NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK KLASIK DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DENGAN TINDAKAN SUBARACHNOID BLOK (SAB) DI RSU MITRA DELIMA BULULAWANG, MALANG, JAWA TIMUR Disusun oleh : WIDIGDO REKSO NEGORO NIM : P07120215082 PRODI D-IV KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA 2017 PENGARUH MUSIK KLASIK DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DENGAN TINDAKAN SUBARACHNOID BLOK (SAB) DI RSU MITRA DELIMA BULULAWANG, MALANG, JAWA TIMUR Widigdo Rekso Negoro1, Rosa Delima Ekwantini2, Titik Endarwati3 INTISARI Latar Belakang: Respon paling umum pada pasien pra-operasi salah satunya adalah respon psikologi (kecemasan), secara mental penderita yang akan menghadapi pembedahan harus dipersiapkan karena selalu ada rasa cemas dan takut terhadap anesthesia dan prosedur pembedahan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik klasik dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien Sectio Caesarea dengan tindakan subarachnoid blok (SAB) di RSU Mitra Delima Malang, Jawa Timur. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian group pre test and post test with control group. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien yang akan menjalani sectio caesarea elektif dengan tindakan SAB di RSU Mitra Delima, sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara consecutive sampling 52 orang yang terbagi dalam 26 sampel kelompok intervensi dan 26 orang kelompok kontrol. Analisa data menggunakan uji Mann Whitney dan Wilcoxon. Hasil Penelitian : Musik klasik berpengaruh menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi Sectio Caesarea (p=0,000). Musik klasik terbukti menurunkan kecemasan pada kelompok intervensi sebanyak 26 responden (100%). Kesimpulan: Pendekatan dengan intervensi musik klasik terbukti berpengaruh untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi Sectio Caesarea (p=0,000). Kata kunci 1 : Musik Klasik, Kecemasan, Sectio Caesarea Mahasiswa DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 3 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2 EFFECT OF CLASSICAL MUSIC IN REDUCING THE LEVEL OF ANXIETY IN PATIENTS WITH SECTIO CAESAREA ACTION SUBARACHNOID BLOCK (SAB) RSU MITRA DELIMA BULULAWANG, MALANG, EAST JAVA Widigdo Rekso Negoro1, Rosa Delima Ekwantini2, Titik Endarwati3 ABSTRACT Background : Most common response in patients with pre-operative one of which is the response to psychological (anxiety), mental patients who will be facing surgery should be prepared because there is always a sense of anxiety and fear of the anesthesia and surgical procedures. Objective : This study aims to determine the influence of classical music in lowering anxiety levels of patients Sectio Caesarea with action subarachnoid block (SAB) in RSU Mitra Delima Malang, East Java Method : This research is a quasi-experimental research design group pre test and post-test with control group. The population in the study were all patients undergoing elective sectio caesarea with SAB action in RSU Mitra Delima, a sample is taken by consecutive sampling 52 people, divided into 26 samples of the intervention group and 26 control group. Data were analyzed using the Mann Whitney and Wilcoxon. Result : Classical music on effect of reducing the level of anxiety in patients undergoing surgery Sectio Caesarea (p = 0.000). Classical music was shown to reduce anxiety in the intervention group were 26 respondents (100%). Conclusion : Approach with proven influential classical music interventions to reduce the level of anxiety in patients undergoing surgery Sectio Caesarea (p = 0.000). Keywords : Classical Music, Anxiety, Sectio Caesarea 1 Nursing Student DIV Poltekkes Ministry of Health Yogyakarta Nursing Department of the Ministry of Health Poltekkes Yogyakarta 3 Nursing Department of the Ministry of Health Poltekkes Yogyakarta 2 PENDAHULUAN Sectio Caesarea adalah Operasi pembedahan untuk melahirkan janin mempunyai dengan membuka dinding perut dan perdarahan, dinding 2010). kencing, embolisme paru-paru, rupture Operasi Sectio Caesarea dilakukan jika uteri, dan kematian janin perinatal, persalinan sehingga rahim (Mansjoer, spontan (pervaginam) Sectio Caesarea komplikasi luka infeksi, pada dapat kandung menimbulkan mengandung resiko yang lebih besar kekhawatiran bagi ibu maupun janin (Abdul, 2006). (Mansjoer, 2010). Hasil penelitian Meningkatnya jumlah kejadian tersebut Montgomery et al (2011) di New York, mencapai 11,6% pada tahun 2010 di USA mengenai faktor psikologis pra- China dan telah menjadi trend di operasi terhadap efek samping pasca Amerika sejak tahun 2003 (7%) (World operasi, menunjukkan bahwa stres pra- Health Organization (WHO), 2010; operasi Menacker., & Declercq, 2008; Gary & keparahan nyeri pasien paska-operasi Wetridge, 2010; & Subedi, 2012). Data dan kelelahan satu minggu setelah statistik WHO (2013), menyebutkan operasi (P < 0.05) dan kelelahan (P < bahwa negara dengan kejadian Sectio 0.003). Hasil Tes Sobel menunjukkan Caesarea pada bahwa sebagian respon dari kecemasan negara Brazil (52%), Cyprus (51%), terhadap nyeri (P < 0.03) dan kelelahan Mexico (P < 0.03). tertinggi terdapat (39%) (WHO, 2013). Indonesia memiliki angka kelahiran yang cukup perkembangan meningkat, jumlah tinggi yang seiring kelahiran dengan dan sangat berkontribusi Kecemasan operasi kecemasan terhadap disebabkan pada tindakan oleh berbagai semakin faktor. Salah satu faktornya adalah bertambahnya kurangnya pengertahuan pasien Sectio dengan Sectio Caesarea dan keluarganya tentang Caesarea, yaitu 921.000 dari 4.039.000 tindakan yang dilakukan. Selain itu persalinan atau sekitar 22,8% dari juga seluruh persalinan (Profil Kesehatan kurangnya Indonesia, 2013). mengaplikasikan dapat disebabkan sikap perawat karena dalam pencegahan kecemasan pada klien dan keluarga yang berhubungan dengan tindakan hormon endorphin, sehingga dapat yang meningkatkan dilakukan (Hamid, 2008). rasa yang nyaman Menurut Long (2001), sebagian besar (Arslan, 2008). Musik adalah suatu individu yang akan menjalani anastesi komponen yang dinamis yang bisa mengalami nyeri, takut gagal atau pada mempengaruhi baik psikologis maupun kondisi yang lebih buruk. Hal ini fisiologis bagi pendengarnya (Novita, dimanifestasikan dengan kehilangan 2012). perubahan menarik gangguan fisik terutama nafas dalam, tidur, sering gelisah, Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Mitra Delima meningkatnya Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa frekuensi nadi, gerakan-gerakan tangan Timur didapatkan hasil bahwa 5 dari 7 yang tidak terkontrol, telapak tangan orang mengtakan merasa deg-degan yang lembab, menanyakan pertanyaan serta yang sama berulang kali, dan sering operasi, 4 dari 7 orang bertanya apakah berkemih. nanti saat dioperasi masih merasa sakit Terapi relaksasi merupakan salah takut saat akan melakukan atau tidak, dan 2 dari 7 orang satu alternatif yang dapat diberikan menanyakan untuk mengurangi respon kecemasan. caesarea bisa di tunda atau dibatalkan Hal pasien sehingga saat akan melakukan operasi menjadi rileks dan dapat memperbaiki menjadi cemas dan terjadi peningkatan berbagai aspek kesehatan fisik serta tekanan darah dari 120/80 mmHg dapat mengontrol diri sehingga dapat menjadi 140/90 mmHg. ini dapat membantu mengambil respon yang tepat saat apa proses Berdasarkan uraian di atas, maka berada dalam situasi menegangkan peneliti (Prabowo, 2012). Musik telah terbukti penelitian tentang dapat penggunaan musik mengendalikan tingkat sectio tertarik untuk melakukan “Pengaruh klasik dalam neurofisiologis yang dapat membuat menurunkan tingkat kecemasan pasien efek relaksasi melalui respon saraf Sectio sentral dan otonom (Gillen, 2008; Lai, subarachnoid-blok (SAB) di 2006). Musik dapat memicu sistem Mitra Delima Bululawang Kabupaten limbik di otak untuk melepaskan Malang, Jawa Timur.” Caesarea dengan tindakan RSU yang masuk kriteria inklusi dimohon METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan partisipasinya untuk penelitian quasi eksperimen dengan responden dengan meminta desain penelitian group pre test and menandatangani surat persetujuan post test with control group. Pada untuk menjadi responden, 2) masing- kelompok masing intervensi diberikan kelompok mau menjadi intervensi perlakuan berupa pemberian terapi kelompok musik klasik dengan pemberian posisi sectio caesarea dengan tindakan SAB nyaman untuk pasien, sedangkan pada dilakukan kelompok kontrol diberikan tindakan kecemasan pre test ketika tiba di ruang nyaman napas persiapan operasi, dalam sebagai upaya mandiri dari intervensi diminta pasien untuk mengurangi nyeri ketika musik nyeri kemudian proses penggunaan musik berupa muncul melakukan tanpa menggunakan terapi musik klasik. kontrol yang dan menjalani pengukuran klasik tingkat 3) kelompok mendengarkan selama 15 menit klasik tersebut dimatikan / dilepas saat Penelitian telah dilakukan di RSU menjalani SAB yang dilanjutkan Mitra Delima Bululawang, Kabupaten dengan pelaksanaan sectio sesarea, 4) Malang, Jawa Timur pada tanggal 1 kelompok November 2016 – 31 Desember 2016. perlakuan dengan pemberian terapi Berdasarkan sampel musik klasik kembali, 5) pada saat didapatkan bahwa sampel sebanyak 26 kelompok intervensi dan kelompok orang berasal dari kelompok intervensi kontrol sudah dalam kondisi kesadaran dan 26 orang berasal dari kelompok penuh, maka dilakukan pengukuran kontrol Pengambilan sampel penelitian tingkat kecemasan (post test). dilakukan perhitungan dengan consecutive intervensi Pengambilan data diberikan dilakukan sampling dari populasi pasien yang dengan cara wawancara atau interview menjalani elektif langsung dengan responden. Dalam dengan tindakan SAB di RSU Mitra mengumpulkan data primer, peneliti Delima Bululawang. menggunakan sectio caesarea Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : 1) responden berupa instrumen kuesioner penelitian kecemasan The Amsterdam Preoperatif Anxiety and Information Scale (APAIS) kemudian melihat nilai p, apabila nilai p dilakukan pengolahan data dengan dibawah 0,05 maka data dikatakan langkah-langkah yaitu editing, coding terdistribusi tidak normal, dan bila dan tabulating. Data nilai p diatas 0,05 maka data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik tersebut dikatakan statistik normal (Stanislaus, kuantitatif dengan analisis unviariat, menggunakan normalitas, dan bivariat. normalitas pada terdistribusi 2009). Uji penelitian ini Adapun menggunakan Shapiro Wilk karena analisa yang digunakan sebagai berikut besar sampel yang diambil kurang : dari 1) Analisa Univariat normalitas yang dilakukan oleh Analisa univariat merupakan suatu analisa 50 responden. peneliti, Pada ditemukan digunakan menganalisis tiap-tiap terdistribusi secara tidak normal, variabel dari hasil penelitian yang dibuktikan oleh nilai p yaitu 0,000 menghasilkan atau kurang dari 0,05. frekuensi masing- suatu dan univariat presentase masing (Nursalam, distribusi 2013). dalam dari penelitian ini data yang 3) Analisa Bivariat variabel Analisa berupa uji yang untuk normalitas hasil uji Analisis analisis yang mengetahui bivariat adalah dilakukan perbedaan bermakna pekerjaan, kehamilan, pengalaman Analisis bivariat pada penelitian ini responden, pendidikan,dan tingkat menggunakan derajat kepercayaan kecemasan pasien. 95% (α = 0,05). Dasar pengambilan Uji normalitas dua yang adalah distribusi tentang umur, 2) Uji Normalitas antara untuk variabel. keputusannya adalah data tidak dilakukan teridistribusi normal, sehingga untuk mengetahui apakah data dari pengujian hipotesis menggunakan masing-masing uji Mann Whitney untuk data yang kelompok perlakuan berdistribusi normal atau tidak berpasangan dan tidak. Dalam melihat normalitas menggunakan uji Wilcoxon untuk suatu data dilakukan dengan cara data yang berpasangan. HASIL PENELITIAN tenaga medis yang meliputi ; 1 DAN PEMBAHASAN dokter 1. Gambaran Umum dan Lokasi Gynekologi, 1 dokter Spesialis Penelititan. Spesialis Obstetri Anastesi, 1 dokter Spesialis Anak, Penelitian ini dilakukan di 1 perawat penata anastesi, 1 Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra perawat asisten pembedahan, 1 Delima berdiri sejak tanggal 15 perawat anak, dan 2 orang bidan. November 2010, berlokasi di Jalan 2. Analisis Univariat Raya Bulupayung Nomor 1-B Desa Krebet, Kecamatan a. Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden Bululawang Kabupaten Malang. Rumah sakit tipe D ini berada diatas lahan seluas 1.750 m2 dengan luas bangunan No. Karakteristik 1. Umur a. < 20 tahun b. 20-35 tahun c. > 35 tahun Pekerjaan : a. Buruh b. IRT c. PNS d. Swasta Kehamilan status obstetri a. 1 b. 2 c. 3 Pengalaman operasi a. Belum pernah b. Pernah Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. PT dasar 800 m2 untuk 2 lantai. Jenis pelayanan kesehatan yang 2. diselenggarakan di RSU Mitra Delima khususnya di Ruang 3. Operasi adalah Pelayanan Bedah Obstetri, Pelayanan Bedah Umum, Pelayanan Bedah THT, Pelayanan 4. Bedah Mata, dan Pelayanan Bedah Urologi. Rata-rata jumlah Operasi di RSU Mitra Delima mencapai 110 operasi dalam 1 bulan dengan perbandingan 9 : 1 untuk Obstetri (99 pasien) dan Bedah (11 pasien). Jumlah tenaga kesehatan di 5. Frekuensi (f) Persentase (%) 4 40 8 7,7 76,9 15,4 8 14 10 20 15,4 26,9 19,3 38,4 20 18 14 38,4 34,7 26,9 42 10 80,7 19,3 10 12 18 12 19,3 23,1 34,5 23,1 Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel 1, dapat Ruang Operasi di RSU Mitra diketahui Delima sebanyak 12 orang, khusus responden berumur antara 20-35 untuk tahun (76,9%) yang bekerja sebagai pelaksanaan tindakan Operasi Sectio Saecarea terdapat 8 pegawai bahwa swasta mayoritas (38,4%). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar Penelitian ini menunjukkan responden bahwa banyak responden yang berpendidikan SMA (34,5%) dan mengalami cemas berat ketika akan yang paling sedikit berpendidikan menjalani operasi Sectio Caesarea. SD (19,3%). Kehamilan responden Kecemasan yang responden dapat disebabkan karena sekarang, sebagian besar adalah yang pertama (38,4%) dan responden sebelumnya persalinan belum pernah menjalani operasi (80,7%). yang menyadari Sectio b. Tingkat kecemasan pada pasien Sectio Caesaea sebelum perlakuan 1 2 Tidak cemas Cemas ringan 3 Cemas sedang 4 Cemas berat 5 Panik Jumlah Kelp Intervensi f % 0 0 0 0 Kelp Kontrol f % 0 0 0 0 4 7,7 0 0 22 0 26 42,3 0 50 10 16 26 19,2 30,8 50 tabel 2, dengan pembedahan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan, Beberapa faktor disebutkan Soewandi dalam Hartoyo (2010), antara lain usia, pendidikan, potensi maturasi, keadaan budaya, jenis stressor, fisik, sosial kelamin, dan pengalaman operasi. Oleh karena itu hasil pengkajian kecemasan responden Berdasarkan Caesarea dilakukan dapat Tabel 2. Distribusi frekuensi kecemasan responden sebelum diberikan perlakuan Kecemasan bahwa merupakan persalinan tidak normal yang N o dialami Menurut dapat Kaplan, berbeda-beda. Sadock, dan didapatkan bahwa mayoritas Grebb (2010), salah satu faktor responden pada kelompok yang mempengaruhi kecemasan intervensi mengalami cemas berat adalah sebanyak 22 responden (42,3%), menjalani sedangkan pada kelompok kontrol Pengalaman awal ini bisa dikaitkan didapatkan bahwa dengan responden mengalami mayoritas panik sebanyak 16 responden (30,8%). pengalaman proses pasien pengobatan. pengalaman proses melahirkan (menjalani persalinan normal / Sectio Caesarea) sebagai bagian penting dan bahkan sangat c. Tingkat kecemasan pada pasien menentukan bagi kondisi mental Sectio individu di kemudian hari. Apabila perlakuan pengalaman tindakan individu medis cenderung maka mempengaruhi peningkatan kecemasan menghadapi tindakan proses Oswari (2005), Menurut N o pada fase pre operasi dengan 1 Tidak cemas 2 Cemas ringan 3 Cemas sedang 4 Cemas berat 5 Panik Jumlah akan menjadi agak gelisah dan takut, perasaan takut dan gelisah seringkali tidak tampak jelas, tetapi kadang-kadang pula kecemasan itu dapat terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang takut dan gelisah sering bertanya terus menerus dan walaupun pertanyaan telah dijawab, ia tidak mau berbicara dan memperhatikan keadaan sekitarnya, tetapi berusaha mengalihkan perhatiannya pada buku atau sebaliknya ia bergerak terus menerus dan tidak bisa tidur. Untuk itu maka diperlukan tenaga paramedis (perawat) yang ikut serta dalam tersebut. mengatasi permasalahan Kelp Intervensi f % 15 28,8 10 19,2 0 0 Kelp Kontrol F % 0 0 0 0 3 6 1 0 26 10 13 26 2 0 50 19,2 25 50 Berdasarkan tabel 3, setelah tindakan anestesi biasanya pasien berulang-ulang, Kecemasan saat pembedahan. setelah Tabel 3. Distribusi frekuensi kecemasan responden setelah diberikan perlakuan tentang kurang, Caesaea mendapatkan perlakuan berupa pemberian terapi musik klasik pada kelompok intervensi didapatkan bahwa responden mengalami tidak cemas sebanyak (28,8%), 15 cemas responden ringan 10 responden (19,2%), dan cemas berat sebanyak 1 responden (2%). Pada pengukuran kelompok kontrol post test didapatkan bahwa responden mengalami panik sebanyak 13 responden (25%), cemas berat 10 responden (19,2%) dan mengalami sebanyak 3 cemas responden sedang (6%). Penelitian ini menunjukkan pada kelompok intervensi mengalami perubahan tingkat kecemasan, bahwa banyak responden yang mengalami menjadi stres antara lain ACTH, prolaktin, selesai dan hormon pertumbuhan serta menjalani operasi Sectio Caesarea dapat mengurangi nyeri (Campbell setelah dalam Raharja, 2009). tidak penurunan cemas ketika mendapatkan perlakuan berupa pemberian terapi musik klasik. Penurunan kecemasan yang dialami responden disebabkan karena dari perlakuan d. Uji Normalitas dapat Pengujian normalitas sebaran keberhasilan yang data dilakukan dengan cara diberikan membandingkan nilai Shapiro Wilk kepada pasien yang menjadikan dengan bantuan program SPSS pasien 16.0. merasa rileks selama tindakan operasi Sectio Caesarea. Pemberian terapi musik klasik membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan Tabel 4. Hasil uji normalitas No 1 2 sejahtera, melepaskan rasa gembira Kelompok kontrol -Pre test -Post test intervensi -Pre test -Post test p. Kesimpulan 0,007 0,002 Tidak normal Tidak normal 0,013 0,001 Tidak normal Tidak normal dan sedih, melepaskan rasa sakit Sumber : Data Primer 2016 dan Kriteria pengujian : Jika nilai α > 0,05, maka berdistribusi normal. Jika nilai α < 0,05, maka tidak berdistribusi normal. menurunkan (Musbikin tingkat 2009). Hal stres tersebut terjadi karena adanya penurunan Adrenal Corticotropin Hormon (ACTH) yang merupakan hormon stres (Djohan 2006). Semua intervensi akan sangat berhasil bila dilakukan sebelum nyeri menjadi lebih parah, dan keberhasilan terbesar sering dicapai beberapa intervensi jika e. Analisis Bivariat Tabel 5. Hasil uji Wilcoxon No Kategori f 1 2 3 Postes< Pretes Postes > Pretes Postes = Pretes 15 0 11 Sum Of Ranks Neg Pos 120,00 0,0 0 Sumber : Data Primer 2016 diterapkan Pada kelompok kontrol didapat secara simultan. Selain itu musik 15 responden menurunan tingkat klasik berfungsi mengatur hormon- kecemasannya dan 11 responden hormon yang berhubungan dengan dengan tingkat kecemasan tetap. Sig 0,001 0,001 0,001 Tabel 6. Hasil uji Mann Whitney No Kategori f 1 2 3 Postes< Pretes Postes > Pretes Postes = Pretes 26 0 0 Sum Of Ranks Neg Pos 351,00 0,0 0 Sumber : Data Primer 2016 tingkat kecemasan pasien sebelum Sig dan sesudah 0,000dengan p 0,000 0,000Penelitian melakukan dzikir = 0,001 (p < 0,05). ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pada kelompok kontrol didapat Ichsan (2014), yang menyimpulkan 26 responden menurunan tingkat adanya penurunan kecemasan pada kecemasannya. Hasil uji Mann- pasien Whitney menunjukkan perbedaan dilakukan yang yang bermakna. Perbedaan Sectio Caesarea Pendekatan dialami yang Spiritual pasien Sectio ditunjukkan oleh skor p, yaitu Caesarea p=0,000 (p<0,05).Dalam kolom mengalami cemas ringan (76,5%). mean rank (terlampir) dapat dilihat Hasil uji t-test didapatkan nilai t bahwa 20,406 dengan signifikansi (p) penurunan kecemasan pada kelompok responden 0,000. mayoritas Persamaan responden dari ketiga intervensi mempunyai mean rank penelitian tersebut adalah terapi lebih tinggi (39,50) dibandingkan komplemneter yang diberikan oleh dengan kelompok kontrol (13,50). perawat dapat berhasil menurunkan Hal kecemasan pasien. ini berarti bahwa pada kelompok dengan intervensi musik klasik lebih dalam awalnya mungkin individu masih kecemasan bertanya apakah musik benar-benar pasien yang akan menjalani operasi dapat mempengaruhi suasana hati, section caesarea walaupun sudah banyak penelitian dengan kelompok menurunkan efektif Menurut Djohan (2006), pada tingkat dibandingkan yang tidak diberikan intervensi musik klasik. secara sistematis dilakukan terhadap hubungan antara berbagai Penelitian ini sesuai dengan jenis musik dan reaksi emosi. penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Lewis (dalam Hamzah, Rentika yang 2010) menemukan pengaruh musik terdapat atau video dalam beberapa hasil perbedaan yang signifikan pada pengukuran suasana hati melalui menyimpulkan (2012), bahwa kuesioner / tingkat energi, pengkerutan, fungsi pesimisme, skala sikap dan skala seksual, massa otot, dan sakit. Wessman-Ricks Elation Konsistensi dengan hasil penelitian Sebelumnya sejenis, ini menunjukan terjadinya dipilih musik dan video dengan penurunan signifikan dalam hal kategori hati positif dan negatif. kecemasan, depresi, dan kesepian- Hasil menunjukkan bahwa musik tiga faktor kritis dalam menghadapi memiliki stres, and tentang optimisme tentang Depression. pengaruh yang kuat dan merangsang terhadap suasana hati tetapi tidak kekebalan, demikian dengan video. Musik kesehatan (Febria, 2014). dengan kategori serta sistem meningkatkan positif menghasilkan peningkatan suasana KESIMPULAN DAN SARAN hati yang positif demikian pula KESIMPULAN musik sedih juga menghasilkan 1. Karakteristik peningkatan suasana hati negatif. Caesarea Maka disimpulkan bahwa sebuah berumur musik bekerja sebagai karyawan swasta, cenderung menimbulkan adalah antara suasana hati yang sama dalam diri berpendidikan pendengarnya. yang Universitas Michigan mempublikasikan hasil penelitian pasien mayoritas 20-35 SMA, pertama Sectio dan tahun, kehamilan sebelumnya belum pernah menjalani operasi. 2. Kecemasan sebelum dilakukan mengenai pengaruh musik terhadap perlakuan berupa pemberian terapi sekelompok orang dewasa Amerika musik klasik kepada kelompok yaang mengikuti pelajaran kibor intervensi mayoritas adalah cemas menunjukan efek dramatis berupa berat, sedangkan pada kelompok terjadinya kontrol mayoritas adalah panik. 92% peningkatan pada sebesar pertumbuhan 3. Kecemasan setelah dilakukan hormonalnya (Growth Hormone). perlakuan berupa pemberian terapi Pertumbuhan manusia musik klasik kepada kelompok beberapa intervensi tercermin hormon dalam fenomena usia seperti osteoporosis, mayoritas adalah mengalami tidak cemas, sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas adalah panik. 4. Musik DAFTAR PUSTAKA klasik menurunkan berpengaruh tingkat kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi Sectio Caesarea. SARAN 1. Instalasi kamar operasi di RSU Mitra Delima Malang. Agar dapat intervensi musik menurunkan menerapkan klasik tingkat untuk kecemasan pada pasien yang akan mejalani sectio sesarea dengan tindakan subarachnoid blok (SAB), sehingga dapat menambah masukan untuk membuat kebijakan pembuatan SOP dalam perawatan preanestesi. 2. Institusi pendidikan (Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ) Agar dapat mengembangkan penelitian tentang intervensi musik menurunkan efektivitas klasik tingkat dalam kecemasan pada pasien yang akan menjalani tindakan anestesi atau operasi, sehingga dapat menjadi acuan bagi perawat anestesi dalam penangani kecemasan. 1. Abdul, dkk, (2006). Penanganan Preeklampsia, Arcan, Jakarta. 2. Arslan, S. Ozer, N., & Ozyurt, F. (2008). Effect of music on preoperative anxiety in men undergoing urogenital surgery. Australian Journal of Advanced Nursing Vol 26. 46-54. 3. Boker A, Brownell, Done In. (2002). The Amsterdam preoperative anxiety and information scale provides a simple and reliable measure of preoperative anxiety. Can J Anaesth. 2002;9(8):792–8 4. Berger, K..J. (1992). Fundamental of Nursing: collaborating for optimal health/ Karen J. Berger, Marlyn Brinkman Williams. Neurosensory Integration. Connecticut: Appleton & Lange. 5. Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC :Jakarta. 6. Dargobercia. (2011). Cara Menjaga Tingkat Kecemasan Manusia. PT Graha Ilmu : Yogyakarta. 7. Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:Galang Press. 8. Herman T.H and Komitsuru S. (2014). Nanda Internasional Nursing Diagnosis, Definition, and Clasification 2015-2017. EGC. Jakarta. 9. Febria, T. (2014). Penggunaan Terapi Musik untuk Menurunkan Kecemasan Menyusun Skripsi pada Mahasiswa BK-FKIP UKSW. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana : Salatiga. 10. Gary, C. F., & Wetridge, W. J. (2010). Williams OBSTETRICS (23 ed.). United State of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.