Strategi Merajut Kembali Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Perspektif Ekonomi Dr. Revrisond Baswir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Visi Penjelasan Pasal 33 UUD 1945 Dalam Pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi. Pasal 33 UUD 1945 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan; 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; 3. Bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Economic Democracy Economic democracy is a socioeconomic philosophy that proposes to shift decisionmaking power from corporate shareholders to a larger group of public stakeholders that includes workers, customers, suppliers, neighbors and the broader public. http://en.wikipedia.org/wiki/Economic_democracy Azas kekeluargaan Azas kekeluargaan itu ialah koperasi. Azas kekeluargaan itu adalah istilah dari Taman Siswa, untuk menunjukkan bagaimana guru dan murid-murid yang tinggal padanya hidup sebagai suatu keluarga. Itu pulalah hendaknya corak koperasi Indonesia Hatta, 1977 “Dikuasai Oleh Negara” Rakyat secara kolektif dikonstruksikan oleh UUD 1945 memberikan mandat kepada negara untuk: Mengadakan kebijakan (beleid) ; Tindakan pengurusan (bestuursdaad); Pengaturan (regelendaad); Pengelolaan (beheersdaad); Pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Mahkamah Konstitusi, Putusan Perkara Nomor 002/PUU-I/2003 sebagaimana diimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2005 terbit hari Selasa tanggal 04 Januari 2005. Hal 208 – 209. Subversi Neokolonialisme Subversi Neokolonialisme 1. Melancarkan agresi I dan II pada 1947 – 1948; 2. Memaksakan tiga syarat ekonomi melalui penandatanganan kesepakatan KMB pada 1949: a. mempertahankan keberadaan perusahaanperusahan asing yang terdapat di Indonesia; b. mematuhi ketentuan IMF dalam mengelola perekonomian Indonesia; c. menerima warisan utang dari Hindia Belanda sebesar 4,2 milyar gulden. 3. Melakukan destabilisasi ekonomi-politik melalui pemberontakan PRRI/Permesta pasca pembatalan KMB pada 1956; 4. Menyelundupkan beberapa ekonom Indonesia ke Amerika untuk mempelajari kapitalisme; 5. Mendeligitimasi pemerintahan Soekarno melalui peristiwa G30S, yaitu pasca penerbitan UU No. 16/1965 tentang pengakhiran segala bentuk keterlibatan perusahaan asing di Indonesia; 6. Memaksa Soekarno menandatangani 4 (empat) UU untuk memulihkan KMB: a. UU No. 7/1966 tentang kesediaan Indonesia untuk melunasi utang warisan Hindia Belanda; b. UU No. 8/1966 tentang pendaftaran Indonesia sebagai anggota ADB; c. UU No. 9/1966 tentang pendaftaran kembali Indonesia sebagai anggota IMF dan WB; d. UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing. 7. Menyokong terbentuknya sebuah pemerintahan kontra revolusioner pada 1967dan menelikung koperasi Indonesia melalui penerbitan UU Koperasi No. 12/1967; 8. Melakukan liberalisasi tahap pertama melalui pelaksanaan deregulasi dan debirokratisasi pada 1982; 9. Melakukan liberalisasi tahap kedua melalui penandatanganan LOI pada 1998; 10. Mengamandemen Pasal 33 UUD 1945 pada 2002 untuk menuntaskan proses legalisasi neokolonialisme. Situasi Saat Ini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1990 - 2015 15% 12% 9% 8.2%7.8% 7.5% 7.2%7.0% 6.5%6.5% 6% 6.4%6.0% 6.2%6.5%6.2% 5.7%5.5% 5.4%5.0% 5.0% 4.9% 4.8% 4.6% 4.5%4.8% 3.6% 4.7% 3% 0.8% 0% -3% -6% -9% -12% 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 -15% -13.1% Sumber: BPS Sumber: BKPM PMDN PMA 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996 1995 miliar dollar Realisasi PMDN dan PMA 1995 - 2015 30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 0 Jumlah Utang Pemerintah 1995 - 2015 5000 4500 4000 triliun rupiah 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 UDN 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 100 502 652 661 655 649 662 693 743 803 906 979 1064 1188 1361 1661 1931 2347 ULN P+BI 138 132 250 540 538 719 722 668 692 774 788 684 759 948 933 1067 1076 1220 1506 1588 1967 Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Industri Non Migas 1995 - 2015 15% 12% 9% 6% 3% 0% -3% -6% -9% -12% Sumber: BPS Pertanian Industri Non Migas 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 2000 1999 1998 1997 1996 1995 -15% 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Konsumsi RT terhadap PDB 1990 - 2015 80% 76% 72% 68% 64% 60% 56% 52% 48% 44% 40% Sumber: BPS Gini Index 1990 - 2015 0.41 0.41 0.41 0.41 0.39 0.38 0.37 0.37 0.36 0.36 0.36 0.35 0.35 0.34 0.34 0.33 0.33 0.32 0.32 0.31 0.32 0.32 0.33 0.32 0.32 0.31 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0.50 0.48 0.46 0.44 0.42 0.40 0.38 0.36 0.34 0.32 0.30 0.28 0.26 0.24 0.22 0.20 Sumber: BPS Struktur Simpanan Bank Maret 2016 Nilai Simpanan Jumlah Akun Juta Jumlah % Rp. Triliun % <100 juta 175,90 juta 97,8 Rp644,3T 14,2 >100 juta 3,92 juta 2,2 Rp3906,6T 85,8 179,82 juta 100,0 Rp4550,9T 100,00 100 juta – 1 m Rp995,0T 21,9 1 - 2 miliar Rp347,5T 7,6 Jumlah >2 miliar 222.100 0,12 Rp2.564,0T 56,3 >5 miliar 78.117 0,04 Rp2.115,1T 46,5 Sumber: LPS Richest 10 percent own about 77 percent of Indonesia’s wealth World Bank, Jakarta | December 11 2015 | 4:57 PM Jakarta Post. The richest 10 percent of Indonesians own an estimated 77 percent of all the country’s wealth. In fact, the richest 1 percent own half of all the country’s wealth, which is the second-highest level (along with Thailand) after Russia from a set of 38 countries. This means that income from financial and physical assets benefits fewer households in Indonesia than in many other countries. Strategi Strategi 1. Susun Pedoman Umum Pembangunan Nasional Semesta Berencana dengan menerbitkan Tap MPR atau dengan mengamandemen UU No. 25/2004 tentang SPN dan UU No. 7/2007 tentang RPJMN; 2. Susun UU Sistem Perekonomian Nasional sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 yang asli; 3. Susun ulang arsitektur perbankan nasional untuk menghentikan berlanjutnya konsentrasi penguasaan kekayaan nasional; 4. Tingkatkan peranan kebijakan fiskal sebagai sarana transformasi perekonomian nasional; 5. Susun UU Koperasi dan laksanakan industrialisasi perdesaan melalui pengembangan koperasi; Strategi 5. Amandemen UU BUMN untuk merevitalisasi peran BUMN dalam melaksanakan demokrasi ekonomi dan meningkatkan kemakmuran rakyat; 6. Amandemen UU Migas No. 22/2001 dan renegosiasikan kontrak-kontrak pertambangan yang merugikan Indonesia; 7. Laksanakan reforma agraria untuk menjamin tegaknya kedaulatan rakyat dalam tata kelola lahan dan sumberdaya alam lainnya; 9. Perluas kesempatan kerja dan tingkatkan partisipasi pekerja dalam tata kelola perusahaan; 10. Kembangkan dan perkuat pasar domestik untuk meningkatkan daya beli rakyat. Matur Nuwun