PERMEN PU N0. 60 TAHUN 1992 PERMEN PU N0. 05 TAHUN 2007 Oleh: Rogydesa, ST., MSE., MA. Direktorat Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Ditjen. Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT D I R E KT O R AT J E N D E R A L C I PT A K A RY A DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PENGATURAN BANGUNAN GEDUNG DEFINISI BANGUNAN GEDUNG wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus PENGATURAN TERKAIT UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang PP No. 36/2006 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG Pengaturan Bangunan Gedung Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Perpres Perda Bangunan Gedung di Kabupaten/Kota Permen Pedoman teknis dan standar teknis/ SNI Kondisi sosial, budaya, ekonomi, geologi, geografi, dan arsitektur daerah Hal - 3 Pengaturan Kementerian PU sebagai Penunjang Penyusunan Perda Bangunan Gedung 19. PERPRES N0.73/2011 TTG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA 4 PENYELENGGARAAN BG UUBG PEMBANGUNAN PEMANFAATAN PELESTARIAN Tahap Perencanaan, dan Pelaksanaan, beserta Pengawasan/ MK Pemanfaatan dilakukan oleh Pemilik atau Pengguna setelah BG dinyatakan Laik Fungsi BG & Lingkungan-Cagar Budaya, harus dilindungi dan dilestarikan BG harus dipelihara, dirawat, dan diperiksa secara berkala agar selalu laik fungsi Penetapan dilakukan oleh PemDa dan/atau Pemerintah Di atas tanah milik sendiri maupun milik pihak lain Setelah rencana teknis disetujui PemDa dalam bentuk IMB Pengesahan rencana Teknis BG untuk kepentingan umum setelah mendapat Pertimbangan Teknis Tim Ahli BG (ad hoc) Pemilik dan Pengguna mempunyai hak dan kewajiban Perbaikan, Pemugaran, dan Pemanfaatan yang merusak nilai/ karakter, harus dikembalikan sesuai per-UU-an. PEMBONGKARAN BG dapat dibongkar: tidak laik fungsi; dapat membahaya-kan pemanfaatan BG dan/atau lingkungannya; tidak memiliki IMB Penetapan BG harus dibongkar oleh Pemda berdasarkan hasil pengkajian teknis Pembongkaran BG yang mempunyai dampak luas ber-dasarkan RencTek pembongkaran Penyelenggara: pemilik, pengguna, dan penyedia jasa konstruksi Hak dan kewajiban: Pemilik dan Pengguna Bangunan Gedung PERSYARATAN BG UUBG administrasi teknis Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG Status Kepemilikan BG Peruntukan dan Intensitas BG Keselamatan Perizinan (IMB) Arsitektur BG Kesehatan Pengendalian Dampak Lingkungan Kenyamanan Pembangunan BG di atas Tanah Milik Orang/Pihak Lain dengan Perjanjian Tertulis Kemudahan Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat. PEDOMAN TEKNIS RUSUNA BERTINGKAT TINGGI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.05/PRT/2007 MAKSUD SEBAGAI PETUNJUK PELAKSANAAN BAGI PENYELENGGARA PEMBANGUNAN RUSUNA BERTINGKAT TINGGI MELIPUTI: • PERENCANAAN DAN PERANCANGAN • PELAKSANAAN KONSTRUKSI (PASAL 6 (1) TETAP MENGACU PADA PERMEN PU NO 60/PRT/M/1992 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUSUN TUJUAN •TERWUJUDNYA BG YG FUNGSIONAL, ANDAL, SERASI DAN SELARAS DENGAN LINGKUNGANNYA •TERWUJUDNYA TERTIB, EFISIEN, EFEKTIF, DENGAN MEMPERTIMBANGIKAN ASPEK BUDAYA DAN POLA HIDUP PENGHUNI SECARA BERKELANJUTAN KETENTUAN UMUM PENGERTIAN • • • • • • • • RUMAH SUSUN SATUAN RUMAH SUSUN PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN UTILITAS PENGHASILAN MASYARAKAT RUSUNA RUSUNA BERTINGKAT TINGGI KRITERIA PERENCANAAN (UMUM) • BG RUSUNA MEMENUHI PERSYARATAN FUNGSIONAL, ANDAL, EFISIEN, TERJANGKAU, SEDERHANA NAMUN MAMPU MENDUKUN KUALITAS LINGKUNGAN & PRODUKTIVITAS KERJA • KREATIVITAS DESAIN TIDAK MEWAH SECARA MATERIAL, MAMPU MENYUBLIMASI FUNGSI TEKNIK DAN SOSIAL, SERASI DAN SELARAS DENGAN LINGKUNGANNYA • BIAYA O & M HARUS RENDAH • PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DIUPAYAKAN SINGKAT SEHINGGA DAPAT DIMANFAATKAN SEGERA • HARUS DISELENGGARAKAN OLEH PENGEMBANG ATAU PENYEDIA JASA BERSERTIFIKAT (MEMILIKI SURAT KETERANGAN AHLI) KRITERIA PERENCANAAN (KHUSUS) • MENGIKUTI KAIDAH ARSITEKTUR SETEMPAT • MASA BANGUNAN SIMETRI, RASIO PANJANG:LEBAR <3, HINDARI BENTUK DENAH YANG MENYEBABKAN PUNTIR • PAKAI DILATASI JIKA PERLU • LANTAI DASAR UNTUK FASOS, FASEK, FASUM • LANTAI 1 KEATAS UNTUK HUNIAN (MAX 36 M2) • LUAS SIRKULASI, UTILITAS, DAN RUANG BERSAMA MAX 30% TOTAL LANTAI • MEMENUHI PERSYARATAN PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN • STRUKTUR HARUS KOKOH (TAHAN GEMPA) • SETIAP 3 LANTAI HARUS ADA RUANG BERSAMA TEMPAT BERSOSIALISASI • LEBAR TANGGA 110 CM, TINGGI ANAK TANGGA CUKUP NYAMAN • SELURUH INSTALASI HARUS MENGGUNAKAN SHAFT • PENGGUNAAN LIF UNTUK 6 LANTAI KEATAS • DLL SUBSTANSI YANG DIATUR • KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN – PERSYARATAN PERUNTUKAN DAN INTENSITAS – ARSITEKTUR – DAMPAK LINGKUNGAN • KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN – – – – PERSYARATAN PERSYARATAN PERSYARATAN PERSYARATAN KESELAMATAN KESEHATAN KENYAMANAN KEMUDAHAN • KETENTUAN BIAYA BANGUNAN – BIAYA PEMBANGUNAN FISIK – BIAYA YG DAPAT DIOPTIMASI – BIAYA YG DAPAT DISUBSIDI KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN • PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BANGUNAN – SESUAI DENGAN PERUNTUKAN » RTRW » RUTR » RTBL – MEMENUHI PERSYARATAN KEPADATAN » » » » KDB-KLB-JUMLAH LANTAI BANGUNAN PERHITUNGAN SKALA KAWASAN MEMPERHITUNGKAN DAYA DUKUNG LAHAN TIDAK MENGGAGU LALU LINTAS UDARA – KETENTUAN GARIS SEMPADAN DAN JARAK BEBAS » » » » GSB GSS GSP JARAK ANTAR BANGUNAN KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN • ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG – PERSYARATAN PENAMPILAN BANGUNAN GEDUNG » BENTUK DENAH » PERSYARATAN DELATSI » ATAP – PERANCANGAN RUANG DALAM » FUNGSI RUANG » RUANG SERVIS – PERSYARATAN TAPAK BESMEN ( BASEMENT ) » KOEFISIEN TAPAK BESMEN ( KTB ) » KETINGGIAN ATAP BESMEN Bentuk L Bila tidak simetris perlu pemisahan struktur, pemisahan tersebut agar bentuk-bentuk tidak simetris menjadi bentukbentuk simetris, unutk menghindasi efek puntir pada bangunan Bentuk T KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN • ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG – SIRKULASI DAN FASILITAS PARKIR » » » » » » KUMUDAHAN PENCAPAIAN AKSESIBILITAS PEJALAN KAKI, PENCA DAN LANSIA CLEARANCE VERTIKAL DAN HORIZONTAL PMK DAN AMBULAN RAMBU RAMBU DAN PAPAN INFORMASI RATIO JUMLAH PARKIR DAN PENGHIJAUAN PERTIMBANGAN LALAU LINTAS LINGKUNGAN – PERTANDAAN ( SIGNAGE ) » PENEMPATAN » PEMBATASAB UKURAN DAN LOKASI – PENCAHAYAAN RUANG LUAR BANGUNAN » KARAKTER LINGKUNGAN » PENCAHAYAAN DALAM DAN LUAR » OPERASI DAN PEMELIHARAAN KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN • PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN – TIDAK MENIMBULKAN DAMPAK PENTING THDP LINGKUNGAN » » » » » » PERUBAHAN PADA SIFAT FISIK DAN / HAYATI PERUBAHAN MENDASAR PADA KOMPONEN LINGKUNGAN KEPUNAHAN SPESIES LANGKA GANGUAN TERHADAP KAWASAN LINDUNG BENDA-BENDA DAN PENINGGALAN BANGUNAN BERSEJARAH MENGUBAH AREAL YG MEMPUNYAI KEINDAHAN ALAMI – UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK » UKL » UPL – KETENTUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP » SESUAI PERTURAN PERUNDANGAN-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN • RUSUN DALAM KAWASAN TERPADU – MENGIKUTI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ( RTBL ) » PERWUJUDAN KESATUAN KARAKTER » KWALITAS BANGUNAN GEDUNG » LINGKUNGAN BERKELANJUTAN – MUATAN RTBL » » » » PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN RENCANA INVESTASI PENGENDALIAN RENCANA DAN PELAKSANAAN KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN • PERSYARATAN KESELAMATAN – PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG » » » » » » PRINSIP STRUKTUR PEMBEBANAN STRUKTUR ATAS KONSTRUKSI BAJA STRUKTUR BAWAH PERSYARATAN BAHAN – PERSYARATAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN » » » » PROTEKSI PASIF PROTEKSI AKTIF PERSYARATAN JALAN KELUAR DAN AKSESIBILITAS PMK PERSYARATAN PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH DAN SISTIM PERINGATAN DINI » PERSYARATAN INSTALASI GAS – PERSYARATAN TERHADAP BAHAYA PETIR DAN KELISTRIKAN » INSTALASI PROTEKSI PETIR » SISTIM KELISTRIKAN KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN • PERSYARATAN KESEHATAN – PERSYARATAN SISTIM PENGHAWAAN » VENTILASI ALAMI DAN BUATAN/MEKANIK » BUKAAN PERMANEN, KISI-KISI PADA PINTU/JENDELA – PERSYARATAN SISTIM PENCAHAYAAN » » » » PENCAHAAYAAN ALAMI DAN BUATAN TINGKAT ILUMINASI SESUAI DENGAN FUNGSI RUANG OTOMATISASI PENCAHAYAAN DARURAT PENGENDALIAN MANUAL DAN OTOMATIS – PERSYARATAN SISTIM AIR MINUM DAN SANITASI » » » » SISTIM AR MINUM SISTIM PENGOLAHAN DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH SISTIM PENYALURAN AIR HUJAN SISITIM PENAMPUNGAN DAN PEMBUANGAN SAMPAH – PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN » KEAMANAN BAGI PENGHUNI » KEAMANAN BAGI LINGKUNGAN KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN • PERSYARATAN KENYAMANAN – PERSYARATAN KENYAMANAN RUANG GERAK » FUNGSI RUANG, JUMLAH PENGGUNA, AKSESIBILTAS DAN PERABOT/PERALATAN » HUBUNGAN ANTAR RUANG – PERSYARATAN KENYAMANAN KONDISI UDARA DLM RUANG » TEMPERATUR DAN KELEMBABAN » ORIENTASI THDP MATAHARI, BENTUK MASSA, VENTILASI DAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN » PRINSIP PENGHEMATAN ENERGI DAN RAMAH LINGKUNGAN » KEMUDAHAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN – PERSYARATAN KENYAMANAN PANDANGAN » » » » PERTIMBANGAN PANDANGAN DARI DALAM KE LUAR BANGUNAN PERTIMBANGAN PANDANGAN DARI LUAR KEDALAM BANGUNAN SISTIM PENYALURAN AIR HUJAN SISITIM PENAMPUNGAN DAN PEMBUANGAN SAMPAH – PERSYARATAN KENYAMANAN THDP TINGKAT GETARAN DAN KEBISINGAN » JENIS KEGIATAN KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN • PERSYARATAN KEMUDAHAN – PERSYARATAN HUBUNGAN RUANG DALAM BANGUNAN » HUBUNGAN HORIZONTAL * TERSEDIANYA PINTU DAN KORIDOR * JUMLAH UKURAN DAN JENIS PINTU BEDASARKAN BESARAN RU ANG, FUNGSI DAN JUMLAH PENGGUNA * ARAH BUKAAN MEMPERTIMBANGKAN FUNGSI RUANG * LEBAR KORIDOR MINIMUM 1.20 M » HUBUNGAN VERTIKAL TERSEDIANYA SARANA HUBUNGAN VERTIKAL * JUMLAH UKURAN DAN JENIS PINTU BEDASARKAN BESARAN RUANG, FUNGSI DAN JUMLAH PENGGUNA * JUMLAH DAN KAPASITAS LIFT SESUAI JUMLAH PENGGUNA * TERSEDIANNYA LIFT KEBAKARAN * » SARANA EVAKUASI » AKSESIBILITAS PENYANDANG CACAT DAN LANSIA * TERSEDIANYA FASILITAS TOILET, PARKIR, TELEPON DLL * DISESUAIKAN DENGAN LUAS DAN KETINGGIAN BANGUNAN PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM N0. 60 TAHUN 1992 SISTEMATIKA PERMEN PU NO 60/1992 KETENTUAN UMUM RUANG STRUKTUR, KOMPONEN & BAHAN BANGUNAN KELENGKAPAN RUMAH SUSUN SATUAN RUMAH SUSUN BAGIAN BERSAMA & BENDA BERSAMA KEPADATAN & TATA LETAK BANGUNAN PRASARANA LINGKUNGAN FASILITAS LINGKUNGAN KETENTUAN LAIN KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP I. KETENTUAN UMUM MAKSUD : sebagai landasan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengelolaan dan pengembangan rumah susun dalam rangka peningkatan kwalitas hidup penghuninya TUJUAN : menjamin keamanan, keselamatan, kesehatan dan kenyamanan bagi penghuni dan/atau pemakainya LINGKUP SUBSTANSI YANG DIATUR MELIPUTI KETENTUAN TEKNIS: a. b. c. d. e. f. g. h. Ruang; Struktur, komponen dan bahan bangunan; Kelengkapan rumah susun; Satuan rumah susun; Bagian bersama dan benda barsama; Kepadatan dan tata letak bangunan; Prasarana Lingkungan; Fasilitas Lingkungan. PERSYARATAN TEKNIS RUSUN Harus dilandasi dengan rancang bangun yang dapat menggunakan koordinasi modular dan memperhatikan karakteristik daerah (kondisi alam, sosial, ekonomi dan budaya) pola tata letak dan arsitektur kota. II. RUANG RUMAH SUSUN MERUPAKAN KELOMPOK RUANG DENGAN FUNGSI & DIMENSI TERTENTU TABEL KELOMPOK RUANG PERSYARATAN RUANG DALAM RUMAH SUSUN III. STRUKTUR, KOMPONEN DAN BAHAN BANGUNAN RUSUN harus menggunakan struktur, komponen dan bahan bangunan dengan memperhatikan prinsip koordinasi modular dan memenuhi persyaratan konstruksi dengan memperhitungkan kekuatan dan ketahanan baik dari arah vertikal maupun horizontal terhadap beban gempa, angin, tambahan, hujan, banjir, kebakaran, daya dukung tanah, dll. STRUKTUR Struktur, komponen, dan bahan bangunan merupakan satu kesatuan sistem konstruksi yang tidak boleh diubah. Struktur, komponen, dan bahan bangunan untuk atap bangunan yg dipakai untuk pendaratan helikopter dalam keadaan darurat harus menggunakan konstruksi beton yang diperkuat dengan penambahan tulangan penahan susut atau retak sesuai ketentuan yang berlaku. PERSYARATAN KOMPONEN DAN BAHAN BANGUNAN a. Dinding pembatas dengan ruang luar non struktur, harus kuat dan aman serta tidak boleh diubah. b. Keawetan sekurang-kurangnya 20 tahun c. Dinding pembatas dengan ruang non struktur harus dapat menahan beban sesuai fungsinya dan mempunyai ikatan yang kuat dengan struktur bangunan d. Bahan bangunan pagar dan railing harus mempunyai bentuk dan kekokohan yg menjamin keamanan terutama bagi anak-anak (tinggi railing min 120 cm) e. Salah satu dinding luar sarusun harus diberi tanda khusus, dapat dibuka/dipecah untuk keadaan darurat BEBAN YG WAJIB DIPERHITUNGKAN IV. KELENGKAPAN RUMAH SUSUN Rumah susun harus dilengkapi dengan: KELENGKAPAN a b KETENTUAN Alat Transportasi Bangunan - tangga - Untuk rusun s.d. 5 lantai lebar 120 cm, bordes 120 cm, lebar injakan 22,5 cm, tinggi injakan 17,5, railing 110 cm, lubang railing 10 cm - lif - Pintu & tangga kebakaran - Untuk rusun > 5 lantai Jumlah & kapasitas memadai Fungsi: lif penumpang, makanan, barang Lif kebakaran (min 1 buah) Dilengkapi signage Setiap 25 m ada 2 buah Mudah dijangkau, exit time 2,5 menit Pintu tahan api (min 1 jam), warna tertentu Lebar pintu 100 cm, tinggi 210 cm, menutup otomatis secara mkanis - Membuka ke arah tangga, membuka keluar di lantai dasar - Kompartemen (terutama rusun>40m) - Tidak berbentuk tangga puntir KELENGKAPAN KETENTUAN c Alat tan sistem alarm - Detektor kebakaran otomatis (>5 lantai) kebakaran - Detektor/alat lain manual (s.d. 5 lantai) - Alarm harus menjangkau semua bagian rusun d Alat pemadam kebakaran - Sprinkler, hydrant gedung, APAR, hydrant halaman (>5 lantai), dimulai dr lantai 1 - Hydrant gedung, APAR, hydrant halaman (s.d. 5 lantai), dimulai dari lantai 1 e Penangkal petir - Dapat menggunakan penangkal petir konvensional (non radio aktif atau non konvensional (dengan radio aktif) f Jaringan air bersih - Jaringan distribusi, tangki penampungan, rumah pompa, meteran air, keran - Tekanan air min 0,5 atm di outlet - Jaringan air bersih kota ditampung dahulu sebelum distribusi - Tangki dalam tanah (3 hari), tangki atap (6 jam) g Saluran air hujan - Saluran di dalam bangunan, saluran luar bangunan - Diupayakan diresapkan - Dipisah dengan saluran limbah manusia KELENGKAPAN KETENTUAN h Saluran pembuangan - Saluran pembuang limbah dapur, KM, cuci, kakus, dll air limbah - Saluran kakus harus terpisah dari saluran pembuang lainnya dan dilengkapi pipa udara, bak kontrol, tangki septik - Saluran harus tertutup - Kemiringan harus cukup (lubang pemerksa 50 m) - Bila terdapat kegiatan industri saluran harus tersendiri, dilengkapi bak kontrol, treatment plant i Tempat pewadahan sampah - j Tempat jemuran - Memenuhi persyaratan keamanan, kebersihan, kenyamanan pandang, sirkulasi udara, penetrasi matahari cukup k Sarana pemeliharaan - Menyatu dengan bangunan serta memudahkan proses pemeliharaan dan perawatan berkala l Listrik Di setiap sarusun (dapat permanen/ tidak permanen) Sampah terbungkus kedap bau dan air Saluran D min 50 cm, tertutup otomatis Terkoordinasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah lingkungan - Meteran, sekering, saklar, stop kontak sesuai kebutuhan KELENGKAPAN KETENTUAN m Genset - Cukup untuk memberikan penerangan pada tangga umum, koridor, lobi, pompa air, pompa kebakaran, dan lif - Penempatan terlingung - Tangki bahan bakar selalu terisi - Dirawat secara berkala n Jaringan gas - Meteran gas, pipa, sesuai kebutuhan o Telepon dan komunikasi - Sesuai dengan ketentuan berlaku PERSYARATAN KELENGKAPAN RUSUN Kelengkapan rumah susun yang merupakan hak bersama harus ditempatkan dengan memperhatikan keamanan, keserasian, kemudahan dalam pemasangan, pemanfaatan, pemeliharaan dan perbaikan, serta pengembangannya. Jaringan kelengkapan yang menggunakan pipa harus diberi warna berbeda satu sama lain, sesuai dengan ketentuan yang berlaku V. SATUAN RUMAH SUSUN Harus mempunyai ukuran standar yang sesuai kebutuhan ruang dan ketentuan satuan rumah susun. Dapat terdiri dari 1 ruang utama dan ruang lain di dalam ataupun di luar ruang utama sesuai kebutuhan seperti (kamar mandi, dapur, kakus) Untuk satuan rumah susun hunian, ruang utama harus berfungsi sebagai ruang tidur Untuk satuan rumah susun bukan hunian, ruang utama harus berfungsi sebagai ruang kerja atau usaha BATAS PEMILIKAN RUMAH SUSUN Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka. VI. BAGIAN BERSAMA DAN BENDA BERSAMA Bagian bersama merupakan bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun dan dapat berupa ruang umum, struktur dan komponen kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas Iingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun Benda bersama merupakan benda yang terletak diatas tanah bersama diluar bangunan rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan rumah susun dan dapat berupa prasarana lingkungan dan fasllitas Iingkungan. VII. KEPADATAN DAN TATA LETAK BANGUNAN Kepadatan Bangunan suatu lingkungan rumah susun harus memperhitungkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Ketinggian dan kedalaman bangunan serta penggunaan tanah yang bertujuan untuk mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah Tata letak bangunan rumah susun harus memperhatikan jarak antara bangunan, batas pemilikan tanah bersama serta kemudahan pencapaian dan pengelolaan guna mencapal keamanan, keselamatan dan kenyamanan penghuni serta Iingkungannya VIII. PRASARANA LINGKUNGAN Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan yang berfungsi sebagai penghubung antara bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun, tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang. UTILITAS UMUM Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan utilitas umum yang terdiri dari jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air limbah, jaringan tempat pembuangan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya yang berfungsi sebagai sarana penunjang pelayanan lingkungan. IX. FASILITAS LINGKUNGAN Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan fasilitas lingkungan yang berupa ruangan dan/atau, bangunan, yang dapat terdiri dari fasilitas perniagaan atau perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum serta pemakaman dan pertamanan. Terima Kasih