Market Brief: "KACANG METE" ATDAG BERLIN JERMAN 2012 Kacang mete adalah salah satu jenis makanan ringan yang digemari di Jerman. Jenis kacang ini dikenal dengan nama Cashew atau Kaschu. Kacang mete dikonsumsi baik sebagai campuran pada makanan ringan kacang-kacangan lainnya atau dalam bentuk makanan olahan sejenis (hanya mete saja). Kacang mete dihasilkan dari pohon jambu mete/jambu monyet (Kasyu, Kaschu, Anacardium occidentale). Pohon ini tumbuh di daerah-daerah tropis dan dapat mencapai tinggi 10 – 12 meter. Tanaman jambu mete dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 1 – 1200 m dpl. Hal ini menunjukkan bahwa jambu mete dapat beradaptasi pada kondisi tanah dan iklim yang beragam sifatnya. Di Jerman, kacang mete masih termasuk jenis kacang yang eksotis (Edelnüsse), dan harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis kacang lainnya seperti kacang tanah. Di pasar swalayan, kacang mete dijual dalam berbagai kemasan berukuran kecil (50 – 200 gram). Harga kacang mete olahan adalah sekitar EUR 2 – 4 per 100 gram. Kacang mete yang dijual di pasar swalayan umumnya sudah disangrai dan dibubuhi rasa asin atau manis. Kacang mete merupakan komoditi perdagangan ekspor yang sangat menarik. Jerman mengimpor kacang mete dari berbagai negara penghasil kacang mete di dunia, termasuk dari Indonesia. Jenis produk mete yang diperdagangkan ekspor-impor adalah: a) Kacang mete dengan kulit/gelondong mete (HS 0801 31 00) dan b) Kacang mete tanpa kulit (HS 0801 32 00). Dari data FAO dalam kurun 5 tahun (2004 – 2009) terjadi kenaikan nilai total ekspor – impor biji kacang mete sebesar 65% (impor) dan 57% (ekspor). Kenaikan angka ini cukup besar yang mencerminkan kenaikan permintaan kacang mete dunia. Pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke-5 penghasil biji kacang mete terbesar di dunia. Walaupun potensi ekspor kacang mete Indonesia cukup besar, namun nilai ekspor kacang mete dari Indonesia masih sangat rendah. Dari data statistik FAO terlihat ada fenomena yang perlu dicermati dalam produksi kacang mete di 6 negara penghasil kacang mete terbesar: 1. Produksi kacang mete Vietnam yang mulanya terus naik, turun di tahun 2009, kemudian naik kembali di tahun 2010. 2. Produksi kacang mete Nigeria juga mengalami penurunan cukup banyak di tahun 2009 dan belum sepenuhnya pulih di tahun 2010. 3. Penurunan produksi kacang mete di India yang semula naik hingga tahun 2009, turun di tahun 2010 4. Negara Pantai Gading tampaknya memiliki produksi kacang mete yang meningkat dari tahun ke tahun, hingga 2010. Hal ini mungkin disebabkan adanya kesadaran negara tersebut akan nilai ekspor kacang mete yang semakin meningkat. 5. Brasilia, yang merupakan negeri asal pohon jambu dan kacang mete, mengalami ketidakstabilan dalam produksi kacang mete. Tampak adanya penurunan produksi yang cukup banyak di tahun 2010. 6. Yang terakhir adalah Indonesia, yang relatif stabil dalam produksi kacang mete. Hanya di tahun 2010 angka produksinya meningkat sedikit. Dari sini bisa dicermati apakah memang di Indonesia belum ada kesadaran dari para petani kacang mete untuk meningkatkan hasil produksinya atau memang belum ada kebijakan strategis yang dapat membantu peningkatan produksi secara maksimal. Dari angka di atas kemungkinan besar Negara Pantai Gading sedang menggalakkan produksi kacang mete besar-besaran untuk menggeser India dan Nigeria. Di negara Jerman, kebutuhan impor kacang mete disuplai oleh negara-negara pengekspor seperti Brasilia, India, Vietnam, Honduras, Indonsia, Sri Lanka, dan lainnya. Dengan adanya kenaikan jumlah impor kacang mete dari 14.458 ton di tahun 2006 sampai ke 24.077 ton di tahun 2011 hal ini menunjukkan kenaikan permintaan akan kacang mete di Jerman hampir 67% dalam hanya jangka waktu 5 tahun. Dari Indonesia sendiri terdapat kenaikan sebesar 147% dari tahun 2006 sampai 2011. Namun jumlah ekspor mete Indonesia ke Jerman masih jauh di bawah India, Vietnam dan Brasilia. Dalam perdagangan komoditi ini dengan Jerman, Indonesia menempati urutan ke-4. Share ekspor mete Indonesia dari total yang diimpor Jerman adalah 1,3% di tahun 2006 dan 1,9% di tahun 2011. Dari data-data impor mete Jerman dari tahun 2006 – 2010 dapat diperkirakan harga kacang mete di Jerman per kg, yaitu berkisar antara 4,176 EUR – 5,026 EUR per kg. Diperkirakan harga mete tahun 2011 hampir sama dengan tahun 2010 (EUR 4,89 per kg). Jerman memiliki sistem pengontrolan yang ketat terhadap arus perdagangan ekspor-impor barang, khususnya untuk produk-produk hasil pertanian dan peternakan yang akan langsung dikonsumsi. Hal ini didasarkan pada perlindungan konsumen sebagai pelaksanaan hukum yang berlaku di Jerman maupun kebijakan-kebijakan di tingkat EU. Pengontrolan kualitas produk-produk impor dari negara bukan anggota EU didasarkan pada peraturan-peraturan yang dibuat baik oleh EU maupun Jerman. Jika ada peraturan baik dari EU maupun Jerman, peraturan tersebut harus konform satu sama lain, yang artinya adalah tidak saling berbenturan. Untuk sepuluh jenis komoditi buahbuahan dan sayuran yang terpenting, ada kebijakan-kebijakan khusus yang berlaku (peraturan tambahan). Sedangkan untuk lainnya cukup berlaku kebijakan-kebijakan umum, termasuk di dalamnya adalah impor kacangkacangan. Di Jerman, lembaga pengawas komoditi ekspor dan impor dari negara-negara bukan anggota EU adalah: Bundesministerium für Landwirtschaft und Ernährung (BLE). Pengawasan ini dilakukan secara selektif dan berdasarkan analisa risiko. Dalam perdagangan luar negeri antara EU dan negara bukan anggota EU, terdapat berbagai kebijakan-kebijakan politik untuk mendapatkan ijin memasukkan produk ke Jerman / EU. Ketentuan umum EU yang berlaku untuk impor produk komoditi hasil pertanian dan perkebunan adalah a) Verordnung (EG): Nr. 1234/2007 dan b) Verordnung (EG): Nr. 1301/2006. Ijin yang telah didapat memberikan hak dan mengatur kewajiban si penerima ijin untuk mengekspor atau mengimpor komoditi perdagangan yang dimaksud dalam jangka waktu tertentu. Ia dapat melakukan kegiatan memasukkan barang di wilayah negara anggota EU. Jika dibutuhkan perlu adanya ijin khusus atau tambahan untuk produk-produk seperti diary (hasil olahan susu), produkproduk organik, maka dibutuhkan juga sertifkat asli berkaitan dengan asal produksi tersebut.