BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Secara etimologis disiplin berasal dari kata inggris yaitu disciple yang berarti pengikut atau penganut pengajaran, latihan dan sebagainya Sinungan (2005). Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang yang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan – peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Sedangkan kerja merupakan segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkanya. Pengertian disiplin kerja menurut pendapat Nitisemito (1996) disiplin adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis. Menurut pendapat Handoko (dalam Wirawan, 1994) disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standarstandar organisasional. Siswanto (dalam Wahyuningrum, 2008) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Lalu menurut Soegeng Prijodarminto (1992) bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketenteraman, ketearturan, dan ketertiban. Wyckoff dan Unel (dalam Hasibuan, 2007) menyebutkan bahwa disiplin kerja adalah kesadaran, kemauan dan kesediaan kerja orang lain agar dapat taat dan tunduk terhadap semua peraturan dan norma yang berlaku, kesadaaran kerja adalah sikap sukarela dan merupakan panggilan akan tugas dan tanggung jawab bagi seorang karyawan. Karyawan akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik dan bukan mematuhi tugasnya itu dengan paksaan. Kesediaan kerja adalah suatu sikap perilaku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan tugas pokok sebagai seorang karyawan. Karyawan harus memiliki prinsip dan memaksimalkan potensi kerja, agar karyawan lain mengikutinya sehingga dapat menanamkan jiwa disiplin dalam bekerja. Menurut Mondy dan Noe (1990) disiplin adalah someone status selfcontrol as orderliness sign order and accuration in doing cooperation from a group of unit work in a organization. (status pengendalian diri seseorang karyawan, sebagai tanda ketertiban dan kerapian dalam melakukan kerjasama dari sekelompok unit kerja di dalam suatu organisasi). Berdasarkan dari pendapat dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa Disiplin kerja adalah suatu sikap atau perilaku karyawan sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 2. Faktor – Faktor Disiplin Kerja Menurut Saydam (1996), faktor-faktor disiplin kerja yaitu: (a) Besar kecilnya pemberian kompensasi. (b) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan. (c) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. (d) Keberanian pimpinan dalam mengambil keputusan. (e) Tidak adanya pengawasan pemimpin. (f) Tidak adanya perhatian kepada karyawan. (g) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. Kemudian Hasibuan (2007), mengemukakan faktor-faktor disiplin kerja diantaranya yaitu: 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada seseorang karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau itu jauh dibawah kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan akan rendah. Di sini letak pentingnya asas the right man in the right place and the right man in the right job . Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 2. Teladan Pimpinan Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik, jika dia sendiri kurang berdisiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh para bawahannya. Hal ini yang mengharuskan agar pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik, supaya para bawahan pun berdisiplin baik. 3. Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahan/pekerjaannya. Perusahaan harus memberikan balas jasa yang sesuai. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya. 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Pimpinan atau manajer yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 terhadap semua bawahannya, karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. 5. Waskat Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan waskat ini, berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya . Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir di tempat kerja, agar dia dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya. 6. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Karena dengan adanya sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Berat ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi hukuman jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat, supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yan g indisipliner sesuai dengan sank sihukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukum an bagi karyawan indispliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. 8. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahan. Hubungan-hubungan itu baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis. Pimpinan atau manajer harus barusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal di antara semua karyawannya. Tercipta hubungan antar karyawan yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 3. Aspek – Aspek Disiplin Kerja Ada beberapa aspek yang mempunyai hubungan dalam mewujudkan disiplin kerja. Sagir (dalam Robbin, 1996) menjelaskan bahwa disiplin kerja pada individu dalam organisasi di pengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan (environment), dalam arti fisik misalnya tempat kerja yang luas, bersih yang membuat betah bekerja dan iklim organisasi atau sasaran kerja yang berkaiatan hubungan antar manusia. Disiplin kerja merupakan keadaan mental yang cenderung selalau mentaati peraturan yang berhubungan erat antara moral atau motivasi yang tinggi. Jika individu merasa senang dalam bekerja, maka secara umum memiliki disiplin kerja yang baik dan apabila terjadi sebaliknya, maka individu akan menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan tidak baik (Moekijat, 1975). Berdasarkan penjelasan di atas bahwa individu akan mempunyai sikap disiplin dalam bekerja karena dipengaruhi oleh aspek yang berasal dari luar dirinya seperti lingkungan dan iklim organisasi maupun aspek yang berasal dari dalam dirinya seperti moral dan semangat bekerja. Amriany, dkk (dalam Asbhakul’lum, 2010) menyebutkan aspek-aspek disiplin kerja yaitu : a. Kehadiran Seseorang dijadwalkan untuk bekerja harus hadir tepat pada waktunya tanpa alasan apapun. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 b. Waktu kerja Waktu kerja merupakan jangka waktu saat pekerja yang bersangkutan harus hadir untuk memulai pekerjaan, waktu istirahat, dan akhir pekerjaan. Mencetak jam kerja pada kartu hadir merupakan sumber data untuk mengetahui tingkat disiplin waktu karyawan. c. Kepatuhan terhadap perintah Kepatuhan yaitu jika seseorang melakukan apa yang dikatakan kepadanya. d. Kepatuhan terhadap aturan Serangkaian aturan yang dimilki perusahaan merupakan tuntutan bagi karyawan agar patuh, sehingga dapat membentuk perilaku yang memenuhi standar perusahaan. e. Produktivitas kerja Produktivitas kerja yaitu menghasilkan lebih banyak dan berkualitas lebih baik, dengan usaha yang sama. f. Pemakaian seragam Sikap karyawan terutama lingkungan organisasi menerima seragam kerja setiap dua tahun sekali. Sedangkan menurut Soejono, aspek-aspek disiplin kerja karyawan dapat dikatakan baik, apabila memenuhi syarat sebagai berikut : a. Para karyawan datang tepat waktu, tertib, teratur. Dengan datang ke kantor secara tertib, tepat waktu dan teratur maka disiplin kerja dapat dikatakan baik. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 b. Berpakaian rapi Berpakaian rapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan, karena dengan berpakaian rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja akan tinggi. c. Mampu memanfaatkan dan menggerakkan perlengkapan secara baik Sikap hati-hati dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik karena apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak secara hati-hati, maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian. d. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan e. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan Dengan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka dapat menunjukkan bahwa karyawan memiliki disiplin kerja yang baik, juga menunjukkan kepatuhan karyawan terhadap organisasi. f. Memiliki tanggung jawab yang tinggi. Tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja, dengan adanya tanggung jawab terhadap tugasnya maka menunjukkan disiplin kerja karyawan tinggi. Aspek dari dalam diri individu mempunyai peranan tidak kalah penting dalam mencapai keberhasilan suatu organisasi jika dibandingkan dengan aspek yang berasal dari luar dirinya. Disiplin kerja merupakan salah satu bentuk gejala psikis yang positif dimana setiap organisasi membutuhkannya agar dapat mendukung pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 Disiplin kerja individu yang berkaitan dengan kualitas pelaksanaan tugas dan tunggung jawab dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti, nilai yang dikembangkan dalam kehidupannya yang membiasakan disiplin diri segala hal, pemahamannya pada aturan dan kesediaannya melakukan sesuatu aktivitas pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan (Saad dan Sackett, 2002) Beberapa penjelasan para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin kerja pada individu terdiri atas beberapa aspek yaitu: 1. Aspek Pemahaman terhadap Peraturan. Individu menunjukkan disiplin kerjanya baik jika perilakunya menunjukkan usaha untuk memahami secara baik mengenai suatu peraturan. 2. Aspek Ketaatan terhadap Peraturan. Ketaatan individu terhadap aturan organisasi menggambarkan disiplin kerjanya cukup baik dan tidak memiliki catatan berbagai pelanggaran selama kerja. 3. Aspek Ketepatan Waktu dalam Pelaksanaan dan Penyelesaian Pekerjaan. Individu yang mempunyai disiplin kerja baik cenderung menghargai waktu sehingga dalam bekerja akan tepat waktu, mengetahui kapan memulai dan mengakhiri pekerjaan termasuk waktu istirahat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek disiplin kerja adalah: aspek pemahaman terhadap peraturan, aspek ketaatan terhadap peraturan, dan aspek ketepatan waktu dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 4. Macam – macam disiplin kerja Handoko (1994) membagi 3 disiplin kerja yaitu: 1. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. 2. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin. 3. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakantindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius. Menurut Rivai (dalam Wahyuningrum, 2008) bentuk-bentuk disiplin kerja dibagi menjadi empat perspektif yaitu : 1. Disiplin Retributif (Retributive Discipline), yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah . 2. Disiplin Korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha membantu karyawan mengoreksi prilakunya yang tidak tepat. 3. Perspektif hak-hak individu (Individual Rights Perspektive), yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 4. Perspektif Utilitarian (Utilitarian perspective), yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak negatifnya. Sedangkan menurut Anwar (dalam Kansil, 2001) bentuk-bentuk disiplin kerja dibagi dalam dua jenis yaitu : 1. Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. 2. Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelanggaran kepada pelanggar. 3. Model Pendekatan Disiplin Kerja Penegakan disiplin kerja tidak bisa diserahkan kepada para karyawan semata-mata. Untuk itu perusahaan harus mempunyai semacam model pendekatan kepada para karyawannya. Ada tiga pendekatan disiplin menurut Prabu (2001) yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 1. Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini berasumsi: a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik. b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang berlaku. c. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya. 2. Pendekatan disiplin dengan tradisi yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi : a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan. a. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaanya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya. b. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun kepada pegawai lainnya. c. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras. e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat. 3. Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa: a. Disipiln kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 b. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik. d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuataanya. B. Iklim Organisasi 1. Pengertian Iklim Organisasi Kolb dan Rubin (dalam Robbin, 1996) mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan suatu perangkat manajemen yang efektif untuk memadukan motivasi individu dengan tujuan serta tugas-tugas dalam organisasi.Menurut Lumsdaine & Lumsdaine (dalam Vivi, 2007), iklim organisasi merupakan persepsi karyawan terhadap karakteristik dari prosedur yang ada dalam sebuah perusahaan. Jewell dan Siegall (dalam Robbin, 1996) mengatakan bahwa iklim organisasi menunjukkan konsensus dari persepsi para anggota mengenai organisasi dan/atau, subsistemnya terkait dengan anggotanya dan lingkungan luarnya. Sedangkan Snyder (dalam Vivi, 2007) menjelaskan bahwa iklim organisasi dapat dipikirkan sebagai konsep deskriptif yang berdasarkan pada persepsi terhadap lingkungan sosial organisasi.Mathis dan Jakson (2009) menjelaskan bahwa iklim organisasi merupakan perasaan karyawan terhadap perusahaan serta aspek-aspek yang ada didalamnya. Penelitian mengenai iklim organisasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang dibutuhkan demi kemajuan perusahaan. Menurut Davis dan Newstrom (dalam, Vivi. 2007), iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para karyawan melakukan pekerjaan mereka. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 Parakaryawan mengharapkan imbalan dan kepuasan atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi. Sedangkan Nitisemito (1996) mengungkapkan bahwa iklim organisasi adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yangdapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.Menurut Nitisemito, iklim organisasi sebagian besar ditentukan oleh sikap manajemen terhadap organisasi serta bagaimana hubungan antar karyawan dan antar kelompok dalam suatu organisasi. Setiap organisasi memiliki budaya, tradisi dan metode yang berbedabeda,yang secara keseluruhan akan membentuk iklim dalam hubungan antar manusia didalam organisasi tersebut. Iklim dalam suatu organisasi seperti halnya kepribadian dalam diri manusia. Dalam membangun iklim yang dapat memotivasi karyawan untuk berproduksi dan memperoleh kepuasan, pihak manajemen perlu untuk menyadari beberapa hal dasar, seperti membangun hubungan antar individu yang efektif Davis (1962). Hellriegel dan Slocum (dalam Suhanto, 2009) mendefinisikan iklim organisasi sebagai seperangkat atribut yang dapat dirasakan atas fakta-fakta organisasi dan atau subsistem yang ada di dalamnya, yang dapat berpengaruh terhadap kesepakatan yang akan terjalin antara anggota dan lingkungan organisasi. Sedangkan Payne dan Pheysey (dalam Gruneberg & Well, 1984) menggambarkan iklim organisasi sebagai suatu konsep yang menggambarkan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan dari sistem sosial organisasi. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah persepsi karyawan terhadap lingkungan organisasi dimana karyawan melaksanakan pekerjaan mereka, yang dapat mempengaruhi karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 2. Aspek – Aspek Iklim Organisasi Menurut Kolb & Rubin (dalam Robbin,1996) terdapat tujuh aspek yang dapat mengidentifikasikan iklim organisasi dalam suatu perusahaan, yaitu: a. Konformitas Konformitas terbentuk karena adanya perasaaan yang sama di antara para karyawan mengenai banyaknya peraturan, prosedur dan hukum dalam menjalankan pekerjaan. b. Tanggung jawab Setiap anggota dalam organisasi atau karyawan memiliki tanggung jawab masing-masing untuk mewujudkan tujuan perusahaan. c. Standar Tekanan dari organisasi pada kualitas tampilan serta membuat produknya terkenal, membuat karyawan merasa tertantang untuk menjalankan komitmen. d. Imbalan Perasaan dari karyawan, bahwa kerja keras karyawan pasti akan diketahui dan mendapatkan imbalan yang pantas atas usahanya. e. Kejelasan organisasi Perasaan para karyawan bahwa perusahaan, terorganisir dengan baik serta memiliki tujuan yang jelas. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 f. Dukungan dan Kehangatan Persahabatan di antara seluruh anggota organisasi merupakan nilai yang sangat penting untuk membentuk hubungan yang baik dalam lingkungan kerja. g. Kepemimpinan Karyawan menerima kepemimpinan yang ada dalam perusahaan dan segala keputusannya. Karyawan menyadari bahwa terpilihnya seorang pemimpin pasti berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Stringer (dalam Wirawan, 1992) menyebutkan bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu, yaitu: 1. Struktur. Struktur merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab mereka, meliputi posisi karyawan dalam perusahaan. 2. Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya, meliputi kondisi kerja yang dialami karyawan dalam perusahaan. 3. Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan bahwa karyawan menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai keputusannya dari orang lain, meliputi kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan. 4. Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, meliputi imbalan atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan. 5. Dukungan. Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja, meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain. 6. Komitmen. Merefleksikan perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai anggota organisasi, meliputi pemahaman karyawan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Menurut Mathis dan Jackson (1988) iklim organisasi merupakan penggambaran akurat dari kondisi suatu organisasi. Iklim Organisasi dapat dipengaruhi oleh enam aspek berikut ini: 1. Struktur Perasaan karyawan terhadap peraturan, prosedur dan batasan yang dibuat oleh perusahaaan. 2. Tanggung jawab Merupakan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing-masing karyawan terhadap keputusan yang telah mereka ambil. 3. Penghargaan Imbalan yang diterima oleh harus sesuai serta pemberian hadiah maupun penghargaan yang sepantasnya diterima oleh karyawan. 4. Resiko Perasaan tertantang dan keinginan untuk berani mengambil suatu resiko. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 5. Semangat kelompok Keramahtamahan yang ada dalam suatu kelompok. 6. Standar Adanya tekanan dari perusahaan terhadap karyawan agar dapat menjalankan tujuan perusahaan serta mencapai prestasi. Berdasarkan dari pendapat-pendapat dari para ahli tentang aspek-aspek iklim organisasi, dapat di simpulkan bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam iklim organisasi yaitu : 1. Struktur. Struktur merefleksikan perasaan bahwa para karyawan terorganisir dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab karyawan, meliputi posisi karyawan dalam perusahaan. 2. Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya, meliputi kondisi kerja yang dialami karyawan dalam perusahaan. 3. Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan bahwa karyawan menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai keputusannya dari orang lain, meliputi kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan. 4. Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah menyelesaikan pekerjaannya, meliputi imbalan atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 5. Dukungan. Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja, meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain. 6. Komitmen. Merefleksikan perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai anggota organisasi, meliputi pemahaman karyawan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. 3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi Iklim organisasi merupakan konsep sistem yang mencerminkan keseluruhan gaya hidup suatu organisasi, oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor berikut ini, karena iklim organisasi dapat berdampak pada kreativitas serta kinerja karyawan. Untuk membangun iklim organisasi yang dapat menciptakan hubungan yang baik di antara individu, Davis (1962) memaparkan bahwa terdapat 4 faktor penting, yaitu: a. Hubungan yang saling menguntungkan Kunci dari konsep hubungan antar manusia adalah adanya hubungan yang saling menguntungkan antar sesama manusia, baik itu antara pimpinan dan karyawan, maupun hubungan yang baik antar sesama karyawan. Karyawan merasa apabila mereka memiliki hubungan yang baik dengan organisasi, maka mereka akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 b. Perbedaan antar individu Pihak manajemen akan menghasilkan kepuasan kerja pada karyawan jika mereka dapat memperlakukan karyawannya secara berbeda-beda, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki karakteristik masing-masing yang unik. c. Motivasi Semua perilaku manusia disebabkan oleh sesuatu hal. Suatu hal tersebut akan mengarahkan individu dalam berperilaku untuk menghasilkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya kepuasan kerja, maka baik karyawan maupun pimpinan akan terpenuhi kebutuhannya masing-masing. d. Martabat manusia Martabat manusia merupakan etis dasar dalam menjalin hubungan antar manusia. Martabat manusia yang dirasakan oleh karyawan tidak sepenuhnya diberikan oleh pihak majanemen, tetapi dihasilkan juga dari perasaan dalam diri karyawan terhadap lingkungan organisasi yang sesuai. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi iklim suatu organisasi, yaitu hubungan yang saling menguntungkan, perbedaan antar individu, motivasi, dan martabat manusia. C. Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Disiplin Kerja Dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, disiplin kerja sangat erat hubunganya dengan iklim organisasi. Menurut Prijodarminto (1992) bahwa Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012 disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketenteraman, ketearturan, dan ketertiban. Sedangkan disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Lalu adanya hubungan antara disiplin kerja dengan iklim organisasi, terdapat dalam faktor-faktor disiplin kerja yang dijelaskan oleh Saydam (1996) yaitu diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin. Dari hal tersebut jelas bahwa, iklim kerja akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap disiplin. Apabila lingkungan kerja dapat menciptakan kebiasaan disiplin, tentu saja seorang individu tersebut dapat menjalankan peraturan dengan baik. D. Kerangka Pemikiran Gambar.1 Kerangka berpikir. Kinerja Karyawan di Perum Bulog Sub divre IV Banyumas − − − − − − Iklim Organisasi Disiplin Kerja Struktur − Pemahaman terhadap peraturan Standar – standar − Ketaatan terhadap Tanggung jawab peraturan Pengakuan − Ketepatan Waktu Dalam Dukungan Pelaksanaan Dan UMP, 2012 Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi Komitmen Penyelesaian Pekerjaan Dalam Perum Bulog sub Divre IV Banyumas terdapat permasalahan pada disiplin kerja yang dipengaruhi oleh iklim organisasi, hal tersebut muncul akibat kebiasaan-kebiasaan intern perusahaan yang berakibat pada kurangnya rasa disiplin pada tiap-tiap pegawai di perum Bulog sub Divre IV Banyumas. E. Hipotesis Menurut Azwar (2007) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.Berdasarkan uraian di atas maka diambil hipotesis yaitu: Terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan disiplin kerja. Hubungan Antara Iklim…, Bagus Anindyo Spalagita, Fakultas Psikologi UMP, 2012