PERINGKAT PERUSAHAAN (Catatan Metodologi)

advertisement
 Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia
Oktober 2014
PERINGKAT PERUSAHAAN
(Catatan Metodologi)*
PENDAHULUAN
Jasa pemeringkatan perusahaan ICRA Indonesia berupaya untuk memberikan opini tentang kualitas
kredit fundamental dari perusahaan yang diperingkat sehubungan dengan kewajiban-kewajiban
seniornya yang tidak dijamin1 (unsecured). Peringkat Perusahaan ICRA Indonesia berfokus pada
kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk memenuhi komitmen‐komitmen keuangannya secara
umum pada saat jatuh temponya, dan peringkat tersebut tidak secara khusus terkait dengan
kewajiban tertentu. Pada saat meluncurkan jasa tersebut, ICRA Indonesia terdorong oleh
meningkatnya kebutuhan para pelaku pasar untuk memperoleh opini yang obyektif dan berdasar
tentang kualitas kredit fundamental dari perusahaan‐perusahaan yang mungkin belum memiliki
rencana penerbitan surat hutang yang kongkrit dan mendesak.
Peringkat Surat Hutang (konvensional), sebaliknya, diberikan kepada surat hutang tertentu dari suatu
perusahaan dan karena itu merupakan opini (yang diungkapkan melalui simbol peringkat) tentang
risiko kredit relatif yang terkait dengan kewajiban spesifik tersebut.
Untuk membedakan Peringkat Perusahaan dari Peringkat Surat Hutang, definisi Peringkat
Perusahaan ICRA Indonesia juga selalu menyebutkan bahwa peringkat yang bersangkutan tidak
secara khusus diberikan untuk surat hutang tertentu dari perusahaan yang diperingkat. Silakan dilihat
Lampiran untuk definisi Peringkat Perusahaan ICRA Indonesia.
Metodologi Pemeringkatan
Kerangka analisis ICRA Indonesia untuk Pemeringkatan Perusahaan kurang lebih serupa dengan
kerangka analisis untuk Pemeringkatan Surat Hutang. Perbedaannya adalah bahwa Peringkat
Perusahaan lebih mencerminkan peringkat kredit secara umum sedangkan Peringkat Surat Hutang
memperhitungkan ketentuan‐ketentuan (persyaratan dan kondisi) dari surat hutang yang sedang
diperingkat.
Catatan tentang metodologi ini pertama‐tama memberikan ikhtisar tentang metodologi pemeringkatan
kredit ICRA Indonesia. Lalu, catatan ini membahas prinsip‐prinsip umum penaikan/penurunan
(notching) yang dalam keadaan tertentu dapat menimbulkan perbedaan antara Peringkat Perusahaan
dan Peringkat Surat Hutangnya. 1
Kewajiban senior tanpa jaminan memiliki urutan klaim yang lebih rendah dibandingkan Kredit Berjaminan, tetapi
memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada Saham Preferens, Surat Hutang Subordinasi dan, tentu saja, Saham Biasa. ICRA Indonesia - Metodologi Pemeringkatan Perusahaan
1.
IKHTISAR TENTANG METODOLOGI PEMERINGKATAN ICRA INDONESIA
Metodologi untuk menentukan peringkat kredit mencakup penilaian yang menyeluruh tentang
risiko‐risiko yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas.
Analisis risiko ini dilengkapi dengan analisis arus kas untuk memahami kecukupan arus kas tersebut
di masa mendatang dibandingkan dengan kewajiban‐kewajiban pembayaran hutangnya. Kerangka
kerja analisis risiko untuk perusahaan manufaktur, sebagai contoh, dapat digambarkan sebagai
berikut:
RISIKO BISNIS
• Risiko industri
• Daya saing
• Kualitas manajemen
RISIKO KEUANGAN
• Posisi keuangan
• Profitabilitas
• Struktur modal
• Fleksibilitas keuangan
Beberapa faktor risiko penting di atas yang dianalisis ICRA Indonesia dalam menentukan peringkat
kredit dibahas di bagian‐bagian berikut. 1.1
Risiko Bisnis
Risiko bisnis yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah gabungan dari risiko industri di
segmen‐segmen utamanya dan daya saingnya dalam industri yang bersangkutan.
‐ Risiko Industri
Tujuan analisis ini adalah memahami daya tarik industri tempat perusahaan beroperasi. Aspek‐aspek
yang diteliti mencakup:
• Posisi permintaan‐penawaran sekarang dan di masa mendatang
• Intensitas persaingan
• Kerentanan terhadap produk impor
• Risiko peraturan
• Prospek industri‐industri pemakai produk/jasa perusahaan
• Intensitas modal kerja
• Prospek industri yang bersangkutan di masa mendatang.
‐ Daya Saing Perusahaan
Penilaian tentang daya saing perusahaan dalam suatu industri dilakukan berdasarkan efisiensi
operasinya dan posisinya di pasar. Beberapa faktor yang dinilai adalah:
• Skala operasi
• Teknologi yang dipakai
• Struktur biaya modal
• Keunggulan lokasi dalam hal kedekatan dengan sumber bahan baku maupun pasar
• Efisiensi operasi (profitabilitas, reject rate, pemakaian energi dsb)
• Posisi di pasar sebagaimana tercermin dalam pangsa pasar, kemampuan menaikkan harga jual,
bentangan jaringan distribusi dan hubungan dengan para pelanggan utama.
ICRA Indonesia – Metodologi Pemeringkatan Perusahaan
Halaman 2 dari 6
Biasanya perbandingan dengan perusahaan yang sejenis dan setingkat dilakukan untuk menilai
setiap faktor di atas.
1.2
Risiko Keuangan
Tujuan analisis ini adalah menentukan posisi keuangan perusahaan dan profil risikonya. Beberapa
aspek yang dianalisis secara rinci dalam konteks ini adalah:
Laba operasional: analisis ini berfokus pada kecenderungan (tren) keuntungan operasional
perusahaan dan bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan pemain yang sejenis.
Rasio hutang: tujuan analisis ini adalah mengetahui tingkat hutang perusahaan relatif terhadap
dana/modal sendiri dan sehubungan dengan skala dan risiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan.
Rasio‐rasio kemampuan membayar hutang: tujuan analisis ini adalah mengetahui kecukupan laba
yang dihasilkan sehubungan dengan kewajiban pembayaran hutang.
Intensitas modal kerja: analisis ini menyangkut tren pada indikator‐indikator yang penting bagi
modal kerja misalnya piutang, persediaan dan hutang usaha, juga dibandingkan dengan pemain
sejenis.
Kualitas laporan keuangan: dalam hal ini kebijakan akuntansi, catatan tentang laporan keuangan
dan opini auditor yang merupakan bagian dari laporan keuangan ditinjau. Setiap penyimpangan dari
prinsip akuntansi umum dicatat dan selanjutnya laporan keuangan perusahaan akan disesuaikan
untuk mencerminkan dampak penyimpangan tersebut.
Kewajiban kontinjensi/kewajiban di luar neraca: dalam hal ini, kemungkinan adanya kewajiban
kontinjensi/kewajiban di luar neraca perusahaan dan akibat‐akibatnya akan dinilai.
Fleksibilitas keuangan: fleksibilitas keuangan perusahaan –seperti fasilitas kredit/bank yang belum
digunakan, kepemilikan surat berharga yang mudah dijual dan relasinya dengan bank, lembaga
keuangan atau perantara lainnya– dinilai.
1.3
Kualitas Promotor/Manajemen
Semua peringkat harus menggabungkan penilaian tentang kualitas dari manajemen perusahaan yang
bersangkutan dan kekuatan/kelemahan yang timbul karena perusahaan tersebut merupakan bagian
dari “grup2”-nya. Yang juga penting adalah kemungkinan arus kas perusahaan digunakan untuk
mendukung perusahaan‐perusahaan lain di dalam grup jika ia merupakan salah satu perusahaan
yang terkuat di dalam grup tersebut. Dalam meneliti aspek ini, dialog yang rinci dengan manajemen
akan dilakukan untuk memahami tujuan, rencana, strategi bisnis serta pandangan‐pandangannya
tentang kinerja perusahaan di masa lalu, selain perkiraan tentang industri yang bersangkutan di masa
mendatang. Hal‐hal lain yang dinilai adalah:
• Pengalaman promotor/manajemen dalam bidang yang bersangkutan
• Komitmen promotor/manajemen terhadap bidang yang digeluti
• Kebijakan promotor/manajemen terhadap pengambilan dan pengendalian risiko
• Kebijakan‐kebijakan manajemen tentang rasio hutang, risiko suku bunga dan risiko mata uang
• Rencana‐rencana manajemen tentang proyek baru, akuisisi, ekspansi dan lain-lain
• Kekuatan entitas‐entitas lain dalam grup yang sama dengan perusahaan
2
Tidak berlaku bagi entitas yang berdiri sendiri
ICRA Indonesia – Metodologi Pemeringkatan Perusahaan
Halaman 3 dari 6
• Kemampuan dan kemauan grup untuk mendukung perusahaan melalui langkah‐langkah seperti
penambahan modal, jika diperlukan.
1.4
Kecukupan Arus Kas di Masa Mendatang
Karena tujuan utama kegiatan pemeringkatan adalah menilai kemampuan pembayaran hutang
perusahaan, ICRA Indonesia membuat perkiraan‐perkiraan tentang kemungkinan posisi keuangan
perusahaan ke depan berdasarkan berbagai macam skenario. Perkiraan‐perkiraan itu didasarkan
pada kinerja operasi dan keuangannya, prospek industri yang bersangkutan (dalam pandangan ICRA
Indonesia) dan rencana‐rencana bisnis jangka menengah/panjang perusahaan yang bersangkutan.
Analisis sensitivitas juga dilaksanakan berdasarkan sejumlah variabel penting, misalnya harga jual,
biaya bahan baku dan kebutuhan modal kerja. Perkiraan pengeluaran modal dan kewajiban
pengembalian hutang perusahaan juga sangat penting selama masa berlaku hutang tersebut.
2.
PRINSIP‐PRINSIP PENAIKAN/PENURUNAN PERINGKAT
Prinsip‐prinsip umum yang diterapkan untuk penaikan/penurunan peringkat (notching) yang dalam
keadaan tertentu dapat menimbulkan perbedaan antara Peringkat Perusahaan dan Peringkat Surat
Hutangnya dibahas pada bagian‐bagian berikut ini.
√
Untuk kelompok atas peringkat kategori layak investasi, karena ICRA Indonesia umumnya
tidak membedakan peringkat berdasarkan jaminan/kolateral yang ditawarkan, Peringkat
Perusahaan kemungkinan besar akan sama dengan Peringkat Surat Hutang. Dalam
kelompok yang kemungkinan gagal bayarnya rendah ini, ICRA Indonesia memberikan
penekanan yang sangat tinggi pada ketepatan waktu pembayaran hutang sehingga peringkat
selayaknya tidak dibedakan berdasarkan jaminan/kolateral yang ditawarkan atau prioritas
tagihan.
√
Untuk kelompok bawah peringkat layak investasi dan di kelompok peringkat spekulatif, di
mana kemungkinan gagal bayarnya lebih tinggi secara nyata, penilaian prospek perolehan
kembali pinjaman (recovery) yang bersangkutan memiliki bobot penting. Hal itu termasuk
perbedaan, jika ada, dalam prioritas tagihan untuk berbagai macam kelas hutang dan juga
nilai jaminan yang sekiranya dapat dieksekusi.
√
Jika ICRA Indonesia berkeyakinan bahwa pinjaman yang bersangkutan didukung oleh
jaminan yang sangat likuid dan mudah dijual dengan mekanisme eksekusi yang jelas dan
memiliki prioritas yang lebih tinggi jika terjadi gagal bayar, surat hutang tersebut dapat
diperingkat lebih tinggi (umumnya tidak lebih dari satu notch) daripada Peringkat Perusahaan.
√
Untuk kewajiban‐kewajiban “junior“ yang prioritas tagihannya lebih rendah (misalnya Hutang
Subordinasi dan Saham Preferen), Peringkat Surat Hutang pada umumnya akan lebih rendah
(biasanya satu notch) daripada Peringkat Perusahaan. Sekali lagi, perbedaan itu biasanya
tidak dibuat di kelompok atas peringkat investasi karena ketepatan waktu pembayaran,
sebagaimana telah dibahas, memiliki bobot yang jauh lebih besar daripada prospek
perolehan kembali pinjaman tersebut.
Seperti semua peringkat yang lain, Peringkat Perusahaan ICRA Indonesia juga memerlukan
penetapan penilaian (judgement) dan karena itu tidak ada yang sifatnya “satu untuk semua”. Setiap
kasus dianalisis secara objektif dan spesifik berdasarkan kekuatan dan kelemahannya ICRA Indonesia – Metodologi Pemeringkatan Perusahaan
Halaman 4 dari 6
Lampiran
SKALA PERINGKAT PERUSAHAAN ICRA INDONESIA – JANGKA PANJANG
[Idr]AAA
Peringkat kualitas kredit tertinggi yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit yang paling rendah. Peringkat ini hanya
merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk
surat hutang tertentu.
[Idr]AA
Peringkat kualitas kredit tinggi yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan yang
diperingkat memiliki risiko kredit yang rendah. Peringkat ini hanya merupakan opini
tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk surat hutang
tertentu.
[Idr]A
Peringkat kualitas kredit cukup yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit rata‐rata. Peringkat ini hanya merupakan opini
tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk surat hutang
tertentu.
[Idr]BBB
Peringkat kualitas kredit sedang yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit di atas rata‐rata. Peringkat ini hanya
merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk
surat hutang tertentu.
[Idr]BB
Peringkat kualitas kredit kurang yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit yang tinggi. Peringkat ini hanya merupakan
opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk surat hutang
tertentu.
[Idr]B
Peringkat kualitas kredit rentan yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit yang sangat tinggi. Peringkat ini hanya
merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk
surat hutang tertentu.
[Idr]C
Peringkat kualitas kredit paling rendah yang diberikan oleh ICRA Indonesia.
Perusahaan yang diperingkat memiliki risiko kredit yang ekstrim tinggi. Peringkat ini
hanya merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan
untuk surat hutang tertentu. [Idr]D
Perusahaan yang gagal bayar atau diperkirakan akan gagal bayar dalam waktu
dekat. Peringkat ini hanya merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan
secara umum dan bukan untuk surat hutang tertentu. Catatan:
Untuk golongan peringkat [Idr]AA sampai [Idr]C, tanda + (plus) atau – (minus) dapat ditambahkan
untuk menunjukkan posisi relatif mereka dalam kategori peringkat yang bersangkutan. Dengan
demikian, peringkat [Idr]AA+ berada satu tingkat lebih tinggi daripada [Idr]AA sedangkan [Idr]AA‐ satu
tingkat di bawah [Idr]AA.
ICRA Indonesia – Metodologi Pemeringkatan Perusahaan
Halaman 5 dari 6
SKALA PERINGKAT PERUSAHAAN ICRA INDONESIA – JANGKA PENDEK
[Idr]A1
Peringkat kualitas kredit sangat tinggi yang diberikan oleh ICRA Indonesia.
Perusahaan yang diperingkat memiliki risiko kredit yang paling rendah. Peringkat ini
hanya merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan
untuk surat hutang tertentu
[Idr]A2
Peringkat kualitas kredit tinggi yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan yang
diperingkat memiliki risiko kredit yang rendah. Peringkat ini hanya merupakan opini
tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk surat hutang
tertentu
[Idr]A3
Peringkat kualitas kredit sedang yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit lebih tinggi dibandingkan dengan yang
berperingkat [Idr]A2 atau [Idr]A1. Peringkat ini hanya merupakan opini tentang
kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk surat hutang tertentu
[Idr]A4
Peringkat kualitas kredit rendah yang diberikan oleh ICRA Indonesia. Perusahaan
yang diperingkat memiliki risiko kredit sangat tinggi. Peringkat ini hanya merupakan
opini tentang kualitas kredit perusahaan secara umum dan bukan untuk surat hutang
tertentu
[Idr]D
Perusahaan yang gagal bayar atau diperkirakan akan gagal bayar dalam waktu
dekat. Peringkat ini hanya merupakan opini tentang kualitas kredit perusahaan
secara umum dan bukan untuk surat hutang tertentu. Catatan:
Untuk peringkat [Idr]A1 sampai [Idr]A4, tanda + (plus) dapat ditambahkan untuk menunjukkan posisi
relatif mereka yang lebih kuat dalam kategori peringkat yang bersangkutan. Jadi peringkat [Idr]A1+
satu notch lebih tinggi dari peringkat [Idr]A1.
© Copyright, 2014, ICRA Indonesia. All Rights Reserved.
Semua informasi yang tersedia merupakan infomasi yang diperoleh oleh ICRA Indonesia dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan
kebenarannya, informasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA
Indonesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak
langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari informasi yang dimaksud. Semua informasi
harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang
dialami oleh pengguna informasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya.
* Dimodifikasi dan diterjemahkan dari Issuer Rating – A Note on Methodology dari ICRA Limited
ICRA Indonesia – Metodologi Pemeringkatan Perusahaan
Halaman 6 dari 6
Download