BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman (Dahar,
1996, hlm. 21). Perubahan perilaku merupakan hasil dari belajar, sedangkan
pengalaman merupakan proses pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan aktif
siswa untuk membangun pengetahuannya. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar
menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil belajar yang
berkaitan dengan ranah pengetahuan mencakup kemampuan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual.
Kemampuan siswa dalam menguasai materi dapat terlihat dari penguasaan
konsep yang dimilikinya. Penguasaan konsep menunjukkan keberhasilan siswa
dalam mendefinisikan atau menjelaskan konsep dengan kata-kata sendiri. Konsepkonsep yang diberikan kepada siswa bukan sekedar bahan hapalan saja, tetapi
konsep itu harus dipahami oleh siswa agar dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Salah satu konsep kimia di sekolah menengah atas adalah
penurunan titik beku larutan. Pada kurikulum 2013, penuruan titik beku larutan
diberikan di kelas XII. Kompetensi dasar topik penurunan titik beku larutan yaitu
menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
Alasan pemilihan topik kimia penurunan titik beku larutan adalah topik
penurunan titik beku larutan yang diajarkan di sekolah cenderung menekankan
pada aspek matematis dan menghafal rumus-rumus yang ada, kemudian
menerapkannya dalam penyelesaian soal. Hal ini dapat menyebabkan siswa
kesulitan
menyelesaikan
soal-soal
konseptual
dan
dapat
menyebabkan
miskonsepsi pada siswa (Atfiyah, 2013, hlm.1). Penelitian sebelumnya mengenai
penguasaan konsep siswa pada topik sifat koligatif larutan hanya pada salah satu
sifat koligatif larutan, yaitu kenaikan titik didih larutan yang dilakukan oleh Setia
pada tahun 2010. Sedangkan sifat koligatif larutan bukan hanya kenaikan titik
didih larutan saja, melainkan ada pula penurunan titik beku larutan yang
penerapannya banyak ditemukan di kehidupan sehari-hari, sehingga topik
Ummu Rokhima, 2015
PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
penurunan titik beku larutan dapat dikembangkan dengan pembelajaran yang
lebih menyenangkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif.
Pembelajaran penurunan titik beku larutan yang dilakukan di sekolah
kebanyakan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan
praktikum verifikasi (Amalina, 2014, hlm. 3). Metode-metode ini berpusat pada
guru sehingga siswa kurang aktif selama proses pembelajaran dan hanya
menghafal materi. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang dapat membuat
siswa mampu menguasai konsep, mengurangi miskonsepsi, dan meningkatkan
efektivitas pembelajaran di kelas, yaitu pembelajaran efektif. Pada pembelajaran
yang efektif, siswa tidak diberi bahan ajar untuk dihafal, tetapi diberi masalahmasalah yang membutuhkan pencarian, pengamatan, percobaan, analisis, sintesis,
perbandingan, penilaian, dan penyimpulan oleh siswa sendiri sehingga dapat
mewujudkan penguasaan konsep siswa (Fajrina, 2013, hlm. 2).
Pembelajaran yang efektif dapat dicapai dengan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student-centered). Menurut Sanjaya (2010, hlm. 197) pembelajaran
yang berpusat pada siswa akan melibatkan partisipasi aktif dari siswa dalam
menemukan konsep, sehingga dapat mencapai penguasaan konsep yang baik.
Inkuiri adalah model yang efektif untuk pembelajaran yang ingin meningkatkan
penguasan konsep (Lord dan Orkwiszewski dalam Sesen dan Tarhan, 2011, hlm.
413). Siswa dilatih untuk merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang
percobaan, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan dengan bimbingan
guru. Dalam inkuiri, pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran yang
berpusat pada siswa melibatkan partisipasi aktif dari siswa dalam menemukan
konsep sehingga dapat mencapai penguasaan konsep yang baik. Konsep yang
diperoleh siswa dengan menemukan sendiri akan tertahan lebih lama dalam
ingatan siswa.
Model inkuiri identik dengan siswa yang merumuskan masalah, membuat
hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkan, dan menganalisis data sampai
mengambil keputusan sendiri yang hasilnya berupa prinsip umum suatu materi
pelajaran. Melalui pembelajaran inkuiri, siswa dihadapkan kepada situasi yang
bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan serta mencoba-coba (trial and error).
Inkuiri bisa menumbuhkan sikap objektif, jujur, rasa ingin tahu, dan terbuka.
Ummu Rokhima, 2015
PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Tujuan dari model pembelajaran inkuiri menurut Roestiyah (2008, hlm. 76)
adalah agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri
pemecahan masalah sehingga diharapkan siswa mampu mengemukakan
pendapatnya dan merumuskan kesimpulan.
Model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa tingkatan, salah satunya
adalah inkuiri terbimbing. Dalam inkuiri terbimbing siswa diberi kesempatan
untuk bekerja merumuskan langkah-langkah percobaan, menganalisis hasil
percobaan, dan mengambil kesimpulan secara mandiri. Sedangkan topik dan
bahan penunjang ditentukan oleh guru. Inkuiri terbimbing cocok untuk diterapkan
dalam pembelajaran mengenai konsep dan prinsip yang mendasar dalam bidang
ilmu tertentu. Inkuiri terbimbing dapat membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan materi
yang diberikan dapat lebih bermakna bagi siswa (Suyanti, 2010, hlm. 42).
Sejalan dengan perkembangan teknologi, pembelajaran di dalam kelas dapat
ditingkatkan dengan penggunaan simulasi komputer (Donelly, 2013, hlm. 1572).
Simulasi komputer merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan
yang cukup efektif karena dapat menyajikan informasi berupa audio, visual,
video, teks, grafik, dan animasi dalam kesatuan tampilan (Ristanto, 2010, hlm. 6).
Menurut Arsyad (2007, hlm. 32) pemanfaatan media pembelajaran berbasis
komputer dapat meningkatkan pembelajaran karena berorientasi pada siswa dan
melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi. Penggunaan komputer dalam proses
pembelajaran dapat bermacam-macam bentuknya tergantung pada kemampuan
pendesain dan pengembang pembelajaran. Konsep-konsep abstrak dapat diajarkan
menjadi lebih konkret dalam bentuk audio dan visual yang distimulasikan dengan
gerakan atau dianimasikan.
Animasi merupakan suatu teknik gerakan gambar yang dihasilkan oleh
gabungan dari media komputer. Animasi komputer bisa dijadikan sebagai media
pembelajaran menggunakan program komputer (software) untuk menstimulasi
beberapa percobaan kimia tanpa melalui percobaan di laboratorium, cukup
melalui monitor komputer sehingga siswa dapat mempelajarinya dari simulasi
Ummu Rokhima, 2015
PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
komputer tersebut (Riana, 2011, hlm. 6). Salah satu contoh animasi tersebut
adalah media virtual labs (laboratorium virtual). Menurut Parno dan Dwitya
(2008, hlm. 26) virtual labs adalah laboratorium virtual yang berisi animasi
praktikum menyerupai praktikum di dalam laboratorium. Laboratorium virtual
berisi simulasi dan animasi praktikum di laboratorium. Media ini mempunyai
tampilan yang menarik dalam bentuk gambar dan warna. Dengan media ini, siswa
menjadi termotivasi untuk lebih mempelajari materi yang disajikan, serta dengan
adanya gambar dan warna pada komponen yang dianimasikan dapat menarik
perhatian siswa.
Penggunaan media laboratorium virtual pada pembelajaran kimia dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Nurrokhmah dan Sunarto, 2013, hlm.
204). Laboratorium virtual juga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa,
mereduksi waktu pembelajaran, serta ramah lingkungan (Donelly, 2013, hlm.
1572). Laboratorium virtual digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam memahami materi kimia yang disampaikan. Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa penggunaan media laboratorium
virtual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada topik-topik kimia, yaitu
pemisahan materi (Tüysüz, 2010), perubahan kimia (Tatli & Ayas, 2011), koloid
(Riana, 2011), dan asam basa (Lerianti, 2014). Animasi menggunakan komputer
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran
di kelas.
Media laboratorium virtual dapat mendukung pembelajaran inkuiri.
Laboratorium virtual ini dapat membantu siswa dalam melakukan percobaan dan
menganalisis data hasil percobaan (Donnelly, 2012, hlm. 1573). Penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan bantuan multimedia dapat meningkatkan
minat dan pemahaman siswa (Sutikno, 2010, hlm. 62). Selain itu, laboratorium
virtual berbasis inkuiri juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
kimia kelarutan dan hasil kali kelarutan (Nurrokhmah dan Sunarto, 2013, hlm.
207).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang
penguasaan konsep siswa topik penurunan titik beku larutan pada pembelajaran
inkuiri terbimbing menggunakan media laboratorium virtual. Penelitian yang
Ummu Rokhima, 2015
PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
dilakukan merupakan penelitian kelompok dengan peneliti lain meneliti
keterampilan proses sains siswa pada topik penurunan titik beku larutan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media laboratorium
virtual.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana penguasaan konsep siswa topik penurunan titik
beku larutan pada pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan media
laboratorium virtual?”. Secara lebih jelas, permasalahan dapat diuraikan menjadi
beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana implementasi pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan
media laboratorium virtual pada topik penurunan titik beku larutan ?
2.
Bagaimana penguasaan konsep siswa untuk setiap indikator pembelajaran
topik penurunan titik beku larutan pada pembelajaran inkuiri terbimbing
menggunakan media laboratorium virtual?
3.
Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing
menggunakan media laboratorium virtual pada topik penurunan titik beku
larutan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai
penguasaan konsep siswa topik penurunan titik beku larutan pada pembelajaran
inkuiri terbimbing menggunakan media laboratorium virtual.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik bagi peneliti maupun bagi
pengembangan ilmu pengetahuan. Secara lebih rinci penelitian ini dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi siswa, dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada topik
penurunan titik beku larutan, memberikan pengalaman belajar dengan
melakukan tahapan-tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan
Ummu Rokhima, 2015
PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
media laboratorium virtual pada topik penurunan titik beku larutan, dan
memberikan motivasi yang besar dalam belajar kimia.
2.
Bagi guru, dapat memberikan bahan rekomendasi sebagai alternatif model
pembelajaran pada topik penurunan titik beku larutan yang diharapkan lebih
memberikan efektifitas pembelajaran serta memberikan informasi mengenai
penguasaan konsep siswa pada topik penurunan titik beku larutan.
3.
Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian
lanjutan yang berkaitan dengan penelitian ini.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi merupakan bagian yang memuat sistematika
penulisan skripsi. Skripsi ini berjudul “Penguasaan Konsep Siswa Topik
Penurunan Titik Beku Larutan Pada Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menggunakan Media Laboratorium Virtual” dengan rincian penulisan yang terdiri
dari lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka; Bab III Metode
Penelitian; Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan
Saran.
Bab I berupa Pendahuluan terdiri atas lima sub bab, yaitu latar belakang
penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Bab II berupa Kajian Pustaka. Bab III berupa Metode
Penelitian terdiri atas lima sub bab, yaitu Desain Penelitian, Prosedur Penelitian,
Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian, dan Analisis Data. Bab IV berupa Hasil
Penelitian dan Pembahasan. Bab V berupa Kesimpulan dan Saran yang terdiri atas
dua sub bab, yaitu Kesimpulan dan Saran.
Ummu Rokhima, 2015
PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN
INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download