pendekatan untuk pemeringkatan surat berharga

advertisement
 ICRA Indonesia Rating Feature
Desember 2012
PENDEKATAN UNTUK PEMERINGKATAN
SURAT BERHARGA KOMERSIAL
Metodologi ICRA Indonesia untuk pemeringkatan surat berharga komersial (SBK) yang merupakan
instrumen hutang jangka pendek hampir sama dengan yang diterapkan untuk pemeringkatan surat
berharga jangka panjang. Perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa metodologi
pemeringkatan ICRA Indonesia untuk SBK berfokus pada penilaian posisi likuiditas jangka pendek
penerbitnya (emiten), yang juga mencerminkan risiko usaha dan risiko keuangan yang dihadapi oleh
emiten. Walaupun peringkat‐peringkat ICRA Indonesia biasanya dikeluarkan khusus untuk instrumen
yang diperingkat, peringkat jangka pendek pada umumnya memiliki kaitan dengan peringkat jangka
panjang yang diberikan kepada emiten yang bersangkutan. Selain fakta bahwa umumnya
instrumen‐instrumen surat hutang seperti SBK merupakan program berkelanjutan – yang dengan
demikian memerlukan penilaian mengenai peringkat atas surat hutang dengan jangka yang lebih
panjang – menurut pendapat ICRA Indonesia, risiko pembiayaan kembali (“refinancing”) atau akses
emiten terhadap sumber‐sumber dana yang lain juga akan sangat dipengaruhi oleh profil kredit
dengan jangka yang lebih panjang dari emiten yang bersangkutan.
Oleh karena itu, selain melihat faktor‐faktor jangka pendek seperti risiko usaha dalam jangka pendek
dan posisi likuiditas emiten, ICRA Indonesia juga akan melihat profil kredit jangka panjang emiten
pada saat memberikan peringkat jangka pendek terhadap instrumen surat hutang yang diterbitkan.
Tabel pemetaan berikut menunjukkan hubungan antara peringkat jangka pendek dan jangka panjang
ICRA Indonesia secara umum. Hubungan aktual yang terjadi tidaklah mutlak harus seperti yang
tergambar, karena gambar tersebut hanya merupakan petunjuk. Pada umumnya emiten yang
memperoleh peringkat spekulatif untuk surat hutang jangka panjangnya juga akan memperoleh
peringkat spekulatif untuk surat hutang jangka pendeknya.
Pemetaan ICRA Indonesia tentang Peringkat Jangka Panjang berbanding Peringkat Jangka Pendek:
ICRA Indonesia - Pendekatan Untuk Pemeringkatan Surat Berharga Komersial JANGKA PANJANG JANGKA PENDEK [Idr]AAA [Idr]AA+ [Idr]AA [Idr]AA‐ [Idr]A+ [Idr]A1+ [Idr]A [Idr]A‐ [Idr]BBB+ Kelas Layak [Idr]BBB Investasi [Idr]BBB‐ Kelas Tidak Layak Investasi/ Spekulatif [Idr]A1 [Idr]A2 [Idr]A3 [Idr]BB+ [Idr]BB [Idr]BB‐ [Idr]B+ [Idr]B [Idr]B‐ [Idr]C+ [Idr]C [Idr]C‐ [Idr]A4 [Idr]D [Idr]A5 Faktor‐faktor penting yang dipertimbangkan oleh ICRA Indonesia pada saat memberikan peringkat
untuk suatu program SBK adalah sebagai berikut:
RISIKO BISNIS
Risiko bisnis yang dihadapi oleh suatu emiten surat hutang adalah gabungan dari risiko industri di
sektor‐sektor produk utamanya dan posisi persaingannya dalam industri yang bersangkutan.
A. RISIKO INDUSTRI
Tujuan analisis ini adalah menilai daya tarik industri di mana emiten beroperasi. Aspek‐aspek yang
diteliti mencakup:
• Keadaan permintaan‐penawaran sekarang dan masa mendatang
• Intensitas persaingan
• Kerentanan terhadap barang impor
• Risiko peraturan
• Prospek industri‐industri pemakai produk/jasa emiten
• Intensitas modal kerja
• Prospek ke depan dari industri yang bersangkutan
B. POSISI PERSAINGAN EMITEN
Penilaian atas posisi persaingan emiten dalam suatu industri ditentukan berdasarkan efisiensi
operasionalnya dan posisinya di pasar. Hal‐hal yang menjadi penilaian adalah:
• Skala operasi
• Keunggulan teknologi yang dipakai
ICRA Indonesia - Pendekatan Untuk Pemeringkatan Surat Berharga Komersial
Page 2 of 5
• Kekuatan dan posisi biaya modal
• Keunggulan lokasi dalam hal kedekatan dengan sumber bahan baku maupun pasar
• Efisiensi operasi (profitabilitas, reject rate, pemakaian energi dsb)
• Posisi di pasar sebagaimana yang tercermin dari pangsa pasar, kemampuan menaikkan harga jual,
bentangan jaringan distribusi dan hubungan dengan para pelanggan utama.
Biasanya perbandingan dengan perusahaan yang sejenis dan setingkat akan dilakukan untuk menilai
faktor‐faktor di atas.
RISIKO KEUANGAN
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan posisi keuangan emiten dan kecukupan arus kasnya
dimasa mendatang dibandingkan dengan kewajiban‐kewajiban pembayaran hutangnya. Aspek aspek
yang dianalisis secara rinci dalam konteks ini adalah:
Laba operasi: fokus analisis adalah untuk menentukan aliran laba operasi dan perbandingannya
dengan perusahaan yang sejenis.
Rasio hutang: tujuannya adalah untuk memastikan tingkat hutang dibandingkan dengan dana sendiri
yang dimiliki emiten, dan dilihat dalam hubungannya dengan risiko‐risiko bisnis yang dihadapi oleh
emiten.
Rasio kemampuan membayar hutang: yaitu melakukan penilaian terhadap rasio kemampuan
membayar hutang seperti kemampuan membayar bunga dan Arus Kas Akrual Bersih/Total Hutang.
Intensitas modal kerja: analisis ini melakukan penilaian mengenai indikator‐indikator yang penting
bagi modal kerja misalnya piutang, persediaan dan hutang usaha, demikian pula perbandingannya
dengan perusahaan yang sejenis.
Kualitas laporan keuangan: Dalam hal ini kebijakan akuntansi, catatan mengenai perhitungan dan
pendapat auditor akan diperiksa. Setiap penyimpangan dari praktik akuntansi yang umum dicatat,
dan laporan‐laporan keuangan emiten akan disesuaikan untuk merefleksikan dampak dari
penyimpangan tersebut.
Kewajiban kontinjensi/kewajiban di luar neraca: Dalam hal ini, kemungkinan adanya kewajiban
kontinjensi/kewajiban di luar neraca untuk jangka pendek dan akibat‐akibatnya akan dievaluasi.
Likuiditas dan fleksibilitas keuangan
Dalam jangka pendek, kewajiban pembayaran hutang seperti SBK biasanya dilakukan melalui
pembiayaan kembali. Karena itu, kemampuan emiten untuk membiayai kembali SBK tersebut akan
dinilai berdasarkan:
• Ketersediaan fasilitas modal kerja atau fasilitas pinjaman lain dari bank atau lembaga keuangan
yang belum dipergunakan. Umumnya emiten dengan peringkat A1+/A1 untuk
SBK‐nya memiliki
fasilitas yang dimaksud, dan cukup untuk menutupi program surat berharga yang bersangkutan.
• Kualitas dan sifat dari aktiva lancar emiten
• Dukungan/komitmen dari pemegang saham/perusahaan‐perusahaan lain yang merupakan grup‐nya
• Sumber‐sumber pendanaan lainnya yang dimiliki oleh emiten, misalnya investasi yang mudah
dicairkan.
Selain faktor‐faktor tersebut, dalam menentukan posisi likuiditas dan fleksibilitas keuangan emiten,
kemampuannya untuk mendapatkan dana dengan cepat juga dinilai. Pada akhirnya, kemampuan
tersebut ditentukan oleh posisi emiten di mata (dan hubungannya dengan) bank, lembaga keuangan
dan perantara lainnya.
ICRA Indonesia - Pendekatan Untuk Pemeringkatan Surat Berharga Komersial
Page 3 of 5
Kecukupan Arus Kas Dimasa Mendatang
Karena tujuan utama kegiatan pemeringkatan adalah untuk menilai kemampuan pembayaran hutang
emiten, ICRA Indonesia membuat proyeksi mengenai kemungkinan posisi keuangan emiten ke depan
dalam berbagai skenario.
Proyeksi dibuat berdasarkan kinerja operasi dan keuangan emiten selama tiga sampai lima tahun
terakhir, pandangan ICRA Indonesia tentang industri yang bersangkutan dan rencana bisnis jangka
menengah dari emiten.
Analisis sensivititas juga dilakukan terhadap beberapa hal yang dianggap sebagai variabel utama,
seperti harga jual, biaya bahan baku dan kebutuhan modal kerja. Juga sangat penting membuat
proyeksi pengeluaran modal dan kewajiban pengembalian hutang jangka pendek, karena hal‐hal
tersebut akan langsung mempengaruhi posisi likuiditas.
Oleh karena surat berharga yang diterbitkan adalah surat hutang jangka pendek, sebagaimana telah
dibahas sebelumnya, peringkat akan lebih menekankan pada parameter yang terkait dengan
likuiditas dan arus kas. Dengan demikian, parameter‐parameter yang sangat penting untuk
diproyeksikan adalah:
• Profitabilitas dan kestabilan indikator kemampuan membayar hutang
• Tingkat hutang terhadap modal
• Posisi likuiditas secara keseluruhan
• Perkiraan arus kas bebas, arus kas yang ditahan, arus kas surplus/defisit, penggunaan pinjaman
dibandingkan dengan jumlah yang bisa ditarik dan fasilitas yang dimiliki.
KUALITAS PEMEGANG SAHAM/MANAJEMEN
Peringkat SBK adalah peringkat yang bersifat jangka pendek. Analisis pada segmen ini terfokus pada
penilaian kekuatan kelompok usaha yang dapat memberikan dukungan bagi emiten pada saat
dibutuhkan, selain rencana‐rencana bisnisnya sehubungan dengan pengeluaran biaya modal dan
investasi. Yang juga penting adalah kemungkinan arus kas emiten digunakan untuk mendukung
perusahaan‐perusahaan lain di dalam kelompoknya jika emiten merupakan salah satu perusahaan
yang terkuat di dalam kelompok tersebut. Dalam meneliti aspek ini, dialog yang rinci dengan
manajemen akan dilakukan, untuk memahami tujuan, rencana, strategi bisnis serta
pandangan‐pandangannya tentang kinerja perusahaan dimasa lalu, selain perkiraan tentang industri
yang bersangkutan dalam masa mendatang. Hal‐hal lain yang dinilai adalah:
• Pengalaman para pemegang saham/manajemen dalam bidang yang bersangkutan
• Komitmen para pemegang saham/manajemen terhadap bidang yang digeluti
• Sikap para pemegang saham/manajemen terhadap pengambilan dan pengendalian risiko
• Kebijakan‐kebijakan emiten tentang rasio hutang, pengelolaan ketidaksesuaian waktu jatuh tempo
(mismatch), risiko bunga dan risiko mata uang
• Rencana‐rencana emiten tentang proyek baru, akuisisi, ekspansi dan lain-lain
• Kekuatan bisnis‐bisnis lain dalam grup bisnis yang sama dengan emiten
• Kemampuan dan kemauan grup untuk mendukung emiten melalui langkah‐langkah seperti
penambahan modal, jika diperlukan.
Sebagai kesimpulan, untuk sebuah program SBK, walaupun fokus utamanya adalah pada penilaian
likuiditas dan fleksibilitas keuangan emiten sebagaimana yang tercermin pada ketersediaan fasilitas
kredit, likuiditas investasi, adanya dukungan kelompok usaha dan faktor‐faktor lainnya, pendekatan
pemeringkatan ICRA Indonesia menempatkan fundamental bisnis dan keuangan emiten sebagai
sesuatu yang sangat penting.
ICRA Indonesia - Pendekatan Untuk Pemeringkatan Surat Berharga Komersial
Page 4 of 5
© Copyright, 2012, ICRA Indonesia. All Rights Reserved.
Semua informasi yang tersedia merupakan infomasi yang diperoleh oleh ICRA Indonesia dari sumber-sumber yang dapat
dipercaya keakuratan dan kebenarannya. Walaupun telah dilakukan pengecekan dengan memadai untuk memastikan
kebenarannya, informasi yang ada disajikan 'sebagaimana adanya' tanpa jaminan dalam bentuk apapun, dan ICRA
Indonesia khususnya, tidak melakukan representasi atau menjamin, menyatakan atau menyatakan secara tidak
langsung, mengenai keakuratan, ketepatan waktu, atau kelengkapan dari informasi yang dimaksud. Semua informasi
harus ditafsirkan sebagai pernyataan pendapat, dan ICRA Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang
dialami oleh pengguna informasi dalam menggunakan publikasi ini atau isinya.
* Diadopsi, dimodifikasi dan diterjemahkan dari Approach for Rating Commercial Papers dari ICRA Limited
ICRA Indonesia - Pendekatan Untuk Pemeringkatan Surat Berharga Komersial
Page 5 of 5
Download