perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : ADAM SATRIA NEGARA I.0206023 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SOLO FUTSAL CENTER ADAM SATRIA NEGARA I.0206023 PEMBIMBING : IR. AGUS HERU PURNOMO, MT Dr. TITIS SRIMUDA PITANA, ST, MTrop.Arch ABSTRAK Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. Olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal. Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja. Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Diterapkannya filosofi Futsal untuk menunjang ekspresi bangunan sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Solo Futsal Center direncanakan Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain Futsal. Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain Futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Frequently of high activities are make tired our condition. People are looking for activities that can restore the vitality of activities including sport. The most popular sport in the world is football. Many modifications or development of the sport, including beach soccer, 3 on 3 football, juggling, street football and the Futsal is most popular today. The development of Futsal is growing now, from only regular exercise until become a profitable business. A building that can reflect the function of the central building of Futsal training & learning program. Futsal philosophy implemented to support the building so that can express means of a recreational sport so the players will not feel bored if they have to stay in a long time. Solo Futsal Center is planned as a development and training Futsal program to improve Futsal skill for the player and recreation for people. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segalanya, kesempatan, dan kemudahan sehingga penulis dapat melaksanakan studio Tugas Akhir dan dapat menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir dengan judul Solo Futsal Center. Konsep perencanaan dan perancangan ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan didasarkan pada hasil ide pemikiran yang didukung oleh data dan informasi dari lapangan sejak masa perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 7, Seminar, hingga Studio Tugas Akhir penulis. Penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. , selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS yang selalu memberi semangat dalam segala kondisi. 2. Kahar Sunoko, ST. MT. , selaku Ketua Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 3. Ir. Agus Heru Purnomo, MT, selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap desain penulis. 4. Dr Titis Srimuda Pitana, ST, MTrop.Arch, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan saran terhadap desain penulis. 5. Tri Joko Daryanto, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan, dukungan, masukan, kritik, dan sarannya. commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6. Nenek tercinta, terima kasih atas dukungan, doa, restu, masukan, saran dan kritik, serta segala sesuatu yang turut mengupayakan kemudahan bagiku dalam mengumpulkan data dan informasi pendukung Tugas Akhir ini. 7. Adikku Ayyub Bima Ruhul Qisti terima kasih atas bantuannya, masukan, kritik dan saran dalam pengerjaan Tugas Akir ini. 8. Utari Rahadian , terima kasih atas semangatnya mulai dari awal kuliah sampai lulus kuliah. 9. Teman-teman Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan support sehingga pada akhirnya saya bisa masuk studio dan juga bersedia membantu saya kemarin. 10. Rekan-rekan studio tugas akhir periode 126, terima kasih atas sharing dan semangatnya sehingga kita bisa bertukaran pendapat. 11. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya selaku penulis dan penyusun mengucapkan terima kasih. Dalam penulisan konsep perencanaan dan perancangan Tugas Akhir ini, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini. Semoga Konsep Perencanaan dan Perancangan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Akhir kata, atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb. Penulis, Adam Satria Negara commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. DAFTAR TABEL ....................................................................................................... DAFTAR BAB I SKEMA………………………………………………………………… PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2. Permasalahan da Persoalan ...................................................................... 4 1.3. Tujuan dan Sasaran .................................................................................. 5 1.4. Batasan dan Lingkup Pembahasan .......................................................... 5 1.5. Metode Perancangan dan Perencanaan ................................................... 6 1.6. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 8 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Tinjauan Fasilitas Olahraga .................................................................... 10 2.2. Tinjauan Futsal ........................................................................................ 18 2.3. Futsal di Era Modern ............................................................................... 20 2.4. Perbedaan Futsal dan Sepakbola ............................................................. 22 2.5. Turnamen Futsal di Indonesia ................................................................. 23 2.6. Program Latihan Futsal ............................................................................ 24 2.7. Tinjauan Fasilitas – Fasilitas Penginapan dan Latihan .......................... 27 2.8. Bentuk Arsitektural Bangunan ................................................................ 30 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III TINJAUAN LOKASI ............................................................................. 37 3.1. Tinjauan Umum Kota Surakarta ............................................................ 37 3.2. Perkembangan Futsal di Indonesia......................................................... 43 3.3. Perkembangan Futsal di SOLO .............................................................. 46 3.4. Pemilihan Kota Solo ............................................................................... 47 3.5 SOLO Futsal Center yang Direncanakana.............................................. 48 BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER ................................................... 49 4.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal Center..................................................................................................... 49 4.2. Analisa Kegiatan ................................................................................... 53 4.3. Analisa Progam Ruang ......................................................................... 54 4.4. Analisa Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang ............................... 57 4.5. Analisa Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang .. 81 4.6. Analisa Zonifikasi Ruang Makro ......................................................... 88 4.7. Analisa Pendekatan Arsitektural Bangunan ........................................ 95 4.8. Analisa Tampilan Bangunan ................................................................ 97 4.9. Analisa Bentuk dan Pola Gubahan Massa ......................................... 100 4.10. Analisa Penggabungan Massa Bangunan .......................................... 101 4.11. Analisa Desain Interior ....................................................................... 101 4.12. Analisa Tata Ruang Luar .................................................................... 102 4.13. Analisa Sistem Bangunan ................................................................... 102 BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER..................................................................................................... 115 5.1. Konsep Futsal Center yang Direncanakan ........................................ 115 5.2. Konsep Pemilihan dan Pengolahan site ............................................ 126 5.3. Konsep Kebutuhan Ruang .................................................................. 130 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5.4. Konsep Arsitektural ............................................................................. 131 5.5. Konsep Sistem Bangunan .................................................................... 135 5.6. Konsep Persyaratan Ruang .................................................................. 148 5.7. Konsep Penghawaan ............................................................................ 151 5.8. Konsep Akustik Ruang ........................................................................ 152 5.9. Konsep Sistem Sirkulasi ...................................................................... 153 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................................. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1 Latihan Teknik ............................................................................... 24 GAMBAR 2.2. Latihan Teknik ............................................................................... 25 GAMBAR 2.3 Latihan Sprint................................................................................. 25 GAMBAR 2.4 Latihan Lari .................................................................................... 25 GAMBAR 2.5 Latihan Kerja Sama / Team work ................................................. 26 GAMBAR 2.6 Loundry .......................................................................................... 27 GAMBAR 2.7 Kantin ............................................................................................. 28 GAMBAR 2.8 Perpustakaan .................................................................................. 28 GAMBAR 2.9 Indoor Building .............................................................................. 29 GAMBAR 2.10 Fasilitas Rekreasi ........................................................................... 29 GAMBAR 3.1 Peta Surakarta ................................................................................ 37 GAMBAR 3.2 Peta Pengembangan Wilayah Surakarta ....................................... 38 GAMBAR 4.1 Peta Surakarta ................................................................................ 50 GAMBAR 4.2 Alternatif Site 1 .............................................................................. 50 GAMBAR 4.3 Alternatif Site 2 .............................................................................. 51 GAMBAR 4.4 Site Terpilih.................................................................................... 52 GAMBAR 4.5 Analisa Site .................................................................................... 88 GAMBAR 4.6 Analisa Angin ................................................................................ 91 GAMBAR 4.7 Analisa Orientasi............................................................................ 92 GAMBAR 4.8 Analisa Pencapaian ........................................................................ 93 GAMBAR 4.9 Analisa Noise ................................................................................. 94 GAMBAR 4.10 Pondasi setempat Beton Bertulang ............................................ 104 GAMBAR 4.11 Pemanfaatan cahaya alami Pada Bngunan ................................ 115 GAMBAR 4.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan Pada Bngunan ............................ 117 GAMBAR 4.13 Selasar, Jemabatan, Atrium ........................................................ 121 GAMBAR 4.14 Eskalator ...................................................................................... 122 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id GAMBAR 4.15 Elevator ....................................................................................... 122 GAMBAR 5.1 Site Terpilih.................................................................................. 127 GAMBAR 5.2 Penentuan Entrance ..................................................................... 127 GAMBAR 5.3 View Lingkungan ........................................................................ 128 GAMBAR 5.4 Penzoningan ................................................................................. 129 GAMBAR 5.5 Contoh Bangunan Dengan Konsep Goal ................................... 132 GAMBAR 5.6 Contoh Bangunan Dengan Konsep Team Work ....................... 132 GAMBAR 5.7 Contoh Bangunan Bersifat Jujur ................................................. 133 GAMBAR 5.8 Contoh Bangunan Bersifat Keras ............................................... 134 GAMBAR 5.9 Contoh Bangunan Bersifat Indah ................................................ 134 GAMBAR 5.10 Pondasi Setempat ......................................................................... 136 GAMBAR 5.11 Pemanfaatan Cahaya Alami pada Bngunan .............................. 148 GAMBAR 5.12 Pemanfaatan Cahaya Buatan pada Bangunan ........................... 150 GAMBAR 5.13 Selasar, Jembatan, Atrium.......................................................... 153 GAMBAR 5.14 Eskalator ...................................................................................... 154 GAMBAR 5.15 Elevator ....................................................................................... 155 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL TABEL 3.1 Fungsi dan skala Pelayanan Kota Surakarta ..................................... 40 TABEL 3.2 Fungsi Kota ......................................................................................... 42 TABEL 4.1 Alternatif Lokasi ................................................................................. 51 TABEL 4.2 Kelompok Kegiatan ........................................................................... 58 TABEL 4.3 Pengelompokan Kebutuhan Ruang ................................................... 60 TABEL 4.4 Ruang Utama ..................................................................................... 65 TABEL 4.5 Ruang Pendukung .............................................................................. 68 TABEL 4.6 Fasilitas Fitnes ................................................................................... 69 TABEL 4.7 Retail Shop ......................................................................................... 71 TABEL 4.8 Souvenir Shop ..................................................................................... 71 TABEL 4.9 Ruang Pengelola ................................................................................. 72 TABEL 4.10 Fasilitas Pendukung ........................................................................... 72 TABEL 4.11 Analisis Tampilan Bangunan ............................................................ 97 TABEL 4.12 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang ......................................... 103 TABEL 4.13 Sifat dan Kesan Penampilan Material ............................................ 106 TABEL 4.14 Alternative Pemilihan System Pengaman Bahaya Petir .............. 114 TABEL 4.15 Macam-Macam Sistema AC dalam Bangunan .............................. 118 TABEL 5.1 Pendekatan Bentuk Grid Modul Ruang .......................................... 135 TABEL 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material ............................................. 139 TABEL 5.3 Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir ................ 147 TABEL 5.4 Macam-Macam Sistem AC dalam Bangunan ................................. 151 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR SKEMA SKEMA 4.1 Analisa Jaringan Listrik ................................................................... 108 SKEMA 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi .......................................................... 109 SKEMA 4.3 Analisa air Bersih Artesis ................................................................ 109 SKEMA 4.4 Analisa Air Bersih PDAM ............................................................... 110 SKEMA 4.5 Analisa Aliran Air Kotor Cair ......................................................... 110 SKEMA 4.6 Analisa Air Kotor Lemak................................................................. 110 SKEMA 4.7 Analisa Air Kotor Padat ................................................................... 110 SKEMA 4.8 Analisa Sistem Sanitasi Air Hujan .................................................. 111 SKEMA 4.9 Analisa Sistem Pembuangan sampah .............................................. 111 SKEMA 4.10 Analisa Sitem CCTV....................................................................... 112 SKEMA 5.1 Konsep Jaringan Listrik ................................................................... 140 SKEMA 5.2 Konsep Jaringan Komunikasi .......................................................... 141 SKEMA 5.3 Konsep air Bersih Artesis ................................................................ 142 SKEMA 5.4 Konsep Air Bersih PDAM ............................................................... 142 SKEMA 5.5 Konsep Air Kotor CAir .................................................................... 142 SKEMA 5.6 Konsep Air Kotor Lemak................................................................. 143 SKEMA 5.7 KOnsep Air Kotor Padat .................................................................. 143 SKEMA 5.8 Konsep Sistem Sanitasi Air Hujan .................................................. 143 SKEMA 5.9 Konsep Sistem Pembuangan sampah .............................................. 144 SKEMA 5.10 Konsep Sistem CCTV ..................................................................... 145 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas tinggi yang dilakukan sering membuat kondisi tubuh dan pikiran lelah. Untuk mengatasi hal tersebut masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara lain berolahraga. (R. Syaifullah D. Sihombing, S.Pd.M.Or.Msp.mgt., 2010:141). Pada masa sekarang, olahraga yang paling popular di dunia yaitu sepakbola. Bahkan, di Brazil sepakbola dianggap sebagai agama oleh penduduk di sana. Saat ini sepakbola tidak hanya merupakan permainan beregu yang terdiri dari 11 pemain dan harus bermain di dalam stadion. Banyak modifikasi atau pengembangan dalam olahraga sepakbola, antara lain sepakbola pantai, sepakbola 3 lawan 3, juggling, sepakbola jalanan dan yang paling marak saat ini adalah Futsal. ( W.J.S. Poerwadirmanto. Kamus Umum BAhasa Indonesia. Balai Pustaka ) Istilah Futsal merupakan istilah internasional, berasal dari bahasa Spanyol ( FUTbol ) atau dalam bahasa Portugis ( FUTebol ), atau yang berarti sepak bola, dan Prancis ( SALon ) atau Spanyol (SALa )yang berarti indoor. Futsal adalah permainan bola dalam ruangan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu beranggotakan lima orang. Caranya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memainkan bola dengan kaki. Selain meiliki lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan (Justinus Laksana, 2009: 2). Arsitektur tidaklah semata hasil dari proses pemikiran analitik tentang suatu masalah dalam lingkup arsitektur dan cara menanggapinya. Bahgkan merupakan suatu upaya untuk merealisasikan angan-angan atau dengan kata lain adalah merancang dengan daya khayal seorang arsitek atau perancangnya sebagai landasan penyelesaian masalahnya. Suatu imajinasi tentang bentuk, benda, atau apapun dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berpengaruh terhadap desain bangunan yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan arsitektur merupakan salah satu media untuk mewujudkan mimpi, terutama dari seorang arsitek mengenai ide-ide desain yang lain daripada yang lain. Berangkat dari fungsi arsitektur sebagai media yang mampu meralisasikan mimpi dan menjelajah ruang-ruang desain yang semula tidak terbayangkan. Ide ini juga berawal dari sebuah mimpi. Mimpi untuk menghadirkan atau menyediakan suatu fasilitas yang khusus melayani kebutuhan dasar para penggemar Futsal, khususnya yang ada di Solo. Seperti kota-kota besar lainnya, Solo juga mempunyai potensi yang sangat besar dalam perkembangan Futsal. Masyarakatnya sangat antusias terhadap olahraga yang sedang digandrungi masyarakat dari bebagai kalangan ini. Menjamurnya klub-klub futsal di Solo, dan maraknya kompetisi yang berlangsung tiap tahunnya, merupakan indikator termudah yang bisa dijadikan pegangan. Ironisnya sagala potensi ini tidak didiringi dengan kemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan Futsal. Fasilitas-fasilitas yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kubutuhan penggemar Futsal. Penggemar yang dimaksud yaitu mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain Futsal serta yang hanya ingin beraktualisasi atau berinteraksi dengan dunia Futsal misalnya mencari informasi tentang perkembangan futsal terkini. Di Solo banyak terdapat lokasi bermain Futsal yang tersebar di beberapa tempat tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan para pemain muda. Malahan tidak terdapat suatu ruang komunal yang bisa menjadi kajian referensional atau menjadi tempat berkumpul para penggemar Futsal. Kesemuanya itu saya ingin wadahi dalam suatu pusat Futsal atau Futsal Center yang bisa diakses oleh masyarakat Solo dan sekitarnya. Olah raga Futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak bola pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan seperti dalam jumlah pemain, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola, dan lain-lain. Namun, peraturan permainan Futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari permainan sepak bola lapangan besar. Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun 2006 belum banyak tersedia, padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi. Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja.. B. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, desain Solo Futsal Center ini menemui masalah pokok yaitu : Wujud fisik bangunan Futsal Center yang mampu mewadahi seluruh kegiatan didalamnya. 2. Persoalan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan permasalahan yang ada, maka muncul beberapa persoalan yakni sebagai berikut. 1) Jenis kegiatan Solo Futsal Center apa yang diwadahi dan bagaimana wujud wadah kegiatan tersebut agar tujuan pelatihan dan pendidikan Futsal di Solo dapat tercapai. 2) Program ruang yang mampu menampung segala kegiatan Futsal yang membaur dengan kegiatan pendukung Futsal . 3) Lokasi yang berpotensi dan mendukung keberadaan serta operasional Solo Futsal Center yang akan didirikan. 4) Bentuk dan tata massa bangunan yang dapat mencerminkan Solo Futsal Center sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi. 5) Struktur dan kontruksi bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan keselamatannya 6) Utilitas bangunan Solo Futsal Center agar dapat berdiri kokoh dalam menahan beban yang mengenainya serta terjamin kenyamanan dan keselamatannya C. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Terwujudnya konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center, beserta fasilitas-fasilitas penunjangnya sebagai sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) penyaluran hobi. 2. Sasaran commit to user dan rekreasi untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sasaran dalam penyusunan konsep perencanaan dan perancangan fisik Solo Futsal Center yakni sebagai berikut. 1) Konsep kegiatan dan pelaku kegiatan 2) Konsep kebutuhan, besaran, dan hubungan ruang 3) Konsep lokasi dan site 4) Konsep massa dan tata massa bangunan 5) Konsep sistem struktur dan kontruksi bangunan 6) Konsep sistem utilitas bangunan D. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1. Batasan a. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada, dengan harapan nantinya akan menghasilkan faktor penentu pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan. b. Pembahasan dilakukan dalam lingkup pemikiran dan disiplin ilmu arsitektur dan pembahasan di luar itu dibahas dalam batasan sebagai pendukung. 2. Lingkup Pembahasan Solo Futsal Center sebagai sarana bagi para pemain muda dan lokal untuk mendapatka pelatihan serta mendalami keahlian dalam Futsal dan bahkan sampai ke Sepakbola umumnya. E. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Metode perencanaan dan perancangan dilakukan dengan memaparkan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan tentang Solo Futsal Center melalui beberapa prosedur, yaitu penelusuran masalah, pengumpulan data, pendekatan konsep perencanaan dan perancangan, transformasi dan rancang bangun. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 1. digilib.uns.ac.id Penelusuran Masalah Masalah yang timbul berangkat dari adanya isu-isu yang sedang berkembang tentang Futsal di Solo dan Indonesia pada umumnya. Kemudian isu-isu tersebut ditelusuri tentang kebenarannya dengan mencari data-data yang relevan dan dapat dipercaya melalui buku, media cetak, dan media elektronik. 2. Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam penyusunan konsep ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut. 1) Studi Literatur Studi literatur dipergunakan untuk mendapatkan data-data sekunder, meliputi tinjauan kompleks, tinjauan Olahraga, tinjauan Futsal, dan tinjauan Kota Surakarta sebagai lokasi Solo Futsal Center yang diperoleh dari buku, jurnal, disertasi, majalah, dan lain-lain, website, dan pihak-pihak terkait. 2) Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yakni para penikmat Futsal, pemain Futsal, Lapangan Futsal, Futsal di Solo, dan Dinas Olahraga Kota Surakarta untuk memperoleh informasi tentang kondisi Futsal di Solo. 3. Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Pendekatan perumusan konsep perencanaan dan perancangan melalui metoda induktif, yaitu pendekatan berdasarkan data empirik dan metoda deduktif, yaitu pendekatan berdasarkan teoritik yang membantu mengarahkan pembahasan sesuai dengan perencanaan yang diinginkan. Cara yang digunakan yakni sebagai berikut. 1) Analisa Merupakan metode penguraian dan pengkajian data-data dan informasi yang akan digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. Metode yang digunakan adalah metode analisa deskriptif yaitu metode penguraian data dan informasi yang disertai gambar sebagai media berdasar pada teori normatif yang ada. Pada tahapan analisa ini dilakukan pengolahan data-data yang telah terkumpul dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dikelompokan berdasarkan program fungsional, performasi, dan arsitektural sebagai berikut. a. Program fungsional untuk mengidentifikasi penggunaan bangunan Solo Futsal Center meliputi kebutuhan dan aktivitas pengguna bangunan. b. Program performasi yang membahas tentang persyaratan atau kriteria pemilihan site, program ruang, dan persyaratan lain yang berhubungan dengan Solo Futsal Center. c. Program arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil analisa fungsional dan performasi yang dilakukan dengan menganalisa masalah pengolahan site, ruang, massa, tampilan, struktur, kontruksi, dan utilitas bangunan dengan memperhatikan dan menyesuaiakan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna serta persyaratan-persyaratan lain yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center. 2) Sintesa Hasil analisa tersebut kemudian diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai sehingga siap ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki. 4. Transformasi dan Rancang Bangun Arsitektur Berdasarkan deskripsi pendekatan konsep perencanaan dan perancangan kemudian dilakukan transformasi untuk memperjelas apa yang dideskripsikan menjadi wujud gambaran yang berisi ide-ide rancangan Kompleks yang dihendaki (konsep diagramatik dan skematik). Ide-ide rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk desain berupa gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi serta dilengkapi dengan maket sebagai pelengkap informasi desain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id F. digilib.uns.ac.id SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN Menguraikan secara garis besar landasan konsep yang meliputi, latar belakang, permasalahan, tujuan, dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI Menyajikan tinjauan umum tentang futsal, arena futsal yang sudah ada, prestasi-prestasi dalam futsal dan tinjauan tentang desain serta teori tentang bentuk. Bagian ini selanjutnya akan digunakan sebagai landasan teori bagi keseluruhan proses perancangan. BAB III TINJAUAN SURAKARTA Berisi tinjauan Surakarta secara umum dan ide pembentukan Futsal Center di Surakarta, disertai perkembangan futsal di Indonesia pada umumnya dan Surakarta pada khususnya.. BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER Menganalisa bahasan dari uraian bab-bab sebelumnya untuk kemudian disimpulkan sebagai titik tolak menuju ke pendekatan perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menyimpulkan konsep perencanaan dan perancangan Solo Futsal Center, yang diantaranya meliputi konsep tapak, konsep site, konsep peruangan, konsep tampilan bangunan, konsep bentuk dan pola gubahan massa, konsep desain interior, konsep tata ruang luar, konsep sistem struktur dan konsep sistem utilitas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. TINJAUAN FASILITAS OLAHRAGA 1. Fasilitas Olahraga Fasilitas olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan pendukungnya yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan, fasilitas penginapan, sekretariat dan sebagainya (Richard L. Brown, 1996:5 ). Fasilitas latihan dan fasilitas pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di ruang terbuka atau di luar ruangan. b. Fasilitas indoor yaitu fasilitas latihan dan pertandingan yang berada di dalam ruangan. Kegiatan outdoor maupun indoor idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung didalamnya. Suatu pusat olahraga bisa terdiri dari berbagai cabang olahraga atau hanya 1 cabang olahraga saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkunagn setempat. 2. Olahraga Prestasi dan Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet a. Olahraga Prestasi dan Pendidikan Karakter commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Olahraga prestasi sejatinya bisa dijadikan sebagai media dan ruang yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Olahraga bisa menjadi ikon peradaban untuk mengangkat marwah dan martabat bangsa ke aras yang lebih terhormat dan berbudaya. Di dalam setiap event olahraga terpancar nilai-nilai semangat kebangsaan, nasionalisme, atau patriotisme yang menyatu ke dalam sikap dan karakter pemain. Sikap pantang menyerah, fairplay, bermental baja, kreatif, cerdas, berintegritas kuat, dan unsur-unsur karakter positif lainnya harus menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh setiap pemain. Dalam konteks demikian, idealnya pendidikan karakter tak hanya sekadar “dibumikan” melalui ranah pendidikan, melainkan juga secara simultan perlu “dikawinkan” dengan ranah olahraga. Perpaduan antara kemampuan berolahraga dan karakter yang kuat diharapkan mampu membentuk dan melahirkan insan-insan olahraga masa depan yang berkarakter dan berkepribadian kuat, sehingga sanggup berprestasi maksimal untuk mengharumkan nama bangsa dan negara. Pembinaan olahraga di tanah air sering mengabaikan faktor rekrutmen, gizi pembentuk otot, kecerdasan dan kematangan atlet.Pembinaan olahraga prestasi harus berjangka waktu kehidupan atlet, dimulai pada saat merekrut seorang anak untuk dikembangkan menjadi seorang atlet. Dalam merekrut calon atlet, postur dan struktur tubuhnya harus dilihat apakah tubuh (termasuk kemampuan jantung dan paru-paru) calon atlet itu bisa dibentuk dengan latihan-latihan untuk menjadi kuat, cepat dan punya endurance atau daya tahan. Inteligensi juga harus diteliti pada saat merekrut calon atlet yang masih anak-anak. Apakah anak itu cukup cerdas dalam mengambil keputusan singkat pada saat bertanding dalam suasana menekan.Dan apakah aspek commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id psikologinya juga tangguh untuk mendukungnya mempunyai mental juara sejati, bukan mental pecundang yang sombong dan angkuh dan hanya berorientasi uang.Setelah aspek-aspek itu terpenuhi, pembinaan dilakukan menggunakan teknologi olahraga untuk pembentukan fisik, psikologi dan rohani. Harus ada keseimbangan juga antara latihan spartan dan istirahat. Gizi tidak boleh sembarangan. Atlet tidak boleh jajan makanan sembarangan. Misalnya dia suka mie ayam, kemudian tiap hari dia hanya makan mie ayam. Tapi kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan air minum harus dihitung cermat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otot-otot tubuhnya, mendukung perkembangan otaknya supaya lebih cerdas, dan mendukung endurance atau daya tahan atlit itu.Tidak lupa konseling psikologi dan rohani terus-menerus dilakukan untuk membuatnya menjadi juara-juara sejati, bukan menjadi juara sesaat yang sombong dan pecundang pada akhirnya. b. Psikologi Olahraga / Psikologi Atlet Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya. Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut. Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut. 2. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam Olahraga Pengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan. a. Berpikir Positif Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki. b. Penetapan Sasaran Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu: b.1. Sasaran harus menantang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut. b.2. Sasaran harus dapat dicapai. Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut. b.3 Sasaran harus meningkat. c. Motivasi Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan. Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada commit to user hal-hal yang material.Untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen. d. Emosi Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri. Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya. Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa. Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi. e. Kecemasan dan Ketegangan Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya. f. Kepercayaan Diri Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguhsungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. g. Komunikasi Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih. h. Konsentrasi Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id i. Evaluasi Diri Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk. B. TINJAUAN FUTSAL 1. Pengertian Futsal Berasal dari kata Spanyol atau Portugis, FUTbol atau FUTebol yang berarti sepak bola, dan Prancis/Spanyol SALon/SALa yang berarti indoor. Yaitu permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki ( Justinus Laksana, 2009:2 ) 2. Sejarah futsal Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina Hujan sering mengguyur Montevideo, Ceriani memindahkan latihan ke dalam ruangan. Pertama Ia tetap menggunakan jumlah pemain 11 orang, namun karena lapangan yang sempit, Ia memutuskan untuk mengurangi jumlah pemain menjadi 5 orang tiap tim, termasuk penjaga gawang. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965. Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama Piala Dunia Futsal Pertama diadakan di Rotterdam, Belanda pada tahun 1989, dimenangkan oleh Brasil Piala dunia Futsal diadakan 4 tahun sekali, Brasil mendominasi dengan 4 gelar juara dan spanyol 2 gelar juara 3. Prestasi Futsal indonesia di Kancah Internasional Peringkat 2 se-asia tenggara, masih kalah dari Thailand Tahun 2010, Juara 1 AFF atau turnamen futsal se-asia tenggara, tetapi belum menjadi nomer 1 se-Asia tenggara karena masih kalah poin dengan Thailand Timnas berada pada peringkat ke-11 di Asia. Posisi papan atas masih dikuasai Jepang, Iran, China, dan Korsel(bolanews.com) 4. Prestasi Futsal Solo di Kancah Nasional Tim futsal Kedokteran UNS juara 1 di turnamen Futsal antara fakultas kedokteran seluruh Indonesia Tim futsal Solo tidak turut serta dalam IFL ( indonesia Futsal League ), padahal tim sepakbola solo yaitu Persis Solo sangat eksis di kancah nasional walaupun prestasinya juga sedang jeblok, saat ini terdegradasi ke divisi 1 liga indonesia C. FUTSAL di ERA MODERN 1. MANCANEGARA Perkembangan Futsal di mancanegara berkembang sangat pesat sekali, sehingga banyak jebolan sepak bola yang bertalenta datang dari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dunia futsal . Adalah Negara- Negara di Amerika Latin yang sukses melahirkan jagoan- jagoan seperti sebut saja Ronaldinho, Robinho, Kaka dan masih banyak lagi. Yang menjadi kunci keberhasilan mereka di lapangan hijau adalah karena futsal memberikan banyak manfaat, yaitu : 1). Kegesitan bergerak karena lapangannya yang sempit membuat setiap pemainnya harus aktif bergerak; 2). Keakuratan operan karena dalam futsal tidak ada kata delay sehingga bola harus terus mengalir dari kaki- kaki setiap pemainnya; 3). Skill individual sehingga pemain dituntut kreatif dalam membangun serangan yang tidak bisa hanya mengandalkan skill dasar dikarenakan sempitnya lapangan futsal dan ketrbatasan pemain; Untuk cakupan perkembangan futsal di mancanegara tidak terlalu banyak berubah. Futsal menjadi sesuatu olahraga alternatif bagi orang yang menyukai sepakbola sehingga jumlah penngemarnya pun semakin banyak tiap tahunnya. 2. DALAM NEGERI Untuk bahasan yang lebih mendalam kita bisa menelisik perkembangan futsal di Indonesia, karena disadari atau tidak futsal sudah menjadi olahraga favorit akhir- akhir ini. Untuk pertama kalinya futsal dibawa dan diperkenalkan oleh Almarhum Ronny Pattinasarany (1949- 2008) yang dinobatkan sebagai Bapak futsal Indonesia. Beliau dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Februari 1949 – meninggal di Jakarta, 19 September 2008 pada umur 59 tahun[1]) adalah pelatih commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sepak bola Indonesia dan salah satu pemain sepak bola legendaris Indonesia. Pria yang bernama lengkap Ronald Hermanus Pattinasarany memulai kariernya pada era 1970-an hingga 1980-an, saat sepak bola Indonesia menjadi salah satu raksasa di Asia, Ronny Pattinasary menjadi salah satu yang ikut melambungkan nama tim merah-putih. Pria berdarah Ambon yang lahir di Makassar itu dikenal sebagai sosok pemain papan atas. Penghargaan yang diperolehnya seperti Pemain All Star Asia tahun 1982, Olahragawan Terbaik Nasional tahun 1976 dan 1981, Pemain Terbaik Galatama tahun 1979 dan 1980, dan meraih Medali Perak SEA Games 1979 dan 1981. Perjalanan kariernya sebagai pemain bola dimulai bersama PSM Junior pada tahun 1966. Dua tahun kemudian berhasil menembus level senior tim PSM Makassar. Dari Makassar, Ronny hengkang ke klub Galatama, Warna Agung, yang dibelanya dari tahun 1978 hingga 1982. Di sinilah kariernya mulai menanjak sehingga dia pun terpilih masuk dan menjadi kapten timnas. Tahun 1982, Ronny hengkang ke klub Tunas Inti. Hanya setahun di sana, dia pun memutuskan untuk gantung sepatu dan beralih profesi sebagai pelatih. Kariernya sebagai pelatih pun pantas diacungi jempol. Ada beberapa klub yang pernah merasakan sentuhan tangannya, yakni Persiba Balikpapan, Krama Yudha Tiga Berlian, Persita Tangerang, Petrokimia Gresik, Makassar Utama, Persitara Jakarta Utara dan Persija Jakarta. Namun prestasi terbaik yang pernah ditorehkan Ronny adalah ketika menangani Petrokimia Putra saat sukses mempersembahkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id beberapa trofi bagi klub tersebut yang saat ini sudah bubar dan melebur dalam Gresik United (GU). Ronny membawa Petrokimia meraih Juara Surya Cup, Petro Cup, dan runner-up Tugu Muda Cup. Ronny Pattinasarany berpulang 19 September 2008 di setelah dirawat beberapa hari di Omni Medical Centre, Pulo Mas, karena penyakit kanker hati yang dideritanya hampir setahun. Semenjak divonis mengidap kanker ganas itu pada medio Desember 2007, Ronny Pattinasarany, yang lahir 9 Februari 1949 di Makassar, menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit khusus kanker Modern Hospital Guangzhou, China. Walaupun telah berpulang ke pangkuan Tuhan, jasa Ronny sebagai pahlawan futsal Indonesia masih tetap dikenang. Laga- laga yang ditujukan untuk mengenang beliau dihadirkan oleh orang- orang yang menyayanginya seperti pertandingan Laga sepak bola segitiga pada Sabtu (25/7) mulai pukul 14.00 WIB di Lapangan Timnas PSSI, kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta 3. ARENA FUTSAL di SOLO Bengawan sport Center Indoor soceer Solo Sehat Rendevouz futsal Kencana futsal Pandawa futsal dll commit to user perpustakaan.uns.ac.id 3. digilib.uns.ac.id KLUB FUTSAL di SOLO Pasoepati cyber futsal club Russian roullette Milinisti solo futsal club Juventini solo futsal club Dll D. Perbedaan antara Futsal & Sepak Bola Sepakbola Bola No.5, 11 pemain, 3 pergantian pemain, Throw-in, Waktu berjalan, 45 menit perbabak ,Tanpa time-outs, Goal kicks, Terdapat kontak, Terdapat Offside, Back passes ke Goalkeeper tanpa batas, Tidak ada pergantian pemain yang dikeluarkan, Tendangan Sudut terletak di busur Futsal Bola No.4, pantulan lebih berat 30%, 5 pemain Tanpa batas pergantian “layang” (12 Pemain dalam ), Kick-in, Waktu Jeda ,20 menit perbabak, Goal Clearance (throw) Lempar Bola, Tidak Ada kontak Bahu atau sliding tackles, Tidak ada Offside, Hanya sekali back pass ke Goalkeeper ,Pemain yang dikeluarkan dapat diganti setelah 2 menit atau setelah ada goal,Tendangan Sudut terletak di sudut E. Berbagai Turnamen Futsal di Indonesia 1. Liga Futsal Indonesia (LFI) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Liga Futsal Nasional (Indonesia Futsal League (IFL))merupakan kompetisi utama futsal di tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Futsal Nasional PSSI. Kompetisi ini dimulai pada musim 2006-07 dan hingga saat ini sudah terselenggara sebanyak 3 kali. Daftar juara Tahun Juara Runners-Up Posisi Ketiga 2006-07 Biangbola Mastrans Electric PLN 2008 Electric PLN Biangbola Pelindo 2009 Electric PLN Biangbola Mutiara Hitam 2010 Harimau Rawa Electric PLN Pelindo II 2011 Pelindo II Futsalicious Futsal Kota Bandung Bekasi Data Juara LIga Futsal Indonesia Sumber : Badan Futsal Nasional 2. Liga Futsal Mahasiswa (LIFUMA) LIFUMA sebagai ajang kompetisi bergengsi antar kampus, Liga ini diikuti oleh 24 Perguruan Tinggi se Jabodetabek F. PROGRAM LATIHAN FUTSAL Sistem Latihan di Futsal Center ini mengunakan sistem latihan terpadu, yaitu dipadukannya antara target perkembangan fisik, mental, dan teknik dari setiap peserta. Sistem Latihan di Futsal tidak beda dengan sistem Latihan di Sepakbola, seperti halnya Pramuka dan sebagainya, dimana anak diajak bermain dan bergembira commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id akan tetapi juga didalamnya terdapat nilai – nilai pendidikan dan latihan yang terukur dan terprogram secara tepat sesuai porsinya. Setiap peserta dipacu untuk mencapai/memperoleh target kemampuan yang telah diprogramkan, kemudian peserta mendapatkan score dan tanda kecakapan tersebut kemudian sebagai sibol kebanggaan telah mencapai target tersebut. Score setiap individu kemudian diakumulasi sebagai score regu dimana setiap regu berkompetisi untuk memperoleh predikat juara setiap bulannya. Pada intinya sistem latihan di Futsal Center dibuat semenarik mungkin hingga dapat menjadi permainan yang mendidik para peserta. Adapun skema latihannya sebagai berikut : 2) Teknik Kemampuan Teknik Individu Meliputi : Passing Level 1 Passing Level 2 Shooting Level 1 Shooting Level 2 Dribbling Level 1 Dribbling Level 2 Heading Level 1 Gambar 2.1 Latihan Teknik Heading Level 2 Ball Feeling Receive & Controlling Gerak Tipu ( Feinting & Keeping ) Ball Juggling Diving commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tackling Level 1 Tackling Level 2 Gambar 2.2 Latihan Teknik Stealing Throw in 2. Individual Daya tahan, Speed, dan Kekuatan Kemapuan Individu Daya Tahan,Kecepatan, dan Kekuatan meliputi : Endurance Level 1 Endurance Level 2 Aerobic Var. 1 Aerobic Var. 2 Anaerobic Var.1 Anaerobic Var. 2 Sprint Level 1 Sprint Level 2 Gambar 2.3. Latihan Sprint Sprint Level 3 Jumping Body Contac Lari Rintang Lari zig – zag Lari Zig – zag dg Bola Cost country Out Bound Gambar 2.4. Latihan lari zig-zag 3. Latihan Tim Mental, Teori, Expenience commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kemampuan Individual Mental, Teori, dan Pengalaman meliputi : Motivation Konsentrasi Teknik Pernafasan Kreatifitas / steel Keberanian Agility / Respone Statistik Perkembangan Integrity / Leadership Discipline Sejarah Futsal Peraturan Futsal Agility / Response Latih Tanding Pengalaman seleksi Study Tour Rekreasi 4. Team Work / Kerja Sama Kemapuan Tim/team work meliputi : Taktik Dasar Taktik Lanjutan Defending Attacking Set Placing Possession commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kerja Sama One - Two Gambar 2.5 Latihan Kerja Sama / Team Work 5. Kemampuan Keeper Kemapuan keeper meliputi : Teknik Menangkap 1 Teknik Menangkap 2 Teknik Menangkap 3 Boxing 1 Boxing 2 Throwing Flying 1 Flying 2 Respon G. Tinjaun Fasilitas-Fasilitas Penginapan dan Latihan Untuk melengkapi fasilitas Futsal Center maka diperlukan fasilitas yang sekiranya menunjang perkembangan mental, fisik dan teknik pemain. Fasilitasfasilitas tersebut harus mendukung metode pelatihan yang akan diterapkan oleh atlet/pemain. Fasilitas-fasilitas yang wajib ada antara lain. 1. Asrama Asrama merupakan suatu bangunan yang difungsikan sebagai tempat tinggal bagi pelaku kegiatan dan sarana untuk bersosialisasi antara sesame penghuni. Asrama biasanya diperuntukkan bagi atlet, tim pelatih, dan pengelola. Asrama biasanya dilengkapi juga dengan fasilitas loundry, kantin perpustakaan, dan lain sebagainya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1.a. Loundry Laundry atau dalam bahasa Indonesia di sebut binatu atau tempat pencucian pakean juga disediakan dalam asrama pemain, pakean pemain atau penghuni asrama akan dicuci oleh pembantu atau pegawaiyang mengurus masalah laundry didalam asrama. Gambar 2.6. Luondry 1.b. Kantin Kantin adalah tempat bagi para atlet dan pengurus/staf pelatih untuk menikmati makanan sebagai energy bagi tubuh, kantin akan mengontrol makanan yang d santap oleh para pemain sehingga pemain mendapatkan energy dan menambah masa otot para pemain sehingga dapat tampil maksimal pada saat melakukan latihan ataupun pertanadingan. 1.c. Perpustakaan Gambar 2.7 Kantin Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer). 2. Resort Gambar 2.8 Perpustakaan Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk berlibur. Resort juga tempat, kota atau kadang-kadang bangunan komersial yang dioperasikan oleh suatu perusahaan. Resort sendiri menyediakan banyak keinginan pengunjung seperti makanan, minuman, penginapan, olahraga, hiburan, dan perbelanjaan. Sebutan "resort" kadang kadang salah digunakan untuk mengartikan hotel yang tak menyediakan ameniti yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah resort. Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah resort. a. Fasiltas Pendukung Restaurant Swimming Pool Meeting Room Movie and TV Lounge Internet Corner Extensive Library commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Fitnes Gazebo Laundry 3. Indor Building Pada dasarnya futsal adalah olahraga indoor jadi fasilitas utamanya adalah Indoor Buildimg. Indoor building atau Bangunan Dalam adalah gedung yang difungsikann untuk sarana latihan di dalam ruangan seperti halnya gedung serba guna bagi keperluan olahraga. Untuk itu dalam Indoor Building dapat disatukan beberapa fungsi latihan yang dapat dirangkap dan diwadahi dalam fasilitasfasilitas seperti lapangan indoor, fitness center, gymnasium hall, dan lain sebagainya. Gambar 2.9 Indoor Building commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Fasilitas Rekreatif Fasilitas-fasilitas diluar fungsi pembinaan dan pelatihan dibuat sebagai sarana pelengkap yang bersifat diluar fungsi teknis pembinaan dan pelatihan dan/atau bersifat rekreatif. Meskipun demikian fasilitas-fasilitas yang ada harus dapat mendukung kelancaran aktifitas bagi para pelaku kegiatan seperti Kolam Renang, Lapangan basket, Tenis, Masjid, dan lain sebagainya. Fasilitas ini khusus diperlukan untuk mendukung aktifitas atau kegiatanpelayanan bagi seluruh fasilitas-fasilitas yang ada. Fasilitas ini diperuntukkan bagi pelaku kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan fasilitas secara keseluruhan dan biasanya terdiri dari Sekretariatan, Kantor Pengelola, Gudang dan lain sebagainya. H. Bentuk Arsitektural Bangunan 1. Arsitektur Metafora Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubunganhubungan yang terjadi lebih bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan hubungan tersebut. Pada dasarnya Intisari ialah penyaringan serta pemusatan aspek-aspek persoalan yang rumit menjadi suatu pernyataan yang ringkas dan logis. Suatu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pernyataan "intisari" juga dapat merupakan hasil dari penemuan serta identifikasi pokok persoalan. Perancang telah mengembangkan beberapa metode untuk mendapatkan intisari dari suatu proyek dan mentransformasikannya dalam suatu konsep. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya. Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika : 1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. 2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. 3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru). Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut : - memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain. - Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. - Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya - Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya. Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak. 2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana. Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. 3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut ‘dipindahkan’ ke dalam ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk dan warna dirancang untuk menghasilkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kualitas visual ruang yang unik, meliputi lantai, dinding, atap dan sebagainya. Ruangruang unik inilah yang kemudian membawa makna-makna khusus sebagai ekspresi metaforik. 2. Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi Bangunan Futsal : - seni permainan yang indah : Amerika Latin - industri bisnis : Inggris - sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu - sangat mementingkan team work (kerjasama tim). - Keras - Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan, baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan. - karakter : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif, dan tangkas. - Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya, keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola. Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan. Seperti dalam Posmodernisme . commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Definisi : Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan. a. GOAL / TUJUAN Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya. b. KERJASAMA / TEAMWORK Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan kerjasama / team work dalam sebuah tim. c. SPORTIF / JUJUR Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal, sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas dan karakteristik dari olahraga ini. d. KERAS konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lainlain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku, kokoh dan netral. e. KEINDAHAN Walaupun mementingkan termasuk keindahan. olahraga Hal ini keras, namun terlihat dari Futsal teknik sangat bermain, gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan – lengkungan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III TINJAUAN LOKASI A. Tinjauan Umum Kota Surakarta 1. Letak Geografis Letak geografis kota Surakarta berada diantara kota Surakarta berada di antara 11045’15’ -110 45’35’ Bujur Timur ; 7036’-7056’ Lintang Selatan. Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah kota Surakarta : Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo Sebelah Selatan: Kabupaten Sukoharjo Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m diatas permukan air laut. Kondisi Topografinya relatif datar dengan kemiringan rata-rata (0-3)°. Di bagian utara agak bergelombang dengan kemiringan kurang lebih 5°. Sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan pasir (regosol kelabu). Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak berbatu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 3.1 Peta Surakarta Kota Surakarta berada diadataran rendah antara kaki gunung lawu dan gunung merapi, dua buah sungai, kali pepe dan kali jenes membelah tengah kota, sungai Bengawan Solo mengalir disebelah Timur kota. Luas wilayah kota Surakarta adalah 44.04km2 . Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata-rata 2.200 % mm/tahun. Suhu udara rata-rata 260°, suhu udara maksimum 32,30° C, dan suhu udara minimum 21,70° C. Luas wilayah Kota Surakarta adalah 440,040 km ( 4404ha ), terdiri dari 5 kecamatan; Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan SErengan.dan 51 kelurahan. Secara administrasi kota Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan Perda no.1 tahun 1989, wilayah kota Surakarta dibagi dalam 4 wilayah pengembangan, yaitu Wilayah Pengembangan Utara, Barat, Timur, dan Selatan. Wilayah Pengembangan Utara : Wilayah Pengembangan Timur : Colomadu Palur, Jaten Wilayah Pengembangan Barat : Pabelan, Kartasura commit to user Wilayah Pengembangan Selatan: Grogol, Baki, Mojolaban perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 3.2 Peta pengembangan Surakarta Wilayah 2. Kondisi Kota Surakarta Potensi iklim dan cuaca Suhu Udara kota Surakarta termasuk dalam kelompok iklim tropis panas pada daerah equator 7,50LS, 1110 BT. Perbedaan temperatur pada wilayah equator pada umumnya berkisar antara 80 C dengan maksimal temperatur pada siang hari berkisar 300 C dan malam hari 240 C. suhu rata-rata tercatat pada tahun 1995 maksimal 32,64 0 C dan minimal 19,820 C. Curah Hujan Curah hujan yang tejadi pada wilayah tropis equator pada umumya antara 2000 – 5000 mm/th dengan maksimal curah hujan sebesar 500 mm/bl pada musim penghujan, dan 50 mm/bl pada musin kemarau . Pada tahun 1994 di Surakarta banyaknya curah hujan maksimal adalah 2790 mm/ bulan dan minimal 30 mm/ bulan. Kelembaban Udara Kelembaban udara relatif umumnya berkisar 75 % dan dapat terjadi antara 55 – 100 % yang relatif basah. Pada tahun 1995 kelembaban udara yang terjadi di kota surakarta adalah 74 %. 3. Perkembangan Potensi Kota commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun (sumber: Biro Pusat Statistik), sedang perkembangan penduduk Surakarta diperkirakan akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan kota mengacu pada konsep metropolitan. b. Peningkatan Perekonomian Kota Dari data pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan jumlah manusia yang melakukan kegiatan baik siang maupun malam dari di kota Surakarta sekitar 800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin berkembang di tahun-tahun mendatang. Selain dengan hal tersebut bidang perekonomian di Surakarta juga turut berkembang. Selain itu dari jumlah pendapatan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun peningkatan ekonomi dapat dilihat dari prosentase distribusi, dimana peningkatan rata-rata Produk Domestik Bruto Surakarta tiap tahunnya mencapai 6,4 % lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa tengah. Sektor- sektor yang mendominasi dan memiliki prosentase distribusi yang besar bagi Produk Domestik Regional Bruto adalah sektok perdagangan, industri, perbankan, bangunan dan konstruksi serta pemerintahan dan hankam. c. Perkembangan Fungsi Kota Surakarta Wilayah Kotamadya Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga serta sosial budaya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Seperti ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.1. Fungsi dan skala pelayanan Kota Surakarta No Fungsi kota Skala pelayanan 1. Pemerintahan Lokal dan Regional 2. Industri Lokal, Regional dan Nasional 3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional 4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional 5. Perdagangan Lokal dan Regional 6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional 4. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta Menurut Permendagri no.2 tahun 1987 yang dimaksud dengan rencana pemanfaatan ruang kota mencakup arahan pemanfaatan ruang yang menggambarkan lokasi intensitas tiap penggunaan, baik kegiatan fungsi primer dan fungsi sekunder yang ada di dalam kota sampaiu akhir tahun perencanaan. Jadi dalam hal ini mencakup materi yang berupa pengaturan lokasi dan luas lahan yang dirinci dalam Sub Wilayah Pembangunann (SWP), untuk kegiatan primer maupun sekunder. Dasar dan arah pemanfaatan ruang di wilayah kota Surakarta dipertimbangkan atas kenyataan fisik, sodial, ekonomi dan budaya masyarakat dan kotanya, agar dicapai suatu perimbangan penggunaan ruang yang efisien, harmonis dan wajar. Secara lebih konkret, konsep rencana pemanfaatan ruang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kota akan disusun dengan mempertimbangkan potensi setiap lokasi terhadap kegiatan yang ada sekarang dengan mengingat : 1. Ketersediaan lahan kota. 2. Keterkaitan antar kegiatan 3. Sifat fleksibilitas suatu kegiatan. 4. Peranan dan fungsi kawasan tersebut terhadap kota. 5. Karakteristik budaya masyarakat. 6. Peninggalan budaya dan sejarah kota. Adapun kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya didalam wilayah kota Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi kota Surakarta di masa mendatang (2013), yakni : 1. Penyediaan areal pusat pariwisata. 2. Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan. 3. Penyediaan areal olahraga. 4. Penyediaan areal relokasi industri. 5. Penyediaan areal perluasan dan pembangunan pendidikan. 6. Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan. 7. Penyediaan areal pusat perkantoran/pusat administrasi. 8. Penyediaan areal lingkungan perumahan. Kedelapan fungsi kota yang akan dikembangkan sampai dengan tahun 2013 ini merupakan aktivitas-aktivitas primer bagi kota Surakarta. Berdasar faktor lokasi, kecenderungan perkembangan, dampak lingkungan, kemungkinan hambatan pengembangan maka potensi lokasi untuk penyediaan ruang dari kedelapan fungsi tersebut nampak dalam tabel berikut ini: FUNGSI KOTA SWP LOKASI wisata budaya OR Industri Pend. Dagang Kantor Rmh commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id I x Pucang Sawit Mangkunegaran II x x x Balaikota kaw. Komersial III x x Kraton x kaw. komersil Sriwedari IV x x Balaikambang Manahan Sondakan V x Laweyan VI x x Jajar Sumber VII x Banyuanyar Jurug,UNS VIII x x x Kaw.komersial IX x x X Kadipiro x Tabel 3.2. Fungsi Kota commit to user Mojosongo perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Perkembangan Futsal di Indonesia Perkembangan futsal di Indonesia terbilang sangat maju, itu dibuktikan dengan prestasi-prestasi di tingkat Internasional. Namun ekspos terhadap olahraga yang satu ini masih kurang. Di Indonesia sekarang ini sangat miskin kompetisi. Sementara ini hanya area liga mahasiswa. Memang para mahasiswa cukup mempunyai interest yang baik untuk olah raga ini. Tapi sebenarnya banyak yang berasal dari luar kalangan mahasiswa yang juga mempunyai potensi. Namun kita kurang mengekspos potensi itu. Futsal masuk ke Indonesia sebenarnya pada sekitar tahun 19981999. Lalu pada tahun 2000-an, futsal mulai dikenal masyarakat. Pada saat itulah futsal mulai berkembang dengan maraknya sekolah-sekolah futsal di Indonesia. Lalu pada tahun 2002 AFC meminta Indonesia untuk menggelar kejuaraan Piala Asia. Futsal di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang. Akan tetapi, sampai saat ini olahraga futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum menjadi sebuah olahraga profesional. Jadi saya rasa untuk awal-awal perkembangannya sudah bagus. Sekarang tinggal bagaimana Badan Futsal Nasional (BFN) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dapat bekerja bahu-membahu untuk membawa olahraga ini dinikmati semua masyarakat dan menjadi sebuah olahraga yang profesional. Kendala utama di olahraga ini adalah soal dana untuk uji coba. Akibatnya, apabila tim nasional kita bertanding di dalam negeri pasti kita selalu menang besar. Tetapi, kita tidak mendapatkan pelajaran dari kemenangan-kemenangan itu. Tim nasional perlu untuk bermain di luar negeri agar bisa belajar dan mengetahui kekuatan lawan walaupun nantinya kita mengalami kekalahan. Di Eropa terdapat tim-tim yang kuat. Kita seharunya bertanding melawan mereka. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk saat ini, untuk mencari pengalaman bertanding dengan tim-tim kuat hanyalah dengan mengikuti pertandingan persahabatan, kejuaraan ASEAN, dan kejuaraan invitasi, seperti KL World 5. Hal yang harus diperhatikan dalam perkembangan futsal di Indonesia. Yang pertama adalah sosialisasi. Harus semakin banyak diadakan kejuaraan atau turnamen dengan menggandeng sponsor. Memang ini merupakan tugas BFN, yang seharusnya memikirkan untuk kompetisi-kompetisi. Saat ini BFN sedang membicarakan mengenai program-program futsal di Tanah Air. Kerja sama dengan pihak-pihak terkait, terutama dengan berbagai media, bisa menjadi saran penting untuk socialsasi. Lalu pembinaan harus dibenahi. Kerjasama dengan pihak Depdiknas dan Menpora agar futsal menjadi olahraga wajib di sekolah-sekolah dasar bisa menjadi salah satu solusi. Yang terakhir adalah sarana. Saat ini lapangan futsal yang berlapis rubber (karet) masih jarang. Lapanganlapangan indoor soccer yang ada seperti di Jakarta saat ini malah semakin menjamur. Sarana futsal mestinya makin diperbanyak. Futsal mulai dikenal luas di Indonesia sekitar tahun 2002, adalah alm. Ronny Pattinasarani yang rajin mengembangkan olahraga ini di Indonesia. Berbekal lisensi kepelatihan futsal AFC yang dimilikinya, mantan striker nomer 1 indonesia tersebut rajin melakukan coching clinic futsal . Tujuan Ronny bertindak sebagai pelatih yang mengembangkan futsal karena ia beranggapan olah raga tersebut amat efektif untuk mengasah teknik permainan pesepakbola Indonesia. Pada tahun itu pula Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah kujuaraan futsal Asia, sayangnya prestasi Indonesia kurang mengkilap. Setelah itu Indonesia hamper tidak pernah absen di event tertinggi asia tersebut walau dari segi prestasi timnas hanya mentok di penyisihan. tahun 2003 mencuat organisasi futsal pertama di indonesia yaitu, persatuan olahraga futsal Indonesia ( POFI ). Organisasi ini tidak menginduk pada PSSI commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melainkan pada Organisasi Futsal Dunia yaitu FIFUSA. Perkembangan futsal di Indonesia terbilang sangat maju, itu dibuktikan dengan prestasiprestasi di tingkat Internasional. Namun ekspos terhadap olahraga yang satu ini masih kurang. Di Indonesia sekarang ini sangat miskin kompetisi. Sementara ini hanya area liga mahasiswa. Memang para mahasiswa cukup mempunyai ketertarikan yang baik untuk olah raga ini. Tapi sebenarnya banyak juga yang berasal dari luar kalangan mahasiswa yang mempunyai potensi. Namun kita kurang mengekspos potensi itu. Pada Perkembangannya, pada tahun 2007 secara khusus PSSI membentuk Badan Futsal Nasional (BFN), pada tahun itu pula mulai bergulir kompetisi pro futsal berlabel Indonesia futsal league (IFL). Futsal di Indonesia belum dioptimalkan oleh PSSI. Padahal, prestasi tim futsal Indonesia menunjukkan adanya kemajuan. Pada tahun 2004 Indonesia di tingkat Asia berada pada urutan 13, setelah terpuruk di luar 20 besar. Naiknya peringkat ini diraih dalam ajang kejuaraan Asia di Ho Chi Minh City Vietnam. Pada tahun 2010 ini Indonesia menjadi juara 1 di AFF Cup atau Kejuaraan Futsal se asia Tenggara. Pada tahun ini pula Indonesia mengikuti kejuaraan Futsal se-Asia yang diselenggarakan di Uzbekiztan, tetapi sayangnya Indonesia tidak lolos dari penyisihan. Ini membuktikan bahwa Indonesia masih kalah dari Negara-negara di Asia tapi sangat berpotensi untuk dapat terus berkembang dengan syarat harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik. Sempitnya lahan dan minimnya sarana olah raga khususnya sepakbola, menyebabkan banyak orang mencari alternatif lain untuk menggantikannya. Untuk itu diperlukan inovasi-inovasi baru guna mengatasinya. Salah satu cara yang saat ini sedang trend di kalangan anak muda yang menggemari sepak bola adalah bermain futsal. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Olah raga futsal bisa menjadi pilihan anak muda khususnya pada waktu luang dan santai seperti di hari Minggu. Peraturannya juga relatif sama dengan sepak bola pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan seperti dalam jumlah pemain, aturan bola ke luar lapangan, ukuran bola, dan lain-lain. Namun, peraturan permainan futsal relatif cepat dimengerti sebab sebagian besar memang mengadopsi dari permainan sepak bola lapangan besar. C. Perkembangan Futsal di SOLO Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga futsal pada tahun 2006 belum banyak tersedia, padahal futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi. Untuk mendorong dan juga memajukan Futsal dikota Solo ada beberapa orang yang mempunyai inisiatif dengan mengadakan ekshibisi-ekshibisi Futsal yang diadakan di lapangan-lapangan indoor bahkan di tempat persewaanpersewaan Futsal yang telah disebutkan di atas. Berbagai kalangan ikut serta dalam ekshibisi tersebut, bahkan ada commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang mengadakan ekshibisi khusus anakanak yang dilihat sebagai pencari bibit-bibit unggul yang nantinya siapa sangka dapat membela Tim Sepak bola andalan kota mereka yaitu PERSIS Solo. Dari semua yang sudah kita ketahui di atas maka kota Solo perlu memperhatikan dan juga merespon perkembangan khususnya Futsal untuk ditangani dengan diperlukan tempat yang mewadahi olahraga Futsal, mulai dari pendidikan, persewaan tempat, pertandingan dan fasilitas – fasilitas yang nantinya dapat mendukung olahraga ini. Perkembangan dunia Futsal yang semakin berkembang, dari semula hanya olahraga biasa, kini telah menjadi sebuah komunitas, tempat berkumpul dan bahkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Dan bahkan tidak mungkin akan menjadi sesuatu yang berpengaruh besar di masyarakat, khususnya para remaja. Untuk itu, dirasa perlu adanya suatu bangunan yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan dunia Futsal pada saat ini di dalam satu kesatuan bangunan berupa Solo Futsal Center sebagai alternatif tempat yang dapat mewadahi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan olahraga futsal seperti diklat Futsal, Futsal indoor, makan, minum, hiburan, informasi, penjualan, perlengkapan dan peralatan futsal serta pertemuan. D. Pemilihan Kota Solo Pemilihan kota Solo sebagai lokasi futsal center bukan tanpa dasar. Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, seperi stadion sepakbola, GOR Bola Basket, terbukti Surakarta menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I. Namun fasilitas permainan olah raga Futsal pada tahun 2006 belum banyak tersedia, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id padahal Futsal sangat digemari dan diminati oleh banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Namun dengan seiring berkembangnya waktu perkembangan olahraga Futsal di kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Itu terbukti di awal tahun 2008 banyak lapangan persewaan untuk olahraga Futsal yang didirikan. Beberapa lapangan Standar Futsal telah meramaikan demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor Futsal Solo Sehat, Randevouz, Coppa Futsal, dan lainnya. Dengan di dalam satu tempat persewaan lapangan Futsal dipakai sedikitnya lima Tim yang menyewa lapangan tersebut untuk bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi. E. Solo Futsal Center yang akan direncanakan Fasilitas-fasilitas : Lapangan futsal untuk latihan Lapangan futsal untuk pertandingan ( dilengkapi dengan tribun penonton ) Toko merchandise futsal Ruang informasi tentang futsal ( berita terkini tentang futsal ) Ruang kelas untuk pendidikan futsal Fasilitas pendukung ( Asrama, Resort, Restaurant, Swimming Pool, Meeting Room, Movie and TV Lounge, Internet Corner, Extensive Library, Fitnes, Gazebo, Laundry ) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN A. Analisis Pemilihan Lokasi Kota dan Site Pendirian Solo Futsal Center A.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kota Pendirian Solo Futsal Center Tujuan dari pemilihan lokasi Solo Futsal Center adalah untuk mendapatkan lokasi kota yang mampu mendukung peran Futsal Center sebagai tempat pelatihan Futsal dan tempat berkumpulnya para penggemar Futsal. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi kota pendirian Solo Futsal Center adalah : 1) Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Solo Futsal Center ini. 2) Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk memperkenalkan Solo Futsal Center publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan letak yang strategis ini, bangunan Solo Futsal Center diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta. 3) Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase. commit to user V-1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 4.1. Peta Surakarata A.2 Analisa Pemilihan Site Pendirian Solo Futsal Center Dasar pertimbangan pemilihan lokasi kota pendirian Solo Futsal Center adalah: Letak Futsal Center di bagian kota yang memiliki pencapaian (aksesibilitas) baik Jaringan utilitas lingkungan kota mendukung Dari segi tingkat keamanan, wilayah Adi ucipto merupakan salah satu daerah yang tingkat keamanannya tinggi, serta memiliki tingkat pencapaian aksesibilitas yang baik. a. Alternatif site 1 Lokasi alternatif site 1 berada di Jln Adi Sucipto. Batas-batasnya: Sebelah utara : Perumahan penduduk, area persawahan Sebelah timur : perumahan penduduk Sebelah selatan : Jalan Adi sucipto Sebelah barat : Jalan kampong, perumahan penduduk commit to user Gambar 4.2. Alternatif site 1 V-2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Alternatif site 2 Lokasi alternatif site 2 berada juga di jln Adi Sucipto, Batas-batasnya adalah: Sebelah utara : Jalan adi sucipto Sebelah timur : Jalan kampung, perumahan penduduk Sebelah selatan : Perumahan penduduk, area persawahan Sebelah barat : Area persawahan Gambar 4.3. Alternatif site 2 Alternatif Lokasi Karakter Nilai 1. Jalan Adi Memiliki aksesibilitas yang baik. + Sucipto 1 Memiliki potensi wisata. - Berada pada wilayah yang memiliki potensi pendukung, seperti dekat dengan - bangunan yang berhubungan dengan + Olahraga. Berada dalam RTRW yang difungsikan sebagai bangunan Olahraga. + 2. Jalan Adi Memiliki aksesibilitas yang kurang baik. + Sucipto 2 Memiliki potensi wisata. + commit to user V-3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berada pada wilayah yang memiliki + potensi pendukung, seperti dekat dengan + bangunan yang berhubungan dengan Olahraga. Berada dalam RTRW yang difungsikan sebagai bangunan Olahraga. + Analisa pemilihan lokasi site yang mampu menampung kegiatan Solo Futsal center berdasarkan persyaratan tata ruang kota antara lain: Berdasarkan analisa tersebut maka lokasi yang sesuai dengan karakter dan persyaratan tata ruang wilayah, lokasi yang yang tepat untuk bangunan Solo Futsal center yang direncanakan berada pada lokasi alternatif 1 yaitu di Jln Adi Sucipto. Data-data fisik site terpilih rencana pendirian Solo Futsal Center :: a) batas-batas dan ukuran lahan (tapak) Sebelah utara : prumahan penduduk, area persawahan Sebelah timur : Perumahan penduduk Sebelah selatan : Jln Adi Sucipto Sebelah barat : Jalan Kampung, perumhan penduduk commit to user V-4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 4.4. site terpilih Sumber: Analisis penulis B. ANALISIS KEGIATAN 1. Pengelompokan Kegiatan a. Berdasarkan program kegiatan, : Kegiatan pelatihan, kegiatan informasi, kegiatan pelayanan jasa, kegiatan pengelolaan dan kegiatan fasilitas bangunan b. Berdasarkan sifat kegiatan/ zona : 1. Kegiatan publik dan semi publik : kegiatan pelatihan, informasi, pelayanan jasa (service) serta fasilitas bangunan 2. Kegiatan privat : kegiatan pengelolaan c. Berdasarkan pengelompokan kegiatan : 1. Kegiatan Utama : kegiatan pelatihan dan kegiatan informasi commit to user V-5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Kegiatan Pendukung : kegiatan pelayanan jasa dan kegiatan pengelolaan 2. Pengelompokan Pelaku Kegiatan Pengelola Pemain Pengunjung 3. Pendekatan Penentuan Besaran Ruang a. Dasar perhitungan besaran ruang 1. Perhitungan standar (studi literatur) 2. Perhitungan khusus Perhitungan dengan mempertimbangkan : - Feasibility besaran ruang - Modul ruang - Flow gerak / sirkulasi - Kepuasan pemakai ruang 3. Perhitungan asumsi b. Kapasitas pelayanan Solo Futsal Center sebagai pusat informasi, promosi dan pemasaran serta pelayanan jasa dengan sistem Futsal Community Center, direncanakan mampu melayani secara makro dalam skala Nasional serta secara mikro melayani kepentingan Kota Solo dan sekitarnya. c. Sumber Perhitungan Besaran Ruang - Architect’s Data, Ernest Neufert Standard - Studi Ruang Gerak - Studi Banding - Asumsi commit to user V-6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Analisa Program Ruang 1. Pola Kegiatan a. Atlet Futsal Datang, pendaftaran, asrama, kegiatan latihan ( futsal, Fisik ( lari, Fitness, renang dll ),rekreasi ), bertanding. b. Pengunjung Secara umum : datang, parkir, pendaftaran (tiket)/informasi awal, Menonton Pertandingan Futsal, mendengarkan penjelasan dan keterangan dan keterangan tambahan tentang Futsal / Mencari informasi – informasi terbaru tentang Futsal, membeli souvenir/cinderamata di Futsal Shop, masyarakat sekitar (memanfaatkan fasilitas ruang publik/taman publik), pulang. commit to user V-7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pengunjung Datang Parkir Umum Taman Publik Futsal Shop Restauran Mushalla Lavatory Pameran Administrasi Umum Hall Umum & Fasilitas Pelayanan Umum Fasilitas edukatif Informasi teerbaru tentang Futsal Skema 4.2 Kegiatan Pengujnung Solo futsal center Sumber : Analisa Penulis commit to user V-8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c.. Pengelola Secara umum : datang, parkir, keruang kerja masing-masing, istirahat, ruang kerja, pulang. Kegiatan pengelola khusus : menerima kunjungan/tamu, rapat bersama, pendampingan/sosialisasi pada masyarakat, dll. Parkir Pengelola Taman Publik Souvenir Hall Pengelola Restauran Mushalla Lavatory Ruang Servis Umum (MEE, Gudang Umum, dll) Ruang Servis Ruang Kerja Pengelola Koleksi Ruang Kerja Administrasi Umum Edukasi (Perpustakaan dan Ruang serba Guna) Pameran Skema 4.3 Kegiatan Pengelola Solo Futsal center Sumber : Analisa Penulis commit to user V-9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Kelompok Kegiatan dan Besaran Ruang a. Analisa Kelompok Kegiatan 1. Kelompok kegiatan penerimaan Kegiatan parkir (umum maupun khusus pengelola serta parkir barang. Kegiatan informasi awal dan pendaftaran, yaitu kegiatan memberikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Futsal secara umum seperti peraturan, kegiatan pelatihan futsal, pendaftaran, pembelian tiket masuk dan sebagainya. 2. Kelompok kegiatan utama Merupakan kelompok kegiatan utama berupa aktivitas dalam pelatihan Futsal. 3. Kelompok kegiatan pendukung Merupakan aktivitas kebutuhan umum futsal center yang mendukung tujuan dan peran museum Kegiatan pelayanan umum Meliputi aktivitas kebutuhan umum museum seperti restoran, tempat ibadah, telepon umum dan lavatory. Kegiatan edukasi Menjudi aktivitas yang bersifat edukatif dalam bentuk pertemuan, diskusi, seminar, sarasehan. Kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat Meliputi aktivitas penjualan cinderamata (souvenir) oleh masyarakat sekitar Kegiatan informasi Kegiatan rekreatif pendukung commit to user V-10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Merupakan aktivitas dengan tema-tema khusus yang dapat dikembangkan. Kegiatan ruang komunal Kegiatan public dalam memanfaatkan taman/ruang komunal museum sebagai public open space 4. Kelompok kegiatan pengola Merupakan aktivitas pengelolaan Solo Futsal Center terdiri dari kegiatan umum administrasi dan kegiatan khusus penambahan benda koleksi. Kegiatan administrasi Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan administrasi museum yang meliputi unsur direktur, sekretaris, tata usaha, keuangan, rumah tungga, bagian umum serta personalia dan humas Kegiatan penanganan koleksi Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan pengumpulan, perawatan dan pameran benda koleksi Museum Gempa Jogja 5. Kelompok kegiatan service Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan dan pengoprasian peralatan teknis atau utilitas bangunan Berikut pengelompokan jenis kegiatan serta kebutuhan ruang Solo futsal Center. a.1. Pengelompokan Jenis Kegiatan Solo Futsal Center Kelompok kegiatan Kegiatan penerimaan Bentuk kegiatan Parkir pengunjung dan pengelola Aktivitas informasi awal terhadap commit to user V-11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengunjung, pembelian tiket, pemesanan, konfirmasi, penitipan barang, dll. Kegiatan utama Pelatihan Futsal Melihat Pertandingan Futsal Mencari informasi terbaru tentang Futsal Kegiatan Kegiatan Ibadah pendukung pelayanan Makan umum Telekomunikasi Istirahat Metabolisme Studi pustaka (baca, mencatat, copy Kegiatan edukasi data, dll.) Kegiatan Akses internet Seminar, sarasehan, diskusi Jual beli cinderamata (souvenir) pemberdayaan ekonomi masyarakat Kegiatan Dikusi, sarasehan, Informasi Kegiatan resort rekreasi pendukung Kegiatan ruang Duduk santai, diskusi, bercerita, komunal berkelompok, bermain, dll commit to user V-12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kelompok Kegiatan kegiatan administrasi Menangani masing-masing bidang koordinasi utama/pimpinan, pengelola administrasi perkantoran, keuangan umum, urusan rumah tangga, personalia dan humas Melakukan kegiatan penunjang, rapat, diskusi, menerima tamu, dsb. Kelompok kegiatan servis Merawar dan memperbaiki gedung Pengelolaan dan pengoperasian mesin dan utilitas Penyimpanan peralatan dan perlengkapan perawatan a.2. Pengelompokan Kebutuhan Ruang Solo Futsal Center Kelompok kegiatan Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang (dominan) Kegiatan Informasi awal Pengunjung dan Hall penerimaan dan pengelola Ruang informasi Ruang pendaftaran pendaftaran Ruang penitipan (loker) Kegiatan parkir Pengunjung dan pengelola Parkir pengunjung Parkir pengelola Parkir benda commit to user V-13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id koleksi (bongkar muat) Kegiatan utama - Atlet Asrama Tempat latihan Futsal - Pengunjung Stadion Futsal Ruang informasi futsal Pengunjung Lavatory mushola Kegiatan Kegiatan pendukung pelayanan restoran umum wartel/telpon umum medical center lavatory Kegiatan Pengunjung dan perpustakaan edukasi pengelola ruang internet ruang serba guna ruang pengelola lavatory Kegiatan Pengunjung dan pemberdayaan masyarakat sekitar Futsal Shop ekonomi masyarakat Kegiatan Pengunjung dan Informasi pengelola ruang diskusi, sarasehan taman commit to user V-14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kegiatan Pengunjung Resort Kegiatan ruang Pengunjung dan Taman publik komunal masyarakat sekitar Kelompok Kegiatan Pengelola kegiatan administrasi rekreatif pendukung ruang pimpinan kepala Futsal pengelola center ruang wakil pimpinan ruang sekretaris ruang staff tata usaha/administra si umum ruang staff keuangan ruang staff personalia dan humas ruang staff rumah tangga Kegiatan Pengelola ruang staff umum ruang rapat ruang arsip lavatory ruang staff, ruang penanganan penerimaan, koleksi ruang commit to user V-15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penyimpanan sementara ruang staff, ruang perawatan dan perbaikan, ruang movie zone ruang staff, penyimpanan Kelompok Pengelola kegiatan servis Lavatory Ruang genset, panel listrik Ruang pompa air Ruang mesin AC Ruang teknisi Gudang umum Ruang petugas keamanan Pantry Lavatory b. Analisa Peruangan 1. Dasar pertimbangan dalam penetuan kebutuhan dan besaran ruang Solo futsal Center adalah : Jenis kegiatan Kapasitas ruang Kebutuhan ruang commit to user V-16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Standar kebutuhan ruang 2. Kapasitas pengunjung Kapasitas pengunjung Solo Futsal Center yang direncanakan diasumsikan sekitar 1000 orang perhari. 3. Kapasitas pengelola Kelompok pimpinan Dipimpin oleh seorang kepala Solo Futsal Center dibantu seorang wakil dan seorang sekretaris Kelompok administrasi dan staff Tata usaha/administrasi umum : kabag 1 orang, staff 2 orang Keuangan : kabag 1 orang, staff 2 orang Rumah tangga : kabag 1 orang, staff 2 orang Bagian personalia dan humas : kabag 1 orang, staff 2 orang Bagian edukasi : kabag 1 orang, staff 6 orang Bagian umum : kabag 1 orang, staff 2 orang Ruang informasi 2 orang Pendaftaran (tiket) 2 orang Penitipan barang 1 orang Perawatan gedung 3 orang Pramuwisata 8 orang commit to user V-17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Keamanan 4 orang Teknisi 8 orang Kelompok penanganan koleksi dan staff Bagian kurasi : kabag 1 orang, staff 2 orang Bagian preparasi : kabag 1 orang, staff 4 orang Bagian konservasi (pameran) : kabag 1 orang, staff 4 orang Rekapitulasi total jumlah personalia (pengelola) yang direncanakan : Personalia strukturral : 12 orang Personalia staff : 54 orang Jumlah : 66 orang 4. Standar ruang yang digunakan diperoleh dari sumber: Neufert Architect Data (NAD) Asumsi penulis (A) Besaran Ruang Fasilitas Pembelajaran dan Pelatihan Ruang Sports Hall Indoor Training Outdoor Lobby Main hall R. kelas R. audio visual Fitness center Gudang R. ganti Lavatory Stadion Utama commit to user Luas (m2) 120 4000 200 100 190 12 30 28 4000 V-18 perpustakaan.uns.ac.id Training Medical center digilib.uns.ac.id Lapangan latihan Kolam Renang Lapangan Tenis Lavatory R ganti R. pemeriksaan kesehatan Klinik keperawatan Laboratorium Lavatory R. jumpa pers R. perlengkapan Futsal Hall Ruang Tamu R. Tidur (Pemain & Asrama pelatih) pemain R. kepala asrama R. bersama R. makan Dapur R. cuci Mushola Lavatory Gudang Jumlah 2000 12290 792 54 150 18 48 24 11 20 50 616 10 1980 9 600 320 64 64 75 64 20 16.960 m2 Fasilitas Informasi Kelompok ruang R. informasi Ruang R. Pendaftaran R. Pengelola R. Tunggu R. Komputer Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel Luas (m2) 18 13,5 140 117 21,12 commit to user V-19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id R. Pendaftaran R. Penitipan barang (rak penyimpanan) R. Katalog : almari katalog (10 buah) R. Perpustakaan R. Perpustakaan : 10.000 buku 5.000 majalah Futsal R. Baca R. Pengelola Gudang Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel R. Display Perkembangan Futsal R. Pemutaran slide/film R. Konferensi R. Diskusi R. Informasi display perkembangan futsal R. Display 2 dimensi R. Pengelola Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel Gudang R. Pendaftaran R. Tunggu/lobby R. Pertunjukkan R. Proyektor R. Pengelola slide/film Gudang Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel R. Pertemuan R. Tunggu Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel R. Diskusi R. Tunggu Lavatory : WC pria + urinoir, WC wanita, wastafel R. Foto copy R. ganti, absen & loker karyawan Pantry 9 15 16 161,6 46,4 18 12 21,12 9 105 18 26,4 12 18 65 50 13,5 18 12 21,12 600 390 52,8 100 65 21,12 16 15 4 commit to user V-20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gudang 20 2.262 m2 Fasilitas Pengelolaan Luas(m2) 40 9,5 30 40 9,5 20 11 13,5 9,5 13,5 27,5 13,5 27,5 13,5 27,5 13,5 27,5 32,5 13,5 9,5 13,5 13,5 9,5 40 32,5 13,65 21,12 Ruang R. Direktur R. Sekretaris direktur R. Tamu direktur R. Wakil direktur R. Sekretaris wakil direktur R. Tamu wakil direktur R. Sekretaris umum R. Manajer umum R. Sekretaris manajer umum R. Kabag Personalia R. Staff personalia R. Kabag informasi R. Staff informasi R. Kabag pelayanan jasa R. Staff pelayanan jasa R. Kabag pemeliharaan bangunan R. Staff pemeliharaan bangunan R. Tamu umum R. Manajer teknik R. Sekretaris manajer teknik R. Asisten manajer R. Humas R. Sekretaris humas R. Rapat R. Tunggu / lobby Pantry Lavatory : WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel Gudang peralatan Jumlah 12 546 m2 Fasilitas Pendukung commit to user V-21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Luas (m2) Ruang R. Security : 3 pos R. Parkir mobil dan motor (60% mbl, 30% mtr, 10% jln kaki/kend. umum) Loading : trailer Plaza / main hall Canopy R. Receptionist Lobby R. makan R. administrasi 18,75 5935,5 Restaurant Dapur Gudang R karyawan Lavatory R utilitas R. makan R. administrasi 45,6 20 30 26,4 12 79,04 27,5 Cafetaria Dapur Gudang R karyawan Lavatory R utilitas R penjualan R karyawan R administrasi Gudang Lavatory 19,76 12 12 26,4 12 150 18 24 Futsal Shop Counter bank Warung telekomunikasi Amusement R permainan ketangkasan R biliar 300 150 30 6,825 120 182,4 27,5 30 13,2 100 40 144 257,73 commit to user V-22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id R administrasi R. karyawan Lavatory Gudang 19,8 R. Kesehatan Mushola Lavatory umum : WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel R. Mechanical R. Electrical R. AC /AHU R. Telephone switchboard R. Sampah R. Reservoir air Gudang peralatan Jumlah 46,124 60 39,6 12 13,2 20 40 40 30 24 15 20 36 m2 a. Rekapitulasi Besaran Ruang Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan sebagai wadah dari kegiatan pendidikan, informasi, pelayanan jasa, ruang pengelolaan dan fasilitas bangunan. Ruang pendidikan dan pelatihan : 16.960 m2 Ruang informasi : 2.262 m2 Ruang pengelolaan : m2 Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2 Total Besaran Ruang : 24.000 546 m2 commit to user V-23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id E. Pendekatan Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang Solo Futsal Center Futsal Perpustakaan Futsal Display perkembangan Futsal ( Film, Video ) commit to user V-24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user V-25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Persyaratan ruang pada masing-masing kelompok kegiatan: No. A Kelompok kegiatan penerimaan: Kelompok Karakter Tuntutan/ kegiatan Terbuka Tertutup kesan ruang Hall utama Terbuka, Keterangan Mudah kesan lapang mengarahkan dan pengguna/pengunj melegakan ung menjangkau ruang-ruang yang lain B Ruang Aksesibel Aksesibel Aksesibel Tidak panas informasi C Ruang pendaftaran D Ruang penitipan E Parkir pengunjung commit to user V-26 perpustakaan.uns.ac.id F digilib.uns.ac.id Parkir Tidak panas pengelola Privat dari publik G Parkir barang Privat dari publik No. A Kelompok kegiatan utama Kelompok Karakter Tuntutan kegiatan Terbuka Tertutup kesan ruang Asrama Keterangan Tidak terganggu oleh ruang di depannya, kebisingan luar diperhatikan B Restoran Mudah diakses umum, terkesan terbuka C Telpon umum D Medical center E Lavatory F Perpustakaan & Mudah diakses ruang umum internet G Ruang Perhatian commit to user V-27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertemuan pada aspek akustik ruang H Ruang Perhatian movie zone pada aspek akustik ruang I Ruang pelatihan Letaknya strategis terhadap pengawasan fas. palatihan J Futsal Shop Mudah diakses umum K Stadion Mudah diakses Futsal umum, menjadi magnet/daya tarik tersendiri L Taman Aksesibel, publik nyaman, menarik Kelompok kegiatan pengelola No Kelompok Karakter Tuntutan kesan Keteranga . kegiatan Terbuk Tertutu ruang n a A Side hall p commit to user V-28 perpustakaan.uns.ac.id B digilib.uns.ac.id Ruang Dalam pimpinan C zona berdekatan Ruang wakil pimpinan D Sekretaris E Tata Dalam zona usaha/admi berdekatan, mudah nistrasi dirombak umum tuntutan F Keuangan G Umum H Rumah sesuai perkembangan tangga I Personalia & humas J Ruang arsip K Ruang rapat L Preparasi M Konservesi N Lavatory No. A Kelompok kegiatan servis Kelompok Karakter Tuntutan kegiatan Terbuka Tertutup kesan ruang Ruang genset Keterangan Mendapatkan commit to user V-29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sirkulasi udara luar B Ruang pompa air C Ruang panel mesin listrik D Ruang AC Mendapatkan sirkulasi udara luar E Ruang telekomunikasi F Ruang teknisi G Ruang petugas keamanan H Gudang umum I Pantry F. Zonifikasi Ruang Makro Tujuan dari analisis zonifikasi secara makro adalah untuk mendapatkan penzoningan (pengelompokan kelompok ruang) dalam lahan site, yaitu penempatan kelompok ruang yang bersifat terbuka dan tertutup (area pengunjung dan area pengelola). Sebagai dasar pertimbangan adalah: Pencapaian dan entrance bagi pengguna (pengunjung dan pengelola) yang telah direncanakan Kondisi dan potensi site Orientasi ke dalam dan ke luar bangunan commit to user V-30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Karakter/tuntutan masing-masing kelompok ruang Gambar 4.5 Analisis site Sumber: Ananlisis Pribadi Lahan site yang berada di Jln Adi sucipto dioptimalkan menjadi zona yang lebih publik (terbuka), karena pencapaiannva yang mudah dan lebih optimal, termasuk pertimbangan orientasi bangunan (baik kedalam maupun keluar site), sedangkan bagian samping di optimalkan untuk zona privat (pengelola) yang lebih tertutup. Sedangkan pencapaiannya dapat melalui Jl. Lingkungan. Sedangkan zonifikasi vertikal adalah untuk mendapatkan pemetaan ruangruang dalam perancangan secara vertikal Sebagai dasar pertimbangan adalah : Pencapaian dan penjelajahan ruang-ruang Hubungan ruang yang saling berkaitan (tuntutan kedekatan) Karakter/tuntutan masing-masing kelompok ruang Sistem kemudahan teknis lapangan seperti pemipaan pada zona utilitas bangunnan secara vertikal Dari dasar pertimbangan di atas, level bawah sesuai untuk kegiatan (kelompok ruang) yang bersifat publik (kemudahan pencapaian), tingkatan di atasnya commit to user V-31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id semi publik, dan semakin ke atas adalah ruang-ruang yang bersifat lebih privat dan klimaks dari sebuah pameran. a. Analisa Penataan Site 1. Klimatologis Tujuan : Untuk pemecahan masalah akibat iklim terhadap site Sebagai pertimbangan perletakan bangunan pada site Sebagai pertimbangan untuk merencanakan jalur pedestrian di sekitar bangunan yang nyaman terhadap pengaruh efek cuaca. Dasar pertimbangan : Arah datang sinar matahari Arah angin Masalah yang berhubungan dengan iklim (cuaca) mempunyai beberapa alternatif pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut : Bukaan Berhubungan dengan perletakkan bukaan untuk menangkap sinar matahari ke dalam bangunan. Barier Barier atau penghalang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan dan pagar yang didesain sebagai penghalang sinar matahari ataupun angin yang merugikan bangunan dan kegiatan yang ada didalamnya. Material Material lebih difungsikan sebagai solusi permasalahan bangunan dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai filter sinar dan mengurangi kesilauan dalam bangunan. Terkhusus pada material bangunan dari metal, kemungkinan angin/hujan yang membawa commit to user V-32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id butiran-butiran air yang mengandung asam dapat memberikan dampak korosi pada material besi dan baja pada bangunan. Matahari pagi menyehatkan sehingga sesuai untuk ruang-ruang yang memerlukan sinar yang menyehatkan, seperti restauran, mushalla, medical center, perpustakaan dan internet, Futsal shop, , serta taman publik. Sedang sinar matahari siang bersifat terang dimana sinar ini dapat dimanfaatkan untuk penerangan alami dan sesuai untuk ruang-ruang yang memerlukan sinar alami seperti ruang kegiatan pengunjung maupun ruang kegiatan pengelola. Sinar matahari sore kurang menyehatkan sehingga dapat ditempatkan ruang-ruang yang kurang memerlukan sinar, seperti ruang lavatory, dsb. Orientasi matahari di dalam site menentukan orientasi di dalam site. Orientasi bangunan digunakan untuk menghasilkan kantong sinar matahari yaitu kondisi dimana matahari berada dalam integritas paling rendah. Sesuai dengan siklus terbit dan tenggelamnya matahari serta mempunyai sudut jatuh kecil. Dengan demikian area yang tersinari akan lebih besar dan integritas radiasinya akan lebih rendah. Respon dari analisa peredaran matahari terhadap site adalah memaksimal orientasi massa bangunan yang membujur dari arah timur-barat dan meminimalisir orientasi bangunan yang membujur utara-selatan, hal ini guna semua sisi dapat mendapatkan sinar matahari yang cukup, serta pembayangan dapat tereduksi. commit to user V-33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Angin Angin muson barat laut (oktober-maret) basah bisa dan sejuk digunakan untuk penghawaan alami dalam ruang Angin muson tenggara(aprilseptember) Angin yang berasal dari jalan adi panas, sucipto bersifat kering, panas kering direduksi dan dengan meminimalisasi bukaan,dan dan kotor. Barier dalam site penghalang pohon dibutuhkan untuk menangkalnya, menghadirkan udara segar ke dalam bangunan. Gambar 4.6 Analisis angin kedalam site Sumber: Ananlisis Pribadi commit to user V-34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Orientasi Bangunan Tujuan dari analisis orientasi pandangan dari ruang luar (lingkungan sekitar) adalah untuk mendapatkan ekspos bangunan secara maksimal dan bangunan Futsal center dapat mudah lebih dikenali dari lingkungan. Sebagai dasar pertimbangan adalah: d. Kondisi dan potensi ruang luar (lingkungan sekitar) site ; baik posisi jalan, simpul jalan, ruang terbuka, bangunan sekitar, dll. Simpul jalan memungkinkan penenpatan ekspos pada bangunan secara maksimal Ekspos bangunan tinggi, orientasi bangunan maksimal untuk mudah dikenali View ke ruang luar optimal, saat dilihat dari ketinggian tertentu yaitu area hijau persawahan Gambar 4.7 Analisis Orientasi Sumber: Ananlisis Pribadi Potensi sekitar site tidak menjadi kendala dalam mengekspos bangunan dan mengorientasi bangunan terhadap ruang luar dari arah Jl. Adi Sucipto, baik oleh bentuk dan ketinggian bangunan sekitar, bahwa view ke ruang luar akan sangat menarik jika dilihat dari ketinggian tertentu. commit to user V-35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4.Sirkulasi (pencapaian) Tujuan dari analisis pencapaian site (penempatan entrance) adalah kemudahan pencapaian pengguna museum (baik pengunjung maupun pengelola), pencapaian yang tidak saling menggangu (baik pengunjung maupun pengelola dan juga antara jenis armada transportasi yang digunakan). Sebagai dasar pertimbangan adalah : Kemudahan dan kejelasan pencapaian dari lingkungan sekitar Kondisi dan potensi jalan yang mengelilingi kawasan Gangguan yang dapat ditimbulkan terhadap lalu lintas jalan Gambar 4.8 Analisis pencapaian Sumber: Ananlisis Pribadi Dalam setiap penempatan entrance (pencapaian ke dalam site), juga mempertimbangkan pencapaian oleh pejalan kaki, dengan penempatan jalur bagi pejalan kaki yang tidak menimbulkan arus silang (saling terganggu) dengan pencapaian dengan kendaraan bermotor entrance dibuat dengan kesan terbuka, akses yang mudah dari potensi jalan yang mengelilingi dan karakter yang kuat sebagai pintu masuk utama Solo Futsal Center. commit to user V-36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Noise Bising Lingkungan Bising lingkungan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi yang berasal dari luar bangunan. Bising ini dapat berasal dari kendaraan, suara hewan dan manusia. Bising Bangunan Bising bangunan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi yang berasal dari dalam bangunan. Kegiatan dalam bangunan seperti pameran, kegiatan pendidikan, kegiatan informasi lainnya memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi. Keterangan : Gambar 4.9 Analisis Noise Sumber: Analisis Pribadi Zone bising tinggi, digunakan sebagai kelompok ruang yang menyediakan fasilitas rekreasi/hiburan terbuka (mis: berupa ruang komunal, ruang parkir) Zona dengan kebisingan sedang/peralihan. Dipakai sebagai kelompok ruang pameran, kegiatan service, dan kegiatan pendukung. Zona dengan kebisingan rendah. Dipakai sebagai kelompok asrama, kegiatan pendukung, kegiatan penerimaan, serta kegiatan pengelola. commit to user V-37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id G. ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTURAL BANGUNAN Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan a. GOAL / TUJUAN Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya. b. KERJASAMA / TEAMWORK Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang commit to user V-38 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memiliki kelebihan membantu menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan kerjasama / team work dalam sebuah tim. c. SPORTIF / JUJUR Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal, sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas dan karakteristik dari olahraga ini. d. KERAS konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lainlain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku, kokoh dan netral. e. KEINDAHAN Walaupun mementingkan termasuk keindahan. olahraga Hal ini keras, namun terlihat dari Futsal teknik sangat bermain, gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan – lengkungan. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair. commit to user V-39 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar dapat merefleksikan kesan metafora dari bangunan. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar bangunan. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah (tuntutan aktivitas yang berlangsung di dalamnya). Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif. H. ANALISIS TAMPILAN BANGUNAN Filosofi Atraktif rekreatif Kriteria Kriteria ekspresi atraktif rekreatif : Memberi kesan dominan terhadap lingkungan tetapi tetap selaras dengan sekitar Bentuk yang kompleks tetapi logis / sederhana Bentuk-bentuk mengalir bebas naik turun Tuntutan Penampilan bangunan harus mampu memberi daya tarik dan menimbulkan minat bagi pengunjung sehingga dapat memberi kesan menyenangkan. commit to user V-40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kriteria komunikatif : Komunikatif Memberi kesan mengundang Memberi kejelasan fungsi peruangan Mengkomunikasikan filosofi dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya melalui simbol-simbol baik secara langsung maupun tak langsung Terbuka Berpenampilan terbuka dengan memperlihatkan bagian dalam bangunan menggunakan bidang transparan Penempatan orientasi dan entrance yang tepat Keberadaan plaza yang menerima / menyongsong Filosofi tangan terbuka pada entrance ( membuka ke arah luar dan menyempit ke arah dalam ). Kanopi sebagai ruang transisi dan penerima Kejelasan fungsi peruangan Perubahan ketinggian Pembukaan melalui pintu dan jendela Penyempitan yang diwujudkan lewat bentuk lorong. Komunikasi melalui simbolsimbol Penampilan bangunan harus mudah dikenali dan dipahami apa maksudnya. Memberi kesan mengundang dan menerima Simbol-simbol tulisan untuk mengkomunikasikan fungsi bangunan dan fasilitas yang ada di dalamnya commit to user V-41 perpustakaan.uns.ac.id Bentuk fisik digilib.uns.ac.id Bentuk-bentuk desain yang mengacu pada konsep desain yang ekspresif Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap image memberikan spontan, dinamis dan cair. Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar dapat merefleksikan kesan ekspresif dari bangunan. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar bangunan. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk mendapatkan ruang berbentang tanpa kolom (tuntutan lebar ditengah aktivitas yang berlangsung di dalamnya). Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai commit to user V-42 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif. Mampu memberikan kesan ekspresif pada bangunan Warna Warna-warna terang untuk eksterior bangunan memiliki nilai ekspose tinggi, atraktif dan dominan terhadap lingkungan Warna-warna netral / transisi digunakan pada interior bangunan dapat menimbulkan suasana santai, rekreatif dan nyaman. I. ANALISA BENTUK DAN POLA GUBAHAN MASSA Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai tuntutan rekreatif. Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi. Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut : a. Kelompok kegiatan pendidikan Kelompok kegiatan ini nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti asrama dan ruang-ruang kelas. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan dikembangkan sesuai kebutuhan. b. Kelompok kegiatan informasi Kelompok kegiatan ini terdiri kegiatan-kegiatan yang nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti perpustakaan, ruang display, ruang pemutaran slide/film, commit to user V-43 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ruang diskusi dan seminar. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan dikembangkan sesuai kebutuhan. c. Kelompok fasilitas bangunan Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena sifatnya tidak menuntut efektifitas ruang. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat. d. Kelompok pengelolaan bangunan Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran disesuaikan dengan bentuk perabot ( meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan sebagainya ) yaitu segiempat. J. Penggabungan massa bangunan Gambar 4.2 Penyusunan Massa Bangunan Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk memasuki Solo Futsal Center yang direncanakan. commit to user V-44 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id K. ANALISA DESAIN INTERIOR 1. Fasilitas Pelatihan - Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif sehingga mampu menarik pemakai untuk menikmati fasilitas penddikan yang ada. - Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan dengan Futsal. 2. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan - Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi. - Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung suasana kerja. 3. Fasilitas Bangunan - Penciptaan suasana pada fasilitas pendukung yang sesuai dengan karakter masing-masing ruang L. ANALISA TATA RUANG LUAR Tata ruang luar yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengguna reguler serta menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmati sekaligus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pengguna reguler dan pengunjung menuju bangunan SOLO FUTSAL CENTER, dengan tetap mendukung pola sirkulasi yang ada. Pada lansekap bangunan diperlihatkan pola sirkulasi, untuk memisahkan pengguna kendaraan antar pengunjung olahraga, pengunjung rekreasi dan pengelola, maka dipisahkan masing-masing parkirnya. Pada lansekap juga diberi taman dan jalur hijau. Materi finishing lansekap yang digunakan adalah bahan yang bertekstur keras seperti paving dan aspal. commit to user V-45 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id M. Analisa Sistem Bangunan 1. Analisa Struktur Bangunan Dasar Pertimbangan: Beban yang harus didukung. Kondisi tanah. Bentuk dan dimensi vertikal bangunan. Karakter bangunan. Pengaruh terhadap lingkungan sekitar Bentuk grid modul Persegi Karakteristik Teratur Homogen Monoton Efektif Kurang atraktif Rekreatif Kurang efektif untuk ruang dengan kegiatan formal Teratur menurut pola radial Bentuk modul atraktif Dapat di sesuaikan dengan fungsi ruang yang digunakan meliputi kegiatan formal dan rekreatif Radial Campuran Tabel 4.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C. a. Analisa Sub Struktur Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari alternatif sistem sub struktur sebagai berikut : Pondasi Sumuran Pondasi Setempat commit to user V-46 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter. Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut: a) Ps bata yg disusun bertangga b) Pasangan batu kali c) Cor beton tidak bertulang d) Batu alam yang dibentuk menjadi lunak. Gambar 4.10 Pondasi setempat beton bertulang Sumber: perencanaan bangunan rumah sederhana tahan gempa Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang. commit to user V-47 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Simetris dan sederhana Simetris namun tidak sederhana Simetris namun terlalu panjang commit to user V-48 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Alur pemisah Tidak baik Baik Alur pemisah Tidak baik Baik Alur pemisah Tidak baik Baik Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki b. Analisa Super Struktur Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan commit to user V-49 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan, fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core. c. Analisa Upper Struktur Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu : a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar. c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk cukup luas. d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap. Material Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan Material Beton Baja Metal Kaca Plastik Kayu Tabel 4.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material Sifat Penampilan Penggunaan Formal, keras, kaku, Bangunan Menahan gaya kokoh monumental Bangunan Menahan gaya Keras, kokoh, kasar pemerintah, bangunan utilitas Bangunan Efisien Ringan, dingin komersial Tembus Dingin, dinamis, Sebagai pengisi pandang kesan ringan Mudah Ringan, dinamis, Sifat, santai dibentuk informal Mudah Hangat, lunak, Rumah tinggal dibentuk alamiah commit to user V-50 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Batu bata Fleksibel, bisa untuk struktur Praktis Perumahan, bangunan monumental, komersil Tidak butuh Berat, alamiah, Pondasi, dinding proses, dapat kasar, sederhana dekoratif dibentuk/diolah InteriorKekuasaan, Marmer Mewah, formal eksterior kemewahan Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982 Batu alam Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan konstruksi. Analisa Utilitas Bangunan a. Jaringan Listrik Dasar pertimbangan: - Kelancaran distribusi listrik - Efisiensi sumber daya Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu: 1) Instalasi untuk penerang Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan. commit to user V-51 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Instalasi untuk power Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya. Genset Meteran PLN Panel skunder Distribusi Panel skunder Distribusi Panel utama Skema 4.1 Analisa Jaringan Listrik Sumber : Analisa Pribadi b. Jaringan Komunikasi Dasar pertimbangan: Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern Ekonomis dalam perawatan Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi Sistem komunikasi yang digunakan adalah : Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange) Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang-ruang dalam bangunan. Jaringan internet Jaringan telepon PT. Telkom Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan. commit to user V-52 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media penyampai musik di dalam bangunan. PT. Telkom Panel Kontrol Operator Telepon Lokal Faks Internet SLJJ/SLI Skema 4.2 Analisa Jaringan Komunikasi Sumber: Analisa penulis, 2008 c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan) Air bersih 1) Sumber air sumur artesis. Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan-bangunan. Upper tank Pompa Ground Water Tank Sumur dalam 2) Pompa Skema 4.3 Analisa aliran air bersih artesis Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 distribusi PDAM Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat. Tangki atas Meteran PAM Ground reservoir Pompa Distribusi Skema 4.4 commit toAnalisa user aliran air bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 V-53 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Air Kotor Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat. 1) Air kotor dari kamar mandi Bak Kontrol Kamar Mandi Bak Pengendapan T. pengolahan limbah Skema 4.5 Analisa aliran air kotor cair Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 2) Air kotor dari dapur Penangkap lemak Peresapan Air dapur Riol Skema 4.6 Analisa aliran air kotor lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 3) Air kotor dari WC WC septictank Peresapan Riol Skema 4.7 Analisa aliran air kotor padat Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 4) Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan. commit to user V-54 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Air hujan sekitar site Air hujan dari atap Bak kontrol Pipa Vertikal Selokan Sumur Resapan Skema 4.8 Analisa sistem sanitasi air hujan Sumber: Analisa penulis, 2008 d. Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah yang dapat didaur ulang Bak penampung sampah daur ulang TPA Shaft sampah Bak penampung sampah non daur ulang Sampah yang tidak dapat didaur ulang Skema 4.9 Analisa sistem pembuangan sampah Sumber: Analisa penulis commit to user V-55 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e. Sistem Pengamanan Bangunan Sistem CCTV Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security. Power Central security Call button Power alarm Monitor Skema 4.10 Analisa sistem CCTV Sumber : Analisa penulis Pemadam Kebakaran Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan, luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sistem yang biasa digunakan yaitu : 1) Sistem Fire Alarm Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system. 2) Sistem Sprinkler Air Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi commit to user V-56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box. 3) Fire Estinguisher Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempattempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. 4) Indoor Hydrant Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant. 5) Outdoor Hydrant Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai. 6) Tangga Darurat Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3 orang yang berjalan bersampingan. Hasil analisa : Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat. Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant. Penangkal Petir Dasar pertimbangan: 1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan yang efektif terhadap sambaran petir. 2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan commit to user V-57 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Ketahanan mekanis 4) Ketahanan terhadap korosi 5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi 6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan Tabel 4.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir Sistem Franklin Bila terjadi petir akan terjadi Prinsip ionisasi di awan. Loncatan kerja ion-ion dapat ditahan oleh preventor sehingga tidak mengenai bangunan. Radius perlindungan sama dengan tinggi preventor. lebih murah Keuntungan Harganya dibandingkan sistem Faradday. Sistem Faradday Tiang-tiang faraday yang berjarak kurang lebih 20 m (antar tiang) terletak di sekeliling bangunan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. Sifat perlindungan lebih baik karena aliran listrik langsung dialirkan ke ground di tanah. Bila suatu saat ion-ion pada Lebih mahal dibandingkan Kerugian preventor tersebut habis atau sistem Franklin. berkurang, maka daya perlindungannya jadi menurun. Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Analisa Persyaratan Ruang a. Analisa Pencahayaan Pencahayaan Alami Dasar pertimbangan 1) Sistem pencahayaan yang hemat energi. commit to user V-58 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari. 3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan. Analisa : Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan lapisan kaca warna, dan sebagainya. Interior atap yang dibentuk berlubanglubang dengan lapisan kaca, merupakan salah satu cara pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami ke dalam ruangan. Skylight pada hall Pada dinding yang menggunakan material kaca dan berhadapan langsung dengan arah cahaya, dapat diberi screen maupun desain berupa sirip-sirip untuk membelokkan glare. Skylight pada koridor Gambar 4.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan Sumber : Analisa pribadi commit to user V-59 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil analisa : 1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama. (sky light) - R.Main Hall. 2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian. Pencahayaan Buatan Dasar pertimbangan 1) Kebutuhan kuat penerangan. 2) Jenis penerangan. 3) Jenis ruang. Analisa : Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya : Fluorescence Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang pemasaran). Lampu pijar Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya. Special lighting (spot light) commit to user V-60 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya. Hasil analisa : Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang dapat diterapkan. Penggunaan flourescence (neon) Penggunaan lampu down light pada lift Special lighting (spot light) yang digunakan pada ruang pamer Gambar 4.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan Sumber : Analisa pribadi commit to user V-61 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Analisa Penghawaan Penghawaan Buatan Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruangruang show room serta ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang lain dengan skala kecil-sedang. Tabel 4.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan Jenis Kelebihan Kekurangan Penghawaan AC sentral - scope pelayanannya - Apabila beban besar kalor besar, AHU harus berkapasitas - udara segar besar pula terdistribusi secara merata ke dalam - Jika pusat mati, beberapa zone yang keseluruhan area terkontrol oleh penghawaan sebuah induk/pusat terkena AC split Kondisi penghawaan scope pelayanannya antar tiap ruang tidak kecil akan saling tergantung Exhaust Fan membantu pembuangan Biasa digunakan pada dan pergantian udara area servis, beban kotor kalor besar Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch c. Akustik Tujuan : 1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang yang dikehendaki. commit to user V-62 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang spesifik. - Akustik Lapangan Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier bertujuan untuk mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor . - Akustik Ruang Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya, seperti : Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi spons/bahan karpet. Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer. Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan rambatan panas, penahan bocor pada atap). d. Sistem Sirkulasi - Sirkulasi Horizontal 1) Selasar commit to user V-63 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai 3 m atau lebih. Kelebihan : - Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung lainnya yang melintas. - Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di atasnya. 2) Jembatan Kelebihan : - Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada jarak antara 5m-10m satu sama lainnya. - Menjadi salah satu estetika interior/eksterior. 3) Atrium Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah bangunan karena diperlukan sebagai tempat kegiatan promosi/menyelenggarakan acara khusus. Gambar 4.13 Selasar – Jembatan - Atrium commit to user Sumber : Dok.pribadi V-64 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil : Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor, jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan kemudahan dan kenyamanan. - Transportasi Vertikal 1) Eskalator Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan. Bahan pertimbangan : - Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan. - Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta terbuka. - Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall. Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan bahwa: - Sudut eskalator tisdak melebihi 30º. - Lebar eskalator minimal 80 centimeter. - Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman. Gambar 4.14 Eskalator Sumber : Dok.pribadi commit to user V-65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Elevator (Lift) Syarat: - Kecepatan memadai. - Letak mudah dilihat. - Pengontrolan operasi mudah. - Sistem pengamanan memadai. - Syarat struktur : water proof pada bagian bawah. Gambar 4.15 Elevator Sumber : Dok.pribadi Ada dua jenis lift yang digunakan: - Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton. - Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas lantai yang dilayani dan tinggi bangunan. 3) Tangga Umum Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift rusak, dipergunakan tangga sebagai sirkulasi vertikal, dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum. Syarat umum : - Letak mudah dilihat/dicapai. - Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m - Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal 28,5 cm - Pengaman/Border - Kemiringan maksimum 30° 4) Tangga Darurat Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi kebakaran juga untuk area servis commit to user V-66 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Syarat: - Jarak capai maksimal 30 m - Konstruksi tahan api. - Ruang tahan api. - Kedap asap. - Berhubungan ruang luar. - Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m 5) Ramp Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi, misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua pengguna. Syarat: - Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk pedestrian tidak boleh lebih dari 7°. - Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm - Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan. - Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi pengaman lebarnya 120 cm. - Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet pengaman). commit to user V-67 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil : Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp. Eskalator Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak memusat di atrium setiap lantai. Elevator Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10 orang. Luasan lift dapat memungkinkan para difabel untuk menggunakannya tanpa disediakan lift khusus. commit to user V-68 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V KONSEP PERENCENAAN DAN PERANCANGAN SOLO FUTSAL CENTER A. KONSEP FUTSAL CENTER YANG DIRENCANAKAN 1. Pengertian sarana pembinaan dan pelatihan bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi 2. Fungsi - Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain futsa Sebagai wadah kegiatan pembinaan dan pelatihan Futsal yang bertujuan meningkatkan kemapuan bermain futsal bagi para penggemar ( mereka yang ingin mendapatkan kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain futsal ) dan rekreasi untuk penyaluran hobi - Memberikan informasi – informasi tentang Futsal, perkambangan futsal terkini, menayangkan pertandinagan – pertandingan atau video – video tentang futsal. - Memberikan jasa pelayanan seperti Futsal Shop, restaurant, tempat rekreasi atau resort. 3. Sasaran Pengguna Futsal Center a. Akademisi b. Swasta (masyarakat umum) B. Konsep Makro 1. Konsep Pemilihan dan Pengolahan Site a) Pemilihan Site commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Site Terpilih : 1. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta sebelah utara. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman. 2 Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Solo Futsal Center ini. 3 Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk memperkenalkan Solo Futsal Center publik karena kemudahan akses yang ada. Dengan letak yang strategis ini, bangunan Solo Futsal Center diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta. 4 Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase. Eksisting Site: Berdasarkan pertimbangan yang ada, maka diperoleh site terpilih sebagaimana tergambar di atas, dengan kondisi eksisting site sebagai berikut : Data-data fisik site terpilih rencana pendirian Solo Futsal Center :: a) batas-batas dan ukuran lahan (tapak) Sebelah utara : prumahan penduduk, area persawahan Sebelah timur : Perumahan penduduk Sebelah selatan : Jln Adi Sucipto commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sebelah barat : Jalan Kampung, perumhan penduduk Gambar 5.1 Site terpilih b) Pengolahan Site penentuan main entrance berdasarkan pencapaian Gambar 5.2 Penentuan entrance commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Site memiliki 3 pencapaian yang berfungsi sebagai main entrance dan site entrance. Main entrance ini yang nantinya menjadi pintu masuk (in) dan pintu keluar (out) pada site. Hal ini di aplikasikan dengan memanfaatkan jalan yang sudah ada dan membaginya menjadi dua jalur terpisah dimana satu jalur berfungsi sebagai jalur masuk dan jalur satunya menjadi akses keluar meninggalkan site c) View lingkungan d) Sirkulasi Respon: parkir: - Melihat luasan site yang mencukupi, parkir menggunakan sistem parkir di dalam site - Terdapat pemisahan parkir pengunjung dan pengelola sirkulasi kendaraan: - Bagi pengunjung, sirkulasi kendaraan berakhir di area parkir.untuk menuju ruang di dalam harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sedangkan sirkulasi kendaraan bagi pengelola sirkulasi berakhir pada bagian drop off material. - Agar tidak terjadi crowdid di buat lebih dari satu akses keluar masuk ( in- out) sirkulasi pejalan kaki: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Diutamakan kenyamanan dan keamanan gerak pejalan kaki - Pengoptimalan kemudahan mencapai bangunan dari berbagai tempat. e) Penzoningan Keterangan : A : Fasilitas Umum B : Kantor Pengelola C : Stadion Futsal D : Tempat Latihan E : Asrama F : Pendidikan dan Pelatihan G : Restauran H : Fasilitas Pendukung C. Konsep Mikro 1. Konsep Kebutuhan Ruang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id zona Kebutuhan ruang z. umum Parkir Restaurant Futsal Shop z. servis R. MEE R. gudang dan logistik Kantin Pos keamanan R. cleaning service R. operator R. teknisi Garasi z. promosi dan informasi R. pameran Aula R. perpustakaan R. multimedia R. staff Gudang Ruang percontohan z. pendidikan dan pelatihan r. kelas, r. multimedia, r. tentor, r. staf, , kantin, auditorium, lapangan Futsal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Rekapitulasi Ruang Ruang pendidikan dan pelatihan : 16.960 m2 Ruang informasi : 2.262 m2 Ruang pengelolaan : m2 Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2 Total Besaran Ruang : 24.000 546 m2 2. Konsep Arsitektural Penerapan Arsitektur Metafora Dalam Banagunan Dengan Menerapkan Filosofi Futsal Untuk Menunjang Ekspresi Bangunan Futsal : - seni permainan yang indah : Amerika Latin - industri bisnis : Inggris - sebagai alat pemersatu untuk kepentingan tertentu - sangat mementingkan team work (kerjasama tim). - Keras - Sportifitas : Kejujuran dan keadilan, rasa hormat terhadap lawan, baik dalam kemenangan maupum kakalahan, sikap tegas dan berwibawa, Kerendahan hati dalam setiap kemenangan, dan ketenangan serta pengendalian diri dalam kekalahan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id - karakter dan tangkas. digilib.uns.ac.id : kuat, tegap, gagah, jujur, ksatria, dinamis, atraktif, - Total Football : Ketidakteraturan dalam keteraturan atau sebaliknya, keteraturan dalam ketidakteraturan. Dalam Futsal juga menerapkan filosofi separti ini, walaupun total Football lebih familier di sepakbola. Seorang pemain belakang dapat jauh menyerang, meninggalkan posnya dan menusuk pertahanan lawan. Penyerang yang mestinya di depan dapat turun jauh ke belakang dan membantu pertahanan. Seperti dalam Posmodernisme . Definisi : Sebuah bangunan yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pusat pelatihan & pembelajaran Futsal. Sehingga dengan adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain tidak akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Konsep dasar berasal dari olahraga Futsal itu sendiri. Ciri dan karakteristik yang khas dari olahraga ini dijadikan sebagai dasar dalam konsep dan perancangan 1. GOAL / TUJUAN Gambar 5.5. Bangunan Dengan Konsep ‘ GOAL’ Dalam Futsal, mencetak gol, yaitu memasukkan bola kedalam gawang adalah tujuan utama agar bisa memenangkan pertandingan. Konsep ini dituangkan kedalam commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bangunan Futsal Center ini, yang di aplikasikan kedalam entrance bangunan. Dengan memasuki Futsal Center ini, diharapkan mampu mewujudkan mimpi anak-anak menjadi seorang peFutsal professional, sehingga mampu meningkatkan prestasi Futsal di Solo pada khususnya dan Futsal nasional pada umumnya. 2. KERJASAMA / TEAMWORK Gambar 5.6. Contoh Bangunan dengan Konsep ‘TEAM WORK’ Futsal adalah permainan beregu yang terdiri dari 5 orang, dimana dalam sebuah tim terdapat pemain yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing. Namun dari sisi itulah, bila terdapat kerjasama yang baik dalam sebuah tim sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi, maka akan tercipta permainan yang menarik, indah, dan atraktif. Menurut pengertiannya, team work merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga tercapai satu kesatuan yang utuh. Konsep team work ini dituangkan dalam struktur bangunan . kesatuan struktur yang kokoh antara Kolom, balok, dan kabel merupakan bentuk analogi dari team work antar pemain. Kolom menopang tribun dengan media kabel tarik untuk dapat menyatukan kedua buah struktur tersebut. Disini kolom dan penutup tribun di analogikan sebagai pemain, disatu sisi kolom yang kokoh di analogikan sebagai pemain yang memiliki kelebihan, dan tribun/ balok yang posisinya horizontal sebagai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pemain yang memiliki kekurangan, jadi pemain yang memiliki kelebihan membantu menopang dan mengisi pemain yang memiliki kekurangan, sehingga tercipta suatu kerjasama yang baik dan rapi. sedangkan kabel tarik merupakan bentuk hubungan kerjasama / team work dalam sebuah tim. 3. SPORTIF / JUJUR Gambar 5.7. Contoh Bangunan Bersifat Jujur Merupakan sifat apa adanya, tulus, dan tidak curang. Dalam Futsal, sportif diartikan sebagai sikap menghormati lawan / respect dalam kemenangan dan berlapang dada dalam menerima kekalahan. aplikasi desain dengan ekspos struktur, kolom tanpa penutup. Struktur yang di ekspos ini memperlihatkan kekokohan, kekuatan dan balance yang merupakan ciri khas dan karakteristik dari olahraga ini. 4. KERAS commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 5.8. Contoh Bangunan Bersifat Keras konsep keras diambil dari sifat olahraga itu sendiri. Dimana dalam olahraga Futsal ini banyak terdapat kontak fisik, benturan, adu otot dan lainlain sehingga olahraga ini identik dengan olahraga keras. Aplikasi dalam desain diwujudkan dalam bentuk persegi, hal ini didasari dari bentuk kaku, kokoh dan netral. 5. KEINDAHAN Walaupun termasuk olahraga keras, namun Futsal sangat mementingkan keindahan. Hal ini terlihat dari teknik bermain, gocekan/dribbling, akselerasi dan lain-lain. Aplikasi dalam desain diwujudkan melalui bentuk yang dinamis seperti ellips,lingkaran atau Lengkungan – lengkungan. Gambar 5.9. Contoh Bangunan Bersifat Indah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. konsep Sistem Bangunan 1. konsep Struktur Bangunan Dasar Pertimbangan: Beban yang harus didukung. Kondisi tanah. Bentuk dan dimensi vertikal bangunan. Karakter bangunan. Pengaruh terhadap lingkungan sekitar Bentuk grid modul Persegi Karakteristik Teratur Homogen Monoton Efektif Kurang atraktif Radial Rekreatif Kurang efektif untuk ruang dengan kegiatan formal Teratur menurut pola radial Campuran Bentuk modul atraktif Dapat di sesuaikan dengan fungsi ruang yang digunakan meliputi kegiatan formal dan rekreatif commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 5.1 Pendekatan bentuk grid modul ruang Sumber :Tugas Akhir R.Aj. Olivia Koos.C. a. Analisa Sub Struktur Untuk sub struktur yang digunakan pada bangunan ini dapat diambil dari alternatif sistem sub struktur sebagai berikut : Pondasi Sumuran Pondasi Setempat Dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter. Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut: a) Ps bata yg disusun bertangga b) Pasangan batu kali c) Cor beton tidak bertulang d) Batu alam yang dibentuk menjadi lunak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Selain itu, jenis denah yang digunakan dalam rancangan juga mempengaruhi rancangan Solo Futsal Center. Dalam kaitannya dalam sistem kesederhanaan, Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang. Simetris dan sederhana Simetris namun tidak sederhana commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Simetris namun terlalu panjang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Alur pemisah Tidak baik Baik Alur pemisah Tidak baik Baik Alur pemisah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tidak baik Baik Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki b. Konsep Super Struktur Pola peruangan dengan fleksibilitas yang tinggi tanpa pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka baja dengan kolom dan balok baja sebagai pemikul beban merupakan alternatif struktur badan bagi bangunan yang direncanakan, hal ini berdasarkan pertimbangan struktur rangka baja memiliki karakteristik cukup ringan, fleksibel dalam pembagian ruang dan pembuatan bukaan, , dengan bentangan cukup luas. Namun pada bagian tertentu tidak menutup penggunaan struktur rangka beton serta perkuatan core. c. Konsep Upper Struktur Untuk struktur atap, terdapat beberapa alternatif struktur, yaitu : a. Struktur rangka baja : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. b. Struktur kabel : dapat menahan bentangan yang besar. c. Struktur beton bertulang (dag) : kemungkinan variasi bentuk cukup luas. d. Space frame : bentangan relatif besar, kemungkinan variasi bentuk atap lebih luas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dari beberapa alternatif di atas, maka struktur yang terpilih yaitu menggunakan kombinasi struktur rangka baja dan struktur beton bertulang agar dapat menciptakan kombinasi bentuk atap. Material Pemilihan material dan bahan yang sesuai dengan karakter bangunan Tabel 5.2 Sifat dan Kesan Penampilan Material Material Sifat Penampilan Penggunaan Beton Menahan gaya Formal, keras, kaku, kokoh Bangunan monumental Baja Menahan gaya Keras, kokoh, kasar Bangunan pemerintah, bangunan utilitas Metal Efisien Ringan, dingin Bangunan komersial Kaca Tembus pandang Dingin, dinamis, kesan ringan Sebagai pengisi Plastik Mudah dibentuk Ringan, dinamis, informal Sifat, santai Kayu Mudah dibentuk Hangat, lunak, alamiah Rumah tinggal Batu bata Fleksibel, bisa untuk struktur Praktis Perumahan, bangunan monumental, komersil Batu alam Tidak butuh proses, dapat Berat, alamiah, kasar, sederhana Pondasi, dinding dekoratif commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dibentuk/diolah Interioreksterior Marmer Mewah, formal Kekuasaan, kemewahan Sumber : UI, Peran Kesan dan Pesan Bentuk Arsitektur, 1982 Dari beberapa analisa material di atas, maka pada Solo Futsal Center akan menggunakan alternatif material yang sifatnya ringan, simple namun memiliki kekuatan yang mampu menopang bangunan, serta teknologis. Misalnya penggunaan kaca sebagai lapisan dinding, beton dan dominan penggunaan baja ringan untuk keperluan struktur dan konstruksi. konsep Utilitas Bangunan a. Jaringan Listrik Dasar pertimbangan: - Kelancaran distribusi listrik - Efisiensi sumber daya Sumber listrik utama adalah berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu: 1) Instalasi untuk penerang Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Instalasi untuk power Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya. Genset Meteran PLN Panel skunder Distribusi Panel skunder Distribusi Panel utama Skema 5.1 Analisa Jaringan Listrik Sumber : Analisa Pribadi b. Jaringan Komunikasi Dasar pertimbangan: Kemudahan, kecepatan dan kejelasan informasi intern maupun ekstern Ekonomis dalam perawatan Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi Sistem komunikasi yang digunakan adalah : Sistem intercom/telepon PABX (Private Automatic Branch Exchange) Merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang-ruang dalam bangunan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jaringan internet Jaringan telepon PT. Telkom Dalam jaringan telepon, terbagi menjadi beberapa line sehingga mungkin digunakan lebih dari satu hubungan pembicaraan. Pengeras suara : untuk memberi informasi kepada pengunjung di dalam ataupun di luar bangunan, serta juga sebagai media penyampai musik di dalam bangunan. PT. Telkom Panel Kontrol Operator Telepon Lokal Faks SLJJ/SLI Internet Skema 5.2 Analisa Jaringan Komunikasi Sumber: Analisa penulis, c. Sanitasi (air bersih, air kotor, air hujan) Air bersih 1) Sumber air sumur artesis. Air bersih dari sumur artesis ditampung di bak penampung dan disalurkan dengan saluran perpipaan untuk menjangkau titik-titik pendistribusian, misal wc umum, fire hidrant ke bangunan-bangunan. Upper tank Pompa Ground Water Tank Sumur dalam commit to user Pompa distribusi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Skema 5.3 Analisa aliran air bersih artesis Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 2) PDAM Sumber air bersih ini disediakan oleh perusahaan air minum setempat. Tangki atas Meteran PAM Ground reservoir Distribusi Pompa Skema 5.4 Analisa aliran air bersih PDAM Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 Air Kotor Sistem pengolahan air kotor dan drainase diarahkan untuk menghindari pencemaran lingkungan bagi penduduk setempat. 1) Air kotor dari kamar mandi Bak Kontrol Kamar Mandi Bak Pengendapan T. pengolahan limbah Skema 5.5 Analisa aliran air kotor cair Sumber : Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 2) Air kotor dari dapur Penangkap lemak Peresapan Air dapur Riol commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Skema 5.6 Analisa aliran air kotor lemak Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 3) Air kotor dari WC WC septictank Peresapan Riol Skema 4.7 Analisa aliran air kotor padat Sumber: Materi Perkuliahan S.K.B.G 3, 2004 4) Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah. Dan untuk membantu penyerapan ke dalam tanah dapat digunakan lapangan rumput di sekitar bangunan. Air hujan sekitar site Air hujan dari atap Pipa Vertikal Bak kontrol Selokan Skema 5.8 Analisa sistem sanitasi air hujan Sumber: Analisa penulis d. Sampah commit to user Sumur Resapan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat pembuangan akhir). Sampah yang dapat didaur ulang Bak penampung sampah daur ulang TPA Shaft sampah Bak penampung sampah non daur ulang Sampah yang tidak dapat didaur ulang Skema 5.9 Analisa sistem pembuangan sampah Sumber: Analisa penulis e. Sistem Pengamanan Bangunan Sistem CCTV Sistem pengamanan bangunan dilakukan untuk menghindari tindak kejahatan yang terjadi dalam bangunan yang dapat membahayakan dan merugikan pengguna bangunan. Sistem yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digunakan adalah sistem CCTV yaitu sistem keamanan yang dapat memonitor tempat – tempat yang diinginkan melalui ruang security. Power Central security Call button Power alarm Monitor Skema 5.10 Analisa sistem CCTV Sumber : Analisa penulis Pemadam Kebakaran Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah : fungsi bangunan, luasan bangunan, peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sistem yang biasa digunakan yaitu : 1) Sistem Fire Alarm Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system. 2) Sistem Sprinkler Air Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Fire Estinguisher Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempattempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. 4) Indoor Hydrant Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant. 5) Outdoor Hydrant Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai. 6) Tangga Darurat Lebar tangga direncanakan mampu digunakan untuk 2-3 orang yang berjalan bersampingan. Hasil analisa : Dalam ruangan, menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat. Luar Ruangan, menggunakan outdoor hydrant. Penangkal Petir Dasar pertimbangan: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1) Keamanan secara teknis, ditujukan kepada perlindungan yang efektif terhadap sambaran petir. 2) Penampang hantaran – hantaran pentahanan yang digunakan 3) Ketahanan mekanis 4) Ketahanan terhadap korosi 5) Pemasangan mudah dan praktis sesuai dengan bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi 6) Faktor ekonomis dalam harga maupun perawatan Tabel 5.3 Tabel alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir Prinsip kerja Sistem Franklin Sistem Faradday Bila terjadi petir akan terjadi ionisasi di awan. Loncatan ion-ion dapat ditahan oleh preventor sehingga tidak mengenai bangunan. Radius perlindungan sama dengan tinggi preventor. Tiang-tiang faraday yang berjarak kurang lebih 20 m (antar tiang) terletak di sekeliling bangunan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. lebih Keuntungan Harganya dibandingkan Faradday. Kerugian murah Sifat perlindungan lebih sistem baik karena aliran listrik langsung dialirkan ke ground di tanah. Bila suatu saat ion-ion pada Lebih mahal dibandingkan preventor tersebut habis atau sistem Franklin. berkurang, maka daya perlindungannya jadi menurun. Sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Konsep Persyaratan Ruang a. konsep Pencahayaan Pencahayaan Alami Dasar pertimbangan 1) Sistem pencahayaan yang hemat energi. 2) Pemanfaatan matahari untuk pencahayaan alami pada siang hari. 3) Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan. Analisa : Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan pada siang hari hanya untuk ruang-ruang tertentu yang sifatnya publik (seperti hall, atrium) yang dapat diaplikasikan pada sky light, permainan pantulan cahaya matahari pada dinding dengan lapisan kaca warna, dan sebagainya. Interior atap yang dibentuk berlubanglubang dengan lapisan kaca, merupakan salah satu cara pemanfaatan cahaya matahari sebagai sumber penerangan alami ke dalam ruangan. Pada dinding yang menggunakan commit to materialuser kaca dan berhadapan langsung dengan arah cahaya, dapat diberi screen maupun desain Skylight pada hall perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 5.11 Pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan Sumber : Analisa pribadi Hasil analisa : 1) Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama. (sky light) - R.Main Hall. 2) Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian. Pencahayaan Buatan Dasar pertimbangan 1) Kebutuhan kuat penerangan. 2) Jenis penerangan. 3) Jenis ruang. Analisa : Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga digunakan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya : Fluorescence Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi (koridor, ruang seminar, ruang informasi, dan ruang pemasaran). Lampu pijar Digunakan untuk ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti; lift, shaft, dan sebagainya. Special lighting (spot light) Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pamer dan sebagainya. Hasil analisa : Pencahayaan buatan ruang dalam menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang dapat diterapkan. commit to user Penggunaan flourescence (neon) Penggunaan lampu down light pada lift perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 5.12 Pemanfaatan sistem pencahayaan buatan pada bangunan Sumber : Analisa pribadi b. Konsep Penghawaan Penghawaan Buatan Sistem sentral AC sentral, dominan digunakan pada ruangruang show room serta ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik karena diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. Sistem AC split, digunakan pada ruang-ruang personal pengelola, penjualan/retail, shop store, serta ruang-ruang lain dengan skala kecil-sedang. Tabel 5.4 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jenis Penghawaan AC sentral AC split Exhaust Fan Kelebihan Kekurangan - scope pelayanannya besar - udara segar terdistribusi secara merata ke dalam beberapa zone yang terkontrol oleh sebuah induk/pusat Kondisi penghawaan antar tiap ruang tidak akan saling tergantung - Apabila beban kalor besar, AHU harus berkapasitas besar pula - Jika pusat mati, keseluruhan area penghawaan terkena scope pelayanannya kecil membantu pembuangan dan pergantian udara kotor Biasa digunakan pada area servis, beban kalor besar Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch c. Akustik Tujuan : 1) Mengurangi/meniadakan bunyi yang mengganggu, agar bunyi yang dikehendaki dapat didengar jelas di seluruh bagian ruang yang dikehendaki. 2) Menjaga kontinuitas intensitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik ruang yang spesifik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Akustik Lapangan Dengan memanfaatkan lansekap sebagai barrier bertujuan untuk mengurangi crowded suara antar kegiatan yang berbeda dalam suatu ruang terbuka. Khususnya untuk kegiatan aktivitas outdoor . - Akustik Ruang Pada ruang-ruang tertentu seperti ruang seminar maupun ruang meeting, akustik ruang memang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya dengan memperhatikan pemilihan bahan materialnya, seperti : Bahan akustik dinding, dipilih beton ekspose dilapisi spons/bahan karpet. Bahan akustik lantai, bahan terpilih adalah bahan karpet Jendela kaca, ketebalan bahan kaca untuk mengatasi kebisingan dari luar yaitu 4 mm dengan sistem kaca interlayer. Lapisan noise reduction pada panel dinding dan atap Digunakan lapisan polyurethane (Isocyanate dan Polyol) pada panel dinding/atap yang terbuat dari bahan metal sebagai teknologi alternatif bahan pada bangunan. Dapat langsung disemprotkan ke media aplikasi (peredam suara, penahan rambatan panas, penahan bocor pada atap). d. Sistem Sirkulasi - Sirkulasi Horizontal 1) Selasar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jenis selasar yang biasanya digunakan pada Shopping mall adalah selasar tunggal (single corridor) dengan lebar mencapai 3 m atau lebih. Kelebihan : - Melegakan sirkulasi para pengunjung agar mereka dapat menikmati etalase toko tanpa tergganggu para pengunjung lainnya yang melintas. - Membuka kemungkinan untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan melalui skylight yang diletakkan tepat di atasnya. 2) Jembatan Kelebihan : - Memperpendek jarak capai dari toko ke toko, sehingga para pengunjung dapat memotong jalur menuju toko-toko di seberang. Biasanya ditempatkan melintang di atrium pada jarak antara 5m-10m satu sama lainnya. - Menjadi salah satu estetika interior/eksterior. 3) Atrium Sebuah rongga besar di dalam bangunan yang digubah sebagai tempat bertemunya para pengunjung. Biasanya di tengah bangunan karena diperlukan sebagai promosi/menyelenggarakan acara khusus. commit to user tempat kegiatan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 5.13 Selasar – Jembatan - Atrium Sumber : Dok.pribadi Hasil : Menggunakan sistem transportasi horizontal berupa selasar/koridor, jembatan dan atrium sebagai pemenuhan kebutuhan pengunjung akan akan kemudahan dan kenyamanan. - Transportasi Vertikal 1) Eskalator Berfungsi sebagai sirkulasi vertikal yang terjadi pada pusat perbelanjaan, yang menuntut suasana terbuka dan perlunya sirkulasi yang terus menerus dengan kecepatan konstan. Bahan pertimbangan : - Mampu bergerak kontinyu dengan kecepatan konstan. - Mempunyai kapasitas dan daya angkut yang besar serta terbuka. - Dapat menjadi unsur estetika dalam interior mall. Dengan mempertimbangkan ketinggian masing-masing tingkat bangunan perbelanjaan dengan jumlah yang memerlukan sarana tersebut serta kecepatan eskalator, maka ditetapkan bahwa: - Sudut eskalator tisdak melebihi 30º. - Lebar eskalator minimal 80 centimeter. - Diperlukan alat-alat dan sistem pengaman. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 5.14 Eskalator Sumber : Dok.pribadi 2) Elevator (Lift) Syarat: - Kecepatan memadai. Letak mudah dilihat. Pengontrolan operasi mudah. Sistem pengamanan memadai. Syarat struktur : water proof pada bagian bawah. Gambar 5.15 Elevator Sumber : Dok.pribadi Ada dua jenis lift yang digunakan: - Lift barang, dipergunakan untuk mengangkut barang-barang kebutuhan kantor berkapasitas minimal 1,5 ton. - Lift orang, kapasitas dan kecepatan ditentukan oleh luas lantai yang dilayani dan tinggi bangunan. 3) Tangga Umum Tangga umum dimaksudkan ntuk menggantikan lift jika lift rusak, dipergunakan tangga commit to user sebagai sirkulasi vertikal, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dimungkinkan pemakaian tangga darurat sebagai sirkulasi vertikal. Maka tangga harus mudah dicapai dari/oleh umum. Syarat umum : - Letak mudah dilihat/dicapai. - Minimal lebar : 3 x orang berpasangan =1,50 m - Kenyamanan : Uptrad maksimal 25 cm, antrade minimal 28,5 cm - Pengaman/Border - Kemiringan maksimum 30° 4) Tangga Darurat Tangga darurat berfungsi sebagai penyelamatan bila terjadi kebakaran juga untuk area servis Syarat: - Jarak capai maksimal 30 m - Konstruksi tahan api. - Ruang tahan api. - Kedap asap. - Berhubungan ruang luar. - Lebar minimal mampu dilalui 2 orang = 1,20 m 5) Ramp Ramp digunakan untuk pengganti tangga yang tidak tinggi, misalnya tangga dari entrance ke kanopi. Ramp sebagai sarana transportasi untuk pencapaian kendaraan ke dalam bangunan parkir lantai basement. Selain itu ramp juga digunakan untuk jalur sirkulasi servis dan para difabel, sehingga fasilitas yang ada pada Solo Futsal Center ini dapat digunakan bagi semua pengguna. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Syarat: - Sudut kemiringan ramp 10° (standar 15°). Khusus untuk pedestrian tidak boleh lebih dari 7°. - Panjang tidak boleh lebih dari 900 cm - Cukup 2 kereta/ 2 kursi roda berpapasan. - Lebar minimal 95 cm tanpa tepi pengaman, bila dengan tepi pengaman lebarnya 120 cm. - Bahan lantai ramp tidak terlalu licin (menggunakan karet pengaman). Hasil : Digunakan kombinasi antara eskalator, elevator/lift, tangga dan ramp. Eskalator Perencanaan eskalator bertangga dengan lebar 1,5 m yang terletak memusat di atrium setiap lantai. Elevator Perencanaan lift barang dan lift pengunjung dibuat terpisah dengan desain yang berbeda. Lift pengunjung diekspose yang diletakkan sebagai daya tarik interior bangunan dengan kapasitas jumlah penumpang 10 orang. Luasan lift dapat memungkinkan menggunakannya tanpa disediakan lift khusus. commit to user para difabel untuk