PERTEMUAN IX PRINSIP KETERBUKAAN DAN PENYAMPAIAN INFORMASI PUBLIK Di dalam dunia usaha, terdapat prinsip-prinsip dasar berusaha yang sehat yang harus ditegakkan, yaitu: Fairness & Transparancy (Kejujuran dan Keterbukaan); Accountability (Pertanggungjawaban); Consistensy (Konsistensi); Equal Opportunity (Kesempatan Berusaha yang Sama). Dari berbagai pendapat para pengamat, dapat disimpulkan bahwa yang dibutuhkan untuk tumbuh berkembangnya sistem perekonomian adalah: 1. Adanya sistem politik dan infrastrukturnya yang menjamin kepastian berusaha; 2. Ketaatan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good Corporate Governance); 3. Ketaatan pada kewajiban transparansi dan audit eksternal; 4. Pasar modal yang efisien dan transparan; 5. Sistem perbankan yang independen dan transparan; 6. Sistem hukum yang dihormati dan ditegakkan; 7. Perbedaan yang jelas antara regulator dengan operator; 8. Penyebaran informasi dan media yang independen. Dalam rangka membangun pasar modal yang efisien dan transparan, salah satu prinsip yang ditegakkan dalam ketentuan perundang-undangan di bidang pasar modal adalah prinsip keterbukaan (“Full Disclosure”), yang harus dipatuhi dan dipenuhi oleh setiap perusahaan publik (Emiten) khususnya, serta pelaku pasar modal lainnya yang terkait. Dengan prinsip keterbukaan ini maka perlindungan terhadap investor dapat dilakukan, karena itu merupakan kewajiban mutlak yang harus dilaksanakan oleh perusahaan publik (Emiten). Emiten wajib menyampaikan informasi secara LENGKAP (utuh, tidak ada yang tertinggal atau disembunyikan/disamarkan/tidak disampaikan) dan AKURAT (mengandung kebenaran dan ketepatan yang dapat dipertanggungjawabkan). Baik Emiten dan atau pelaku pasar modal lainnya yang terkait dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum apabila informasi yang disampaikan tidak akurat atau tidak benar atau menyesatkan, apalagi yang semata-mata ditujukan sebagai “window dressing” untuk menarik investor. Prinsip Keterbukaan (Full Disclosure) yang menjadi kewajiban Emiten ini merupakan prinsip yang berkesinambungan (Continously Disclosure), yang mana kewajiban untuk menyampaikan kebenaran informasi itu meliputi tahapan: Pada saat melakukan penawaran umum (primary market); Setelah Emiten mencatatkan dan memperdagangkan efeknya di Bursa (secondary market); Apabila terjadi peristiwa penting yang sepatutnya diketahui oleh publik/investor. Beberapa peraturan Bapepam LK yang mendukung penerapan prinsip keterbukaan, antara lain: 1. Peraturan No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan; 2. Peraturan No. IX.C.3 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD); 3. Peraturan No. IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu; 4. Peraturan No. IX.F.1 tentang Penawaran Tender; 5. Peraturan No. IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka; 6. Peraturan No. X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan kepada Publik; 7. Peraturan No. X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Berkala; 8. Peraturan No. X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum; 9. Peraturan No. X.K.5 tentang Keterbukaan Informasi bagi Emiten atau Perusahaan-perusahaan yang Dimohonkan Pailit; Beberapa prinsip yang wajib dijalankan dan informasi penting yang wajib segera disampaikan adalah: (a) melakukan transaksi secara jujur, benar, dan demi kepentingan semua pemegang saham, dan larangan melakukan transaksi yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. (b) menyampaikan informasi sehubungan dengan realisasi penggunaan dana. (c) menyampaikan informasi sehubungan dengan proses pengambilalihan. (d) menyampaikan informasi perusahaan terbuka. (e) menyampaikan informasi atau fakta material atau peristiwa yang mungkin berpengaruh kepada harga efek kepada publik. (f) menyampaikan informasi sehubungan dengan tujuan, sasaran, usaha, dan strategi perseroan. (g) menyampaikan informasi sehubungan dengan status pemegang saham utama dan pemegang saham lainnya serta informasi terkait mengenai pelaksanaan hak-hak pemegang saham. (h) menyampaikan informasi sehubungan dengan kepemilikan saham silang dan jaminan utang secara silang. (i) faktor risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim usaha dan faktor risiko. sehubungan dengan pembelian saham (j) klaim material yang diajukan oleh dan atau terhadap perseroan, dan perkara yang melibatkan perseroan, baik di badan peradilan maupun badan arbitrase. (k) benturan kepentingan yang mungkin akan terjadi dan atau yang sedang berlangsung. *** OXXE ***