam mempertimbangkan kebijakan yang tepat untuk membuat profesi lebih menarik bagi lulusan akuntan. Seperti melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dan menjadikan gelar CPA sebagai salah satu kriteria prioritas dalam seleksi masuk di perusahaan. 5.3 Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan dalam penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu 1. Penelitian ini hanya menggunakan metode survei melalui penyebaran kuesioner tanpa melakukan wawancara secara langsung, sehingga hasil penelitian ini hanya mengungkapkan data dari hasil instrumen yang terkumpul. 2. Penelitian ini tidak melakukan pembahasan dan penyesuaian kepada para pakar akuntan publik dan CPA mengenai data literatur kuesioner, karena kerangka kuesioner ini dikembangkan dari penelitian minat PPAk. 5.4 Saran Penelitian Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan: 1. Menggunakan metode survei melalui kuesioner dan teknik wawancara secara langsung, agar data penelitian dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. 19 2. Melakukan pembahasan dalam penyesuaian data literatur kuesioner kepada para pakar akuntan publik yang terkait. References Alnodel, Ali. 2011. Assessing Success on the Saudi Certified Public Accounting Exam. China-USA Business Review. Vol. 10, No. 6. Baumgartner, Mindy S. & Scheider, David E. 2010. Perceptions of Women in Management: Athematic Analysis of Razing the Glass Ceiling. Journal of Career Development, 37(2). Pp 559-576. Benny, Ellya dan Yuskar. 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi di Padang). Simposium nasional Akuntansi 9 Padang. Camisón, C., & López, A. V. 2010. An examination of the relationship between manufacturing flexibility and firm performance: The mediating role of innovation. International Journal of Operations & Production Management, 30(8): 853-878. Chin, W. W., Marcolin, B. L., & Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects: Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail Emotion/Adoption Study. Information Systems Research, 14(2): 189-217. Felton, S., N. Buhr, dan M. Northey. 1994. Factors Influencing the Business Student’s Choice of a Career in Chartered Accountancy. Issues In Accounting Education. Vol.9. No. 1. (Spring): 131-141. Fornell, C., & Larcker, D. F. (1981). Evaluating Structural Equation Models with Unobservable Variables and Measurement Error. Journal of Marketing Research, 18(1), 39–50. http://dx.doi.org/10.2307/3151312. Friedlan, J.M. 1995. The Effect of Different Teaching Approaches on Student’s Perceptions of the Skills Needed for Success in Accounting Courses and by Practicing Accountants. Issues In Accounting Education. Vol.10. No. 1. (Spring): 47-63. Gaetner, J.F. dan J.A. Ruhe. 1981. Job-related Stress in Public Accounting. Journal of Accountancy. June: 68-74. Herzberg, F. (1966). Work And Nature of Man. Cleveland: Word Publishing. Hulland, J. 1999. Use of partial least squares (PLS) in strategic management research: A review of four recent. Strategic Management Journal, 20(2): 195. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2014. Pengertian Motivasi. (Online). (http://kbbi.web.id/motivasi). Diakses tanggal 15 Januari 2015. Kusumastuti, Rita., dan Indarto Waluyo. 2013. Pengaruh Motivasi Dan Pengetahuan UU. No.5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Jurnal Nominal. Vo. II No. II. Law, Philip K. 2010. A Theory of Reasoned Action Model of Accounting Students’ Career Choice in Public Accounting Practices in the Post-Enron. Journal of Applied Accounting Research. Vol. 11, No. 1, h. 58-73. Linda dan Iskandar Muda. 2011. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa dan Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol.3 No.2. Macdfoedz, Mas’ud (1998), “Survey Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Volume 13 No 4. (tidak dipublikasi). Mahmud, Amir. 2008. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol. 3 No. 1. Nauli, Pigo. Sudrajat. Neni Desriani. 2012. Mengapa Semakin Banyak Jumlah Alumni Akuntansi tidak Sebanding dengan Pertumbuhan Kantor Akuntan Publik (Persepsi Mahasiswa 20 Akuntansi terhadap Profesi Akuntan Publik Setelah UU No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik). Prosiding Seminar Nasional. Nelson, dkk. 2002. No, the sky is not falling: Evidence of accounting student characteristics at FSA schools, 1995–2000. Issues in Accounting Education. Vol. 17. No (3): 269–287. Nurhayani, Ulfa. 2012. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)(Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta Medan). Jurnal Mediasi. Vol. 4 No. 1. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge , 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta, Salemba Empat. Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group. Sprinthall, Norman A dan Richard C Sprinthall.1990. Educational psychology: a developmental approach. New York: McGraw-Hill Publishing. Tengker, Victor S. G., dan Jenny Morasa. 2013. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Studi Pada Jurusan Akuntansi FE Unsrat Manado. Riset Akuntansi FE Unsrat. Urbach, N., dan Ahlemann, F. 2010. Structural Equation Modeling in Information Systems Research Using Partial Least Square. Journal of Information Technology Theory and Application, 11(2):5-39. Widyastuti, dkk. (2004). Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi VII Bali. Woolfolk, AE (2005).Psikologi pendidikan. Boston: Allyn & Bacon. www.cpaofindonesia.org www.iaiglobal.or.id www.iapi.or.id Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. STRUKTURAL EQUATION MODELING: Belajar Lebih Mudah Teknik Analisa Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Jakarta: Salemba Infotek. 21 APPENDIXES Tabel 1 Motivasi Kualitas ,6982 Motivasi Karir ,7624 Motivasi Ekonomi ,7736 Motivasi Sosial ,8148 Minat Minimum 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 Maximum 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 Mean 4,0933 4,0413 3,964 3,9213 4,135 Mode 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 Frekuensi mode 880 768 746 828 523 49,73% 55,2% 34,86% Std. Deviation Persen mode 58,67% 51,2% Sumber: Data primer diolah, 2015 Tabel 2 Demografi Responden Persentase A. Klasifikasi Usia Jumlah (100%) 1 19 Tahun 6 4 2 20 Tahun 53 35,3 3 21 Tahun 65 43,3 4 22 Tahun 22 14,7 5 23 Tahun 2 1,3 6 24 Tahun 2 1,3 Total 150 B. Angkatan Jumlah 100 2 58 77 13 Persentase (100%) 1,3 38,7 51,3 8,7 Total 150 100 C. Jenis Kelamin Jumlah 1 2 3 4 1 2 1 2 3 2010 2011 2012 2013 59 91 Persentase (100%) 39,3 60,7 Total 150 100 C. IPK Jumlah Persentase (100%) < 2.50 2.51 - 3.50 > 3.51 14 65 71 9,3 43,3 47,3 Total 150 100 Laki-Laki Perempuan Sumber : Data primer yang diolah, 2015 ,6781 22 Tabel 3Hasil Uji Validitas Indikator Outer Loading X1 X2 X5 X7 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X17 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33 X34 X35 X37 X39 X40 Y41 Y42 Y43 Y44 Y45 0,6793 0,7576 0,5564 0,7863 0,7374 0,7424 0,7793 0,7115 0,7408 0,7480 0,6834 0,5693 0,7506 0,7660 0,7443 0,5623 0,8176 0,8142 0,7218 0,7181 0,6590 0,6655 0,6683 0,6402 0,6777 0,6871 0,6731 0,8092 0,7796 0,7297 0,7036 0,7650 0,8276 0,7032 0,6948 Sumber:Data diolah, 2015 Nilai Kritis > 0.5 Evaluasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 23 Tabel 4 AVE dan Square Root AVE AVE Square Root AVE 0,5484 0,7405 MINAT 0,5266 0,7256 MOTIVASI EKONOMI 0,5092 0,7135 MOTIVASI KARIR 0,5014 0,7080 MOTIVASI KUALITAS 0,5045 0,7109 MOTIVASI SOSIAL Sumber: Data diolah, 2015 Tabel 5 Latent Variable Correlations MOTIVASI EKONOMI MOTIVAS I KARIR MOTIVASI KUALITAS MOTIVASI 1,0000 EKONOMI MOTIVASI 0,5675 1,0000 KARIR MOTIVASI 0,3818 0,5755 KUALITAS 0,4890 0,3926 MINAT MOTIVASI 0,7007 0,6502 SOSIAL Sumber: Output program SmartPLS, 2015 MINAT MOTIV ASI SOSIAL 1,0000 0,4976 1,0000 0,4605 0,5529 Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Nilai Evaluasi Cronbachs Kritis Model Alpha 1,0000 Variabel Composite Reliability MINAT 0,8580 Reliabel 0,7923 Reliabel 0,9167 Reliabel 0,8987 Reliabel Reliabel 0,8384 0,8323 Reliabel 0,7502 Reliabel 0,8901 Reliabel 0,8619 Reliabel MOTIVASI EKONOMI MOTIVASI KARIR MOTIVASI KUALITAS MOTIVASI SOSIAL 0,8781 Sumber: Data diolah, 2015 > 0,7 Nilai Kritis > 0,7 Evaluasi Model Reliabel 24 Tabel 7 MINAT MOTIVASI EKONOMI MOTIVASI KARIR MOTIVASI KUALITAS MOTIVASI SOSIAL R Square 0,4041 Sumber: Output program SmartPLS, 2015 Tabel 8 Path Coefficient Original Sample Standard Sample Mean Deviation (O) (M) (STDEV) MOTIVASI 0,1914 0,1857 0,1138 EKONOMI -> MINAT MOTIVASI KARIR -0,1446 -0,1180 0,1099 -> MINAT MOTIVASI 0,3446 0,3429 0,0867 KUALITAS -> MINAT MOTIVASI 0,3541 0,3519 0,1035 SOSIAL -> MINAT Sumber: Output program SmartPLS, 2015 Model Struktural (Algorithm) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STER) 0,1138 1,6813 0,1099 1,3159 0,0867 3,9765 0,1035 3,4204 25 Model Struktural (Bootstraping)