BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah pasar yang menyebabkan polusi bagi lingkungan di sekitarnya, saluran drainase yang dipenuhi sampah, dan keberadaan pedagang sektor informal menambah kesan kumuh pasar Oeba. Untuk menata kembali lingkungan perumahan yang berada di pasar Oeba dan menata lingkungan pasar itu agar menjadi lebih baik, sangat dimungkinkan dengan memisahkan tempat kerja dan hunian. Hal yang tetap diperhatikan adalah jarak hunian dekat dengan tempat kerja. Upaya yang ditempuh adalah dengan cara membangun rumah susun. Rumah susun yang akan dibangun merupakan hunian yang sesuai dengan karakteristik sosial budaya masyarakat pedagang pasar Oeba yang berkaitan dengan kebiasaan tinggal, kebiasaan berdagang dan kebiasaan bersosialisasi. Dengan demikian diperlukan upaya untuk menelusuri berbagai faktor yang mendukung perancangan rumah susun berdasarkan keinginan pedagang pasar Oeba. Berdasarkan hasil analisa, maka dapat disimpulkan: 5.1.1. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, yang ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja bagi pedagang pasar Oeba kelurahan Fatubesi adalah : a. Kondisi Lingkungan Pasar Oeba: Pasar Oeba mempunyai kepadatan hunian yang cukup tinggi, luasann rumah ± 22 m². Sanitasi cukup tersedia, namun secara standar belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Sampah yang belum ditangani secara baik, ketersediaan air bersih untuk makan, minum dan MCK bersumber dari PDAM dan sumur. Mayoritas status rumah adalah sewa, dibangun diatas tanah milik Pemerintah Kota. 107 b. Karaktersitik Masyarakat: Mayoritas sebagai pedagang, lama bermukim 11 s/d 15 tahun, sehingga rasa kesukuan tidak menonjol. Karakteristik penghuni pasar ditinjau dari segi jenis barang yang dijual, cara menyimpan barang dagangan yang tidak habis terjual, kebiasaan yang berkaitan dengan kegiatan agama dan jika ada warga yang meninggal. c. Perbaikan Lingkungan: Alternatif perbaikan lingkungan perbaikan lingkungan permukiman dan lingkungan pasar adalah dengan membangun rumah susun sewa. Rumah susun hanya difungsikan sebagai hunian, dan tempat berdagang dilakukan di Pasar Oeba. 5.1.2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba adalah: 1. Karakteristik Sosial Budaya dan Ekonomi: Keragaman etnis di Pasar Oeba dapat memungkinkan untuk dapat hidup berkelompok. Mayoritas pedagang beragama Kristen Protestan, maka kebiasaan yang berkaitan dengan kegiatan agama hendaknya tetap bisa dilaksanakan setelah tinggal di rumah susun. Karena mayoritas adalah pedagang, masyarakat dapat menempati rusun tersebut tentunya dengan biaya yang murah. 2. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang: Aksesibilitas jalan yang melintasi lokasi pasar Oeba sekarang ini semakin ramai dengan proses jual-beli, sehingga fungsi sebenarnya dari sarana jalan ini tidak dapat berjalan dengan baik. Perlunya sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan kehidupan masyarakat di kawasan pasar Oeba. 108 3. Type Rumah Susun: Rumah susun hanya sebagai hunian, dan kejelasan fungsi rumah susun agar tidak terjadi pengalihan fungsi pembangunan rumah susun. 4. Perancangan rumah susun khusus pedagang: Bangunan untuk sarana komersial juga merupakan salah satu bangunan yang diinginkan oleh pedagang. Ruangan yang harus ada di masingmasing satuan rumah susun adalah ruang tamu, kamar tidur dan tempat jemuran. Adapun ruangan yang digunakan secara komunal antara lain kamar mandi dan dapur yang berada di tiap lantai rumah susun. Adanya ruangan bersama untuk mengakomodasi kepentingan masyarakat di rumah susun dan ketersediaan ruangan bersama untuk menyimpan boks ikan. 5.1.3. Konsep perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba adalah: 1. Ruang bersama terdiri dari dua lantai, berupa ruang komunal dengan membaginya secara vertikal . Ruang komunal lantai 1 berupa ruang yang tertutup merangkap ruang serbaguna dan ruang tempat menyimpan boks ikan. Ruang komunal di lantai 2 berupa ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan unit-unit hunian sebagai tempat interaksi sosial seharihari. Ruang bersama pada lantai 1 juga digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan dan kegiatan pada saat ada warga yang meninggal dunia. 2. Rumah susun terdiri atas 4 lantai. Pada lantai 1 terdapat ruang komersial (publik) yang disewakan bagi pedagang untuk berdagang, dan sebagai tempat untuk menyimpan boks ikan. Lantai 2,3 dan 4 lantai digunakan untuk hunian. 109 3. Menciptakan orientasi ruang bawah ke arah luar blok, berlawanan dengan orientasi unit hunian sehingga memungkinkan dua aktivitas tersebut berlangsung bersamaan tanpa saling merugikan. 4. Type rumah susun adalah 21 m², didesain untuk sekitar 3 – 5 orang. Jumlah hunian tiap blok adalah 22 hunian per lantai. Jika 3 lantai, maka jumlah hunian adalah 66 buah. Untuk mengakomodasi 187 KK dibangun 3 blok, sehingga total hunian adalah 198 hunian. 5. Bentuk rumah dan pengaturannya sangat dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan dimana bangunan itu berada. Misalnya, bentuk atap didesain agar tahan dengan angin kencang karena dekat dengan laut. Tangga terbuat dari beton sehingga tidak mengganggu kebisingan di rumah susun. 6. Letak rumah susun masih dalam satu kawasan pasar Oeba. Terjauh sekitar 500 m dari pasar Oeba. 7. Rumah susun yang dibangun adalah rumah susun sewa milik Pemda Kota Kupang. Fasilitas yang diberikan pada satu satuan rumah susun adalah kamar tamu, kamar tidur dan tempat jemuran. Agar tetap terjalin suatu interaksi sosial yang intim, maka pada setiap lantai mempunyai dapur bersama dan kamar mandi bersama untuk mencuci pakaian. 5.2 Saran Hasil dari penelitian ini adalah konsep perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba berdasarkan kondisi sosial, budaya dan ekonomi serta kekhususan rancangan untuk pedagang pasar yang menempatinya. Saran untuk melengkapi hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Apabila rumah susun telah dibangun dan masyarakat pedagang siap menempati rumah susun sebagai huniannya, maka masyarakat harus menjaga keberlangsungan lingkungan di sekitar rumah susun itu sendiri ataupun di pasar lokasi mereka berusaha. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan 110 kumuh baru disekitar rumah susun. Dalam hal penempatan rumah susun sebagai hunian baru, perlu disiapkan mekanisme pemilihan unit hunian sesuai dengan kesepakatan warga. b. Diperlukan ketegasan sikap dari pemda Kota Kupang terhadap pedagang di pasar Oeba, agar pedagang tidak lagi membangun rumah secara liar di lokasi yang seharusnya hanya berfungsi sebagai pasar, sehingga tidak lagi mengulangi kekumuhan seperti sebelum dilakukan penataan lingkungan pasar. Lokasi pasar Oeba pasca adanya rumah susun, akan dilakukan penataan dengan membangun kios-kios dan los pasar. Pedagang tidak langsung digusur, tapi masih bisa berjualan di lokasi lama, sampai dengan pelaksanaan pembangunan kios dan los pasar selesai dilaksanakan. c. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang konsep perancangan rumah susun dengan memperhatikan faktor sosial, budaya dan ekonomi serta tata cara pembagian ruangan yang benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menempatinya, maka diperlukan studi perancangan detail dengan karaktersitik masyarakat kota yang berada di pusat aktivitas. Dengan demikian konsep tersebut dapat dijadikan acuan atau model untuk perancangan konsep rumah susun bagi pedagang atau yang sejenisnya. 111 Halaman ini sengaja dikosongkan 112